You are on page 1of 8

1

JURNAL

SERANGAN HAMA PENGGEREK BATANG


Ostrinia furnacalis Guenee (LEPIDOPTERA: PYRALIDAE)
PADA VARIETAS JAGUNG DI KABUPATEN MINAHASA
SELATAN

STEM BORER ATTACK Ostrinia furnacalis Guenee


(LEPIDOPTERA: PYRALIDAE) ON MAIZE VARIETIES IN
THE SOUTHERN MINAHASA DISTRICT

INDAY PANGUMPIA1
JANTJE PELEALU2
JAMES B. KALIGIS3

Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas


Samratulangi, Jl. Kampus Unsrat Manado, 95515 Telp (0431)846539
Abstract
The aim of this study was to determine the difference between O. furnacalis maize borer
infestation on Pioneer 27 and Bisi 16 varieties in Kapitu, Amurang Barat, Tawaang, Tenga,
Tenga, South Minahasa. The time for conducting the research is five months from February
to June 2018. This study uses a survey research method with direct observation in farmers'
plantations. Each farm is determined by one ha of corn plantations and then divided by five
observation subplots that are spread diagonally and 40 subplots are taken. Based on the
results of the study, the percentage of O. furnacalis attacks on maize plants in Kapitu and
Tawaang villages, South Minahasa regency, showed that based on varieties, the highest
attack on maize variety was 27. P40, 0.40 percent, and Bisi 16 was only 0.23 percent.
Percentage of attacks based on plant age shows that the corn bisi variety 16 at the age of
plants 37 days after planting (HST) of 0.10%, 44 DAP of 0.25%, 51 DAP of 0.15%, 58
DAP of 0.27 % and 65 days after 0.39%. Furthermore, the percentage of attack of maize
pioneer variety 27, namely 37 dap for 0.17%, 44 dap for 0.40%, 51 dap for 0.15%, 58 dap
for 0.54% and 65 dap for 0.77%. The difference in O. furnacalis attack on varieties of corn
plants, allegedly caused by eating and physical plants.

Abstract
Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan serangan hama penggerek batang
O. furnacalis pada jagung varietas Pioneer 27 dan Bisi 16 di desa Kapitu kecamatan
Amurang Barat dan desa Tawaang kecamatan Tenga di kabupaten Minahasa Selatan.
Waktu pelaksanaan penelitian selama lima bulan sejak bulan Februari sampai Juni 2018.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pengamatan langsung di
perkebunan petani. Setiap kebun ditentukan tanaman jagung seluas satu ha kemudian
dibagi lima subplot pengamatan yang tersebar secara diagonal dan setiap subplot diambil
sebanyak 40 tanaman. Berdasarkan hasil penelitian persentase serangan O. furnacalis pada
tanaman jagung di desa Kapitu dan desa Tawaang kabupaten Minahasa Selatan,
2

menunjukan bahwa serangan pada tanaman jagung varietas Pioner 27 yaitu 0,40 persen,
dan varietas Bisi 16 hanya 0,23 persen. Persentase serangan berdasarkan umur tanaman
menunjukan bahwa pada jagung varietas bisi 16 saat umur tanaman 37 hari setelah tanam
(hst) sebesar 0,10 %, 44 hst sebesar 0,25 %, 51 hst sebesar 0,15 %, 58 hst sebesar 0,27 %,
dan 65 hst sebesar 0,39 %. Selanjutnya persntase serangan tanaman jagung varietas pioner
27, yaitu 37 hst sebesar 0,17 %, 44 hst sebesar 0,40 %, 51 hst sebesar 0,15 %, 58 hst sebesar
0,54 % dan 65 hst sebesar 0,77 %. Perbedaan serangan O. furnacalis pada varietas tanaman
jagung, diduga disebabkan oleh makan dan fisik tanaman.
Kata kunci : jagung, varietas, hama O. Furnacalis.
PENDAHULUAN di lahan kering baik lahan dibawah pohon
kelapa maupun lahan terbuka. Namun
Tanaman jagung (Zea mays L.) untuk mempertahankan produksi jagung
merupakan hasil palawija yang tentunya banyak masalah yang akan
memegang peranan penting dalam pola dihadapi di lapangan yang
menu makanan masyarakat setelah beras. mengakibatkan pertumbuhan tanaman
Ditinjau dari segi gizi, jagung merupakan tergangangu sehingga menurunkan
bahan pangan sumber karbohidrat dan produksi tanaman, penurunan produksi
protein. Oleh karena itu, jagung jagung salah satunya disebabkan oleh
berpotensi sebagai bahan pangan serangan hama yang dapat menyebabkan
alternatif pengganti beras. Hal ini dapat kerugian yang cukup besar, salah satu
dilihat bahwa masih ada beberapa daerah hama yang sering ditemukan pada
di Indoensia menjadikan jagung sebagai tanaman jagung yang berstatus penting
makanan pokok. Contohnya, di Sulawesi adalah hama penggerek jagung Ostrinia
Utara, khususnya di kabupaten furnacalis, (Lihawa, 2010).
Minahasa, beras jagung merupakan Kehilangan hasil jagung oleh O.
makanan pokok sebagian besar furnacalis, berkisar antara 20-80%.
masyarakat setempat (Lalujan, 2017). Tanaman jagung yang terserang hama ini
Akhir-akhir ini pengembangan menjadi patah sehingga dapat
jagung di Indonesia semakin pesat menurunkan produksi bahkan kalau
sejalan dengan meningkatnya kebutuhan serangan tinggi menyebabkan kegagalan
pakan ternak. Dari tahun ke tahun saat panen. Hama ini merusak daun,
kebutuhan jagung terus meningkat bunga jantan dan kemudian menggerek
dengan meningkatnya jumlah penduduk batang jagung (Pabbage, 2007).
(Kalsum, 2013). Untuk memenuhi
kebutuhan akan jagung pemerintah METODOLOGI PENELITIAN
melakukan berbagai terobosan seperti
penggunanan varietas unggul dan hibrida Tempat dan Waktu Penelitian
dengan keunggulan memiliki tingkat
produksi tinggi, (Lihawa dan Pembengo Penelitian telah dilaksanakan di
2013). daerah sentra tanaman jagung yaitu di
Kabupaten Minahasa Selatan Kabupaten Minahasa Selatan khususnya
merupakan salah satu daerah penghasil di desa Kapitu Kecamatan Amurang
jagung di Propinsi Sulawesi Utara. Barat Dan Desa Tawaang kecamatan
Kabupaten Minahasa Selatan memiliki Tenga. Penelitian telah dilaksanakan
lahan seluas 196.479,9 ha, dari luasan selama lima bulan, yaitu Februari sampai
tersebut terdapat 35,63 % atau 70.022,2 dengan Juni 2018.
ha lahan kering yang cukup potensial
untuk dikembangkan usahatani jagung Alat dan Bahan
(Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Ternak Minahasa Selatan). Hampir Alat dan bahan yang digunakan dalam
sepanjang tahun di kabupaten Minahasa penelitian ini adalah tanaman jagung,
Selatan mengusahakan tanaman jagung
3

meteran, tali plastik, bambu, gunting,


kamera, dan alat tulis menulis. Sub Lokasi

Metode Penelitian
Gambar 1. Tata letak untuk pengambilan
Penelitian ini dilaksanakan dengan data
metode survei pada beberapa sentra
pertanaman jagung di Kabupaten Pengamatan Persentase Serangan
Minahasa Selatan, dan lokasi yang Hama (Ostrinia furnacalis)
ditanami jagung yaitu pada lahan yang
ada naungan tanaman kelapa dan di lahan Pengamatan dilakukan pada pagi
terbuka, sehingga di tetapkan dua desa hari dengan cara mengamati langsung
dengan dua lokasi yaitu desa Tawaang pada setiap tanaman dalam subplot yang
dan desa Kapitu. Pada lokasi di bawah sudah ditetapkan. Pengambilan data
naungan tanaman kelapa (desa dilakukan sebanyak lima (5) kali, yaitu
Tawaang) kebetulan petani menanam pada saat tanaman berumur 37 samapai
jagung hibrida varietas Pioneer 27 dan 65 hari setelah tanam dengan interval
pada lokasi lahan terbuka (desa Kapitu) waktu tujuh hari. Kriteria tanaman yang
petani menanam jagung hibrida varietas terserang ditandai dengan adanya sisa
Bisi 16. kotoran di lubang bekas gerekan pada
daun, bunga jantan dan batang. Tanaman
Prosedur Kerja yang terserang langsung diikat dengan
tali plastik. Setiap pengamatan
Setelah ditetapkan desa, maka menggunakan tali plastik dengan warna
masing-masing desa akan ditetapkan satu yang berbeda. Tanaman yang terserang
hektar untuk tanaman pada naungan kemudian dicatat dan dihitung
tanaman kelapa dan satu hektar di lahan jumlahnya.
terbuka. Jadi akan terdapat dua lokasi Hal Yang Diamati
sebagai tempat pengambilan sampel,
kemudian setiap lokasi diberi tanda  Gejala serangan hama O. furnacalis
dengan menanam kayu pada setiap sudut  Jumlah tanaman yang terserang
lahan yang sudah diukur dan di lingkar hama O. furnacalis
dengan tali plastik.
Pengambilan sampel dilakukan Data hasil pengamatan
secara diagonal (Gambar 6), pada setiap ditabulasi, kemudian dihitung persentase
lokasi terdapat lima (5) subplot. Masing- seranagan dengan mengunakan rumus
masing subplot, akan diambil 40 tanaman sebagai berikut:
𝒂
untuk pengamatan serangan penggerek 𝑷 = × 𝟏𝟎𝟎 %
batang jagung. Masing-masing subplot 𝒃
Keterangan:
yang telah ditetapkan tanamannya di beri
P = Persentase serangan (%)
tanda dengan kayu pada setiap sudut dan
a = Jumlah tanaman yang terserang
di lingkar dengan tali plastik. Jadi jumlah
b = Jumlah tanaman yang diamati
sampel tanaman yang diamati dalam satu
(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman,
lokasi adalah 200 tanaman dan total
1992).
untuk dua lokasi adalah 400 tanaman.
Lokasi pengmbilan data dapat dilihat
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada gambar di bawah ini.
Gejala Serangan Hama Penggerek
Batang (Ostrinia furnacalis)

Hama Ostrinia sp adalah salah


Ket: Lokasi satu hama utama pada tanaman jagung
4

yang terbukti telah menyerang tanaman


jagung di kabupaten Minahaa Selatan.
Serangan hama ini dimulai dengan Gejala serangan ditandai dengan
peletakan telur pada permukaan bawah adanya lubang di setiap gerekan dengan
daun (Gambar 7), saat tanaman berumur serbuk sisa hasil gerekan. Tanaman yang
3-4 minggu setelah tanam, kemudian terserang akan menjadi rusak kemudian
setelah telur menetas, larva yang baru patah.
menetas akan menggerek daun muda Serangan yang berat
yang masih menggulung. Serangan menyebabkan batang patah sehingga
ditandai dengan adanya lubang kecil aliran makanan terhambat. Menurut Hsu
pada daun. et al. (1988), gerekan yang dilakukan O.
furnacalis akan mengurangi pergerakan
air dari tanah ke bagian atas daun karena
rusaknya jaringan tanaman. Tanaman
melakukan respon dengan menutup
stomata sebagian, sehingga pengambilan
CO2 melalui stomata menurun yang
berakibat terhadap penurunan tingkat
fotosintesis. Kehilangan hasil terbesar
ketika kerusakan terjadi pada fase
reproduktif (Kalshoven 1981).

Persentase Serangan (O. furnacalis)


Pada Jagung Varietas Pioneer 27 dan
Bisi 16 di kabupaten Minahasa
Gambar 2. Telur penggerek batang O. Selatan.
furnacalis
Berdasarkan hasil penelitian
Hama ini meyerang tanaman rata-rata persentase serangan (O.
jagung mulai dari fase pertumbuhan furnacalis) pada tanaman jagung varietas
vegetatif sampai fase generatif. Larva Pioner 27 dan Bisi 16 di kabupaten
instar I, II, dan III akan menimbulkan Minahasa Selatan, menunjukan bahwa
kerusakan pada daun dan bunga jantan, berdasarkan varietas serangan tertinggi
dan pada saat memasuki fase pada jagung varietas Pioner 27 yaitu 0,40
pertumbuhan generatif larva instar IV persen, dan varietas Bisi 16 hanya 0,23
dan V akan mulai menyerang batang persen. Kemudian berdasarkan umur
(Gamabar 8), bahkan sampai pada tanaman menunjukan bahwa pada
tongkol. jagung varietas Bisi 16 umur tanaman 37
hari setelah tanam (hst) sebesar 0,10 %,
44 hst sebesar 0,25 %, 51 hst sebesar 0,15
%, 58 hst sebesar 0,27 %, dan 65 hst
sebesar 0,39 %. Selanjutnya persentase
serangan tanaman jagung varietas Pioner,
yaitu 37 hst sebesar 0,17 %, 44 hst
sebesar 0,40 %, 51 hst sebesar 0,15 %, 58
hst sebesar 0,54 % dan 65 hst sebesar
0,77 %.
Pengamatan persentase serangan
(O. furnacalis) pada jagung varietas
Pioneer 27 dan Bisi 16 di Desa Tawaang
dan Desa Kapitu kabupaten Minahasa
Gambar 3. Gejala serangan pada batang Selatan dapat di lihat pada Tabel 2.
5

Berdasarkan tabel di atas Terdapat beberapa faktor yang


menunjukan bahwa serangga hama O. mengakibatkan serangga hama O.
furnacalis lebih menyukai tanaman furnacalis lebih menyukai tanaman
jagung varietas pioneer 27 yang di tanam jagung varietas Pioneer 27 dari pada
di bawah naungan tanaman kelapa dari tanaman jagung varietas Bisi 16 antara
pada jagung varietas Bisi 16 yang tanam lain makanan dari serangga itu sendiri
pada lahan terbuka. Biasanya pada pola seperti varietas yang digunakan dan
tanam yang monokultur atau pada lahan faktor lingkungan.
terbuka yang hanya menanam satu jenis Salah satu faktor juga yang
tanaman lebih rentan terhadap serangan mempengaruhi perkembangan dan
hama dibandingkan dengan pola tanam di serangan dari hama O. furnacalis pada
bawah naungan kelapa atau ada beberapa tanaman jagung varietas Pioneer 27
tanaman dalam satu lahan, namun dari antara lain adalah pengunaan pupuk
hasil pengamatan menunjukan bahwa organik cair Bio Trent. Penggunaan dari
serangan hama O. furnacalis terbanyak pupuk ini membuat daun tanaman
berada pada pola tanam di bawah menjadi lebih hijau atau berwarna hijau
naungan kelapa, meskipun serangan pada tua. Dilihat dari warna daun varietas Bisi
kedua lokasi ini masih tergolong rendah. 16 memiliki warna daun hijau cerah
mendekati hijau dibandingkan varietas
Tanaman jagung varietas Pioneer 27 yang memiliki warna daun
Pioneer 27 dan pada waktu penanaman hijau tua karena menggunakan pupuk
menggunakan pupuk organik Bio Trent organik Bio Trent. Menurut Sodiq
sebanyak dua kali yaitu pertama (2009) bahwa diantara beberapa warna
disemprotkan pada tanah saat akan spektrum cahaya, ada dua yang
menanam benih dan kedua pada umur menghasilkan respon paling tinggi pada
tanaman tiga minngu setelah tanam, serangga yaitu cahaya mendekati
kemudian dilakukan penyemprotan ultraviolet (350 mμ) dan hijau kebiruan
dengan Insektisida Montaf sebanyak dua (500 mμ). Pada prinsipnya perbedaan
kali yaitu pada saat tanaman beumur dua ketahanan tanaman terhadap serangga
minggu setelah tanam dan tujuh minggu tertentu disebabkan oleh faktor biofisik
setelah tanam. Tanaman jagung pada seperti morfologi, anatomi, dan warna
lahan terbuka menggunakan varietas Bisi tumbuhan mempengaruhi ketahanan
16 dan pada waktu penanaman dilakukan suatu varietas. Tumbuhan menjadi lebih
satu kali pemupukan pada saat tanaman disenangi atau sebaliknya oleh serangga.
berumur dua minggu setelah tanam Kandungan klorofil lebih banyak
dengan menggunakan pupuk ponska dan pada tanaman yang berwarna hijau tua
urea. dibandingkan pada tanaman yang
Dari kedua varietas di atas berwarna hijau cerah, hal ini yang
menunjukan bahwa serangan dari hama menyebabkan hama penggerek batang
penggerek batang ini masih termasuk lebih menyukai tanaman jagung varietas
ringan karena keduanya menggunakan Pioneer 27, karena klorofil berfungsi
varietas hibrida yang tentunya tahan untuk menukarkan cahaya matahari
terhadap hama dan menurut Zulaiha menjadi zat makanan (Sodiq, 2009).
(2012), semua genotipe jagung hibrida Menurut Jumar (2000), bahwa
yang dievaluasi adalah tahan dan sangat makanan merupakan sumber gizi yang
tahan terhadap serangan penggerek dipergunakan oleh serangga untuk hidup
batang. Namun berdasarkan hasil dan berkembang. Jika makanan tersedia
pengamatan varietas Bisi 16 lebih tahan dengan kualitas yang cocok dan kuantitas
terhadap hama O. furnacalis dari pada yang cukup, maka populasi serangga
varietas Pioner 27 sehingga serangan akan naik dengan cepat. Sebaliknya, jika
terbanyak pada tanaman jagung di bawah keadaan makanan kurang maka populasi
naungan kelapa. serangga juga akan menurun.
6

Dari segi lingkungan atau hama penggerek batang ini meskipun


keadaan lahan, sanitasi atau pembersihan sebenarnya serangannya masih tergolong
merupakan faktor penting dalam rendah, tetapi petani melakukan
membudidayakan tanaman jagung. penyemprotan karena banyak serangga
Karena banyak serangga hama yang lain juga yang terdapat pada tanaman
dapat bertahan hidup pada sisa-sisa jagung yang dibudidayakan, sehingga
tanaman (Untung, 1993). Pada lahan di pada saat penyemprotan banyak serangga
bawah naungan kelapa yang ditanami yang mati hal ini yang mengakibatkan
jagung varietas Pioneer 27, banyak serangan O. furnacalis menurun. Dilihat
gulma yang tumbuh dan gulma tersebut pada dua pengamatan terakhir saat
dapat menjadi faktor perkembangan dari tanaman berumur 58 dan 65 hari setelah
hama O. furnacalis karena gulma juga tanam serangan lebih meningkat ini
merupakan tanaman inang dari hama ini, karena puncak peletakan telur berada
sedangkan pada tanaman jagung di lahan pada saat pembungaan sampai
terbuka gulma hanya terdapat pada pembentukan tongkol dan tersedianya
lokasi-lokasi tertentu sehingga pada saat makanan untuk serangga sehingga
pegamatan serangan hama juga hanya mengakibatkan serangan meningkat.
terdapat pada lokasi yang banyak gulma. Faktor lain yang mendukung
Menurut Sembel (2012), pembersihan rendahnya serangan hama pengerek
gulma bukan hanya penting untuk batang dengan rata-rata serangan sebesar
pertumbuhan tanaman yang sehat tetapi 0,40 persen dan 0,23 persen, pada kedua
juga perlu untuk menjaga agar gulma lokasi ini yaitu faktor musuh alami.
tidak menjadi tempat berlangsungnya Menurut wawancara dengan salah satu
hidup serangga untuk bertelur atau petani, bahwa serangan penggerek
mendapatkan sumber makanan ataupun batang jagung di kabupaten Minahasa
hanya untuk tempat tinggal sementara. Selatan belum menimbulkan kerugian
Berdasarkan data yang ada yang besar, karena masih berada di
menunjukan bahwa serangan hama ini bawah batas ambang ekonomi. Hal ini
terus meningkat pada setiap pengamatan, diduga adanya musuh alami. Menurut
namun pada pengamatan ketiga saat Nonci, (2004) agen hayati (musuh alami)
tanaman beumur 51 hari setelah tanam serangga hama, merupakan bagian dari
pada varietas Pioneer 27 di bawah suatu ekosistem yang berperan mengatur
naungan kelapa serangan menurun keseimbangan dalam suatu ekosistem.
menjadi (0,15 %) ini diakibatkan karena Secara alamiah, agen hayati merupakan
petani melakukan penyemprotan komponen utama dari pengendalian
insektisida pada saat pembungaan atau alamiah yang dapat mempertahankan
tujuh minggu setelah tanam (49 hst). semua makhluk hidup pada suatu
Pada saat pembungaan sebagian besar ekosistem. Kalshoven (1981),
serangan hama ini berada pada pucuk melaporkan beberapa parasitoid O.
dari bunga jantan yang masih furnacalis di Sulawesi Utara seperti :
menggulung pada daun bahkan pada Trichograma sp. yang memarasit telur,
bunga jantan mulai mekar seperti Ophion sp dan Exorista sp memarasit
menurut Pratama, (2015) masa larva dan pupa.
pembentukan malai atau bunga jantan Menurut Radianto (2010)
pada tanaman jagung merupakan stadia mengemukakan bahwa: “Musuh alami
yang paling disenangi oleh hama O. dapat membantu manusia dalam
furnacalis, sehingga pemangkasan menangani hama tanpa merusak
sebagian bunga jantan merupakan cara lingkungan”. Dengan adanya musuh
pengendalian untuk menekan serangan alami atau predator rantai makanan
dari hama ini Patty (2012), namun seperti dalam lingkungan tersebut akan tetap
biasanya petani langsung mengendalikan terjaga.
dengan cara kimia dengan menggunakan
insektisida untuk menekan serangan
7

Tabel 2. Persentase serangan (O. furnacalis) pada jagung varietas Pioner 27 dan Bisi 16
di Desa Tawaang dan Desa Kapitu.

Varietas Jagung Pengamatan /Umur Tanaman (hari setelah tanam) Rata-rata


(%)
I (37 hst) II (44 hst) III (51 hst) IV (58 hst) V (65 hst)

Pioneer 27 0,17 0,40 0,15 0,54 0,77 0,40


Bisi 16 0,10 0,15 0,20 0,27 0,39 0,23

KESIMPULAN DAN SARAN Urip Kabupaten Tanjung Lago


Kabupaten Bayuasin
KESIMPULAN
Lalujan, L.E, 2017. Komposisi Kimia
Berdasarkan hasil penelitian Dan Gizi Jagung Lokal
menunjukan bahwa serangan hama Varietas ‘Manado Kuning’
penggerek batang jagung Ostrinia Sebagai Bahan Pangan
furnacalis pada varietas tanaman di Pengganti Beras. Universitas
kabupaten Minahasa selatan yaitu, Sam Ratulangi Manado
varietas Pioneer 27 sebesar 0,40 persen,
dan pada jagung varietas Bisi 16 sebesar Lihawa, F. dan Pembengo W. 2013.
0,23 persen. Serangan Hama Penggerek
Batang Ostrnia furnacalis
SARAN Guenee Pada Tiga Varietas
Dalam usaha budidaya tanaman jagung, Jagung. Universitas Negeri
salah satu cara untuk mengendalikan Gorontalo
hama O. furnacalis adalah menggunakan
varietas jagung hibrida seperti Pioneer 27 Lihawa, M. Witjaksono. dan N. S. Putra,.
dan Bisi 16 yang tahan terhadap hama 2010. Identifikasi Penggerek
penggerek batang O. furnacalis. Batang Jagung Di Gorontalo.
Jurnal tidak dipublikasikan.
Universitas Gadjah Mada.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta.

Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Nonci, N. 2004.” Biologi Dan Musuh


Jakarta, 1992. Pedoman Pengamatan dan Alami Penggerek Batang
Pelaporan Tanaman Pangan. Ostrinia furnaclis Guenee
Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. PT (Lepidoptera : Pyralidae) Pada
Rineka Cipta. Jakarta. Tanaman Jagung”

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Pabbage, M.S, A.M. Adnan, dan N.
Crops in Indonesia. Resived Nonci. 2007. Pengelolaan
and translated by P.A. van der Hama Prapanen. Balai
Laan, University of Penelitian Tanaman Serealia.
Amsterdam. PT Ichtiar Baru, Maros
van Hoeve, Jakarta. http://pustaka.litbang.deptan.g
o.id/bppi/lengkap/bpp10202.pd
Kalsum, U. 2013. Pengamatan Serangga f (2 Mei 2017)
Hama Pada Tanaman Jagung
(Zea Mays.L). di Desa Banyu
8

Patty, J.A. 2012. Teknik Pengendalian


Hama Ostrinia furnacalis Pada
Jagung Manis. Universitas
Pattimura Ambon.

Pratama, 2015. Populasi Dan Presentase


Serangan Hama Penggerek
Batang Jagung (Ostrinia
furnacalis Guenee) Pada
Tanaman Jagung Manis (Zea
mays saccharata. Di
Kecamatan Tomohon Utara
Kota Tomohon.

Radiyanto. 2010. Jurnal


Keanekaragaman Serangga
Hama dan Musuh Alami pada
Lahan Pertanaman Kedelai di
Kecamatan Balong-Ponorogo.
Jawa Timur: Fakultas Pertanian
UPN.
Sembel, D. T. 2012. Dasar-Dasar
Perlindungan Tanaman. C.V Andi
Offset. Yogyakarta.

Sodiq, M., 2009. Ketahanan Terhadap


Hama. UPN Press Jawa Timur.
http://eprints.upnjatim.ac.id/4/7/
1/KetahananTanaman.pdf (8
Agustus 2018)

Untung, K., 1993. Pengantar Pengelolaan


Hama Terpadu. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.

Zulaiha, S. 2012. Investasi Beberapa


Hama Penting Terhadap
Jagung Hibrida Pengembangan
Dari Jagung local Bengkulu
Pada Kondisi Input Rendah Di
Dataran Tinggi Andisol.
Universitas Bengkulu

You might also like