Professional Documents
Culture Documents
358-Article Text-1388-1-10-20230327
358-Article Text-1388-1-10-20230327
1 Maret 2023
e-ISSN: 2580-6459
doi: 10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.1.1
ABSTRACT
Cultivating crops and processing land used by farmers on their land is usually carried out
based on the knowledge gained, such as learning to farm from generation to generation from
parents, learning independently, learning through discussions with fellow farmers, and
participating in farming training. Those ways cause farmers to have different perceptions of
agricultural science. So that each agricultural land has different criteria such as plant varieties
used, cropping systems, pest control, environmental conditions, and others. This study aimed
to determine farmers' perceptions of the IPM concept in controlling rice plant diseases in rice
production centers in Bekasi Regency, West Java. The research was conducted in September
2021 in several rice fields in Bekasi Regency. This research was exploratory with survey
methods, namely identification of rice plant diseases and interviews with farmers who own or
cultivate land to determine farmers' perceptions of the concept of IPM in controlling rice plant
diseases. The results showed that farmers' perceptions of IPM could affect the way farmers
cultivate rice fields. For example, 3 out of 4 farmer respondents negatively perceived IPM and
chose not to implement it.
Keywords: Farmers, IPM, perception, rice
ABSTRAK
Praktik budidaya tanaman dan pengolahan lahan yang digunakan petani di lahannya biasanya
dilakukan berdasarkan ilmu yang didapatkan, seperti belajar bertani turun temurun dari orang
tua, belajar secara mandiri, belajar melalui diskusi sesama petani dan mengikuti pelatihan
bertani. Hal tersebut menyebabkan petani memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap
suatu ilmu pertanian. Sehingga setiap lahan pertanian memiliki kriteria yang berbeda seperti
varietas tanaman yang digunakan, sistem tanam, pengendalian OPT, kondisi lingkungan dan
lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petani terhadap konsep PHT
dalam mengendalikan penyakit tanaman padi di daerah sentra produksi padi di Kabupaten
Bekasi, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan September 2021 di beberapa lahan padi
di Kabupaten Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dengan metode survei,
yaitu identifikasi penyakit tanaman padi dan wawancara dengan petani pemilik atau pengolah
lahan untuk mengetahui persepsi petani terhadap konsep PHT dalam mengendalikan penyakit
tanaman padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap PHT dapat
mempengaruhi cara petani dalam pengolahan lahan tanaman padi. 3 dari 4 petani yang
menjadi responden, memiliki persepsi yang kurang baik mengenai PHT dan memilih untuk
tidak menerapkannya.
Kata kunci : Padi, persepsi, petani, PHT
1
Handayani et al., Persepsi Petani Terhadap Konsep PHT dalam Mengendalikan Penyakit...
2
Jurnal HPT Volume 11 Nomor 1 Maret 2023
3
Tabel 1. Hasil wawancara dengan petani
4
Keterangan : Lahan 1 = lahan padi sawah kelurahan Bahagia ; Lahan 2 = lahan padi sawah kelurahan Muara Bakti; Lahan 3 = lahan padi sawah organik kelurahan Muara
Handayani et al., Persepsi Petani Terhadap Konsep PHT dalam Mengendalikan Penyakit...
Bakti; Lahan 4 = lahan padi sawah kelurahan Kedung Pengawas; Lahan 5 = lahan padi sawah kelurahan Kebalen.
Jurnal HPT Volume 11 Nomor 1 Maret 2023
5
Tabel 2. Hasil wawancara pandangan petani terhadap PHT
6
Keterangan : Lahan 1 = lahan padi sawah kelurahan Bahagia ; Lahan 2 = lahan padi sawah kelurahan Muara Bakti; Lahan 3 = lahan padi sawah organik kelurahan Muara
Handayani et al., Persepsi Petani Terhadap Konsep PHT dalam Mengendalikan Penyakit...
Bakti; Lahan 4 = lahan padi sawah kelurahan Kedung Pengawas; Lahan 5 = lahan padi sawah kelurahan Kebalen.
Jurnal HPT Volume 11 Nomor 1 Maret 2023
melakukan pertanian konvensional. Hal ini Tabel 3. Intensitas penyakit pada tanaman padi
menunjukkan bahwa motivasi yang dimiliki Lahan Intensitas Penyakit %
petani tergolong rendah. Hal tersebut 1 3,14 ab
menyebabkan kurangnya minat petani untuk 2 2,94 a
mengetahui dan belajar lebih mengenai 3 3,8 c
konsep PHT. Sehingga memiliki persepsi
4 7d
yang kurang baik terhadap konsep PHT
5 3,21 b
tanpa mencobanya terlebih dahulu. Jika
dibandingkan dengan petani Lahan 3 yang DMRT 0,05 **
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
memiliki persepsi baik terhadap konsep
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata
PHT. Konsep PHT tidak mudah untuk berdasarkan uji DMRT dengan taraf nyata
diterapkan, tetapi memiliki beberapa 5%; 1 = lahan padi sawah kelurahan
keunggulan. Seperti tanaman yang lebih Bahagia; 2 = lahan padi sawah kelurahan
sehat karena mengurangi input kimia dengan Muara Bakti; 3 = lahan padi sawah organik
kelurahan Muara Bakti; 4 = lahan padi
memanfaatkan agens hayati untuk
sawah kelurahan Kedung Pengawas; 5 =
mengendalikan OPT dan tanah lebih subur lahan padi sawah kelurahan Kebalen; ** =
dengan menggunakan pupuk organik. sangat berbeda nyata.
Keberadaan Penyakit pada Tanaman Padi Lahan 1, lahan 2, lahan 3 dan lahan 5
Berdasarkan pengamatan visual di terdapat peyakit yang sama, yaitu penyakit
lapang dan wawancara dengan petani, hawar daun bakteri. Namun, lahan 3
ditemukan 2 jenis penyakit. Yaitu penyakit memiliki intensitas lebih tinggi dibanding
hawar daun bakteri di lahan 1, lahan 2, lahan lahan lain. Hal ini disebabkan karena lahan 3
3 dan lahan 5, dan penyakit blas di lahan 4. merupakan lahan organik yang tidak
Hasil uji DMRT 5% menunjukkan bahwa menggunakan input kimia, melainkan
lahan 2 memiliki intensitas penyakit menggunakan pengendalian mekanik dan
terrendah dibanding lahan lain, sedangkan memanfaatkan agens hayati sebagai
lahan 4 memiliki intensitas penyakit tertinggi pengendali penyakit. Konsep PHT yang
dibanding lahan lain (Tabel 3). Skala diterapkan oleh petani lahan 3 adalah
intensitas penyakit yang berbeda-beda memanfaatkan agens hayati dalam
diduga karena perbedaan penyakit yang mengendalikan OPT. Berdasarkan penelitian
menyerang. Penyakit hawar daun bakteri yang telah dilakukan Suriyanto (2020)
mulai menginfeksi tanaman padi di umur 5 penanaman tanaman refugia berpotensi
MST dan berkembang cepat hingga 8 MST. dalam mengendalikan OPT di lahan padi.
Sedangkan penyakit blas mulai menginfeksi Walaupun jika dibandingkan dengan lahan
tanaman padi di 3 MST dan terus lain, lahan 3 memiliki intensitas penyakit
berkembang hingga mencapai puncaknya yang lebih tinggi. Namun menurut petani
pada 8 MST (Subiadi dan Sipi, 2017). Lahan konsep PHT cukup membantu dalam
4 memiliki intensitas penyakit yang tinggi mengendalikan OPT di lahan pertanian
karena penyakit blas menginfeksi tanaman organik.
lebih cepat dibanding penyakit hawar daun
bakteri di lahan lain. Hal ini Pertumbuhan Tanaman Padi
mengindikasikan bahwa setiap patogen Parameter pertumbuhan tanaman
memiliki kemampuan yang berbeda-beda bertujuan untuk menganalisa pertumbuhan
dalam menginfeksi tanaman sehingga tinggi, daun dan anakan tanaman padi di 5
terdapat perbedaan skala intensitas penyakit lahan berbeda. Tabel 4 menunjukkan adanya
yang terdapat di berbagai lahan. perbedaan pertumbuhan tanaman di 5 lahan
7
Handayani et al., Persepsi Petani Terhadap Konsep PHT dalam Mengendalikan Penyakit...
8
Jurnal HPT Volume 11 Nomor 1 Maret 2023
9
Handayani et al., Persepsi Petani Terhadap Konsep PHT dalam Mengendalikan Penyakit...
jagung dan upaya pengendaliannya. Sari, N., Fatchiya, A., & Tjitropranoto, P.
Yogyakarta: Deepublish. (2016). Tingkat penerapan pengendalian
Nurdin, M. (2013). Kajian pola dan faktor hama terpadu (PHT) sayuran di
penentu distribusi penerapan inovasi Kenagarian Koto Tinggi, Kabupaten
pertanian PTT padi sawah di Agam, Sumatera Barat. Jurnal
Kabupaten Buru. Jurnal Agribisnis Penyuluhan, 12(1). https://doi.org/
Kepulauan, 2(2), 1-15. 10.25015/penyuluhan.v12i1.11316 .
Nurhasanah, N., Sufardi, S., & Syakur, S. Subiadi, & Sipi, S. (2017). Tingkat serangan
(2012). Kesuburan tanah pada sistem penyakit blas daun dan penyakit blas
budidaya konvensional dan SRI di leher pada padi sawah varietas
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal cigeulis. Seminar nasional:
Manajemen Sumberdaya Lahan, 1(2), Mewujudkan kedaulatan pangan
151-158. melalui penerapan inovasi teknologi
Pratiwi, W. (2020). Survei penyakit hawar pertanian spesifik lokasi pada kawasan
upih (Rhizoctonia solani Kuhn.) pada pertanian.
tanaman padi (Oryza sativa L.) di Suriyanto, R. (2020). Efektivitas refugia
beberapa lokasi di Sumatera Utara. terhadap populasi penggerek batang
Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. padi putih (Schirpophaga innotata)
Sardiana, I. K. (2017). Strategi transisi dari pada sawah tadah hujan di Kecamatan
pertanian konvensional ke sistem Malangke Barat Kabupaten Luwu
organik pada pertanian sayuran di Utara. Perbal: Jurnal Pertanian
Kecamatan Baturiti, Kabupaten Berkelanjutan, 8(2), 87-92. http://dx.
Tabanan Bali. Jurnal Bumi Lestari, doi.org/10.30605/perbal.v8i2.1538 .
17(1), 49-57. https://doi.org/10.24843/
blje.2017.v17.i01.p06 .
10