You are on page 1of 11

PAPER

PENGELOLAAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN SOSIAL


EKONOMI
(Studi Kasus BUMDes Eka Giri Karya Utama)

Oleh :

Kelompok 2
Ni Luh Gede Nirmala Devi (2281121001)
I Ketut Gede Intan Kurniawan (2381111002)

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan paper pada tugas mata kuliah Penguatan
Kelembagaan Sosial Ekonomi. Adapun judul dari paper ini adalah “PENGELOLAAN
PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN SOSIAL EKONOMI (Studi Kasus BUMDes Eka
Karya Giri Utama)”.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Penguatan Kelembagaan Sosial Ekonomi yang telah membimbing
penulis untuk menyelesaikan paper ini. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada teman maupun pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan paper ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat paper ini menjadi
lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Denpasar, 03 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 3
2.1 Pengelolaan Program Penguatan Kelembagaan..................................................... 3
2.2 Tahapan Pengelolaan Program Penguatan Kelembagaan ...................................... 4
2.3 Pelaksanaan Pengelolaan Program Kelembagaan pada BUMDes Eka Giri
Karya Utama ........................................................................................................ 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 7
3.2 Saran .................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pengembangan perekonomian desa sudah dijalankan sejak lama oleh pemerintah desa
di Indonesia melalui berbagai program yang terdiri dari berbagai bentuk seperti program fisik
dan program permodalan. Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil yang memuaskan
sesuai dengan keinginan bersama. Ada fenomena yang terjadi dimana kegiatan atau program
tersebut hanya berfokus kepada capaian fisik dan tidak mengasilkan outcome yang tepat serta
bermanfaat bagi masyarakat secara berkelanjutan. Faktor yang menyebabkan hal tersebut
salah satunya adalah pelaksanaan program atau kegiatan tersebut tidak terintegrasi, dalam
artian bahwa program atau kegiatan tersebut berjalan secara sendiri-sendiri sesuai dengan
kebijakan kementerian/lembaga yang menaungi. Dengan kata lain adanya intervensi
pemerintah yang dominan dibandingkan keterlibatan masyarakat desa sasaran. Akibatnya,
berdampak pada lemahnya inovasi dan kreativitas masyarakat dalam menjalankan dan
mengelola roda perekonomian desa secara mandiri (Rakhman dan Agustina, 2022).
Mekanisme kelembagaan sosial ekonomi masyarakat desa yang tidak efektif,
memiliki kecenderungan untuk ketergantungan terhadap bantuan pemerintah, sehingga
berimplikasi pada matinya semangat kemandirian masyarakat desa. Belajar dari pengalaman
masa lalu, satu pendekatan baru yang diharapkan mampu menstimulus dan menggerakkan
roda perekonomian di pedesaan adalah melalui pendirian kelembagaan berbasis sosial
ekonomi yang dikelola sepenuhnya oleh masyarakat desa. Lembaga ini tidak lagi didirikan
atas dasar instruksi pemerintah, tetapi harus didasarkan pada keinginan masyarakat desa
untuk mengelola potensi desanya dengan tepat (Adlani, 2019).
Salah satu program pemerintah dalam menunjang pembangunan di desa adalah
kebijakan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) adalah badan usaha yang dibentuk secara bersama oleh masyarakat dan
pemerintah desa dan pengelolaannya dilakukan secara bersama. Dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2021 menyebutkan bahwa penyelenggaraan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) mencangkup dua fungsi utama dari peruntukan dana desa, yaitu sebagai fungsi
pembangunan desa dan sebagai fungsi pemberdayaan masyarakat (Rantung, 2021).
Terbitnya peraturan tentang Daerah Otonomi yaitu memberikan hak kepada aparatur daerah
dalam mengembangkan serta mengoptimalkan segala sumber daya di wilayah tersebut
khususnya dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat (Toriqi, 2015).

1
Pengelolaan BUMDes dilakukan berdasarkan kesepakatan masyarakat, kemauan dan
kemampuan dari setiap kelompok masyarakat secara bersama, kekeluargaan dan gotong-
royong. BUMDes disesuaikan dengan potensi desa yang dikelompokan berdasarkan program
usaha yang akan dibentuk dan dikembangkan, struktur organisasi,program BUMDes dibentuk
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pengelolaan potensi desa yang dikelola oleh BUMDes
dapat berupa potensi alam seperti pertanian, perikanan, perkebunan, simpan pinjam,
pengelolaan sampah, industri rumah tangga, dan lainnya. Dan dalam pengelolaan BUMDes
sendiri harus akuntabel, jujur, demokratis, transparan serta dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut, pembahasan dalam paper ini
berfokus pada pengelolaan program BUMDes mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta
pengawasan sehingga dapat berjalan sesuai ketetapan yang diinginkan serta memiliki dampak
besar bagi masyarakat desa. Studi kasus sebagai gambaran dalam pembahasan paper ini
diambil dari pengelolaan BUMDes Eka Giri Karya Utama di Desa Wanagiri, Kecamatan
Sukasada, Kabupaten Buleleng.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut.
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pengelolaan program penguatan kelembagaan?
1.2.2 Apa saja tahapan dalam pengelolaan program penguatan kelembagaan?
1.2.3 Bagaimana pelaksanaan pengelolaan program kelembagaan pada BUMDes Eka
Karya Giri Utama?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah didapatkan tujuan sebagai berikut.
1.3.1 Mengetahui makna pengelolaan program penguatan kelembagaan.
1.3.2 Mengetahui tahapan dalam pengelolaan program penguatan kelembagaan.
1.3.3 Mengetahui pelaksanaan pengelolaan program kelembagaan pada BUMDes Eka
Karya Giri Utama.
1.4 Manfaat
Adapun manfaatnya sebagai berikut.
1.4.1 Menjadi bahan referensi tambahan untuk literatur pembelajaran.
1.4.2 Menjadi gambaran untuk menentukan perencanaan dan kebijakan program
penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat lainnya.
1.4.3 Menjadi bahan pertimbangan untuk menemukan solusi maupun pemecahan
permasalahan kelembagaan yang serupa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Program Penguatan Kelembagaan


Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak bisa dipisahkan
dari pelaksanaan suatu kegiatan atau program. Kata management berasal manage atau
managiare, yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya (Umrotin, 2021). Dalam
manajemen, terkandung dua makna yaitu mind (pikir) dan action (tindakan). Secara
terminologis, manajemen berarti:
1. Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
mencapai tujuan (Sondang P. Siagian dalam Khumaidah, 2016).
2. Proses kerja melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam
lingkungan yang berubah (Robert Kritiner dalam Khumaidah, 2016).
3. Bekerja dengan menggunakan atau meminjam tangan orang lain (G.R. Terry
dalam Khumaidah, 2016).
Awalnya fungsi manajemen banyak ragamnya seperti merencanakan, mengorganisasi,
menyusun staf, mengarahkan dan mengontrol, mencatat dan melaporkan, serta menyusun
anggaran belanja. Kemudian dibuat menjadi lebih sederhana sehingga terdiri dari
merencanakan, mengorganisasi, memberi komando, pengkoordinasi dan mengontrol.
Pengelolaaan merupakan terjemahan dari kata managament, berasal dari kata, “to manage”
yang berarti mengatur, melaksanakan, mengelola, mengendalikan, dan memperlakukan.
Pengelolaan yakni sebagai suatu proses mengoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-
kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efisien dan efektif. Dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan program adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada
orang yang akan dijalankannya. Pengelolaan program dalam kelembagaan berikaitan dengan
proses yang bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kinerja suatu organisasi atau
lembaga, baik itu dalam sektor pemerintahan, maupun non-pemerintah dengan melibatkan
berbagai aspek, termasuk sumber daya manusia, proses operasional, struktur organisasi atau
lembaga, budaya kerja, dan teknologi informasi. Tujuannya adalah untuk membuat organisasi
atau lembaga lebih efisien, efektif, dan responsif terhadap perubahan lingkungan melalui
pengadaan dan pelaksanaan suatu kegiatan atau program yang berkelanjutan dan memerlukan
komitmen jangka panjang untuk mencapai keberhasilan yang ditetapkan.

3
2.2 Tahapan Pengelolaan Program Penguatan Kelembagaan
Pengelolaan program kelembagaan adalah serangkaian langkah atau tahapan yang
harus diikuti untuk merencanakan, mengembangkan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi program-program yang dilaksanakan oleh sebuah organisasi atau lembaga.
Berikut adalah tahapan-tahapan umum dalam pengelolaan program kelembagaan:
1. Identifikasi Masalah atau Kebutuhan
Tahapan pertama dalam pengelolaan program kelembagaan adalah
mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang akan diatasi sehingga dibuatlah
program. Hal ini melibatkan analisis mendalam terhadap situasi atau permasalahan
yang ada di suatu wilayah maupun masyarakat.
2. Perencanaan dan Rancangan Program
Setelah masalah atau kebutuhan diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
merencanakan program. Ini mencakup penentuan tujuan program, sasaran, strategi,
dan sumber daya yang diperlukan. Selanjutnya, dibuat rancangan program yang
lebih rinci, termasuk perincian mengenai anggaran, jadwal, aktivitas, dan metode
pelaksanaan.
3. Implementasi Program
Implementasi adalah tahap di mana program tersebut dijalankan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat. Ini termasuk pelaksanaan aktivitas, pemantauan
kemajuan, dan penanganan masalah yang mungkin muncul.
4. Evaluasi Program dan Pelaporan
Evaluasi adalah langkah penting untuk menilai keberhasilan program. Evaluasi
dapat dilakukan secara berkala atau setelah program selesai. Evaluasi ini mencakup
pengukuran pencapaian tujuan, efisiensi penggunaan sumber daya, dan dampak
program terhadap masalah yang diatasi. Hasil evaluasi program perlu dilaporkan
kepada pemangku kepentingan dan masyarakat yang berkaitan.
5. Perbaikan, Pengembangan, Pemantauan dan Pembuatan Laporan Akhir
Berdasarkan hasil evaluasi, program dapat ditentukan apakah dapat diperbaiki dan
dikembangkan untuk meningkatkan efektivitasnya. Setelah program selesai,
pemantauan berkelanjutan diperlukan untuk memastikan bahwa program memiliki
dampak atau sudah terpecahkannya suatu masalah, serta melihat ada atau tidaknya
perubahan kondisi setelah program dilaksanakan. Ketika suatu program tidak lagi
diperlukan atau tujuannya telah tercapai, program dapat diakhiri dengan i,
termasuk penutupan administratif dan pembuatan laporan akhir.

4
2.3 Pelaksanaan Pengelolaan Program Kelembagaan pada BUMDes Eka Giri Karya
Utama (Studi Kasus)
A. Gambaran Desa Wanagiri
Desa Wanagiri adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan Sukasada,
Kabupaten Buleleng. Sekitar 70,95% penduduknya bekerja di sektor pertanian, lalu sekitar
4,23% bekerja di sektor pariwisata, dan selebihnya berusaha di sektor lainnya. Sesuai dengan
kondisi geografisnya, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani terutama petani
kopi. Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2013
tentang RTRW Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033 menempatkan Desa Wanagiri sebagai
salah satu bagian dari Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK) Pancasari. Desa
Wanagiri memiliki beberapa badan usaha atau organisasi yang mampu untuk membantu
dalam mengembangkan potensi dan usaha yang ada pada desanya yaitu Badan Usaha Milik
Desa (Bumdesa), PKK, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan Lembaga Pengelolaan Hutan
Desa (LPHD).
B. Bentuk-Bentuk Unit Usaha BUMDes Eka Giri Karya Utama
BUMDes Eka Giri Karya Utama sebagai bentuk lembaga di Desa Wanagiri yang
mengelola kelompok tani dan masyarakat desa dengan visi untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat melalui pengembangan potensi desa. BUMDes Eka Giri Karya Utama telah
dibentuk pada Tahun 2015 dan diketuai oleh I Made Darsana. Adapun beberapa program
yang telah dilaksanakan oleh BUMDes Eka Giri Karya Utama sebagai berikut:
1. Agroforestri Kopi (Perhutanan Sosial)
Pengelolaan hutan desa seluas 250 hektar yang dilakukan masyarakat Desa
Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, kini menuai hasil. Dengan
mempertahankan wilayah konservasi, sekitar 150 hektar hutan tersebut ditanami
kopi dengan pola Agroforestry. Pengelolaan hutan tersebut berdasarkan dengan
Surat Keputusan Menteri LHK RI Nomor: P.21/MenLHK-II/2015 tanggal 4 Juni
2015 dan juga SK Gubernur Bali Nomor: 2017/03-L/HK/2015 tanggal 30 Oktober
2015. Produksi kopi dapat mencapai 5 ton/tahun, dengan harga jual cherry
Rp.14.000/kg. Sedangkan kopi yang sudah diproses menjadi kopi bubuk arabika
dihargai Rp.35.000/200gr dan robusta Rp.25.000/200gr.
2. Tabungan dan Deposito
BUMDes Eka Giri Karya Utama memiliki produk Tabungan yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat antara lain : tabungan sukarela, tabungan wajib,
tabungan QR Toko dan pemberian kredit dengan jenis bunga tetap/menurun untuk

5
menunjang kegiatan ekonomi seperti pemberian modal untuk kegiatan usahatani,
serta menjadi wadah seperti koperasi sehingga memudahkan petani untuk
menabung. BUMDes juga memiliki simulasi kredit yang dapat diakses melaui
website: https://wanagiri.bumdesaku.id/.
3. Penyedia jasa wisata alam.
Hutan Desa Wanagiri sendiri memiliki luas ± 250 hektar dan merupakan hutan
lindung. Hutan Desa Wanagiri ini dikelola oleh BUMDesa (Badan Usaha Milik
Desa) Eka Giri Karya Utama yang membagi areal kerjanya menjadi 2 zona: zona
perlindungan dan pemanfaatan. Zona perlindungan adalah areal hutan seluas ± 80
hektar yang dijaga keberadaannya, sedangkan zona pemanfaatan adalah areal di
dalam hutan desa seluas ± 170 hektar yang rencananya dimanfaatkan untuk
penanaman buah dan usaha jasa lingkungan, salah satunya air terjun Banyumala.
Khusus untuk pengelolaan Air Terjun Banyumala dikelola oleh Pokdarwis
(Kelompok Sadar Wisata) yang merupakan salah satu unit usaha BUMDesa Eka
Giri Karya Utama di bidang pariwisata. Tiket masuk sebesar Rp. 15.000,- pun
disepakati dalam Peraturan Desa dan diharapkan berkontribusi dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat Desa Wanagiri. Pengunjung dari dalam dan luar negeri
pun mulai datang dan menikmati Air Terjun Banyumala dimana dari hari ke hari
semakin meningkat.
C. Peran BUMDes Eka Giri Karya Utama dalam Meningkatkan Perekonomian
Desa
Tujuan pendirian BUMDes adalah untuk mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, serta dapat
menyediakan jenis usaha lainnya yang ditujukan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat. Adapun peran dari BUMDes Eka Giri Karya Utama adalah melibatkan
masyarakat dalam program unit usaha BUMDes agar masyarakat dapat mengembangkan
potensi SDM sehingga masyarakat lebih kreatif dan mandiri dalam pengembangan usaha
tersebut dan usaha yang telah dikelola dan dikembangkan masyarakat sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Hasil usaha yang diperoleh BUM Desa beserta unit-unit usahanya,
selain untuk memenuhi kebutuhan biaya operasionalnya, sebagian juga dipergunakan untuk
mendukung kegiatan pembangunan desa, baik dalam bentuk tunai berupa dukungan
pembiayaan pembangunan melalui mekanisme Pendapatan Asli Desa (PADesa) maupun
bentuk non tunai (cashless) berupa kegiatan-kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan bahwa
pengelolaan program kelembagaan adalah serangkaian langkah atau tahapan yang harus
diikuti untuk merencanakan, mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
program-program yang dilaksanakan oleh sebuah lembaga dalam hal ini BUMDes Eka Karya
Giri Utama. Untuk itu, diperlukan pelatihan penguatan kelembagan serta pembinaan bagi
sumber daya manusia baik pihak BUMDes dan masyarakat desa agar turut terlibat secara
aktif dalam setiap program yang dilaksanakan. Ada beberapa tahapan yang dilakukan sampai
akhirnya BUMDes ini dibentuk seperti tahap penyadaran, tahap peningkatan kapasitas dan
pelatihan, serta tahap evaluasi. Tahap penyadaran dimulai dengan melihat kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman Desa Wanagiri, melalui pemberian penyuluhan serta
sosialisasi pengembangan desa. Selanjutnya tahap peningkatan kapasitas dan pelatihan, serta
tahap evaluasi untuk menilai dan merekonsiderasi dari program yang telah berjalan. Program-
program dari BUMDes Eka Giri Karya Utama yaitu berbasis pada kesejahteraan sosial
ekonomi masyarakat seperti pengelolaan kawasan agroforestri kopi di hutan Desa Wanagiri,
pengolahan kopi dengan brand Wanagiri Bali Coffee, penyediaan kawasan wisata alam air
terjun, dan adanya unit simpan pinjam. Pengelolaan kelembagaan yang baik tidak hanya dari
adanya sistem tata kelola saja, namun juga dari kesiapan SDM, serta dukungan pihak
eksternal (pemerintah-swasta) sehingga banyak program pelatihan yang diperlukan untuk
menjaga stabilitas dan keberlangsungan BUMDes Eka Karya Giri Utama.

3.2 Saran
Pengelolaan program BUMDes Eka Giri Karya Utama diharapkan selalu
memperhatikan perkembangan jaman sehingga pengelolaan objek wisata, usaha budidaya dan
pemasaran produk kopi di Desa Wanagiri terus sesuai dengan perubahan globalisasi yang
serba memanfaatkan teknologi terbaru. Pihak pengurus BUMDes juga sebaiknya tetap
melakukan penyebaran informasi secara terus-menerus baik langsung maupun melalui media
sosial agar tetap mendorong masyarakat desa terlibat secara aktif dalam setiap program yang
dijalankan. Seluruh SDM yang terlibat sebaiknya secara rutin mengadakan pelatihan
peningkatan kapasitas yang relevan, serta mencari ide dan program lainnya yang mampu
menjangkau potensi desa sehingga adanya pengembangan ekonomi kreatif desa.

7
DAFTAR PSUTAKA

Adlani, Irgi Nazri. 2019. E-jurnal Administrasi Publik. Penerapan Program Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) dalam Pengelolaan Potensi dan Sumber Daya (Studi Desa
Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur). [https://fisip.unjani.ac.id/wp-
content/uploads/2019/04/PENERAPAN-PROGRAM-BADAN-USAHA-MILIK-
DESA-BUMDES-DALAM-PENGELOLAAN-POTENSI-DAN-SUMBER-
DAYA.pdf]. Diakses pada 26 September 2023. Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung.
Khumaidah, Azizatul. 2016. Manajemen Keorganisasian di Masjid Agung Demak dalam
Peningkatan Dakwah Islam Tahun 2015.
[https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6481/]. Diakses 25 September 2023.
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Nusa Bali, Author. 2021. BUMDes Wanagiri Kembangkan Usaha Kopi (Tampung Produksi
Kopi Hutan). Artikel Online [https://www.nusabali.com/berita/97898/bumdes-
wanagiri-kembangkan-usaha-kopi]. Diakses pada 25 September 2023. Denpasar.
Rakhman dan Agustina. 2022. E-jurnal Kebijakan Ekonomi. Perencanaan Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
[https://ijppr.umsida.ac.id/index.php/ijppr/article/view/1218/918?download=pdf].
Diakses pada 26 September 2023. Universitas Muhammdiyah Sidoarjo.
Rantung, dkk. 2021. E-jurnal Agrisosioekonomi. Implementasi Kebijakan Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Kombi.
[https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jisep/article/view/35426/33158]. Diakses
pada 26 September 2023. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Toriqi, Annisa. 2015. E-jurnal Hukum. Analisis Yuridis Tentang Pengaturan Pengelolaan
Anggaran Dana Desa Berdasarkan Otonomi Desa. [https://digilib.unila.ac.id/10823/].
Diakses pada 26 September 2023. Universitas Lampung.
Umrotin. 2021. E-jurnal Manajemen. Manajemen Ekstrakurikuler di SD Negeri 1 Kawak
Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara. [https://eprints.unisnu.ac.id/id/eprint/1513/].
Diakses pada 25 September 2023. Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.

You might also like