You are on page 1of 9

JURNAL SATYA WIDYA- VOL. XX NO.

XX (MONTH, YEAR)
Available online at : https://ejournal.uksw.edu/

PENGARUH GAYA MENGAJAR STUDENT ACHIEVEMENT DIVISION DAN SELF DIRECTED Commented [LI1]: STUDENT TEAM ACHIEVEMENT
DIVISION
LEARNING TERHADAP CAPAIAN BELAJAR MATERI ROLL DEPAN
(kurang kata TEAM)
Firdaus Hendry Prabowo Yudho1, Sifa Fauziah2, Rizki Yuliandra3, Nana Suryana Nasution4, Cetak miring istilah asing
Nita Eka Aryanti5
1
FKIP, Universitas Suryakancana, Indonesia. E-mail: hendri_firdaus@unsur.ac.id
2
FKIP, Universitas Suryakancana, Indonesia. E-mail: sifaf840@gmail.com
3
Universitas Teknokrat Indonesia. E-mail: rizki.yuliandra@teknokrat.ac.id
4
FKIP, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia. E-mail: Nana.suryananasution@fkip.unsika.ac.id
5
Akademi Olahraga Prestasi Nasional, Indonesia. E-mail: nitz.prabowo@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL A B S T R A C T

This study aims to investigate the effect of the Student Team Achievement
Division (STAD) and Self-Directed Learning (SDL) learning methods on
Submitted:
improving the ability of the front roll skills carried out in normal learning
Review:
situations with a total of 12 meetings. The research method used a quasi-
Accepted:
experimental method with a sample of 37 people, consisting of 19 students with
Published:
STAD teaching style treatment and 18 students receiving SDL treatment. The
research data was obtained by means of the front roll test at the beginning and
KEYWORDS end of the study. Descriptive and inferential analyses were then carried out to
obtain the mean difference test results from the samples. The conclusion of this
STAD, SDL, Gymnastics, Forward Roll,
study is that there is a significant difference in the final and initial results of the
Cooperative Learning
handstand skill test through the STAD and SDL methods on the front roll
STAD, SDL, Senam, Guling Depan, gymnastic learning material, with the advantage of the STAD teaching style
Pembelajaran Kooperatif being more significant than the SDL teaching style.

KORESPONDENSI Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh metode belajar Students
Team Achievement Division (STAD) dan Self Directed Learning (SDL)
Phone: +6287870947535 terhadap peningkatan kemampuan keterampilan roll depan yang dilaksanakan
E-mail: hendri_firdaus@unsur.ac.id dalam situasi pembelajaran normal dengan jumlah 12 kali pertemuan. Metode
penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan jumlah sampel 37 orang
yang terdiri atas 19 orang sampel siswa dengan perlakuan gaya mengajar
STAD dan 18 orang siswa mendapatkan perlakuan SDL. Data penelitian
didapatkan dengan cara uji roll depan di awal dan akhir penelitian. Analisa
deskriptif dan inferensial kemudian dilakukan untuk mendapatkan hasil uji
rerata beda dari para sampel. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat
perbedaan yang signifikan pada hasil akhir dan awal test keterampilan
handstand melalui metode STAD dan SDL pada materi pembelajaran senam
roll depan, dengan keunggulan pada gaya mengajar STAD yang lebih
signifikan dibandingkan gaya mengajar SDL.

Satya Widya| 1
FIRST AUTHOR /JURNAL SATYA WIDYA- VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian dari pendidikan


secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, induk moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih
melalui aktivitas jasmani (Panggraita, 2014). Pendidikan sebagai satu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
yang di ajarkan di sekolah memiliki peranan penting yaitu memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara sistematis.
Senam merupakan bagian dari kurikulum materi pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah. Selain kedudukannya sebagai salah satu materi yang di ajarkan dalam
pendidikan jasmani di sekolah ada pertimbangan materi ini perlu mendapatkan perhatian
lebih (Yudho et al., 2022). Pada jenjang pendidikan di SD, SMP, SLTA mata pelajaran
senam sangat penting, bahkan di sekolah dasar materi ini sangat di prioritaskan untuk di
ajarkan dan di kuasai oleh siswa. Senam adalah cabang olahraga yang bercirikan berbagai
keterampilan gerak yang unik. Dilihat daripada taksonomi gerakannya, senam dapat
secara lengkap merepresentasikan gerak dasar tubuh yang membangun pola gerak yang
menyeluruh, mulai gerak lokomotor (gerak berpindah tempat), non lokomotor (gerakan
tanpa berpindah tempat), sekaligus gerak manipulatif (memanipulasi objek) seperti pada
cabang olahraga senam tertentu, seperti senam ritmik (Mahendra, 2014). Senam sendiri
merupakan salah satu disiplin olahraga yang mengandalkan aktivitas fisik, baik sebagai
olahraga yang berdiri sendiri maupun kontribusinya untuk cabang olahraga lain. Oleh
sebab itu senam disebut juga sebagai dasar dari berbagai cabang olahraga lainnya.
gerakan dalam senam adalah kombinasi dari berbagai gerakan yang mengedepankan
kemampuan komponen motorik tubuh seperti kelentukan, kekuatan, daya ledak, daya
tahan, keseimbangan, dan juga kelincahan. Roll depan atau guling depan merupakan
gerakan dasar yang menjadi salah satu materi wajib pada kurikulum Pendidikan jasmani
di sekolah di berbagai tingkatan dan memiliki banyak fungsi dan manfaat bagi para
peserta didik dalam mengembangkan potensi fisik dan kognitif. Latihan rangkaian senam
lantai lanjutan dilaksanakan setelah bentuk-bentuk keterampilan dasar seperti guling
depan, guling belakang, handstand, lenting tengkuk/kepala telah dikuasai dengan benar
(Faridha & Sabarini, 2010).
Bentuk tahapan gerakan guling depan sendiri terdiri atas beberapa tahap seperti
gambar berikut ini.
1. Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan menghadap ke atas
2. Berjongkok dengan kedua kaki rapat dan tangan ke depan tubuh
3. Meletakkan Pundak belakang di matras
4. Menggulingkan tubuh ke arah depan hingga berjongkok
5. Berdiri ke posisi semula.

Satya Widya| 2
FIRST AUTHOR / JOURNAL ON OPTIMIZATIONS OF SYSTEMS AT INDUSTRIES - VOL. XX NO. XX (2017) XXX-XXX

Gambar 1. Tahapan Roll Depan (UK, n.d.)

Terdapat lima model gaya mengajar cooperative learning, yakni; Student Team
Achievement Division (STAD), Cooperative Learning Group Investigation (CI), Model
Team Game Tournament (TGT), Model Numbered- Head-Together (NHT), and Model
Jigsaw (B. E. Purwanto et al., 2020). Model Student Team Achivement Division (STAD)
merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan yang
paling mudah dilakukan (Zulhartati, 2013) pada Pendidikan jasmani dan dapat juga
dilakukan pada proses pembelajaran senam. Perencanaan dan perancangan model
pembelajaran kooperatif (STAD) sendiri melibatkan langkah-langkah dalam penyajian
pembelajaran, yang meningkatkan perkembangan kognitif para peserta didik. Kemudian
pada kegiatan kelompok kecil, keterampilan sosial dipromosikan oleh anggota yang
secara Bersama-sama dan mengembangkan hubungan interpersonal yang baik. Hal ini
meningkatkan pengembangan area afektif, membentuk perilaku yang baik, karakteristik
yang diperlukan, dan harga diri (Pawattana et al., 2014). Membuat siswa menghargai
keberhasilan kelompoknya merupakan hal yang sangat penting terhadap peningkatan
kerja sama pada diri siswa, karena tanpa insentif dan pengakuan dalam bekerja sama,
banyak siswa tidak akan melakukannya. Di STAD, TGT, dan Jigsaw II, siswa menerima
pengakuan dalam kelas jika mereka berada di tim dengan skor tinggi. (Slavin, 1985).
Metode STAD sendiri merupakan salah satu upaya pengembangan model pembelajaran
yang bertujuan untuk meminimalisir kekurangan dari gaya mengajar yang sebelumnya
sudah ada (Amornsinlaphachai, 2014).
Tahapan membantu teman dengan gaya mengajar STAD pada materi roll depan
dilaksanakan dengan cara:
1. Berdiri di samping pelaku gerakan
2. Memegang punggung dan paha belakang atau betis pelaku gerakan
3. Membantu saat tahapan meletakkan pundak belakang ke matras dan saat
menggulingkan tubuh hingga posisi jongkok ke depan. Commented [LI2]: Tahapan pembelajaran belum sesuai dengan
sintaks STAD (Slavin):
1. presentasi kelas
2. Kerja Tim
3. Kuis
4. Skor kemajuan individual

Gambar 2. Proses membantu gerakan teman sebaya pada materi roll depan
(Faridha & Sabarini, 2010)

https://doi.org/10.25077/xxxxx First Author 3


FIRST AUTHOR /JURNAL SATYA WIDYA- VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

Model Self Directed Learning merupakan gaya mengajar dengan kondisi di mana
pembelajar memiliki kontrol sepenuhnya dalam proses pembuatan keputusan terkait
dengan pembelajarannya sendiri dan menerima tanggung jawab utuh atas keputusan
tersebut (Yusuf et al., 2021). SDL menekankan peran individu sebagai subjek yang
bertanggung jawab sekaligus pengendali terpenuhinya dan tercapainya keberhasilan
dalam proses belajar. Konsep Self Directed Learning (SDL) sebenarnya baru terkenal
dalam dunia pendidikan pada tahun 1970-an. Model pembelajaran SDL sendiri
merupakan salah satu model yang dilaksanakan oleh individu untuk dirinya sendiri dan
memiliki konsep dimana hasil belajar yang maksimal dapat diperoleh jika siswa bekerja
dengan kecepatannya sendiri, terlibat secara aktif dalam melakukan berbagai tugas
belajar spesifik, dan mengalami keberhasilan dalam proses pembelajaran. SDL juga dapat
memungkinkan para siswa dalam mengolah proses kegiatan belajar mereka dalam bentuk
inisiatif diri, proses mandiri, pengaturan individu, eksplorasi dan kebebasan belajar yang
maksimal untuk dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan adanya beberapa
keunggulan oleh sistem pembelajaran mandiri, Pendidikan berbasis kemandirian dalam
pembelajaran perlu terus dikembangkan, terutama dengan meningkatkan integrasi
teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini berkembang pesat di berbagai belahan
dunia. Seperti dalam metode pembelajaran apa pun, terutama dalam konteks SDL, fungsi
eksekutif pelajar yang mendukung pemrosesan memori kerja selama aktivitasnya yang
konstruktif hanyalah memproses informasi yang relevan terhadap kebutuhan tugas
pembelajaran. (Uus et al., 2022)

METODE PENELITIAN

Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
eksperimen, dalam bentuk metode quasi experimental. Desain eksperimen yang dapat
digunakan dalam penelitian ini “pretest-posttest control group design” dengan
melaksanakan tes awal dan tes akhir terhadap dua sampel dengan perlakuan berbeda.
Sampel A mendapatkan perlakuan SDL sebagai kelompok kontrol dan sampel B
mendapatkan perlakuan STAD sebagai kelompok eksperimen. Penelitian dilaksanakan
dalam kondisi sekolah tatap muka saat sebelum pandemi Covid 19 selama satu semester
dengan frekuensi sebanyak 12 kali pertemuan dengan jumlah sampel 37 orang siswa
dengan alokasi kelompok kontrol sebanyak 19 orang dan 18 orang siswa sebagai anggota
kelompok eksperimen. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1. Melakukan tes awal dilakukan oleh semua sampel


2. Merangking skor tes awal menurut skor yang didapat dari skor tertinggi sampe Commented [LI3]: sampai
skor terendah
3. Setelah merangking dari skor yang tertinggi sampel yang terendah selanjutnya
membagi dua kelompok, yaitu 19 siswa menggunakan Model Student Team
Achievement Division (STAD) dan 18 siswa menggunakan Model Self Direct
Learning (SDL).
4. Tes akhir.
5. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel
dibawah ini:

Satya Widya| 2
FIRST AUTHOR / JOURNAL ON OPTIMIZATIONS OF SYSTEMS AT INDUSTRIES - VOL. XX NO. XX (2017) XXX-XXX

Tabel 1. Instrumen Penilaian Gerak Guling Depan


Aspek yang dinilai Kriteria penilaian Rentang skor
Awalan a. Mata tidak dipejamkan
b. Konsentrasi untuk akan
melakukan gerakan guling
depan 1 s/d 5
c. Dagu menyentuh dada
d. Pandangan ke depan
e. Mulut terkatup
gerakan mengguling a. Siswa berguling dengan
menggunakan tengkuk
belakang
b. Siswa mengguling secara
sempurna
c. Sikap gulungan tubuh terjaga
1 s/d 5
hingga posisi awal bangun
kembali
d. Lintasan gulingan lurus dan
tidak menyimpang
e. gerakan mengguling terlihat
solid
gerakan akhir a. Beranjak dari posisi guling
dengan sigap
b. Kembali ke posisi berdiri awal
dengan tegap dan kedua kaki
rapat 1 s/d 5
c. Pandangan mata ke arah depan
d. Mata tidak dipejamkan
e. Tidak terburu-buru keluar dari
matras

jumlah nilai peroleh X 100 = NA


skor maksimal (15)
Kriteria penilaian
1) Nilai 5 apabila 5 komponen terpenuhi
2) Nilai 4 apabila 4 komponen terpenuhi
3) Nilai 3 apabila 3 komponen terpenuhi
4) Nilai 2 apabila 2 komponen terpenuhi
5) Nilai 1 apabila 1 komponen terpenuhi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil senam lantai guling depan yang digunakan untuk analisis data adalah skor
tes hasil belajar senam lantai guling depan setiap subjek sebelum mengikuti latihan (tes
awal) dan setelah mengikuti latihan selama 6 kali (tes akhir) adapun langkah-langkah
yang ditempuh serta hasil pengelolaan data adalah sebagai berikut:

https://doi.org/10.25077/xxxxx First Author 5


FIRST AUTHOR /JURNAL SATYA WIDYA- VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

Hasil belajar senam lantai guling depan dengan Model Student Team Achievement
Division (STAD). Skor hasil belajar senam lantai guling depan bagi kelompok yang di
beri Model Student Team Achievement Division (STAD) untuk tes awal menunjukan
rentang 10.93 s/d 23.00 dengan nilai rata-rata 16.02, simpangan baku 4.00 serta untuk
hasil nilai tes akhir menunjukkan rentang 12.23 s/d 24.28, dengan rata-rata sebesar 17.60
serta simpangan baku (SD) 4.07.
Hasil belajar senam lantai guling depan Model Self Directed Learning (SDL). skor
hasil senam lantai guling depan bagi kelompok yang diberi Model Self-Directed Learning
(SDL) untuk tes awal menunjukkan rentang 10.88, s.d 22.80 dengan rata-rata sebesar
16.28, nilai hasil simpangan baku 3.98 serta nilai tes akhir menunjukkan rerata sebesar
13.55 dengan simpangan baku 4.00.

Tabel 2. Rata-rata dan simpangan baku dari hasil tes guling depan
Kelompok I Kelompok II
Variabel Metode STAD Metode SDL
Mean SD Mean SD
Tes awal 16.02 4 16.28 3.98
Tes akhir 17.60 4,07 13.55 4
Setelah hasil perhitungan nilai rata-rata serta simpangan baku dari masing-masing tes
diketahui, maka selanjutnya adalah dilakukan pengujian statistika normalitas. Pengujian
normalitas ini dilakukan melalui uji kenormalan liliefors. Untuk menerima dan menolak
hipotesis nol (h0) caranya yaitu dengan membandingkan L hitung (LO) dengan nilai kritis
L yang diambil dari tabel uji liliefors, untuk kemudian dihitung dengan hasil perhitungan
seperti tertera dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3. Uji Normalitas


Variabel LO hitung LO daftar Hasil
Tes awal kelompok STAD 0,191 0,195 Normal
Tes akhir kelompok STAD 0,172 0,195 Normal
Tes awal kelompok SDL 0,192 0,200 Normal
Tes akhir kelompok SDL 0,181 0,200 Normal
Uji homogenitas dimaksud untuk mengetahui kesamaan varians dari kedua
kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka apabila
nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut dibedakan
perbedaan rata-rata kemampuannya. Hasil uji homogenitas data antara kelompok A
(metode STAD) dan kelompok B (metode SDL) adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Uji Homogenitas


Kelompok F Hitung F Tabel Kesimpulan
Model STAD 1,57 2,25 Homogen
Model SDL 1,71 2,29 Homogen

Nilai signifikansi α < 0,05 maka Ho diterima maka dapat disimpulkan bahwa rata-
rata nilai posttest siswa dengan menggunakan STAD lebih tinggi dibandingkan dengan
model SDL.

Satya Widya| 2
FIRST AUTHOR / JOURNAL ON OPTIMIZATIONS OF SYSTEMS AT INDUSTRIES - VOL. XX NO. XX (2017) XXX-XXX

Tabel 5. Hasil penghitungan uji-t dua data independen


T-Test For Equality Of Means
Sig.(2- Mean Std. Error
Tailed) Difference Difference

Equal Variances
0,018* 19,00 1,99
Assumed
Posttest
Equal Variances
0,018* 19,00 2,900
Not Assumed

Hasil hipotesis pertama dan kedua didapatkan dari teknik analisa uji-t satu pihak, serta
pengujian hipotesis ketiga didapatkan melalui teknik analisis uji-t beda dua rata-rata.
Rangkuman hasil penghitungan terdapat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Hasil penghitungan uji-t terhadap hasil belajar guling depan


Tes Kelompok Dk th tt
Pretest – Posttest STAD 19 1,09 1,04*
Pretest – Posttest SDL 18 0,056 1,05
Pretest – Posttest STAD dan SDL
37 4,81 2,093*

Tabel diatas menunjukkan dimana harga th (t-hitung) lebih besar dari pada harga tt (t-
tabel) yaitu (th = 1,09 > tt = 1,04 ), dengan demikian hipotesa “Metode Student Team
Achievement Division (STAD) lebih baik dari Metode Self Directed Learning (SDL)
terhadap hasil belajar senam lantai guling depan dapat diterima pada taraf signifikan α =
0.05. Hipotesa kedua dapat diselidiki pada hasil perhitungan statistic t h (t-hitung) lebih
besar dari harga p tt (t-tabel). Yaitu (th = 0,056> tt = 1,05), maka hipotesa Metode Self
Directed Learning (SDL) tidak lebih baik dari Metode Student Team Achievement
Division (STAD) terhadap hasil belajar senam lantai guling depan pada siswa, dapat
diterima pada taraf signifikan α = 0.05. Hipotesa ketiga dapat dibuktikan pada hasil
perhitungan diatas dengan th (t-hitung) lebih besar dari harga p tt (t-tabel). Yaitu (th = 4,81
> tt = 2,093), dengan demikian “Metode Student Team Achivemet Division (STAD) lebih
baik dari pada Metode Self Directed Learning (SDL) dapat diterima pada taraf signifikan
α = 0.05.

SIMPULAN

Menurut hasil penelitian dan juga perhitungan statistik yang telah dilaksanakan
dengan kedua gaya pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian tersebut, ternyata
terdapat makna yang berarti terhadap hasil belajar senam lantai guling depan. Hasil gaya
mengajar tersebut memberikan pengaruh perbedaan bermakna seperti pada pengujian
hipotesis ketiga. Namun dilihat dari nilai rata-rata dan signifikansinya, maka Model
Student Team Achievement Division (STAD) lebih baik terhadap peningkatan hasil
belajar senam lantai guling depan dari pada Model Self Directed Learning (SDL). Hal ini
serupa dengan beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya pada materi Pendidikan
jasmani yang lain seperti pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hasil belajar
tolak peluru gaya menyamping dengan metode kooperatif tipe STAD berdampak positif

https://doi.org/10.25077/xxxxx First Author 7


FIRST AUTHOR /JURNAL SATYA WIDYA- VOL. XX NO. XX (2020) XXX-XXX

hal ini terlihat pada siklus I rata-rata ketuntasan belajar yaitu sebesar 56 dengan
ketuntasan 43% yang berada pada kategori cukup baik, sedangkan pada siklus II rata-rata
ketuntasan belajar yaitu sebesar 74 dengan ketuntasan 90% yang berada pada kategori
baik (Budiman, 2021), Peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II dapat dilihat
dari adanya kenaikan rata-rata daya serap 12% dan pada ketuntasan belajar mengalami
kenaikan sebesar 38% dengan metode mengajar STAD pada materi ajar bola voli (Suasa,
2021), metode STAD dan TGT berpengaruh positif secara signifikan terhadap hasil
belajar penjasorkes materi senam lantai roll belakang (Fadillah et al., 2021). Data dan
analisis penelitian lain menyebutkan adanya peningkatan yang bermakna dalam prestasi
belajar mata pelajaran Penjaskes jika mendapat Metode STAD. Hal ini disebabkan karena
siswa dituntut untuk belajar lebih keras, dan dapat mengetahui kelemahan
pemahamannya serta mendapatkan perbaikan dari temannya (E. Purwanto, 2022).

DAFTAR PUSTAKA

Amornsinlaphachai, P. (2014). Designing a Learning Model Using the STAD Technique


with a Suggestion System to Decrease Learners’ Weakness. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 116, 431–435. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.235
Budiman, A. (2021). Vol. 03 No. 02 Tahun 2021 Musamus Journal of Physical Education
and Sport (MJPES). 03(02), 134–140.
Fadillah, F. D., Anhar, D., & Royana, I. F. (2021). Penerapan model pembelajaran STAD
dan TGT terhadap hasil belajar penjasorkes materi senam lantai roll belakang.
Journal of Physical Activity and Sports (JPAS), 2(2), 280–287.
https://doi.org/10.53869/jpas.v2i2.95
Faridha, I., & Sabarini, S. S. (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Untuk SMA/MA/SMK Kelas X.
Mahendra, A. (2014). Gerak Dasar Non-Lokomotor. Modul Belajar Motorik.
Panggraita, G. N. (2014). — Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 —.
Link seharusnya dari website tempat
Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun prossiding 2014, 1,tersebut 582–588.
bukan link dari
file:///D:/Documents/kumpulan jurnal/sma/2014.pdf komputer pribadi.
Pawattana, A., Prasarnpanich, S., & Attanawong, R. (2014). Enhancing Primary School
Students’ Social Skills Using Cooperative Learning in Mathematics. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 112(Iceepsy 2013), 656–661.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1214
Purwanto, B. E., Jatmiko, A., Pahrudin, A., Munifah, Wardhani, S., Purnama, S., &
Joemsittiprasert, W. (2020). The implementation of cooperative learning to
developed management of language learning system. Journal for the Education of
Gifted Young Scientists, 8(1), 379–392. https://doi.org/10.17478/jegys.675251
Purwanto, E. (2022). Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Belajar Penjaskes Materi
Senam Lantai Melalui Metode Stad Pada Siswa Kelas Vi Semester I. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Visioner, 3(1), 67–71.
Slavin, R. (1985). Learning to Cooperate, Cooperating to Learn. Springer
Science+Business Media New York.
Suasa, K. (2021). Implementasi Model Pembelajaran Koperatif Tipe STAD untuk

Satya Widya| 2
FIRST AUTHOR / JOURNAL ON OPTIMIZATIONS OF SYSTEMS AT INDUSTRIES - VOL. XX NO. XX (2017) XXX-XXX

Meningkatkan Prestasi Belajar Gerak Dasar Passing Bawah Bola Voly pada Siswa
Kelas V SD. Journal of Education Action Research, 5(4), 548.
https://doi.org/10.23887/jear.v5i4.39477
Uus, Õ., Mettis, K., & Väljataga, T. (2022). Cognitive Skills in Adolescents’ Self-
Directed Learning Efficacy. Creative Education, 13(02), 583–598.
https://doi.org/10.4236/ce.2022.132035
Yudho, F. H. P., Iqbal, R., Resita, C., & Suryana, N. (2022). Pengaruh Metode Belajar
Practice Rehearsal Pairs Terhadap Peningkatan Keterampilan Handstand.
SPORTIVE: Journal of Physical Education, Sport and Recreation, 6, 42–50.
Yusuf, I., Widyaningsih, S. W., Prasetyo, Z. K., & Istiyono, E. (2021). The analysis of
self directed learning (SDL) through Rasch modeling: Case study on prospective
teachers during the use of e-learning with HOTS-oriented in the period of Covid-
19 pandemic. AIP Conference Proceedings, 2330.
https://doi.org/10.1063/5.0043118
Zulhartati, S. (2013). Pembelajaran kooperatif model STAD pada mata pelajaran IPS.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

DAFTAR WEBSITE
http://www.hpc-gymnastics.co.uk/coaching-and-teaching-support.html

https://doi.org/10.25077/xxxxx First Author 9

You might also like