You are on page 1of 12

Kronik : Journal of History Education and Historiography E-ISSN : 2580-653X

Publisher of History Education Department, Vol. 6, No. 1, 2022


Law and Social Sciences Faculty
Universitas Negeri Surabaya Indonesia

PELESTARIAN LINGKUNGAN MASYARAKAT DAYAK KIYU MERATUS BERBASIS


KEARIFAN LOKAL PERTANIAN MANUGAL

Intan Metrayani Sidauruk, Siti Komariah, Yadi Ruyadi.


Jurusan Pendidikan Sosiologi, FPIPS UPI Bandung

ABSTRACT
This research aims to analyze the local wisdom system of manugal agriculture carried out by the Dayak
Kiyu Meratus tribe to preserve the environment and know the efforts in preserving local wisdom amid
the current globalization. The research method is a case study, aimed at knowing the concept that the
subject builds with a particular phenomenon or event. Dayak Kiyu Meratus people are a society that is
harmonious with nature, because nature has provided a livelihood for them. This is manifested in the
use of forest land, this tribe divides the forest into two, namely prohibition forest and agricultural forest.
In the use of agricultural forests, this tribe for generations uses local wisdom manugal. This local
wisdom system is believed to preserve the environment because the local wisdom of agriculture is an
agricultural system to grow local varieties of rice on dry land which is done once a year. In manugal
land selection is a very important thing. For this tribe forest land should not be carelessly used as land
for manugal. There are several rituals that they do: mangirau gives offerings to the spirits of forest
waiting ancestors, grows, asks permission for the spirits of ancestors to clear land. Before the manugal,
they will surround the land three times, carrying incense while reciting a spell of pleading to the
ancestors so that rice products are abundant and can be enjoyed by all family members and promise
not to damage nature. Efforts are made to preserve nature with local wisdom manugal by teaching the
next generation, to make good use of forest land, and teach the values contained in local wisdom
manugal.
Keywords: Local Wisdom, Environmental Preservation, Social Change.

Kronik: Journal of History Education and Historiography Vol. 6, No. 1 | 1


PENDAHULUAN lingkungan hidup ini sampai sekarang belum
menemukan titik terang.
Latar Belakang
Kondisi kerusakan ekosistem harus
Indonesia adalah sebuah negara yang segera diatasi. Banyak strategi yang dilakukan
memiliki sumber kekayaan alam yang baik dengan menggalakkan penanaman kembali
melimpah. Sebagian besar sumber daya alam itu hutan yang sudah rusak, dan merancang strategi
berasal dari hutan. Indonesia di kenal dengan lainnya yang dikembangkan oleh pemerintah
istilah “Zamrud Khatulistiwa” memiliki wilayah dan ilmuwan serta pemerhati hutan. Namun
yang ditetapkan sebagai kawasan hutan dengan usaha tersebut belum cukup untuk mengatasi
luas 120, 6 juta hektar, atau kurang lebih 63 % masalah tersebut. Pada masa sekarang usaha
dari seluruh wilayah Indonesia. Hutan memiliki yang dapat dikerjakan adalah dengan
peranan sangat penting dalam menjaga memanfaatkan tradisi atau kearifan lokal
keseimbangan ekosistem alam. Kawasan hutan masyarakat setempat. Kearifan lokal memegang
di Indonesia dikelola dalam tiga fungsi berupa peranan penting dalam menjaga kelestarian
hutan produksi (HP) yang memiliki area seluas hutan, masyarakat lokal atau masyarakat adat
68,8 juta hektar atau 57 % dari seluruh Kawasan yang tinggal di sekitar hutan masih mempercayai
hutan, fungsi konservasi berupa hutan adat istiadat yang dilakukan nenek moyang
konservasi (HK) seluas 22,1 hektar atau 18 % mereka secara turun temurun.
dari seluruh kawasan hutan, dan Hutan Lindung Penelitian Yuliono, dkk (2011) kearifan
(HL) yang memiliki fungsi DAS dengan area lokal dalam bidang pertanian di Kalimantan
seluas 29,7 juta hektar yang tersisa atau 25 % khususnya di Dayak Meratus desa Haratai,
(Oktavia, Yeni, & Ginoga, 2020). dengan mengadakan pertanian dengan sistem
Namun, permasalahan lingkungan, gilir balik. Melalui penelitian tersebut diketahui
terkhusus masalah kerusakan hutan semakin bahwa tingkat kelayakan ekonomi dengan
memprihatinkan. Seiring dengan adanya adanya sistem tanam gilir balik ini adalah kurang
tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia melalui dari angka 1 yang artinya tidak layak secara
pembangunan dalam berbagai aspek dan bidang ekonomi. Tetapi dengan adanya sistem gilir
yang semakin kompleks dan terus mengalami balik ini petani tidak mengharapkan keuntungan
peningkatan sehingga dapat menimbulkan lebih, mereka berharap sistem tanam gilir balik
kerusakan dari ekosistem hutan yang meliputi ini dapat menjaga kelestarian lingkungan dan
perairan, rawa, kehidupan flora atau tanaman menjaga komunikasi dan solidaritas dengan
dan fauna (hewan) yang ada di hutan. Dengan sesama masyarakat Dayak.
adanya pengaruh industri menyebabkan Penelitian Isnawati dkk (2020),
lingkungan hutan menjadi berubah dan Masyarakat adat di wilayah Pegunungan
disalahfungsikan. Sudah banyak strategi yang Meratus yang tinggal di Papagaran mengelola
digunakan untuk mengatasi permasalahan lingkungan hutan dengan memberikan atasan-
lingkungan akan tetapi pemecahan permasalahan batasan terhadap hutan yang bisa dikelola
ataupun yang tidak bisa dikelola dengan

Kronik: Journal of History Education and Historiography Vol. 6, No. 1 | 2


sembarangan, karena hutan adat, pamali bagi penutupan hutan, agar penduduk yang tinggal di
masyarakat Meratus mengelola tanah tersebut. daerah hilir tidak terkena dampak bencana
Untuk mengatur bentuk hukum adat masyarakat longsor. Dengan adanya kesadaran tersebut
Meratus melibatkan kelembagaan adat seperti maka kawasan hutan di pegunungan Meratus
tokoh adat, kepala adat, penghulu adat, serta dapat terlindungi dan jauh dari kerusakan akibat
pemangku adat, yang akan mengatur hukum adat ulah manusia (Al Fatah & Minar, hal 1; 2004).
sesuai norma-norma adat yang berlaku sesuai
Masyarakat yang mendiami daerah
hukum adat setempat.
pegunungan Meratus adalah suku Dayak Kiyu
Selanjutnya Menurut Penelitian Efendi,
Meratus merupakan salah satu masyarakat lokal
dkk (2020), kearifan lokal yang digunakan
yang melestarikan lingkungan hutan dengan
adalah dengan manugal. Tradisi manugal dan
memanfaatkan nilai-nilai yang terkandung
bahuma menanam padi dilahan kering, dengan
dalam kearifan lokal mereka. Wujud kecerdasan
diikuti ritual adat dan aruh dapat menumbuhkan
lokal dengan menghormati hutan dan menjaga
nilai peduli dan tanggung jawab atas lingkungan
kelestariannya. Mereka menjaga hutan dengan
hutan. Masyarakat Dayak Kiyu Meratus tidak
cara tradisional, mereka membagi hutan menjadi
serakah dan tidak sembarangan membuka lahan,
dua bagian, yang pertama hutan adat dan yang
mereka tetap berpegang bahwa hutan itu tidak
kedua hutan lahan dan pemukiman penduduk.
boleh sembarangan dikelola, harus tetap bisa
Masyarakat Dayak Kiyu Meratus telah memiliki
mewarisi tradisi dari nenek moyang
konsep dan melakukan pencagaran alam (nature
menggunakan lahan secukupnya.
conversation) dengan sistem pertanian manugal.
Pemanfaatan kearifan lokal manugal
Mereka menjaga hutan dengan cara tradisional,
dalam melestarikan hutan telah lama dilakukan
mereka membagi hutan menjadi dua bagian,
oleh masyarakat lokal. Hal ini juga sudah lama
yang pertama hutan adat dan yang kedua hutan
dilakukan oleh masyarakat lokal di Kalimantan
lahan dan pemukiman penduduk. Mereka
Selatan. Di Kalimantan Selatan terdapat sebuah
melibatkan adat dan menjadikan hutan sebagai
kawasan hutan yaitu pegunungan Meratus yang
tempat yang sakral yang harus dijaga dan tidak
bisa dikelompokkan sebagai hutan pegunungan
bisa diganggu. Hal ini bertujuan supaya
rendah. Kawasan hutan ini memiliki kedudukan
masyarakat tidak sembarangan menebang dan
dimana bagian hulunya sebagian besar adalah
memanfaatkan hutan dan dilakukan secara turun
daerah aliran sungai (DAS) dengan adanya
temurun.
kondisi tersebut menjadikan hutan ini menjadi
kawasan yang sangat penting karena merupakan Tantangan globalisasi yang paling
wilayah resapan air. berpengaruh dengan lingkungan saat ini adalah
menjadikan hutan menjadi kawasan perkebunan
Kondisi lahan pegunungan ini memiliki
secara besar- besaran dan adanya perluasan
kemiringan yang cukup terjal dan sering adanya
pembangunan pemukiman atau properti,
erosi dan bencana longsor sehingga tanah lebih
termasuk ke wilayah hutan di pegunungan
cenderung terbawa ketika hujan deras. Dengan
Meratus. Hutan tersebut banyak yang ditebang
adanya kondisi tersebut maka dilakukan

Kronik: Journal of History Education and Historiography Vol. 6, No. 1 | 3


dan dijadikan perkebunan sawit dan sebelumnya, artikel yang berhubungan dengan
pertambangan oleh perusahan-perusahaan. kearifan lokal pertanian di Kalimantan, skripsi,
Adanya penebangan secara illegal, dan tesis, disertasi, peraturan dari pemerintah
pengurangan ruang terbuka hijau menimbulkan setempat dan informasi dari berita melalui media
dampak negatif berupa kerusakan alam cetak ataupun media online. (Moleong, 2012).
(ekologis). Dalam menanggapi globalisasi perlu
disikapi dengan adanya peran dari seluruh
masyarakat Dayak Kiyu Meratus dengan sikap PEMBAHASAN
selektif, arif, dan bijaksana. Selektif berarti A. Kearifan Lokal Pertanian Suku
adanya usaha filterisasi pengaruh dari budaya Dayak Kiyu Meratus
luar.
1. Proses Kearifan Lokal Manugal
Rumusan Masalah Kegiatan manugal merupakan kegiatan
menanam padi dilahan kering yang dilakukan
1. Bagaimana sistem kearifan lokal pertanian di
oleh suku Dayak Kiyu Meratus. Hal penting
lingkungan masyarakat suku Dayak Kiyu
yang disiapkan adalah tugal. Tugal merupakan
Meratus?
alat yang akan digunakan untuk membuat
2. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh
lobang di tanah yang akan ditabur benih padi.
masyarakat Dayak Kiyu Meratus dan
Tugal ini terbuat dari batang kayu yang
pemerintah dalam melestarikan lingkungan
berdiameter 3-5 cm yang panjangnya 1,5 meter-
ditengah arus globalisasi?
2 meter, yang ujungnya diruncingkan terlebih
dahulu sehingga mirip seperti tombak. Hal ini
METODE PENELITIAN bertujuan untuk memudahkan melobangi tanah
yang akan ditanami benih.
Pendekatan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan Dalam manugal pemilihan lahan sangat
metode studi kasus . Hal ini karena penelitian ini penting, lahan ini diperoleh dengan ritual
menganalisis dan mengkaji fenomena tentang Mangirau, mangirau merupakan sebuah ritual
perubahan sosial yang muncul dalam masyarakat yang dilakukan dengan memberikan sesajen
lokal akibat adanya globalisasi yang kepada penunggu lahan yang akan dibuka. Hal
berhubungan dengan aktivitas kearifan lokal ini dilakukan 1- 3 hari sebelum dilakukan
masyarakat. Dalam mengumpulkan data, peneliti penabasan, dan dalam menentukan lahan guru
menggunakan metode wawancara. Informasi Jaya, biasanya didapat dari mimpi-mimpi dari
dapat diperoleh dari tujuh informan yang terdiri warga suku Dayak Kiyu Meratus, dan
dari petani suku Dayak Kiyu Meratus, Kepala Menjemburup, merupakan sebuah ritual yang
Adat dan Kepala Padang, serta Pemerintah dilakukan untuk meminta ijin kepada penunggu
daerah. Dan menggunakan literatur sebagai data lahan yang diyakini terdiri dari roh halus atau
pendukung yang diperoleh dari buku-buku roh nenek moyang. Sebelum menanam,
ilmiah yang membahas tentang kearifan lokal dilakukan ritual, yaitu membakar dupa yang
pertanian suku Dayak, laporan dari penelitian dibawa mengelilingi lahan yang akan ditanami
Kronik: Journal of History Education and Historiography Vol. 6, No. 1 | 4
sebanyak tiga kali sambil membaca mantra yang padi. Selain itu tanaman ini juga akan dibawa
isinya adalah doa dan permohonan kepada Yang dalam upacara aruh bawanang, yang merupakan
Maha Kuasa agar hasil padi melimpah dan dapat upacara selamatan ketika panen.
dinikmati oleh seluruh anggota keluarga dan
Setelah proses manugal selesai
berjanji tidak merusak alam.
dilaksanakan, maka sipemilik lahan akan
Setelah berdoa bersama baru mereka mencatat nama-nama yang ikut serta menugal
melakukan kegiatan menugal ini bersama-sama dan menanam padi di lahannya, selanjutnya
di ladang yang telah disiapkan. Kegiatan pemilik ladang mengundang orang-orang yang
manugal ini dilakukan oleh kaum laki-laki dan terlibat dan namanya yang sudah tercatat untuk
perempuan serta anak-anak. Dalam proses menghadiri undangan makan bersama di
manugal laki-laki manugal membuat lubang rumahnya. Tujuan si pemilik ladang mencatat
dengan bantuan batang kayu yang telah nama-nama yang terlibat dalam proses manugal
disiapkan yang ditancapkan ke dalam lahan adalah agar dapat melakukan handep hapakat
yang akan ditanami benih padi, kemudian kaum (gotong royong) apibila dikemudian hari apabila
perempuan memasukkan benih kedalam lubang orang yang sudah membantunya diladangnya
yang telah disiapkan. melakukan kegiatan manugal atau ingin
membuka ladang si pemilik ladang ini dapat
Benih padi yang ditani adalah adalah
membantunya.
bibit padi limau, padi lipat dua, geragai mayan,
ketan tugal. Orang dulu menggunakan tipong Ikatan kuat masyarakat Dayak Kiyu
tawar digosok dengan telur sebagai pendingin Meratus dengan alam yang telah memberikan
bibit padi, dalam banian juga ditumpahkan serai, kehidupan kepada mereka diwujudkan dalam
tebu, buah pinang, sipa rokok dan ditutup Aruh Ganal. Aruh ini dilakukan pada saat masa
menggunakan kain bahalai. Didalam lahan yang panen hasil padi yang telah diperoleh dari
akan ditanami padi biasanya mereka juga manugal. Upacara ini merupakan ungkapan rasa
menanam tumbuhan kebun tujuh atau kebun syukur yang diberikan kepada arwah nenek
langit, yang terdiri dari kambang rarunduk moyang yang telah memberikan mereka
(zingiberaceae: Curcuma sp.), kehidupan. Padi yang sudah panen harus
halinjuang/sawang (Agavaceae: Cordyline dimasukkan ke dalam lumbung padi, setelah itu
fructicosa), Kambang tahun padi di ketam setelah itu baru dimakan. Selama
(Amaraanthaceaea: Celosia argentea), upacara berlangsung suku ini tidak boleh
mangkuala (Moraceae Fiscus sp.), bangsulasih melakukan pekerjaan lain. Upacara ini
(Lamiaceae:Ocimum basilicum) di penjuru berlangsung selama tujuh hari. Upacara ini
ladang. Tujuan ditanamnya tumbuhan ini adalah dilakukan di tengah Balai Kiyu.
karena tumbuhan tersebut memiliki unsur magis
sehingga harus ditanam ketika proses manugal,
2. Kearifan Lokal Pertanian dan ritual
kegunaan dari tanaman tersebut adalah untuk
“Aruh” dan Manfaatnya bagi Kelestarian
menghalau hama tanaman seperti tikus dan
Lingkungan
belalang yang dapat menggangu pertumbuhan

Kronik: Journal of History Education and Historiography Vol. 6, No. 1 | 5


Masyarakat suku Dayak Kiyu Meratus mimpi yang dialami oleh tokoh adat dan
memiliki ikatan yang kuat dengan alam, hal melalui tanda-tanda yang dialami penduduk
ini karena mereka mempercayai bahwa yang sekitar.
memberikan penghidupan bagi mereka 2. Manabas hal ini dilakukan dengan bekerja
adalah segala kekayaan yang ada di alam, hal sama, masyarakat menebang pohon-pohon.
ini menjadikan Aruh sebagai pesan dan suatu Pada tahap ini masyarakat membuat rintisan
ritual yang menjaga keseimbangan suku disekitar lahan yang dibuka sekitar 4-6meter
Dayak Kiyu Meratus dengan alam, roh-roh sebagai sekat bakar, agar api tidak mengenai
nenek moyang yang menjaganya. Ritual wilayah hutan disekitarnya
Aruh ini sudah lama dan terus turun temurun 3. Menyelukut, adalah proses membakar
dilakukan oleh Suku Dayak Kiyu Meratus pohon-pohon yang sudah ditebang
untuk melestarikan dan menjaga harmonisasi kemudian dibiarkan beberapa hari agar
dengan alam. menjadi lahan kering.

Pada masyarakat Dayak Kiyu yang 4. Manugal yang adalah awal untuk menanm

memiliki kepercayaan Kharingan di Meratus, benih padi ke dalam lahan pertanian, hal ini

tradisi aruh atau ritual ada dilakukan tiga kali diikuti dengan upacara pemataan. Bibit

dalam setahun, yang meliputi: (1) Aruh yang digunakan adalah bibit padi lokal yang

Basambu umang adalah aruh yang dilakukan masa tanamnya sekitar enam bulan.

pada saat batanam atau menanam padi, (2) 5. Upacara adat Basambu, adalah upacara

Aruh Basalamatan atau Banih halin adalah permohonan doa kepada roh nenek moyang

aruh yang dilakukan pada sat padi sudah mulai agar menjaga padi, dan dijauhkan dari

berkembang, (3) Aruh ganal (panen) adalah gulma dan hama serangga, hal ini dilakukan

aruh yang dilakukan untuk mensyukuri panen dengan membawa dupa dan membakar

yang telah diberikan oleh roh nenek moyang. kemenyan dan pada malam hari diikuti

Upacara ini dilakukan 7 hari 7 malam, dan dengan mengelilingi lahan pertanian.
dibuka untuk umum (Akhmad Zaini, 6. Aruh Bawanang atau Mahayari merupakan
2018:101). upacara menyambut panen pertama,
biasanya ini berlangsung 5 hari 5 malam,
Fungsi Kearifan Lokal Aruh bagi
dan selanjutnya akan diikuti oleh aruh ganal.
masyarakat lokal dalam melestarikan
Dalam pertanian di Masyarakat Dayak
lingkungan alam adalah dengan menerapkan
Kiyu Meratus, sebelum menanam benih padi
sistem bahuma (berladang) yang merupakan
dilakukan sebuah ritual, dengan membakar dupa
kegiatan utama masyarakat Kiyu. Adapun
kemudian mengelilingi lahan yang akan
tahapan dalam petanian di masyarakat ini
ditanami benih padi, hal ini dilakukan sebanyak
adalah:
tiga kali. Ketika proses membakar dupa tersebut
1. Batunung merupakan tahap awal dengan seorang Balian akan mengucapkan mantra,
membuka dan menentukan lokasi pertanian, mantra tersebut berisi permohonan kepada roh
biasanya lokasinya itu dengan petunjuk nenek moyang agar padi yang ditanam tumbuh

Kronik: Journal of History Education and Historiography Vol. 6, No. 1 | 6


subur dan panen berhasil. Dalam ucapan doa
tersebut terdapat ucapan janji-janji agar tidak
1. Kearifan Lokal Pertanian Talcot dalam
merusak alam, dan ketika panennya berhasil
Prespektif Perubahan Persons
mereka akan mempersembahkannya terlebih
Perubahan sosial masyarakat Dayak
dahulu kepada roh nenek moyang melalui ritual
kiyu terutama pada aktivitas kearifan lokal Aruh
aruh ganal, setelah itu baru mereka bisa
Ganal yaitu evolusioner. Kearifan lokal aruh
menikmati hasil panennya.
dari tahun ketahun mengalami penurunan secara
Dalam masyarakat Dayak Kiyu, perlahan. Perubahan ini sering disebut sebagai
akulturasi antara budaya dan kebutuhan hidup perubahan evolusi. Perubahan Evolusi
memiliki pengaruh yang kuat. Suku tersebut dikemukakan oleh Talcot Persons, perubahan
mampu untuk menjaga keseimbangan alam, dan evolusi adalah perubahan yang secara terus
kebutuhan hidup. Suku tersebut tidak serakah menerus dan berlangsung secara lambat dan
dengan hasil alam, namun mereka memiliki perlahan dengan tujuan untuk menyesuaikan diri
semangat dan kewajiban untuk menjaga dan demi terciptanya keseimbangan.
melindungi hutan, dan menjaga
Salah satu cara yang bisa dilakukan
keanekaragaman hutan, dengan balutan kearifan
dalam melestarikan dan mempertahankan
lokal yang berupa adat istiadat yang kental.
kearifan lokal dengan menggunakan teori
Kearifan lokal Aruh ini memberikan Talcott Persons. Alternatif yang bisa
dampak yang positif bagi masyarakat lokal dan diaktualisasikan untuk mempertahankan
global, selain meningkatkan solidaritas, dan kearifan lokal aruh ganal dalam menjaga
melestarikan budaya, secara masyarakat global, kelestarian alam adalah dengan berkonsep pada
masyarakat dapat melihat teladan dan pengaruh teori Talcott Parsons, ritual aruh dan manugal
positif dari kearifan lokal aruh ini yaitu merupakan tradisi yang sangat baik untuk
masyarakat global atau dunia bisa menjaga kelestarian alam untuk itu kearfian
memanfaatkan sumber daya alam dengan baik lokal tersebut harus dijaga oleh masyarakat
dan menggunakannya dengan bijaksana, guna khususnya suku Dayak meratus Kiyu dan para
pembangunan berkelanjutan, dan untuk generasi tokoh adat dan tokoh spiritual. Mereka harus
selanjutnya, sehingga setiap generasi dapat mampu menyesuaikan diri dengan
merasakan alam dan tidak kekurangan. lingkungannya, memiliki daya tahan yang kuat
ketika situasi atau perubahan dari luar yang
datang tidak mendukung atau meyebabkan
B. Kearifan Lokal Pertanian Suku Dayak
lunturnya kerifan lokal, seperti adanya pengaruh
Kiyu Meratus dalam Prespektif
globalisasi, teknologi dan adanya masyarakat
Perubahan Sosial
yang melanggar tradisi tersebut atau tidak
mengikuti aturan dalam ritual, dan munculnya
gaya kehidupan modern dari luar.

Kronik: Journal of History Education and Historiography Vol. 6, No. 1 | 7


Selain itu masyarakat harus memiliki sebuah Meratus
sistem yang mengatur hubungan antara alam, Kearifan lokal aruh dalam
kearifan lokal, dan kehidupan masyarakat, masyarakat Kiyu sebagai sebuah sistem harus
sehingga tercipta keteraturan. Untuk itu mempunyai tujuan yang jelas dan fungsi yang
dibutuhkan Konsep AGIL, setiap komponen jelas, yaitu peran yang membantu dalam
yang ada dalam masyarakat harus memiliki melestarikan alam atau hutan di Kalimantan.
penyesuaian dengan unsur baru akan tetapi tetap Untuk itu dibutuhkan peran dari setiap pihak
memperhatian unsur-unsur yang lama agar tidak mulai dari warga masyarakat, tokoh adat, dan
terbawa arus (adaption), selanjutnya adanya pemerintah daerah. Peran dari kepala adat atau
pencapaian tujuan dengan penyesuaian terhadap tokoh adat harus mampu mengatur dan
unsur yang baru, maka masyarakat Dayak Kiyu memberikan aturan yang jelas secara adat dan
Meratus harus tetap mempehatikan tujuannya tradisi masyarakat demi kelestarian lingkungan
sebagai upaya untuk menjaga ekosistem hutan hidup agar dapat memenuhi kebutuhan hidup
(goal attainment), kemudian dengan adanya masyarakat.
penyatuan unsur-unsur budaya masyarakat
Pemerintah diharapkan memiliki
dengan perubahan dari luar mengahasilkan
kepedulian dalam membantu melestarikan
sebuah tradisi yang berdampak baik
budaya lokal Kalimantan Selatan. Kepedulian
(integration) dan yang terakhir adalah
pemerintah dalam melestarikan alam dan
pemeliharaan pola budaya dan kearifan lokal
kearifan lokal masyarakat Dayak Meratus Kiyu
bertahan lama (latency).
cukup besar terutama pelestarian lingkungan
Seiring perkembangan zaman maka dan kehutanan, ditambah lagi dengan sektor
pembangunan juga terus mengalami parawisata di Kalimantan Selatan dengan
peningkatan dan mengakibatkan adanya menjadikan pegunungan meratus menjadi
eksploitasi alam dan pemanfaatan kekayaan jantung di Kalimantan Selatan. Berikut upaya
alam secara terus menerus. Dampak yang yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah:
ditimbulkan adalah berkurangnya kekayaan
1. Memberikan pemahaman tentang
alam secara terus menerus. Melihat hal tersebut
pelestarian hutan sehingga dapat terus
maka masyarakat lokal memiliki tantangan
seirama dengan kearifan lokal setempat.
besar untuk untuk melestarikan alam dengan
2. Aruh ganal yang dipercayai sebagai ritual
menggunakan kearifan lokal. Oleh karena itu,
yang bisa melestarikan alam didukung
maka diperlukan aktor-aktor untuk melestarikan
melalui memperkenalkan ritual tersebut ke
dan mempertahankan budaya lokal. Aktor
masyarakat luas dan menjadikan sebuah
penting lainnya selain masyarakat dan kepala
kebudayaan yang unik yang ditampilkan
adat adalah dukungan dari pemerintah daerah.
pada festival Borneo.
3. Mengapresiasi Aruh ganal agar tetap

2. Upaya untuk Melestarikan Kearifan melestarikan tradisi atau adat


mereka terlebih pada zaman sekarang
Lokal Pertanian Suku Dayak Kiyu
modernisasi dan globalisasi yang sangat
Kronik: Journal of History Education and Historiography Vol. 6, No. 1 | 8
pesat, dimana perkembangan IPTEK perubahan pada kearifan lokal suku Dayak Kiyu
semakin maju dan sudah sampai kedaerah Meratus.
hutan, untuk itu hal ini sangat dibutuhkan
Kemudian seiring berkembangnya
sehingga ritual adat tersebut tidak hilang
kearifan lokal maka masyarakat dan pemerintah
diatur dalam "Peraturan Daerah Kabupaten
harus bersama-sama memperhatikannya
Hulu Sungai Tengah Nomor 4 Tahun 2016
sehingga memberikan efek positif baik itu bagi
Tentang Pelaksanaan Aruh Dan
lingkungan hutan, kehidupan masyarakat, dan
Perlindungan Kearifan Lokal Di Kabupaten
pemerintah daerah. Oleh karena itu setiap
Hulu Sungai Tengah".
komponen yang ada dalam pelestarian budaya
4. Menjadikan aruh ganal sebagai salah satu
ini harus bekerjasama dalam melestarikannya
budaya terbaik yang dimiliki oleh
sebagai sebuah pewujudan budaya yang khas
Kalimantan selatan, dan selalu
yang bisa disaksikan dan dirasakanan
pelaksanaanya dihadiri oleh pemerintah
manfaatnya sebagai tradisi dan kearifan lokal
kemudian di publish sehingga kearifan
Kalimantan Selatan.
lokal diketahui oleh orang banyak.
PENUTUP

Dengan teori perubahan sosial yang Tradisi dan kearifan lokal pertanian
dikemukan oleh Parsons, maka kebijakan (aruh dan manugal) pada suku Dayak Meratus
pemerintah tersebut merupakan kebijakan Kiyu merupakan salah satu cara melestarikan
eksogen atau berasal dari luar. Perubahan dalam hutan Kalimantan dan manjadi aset budaya yang
sebuah sitem masyarakat dipengaruhi oleh faktor telah menjadi identitas masyarakat Kalimantan
endogen dan eksogen yang didalamnya harus Selatan. Nilai-nilai Kearifan lokal yang kental
memenuhi adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi terkandung dalam kearifan lokal pertanian
dan pola pemeliharaan dari masyarakat suku sekaligus menjadi tonggak pelestarian
Dayak Meratus Kiyu, dengan demikian akan lingkungan dan budaya penting untuk
menciptakan sebuah keseimbangan sosial. dilestarikan dan dikembangkan. Hal ini sangat
berguna bagi masyarakat lokal dan global, hal itu
Kebijakan yang dilakukan pemerintah
karena tradisi tersebut dapat memberikan
harus seirama dengan kebijakan yang lain.
manfaat untuk menjaga alam demi
Misalnya dalam hal pengembangan dan
pembangunan yang berkelanjutan baik secara
pemanfaatan hasil hutan harus memperhatikan
masyarakat lokal maupun global sehingga setiap
komponen sistem yang lain, agar pengembangan
generasi dapat merasakan manfaat dari alam.
atau pengelolaan hutan yang dilakukan tidak
berdampak pada matinya aktivitas masyarakat
dan kearifan lokal masyarakat pedalaman hutan. DAFTAR PUSTAKA
Setiap kebijakan dan pemberdayaan pemerintah
Al Fatah. Yasir, Tyo Betti M (2004). Menggali
sebaiknya memperhatikan seluruh aspek baik
Kearifan di Kaki Pegunungan Meratus,
arah, tujuan dan konsekuensi akibat adanya
Intip Hutan

Kronik: Journal of History Education and Historiography Vol. 6, No. 1 | 9


Andi M. Akhmar dan Syarifuddin. (2007). Hamid, Abdul. (2017). “Pluralitas Agama
Mengungkap Kearifan Lingkungan Menurut Pandangan Tokoh-Tokoh
Sulawesi Selatan, PPLH Regional Agama Kharingan Di Kecamatan
Sulawesi, Maluku dan Papua, Halong Kabupaten Balangan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kalimantan Selatan. Tesis. Yogyakarta:
RI dan Masagena Press, Makasar. UIN Sunan Kalijaga.

Anwar. Isra M. (2018) Komunikasi Budaya Hastuti. Puji. K, Sumarmi. (2018). Traditional
Dalam Masyarakat Dayak Kaharingan, Rice Farming Ritual Practices Of The
Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Banjar Tribe Farmers in South
Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan. volume 147. Advances in
Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Social Science, Education and
Ampel Surabaya Humanities Research (ASSEHR).

Hartatik. (2017). Jejak Budaya Dayak Meratus


Dalam Perspektif Etnoreligi.
Atmodjo,M.M.S.K. (1986). Pengertian Kearifan
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Lokal dan Relevansinya dalam
Modernisasi dalam Ayatrohaedi, Isnawati, Arfiani, Abadi. (2020). Perlindungan
Kepribadian Budaya Bangsa (Local Dan Pengelolaan Tanah Ulayat
Genius). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Masyarakat Hukum Adat Di Dayak
Meratus Desa Papagaran Kalimantan
Creswell, J. W. (2014). Research Design.
Selatan (Protection and Management Of
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tanah Ulayat Indigenous Peoples
Effendi. Muhammad, Muhammad Sahrul dan Dayak Meratus Papagaran South
Siti Salma. (2020). Nilai Kearifan Lokal Kalimantan). Volume 12 Nomor 2.
Tradisi Manugal Masyarakat Dayak Jurnal de Jure, Jurnal hukum Fakultas
Meratus Kalimantan Selatan Pada Hukum, Universitas Balikpapan.
Materi Geografi Bidang Lingkungan
Lutfhi. Muhammad Razie. Subroto. Maryanto.
Hidup (Kajian Etnografi), Jurnal
(2017). Fungsi Musik Pada Ritual Adat
Pendidikan Sosiologi Antropologi
Aruh Ganal Masyarakat Dayak meratus.
Volume 2. No.2, Universitas Lambung
Volume 2 Nomor 2. Jurnal pendidikan
Mangkurat Banjarmasin.
dan kajian seni, Universitas Lambung
Fahrianoor, F., Dida, S., Rizal, E., & Agustin, H. Mangkurat.
(2018). Komunikasi Ritual pada Tradisi
Lauer, Robert. (1989). Perspektif Tentang
Bahuma Etnis Dayak Meratus dalam
Perubahan Sosial, Terjemahan
Melestarikan Hutan. Prosiding
Alimandan, Jakarta: Bina Aksara.
Konferensi Nasional Komunikasi.

Kronik: Journal of History Education and Historiography Vol. 6, No. 1 | 10


Maryati Kun, Juju Suryawati. (2016). Sosiologi Syahruji. Andi. (2019) Pengelolaan Hutan
kelas X Kelompok peminatan ilmu Masyarakat Adat Dayak Kiyu,
https://www.downtoearth-
pengetahuan sosial, Jakarta: Esis. indonesia.org/ diakses Maret 2022.

Miles, Matthew B. & A. Michael Huberman.


(2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Windiani, Farida Nurul. (2016). Menggunakan
UI-Press Metode Etnografi Dalam Penelitian
Sosial. Dimensi | Jurnal Sosiologi Vol.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian 9, No. 2.

Kualitatif. Bandung, PT Remaja


Rosdakarya.

Octavia. Dona, Irma Yeni, & Ginoga, (2020).


Pengelolaan Hutan Secara
Partisipatifmenuju KPH Hijau Untuk
Mendudukung Tujuan
Pembangunanberkelanjutan, Yogyakarta.
Penerbit Deepublish, Publisher.

Pratama. Rydho. Nurcahyo, Abraham. (2019).


Kajian Sosioreligi Nilai-Nilai Upacara
Aruh Baharin Dalam Masyarakat Dayak
Meratus Halong Kabupaten Balangan
(Sebagai Sumber Pembelajaran
Pendidikan Nilai Berbasis
Multikultural), Volume 9 No1,
DOI: 10.25273/ajsp.v9i1.3640.
Agastya: jurnal sejarah dan
pembelajarannya.

Soehadha. Moh. (2018). Islam, Kristen, dan


Aruh: Agama Baru dan Perubahan
Agroekosistem Peladang Dayak
Loksado, Kalimantan Selatan. Volume 8
No.2, DOI - 10.21580/jsw.2018.2.1.248.
Jurnal Sosiologi Walisongo.

Spradley, James. (2007). Metode Etnografi.


Yogyakarta: Tiara Wacana.

Suyanto. Bagong, Sutinah. (2010). Metode


Penelitian Sosial, Jakarta, Kencana.

Kronik: Journal of History Education and Historiography Vol. 6, No. 1 | 11


Yogi. Prajana. (2018). Padi Gunung Pada
Masyarakat Dayak, Sebuah Budaya
Bercocok Tanam Penutur Austronesia
(Melalui Pendekatan Etnoarkeologi) The
Dayak Mountaineous Rice, An
Austronesian Cultures of Rice Cultivation
(An Approach Of Ethnoarchaeology).
Volume 03 No 01. Forum Arkeologi.
Kalimantan Selatan.
Yuliono. Aan, Hamdani, Kurniawan. (2011).
Sistem Usaha Tani Perladangan Gilir Balik
Masyarakat Dayak Meratus di Desa
Haratai Kecamatan Loksado Kabupaten
Hulu Sungai Selatan. ~ Volume 01 Nomor
03. Jurnal Agribisnis Pedesaan UNLAM.
Kalimantan Selatan.

Kronik: Journal of History Education and Historiography Vol. 5, No. 1 | 12

You might also like