You are on page 1of 19

KONSEP BRAIN, BEAUTY AND BEHAVIOR (3B) PADA

PROFESI PUBLIC RELATIONS

Intan Mustafa
intanbahy5@gmail.com
Universitas Nusa Nipa Maumere

ABSTRACT

Qualification of Public Relations becomes a basic requirement for a company or organization.


One of them is through the work of the front office in the banking industry. This study intends
to examine the concept of 3B (Brain, beauty and behavior) into a work system based on Public
Relations qualifications. with data collection techniques through interviews and observations
to customers and front office employees at several banks in Sikka Regency. The results of data
analysis carried out related to the implementation of the 3B concept are categorized based on
the public relations qualifications namely: 1). Brain (A. ability to communicate ability in
communication management based on 2 things, namely, knowledge and skill, b) Ability to
Organize: Front officers are able to act as problem solvers in finding strategic solutions to
problems related to products and services from banks. 2) Beauty (a. personal integrity, which
includes 2 things namely a modest personality, and friendly and dress ethics, which contain
aesthetic and ethical values 3) Behavior (a. Ability to get on with people, relationships based
on customer satisfaction and providing good service. b. Imagination, insight and understanding
of customer characteristics and mastering concepts, implementation in solving each problem
responsibly and quickly). From the results of the research conducted, it was found that the front
office performance in the banking industry has so far reflected the standard of a public relations
officer.

Keywords: Brain, Beauty and Behavior, Public Relations

ABSTRAK

Kualifikasi Public Relations menjadi kebutuhan mendasar bagi suatu perusahaan atau
organisasi. Salah satunya melalui kerja front office pada industri perbankan. Penelitian ini
bermaksud mengkaji konsep 3B (Brain, beauty and behavior) ke dalam sebuah sistem kerja
yang berdasarkan kualifikasi Public Relations. Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi kepada
nasabah dan karyawan front office pada beberapa bank yang ada di Kabupaten Sikka. Hasil
analisis data yang dilakukan terkait implementasi konsep 3B dikategorikan berdasar pada
kualifikasi public relations, yakni: 1). Brain (a. ability to communicate, yakni kemampuan
dalam manajemen berkomunikasi berdasarkan pada 2 hal, yakni knowledge dan skill, b. Ability
to Organize: Front office mampu berperan sebagai problem solver dalam mencari solusi yang
strategis pada masalah terkait produk dan jasa dari bank. 2) Beauty (a. personal integrity, yang
mencakup 2 hal yaitu kepribadian yang bersahaja, serta ramah dan etika berbusana, yang
mengandung nilai estetika serta etis. 3) Behavior (a. Ability to get on with people, relasi
berdasarkan kepada kepuasan nasabah serta memberikan good service. b. Imagination,
wawasan dan pemahaman terhadap karakteristik nasabah serta menguasai konsep,
implementasi dalam pemecahan setiap masalah secara tanggap dan cepat). Dari hasil penelitian
yang dilakukan ditemukan bahwa kinerja front office pada industri perbankan sejauh ini mampu
mencerminkan standar seorang public relations officer.

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 105


Kata Kunci: Brain, Beauty and Behavior, Public Relations

PENDAHULUAN keberadaan produk di pasar, sehingga


Public Relations sebagai mempunyai andil dalam kesadaran
aktifitas komunikasi yang terencana merek bagi perusahaan. (Kotler &
memiliki peran penting dalam tatanan Keller, 2009:37).
manajemen dalam suatu organisasi.
Keberadaan Public Relations Public Relations merupakan
memudahkan suatu perusahaan untuk satu mekanisme yang dapat
berkomunikasi dengan stakeholder- menghubungkan produsen dengan
nya, baik itu dalam skala internal konsumen atau organisasi dengan
maupun eksternal relations. Melalui publiknya secara efektif dan dapat
berbagai kegiatan yang terencana, menciptakan ketergantungan
Public Relations diharapkan dapat organisasi dengan publiknya
mencapai tujuan perusahaan, yakni (Yulianita, 2001:11). Meskipun
menciptakan serta mempertahankan penempatan PR tidak harus berada
keberadaan perusahaan sehingga pada bagian state of being atau divisi
menimbulkan adanya good will (citra khusus dalam sebuah korporasi,
yang baik) mutual understanding namun kemampuan technique of
(saling pengertian), dan mutual communication menjadi suatu
confidence (saling mempercayai) tuntutan yang wajib dimiliki oleh
antara organisasi dengan publik, setiap karyawan yang berada pada
begitupun sebaliknya. Professional tingkatan management hingga Top
Public Relations Officer dituntut Excecutive. Menurut Rachmat
dapat menjadi mediator, kreator, Kriyantono, (2008:21), fungsi atau
konseptor, sekaligus komunikator peranan Public Relations adalah
dengan cara mengoptimalkan dan tentang harapan publik terhadap apa
memberdayakan apa yang ada dan yang seharusnya dilakukan oleh
berkembang dalam masyarakat. Hal Public Relations sesuai dengan
ini sejalan dengan pengertian dari kedudukannya sebagai seorang
komunikasi pemasaran yang Public Relations Officer. Jadi, Public
merupakan usaha untuk Relations dikatakan berfungsi apabila
menyampaikan pesan kepada publik dia mampu melakukan tugas dan
terutama konsumen sasaran mengenai kewajibannya dengan baik, berguna
atau tidak dalam menunjang tujuan

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 106


perusahaan dan menjamin kepetingan konsep 3B (Brain, Beauty and
publik. Behavior) dikaji berdasarkan lingkup
kerja PR untuk dijadikan kategorisasi
Salah satu contoh
tersendiri guna mengukur standar
implementasi kerja PRO adalah pada
kualifikasi PR secara professional
karyawan Front Office pada industri
dengan mengintegrasikan 3 definisi,
jasa keuangan perbankan.
yakni pengetahuan, (expertise),
Pertumbuhan dan perkembangan
keahlian (skill) dan etika profesi
industri perbankan di tengah
(ethics).
masyarakat, menuntut kehandalan
setiap bagian atau lini yang bekerja Kehadiran media digital saat
ekstra untuk mempertahankan ini turut berkontribusi terhadap
atmosfir kerja yang siap bersaing. kebebasan interpretasi khalayak pada
Sistem perekrutan menjadi indikator keberadaan sebuah perusahaan atau
penting dalam menilai standar dari organisasi. Berbagai kemudahan
kualitas sumber daya manusia (SDM) informasi disajikan tanpa melalui
calon karyawannya. Biasanya setiap filter yang jelas. PR di era digital
bank menerapkan standar yang dituntut untuk mampu menjadi
berbeda disesuaikan dengan tingkat problem solver pada beberapa kasus
kebutuhan dan target pencapaian. terkait asumsi masyarakat yang
Perusahaan perbankan memiliki terlanjur memercayai kualitas atau
standart yang cukup tinggi dalam mutu suatu produk atau jasa yang
sistem perekrutan karyawan, ditawarkan dari suatu perusahaan
khususnya yang menempati posisi tanpa melalui suatu uji kelayakan
depan seperti satuan pengamanan secara langsung sebagai customer
(satpam), teller serta customer atau konsumen pada perusahaan atau
service. Penerapan standar organisasi tersebut. Implikasinya
kualifikasi yang cukup tinggi dalam adalah hadirlah tipe masyarakat yang
mempekerjakan karyawan front office kritis, reaktif dan responsif terkait
dikarenakan pada lini atau bagian ini produk dan jasa suatu perusahaan.
langsung berhubungan dengan Oleh karena itu, keberadaan front
pelanggan (customer). Yang office menjadi indikator dalam
diharapkan dari kualifikasi pada perumusahan kualitas suatu
pekerja Front Office adalah perusahaan melalui kerja customer
interprestasi dari konsep diri yang service.
excellence dalam berhadapan dengan
Suatu problem yang cukup
nasabah. Untuk menerjemahkan citra
dilematis, ketika pertanyaan terkait
diri yang excellence inilah, kehadiran
konsep 3B ini ditujukan kepada

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 107


pekerja front office, apakah sudah kuat). Pada penelitian ini, peneliti
terpenuhi semua kriteria dari konsep berupaya memetakan kelima
3B tersebut? Pada kenyataannya kualifikasi PR ini ke dalam konsep 3B
bahwa masih banyak yang memiliki yang mewakili, brain, beauty dan
kesalahan tafsir terkait pemahaman behavior khusus pada pekerja font
mengenai brain, beauty dan behavior. office industri bank.
Brain sendiri mengandung pengertian
METODE PENELITIAN
tentang kecerdasan, namun apakah Metode penelitian adalah
kecerdasan bagi seorang pekerja front proses, prinsip dan prosedur yang kita
office merupakan kecerdasan gunakan untuk mendekati problem
berdasarkan kemampuan akademik dan mencari jawaban. Dengan kata
atau terkait dengan tuntutan untuk lain metode penelitian adalah suatu
harus berwawasan luas? Sedangkan pendekatan ilmu untuk mengkaji
konsep Beauty yang merupakan topik penelitian. (Mulyana, 2004:30)
definisi cantik sebenarnya mengacu
kepada postur tubuh yang ideal, Pendekatan yang digunakan
dengan pemenuhan kriteria seperti, dalam penelitian ini adalah
memiliki postur tinggi, berkulit putih pendekatan kualitatif. Pendekatan
mulus, sampai perawakan yang sexy. kualitatif merupakan pendekatan
Sedangkan behavior, tidak hanya yang memanfaatkan sistem
cukup dengan kata “baik” dalam wawancara terbuka untuk menelaah
bertindak dan berperilaku. dan memahami sikap, pandangan,
perasaan dan perilaku individu atau
Mengacu kepada realitas di sekelompok orang. Penelitian ini
atas, penting untuk mengolaborasikan mendeskripsikan tentang bagaimana
implementasi dari Brain, Beauty and sistem kerja karyawan front office
Behavior yang mengacu kepada dalam impementasi konsep 3B
kualifikasi PR, yang mana menurut (Brain, Beauty and Behavior).
Soemirat dan Elvinaro Ardianto
(2012:159-160), kualifikasi profesi Pendekatan yang digunakan
Public Relations itu sendiri mencakup adalah pendekatan kualitatif.
Ability to communicate (kemampuan Pendekatan kualitatif merupakan
berkomunikasi), Ability to organize pendekatan yang memanfaatkan
(kemampuan mengorganisasi), sistem wawancara terbuka untuk
Ability to get on with people menelaah dan memahami sikap,
(kemampuan bergaul), Personal pandangan, perasaan dan perilaku
integrity (berkepribadian jujur). individu atau sekelompok orang.
Imagination (memiliki imajinasi yang

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 108


Jenis penelitian yang Teknik analisis yang
digunakan adalah jenis penelitian digunakan, yakni reduksi data, di
deskriptif yang didukung dengan data mana peneliti mengambil data – data
kualitatif. Penelitian kualitatif lebih valid melalui wawancara dan
mementingkan suatu makna dan tidak observasi yang nantinya akan
ditentukan oleh kuantitasnya, di mana dideskripsikan kedalam narasi pada
data yang dikumpulkan terutama bagian pembahasan.
kata-kata, kalimat, atau gambar yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
memiliki lebih dari sekedar angka Konsep Brain, Beauty, and
atau frekuensi/jumlah, dengan Behavior pada karyawan Front
demikian laporan penelitian akan Office Ability to Communicate:
berisi kutipan. Kutipan data untuk Brain;
memberi gambaran penyajian laporan Brain secara harfiah
yang mungkin berasal dari naskah mengandung pengertian “otak”. Perlu
wawancara, catatan, lapangan, foto, ada pemahaman yang lebih terkait
videotape, dokumen pribadi, catatan pengertian otak itu sendiri. Secara
atau memo, dan dokumen resmi teori menyebutkan bahwa tolak ukur
lainya (Moleong, 2004:11). kecerdasan tidak hanya diukur
Teknik pengumpulan data melalui intelligence quotient (IQ),
yang digunakan dalam penelitian ini namun juga pada emotional quotient
mengacu kepada teknik pengumpulan (EQ). Biasanya bagian HR (Human
data kualitatif. Terdapat dua teknik Resources) dalam sistem perekrutan
pengumpulan data. Wawancara karyawan memiliki sistem penilaian
adalah merupakan pertemuan dua terhadap dua kecerdasan tersebut
orang untuk bertukar informasi dan diatas terhadap calon karyawannya
ide melalui tanya jawab, sehingga ini. Intelligence quotien (IQ)
dapat dikonstruksikan makna dalam mengacu kepada bagaimana
suatu topik tertentu, yakni melalui kemampuan karyawan secara
observasi terhadap aktivitas intelektual dan emotional quotient
pelayanan karyawan Front Office (EQ), lebih menekankan kepada
kepada nasabah, serta wawancara bagaimana pola sikap, kepribadian
medalam yang dilakukan kepada dan ketahanan secara emosional dari
obyek penelitian, yaitu karyawan karyawan dalam menghadapi setiap
Front Office, serta kepada beberapa tekanan dalam pekerjaan.
nasabah yang telah dipilih Dalam dunia kerja yang
berdasarkan kriteria snow ball semakin kompetitif, kemampuan
sampling. seseorang menangani beban kerja,

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 109


stres, interaksi sosial, pengendalian Seseorang yang memiliki
diri menjadi kunci penting dalam kesadaran diri yang tinggi
keberhasilan perusahaan atau akan paham bagaimana
instansi. Seseorang yang sukses hal-hal tersebut dapat
dalam pekerjaan biasanya adalah berdampak pada orang lain
orang yang mampu mengelola dirinya secara baik dan positif.
sendiri, memotivasi diri sendiri dan Umumnya, orang dengan
orang lain, dan secara sosial memiliki kesadaran diri yang baik
kemampuan dalam berinteraksi juga dapat mengatasi kritik
secara positif dan saling membangun dari orang lain dengan
satu sama lain. Untuk itu penerapan baik..
kecerdasan lewat pola komunikasi
yang baik, pola pergaulan yang baik, Implementasi gaya
itu sangat penting. Berdasarkan hasil berkomunikasi pada setiap
wawancara yang dilakukan, karyawan dalam dunia
ditemukan bahwa, kapasitas perbankan sebenarnya
kemampuan intelektual yang kadang memiliki standar yang
menjadi prioritas dalam perekrutan relatif sama. Bahwa
karyawan, ternyata tidak memberikan hakikat berkomunikasi
jaminan dalam kemampuannya merupakan bagian penting
terkait implikasi didunia kerja. Secara dalam memberikan
praktis di dunia kerja, kapasitas brain pelayanan yang prima.
menyiratkan tidak hanya sekedar Kesadaran diri yang baik
memiliki kemampuan intelektual akan memberikan fungsi
secara akademis saja, Kecerdasan kontrol yang baik pula pada
secara emosional ternyata menjadi bagaimana upaya
prioritas atau tolak ukur bagaimana memuaskan customer atau
penilaian terhadap kinerja dari nasabah. Self awareness
karyawan tersebut. Ketiga hal memberikan jaminan bagi
tersebut yakni: karyawan, khususnya yang
a. Self- awareness atau menempati posisi front
kesadaran diri office dalam mengatur pola
Berbicara mengenai komunikasi baik secara
tingkat kesadaran verbal maupun non verbal.
seseorang akan dirinya
sendiri, termasuk kelebihan Basic pertama yang harus
dan kekurangan yang dimiliki oleh seorang
dimiliki dirinya tersebut. Public Relations Officer

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 110


adalah memiliki self regulation atau
manajemen komunikasi kemampuan
yang baik. Kemampuan mengekspresikan diri,
dasar komunikasi ini yakni pada knowledge atau
penting, karena pekerjaan pengetahuan, seorang
PR bersinggungan pekerja front office wajib
langsung dengan opini memiliki pengetahuan
publik. Manajemen yang excellence terkait
reputasi akan dikelola semua aktivitas perusahaan
dengan baik, jika PRO yang berhubungan dengan
mampu menempatkan produk dan jasa yang ingin
prinsip - prinsip tersebut diketahui oleh nasabah.
diatas untuk menjawabi Sedangkan pengetahuan
semua kebutuhan yang excellence tersebut
informasi dari akan berguna jika
stakeholders, khususnya didukung dengan etika
kepada nasabah. penyampaian kepada
nasabah atau customer
b. Self- regulation atau dengan baik pula.
kemampuan Kemampuan
mengekspresikan diri mengekspresikan diri
Berbicara mengenai menjadi fondasi kuat dalam
kemampuan seseorang pemenuhan kepuasan
agar mampu mengatur nasabah dari segi
kapan dan bagaimana ia keterpenuhan keinginan
mengekspresikan akan produk dan jasa oleh
perasaannya khususnya nasabah atau customer.
perasaannya kepada orang Dari hasil pengumpulan
lain. Orang dengan data yang dilakukan,
kemampuan didapati bahwa pekerjaan
mengekspresikan diri yang front office, rentan terhadap
baik biasanya dapat berbagai masalah
menyalurkan emosinya dan komunikasi yang terjadi.
berkomunikasi dengan Ekspektasi nasabah akan
cara yang dewasa dan layanan yang prima dan
terlatih dalam menahan cepat, menuntut setiap
emosi tersebut jika perlu. pekerja front office untuk
Salah satu indikasi dalam bekerja cepat dan reaktif.

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 111


Front Office harus mampu Fronf Office harus
menjaga relasi komunikasi memiliki responsibility
yang baik kepada nasabah, yang baik, sehingga
khusunya pada nasabah mampu mendeteksi
yang minim pengetahuan keinginan dan kebutuhan
tentang produk atau jasa nasabah dalam waktu yang
yang dimiliki oleh bank singkat.
tersebut, atau pada nasabah
yang melakukan komplain c. Keterampilan interpersonal
atas pelayanan yang dirasa atau people skills
tidak sesuai dengan
Berbicara mengenai
harapan dari mereka.
Knowledge atau kemampuan seseorang
pengetahuan yang baik dalam membangun
bagi seorang pekerja front interaksi dan kepercayaan
office harus memiliki
dengan orang lain dalam
muatan standar pada unsur
seperti kecakapan dalam sebuah tim atau unit kerja.
komunikasi verbal, yakni Dengan keterampilan
bagaimana artikulasi dan interpersonal yang
kemampuan pemilihan
mumpuni, orang-orang pun
bahasa yang baik dan jelas,
sehingga segala informasi dapat berelasi dan
terkait apa yang mengerjakan tugasnya
dibutuhkan oleh nasabah dengan lebih baik, terutama
dapat tersampaikan dengan
karena sekarang semua
baik. Oleh karena itu,
knowledge harus diimbangi serba bergantung pada
dengan skill berkomunikasi komunikasi yang baik.
yang tepat. Salah satunya Bekerja pada lini front
melalui pemilihan kalimat office berarti siap
yang mampu mengedukasi, menghadapi segala
menginformasikan, hingga konsekuensi yang
dapat mempersuasi datangnya dari nasabah.
nasabah terkait produk dan Pada prinsipnya, nasabah
jasa dari bank tersebut. adalah pihak yang tidak
mau tahu dalam kondisi

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 112


apapun, segala kebutuhan, Memahami psikologis
keinginan dan bahkan setiap nasabah, khususnya
keluhan harus direspon dalam menyikapi keluhan
cepat oleh petugas bank dan ketidaktahuan nasabah
yang ia temui. Analisis menjadi sebuah keharusan
kebutuhan nasabah bagi pekerja front ofiice.
memiliki berbagai Hasil wawancara kepada
tingkatan yang berbeda. nasabah, didapatkan
Pemetaan nasabah dibagi informasi bahwa, harapan
berdasarkan jumlah dan nasabah terkait sistem
besaran investasi yang pelayanan dalam dunia
dipercayakan nasabah perbankan mengacu
kepada bank tersebut. Ada kepada dua hal, yakni
sebagian nasabah yang waktu, bagaiamana
masuk dalam tipe nasabah efektifitas waktu yang
prioritas yang mana secara cepat dalam merespon
kualitas dan mutu nasabah, serta solusi yang
pelayanan mesti diberikan, harus mampu
mendapatkan service yang menjawab apa yang
prima, mulai dari waktu dibutuhkan nasabah.
dan tempat yang sengaja Kedua hal tersebut menjadi
diberikan oleh pihak bank. acuan bagi penilaian kerja
front office.
Robinson (dalam
Goldhaber, 1990:89) Menyadari bahwa nasabah
mendefinisikan publik memiliki latar belakang
sebagai sekelompok orang pendidikan, pekerjaan,
yang memiliki kepentingan serta karakter yang
yang sama. Sementara berbeda, diharapkan
pesan publik adalah yang mampu memberikan solusi
ditujukan untuk mencapai bagi front office, untuk
banyak orang atau yang bagaimana
berpotensi mencapai mengintegrasikan segala
banyak orang. Kondisi perbedaan ini ke dalam
seperti inilah yang suatu bentuk service yang
menuntut kerja cepat dan excellence.
reaktif dari front office
sebagai problem solver.

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 113


Mampu mengorganisir Menciptakan kesan pertama yang
komplain dari nasabah, positif dengan tetap berpenampilan
menjadi bagian dari konsep terbaik, maka seorang karyawan
brain pada 3B. Perlu dapat menjadi pribadi yang menarik
disadari bahwa, pula. Setiap karyawan sangat
pengetahuan dan skill tidak menyadari bahwa begitu pentingnya
hanya sekedar pada momen kesan pertama dalam hal
pertukaran informasi, apapun. Tidak hanya dari sikap, tetapi
namun lebih dari itu juga tentunya penampilan atau gaya
kemampuan untuk dapat berbusana seseorang.
mengorganisir persoalan Sudah menjadi sifat manusia
yang terkait dengan bahwa mereka suka menilai orang
perusahaan dan publiknya berdasarkan apa yang mereka lihat.
menjadi tolak ukur Manusia cenderung merumuskan
kompetensi seorang public pendapat awal tentang seseorang
relations officer bahkan sebelum mereka benar-benar
Beauty berbincang-bincang bersama. Hal
Personal Integrity. tersebut menandakan bahwa pakaian
Mengkaji tentang “beauty” yang kita kenakan akan memiliki efek
pada brain, beauty and behavior, langsung pada asumsi setiap orang
mengacu kepada konsep “cantik” itu tentang kita. Pakaian dapat
sendiri yang berarti fisik yang baik meningkatkan status sosial di
dan sempurna. Apalagi jika pekerjaan lingkungan pekerjaan. Pakaian yang
yang mengharuskan untuk selalu di kenakan dapat membantu
berhubungan dan berintekarsi dengan meningkatkan reaksi nasabah atau
banyak orang dari berbagai tingkatan. customer terhadap karyawan
Kodisi fisik menjadi daya tarik khususnya pada lini pekerjaan yang
tersendiri dalam prospek sebuah langsung bersinggungan dengan
produk ataupun jasa kepada calon banyak orang. Lingkungan sosial
customer. Tidak dapat dipungkiri adalah suatu hal yang pada dasarnya
bahwa pekerjaan yang berhubungan sangat erat kaitannya dengan masalah
dengan dunia perbankan biasanya di visual. Seseorang yang berpakaian
dominasi oleh para pekerja yang baik biasanya akan lebih mengalami
berparas cantik dan menarik. Banyak perlakuan yang lebih baik ketimbang
orang berkata “Don’t judge the book seseorang yang berpenampilan biasa
by its cover”, namun kenyataan hidup saja. Tidak peduli orang tersebut
yang kita hadapi selalu dinilai siapa dan apa jabatannya.
berdasarkan apa yang kita lihat.

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 114


Pakaian yang kita kenakan berpenampilan itulah yang membuat
dapat menunjukkan karakter kita di apa yang dikenakan menjadi hal yang
mata para orang-orang asing yang harus mendapat porsi tersendiri oleh
belum mengenal kita lebih dalam setiap orang. Tak hanya dalam
pada suatu lingkungan sosial. Karena kehidupan pribadi maupun sosial, tapi
dalam lingkungan sosial dengan juga mencakup kehidupan karir
banyak orang asing di dalamnya, seseorang. Penampilan dapat
mereka tidak bisa menilai kita lebih dikatakan sebagai satu bagian penting
dalam sebelum berinteraksi kecuali terkait pembentukan citra profesional
dari penampilan kita. Berpenampilan serta memberi rasa kepercayaan diri
terbaik membantu meningkatkan rasa yang tinggi untuk mengekspresikan
percaya diri. Sedangkan Dalam kompetensi yang dimiliki.
Cambridge Dictionary, Beauty berarti Penampilan memberikan persepsi
the quality of being pleasing, mengenai pribadi seseorang secara
especially to look at”. Kata kunci dari tidak langsung melalui penampilan
beauty adalah “tampak oleh mata”. luar, orang lain dapat memberikan
Dalam kehidupan berinteraksi, persepsi tersebut berdasarkan apa
penampilan fisik itu penting sekali. yang ia lihat, ia cerna dan menjadi
Berpenampilan menarik adalah sebuah gambaran mengenai pribadi
berpenampilan yang sejujur-jujurnya individu tersebut.
namun bisa menempatkan diri. Wawancara yang dilakukan
Penampilan seorang front office yang kepada beberapa nasabah dari
baik dan menarik akan memberikan berbagai bank secara silang
persepsi yang positif terhadap orang ditemukan bahwa, keputusan nasabah
lain yang bertemu dengan mereka. untuk berinvestasi adalah salah
Selain itu hal tersebut menyangkut satunya dari daya tarik fisik dan
kesan pertama calon atau customer pelayanan ramah yang diberikan front
terhadap produk atau jasa yang kita office suatu bank. Namun ada juga
pasarkan. yang berpendapat berbeda, menurut
Penampilan tak bisa beberapa nasabah definisi cantik itu
dipungkiri adalah cerminan sosok dan bukan pada paras semata, harus putih,
citra diri yang sangat berperan langsing, berpostur tinggi ternyata
terhadap penilaian orang lain tidak memberikan jaminan pada
terhadap seseorang bahkan dalam kepuasan nasabah, jika tidak
berbagai hal, penampilan bisa didukung dengan kecakapan verbal
menjadi ‘modal utama’ agar tidak dan gesture yang baik. Melalui 2
dipandang sebelah mata relasinya. pernyataan yang berbeda ini, peneliti
Pentingnya cita rasa dalam berupaya untuk mengaitkan konsep

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 115


beauty ke dalam salah satu kuaifikasi butuhkan nasabah dengan
PR, yakni personal integrity. Kualitas pemilihan bahasa yang
yang disebut “cantik” benar – benar
santun dan bersahabat
ada, secara objektif dan universal.
Dalam kajian profesi PR, konsep selalu ditanamakan dalam
cantik tidak hanya daya tarik fisik, diri setiap karyawan,
namun lebih dari itu seorang PRO khuusnya yang bekerja
dituntut untuk memiliki kredibilitas
pada lini depan.
yang tinggi pada kepribadian.
Kepribadian yang beretika dapat Personality memegang
diukur ke dalam 2 aspek: kendali penting pada
a. Personality. Setiap bank sistem pelayanan dalam
berlomba – lomba dunia perbankan.
menghadirkan layanan b. Etika berbusana. Selain
prima melalui produk dan personality yang baik, daya
jasa yang ditawarkan tarik karyawan front office
kepada nasabah. sendiri terletak pada
Berdasarkan hasil keselarasan dan kesesuaian
penuturan karyawan yang pemilihan busana serta
bekerja pada bagian make up yang digunakan.
Customer Service pada Seragam yang dikenakan,
salah satu Bank Daerah di dalam paduan warna, serta
Kabupaten Sikka, model menjadi penilaian
profesionalisme dalam tersendiri dari nasabah.
bekerja menjadi prioritas Tidak hanya terkait busana
bagi karyawan front office. yang dikenakan,
Implementasi senyum, pemakaian soft make up
salam, sapa menjadi bagian serta pemilihan aksesoris
penting dalam memberikan juga turut berkotribusi
pelayanan kepada nasabah. dalam mendukung
Selain itu membuka penampilan karyawan front
obrolan terkait apa yang office. Tidak

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 116


mengherankan jika banyak kemampuan seperti wanita.
nasabah yang berpendapat Konsep beauty bagi
jika pelayanan karyawan karyawan wanita lebih
bank sangat ditunjang oleh dititik beratkan kepada
penampilan yang menarik. penggunaan make up serta
Terkait dengan etika penggunaan aksesoris,
berpenampilan, dalam maka karyawan laki – laki
pembahasan ini peneliti leibh melihat kepada
merasa perlu untuk bagaimana penggunaan
memaparkan tentang seragam atau pakaian kerja
konsep beauty dalam yang rapih, serasih serta
perspektif karyawan laki – sedikit penggunaan
laki dan karyawan aksesoris pendukung
perempuan. Jika dahulu dalam meningkatkan citra
ada anggapan yang diri dan penampilan.
menyebutkan bahwa Dalam penelitian ini, terkait
pekerjaan yang dengan etika berbusana, peneliti juga
mengkaji sebuah gaya berbusana
berhubungan dengan daya
yang cukup menarik yang dikenakan
tarik fisik serta pekerjaan oleh karyawan bank yang ada di
yang memikirkan etika Kabupaten Sikka, yaitu penggunaan
penampilan merupakan pakaian daerah yang mampu menjadi
brand identity bercita rasa kearifan
pekerjaan yang
lokal.
berhubungan dengan Melalui peraturan pemerintah
wanita, maka anggapan daerah (PERDA) yang menetapkan
tersebut dipatahkan jika jita hari berbusana daerah Nusa Tenggara
Timur bagi seluruh karyawan baik
melihat pada sistem kerja
yang berada pada lingkungan
dunia perbankan yang pemerintah daerah maupun swasta,
banyak dijumpai karyawan menjadi stimuli tersendiri tentunya
laki – laki yang juga bagi karyawan bank yang ada di
Kabupaten Sikka untuk berlomba –
memiki skill serta
lomba menunjukkan eksistensi

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 117


kedaerahannya melalui pakaian Kemampuan membina relasi juga
daerah yang dikenakan pada satu hari penting bagi profesi front office.
dalam setiap minggunya. Peneliti Tidak jauh berbeda dengan
melihat konsep pakaian daerah yang personal integrity, karyawan front
dikenakan menjadi sebuah nilai jual office mesti memiliki jaringan relasi
secara intangible product bagi bank yang baik serta rasa empati yang
tersebut di mata nasabah atau tinggi terhadap nasabah. Kesan
customer. Cita rasa kedaerahan yang pertama yang dirasakan nasabah
cukup beragam yang dimiliki oleh adalah melalui kemampuan front
setiap kabupaten yang ada di provinsi office dalam memberikan good
Nusa Tenggara Timur, turut service kepada nasabah, karena perlu
menumbuhkan “branding orang disadari bahwa nasabah atau
NTT” yang cinta daerah melalui apa customer merupakan aset besar bagi
yang dikenakan oleh karyawan bank. tumbuh kembang sebuah perusahaan.
Tentunya diharapkan penggunaan Dari hasil pengumpulan data, maka
atribut daerah ini turut meningkatkan peneliti membagi kemampuan
loyalitas nasabah terhadap bank membina relasi melalui beberapa
tersebut dalam berinvestasi serta bagian, yakni:
dalam bertransaksi dalam jasa a. Meningkatkan kepuasan
keuangan. Behavior nasabah
Ability to get on with people
Perlu disadari bahwa
Publik (khalayak) adalah
kelompok atau orang – orang yang kepuasan nasabah
berkomunikasi dengan suatu merupakan hal yang
organisasi, baik secara internal penting dalam menjaga
maupun eksternal (Jefkins, 2003:89).
hubungan baik dengan
Menjaga agar hubungan internal
maupun ekternal bersama publik mereka. Ketika seorang
tidak terabaikan menjadi salah satu nasabah memutuskan
fungsi PR, yakni sebagai “jembatan” untuk berinvestasi atau
antara perusahaan atau organisasi
menggunakan layanan dari
dengan publiknya, sehingga tercapai
yang namanya mutual understanding. sebuah bank, tentu mereka
Untuk sampai pada konsepsi menginginkan kualitas
pemahaman dari nasabah atas kinerja yang bagus bukan hanya
perusahaan maka PR harus mampu
dari produk yang
membangun konektifitas yang baik
kepada segenap stakeholders. ditawarkan, namun juga

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 118


pada pelayanan yang dahulu dengan
diberikan. Meningkatkan mengenyampingkan segala
aturan yang ada, saat itulah
kepuasan nasabah
kredibilitas seorang front
dibutuhkan perasaan yang office diuji. Ekspresi wajah
peka, yang mampu yang harus selalu ramah
mendeteksi apa yang dan senantiasa selalu
tersenyum serta kontak
mereka butuhkan.
mata perlu dijaga oleh front
Penelitian ini sejalan office. Menurut Wenburg
dengan penelitian Fornell dan Wilmot (dalam Deddy
(1992) dalam Tesis Mulyana, 2008:373)
kontak mata mempunyai
“Analisis Faktor – Faktor
dua fungsi dalam
yang Mempengaruhi komunikasi antarpribadi.
Kepuasan Nasabah Dalam Pertama, fungsi pengatur,
Meningkatkan Loyalitas untuk memberitahu orang
lain apakah kita akan
Nasabah” oleh Novel
melakukan hubungan
Fatrio, yang mengatakan dengan orang itu atau
bahwa kepuasan nasabah menghindarinya. Kontak
memengaruhi perilaku mata mesti selalu
diarahkan kepada nasabah,
membeli, di mana nasabah
agar mereka tahu bahwa
yang puas cenderung mereka siap dilayani dalam
menjadi nasabah yang kondisi apapun.
loyal, namun nasabah yang c. Selalu menanyakan apa
yang dibutuhkan oleh
tidak loyal tidak perlu puas.
nasabah.
b. Melayani nasabah dengan Tidak menyela atau
baik dan ramah memotong pembicaraan,
Tidak dapat dipungkiri, mengucap salam,
terkadang front office harus mengucapkan salam pada
berhadapan dengan saat bertemu dengan
nasabah yang nasabah, seperti selamat
“menyebalkan”, memiliki pagi, selamat siang, atau
keinginan untuk selamat sore. Minimal
diprioritaskan terlebih nama nasabah disebutkan

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 119


tiga kali jika sudah dalam membangun relasi yang baik
mengetahui nama nasabah. dengan nasabah.
Mempersilahkan nasabah, Imagination
setelah mengucapkan Imajinasi bagi seorang pekerja
salam, segera PR mengandung pengertian memiliki
mempersilakan nasabah kreatifitas dalam memberikan ide,
untuk masuk atau duduk dalam pengertian PRO harus
dengan sopan. Bertanya memiliki wawasan yang luas, dan
tentang keperluan nasabah mampu menyelesaikan persoalan
setelah dipersilakan duduk, dengan bijak. Seorang PR mesti
barulah karyawan bertanya mengasah kemampuan, serta
tentang maksud keterampilan yang dimiliki karena
kedatangan nasabah secara perlu disadari bahwa dengan kondisi
ramah, sopan, dan lemah masyarakat yang semakin kritis,
lembut. Misalnya “Ada perkembangan teknologi informasi
yang bisa saya bantu, yang pesat, persaingan antar bank
bapak atau ibu”. Bila ingin yang tak terhindarkan, maka sentuhan
menyuruh, untuk hal-hal dari seorang PR menjadi sebuah
yang dianggap perlu, penentu opini publik.
biasakan menyuruh Pada pekerjaan front office
nasabah dengan mengawali sendiri, tuntutan memiliki kreatifitas
ucapan “tolong” atau dalam memberikan solusi yang
“maaf”, serta selalu dibutuhkan oleh nasabah adalah
mengucapkan terima kasih. didasarkan keberadaannya pada lini
Contoh di atas merupakan terdepan dari suatu bank, yakni salah
etika berkomunikasi bagi satunya sebagai problem solver
setiap karyawan front terhadap berbagai keluhan dan
office, dimulai dari security kebutuhan informasi dari nasabah.
sampai customer service. Meskipun hasil temuan di lapangan
Front office merupakan posisi melalui wawancara kepada beberapa
pertama yng ditemui nasabah ketika nasabah, didapatkan bahwa terkadang
mendatangi sebuah bank. Selalu nasabah merasa tidak terpuaskan
menanyakan apa saja yang butuhkan, dalam sistem pelayanan di bank,
dikeluhkan oleh nasabah merupakan namun petugas front office akan
poin penting dalam pelayanan, serta bertindak cepat untuk mengatasi
mengukur kualitas produk dan jasa. segala keluhan yang ada.
Ini merupakan bagian dari strategi Bekal utama yang dimiliki
sebagai salah satu kualifikasi front

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 120


office dalam point imagination adalah luas terkait budaya perusahaan yang
wawasan dan pemahaman terhadap di dalamnya memuat produk dan jasa
karakteristik nasabah serta menguasai serta skill berkomunikasi yang
konsep, implementasi dalam menjadi nilai jual dari front office.
pemecahan setiap masalah secara Berikutnya, konsep beauty.
tanggap dan cepat. Cantik bukan hanya definisi tentang
Berpikir kreatif serta rupa yang menawan, namun lebih dari
imajinatif, menuntut sumber daya itu, beauty merupakan personal
manusia yang handal bagi pekerja integrity, di mana cakupan dari
front office. Karena aktivitas personal integrity ialah keselarasan
memasarkan produk dan jasa yang dalam mengimplementasikan apa
dilakukan secara konvensional yang dikenakan dengan apa yang
melalui komunikasi tatap muka tampilkan. Bekerja pada lini front
secara langsung dengan nasabah, office berarti siap menghadapi
menuntut kesesuaian dari brain, konsekuensi untuk dinilai
beauty and behavior, maka posisi berdasarkan kesesuaian antara
seorang fornt office menjadi nilai jual tampilan fisik, dengan kepribadian
bagi kredibilitas sebuah industri yang ramah dan bersahaja.
perbankan. Serta yang terakhir konsep
behavior, menyiratkan makna bahwa
SIMPULAN
Dari hasil kajian pada kehadiran front office mampu
pembahasan, maka berdasarkan judul menjembatani segala kebutuhan dan
tentang Konsep Brain, Beauty and keinginan dari nasabah. Memiliki
Behavior pada Profesi Public pemahaman yang lebih kepada
Relatios, peneliti dapat mengambil nasabah, menuntut seorang front
beberapa simpulan, yakni: office harus mampu menjalin relasi
Konsep brain mengandung 2 dan menjadi mitra yang baik saat
pemahaman dalam kualifikasi PR, sedang menjamu customer. 3 konsep
yakni ability to communicate dan penting dalam membina relasi ialah
Personal integrity. Kedua kualifikasi dengan selalu meningkatkan
ini, memiliki pengertian tidak hanya kepuasan nasabah, selalu melayani
pada tatanan otak sebagai suatu media nasabah dengan baik dan ramah serta
mengukur kemampuan secara selalu menanyakan apa yang
akademik semata, namun lebih dari dibutuhkan oleh nasabah. Behavior
itu, pekerjaan sebagai front office, tidak hanya sebatas memiliki relasi
menuntut adalahnya knowledge yang yang baik, namun juga tuntutan akan
berarti pengetahuan atau berwawasan kreatifitas dalam memberikan solusi
seta ide kepada nasabah juga menjadi

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 121


bagian penting dari kerja front office. DAFTAR PUSTAKA
Selalu siap dalam setiap suasana dan Buku :
kondisi nasabah yang tidak sama, Ardianto, E. (2004). Public Relations:
turut berkontribusi terhadap penilaian Suatu Pendekatan Praktis Kiat
Menjadi Komunikator dalam
terkait perilaku dari seorang front
office. Berhubungan dengan Publik
dan Masyarakat. Bandung:
UCAPAN TERIMA KASIH Pustaka Bani Quraisy
Penelitian ini tidak akan Abdullah, Irwan. (2006). Studi
terselesaikan tanpa adanya bantuan Tubuh, Nalar dan
dan dorongan dari berbagai pihak Masyarakat: Perspektif
baik berupa moril, serta rekomendasi Antropologi. Yogyakarta: Tici
dan izin penelitian. Untuk itu pada Press
kesempatan ini peneliti Goldhaber, Gerald M. 1990.
menyampaikan penghargaan dan Organizational Communication
terima kasih yang sebesar – besarnya 5th ed., Dubuge, IA: Wm C
kepada Yayasan Pendidikan Tinggi Brown Publisher
Nusa Nipa, Rektor Universitas Nusa Jefkins, F. (2003). Public Relations:
Nipa. Pimpinan dan karyawan Front Edisi Kelima. Jakarta:
Office (Security, Teller, Customer Penerbit Erlangga
Service) dari bank – bank yang ada di Kriyantono, R. (2008). Public
Kabupaten Sikka, BNI 46, BRI dan Relations Writing. Jakarta:
Bank NTT yang telah memberikan Kencana Prenada Media
kesempatan, menerima dan Group
mendukung dalam proses penelitian Kasmir. (2014). Dasar – dasar
hingga terselesaikan. Semua pihak Perbankan. Jakarta: PT.
yang tidak dapat disebutkan satu – Rajagrafindo Persada
persatu dengan caranya masing – Kotler, Keller. 2012. Marketing
masing telah memberikan dukungan Manajemen, 14th ed., Pearson
dalam bentuk apapun dalam Education
penyelesaikan penelitian ini. Moleong, L. (2004). Metodologi
Akhir kata peneliti berharap Penelitian Kualitatif (edisi
semoga penelitian ini dapat revisi). Bandung: Remaja
bermanfaat bagi semua pihak yang Rosdakarya
membutuhkan dan semoga Tuhan Mulyana, D. (2008). Ilmu Komunikasi
Yang Maha Esa selalu senantiasa Suatu Pengantar. Bandung:
melimpahkan berkat dan rahmatNya Remaja Rosdakarya
kepada kita semua.

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 122


Ruslan, R. (2008). Kiat dan Strategi Persepsi Nasabah Terhadap
Kampanye Public Relations. Konsep 4b Pada Karyawan
Jakarta: PT. Remaja Frontliner Bank Panin KCU
Rosdakarya Kota Kediri). Jurnal Universitas
_________. (2004). Metodologi Brawijaya Malang.
Penelitian Kualitatif. Bandung: Novel, Satrio. (2006). Analisis Faktor
PT Remaja Rosdakarya – Faktor Yang Mempengaruhi
Yulianita, N. (2001). Dasar – Dasar Kepuasan Nasabah Dalam
Public Relations. Bandung: Meningkatkan Loyalitas
Lab Multimedia Fikom Nasabah (Studi Kasus pada
Unisba Bank Bukopin Kantor Cabang
Sumber lain : Tegal). Tesis Pascasarjana
Ardilla, Sheilla. (2013). Konsep 4b Manajemen Universitas
(Brain, Beauty, Behavior, Diponegoro
Brave) Di Mata Publik (Studi
Deskriptif Kualitatif Tentang

Avant Garde Volume 7 No 1, Juni 2019 123

You might also like