Air Tanah

Hidrologi #9

Dr. Eng. Ir. Yatnanta Padma Devia, ST, MT

PS S1 Teknik Sipil FTUB
Daur/Siklus Hidrologi
 Air Tanah
Flowing
artesian well
Precipitation
Evaporation and transpiration
Well requiring a pump
Evaporation
Confined
Recharge Area

Runoff

Aquifer Stream
Infiltration Water table
Lake
Infiltration
Unconfined aquifer

Confined aquifer
Less permeable material
such as clay Confirming permeable rock layer

Fig. 15-3 p. 308

Hydrogeological Units
 Groundwater Budget

• Hydrologic Budget : I – O = Pi – (Qst + ET + Qsub)

= ± (Sm +Sg)
• Groundwater Budget : I – O = Rg - (Qg + ETg + Qsub)
= ± Sg
Zona Lapisan Tanah
 Porous Medium Flow
• Airtanah (groundwater)
– Semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah
– Menempati pori (rongga pori yang tidak ditempati solid matter)
• Porous media
– Pori-pori ukuran kecil
– Pori-pori berisi fluida (mis., air dan udara)
– Pori-pori sebagai saluran untuk mengalirkan fluida
• Jenis batuan dalam formasi dan
– jumlah, ukuran, dan komposisi pori
– pengaruh tampungan dan aliran melalui formasi.
• Pori umumnya tidak teratur bentuknya karena
– perbedaan mineral pembentuk batuan
– proses geologis.
 Zones of Saturation
• Important processes
– Infiltration creating soil moisture
– Subsurface flow through soil
– Groundwater flow
• Saturation = % of void space
occupied by water
• Zone of aeration (pores contain water
& air)
• Soil water zone
– Water moves down (up) during
infiltration (evaporation)
• Vadose zone
– Water held in place by capillary forces
– Saturation is at or near field capacity
except during infiltration
• Capillary zone
– Completely saturated at base
– Near field capacity at the top
– Water is pulled up from the water table
by capillary forces
 Sifat Batuan Yang Mempengaruhi
Air Tanah
◼ AKUIFER (AQUIFER): formasi yang mempunyai
struktur yang memungkinkan adanya gerakan air
yang melaluinya dalam kondisi lapangan. Contoh
pasir (sand), kerikil (gravel)
◼ AQUICLUDE: formasi yang dapat mengan dung air
tetapi tidak memungkinkan mengalirkan air. Contoh
lempung (clay)
◼ AQUIFUGE: formasi kedap air yang tidak
mengandung dan mengalirkan air. Contoh batuan
beku (igneous rock), batuan granit.
 Aquifer Types
• Aquifer - store & transmit
– Unconsolidated deposits sand
and gravel, sandstones etc.
• Aquiclude – store, don’t
transmit
– Clays and less shale
– Impervious boundaries of
aquifers
• Aquitard – transmit don’t store
– Shales and less clay
– Leaky confining layers of
aquifers
• Confined aquifer (under
pressure)
– Bounded by impervious layers
• Unconfined aquifer (phreatic,
water table)
– Bounded by a water table
 Jenis Akuifer

• Akuifer Tertekan/Terkekang (Confined Aquifer)

• Akuifer Setengah Tertekan/ Terkekang
(Semi Confined Aquifer)
• Akuifer Tak Tertekan/Terkekang (Unconfied Aquifer)
Tipe Rongga Pori Batuan/Tanah dan
Hubungannya dengan Porositas
Hubungan Porositas, Specific Yield
dan Specific Retention
◼ POROSITAS (POROSITY): perbandingan volume rongga
pori terhadap volume tanah/batuan.
◼ SPECIFIC YIELD: perbandingan volume air yang dapat
didrain dari rongga pori karena gravitasi terhadap volume
tanah/batuan.
◼ SPECIFIC RETENTION (KAPASITAS LAPANG):
perbandingan volume air yang tertinggal dalam rongga
pori tak dapat ditarik oleh gaya gravitasi terhadap volume
tanah/batuan.
◼ Porosity = Specific Yield + Specific Retention
 Tipikal Harga Sifat Mekanis Material Alami
(Natural Material)

Material porositas Specific Specific hydraulic

yield retention conductivity
(m/hari)
Tanah 0,55 0,40 0,15 10-3-5
Lempung 0,50 0,02 0,48 10-7-10-4
Pasir 0,25 0,22 0,03 0,06 – 120
Kerikil 0,20 0,19 0,01 100–7000
Limestone 0,20 0,18 0,02 10-4-5000
Sandstone 0,11 0,06 0,05 10-5-0,5
Basalt 0,11 0,08 0,03 10-8-1000
Granit 0,001 0,0009 0,0001 10-8-5
Hubungan Porositas, Specific Retention Dan
Specific Yield
 Sifat Akuifer
• Hydraulic conductivity (K) Sedimentary Porosity (%)
Material
– Kemampuan formasi untuk
Peat Soil 60-80
mengalirkan air
Soils 50-60
• Storativity (S)
Clay 45-55
– Kemampuan formasi untuk
menyimpan air Silt 40-50

Med. to Coarse Sand 35-40

• Porosity (n)
– Persentase rongga pori terhadap Uniform Sand 30-40
volume total Fine to Med Sand 30-35

Gravel 30-40
volume of voids Vv
n= = Gravel and Sand 30-35
total volume Vt
Sandstone 10-20

Shale 1-10

Limestone 1-10
 Piezometric Head
• p = pressure
• r = fluid density
• g = gravitational acceleration
vector, directed vertically
downward
• Vertical component
p
p h= +z
= − 
z

• h = piezometric head
• p/g = pressure head (depends
on saturation of pores)
• z = elevation head
• In a phreatic aquifer p = patm
=0
 Dasar-dasar Aliran Air Tanah

◼Persamaan Bernoulli
p1 v12 p2 v22
+ + z1 = + + z2 + hL
 2g  2g
 Percobaan Darcy

dh h
Q = k . A. = k . A.
dL l
 Hukum Darcy
• Dari persamaan Bernoulli, dengan menganggap kecepatan aliran
kecil v = 0
p  p 
hL =  1 + z1  −  2 + z2 
   

• Hasil pengukuran Darcy menunjukkan:

Q ~ hL dan Q ~ 1/L

sehingga Q = k.A.hL/L
dh
Q = k . A.
dL
dh
v = −k
• Sehingga hukum Darcy dL

dengan k = koef. Permeabilitas (hydraulic conductivity)

dh/dL = gradien hidrolis
Distribusi Vertikal Airtanah
 Teori Dasar Aliran

• Pada elemen tanah Δx.Δy.Δz

• Air masuk = vx.Δy.Δz +vy.Δx.Δz +vz.Δx.Δy
• Air keluar =

 vx   v y   vz 
 vx + x yz +  v y + y xz +  vz + z xy
 x   y   z 

• Hukum kontinuitas: air masuk = air

keluar.
 Persamaan Laplace
◼ Berdasar hukum kontinuitas
 vx v y v z 
 + + xyz = 0
 x y z 

vx v y vz
+ + =0
x y z

◼ Substitusi hukum Darcy, sehingga

persamaan kontinuitas menjadi
 2  2  2
+ + =0
x 2
y 2
z 2

◼ Persamaan ini disebut persamaan Laplace

 Analisis Aliran Air Tanah

• Aliran Mantap Searah (One Dimentional

Steady Flow)
1. Akuifer Tertekan
2. Akuifer Semi Tertekan
3. Akuifer Tak Tertekan/Bebas
• Aliran Radial (Radial Flow)
1. Akuifer Tertekan
2. Akuifer Semi Tertekan
3. Akuifer Tak Tertekan/Bebas
Aliran Mantap Searah Pada Akuifer
Tertekan/Semi Tertekan
• Persamaan dasar aliran pada confined/semi confined:
 2  2  2
+ 2 + 2 =0
x 2
y z  2  2
• Bila aliran hanya arah horisontal, maka x 2 + y 2 = 0

• Untuk menurunkan persamaan,didasarkan pada pers.

kontinuitas dan hukum Darcy dengan anggapan:
- tebal akuifer konstan H
- kecepatan vertikal kecil dibanding horisontal
• Pers. Diferential aliran didapat sbb:

  2  2   − 1  − 2
kH  2 + 2  − − =0
 x y  c1 c2
dimana c = d/k = hydraulic resistance
 Aliran Mantap Searah Pada Akuifer Tak
Tertekan / Bebas

• Asumsi dasar Dupuit-Forchheimer bahwa

tinggi tekan/head φ=tinggi air h.
• Berdasar asumsi, hukum Darcy dan prinsip
kontinuitas,maka didapat pers. differential
sbb:
k   2 (h 2 )  2 (h 2 )
 + 2 
+N =0
2  x 2
y 

dimana N = presipitasi/evaporasi
 Aliran Mantap Radial Pada Akuifer
Tertekan
• Persamaan differential dalam koordinat polar

d  1 d
2

2
+ =0
dr r dr
• Pers. Diff. tersebut dapat diselesaikan dengan
syarat batas (boundary conditions) tertentu
sehingga didapat penyelesaian:
Q0 r
 = 1 + ln  
2kH  R 
 Aliran Mantap Radial Pada Akuifer Tak
Tertekan/Bebas
• Persamaan differential dalam koordinat polar
( )
k  d 2 h2 1 d h2 
+
( )
 2 +N =0
2  dr r dr 
• Pers.diff. tersebut dapat diselesaikan dengan
syarat batas dan didapat penyelesaian sbb:

h =H +
2

2k
2
(
N 2 2 Q0  r 
R −r + )
ln  
k  R 
• Bila tidak ada hujan/penguapan, N=0 maka
Q0  r 
h =H +
2
ln  
2

k  R 
 Aliran Air Tanah Searah Pada Akuifer
Tak Tertekan

• Persamaan muka air h 2 = ha2 + W (a 2 − x 2 )

k
• Aliran dasar (base flow) yang masuk saluran:
Qb = 2aW
Aliran Radial Pada Akuifer Tertekan

• Persamaan muka air h = h + Q ln  r 

2kb  rw 
w

• Debit pompa
h − hw
Q = 2kb
ln  r 
 rw 
Aliran Radial Pada Akuifer Tak Tertekan

• Persamaan muka air Q  r0 

h = h + ln  
2 2

k  rw 
0 w

• Debit pompa h02 − hw2

Q = k
ln  
r
 0r 
 w 
 Aliran Radial Pada Akuifer Tak Tertekan

Persamaan muka air W 2 2 Qw  r 

h =h +
2 2
0
2k
( )
r0 − r + ln  
k  r0 
Intrusi Air Laut Ke Dalam Akuifer
Pengeboran Air Tanah Pada Formasi
Batuan Tak Terkonsolidasi
Pengeboran Air Tanah Pada Formasi Batuan
Tak Terkonsolidasi
Pengeboran Air Tanah Pada Formasi Batuan
Terkonsolidasi
Pengeboran Air Tanah Pada Formasi Batuan
Terkonsolidasi