Professional Documents
Culture Documents
Silviana Tan1, Nahdliya Farhani2, Muhammad Dzaky Naufal Falah3, Risqi Dewi Utami4,
Maghfirotul Aulia5
silvianatan@students.unnes.ac.id, nahdliyafarhani0314@students.unnes.ac.id,
falahdzaky5@students.unnes.ac.id, amiutami@students.unnes.ac.id,
mghfrtlaly@students.unnes.ac.id
ABSTRACT
In the world of technology, copying a product, from design to software, is usually called Mobile
Copy Draw (HDC). Especially for iPhone products, Copy Draw Mobile is very detrimental to
the company that makes this cellphone. Copyright in Indonesia is related to the original value of
a product creation, which is an important requirement for copyright protection. This led to the
adoption of the Berne Convention for the Protection of Works of Art and Literature which
became the basis for copyright protection in Indonesia through Copyright Law No. 28 of 2014.
The author conducted this research to determine the problem of economic rights violations
against iPhone copyright through copy-draw practices, which involved the company Apple
Computer, Inc. by identifying and analyzing copyright challenges faced in this era of
technological progress, exploring theories that can be used to understand the problems,
presenting proposed solutions to overcome these problems and finally presenting the results of
relevant research. In this paper, the author uses a normative juridical legal approach. Failure to
comply with economic rights reduces the motivation and creativity of creators and hurts the
country's economy and tax revenues. Indonesian law does not explicitly state violations of
economic rights in the Criminal Code, but copyright violations implicitly include the exclusive
rights of creators. Indonesian copyright law regulates the types of civil and criminal violations
and their penalties. Including the threat of prison sentences and fines for violators.
1
ABSTRAK
Dalam dunia teknologi, peniruan sebuah produk baik dari desain hingga kepada software ini biasanya disebut
dengan Handphone Copy Draw (HDC). Khususnya pada produk Iphone Handphone Copy Draw ini sangat
merugikan perusahaan pembuat Handphone ini. Hak Cipta di Indonesia berkaitan dengan nilai asli suatu ciptaan
suatu produk yang merupakan syarat penting dalam perlindungan hak cipta. Hal ini berujung pada diadopsinya
Konvensi Berne untuk Perlindungan Karya Seni dan Sastra yang menjadi dasar perlindungan hak cipta di Indonesia
melalui Undang-Undang Hak Cipta No. 28 Tahun 2014. Penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
masalah pelanggaran hak ekonomi terhadap cipta iPhone melalui praktik copy-draw, yang melibatkan perusahaan
apple computer, inc. dengan mengidentifikasi dan menganalisis tantangan hak cipta yang dihadapi dalam era
kemajuan teknologi ini, menggali teori yang dapat digunakan untuk memahami permasalahan, menyajikan solusi
yang diusulkan untuk mengatasi masalah tersebut dan akhirnya menyajikan hasil dari penelitian yang relevan.
Dalam paper ini penulis menggunakan pendekatan hukum normatif yuridis. Kegagalan untuk mematuhi hak-hak
ekonomi menurunkan motivasi serta kreativitas para pencipta serta berdampak negatif pada perekonomian negara
dan pendapatan pajak. Hukum Indonesia tidak secara tegas menyatakan pelanggaran hak ekonomi dalam KUHP,
namun pelanggaran hak cipta secara implisit mencakup hak eksklusif pencipta. Undang-undang hak cipta Indonesia
mengatur jenis tindakan pelanggaran perdata dan pidana serta hukumannya. Termasuk ancaman hukuman penjara
dan denda bagi pelanggarnya.
1.1 Pendahuluan
Di Indonesia, hak kekayaan intelektual atau yang sering disebut HKI bukanlah hal baru.
Indonesia telah memiliki undang-undang HKI sejak masa pemerintahan Hindia Belanda.
Belanda, yang kemudian diterapkan di Indonesia sebagai negara jajahan Belanda. Kata “hak
kekayaan intelektual” (HAKI) diterjemahkan. Tiga kata kunci membentuk frasa ini yaitu: hak,
properti, dan intelektual. Sebuah abstraksi, kekayaan dapat diperoleh, ditransfer, dibeli, atau
dijual. Hak kekayaan intelektual adalah izin yang diberikan oleh undang-undang atau standar
Menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta,
Hak Cipta (copyright) adalah hak eksklusif pencipta yang timbul dengan sendirinya berdasarkan
asas deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi batasan-
batasan sesuai dengan ketentuan. peraturan perundang-undangan. Hak Cipta merupakan hak
deklaratif yang dilindungi undang-undang. Hak hukum seorang pencipta tentu akan dilindungi
1
Hawin, M., & Riswandi, B. A, Isu-isu penting hak kekayaan intelektual di Indonesia, (UGM PRESS: Yogyakarta,
2020) hal. 203-206.
2
oleh perlindungan hak cipta berdasarkan undang-undang (Hidayah, 2007:28). Orang, organisasi,
dan/atau badan hukum publik dan/atau swasta semuanya dapat dianggap sebagai pencipta. Hak
Cipta, dalam bentuknya yang paling sederhana, adalah “hak untuk menyalin suatu ciptaan”.
Membatasi penggandaan suatu karya yang melanggar hukum adalah manfaat lain dari hak cipta
bagi pemegang hak cipta. Hak cipta biasanya memiliki jangka waktu terbatas untuk berlaku.
Berbagai jenis produksi artistik atau "kreasi" tercakup dalam hak cipta. Ide dasar hak cipta
menurut Atsar (2018:31) adalah hak eksklusif pencipta atau penerima untuk mempublikasikan
atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu, dengan tunduk pada batasan
yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang ada. Atas karya (kreasi) dalam disiplin
ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, pencipta diberikan perlindungan khusus berdasarkan hak
istimewa ini.2
Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang cukup pesat di era
globalisasi kontemporer. Pengertian hukum hak cipta menawarkan perlindungan terhadap karya
intelektual yang dihasilkan oleh orang atau organisasi. Hak Cipta memberi pemiliknya
didistribusikan, dan diubah. Pada era kemajuan teknologi saat ini, tantangan hak cipta menjadi
semakin kompleks dan mendalam.3 Salah satu contoh yang menonjol adalah Pelanggaran Hak
Ekonomi Terhadap Cipta iPhone, yang melibatkan praktik pembuatan handphone tiruan (copy-
draw) yang menargetkan perusahaan Apple Computer, INC. Permasalahan ini menggambarkan
sejumlah isu penting terkait hak cipta, termasuk perlindungan hukum, kebijakan ekonomi, dan
dampak terhadap inovasi. Untuk mengatasi masalah pelanggaran hak ekonomi pada cipta iPhone
melalui praktik copy-draw, beberapa solusi yang dapat diusulkan antara lain:
2
Smartlegal.id. (2021, 18 Juni) Wajib Tahu! Ini Dia Perbedaan Hak Cipta Dan Hak Terkait Sumber: Wajib Tahu!
Ini
Dia Perbedaan Hak Cipta Dan Hak Terkait diakses melalui
https://smartlegal.id/hki/hak-cipta/2021/06/18/wajibtahu-ini-dia-perbedaan-hak-cipta-dan-hak-terkait/#:~:text=
3
Bastaman, I., Budianto, A., & Enas, E, ”Brand Familiarity And Brand Awearness: Purchase Intention Produk
Iphone
Apple”, Journal of Management Review, Vol 6, No. 2, (2023): 96-101.
3
● Penguatan Hukum dan Penegakan: Pemerintah dan lembaga terkait harus memperkuat
hukum hak cipta dan meningkatkan penegakan hukum terhadap pembuat handphone
masyarakat tentang pentingnya menghormati hak cipta dan konsekuensi pelanggaran hak
cipta.
● Kerjasama Industri: Industri teknologi harus bekerja sama untuk mengidentifikasi dan
masyarakat untuk akses terbuka ke informasi dan budaya. Oleh karena itu, pembahasan tentang
pentingnya hak cipta juga melibatkan pertimbangan etika, hukum, dan teknologi yang kompleks.
Dengan demikian dapat kita simpulkan rumusan masalah mengenai permasalahan Hak Ekonomi
1. Bagaimana ketentuan hukum mengenai hak cipta serta hak ekonomi yang berlaku di
Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh pelanggaran hak ekonomi pada cipta iPhone handphone copy draw
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara studi normatif yuridis. Karya tulis ini di desain
maupun literatur ilmiah. Penulis membahas peristiwa yang telah terlaksana beberapa dekade ke
belakang berdasarkan perspektif normatif. Dalam artikel ini terdapat dua variabel yang akan
dibahas. Variabel pertama membahas kejadian Tantangan Hak Cipta Dalam Era Kemajuan
4
Nainggolan, B, Komentar Undang-Undang Hak Cipta, (Alumni: Bandung, 2016) hal. 315-319.
4
Teknologi. Kemudian variabel keduanya yaitu Pelanggaran Hak Ekonomi Pada Cipta Iphone
Handphone Copy Draw terhadap perusahaan Apple Computer, Inc Data yang digunakan
1.3.1 Ketentuan Hukum Mengenai Hak Cipta serta Hak Terkait yang Berlaku di Indonesia
Secara umum negara Indonesia telah mengikuti mekanisme hukum kekayaan intelektual
the World Trade Organization serta Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
menghasilkan Berne Convention for the Protection of Artistic and Literary Works. Selanjutnya
konvensi Berne ini diratifikasi oleh negara Indonesia sampai saat ini melalui Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Berdasarkan peraturan dari Berne Convention, nilai
orisinalitas dari sebuah penciptaan produk adalah perilaku yang krusial supaya sebuah produk
mampu terjaga kemurniannya terhadap perlindungan hak cipta.6 Kualifikasi orisinalitas adalah
dampak langsung dari mekanisme awal hak cipta (authorship). Negara Indonesia menerapkan
perlindungan hak cipta diberikan pada ciptaan yang mempunyai karakteristik pribadi dengan
menyanggupi kualifikasi originalitas yang dilandasi kecakapan pikiran serta berwujud kepada
sebuah bentuk yang khas. Kualifikasi originalitas berhubungan dengan rancangan hak cipta
sebagai kekayaan, harus didesain wajib murni dari pencipta. Semua produk mendapat
perlindungan sebagai hak cipta yaitu milik pribadi, namun sebaliknya jika tidak mendapat
perlindungan yaitu kepunyaan publik. Hal ini disebabkan oleh orisinalitas dijadikan sebagai
kualifikasi hukum dari perspektif fakta dengan tujuan memperoleh kepastian perlindungan.
5
Damian, Eddy, Hukum Hak Cipta, (Alumni: Bandung, 2023) hal. 150-154.
6
Rachmadi, Usman. (2021), Dasar-Dasar Hukum Kekayaan Intelektual, (Kencana: Jakarta, 2021), hal. 173-180.
5
Fondasi hak pada hak cipta yaitu kemurnian yang menggambarkan bahwa pemilik hak cipta serta
Kemurnian adalah pemilik produk tidak meniru kepunyaan orang lain baik dari segi
desain serta nama produk maupun mengambil tanpa seizin pemilik hak cipta. Keaslian adalah
perwujudan gagasan atau ide itu benar-benar dari pencipta sendiri. Dilaksanakanya mekanisme
hak cipta dengan berlandaskan Undang-Undang tentang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta yang menggantikan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 yang membahas
hak cipta.8 Tujuan dibentuknya mekanisme hak cipta ini karena sebagai bentuk perhatian
pemerintah kepada para pencipta untuk memberikan perlindungan berupa hak ekonomi serta hak
moral pencipta.9 Selain itu pemilik hak yang berkaitan sebagai nilai penting ketika ingin
memberikan fondasi kreativitas nasional.10 Lalu dengan kehadiran undang-undang yang terbaru
ini akan memperketat serta memberikan kepastian pemenuhan hak-hak eksklusif. Hal ini
dikarenakan mekanisme hukumnya akan berpihak kepada pemilik hak cipta yang tinggal di
Indonesia.
1.3.2 Pengaruh Pelanggaran Hak Ekonomi pada Cipta iPhone Handphone Copy Draw
Indonesia memiliki beberapa tantangan hukum dalam bidang hak cipta seringkali
berkaitan dengan pelanggaran hak ekonomi. Tantangan pertama yang dihadapi Indonesia yaitu
dari bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum. Jika pengawasan melemah akan berakibat pada
kurangnya penegakan hukum serta memberikan celah bagi pelanggaran hak ekonomi. Tantangan
kedua yaitu dari segi keaslian dan pelindungan karya. Kemudian tantangan berikutnya ada
Pengelolaan Hak Cipta di Era Digital. Hal ini disebabkan karena kemajuan teknologi sehingga
7
Raihana, dkk, “Analisis Yuridis Pengaturan Tentang Hak Cipta Di Indonesia”, Innovative: Journal of Social
Science
Research, Vol 3, No. 2, (2023): 4-11.
8
Undang-Undang tentang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
9
DM, M. Y., Khairunnas, K., Husnan, H., Sunardi, H., & Saragih, G. M, ”Politik Hukum Pengaturan Tentang
Hak Cipta Di Indonesia”, Jurnal Pendidik Indonesia (JPIn), Vol 5, No. 2, (2022): 239-242.
10
Adawiyah, R., & Rumawi, R, ”Pengaturan hak kekayaan intelektual dalam masyarakat komunal di indonesia”,
Repertorium: Jurnal Ilmiah Hukum Kenotariatan, Vol 10, No. 1, (2021): 1-16.
6
tantangan muncul dalam mengelola hak cipta di era digital. Tantangan berikutnya datang dari
segi pengembangan hukum yang responsif. Hukum harus terus dikembangkan dan diperbarui
informasi. Tantangan ada dalam kebutuhan untuk memiliki kerangka hukum yang responsif dan
adaptif. Selanjutnya ada pendidikan dan kesadaran hukum karena sebagian masyarakat dan
pelaku industri masih mengabaikan hak cipta. Oleh karena itu dibutuhkan kampanye pendidikan
untuk mengatasi tantangan ini. Lalu tantangan yang terakhir ada manajemen lisensi dan
pembayaran royalti. Hal ini berkaitan dengan penyusunan kontrak yang jelas dan pengelolaan
yang efisien untuk memastikan bahwa pencipta dan pemegang hak cipta mendapatkan
kompensasi yang layak. Semua tantangan ini muncul sebagai akibat dari tidak dipenuhinya hak
ekonomi akan mengurangi semangat semua pembuat serta pemilik produk itu untuk berkreasi
serta berimajinasi. Turunnya semangat motivasi akan menciptakan efek domino yang sangat luas
pada hancurnya gagasan imajinasi makro anak bangsa. Semua hak ekonomi yang dikaruniai
kepada pencipta berhubungan dengan royalti dari hasil pemakaian sebuah produk Iphone yang
diberitahukan serta disebarluaskan. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat beberapa oknum
tertentu khususnya pada pasar Handphone di Indonesia yang meniru produk Iphone ini dengan
tanpa izin dari perusahaan. Pada dunia teknologi peniruan sebuah produk baik dari desain hingga
kepada software ini biasanya disebut dengan Handphone Copy Draw (HDC). Khususnya pada
produk Iphone Handphone Copy Draw ini sangat merugikan perusahaan pembuat Handphone
ini. Selain itu pihak iBox Indonesia sangat dirugikan sebagai reseller produk Apple terkemuka di
Indonesia karena produk Handphone Copy Draw harganya jauh lebih murah dibandingkan
Pemerintah membuat kebijakan terkait hak ekonomi yang telah tercantum pada Undang-
Undang Hak Cipta yang diatur dalam Pasal 9 yang pada intinya menjelaskan bahwa semua
11
Herawati, N., Shahrullah, R. S., & Girsang, J, ”Penjualan Smartphone Illegal Di Kota Batam Dalam Perspektif
Sosio-Yuridis (Studi Kasus Penegakan Hukum Oleh Polda Kepulauan Riau)”, Jurnal Komunikasi Hukum (JKH),
Vol 9, No. 1, (2023): 420-439.
7
pencipta maupun pemilik hak cipta mempunyai hak ekonomi untuk melaksanakan tindakan
mulai dari penerbitan ciptaan, penggandaan ciptaan dengan berbagai macam jenis terjemahan
Pada peristiwa ini hasil karya cipta PT. Apple Indonesia Inc telah tanpa izin diproduksi
oleh oknum yang tidak bertanggungjawab atau dikatakan sebagai barang palsu serta bajakan
kerugian bagi para pencipta karena tidak menerima royalti. Kerugian yang dialami pencipta juga
dapat terlihat dari pemasukan pajak negara serta depresiasi mutu barang yang mampu dirasakan
oleh konsumen. Semua bentuk kerugian ini merupakan perwujudan pelanggaran hak ekonomi
pencipta yang tergolong pada salah satu jenis tindak pidana yaitu mengambil tanpa izin dari
pencipta atau pemilik hak cipta untuk dipakai dalam kepentingan komersial serta juga tidak
menyalurkan royalti atau keuntungan yang wajib didapatkan oleh pemegang hak cipta.
Apabila kita melihat di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tidak
ditemukan penyebutan pelanggaran hak ekonomi pencipta. Hal ini disebabkan karena semua
perilaku yang dikelompokkan sebagai perbuatan pelanggaran hak cipta, secara tersirat pada hak
eksklusif pencipta yang terkandung melalui mekanisme Undang-Undang No. 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta. Bentuk pelanggaran hak cipta mampu dikelompokkan menjadi jenis
pelanggaran langsung (direct infringement). Bentuk pelanggaran langsung pada peristiwa ini
yaitu tindakan memproduksikan kembali Handphone Iphone dengan menyerupai dengan produk
yang original dari perusahaan Apple Inc serta menyebarkannya dengan standar ciptaan yang
pelanggaran serta berat ringannya hukumannya, baik jenis perdata maupun pidana. Undang-
undang ini mengandung kerangka deklaratif, dapat dimaknai sebagai perwujudan hukum yang
12
Sinaga, N. A, ”Pentingnya Perlindungan Hukum Kekayaan Intelektual Bagi Pembangunan Ekonomi Indonesia”,
Jurnal Hukum Sasana, Vol 6, No. 2, (2020): 11-15.
13
Erlina, E., Ramadan, S., & Herlian, N. F, ”Tinjauan Terhadap Pelanggaran Haki Handphone Copy Draw (Hdc)
Berdasarkan Uu Design Industri (Studi Pada Kanwil Hukum & HAM Prov. Lampung)”, JURNAL RECTUM:
Tinjauan Yuridis Penanganan Tindak Pidana, Vol 5, No.1, 2023: 572-581.
8
diberikan kepada pemilik atau pengguna pertama atas hak cipta. Jika ditemukan pihak lain yang
mengklaim sebagai pencipta yang memiliki hak atas produk orang lain, maka pemilik/pengguna
pertama wajib memberikan bukti bahwa dirinya berhak atas hasil produk ini. Apabila terbukti
terjadi pelanggaran hak ekonomi pencipta, maka pelanggar harus dihukum, baik secara perdata
maupun secara pidana. Lalu pada Pasal 110 ayat (1), Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
juga mengandung makna bahwa tidak hanya penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang memiliki hak tertentu untuk melaksanakan penyidikan tindak pidana Hak Cipta
Kemudian Pasal 113 dalam Undang-Undang ini juga, yang menjelaskan bahwa: ancaman
pidana bagi oknum yang menyebarkan produk Handphone Copy Draw dengan ancaman penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah). Kemudian pada ayat (2) Pasal ini mengandung makna bahwa semua orang yang dengan
tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).14 Kemudian jika kita melihat dari kacamata Hukum
Perdata menyebarkan produk Handphone Copy Draw telah melanggar Pasal 1365 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.15 Atas dasar hal inilah maka pencipta merek dagang asing
mampu mengajukan tuntutan ganti rugi di pengadilan maupun meminta oknum yang tidak
14
Suhayati, M. (2016). Pelindungan Hukum Terhadap Hak Ekonomi Pemilik Hak Terkait Dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (Legal Protection For The Of Economic Rights Of The Related
Rights’owner In Law Number 28 Of 2014 On Copyright). Negara Hukum: Membangun Hukum untuk Keadilan
dan Kesejahteraan, Vol 5, No. 2, 2016: 207-221.
15
Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
9
Pengaruh pelanggaran hak ekonomi terhadap perusahaan seperti Apple Computer, Inc.
bisa memiliki dampak yang signifikan. Dalam kasus seperti peniruan atau pembajakan produk
a. Kerugian Finansial
seharusnya mereka dapatkan dari penjualan produk asli. Jika ada pasar yang signifikan
untuk barang tiruan atau salinan ilegal, hal ini dapat mempengaruhi pendapatan dan laba
bersih perusahaan.
Jika terlalu banyak barang tiruan atau salinan ilegal di pasar, hal ini dapat mempengaruhi
citra dan reputasi perusahaan. Pelanggan mungkin kehilangan kepercayaan pada merek
dan produk Apple karena mereka mungkin sulit membedakan produk asli dari tiruan.
Produk tiruan yang mungkin dijual dengan harga lebih murah dapat menciptakan
persaingan tidak sehat bagi perusahaan asli. Ini dapat mengganggu pasar dan mengurangi
Jika ide dan teknologi inovatif dari produk Apple diambil dan disalin oleh pesaing, maka
Apple dapat kehilangan keunggulan kompetitif yang dimilikinya dalam hal inovasi
produk.
Perusahaan mungkin perlu menghabiskan banyak uang untuk menggugat dan mengejar
kasus hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pelanggaran hak ekonomi.
10
Jika investor percaya bahwa perusahaan tidak dapat melindungi hak ekonominya dengan
efektif, hal ini dapat mempengaruhi harga saham dan kepercayaan investor.
Perusahaan mungkin harus meningkatkan upaya mereka untuk melindungi hak cipta dan
hak ekonomi mereka, termasuk pengeluaran tambahan untuk keamanan dan penegakan
hukum.
Jika peniruan atau pembajakan produk menjadi masalah besar, hal ini dapat memiliki
dampak lebih besar pada ekonomi global, terutama jika perusahaan besar seperti Apple
terlibat. 16
1.4 Simpulan
peraturan mengenai hak ekonomi dan hak cipta. Pelanggaran hak ekonomi dapat menimbulkan
konsekuensi serius, dan perlindungan ini penting untuk mendorong kreativitas dan inovasi serta
memastikan pengembangan bisnis berkelanjutan di seluruh dunia. Hal ini berujung pada
diadopsinya Konvensi Berne untuk Perlindungan Karya Seni dan Sastra yang menjadi dasar
perlindungan hak cipta di Indonesia melalui Undang-Undang Hak Cipta No. 28 Tahun 2014.
Hak Cipta di Indonesia berkaitan dengan nilai asli suatu ciptaan suatu produk yang merupakan
syarat penting dalam perlindungan hak cipta. Orisinalitas berkaitan dengan ciri pribadi suatu
16
Yasa, I., & Indrawati, A. A. S, ”Perlindungan Hak Eksklusif Potret Berdasarkan Undang-Undang No 28 Tahun
2014 Tentang Hak Cipta”, Jurnal Kertha Samaya, Vol 9, No. 5, (2020): 207-211.
11
Undang-Undang Hak Cipta memberi pemilik hak cipta hak ekonomi dan moral atas
ciptaannya. Hal ini mencakup hak untuk menerbitkan, memperbanyak, menerjemahkan, dan
menerbitkan karya tersebut. Semua langkah tersebut memerlukan izin dari pemilik hak cipta.
Pelanggaran hak ekonomi, semacam mimikri pemalsuan produk seperti Mobile Copy Draw
(HDC), bisa merugikan interes pemilik hak cipta dan perusahaan terkait. Kegagalan untuk
mematuhi hak-hak ekonomi menurunkan motivasi serta kreativitas para pencipta serta
berdampak negatif pada perekonomian negara dan pendapatan pajak. Hukum Indonesia tidak
secara tegas menyatakan pelanggaran hak ekonomi dalam KUHP, namun pelanggaran hak cipta
secara implisit mencakup hak eksklusif pencipta. Undang-undang hak cipta Indonesia mengatur
jenis tindakan pelanggaran perdata dan pidana serta hukumannya. Termasuk ancaman hukuman
penjara dan denda bagi pelanggarnya. Dampak pelanggaran hak ekonomi bergantung pada
yurisdiksi tempat pelanggaran tersebut terjadi. Bagi perusahaan seperti Apple, melindungi hak
ekonominya adalah hal yang penting untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dan
Mobile Copy Draw. Pemerintah Indonesia harus bermitra dengan lembaga penegak hukum untuk
mengambil tindakan kolektif terhadap mereka yang terlibat dalam produksi dan distribusi produk
palsu tersebut. Hukuman yang lebih berat, termasuk denda berat dan penahanan, dapat
memberikan insentif kepada pelaku ilegal untuk mengikuti undang-undang hak cipta. Pemerintah
Indonesia harus berkolaborasi dengan negara lain untuk membela hak cipta secara global. Hal ini
mungkin melibatkan kerja sama dengan mitra lintas batas dan penegak hukum selain
berpartisipasi dalam upaya global untuk melestarikan hak cipta. Konsumen juga mempunyai
peran penting dalam pemberantasan produk ilegal. Kampanye yang bertujuan untuk
mengedukasi konsumen tentang bahaya produk ilegal dapat mengurangi permintaan terhadap
produk tersebut. Senantiasa menilai dan menyempurnakan undang-undang dan peraturan hak
12
cipta untuk memastikan efektivitasnya dalam merespons semakin kompleksnya era digital. Hal
ini melibatkan perenungan terhadap perubahan teknologi yang mungkin berdampak pada hak
cipta.
13
1.5 Daftar Pustaka
Buku
Hawin, M., & Riswandi, B. A. (2020). Isu-isu penting hak kekayaan intelektual di Indonesia.
UGM PRESS.
Jurnal
Adawiyah, R., & Rumawi, R. (2021). Pengaturan hak kekayaan intelektual dalam masyarakat
Bastaman, I., Budianto, A., & Enas, E. (2023). Brand Familiarity And Brand Awearness:
Purchase Intention Produk Iphone Apple. Journal of Management Review, 6(2), 771784.
DM, M. Y., Khairunnas, K., Husnan, H., Sunardi, H., & Saragih, G. M. (2022). Politik Hukum
Pengaturan Tentang Hak Cipta Di Indonesia. Jurnal Pendidik Indonesia (JPIn), 5(2),
237-248.
Erlina, E., Ramadan, S., & Herlian, N. F. (2023). Tinjauan Terhadap Pelanggaran Haki
Handphone Copy Draw (Hdc) Berdasarkan Uu Design Industri (Studi Pada Kanwil
Hukum & HAM Prov. Lampung). JURNAL RECTUM: Tinjauan Yuridis Penanganan
Herawati, N., Shahrullah, R. S., & Girsang, J. (2023). Penjualan Smartphone Illegal Di Kota
Batam Dalam Perspektif Sosio-Yuridis (Studi Kasus Penegakan Hukum Oleh Polda
Suhayati, M. (2016). Pelindungan Hukum Terhadap Hak Ekonomi Pemilik Hak Terkait Dalam
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (Legal Protection For The
5(2), 207-221.
Yasa, I., & Indrawati, A. A. S. Perlindungan Hak Eksklusif Potret Berdasarkan Undang-Undang
No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Jurnal Kertha Samaya, 9(5), 207-211.
Undang-Undang
Undang-Undang tentang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
Website
Smartlegal.id. (2021, 18 Juni) Wajib Tahu! Ini Dia Perbedaan Hak Cipta Dan Hak Terkait
Sumber: Wajib Tahu! Ini Dia Perbedaan Hak Cipta Dan Hak Terkait diakses melalui
https://smartlegal.id/hki/hak-cipta/2021/06/18/wajib-tahu-ini-dia-perbedaan-hak-cipta-dan-hak-
terkait/#:~:text=