Artikel Jurnal Kesehatan Hal 166-173

You might also like

You are on page 1of 8

166

Ira Ocktavia Siagian, Elva N P Siboro, Julyanti


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Skizofrenia

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Skizofrenia

(Relationship between Family Support and Compliance with Medication in Schizophrenic Patients)

Ira Ocktavia Siagian1*, Elva N P Siboro2, Julyanti3


1,2,3
Institut Kesehatan Immanuel Bandung

*Email: ira.ockta@gmail.com

Abstract
Family support is a very important factor in the healing process of schizophrenia patients by supporting
medication adherence so that the patient's recovery period can be maintained as long as possible. This study
aims to determine the relationship between family support and medication adherence in schizophrenic patients
at the Sangkanhurip Health Center. This research is a quantitative study with an analytic survey design and
cross-sectional approach. The research sample were 39 schizophrenic patients that were recruited using a
total sampling approach. The instruments used in this study were the medication adherence instrument, namely
the Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) and the family support instrument. The reliability of the
family support questionnaire was 0.759 and medication adherence was 0.762. The data obtained from this
study was analyzed using bivariate analysis, namely Chi-Square test. The research results showed that most
of the respondents (59%) have low family support and most of the respondents (51.3%) have low medication
adherence. There is a significant relationship between family support and medication adherence in
schizophrenic patients at the Sangkanhurip Health Center (p-value=0.000). It is hoped that the family will
gain knowledge about the benefits of being obedient in taking medication, particularly from health education
using health education media from health professionals, so that it can reduce the occurrence of complications.

Keywords: Compliance; Family support; Schizophrenia

Abstrak
Dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting dalam proses kesembuhan pasien skizofrenia
dengan mendukung kepatuhan minum obat sehingga masa kesembuhan pasien dapat dipertahankan selama
mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum
obat pada pasien skizofrenia di Puskesmas Sangkanhurip. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan rancangan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien dengan
jumlah 39 responden dengan menggunakan pendekatan total sampling. Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini adalah Instrumen kepatuhan minum obat yaitu Morisky Medication Adherene Scale (MMAS-8)
dan Instrumen dukungan keluarga. Reliabilitas kuesioner dukungan keluarga 0,759 dan kepatuhan minum obat
0,762. Analisa data bivariat menggunakan rumus Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
responden (59%) memiliki dukungan keluarga yang rendah dan sebagian besar responden (51,3%) memiliki
kepatuhan minum obat yang rendah. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di Puskesmas Sangkanhurip (p-value=0,000). Diharapkan
keluarga mendapat pengetahuan mengenai manfaat dari patuh dalam mengkonsumsi obat, dengan
menggunakan media pendidikan kesehatan dan penyuluhan tentang penderita skizofrenia sehingga dapat
mengurangi terjadinya komplikasi.

Kata Kunci: Dukungan keluarga; Kepatuhan; Skizofrenia

Jurnal Kesehatan, vol 11, no. 2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
167
Ira Ocktavia Siagian, Elva N P Siboro, Julyanti
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Skizofrenia

LATAR BELAKANG Sedangkan di Indonesia, prevalensi (permil)


Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana Rumah Tangga dengan ART Gangguan Jiwa
seorang individu dapat berkembang secara fisik, Skizofrenia sebesar 6,7%, Riset Kesehatan Dasar
mental, spiritual dan social sehingga individu (Riskesdas) 2018 menunjukkan, prevalensi
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat skizofrenia/psikosis di Indonesia sebanyak 6,7
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara per 1000 rumah tangga. Artinya, dari 1.000
produktif, dan mampu memberikan kontribusi rumah tangga terdapat 6,7 rumah tangga yang
untuk komunitasnya (Kemenkes RI, 2019). mempunyai anggota rumah tangga (ART)
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi pengidap skizofrenia/psikosis. Penyebaran
ketika batin kita berada dalam keadaan tentram prevalensi tertinggi terdapat di Bali dan DI
dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk Yogyakarta dengan masing-masing 11,1 dan
menikmati kehidupan sehari-hari dan 10,4 per 1.000 rumah tangga yang mempunyai
menghargai orang lain di sekitar (Kemenkes RI, ART mengidap skizofrenia/psikosis. Secara
2018). Sebaliknya, orang yang kesehatan umum, hasil riset riskesdas juga menyebutkan
mentalnya terganggu akan mengalami gangguan sebanyak 84,9% pengidap skizofrenia/psikosis di
suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali Indonesia telah berobat. Namun, yang meminum
emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada obat tidak rutin lebih rendah sedikit daripada
perilaku buruk (Kemenkes RI, 2018). yang meminum obat secara rutin (Riskesdas,
Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang 2018).
menyebabkan pikiran, persepsi, emosi dan Tercatat sebanyak 48,9% penderita psikosis
perilaku individu menjadi menyimpang. Seperti tidak meminum obat secara rutin dan 51,1%
kanker, skizofrenia dianggap sebagai sindrom ata meminum secara rutin. Sebanyak 36,1%
proses penyakit dengan variasi dan gejala yang penderita yang tidak rutin minum obat dalam satu
berbeda (Videbeck, 2020). Skizofrenia bulan terakhir beralasan merasa sudah sehat.
merupakan gangguan yang berpengaruh pada Sebanyak 33,7% penderita tidak rutin berobat
fungsi otak yang asalnya tidak diketahui dan dan 23,6% tidak mampu membeli obat secara
mengakibatkan gangguan mood, persepsi, rutin. Selain itu, terdapat masalah lain di mana
tingkah laku, dan gerakan yang aneh. Skizofrenia pengidap skizofrenia/psikosis dipasung oleh
dianggap sebagai sindrom yang mempunyai keluarganya. Proporsi rumah tangga yang
banyak gejala (Videback, 2018). Skizofrenia memiliki ART pengidap skizofrenia/psikosis
merupakan salah satu gangguan jiwa, gangguan yang dipasung sebanyak 14% (Riskesdas, 2018).
mental ini ditandai dengan gangguan realisme Sebagaimana hasil temuan kesehatan dasar
atau insight (tilikan) yangg buruk. Gejala (Riskesdas) Tahun 2018 di Jawa Barat,
gangguan biasanya ditandani dengan ilusi, prevalensi (Permil) Rumah tangga dengan ART
halusinasi, waham, gangguan proses berpikir, gangguan jiwa Psikosis/Skizofrenia sebesar 4,97.
dan tingkah laku yang aneh seperti katatonik atau Pada tahun 2020, Pelayanan kesehatan untuk
agresivitas (Riskesdas, 2018). ODGJ berat di Jawa Barat mencapai 70%. Kota
Menurut WHO (2019), Terdapat 20 juta atau Kabupaten yang melaporkan dengan sasaran
orang di penjuru dunia menderita skizofrenia dan ODGJ berat sebesar 67.828 jiwa, sedangkan
termasuk jenis penyakit mental pada urutan yang mendapatkan pelayanan kesehatan
pertama di antara gangguan mental. Berdasarkan sebanyak 47,493. Jangkauan pelayanan
data American Psychiatic Assoiation (APA) kesehatan ODGJ berat paling tinggi berada di
tahun 2017 menyatakan 1% dari populasi Kota Cirebon yaitu 129,9%, Kabupaten
penduduk dunia mengidap Skizofrenia. Di Sukabumi 106,3%, Kota Banjar 105,6% Kota
Amerika Serikat, prevalensi skizofrenia Cimahi 119,1%, dan Kabupaten Pangandaran
dilaporkan bervariasi kisaran dari 0,4 hingga 100%. Sementara jangkauan pelayanan
1,4% (Swearingen,2016).

Jurnal Kesehatan, vol 11, no. 2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
168
Ira Ocktavia Siagian, Elva N P Siboro, Julyanti
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Skizofrenia

kesehatan paling rendah berada di Kabupaten program kesehatan jiwa baru berjalan beberapa
Bandung yaitu 37% (Riskesdas, 2018). bulan ini saja. Walaupun tidak menyediakan poli
Kunci keberhasilan pengobatan pada pasien khusus untuk orang dengan gangguan jiwa
skizofrenia yaitu kepatuhan penderita dalam pelayanan tetap dilakukan walaupun disatukan
pengobatan karena angka ketidakpatuhan yang dengan poli umum dan poli lansia. Alasan
tinggi pada penderita gangguan jiwa, termasuk peneliti memilih lokasi penelitian di Puskesmas
skizofrenia. Kepatuhan penderita memastikan Sangkanhurip yaitu karena temuan saya di
apakah pasien dapat hidup mandiri dan lapangan, sehinga peneliti ingin melakukan
mempunyai kualitas hidup yang baik. penelitian, harapannya dapat berkontribusi
Kebalikannya, penyakit yang tidak ditangani dalam mengetahui akar masalah dan solusi dapat
secara optimal akan menimbulkan komplikasi, ditemukan. Berdasarkan dari hasil data rekam
seperti depresi bahkan kematian (Hamdani, medis didapatkan pada bulan Januari hingga
2017). Maret, setiap bulan tidak lebih dari 50% orang
Adapun faktor-faktor yang dapat dengan Skizofrenia yang datang untuk berobat.
mempengaruhi kepatuhan minum obat yaitu Kondisi ini berbanding terbalik dengan
factor predisposisi yang mencakup pengetahuan banyaknya laporan dari kader desa setempat
dan dukungan keluarga, factor pendukung yang tentang warga yang secara tiba-tiba mengamuk
meliputi lingkungan fisik, tersedianya fasilitas- dengan membawa senjata tajam, berteriak-teriak
fasilitas atau sarana kesehatan, dan faktor sendiri, tidak berbusana, mengancam warga
pendorong yang meliputi sikap petugas sekitar bahkan ada yang sampai berniat
kesehatan maupun tokoh masyarakat, Selain itu membakar rumah. Setelah petugas datangi
dukungan keluarga pada pasien skizofrenia juga ternyata merupakan orang dengan Skizofrenia
sangat penting. (Lawrence Green 1980, dalam yang putus berobat.
Notoatmodjo, 2017). Hasil wawancara yang dilakukan peneliti
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, kepada 8 keluarga, pasien ada 3 keluarga
dan penerimaan keluarga terhadap penderita mengatakan keluarganya sibuk dengan
sakit. Fungsi dan peran keluarga adalah sebagai pekerjaannya sehingga tidak ada waktu
system pendukung dalam pemberian bantuan dan mengantar anggota keluarganya ke fasilitas
pertolongan bagi anggotanya dalam perilaku kesehatan terdekat, 2 keluarga bosan karna tidak
minum obat dan anggota keluarga akan siap ada perubahan, ada juga yang mengatakan tidak
memberikan pertolongan dan bantuan ketika perlu berobat lagi karna kondisi keluarganya
dibutuhkan. Dukungan keluarga yang sejalan sudah mulai agak tenang, alasan tidak ada biaya,
dengan konsep dukungan social terbagi dalam bahkan ada yang mempunyai fasilitas kesehatan
empat dimensi yaitu dukungan emosional, dari pemerintah seperti kartu BPJS tapi tidak ada
dukungan informatif, dukungan instrumental, keinginan untuk membawa keluarganya berobat
serta dukungan penghargaan. Jika dukungan dan memanfaatkan fasilitas dari pemeritah
keluarga adekuat, maka pasien dengan ganguan tersebut karena merasa tidak perlu dilakukan
jiwa skizofrenia akan termotivasi untuk patuh pengobatan lagi. Berdasarkan latar belakang
dalam pengobatannya dan meminum obat yang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti
telah diberikan oleh petugas kesehatan “Hubungan Dukungan Keluarga dengan
(Kemenkes RI, 2018). Kepatuhan Minum Oat pada Pasien Skizofrenia
Puskesmas Sangkanhurip merupakan salah di Puskesmas Sangkanhurip”.
satu Puskesmas di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung. Puskemas METODE
Sangkanhurip merupakan Puskesmas tanpa Jenis penelitian yang dilakukan pada
tempat perawatan dan tidak menyediakan khusus penelitian yang dilakukan pada penelitian ini
poli Jiwa, belum ada tenaga yang mendapatkan adalah survey analitik. Penelitian ini
pelatihan keahlian terkait kesehatan jiwa, bahkan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Jurnal Kesehatan, vol 11, no. 2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
169
Ira Ocktavia Siagian, Elva N P Siboro, Julyanti
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Skizofrenia

Waktu pengambilan data dilakukan pada tanggal menunjukkan bahwa Ho ditolak, maka dapat
18-22 Juli 2022. Populasi pasien yang menjalani disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
pengobatan skizofrenia sebanyak 39 responden. signifikan antara dukungan keluarga dengan
Teknik pengambilan sampling kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di
menggunakan total sampling diperoleh 39 Puskesmas Sangkanhurip.
respoden. Pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner yaitu variabel dukungan Tabel 3
keluarga 16 pernyataan dan variabel kepatuhan Hasil Uji Statistik
menggunakan 8 pernyataan. Semua data yang Kepatuhan Minum
Duku
diperoleh dianalisa menggunakan SPSS 26. Obat
ngan Total
Patuh Tidak p-
Kelu
patuh value
HASIL arga
(f) (%) (f) (%) (f) (%)
Hasil penelitian terkait distribusi frekuensi Baik 14 35,9 2 5,1% 16 41,0
dukungan keluarga ditunjukkan pada Tabel 1. % %
Tidak 5 12,8 18 46,2 23 59,0 0,000
Tabel 1 baik % % %
Distribusi Frekusensi Dukungan Keluarga Pasien Total 19 48,7 20 51,3 39 100
Skizofrenia di Puskesmas Sangkanhurip % % %
Variabel Kategori (f) (%)
Dukungan Baik 16 41%
PEMBAHASAN
Keluarga Tidak baik 23 59%
Dukungan keluarga yang tidak baik dalam
Total 39 100%
kepatuhan minum obat sebagian besar responden
(59%) memiliki dukungan keluarga yang tidak
Berdasarkan Tabel 1 di atas dideskripsikan baik dalam mendukung kepatuhan minum obat
bahwa distribusi frekuensi dukungan keluarga pasien, dan peneliti menemukan hasil penelitian
pasien Skizofrenia sebagian besar responden ini yang mempengaruhi kepatuhan minum obat
(59%) tidak baik. dimana responden yang memiliki dukungan
keluarga yang tidak baik kebanyakan tidak patuh
Tabel 2 meminum obat, sedangkan yang memiliki
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat
dukungan keluarga baik (41%) memiliki
Pada Pasien Skizofrenia di Puskesmas
Sangkanhurip
kepatuhan minum obat yang baik.
Variabel Kategori (f) (%) Dukungan keluarga merupakan sikap atau
Kepatuhan Patuh 19 48,7% tindakan penerimaan anggota keluarganya. Dari
Minum Obat Tidak patuh 20 51.3% hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa
Total 39 100% mayoritas pasien memiliki dukungan tidak baik
dan juga tidak patuh minum obat, dan pada
Berdasarkan Tabel 2 di atas, distribusi pasien yang memiliki dukungan keluarga yang
frekuensi kepatuhan minum obat pada pasien baik memiliki tingkat kepatuhan minum obat
Skizofrenia sebagian besar (51,3%) tidak patuh. yang baik, menunjukkan bahwa keluarga
Hasil uji statistik hubungan dukungan menyadari penderita sangat membutuhkan
keluarga dengan kepatuhan minum obat dapat keluarga. Dukungan dari keluarga membuat
dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, dapat penderita tidak merasa terbebani selama masa
diketahui bahwa distribusi frekuensi hubungan pengobatan skizofrenia (Irmawati 2016, dalam
dukungan keluarga dengan kepatuhan minum Ninggrum 2018).
obat pada pasien skizofrenia di Puskesmas Hal ini sejalan dengan penelitian yang
Sangkanhurip diperoleh nilai p-value sebesar dilakukan oleh Adianta (2018) menyebutkan
0,000 karena nilai p-value <0,05. Hal ini bahwa pasien yang memiliki dukungan keluarga

Jurnal Kesehatan, vol 11, no. 2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
170
Ira Ocktavia Siagian, Elva N P Siboro, Julyanti
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Skizofrenia

yang tinggi akan meningkatkan kepatuhan Penderita skizofrenia harus selalu


minum obat, sedangkan pasien yang memiliki mengkonsumsi obat agar tidak terjadi
dukungan keluarga yang rendah menyebabkan kekambuhan. Hal ini merupakan tantangan bagi
pasien tidak patuh meminum obat. Begitu pula pasien dan keluarga agar dapat mempertahankan
penelitian yang dilakukan oleh Faturahman motivasi untuk mematuhi pengobatan selama
(2021). bertahun-tahun. Keluarga memegang peran
Menurut peneliti bahwa dukungan keluarga penting dalam perawatan maupun pencegahan
berhubungan dengan kepatuhan minum obat penyakit untuk meningkatkan kesehatan pada
pasien skizofrenia karena dukungan keluarga anggota keluarga lainnya. Pasien yang memiliki
adalah hal yang penting dan sangat berpengaruh dukungan dari keluarga menunjukkan perbaikan
pada kepatuhan minum obat pasien skizofrenia. perawatan dari pada yang tidak mendapat
Sedangkan dukungan keluarga di Puskesmas dukungan dari keluarga (Efendi & Larasati,
Sangkanhurip kebanyakan tidak baik 2017). Kepatuhan adalah sejauh mana perilaku
dikarenakan beberapa faktor yaitu keluarga seseorang melaksanakan sesuatu dengan
mengatakan keluarganya sibuk dengan ketentuan yang diberikan oleh professional
pekerjaannya sehingga tidak ada waktu kesehatan (Notoadmojo,2014).
mengantar anggota keluarganya ke fasilitas Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
kesehatan terdekat, keluarga bosan karna tidak meningkatkan kepatuhan minum obat pada
ada perubahan, ada juga yang mengatakan tidak pasien dengan skizofrenia adalah dengan
perlu berobat lagi karna kondisi keluarganya menggali alasan pasien untuk tidak patuh
sudah mulai agak tenang, alasan tidak ada biaya, terhadap pengobatan. Dengan demikian
bahkan ada yang mempunyai fasilitas kesehatan intervensi yang tepat dapat di susun untuk
dari pemerintah seperti kartu BPJS tapi tidak ada meningkatkan kepatuhan minum pada obat
keinginan untuk membawa keluarganya berobat pasien skizofrenia (Krzystanek et al., 2019).
dan memanfaatkan fasilitas dari pemeritah Menurut peneliti berdasarkan hasil
tersebut karena merasa tidak perlu dilakukan penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien
pengobatan lagi. Adapula dukungan keluarganya skizofrenia di Puskesmas Sangkanhurip
tinggi namun kepatuhan minum obatnya rendah, memiliki kepatuhan minum obat yang rendah,
terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan karena kurangnya motivasi yang timbul dari
pasien skizofrenia tidak patuh mengkonsumsi dalam diri pasien itu sendiri dan kurangnya peran
obat meskipun mendapatkan dukungan keluarga aktif dari keluarga dalam meningkatkan
yang tinggi, diantaranya keluarga pasien kepatuhan minum obat pasien skizofrenia karena
menyatakan sering melakukan perjalanan ke luar kebanyakan keluarga pasien skizofrenia sibuk
kota tanpa membawa obat. Keluarga pasien juga dengan pekerjaannya dan tidak memperhatikan
menyatakan meskipun memberi dukungan kondisi penyakit pasien skizofrenia, kurangnya
keluarga namun pasien seringkali lupa untuk informasi dan penyuluhan dari Puskesmas
mengkonsumsi obat oleh karena kelalaian diri Sangkanhurip mengenai pentingnya
sendiri dan bernggapan bahwa dirinya tidak mengkonsumsi obat pada pasien skizofrenia dan
sedang mengalami sakit. ada juga yang merasa pasien skizofrenia sudah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui membaik smentara pada kenyataannya pasien
bahwa kepatuhan minum obat pasien skizofrenia skizofrenia tersebut masih harus mengkonsumsi
di puskesmas sangkanhurip diketahui sebagian obat.. Keberhasilan pengobatan pada pasien
besar responden (51,3%) memiliki kebiasaan skizofrenia dipengaruhi oleh beberapa faktor,
tidak patuh minum obat dan hampir sebagian salah satu di antaranya adalah kepatuhan dalam
responden (48,7%) memiliki kepatuhan yang mengonsumsi obat, sehingga pasien skizofrenia
baik karena didukung oleh dukungan keluarga dapat mengendalikan kekambuhan yang terjadi
yang baik. Kepatuhan merupakan pengobatan sewaktu-waktu.
terhadap skizofrenia sangat diperlukan.

Jurnal Kesehatan, vol 11, no. 2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
171
Ira Ocktavia Siagian, Elva N P Siboro, Julyanti
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Skizofrenia

Hasil uji statistik didapatkan nilai signifikan memiliki tambahan kekuatan dari keluarga dan
(p-value) adalah 0,000. Nilai p-value (0,000) ≤ p- orang terdekatnya. Keluarga sebagai unit terkecil
alpha (0,05) maka Ho ditolak, artinya ada masyarakat memiliki peran yang sangat penting
hubungan yang signifikan antara dukungan dalam pencegahan, pengenalan dini, serta
keluarga dengan kepatuhan minum obat. Hal ini perawatan pasien gangguan jiwa, termasuk
mengacu pada penelitian yang dilakukan Pelealu, memberikan dukungan emosional dan motivasi
Bidjuni, & Wowiling (2018) meneliti tingkat untuk kesetiaan terhadap terapi. Oleh sebab itu
kepatuhan Provinsi Sulawesi Utara, didapat hasil pemberdayaan keluarga dalam upaya-upaya
dukungan keluarga baik dengan kepatuhan kesehatan jiwa di atas sangat diperlukan (Fadilah
minum obat tinggi dengan persentase 72% 2016).
responden, dan menggunakan uji chi square Dukungan dari keluarga akan
diperoleh hasil nilai p value 0,000 lebih kecil dari mempengaruhi kepatuhan minum obat pada
α 0,05, dimana hasil ini memiliki nilai hubungan penderita skizofrenia yang tinggal bersama
yang signifikan. Penelitian ini juga mendapatkan keluarga tersebut. Artinya, jika semakin baik
hasil bahwa dukungan keluarga baik dengan tingkat dukungan keluarga maka akan semakin
kepatuhan minum obat sedang dan kurang patuh pasien skizofrenia untuk berobat. Tingkat
sebanyak 27,3%, dimana meskipun pasien kepatuhan pasien yang rendah diakibatkan dari
skizofrenia diberikan dukungan keluarga yang beberapa hal seperti kesadaran diri dan
maksimal oleh keluarga tetapi tetap juga ada kurangnya dukungan untuk menyelesaikan
pasien yang tidak mematuhi regimen terapi, hal pengobatan seperti sibuk dengan pekerjaan,
ini berkaitan dengan faktor pribadi pasien yang malas utuk mengantar penderita ke fasilitas
juga bisa mempengaruhi kepatuhan dalam kesehatan terdekat, dan juga merasa penderita
menjalani pengobatan. sudah tidak memerlukan obat.
Kepatuhan minum obat pada pasien Karakteristik responden juga mempengaruhi
skizofrenia sangat penting untuk mencegah tingkat kepatuhan minum obat pasien skizofrenia
terjadinya kekambuhan. Peran keluarga dalam di Puskesmas Sangkanhurip, diantaranya faktor
kepatuhan minum obat ini untuk mencegah usia dan jenis kelamin, semakin tinggi usia
terjadinya kekambuhan sangat penting karena penderita semakin rendah tingkat kepatuhan
keluarga adalah orang terdekat dari pasien. minum obat karena semakin tinggi usia akan
Pengetahuan yang baik akan menjadikan lebih tidak memperhatikan kondisi
keluarga memiliki peran yang baik sebaliknya kesehatannya, sedangkan usia yang belum terlalu
bila pengetahuannya kurang maka mereka akan tinggi masih adanya kesadaran untuk
berperan kurang sehingga kekambuhan pasien mengkonsumsi obat. Jenis kelamin juga
akans erring terjadi dan hal ini akan merugikan mempengaruhi tingkat kepatuhan minum obat
baik pasien itu sendiri, kleuarga maupun yaitu penderita yang berjenis kelamin perempuan
masyarakat (Halawa, 2022). kepatuhan minum obatnya lebih tinggi daripada
Hasil penelitian Fadilah (2016) penderita yang berjenis kelamin laki-laki karena
menunjukkan bahwa yang paling banyak tingkat kesadaran akan pentingnya kesembuhan
menyebabkan kekambuhan pada pasien dengan mengkonsumsi obat lebih tinggi
skizofrenia adalah karena faktor ketidak patuhan perempuan disbanding dengan penderita dengan
minum obat. Untuk itu, perlu adanya dukungan jenis kelamin laki-laki. Lalu kurangnya
dari keluarga sebagai lingkungan terdekat dari penyuluhan atau pendidikan kesehatan dari
penderita skizofrenia dengan membawa pasien Puskesmas Sangkanhurip.
untuk berobat ke fasilitas kesehatan terdekat, Salah satu cara untuk meningkatkan hal itu
orang-orang terdekat dan juga lingkungan sekitar yaitu dengan memberikan dukungan kepada
melalui pengawasan secara intensif kepada pasien. Keluarga sebagai orang pertama dan
penderita skizofrenia untuk selalu orang terdekat di lingkungan pasien memiliki
mengkonsumsi obat, sehingga pasien merasa kesempatan untuk bisa berperan dalam

Jurnal Kesehatan, vol 11, no. 2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
172
Ira Ocktavia Siagian, Elva N P Siboro, Julyanti
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Skizofrenia

meningkatkan kepatuhan minum obat pasien yang mempengaruhi tingkat kepatuhan minum
skizofenia. Sehingga, keluarga sangat di obat pada pasien skizofrenia.
sarankan benar-benar memberikan perhatian
lebih dalam kepatuhan minum obat pasien REFERENSI
skizofrenia. Namun, yang membedakan Adianta IK, Putra IM. Hubungan Dukungan
penelitian ini dengan penelitian lain adalah Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan
korelasi koefisien yang rendah dengan arah Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia.
hubungan yang negatif, sedangkan arah Jurnal Riset Kesehatan Nasional. 2018 Feb
hubungan pada penelitian lain menunjukkan 14;1 (1): 1-7.
koefisien ke arah hubungan yang positif.
Aylaz R, Kilinc G. The Relationship Between
Treatment Adherence and Social Support
KESIMPULAN In Psychiatric Patients In The East of
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu Turkey. Archives of psychiatric nursing.
sebagian besar responden (59%) memiliki 2017 Apr 1;31(2):157-63.
dukungan keluarga yang rendah, sebagian besar
responden (51,3%) memiliki kepatuhan minum Br Ginting, Surita. Hubungan Dukungan
obat yang rendah dan terdapat hubungan yang Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat
signifikan antara dukungan keluarga dengan Pada Pasien Skizofrenia di Poli Klinik RSJ
kepatuhan minum obat dengan p-value 0,000 Prof. Dr.Muhammad lldrem Medan. Jurnal
pada pasien skizofrenia di puskesmas Ilmiah PANNMED. 2019 14(1).26-31.
sangkanhurip. Faturahman widy. Hubungan Dukungan
Saran pada penelitian ini Bagi Puskesmas Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan
Sangkanhurip diharapkan agar hasil penelitian Minum Obat Pada Pasien Gangguan Jiwa
ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan Skizofrenia:Literature Review.
dalam menyikapi kejadian kurangnya kepatuhan Tangjungpura Journal of Nursing Practice
minum obat pada penderita skizofrenia dengan and Education, 2021 3(2)
pertimbangan bagaimana mensosialisasikan
pengetahuan mengenai manfaat dari patuh dalam Hamdani R, Hariyanto T, Dewi N. Hubungan
mengkonsumsi obat, dengan menggunakan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
media Pendidikan kesehatan dan penyuluhan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
kepada para keluaga penderita skizofrenia Skizofrenia di Ruang Rawat Jalan Rumah
sehingga dapat mengurangi terjadinya Sakit Jiwa Mutiara Sukma Provinsi NTB.
komplikasi. Bagi Institut Kesehatan Immanuel Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan.
disarankan agar hasil penelitian ini dapat 2017 Dec 5;2(3).
dijadikan sebagai salah satu kajian pendidikan, Hamemda Marchella, Legi J, Karame V.
bahan pembelajaran, referensi dan menambah Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
pengetahuan pada mata kuliah keperawatan Kepatuhan Minum Obat Pasien Skizofrenia
keluarga, khususnya tentang dukungan keluarga Afektif yang Berobat Jalan di Poliklinik
terhadap keluarga yang menderita skizofrenia Jiwa RSJ Prof DR. Vl Ratumbuy Manado,
dalam mengkonsumsi obat melalui jurnal serta Journal Of Community & Emergency
menjadi buku bacaan di perpustakaan. Bagi ISSN 2337, 7356. 2018
peneliti selanjutnya disarankan hasil penelitian
Manao BM, Pardede JA. Correlation Of Family
ini dapat dijadikan data pendukung bagi peneliti
Burden Of The Prevention Of
selanjutnya yang akan melakukan penelitian
Recurrence of Schizophrenia Patients.
mengenai hubungan dukungan keluarga dengan
Mental Health. 2019;4(1):31-42.
kepatuhan minum obat pada penderita
skizofrenia serta dengan meneliti faktor-faktor Mubin MF, Liviana PH. Hubungan Kepatuhan
Minum Obat Dengan Kekambuhan
Jurnal Kesehatan, vol 11, no. 2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
173
Ira Ocktavia Siagian, Elva N P Siboro, Julyanti
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Skizofrenia

Pasien Skizofrenia Paranoid.Jurnal


Farmasetis. 2019 Jun 19: 8(1): 21-4.
Refnandes Randy. Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan kepatuhan Minum
Obat Pasien Skizofrenia di Poliklinik
Rumah Sakit Jiwa Prof. Hb. Saanin
Padang Tahun 2019. Jurnal Kesehatan
Samodra Ilmu, 2021 (1), 100-112
Triana N, Rahayu D, Dianty F E. Hubungan
Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Minum Obat Pasien Skizofrenia di RS
Khusus Jiwa Soeprapto Bengkulu. Jurnal
Vokasi Keperawatan (JKV), 2019 2(1), 53-
60
Wowiling Ferdinand, Pelealu A, Bidjuni H.
Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Kepatuhan Minum Obat Pasien Skizofrenia
di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. L
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara.
Jurnal Keperawatan. 2018, 6(1)
Yanti Nova, Armiyadi M. Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat
Pada Pasien Skizofrenia. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 2020
4(3)

Jurnal Kesehatan, vol 11, no. 2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007

You might also like