You are on page 1of 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI

PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENDEKATAN BERMAIN


PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15

Abdul Harris Handoko1* Trisna Br Sembiring2


1. Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
2. Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
*E-Mail: abdulharrishandoko@gmail.com

Abstract: This study aims to know increasing of learning outcome of sprint running
through the scientific approach and the playing approach to the seventh grade students of
15 medan public junior high school. This research method is Classroom Action Research.
Judging from the preliminary data on the results of learning to run a sprint, only 12
students completed (32.5%) and 25 students who did not complete (67.5%). After the first
cycle of action, students who completed 20 people (54.05%) and students who have not
finished 17 people (45.94%) classically. Then in the second cycle students completed 32
people (86.48%) and students who had not finished 5 people (13.51%). The average value
of student learning outcomes in the initial data is (44.56%) (complete), in the cycle test 1
the average value of student learning outcomes increases to (62.58) (complete), on the
implementation of the cycle II test the completeness of student learning has reached
(79.21%). The percentage of students 'mastery learning in the initial data was 32.5%, in
the cycle I test it increased to 67.5% and in the second cycle the percentage of students'
mastery learning had reached 79.21%. The increase in the average value of learning
outcomes from the initial test to the first cycle test is 15 and the increase in the average
value of learning outcomes from test I to cycle II is 40.54 and the increase in the average
value from the initial test to cycle I is 32, 5. And the increase from the first cycle test to
the second cycle test was 86.48%.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lari sprint
melalui pendekatan saintifik dan bermain pada siswa kelas VII SMP negeri 15 medan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dilihat dari data awal hasil belajar
lari sprint hanya 12 orang siswa yang tuntas (32.5%) dan 25 orang siswa yang belum
tuntas (67,5%). Setelah dilakukan tindakan siklus I maka siswa yang tuntas 20 orang
(54,05%) dan siswa yang belum tuntas 17 orang (45,94%) secara klasikal. Selanjutnya di
siklus II siswa yang tuntas 32 orang (86,48%) dan siswa yang belum tuntas 5 orang
(13,51%). Nilai rata rata hasil belajar siswa pada data awal adalah (44,56%) (tuntas), pada
test siklus 1 nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi (62,58)(tuntas), pada
pelaksanaan test siklus II presentase ketuntasan belajar siswa telah mencapai (79,21%).
Presentase ketuntasan belajar siswa pada data awal adalah 32,5%, pada test siklus I
meningkat menjadi 67,5% dan pada siklus II presentase ketuntasan belajar siswa telah
mencapai 79,21%. Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar dari test awal hingga tes siklus
I yaitu 15 dan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar dari test I hingga test siklus II yaitu
40,54 dan peningkatan nilai rata-rata dari test awal ke siklus I adalah 32,5. Dan
peningkatan dari test siklus I hingga test siklus II adalah 86,48 %.
Kata kunci :Lari Sprint, Pendekatan Saintifik, bermain

PENDAHULUAN sekolah (Tite. 2010:2). Dalam proses


pembelajaran pendidikan jasmani, guru
Pendidikan jasmani sebagai harus mampu mengajarkan berbagai
salah satu disiplin ilmu yang ajarkan di keterampilan gerak dasar, teknik dan

28
JURNAL TEMATIK Volume 9 No. 1 April 2019

strategi serta internalisasi nilai-nilai, sprint, siswa kurang menyimak


sportivitas dan jujur serta mampu penjelasan dari guru tentang teknik
bekerjasama. Dengan menggunakan dasar lari sprint secara bertahap seperti
pola-pola tertentu yang dapat memacu bagaimana cara start, cara
dan memotivasi siswa. Pelaksanaannya memperpanjang langkah dan memasuki
bukan melalui pengajaran konvensional garis finish.
didalam kelas yang bersifat kajian Dalam pembelajaran lari sprint
teoritis, namun melibatkan unsur fisik, guru memberikan penjelasan kepada
mental, intelektual, emosional dan siswa dan siswa langsung
sosial (Leo dan Setiawan, 2013:460). mengaplikasikan pembelajaran lari
Penguasaan teknik merupakan sprint, sehingga menimbulkan
kemampuan untuk memahami atau kejenuhan dari siswa dalam
mengetahui suatu rangkaian spesifik melaksanakan kegiatan pembelajaran.
gerakan atau bagian pergerakan Di sekolah tersebut bidang studi
olahraga dalam memecahkan tugas pendidikan jasmani sangat digemari
olahraga dan dapat menggunakan oleh siswa akan tetapi melihat bentuk
pengetahuan yang dimiliki tersebut. pembelajaran yang dilakukan oleh guru
Penguasan teknik dasar lari sprint pendidikan jasmani tersebut masih
diartikan Djumidar (2004); Muhajir membuat siswa kurang tertarik
(2006:36) dan Fajar (2016:3) sebagai terhadap pelajaran yang diberi oleh
kemampuan siswa dalam memahami guru, Sehingga siswa kesulitan dalam
teknik dasar lari sprint dan dapat belajar lari sprint seperti cara saat
menggunakan teknik dasar lari sprint berlari.
yang baik. Pada saat berlari siswa
Setiap siswa memiliki mengalami kesulitan ketikam siswa
kemampuan yang berbeda dan cara mengayunkan tangannya ke samping
yang berbeda pula dalam menerapkan yang membuat mereka lebih
dan mengaplikasikan teknik dasar lari membukuk dan tidak bernafas dengan
dalam perlombaan. Tujuan utama lari efektif. Siswa putri sering meletakkan
sprint adalah untuk memaksimalkan kedua tangannya di dada sehingga
kecepatan horizontal, yang dihasilkan membuat bahu dan leher menegang,
oleh dorongan badan kedepan. pada saat berlari ayunan lengan terlalu
Kecepatan lari ditentukan oleh panjang tinggi sehingga membuat
langkah dan frekuensi-langkah untuk ketidakseimbangan tungkai dan lengan.
bisa berlari cepat, seorang siswa/atlet Cara benar sikap melakukan lari
harus bisa meningkatkan satu atau sprint adalah ayun lenga kiri dari
kedua-duanya.. samping badan kedepan agak kedalam
Berdasarkan hasil observasi (medial) bersamaan dengan lengan
yang peneliti lakukan di SMP Negeri kana diayunkan dari samping badan
15 Medan . Proses pembelajaran yang kebelakang lurus, dan lengan kanan
dilakukan guru sudah cukup baik tetapi diayunkan kedepan lengan kiri di
cara guru dalam melaksanakan proses ayunkan kebelakang kemudian disusul
pembelajaran di sekolah tersebut masih dengan mengangkat dan melukan
menggunakan cara lama yaitu terpaku tungkai kanan kedepan tugkai kaki kiri,
dalam aturan dibuku tanpa melihat bersamaan pula dengan mengayunkan
kemampuan dasar siswa yaitu cepat lengan kaki kiri kedepan lengan kanan
merasa jenuh. Didalam materi lari kebelakang dan terus lari. Hal ini

p-ISSN:1979-6633 29
e-ISSN:2460-7738
Abdul Harris Handoko: Peningkatan Hasil Belajar Lari Sprint…

menyebabkan siswa kesulitan dalam unsur-unsur teknik dasar lari sprint,


belajar lari sprint karena guru belum serta tujuan pembelajaran lari sprint
maksimal dalam memberikan dan dasar-dasar gerak.
penguatan kepada siswa seperti kuang Pendekatan bermain adalah
mengoreksi dan memperhatkan salah satu bentuk dari sebuah
kesalahan-kesalahan yang dilakukan pembelajaran jasmani (Tite, 2010:4;
siswa pada saat sikap berlari. Suryadi, 2014:44) yang dapat diberikan
Masih rendahnya kemampuan disegala jenjang pendidikan. Hanya
siswa dalam melakukan lari sprint, di saja porsi dan bentuk pendekatan
tandai oleh hasil belajar pendidikan bermain yang akan diberikan harus
jasmani yang masih rendah dan dilihat disesuaikan dengan aspek yang ada
dari kriteria ketentusan minimal dalam kurikulum. Selain itu harus
(KKM) siswa dimana yaitu 75. Jumlah dipertimbangkan juga faktor usia,
siswa 37 orang di mana dari nilai rata- perkembangan fisik, dan jenjang
rata kelas menunjukkan 12 siswa pendidikan yang sedang dijalani oleh
(32,5%) yang sudah mencapai mereka.
ketuntasan belajar lari sprint dan 25 Pendekatan bermain mengasah
siswa (67,5%) yang belum mencapai keterampilan motorik anak sesuai
ketuntasan belajar lari Sprint. dengan kematangan (Harry dan
Beranjak dari kenyatan tersebut, Mulyadi, 2014:46). Hal ini sesuai
maka peneliti menganggap hal itu dengan cita-cita pendidikan, yaitu perlu
merupakan suatu dilema dalam peningkatan keadaan jasmani, sosial,
pembelajaran sekolah tersebut. mental, dan moral yang optimal.
Ditambah lagi dengan minimnya Sebagai guru harus dapat menguasai
pengetahuan guru pada siswa untuk jenis-jenis permainan yang sangat
menerapkan pendekatan saintifik dan digemari anak karena sangat
pendekatan bermain yang dapat berpengaruh pada perkembangan fisik
meningkatkan hasil belajar siswa anak, sesuai dengan usia mereka.
tersebut. Bermain sangat berhubungan
Pendekatan saintifik sangat dengan kesenangan yang juga
penting dalam mengontrol apa yang mempunyai aturan-aturan tetapi
telah di capai dalam proses sengaja dibuat dan disepakati bersama
pembelajaran berperan dalam dengan aktifitas tersebut. Berdasarkan
meningkatkan kualitas pembelajaran maknanya bermain adalah melakukan
dari mulai tahap awal (input), proses sesuatu untuk bersenang-senang saja.
dan out put. Pendekatan Saintifik juga Beberapa pertimbangan dalam
sangat mempengaruhi motivasi dan pendidikan jasmani bahwa perlu
minat belajar siswa, bagi guru, melalui pendekatan bermain ialah: a) Dengan
pendekatan saintifik (Daryanto bermain anak dapat leluasa untuk
2014:51) dapat dikembangkan pema- mengembangkan potensi yang ada pada
haman dan kemampuan siswa. dirinya, b) Guru akan lebih mudah
Disamping itu, pula pola memberikan pengarahan, koreksi,
pendekatan bermain dapat menjadi saran, latihan atau dorongan agar anak
alternatif bagi guru tersebut, karena didiknya berkembang lebih baik, dan
pola pendekatan ini tidak memerlukan dapat mencapai kedewasaan yang
biaya yang mahal dan tempat yang diharapkannya, c) Dengan bermain
luas, dan bermain ini mewakili sebagai guru tidak harus terfokus dengan

30 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738
JURNAL TEMATIK Volume 9 No. 1 April 2019

sarana dan prasarana yang kurang HASIL DAN PEMBAHASAN


lengkap.
Berdasarkan permasalahan Siklus I
tersebut penulis tertarik untuk
melakukan PTK untuk meningkatkan a. Tahap Perencanaan Tindakan I
hasil belajar lari sprint melalui Pada tahap perencanaan
pendekatan saintitifik dan pendekatan tindakan I disusun untuk mengatasi
bermain pada siswa kelas VII SMP permasalahan yang dialami siswa
Negeri 15 Medan Tahun Ajaran dalam penguasaan materi lari sprint
2018/2019.
dalam pembelajaran atletik masalah
Tujuan yang ingin di capai
dalam penelitian ini adalah: Untuk yang dilakukan adalah dengan
mengetahui penerapan pendekatan melaksanakan pembelajaran sesuai
saintifik dan pendekatan bermain dengan yang sudah direncanakan dalam
dalam meningkatkan hasil belajar lari RPP. Adapun langkah-langkah yang
sprint pada siswa kelas VII SMP ditempuh pada rencana tindakan I
Negeri 15 Medan Tahun Ajaran adalah: 1. Menyusun RPP 2.
2018/2019.
Mempersiapkan lembar observasi
untuk guru dan siswa. 3.
METODE PENELITIAN Mempersiapkan variasi permainan
Penelitian ini menggunakan yang akan diajarkan. 4.
metode penelitian tindakan kelas Mempersiapkan lapangan sekolah yang
(Classroom action research) dengan akan dijadikan tempat penelitian. 5.
tahapan-tahapan pelaksanan meliputi Melaksanakan pembelajaran Lari
perencanan, pelaksanan tindakan, Sprint melalui pendekatan bermain.
observasi dan refleksi. Objek dalam
penelitian ini adalah penggunaan b. Tahap Pelaksanaan Tindakan I
pendekatan saintifik dan bermain serta Tindakan yang dilakukan
hasil belajar. Subjek penelitian adalah penerapan pendekatan saintifik
tindakan kelas ini adalah kelas VII dan pendekatan bermain. Pelaksanaan
SMP Negeri 15 Medan yang berjumlah tindakan dilakukan oleh guru sebagai
37 siswa. Lokasi penelitian berada di pengajar dan peneliti sebagai observer
Lokasi penelitian ini adalah di SMP yang mengamati pelakasanaan dengan
Negeri 15 Medan Jalan M Nawi berpedoman pada lembar obsrvasi yang
Harahap, Sitirejo III, Medan Amplas, telah disusun. Tahap pelaksanaan ini
kota Medan, Sumatera Utara 20219. disesuaikan dengan alokasi waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran 3x40 menit. Adapun
tanggal 17 Oktober - 24 Oktober 2018. tahap pembelajaran yang akan
dilakukan antara lain: 1. Siswa
melakukan pemanasan. 2. Siswa di
bagi menjadi beberapa kelompok untuk
mengamati sebuah media pembelajaran
yang berupa video. 3. Peserta didik

p-ISSN:1979-6633 31
e-ISSN:2460-7738
Abdul Harris Handoko: Peningkatan Hasil Belajar Lari Sprint…

secara brgantian saling bertanya di siklus I ini terdapat perubahan


tentang gerak fundamental lari sprint. pembelajaran dimana dari 37 siswa
4. Pesrta didik setelah melakukan yang telah tuntas 20 siswa (54,05%),
sedangkan 17 siswa (45,94%) belum
pengamatan gerakan lari sprint terlebih
mencapai ketuntasan belajar. Dengan
dahulu melaukan permainan yang nilai rata - rata kelas yang diperoleh
mengarah pada gerakan dominan lari mencapai 62,58. Namun pada sikulus I
sprint. 5. Siswa melakukan kegiatan ini cenderung siswa masih mengalami
menalar dimana siswa berdiskusi masalah dalam proses melakukan
tentang materi yang dipelajari dan teknik lari sprint, karena pengetahuan
kesulitan yang dialami selama siswa dalam melakukan teknik lari
sprint masih kurang. Akibat itu siswa
pembelajaran. 6. Setiap kelompok yang
mengalami kesulitan dalam melakukan
telah di bagi berbicara di depan teman- teknik lari sprint. Kesulitan - kesulitan
teman sambil mencontohkan proses yang dialami siswa selama
pelaksanaan gerakan teknik dasar lari pembelajaran, antara lain sebagai
sprint. 7. Guru memberikan test lari berikut: (1) Pada gerakaan saaat
sprint sesuai fortopolio yang telah melakukan start banyak siswa yang
disusun. posisi tangan tidak di buka selabar
bahu. (2) Pada saat berlari siswa tangan
c. Hasil Observasi Siklus 1 tidak di ayunkan serta kecondongan
Dari hasil observasi yang telah badan tidak terlihat sehingga siswa
dilakukan di SMP Negeri 15 Medan. kelihatan tidak rileks pada saat berlari.
Secara umum menunjukkan sebagian (3) Gerakan saat memasuki garis finish
siswa masih mengalami kesulitan terdapat beberapa siswa saat memasuki
dalam melakukan gerakan-gerakan garis finish bahu tidak dicondongkan
teknik lari sprint. Dalam pembelajaran kedepan.
Tabel 1
Deskripsi Data Siklus I Hasil Belajar Lari Sprint
Nilai Gerak
Gerak saat Gerak saat Ket/Total Konvensi
Rata- saat
start berlari skor nilai
rata finish
Siklus ∑ = 115 ∑ =101 ∑ =106 ∑ = 314 ∑= 2315,8

I × =3,10 × =2,72 × =2,86 × x


= 8,48 = 62,5
d. Tahap Refleksi Siklus I pembelajaran siklus I, untuk itu
Dari hasil analisis data siklus I diperlukan perbaikan tindakan pada
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siklus II. Peningkatan yang terjadi
siswa dari tes hasil belajar I telah dalam proses pembelajaran dengan
mengalami peningkatan pada hasil menerapkan pendekatan saintifik dan
belajarnya peningkatan ini terjadi pendekatan bermain seperti yang
setelah diberikan pembelajaran melalui diharapkan dibandingkan dengan data
pendekatan saintifik dan pendekatan awal sebelum melakukan pembelajaran
bermain, namun masih ada kesulitan dengan pendekatan saintifik dan
yang dihadapi siswa dalam pendekatan bermain. Kriteria

32 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738
JURNAL TEMATIK Volume 9 No. 1 April 2019

ketuntasan secara klasikal pada siklus I hasil belajar secara klasikal. Sesuai
sudah mencapai 62,58%, namun yang diharapkan dan guna
Kriteria Ketuntasan Klasikal yang memperbaiki kesulitan yang dihadapi
diharapkan yaitu sebesar 85% dan ini siswa pada siklus I sehingga
belum tercapai, maka dari itu perlu memungkinkan terjadi
dilakukan siklus II untuk meningkatkan
Tabel 2
Deskripsi Hasil belajar Siklus I Lari Sprint
Jumlah
No Hasil Tes Keterangan Persentase
siswa
1. skor ≥75 Tuntas 20 54,05%
2. Skor < 75 Tidak Tuntas 17 45,94%
Jumlah 37 100%

Peningkatan pada hasil belajar belajar siswa dari siklus I secara visual
siswa pada siklus II. Untuk dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:
mempermudah dalam melihat hasil
Tabel 3
Frekwensi Tes Lari Sprint Siklus I
No Nilai Frekuensi %
1 50 5 13,51 %
2 58,3 4 10,81%
3 66,6 8 21,62%
4 75 11 29,72 %
5 83,3 6 16,21 %
6 91,1 3 8,10 %
Jumlah 37 100%
Ket: Jumlah Siswa Yang Tuntas = 20 orang (54,05%)
Adapun keberhasilan atau memperoleh hasil yang masih rendah,
kegagalan serta permasalahan yang dari 37 siswa terdapat 20 siswa
terjadi dalam pelaksanaan tindakan (54,05%) yang telah mendapatkan nilai
siklus I ini dapat diuraikan sebagai ketuntasan dalam belajar sedangkan 17
berikut: 1. Guru penjasorkes harus siswa (45,94%) belum mencapai
memaksimalkan pemberian motivasi tingkat ketuntasan belajar.
kepada siswa untuk lebih berperan aktif
untuk melakukan teknik lari sprint Untuk memperbaiki kelemahan-
dengan baik dan benar. 2. Siswa masih kelemahan dan meningkatkan
belum paham tentang bagaimana posisi keberhasilan siklus I, maka perlu
badan pada saat berlari. 3. Banyak diadakan siklus II yaitu: 1. Tingkatan
siswa yang melakukan gerakan lari teknik lari Sprint harus lebih diperjelas
sprint yang tidak sempurna menjadikan dan dapat dipahami siswa sehingga
koordinasi gerakan teknik yang tidak meminimkan kesalahan siswa. 2.
baik. 4. Siswa keseluruhannya Menambah variasi permainan sehingga
siswa lebih aktif dan bersemangat

p-ISSN:1979-6633 33
e-ISSN:2460-7738
Abdul Harris Handoko: Peningkatan Hasil Belajar Lari Sprint…

dalam proses pembelajar. 3. Guru harus yang mengamati pelakasanaan dengan


lebih akrab dengan siswa dalam berpedoman pada lembar obsrvasi yang
pembelajaran agar siswa tidak takut telah disusun. Tahap pelaksanaan ini
atau segan berlebihan dalam kegiatan disesuaikan dengan alokasi waktu
pembelajaran. 4. Penambahan wakru pembelajaran 3x40 menit. Adapun
pembelajaran. 5. Pemberia umpan balik tahap pembelajaran yang akan
pada saat proses pembelajaran yang dilakukan antara lain: 1. Siswa
dilakukan guru. 6. Siswa lebih melakukan pemanasan. 2. Siswa di
diaktifkan untuk bertanya tentang bagi menjadi beberapa kelompok untuk
materi yang sesuai dengan mengamati sebuah media pembelajaran
pembelajaran. yang berupa video. 3. Peserta didik
secara brgantian saling bertanya
Siklus II tentang gerak fundamental lari sprint.
4. Peserta didik setelah melakukan
a. Tahap Perencanaan Siklus 2 pengamatan gerakan lari sprint terlebih
Dari hasil analisa data dari dahulu melakukan permainan yang
refleksi I, maka dibuat kembali rencana mengarah pada gerakan dominan lari
tindakan II sebagai upaya mengatasi sprint dengan menambah waktu
permasalahan yang belum terselesaikan bermain siswa. 5. Siswa melakukan
pada siklus I. Pada tahap ini kegiatan kegiatan menalar dimana siswa
yang dilakukan masih tetap membuat berdiskusi tentang materi yang
perencanaan tindakan sebagai upaya dipelajari dan kesulitan yang dialami
mengatasi kesulitan siswa dalam selama pembelajaran, dalam bagian ini
melakukan teknik lari sprint melalui waktu diskusi di tambah 5 menit 6.
pendekatan saintifik dan pendekatan Setiap kelompok yang telah di bagi
bermain. Kegiatan lain yang dilakukan berbicara di depan teman-teman sambil
adalah menyusun kembali lembar RPP mencontohkan proses pelaksanaan
dan menyusun tes hasil belajar siklus gerakan teknik dasar lari sprint. 7. Guru
II. Berdasarkan permasalahan yang memberikan test lari sprint sesuai
terdapat pada siklus I, maka peneliti fortopolio yang telah disusun serta Tim
dan guru penjas melakukan upaya penilai berada di tempat masing-
untuk mengatasi masalah tersebut. masing untuk megawasi serta menilai
Guru penjas terus memberikan proses lari sprit yang dilakukan siswa.
motivasi secara langsung kepada siswa. Disini siswa lebih efektif, siswa sudah
Kemudian guru penjas dan peneliti mulai menguasai gerakan yang
melakukan tahap tindakan ini pada disampaikan guru penjas.
materi teknik lari sprint. Sebelum
pelajaran dimulai, siswa sudah c. Tahap Observasi Siklus 2
melaksanakan perintah guru penjas Dalam siklus II ini proses
untuk melakukan pemanasan. belajar mengajar berjalan lebih baik
jika dibandingkan dengan siklus I. Jika
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 2 pada siklus I jumlah siswa keseluruhan
Tindakan yang dilakukan yang tuntass sebesar 62,58% kemudian
adalah penerapan pendekatan saintifik pada siklus II terjadi peningkatan
dan pendekatan bermain. Pelaksanaan prestasi siswa menjadi 79,21%. Dapat
tindakan dilakukan oleh guru sebagai disimpulkan bahwa pembelajaran
pengajar dan peneliti sebagai observer teknik lari sprint yang tertuang pada

34 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738
JURNAL TEMATIK Volume 9 No. 1 April 2019

hasil belajar siklus II mengalami dari siklus I ke siklus II sebesar


peningkatan dari Siklus I. Peningkatan 16,63%.
Tabel 4
Data Hasil Belajar Teknil Lari Sprint Siswa
Nilai Rata- Gerak saat Gerak saat Gerak saat Ket/Total Konvensi
rata start berlari finish skor nilai
∑ = 129 ∑ = 119 ∑= 124 ∑ = 372 ∑= 2931
Siklus
2 ×= ×= ×= ×= x=
3,48 3,21 3,35 10,08 79,21

d. Tahap Refleksi Siklus 2 melakukan tes hasil belajar secara


Hasil refleksi pengamatan klasikal sudah meningkat. Dari 37
setelah dilaksanakannya kegiatan siswa terdapat 32 siswa (86,48%) yang
belajar mengajar pada Siklus II yang telah mencapai ketuntasan belajar,
diperoleh hasil bahwa adanya sedangkan 5 siswa (13,51%) yang
Peningkatan Hasil Belajar Teknik lari belum mencapai ketuntasan belajar.
sprint Melalui pendekatyan saintifik Dalam siklus II ini proses belajar
dan pendekatan bermain pada siswa mengajar berjalan lebih baik jika
kelas VII siswa SMP Negeri 15 Medan dibandingkan dengan siklus I. Ini
dengan persentase hasil belajar teknik berarti terlihat ada peningkatan dari
lari Sprint pada Siklus I sebesar siklus ke siklus. Persentase
62,58% kemudian meningkat menjadi peningkatan ketuntasan klasikal
79,21% pada siklus II. Ini berarti sebesar 16,63% dan pada siklus II
bahwa siswa telah mencapai ketuntasan didapat hasil bahwa kriteria ketuntasan
secara klasikal. Dari data hasil belajar belajar secara klasikal yang diharapkan
siklus II yang di dapat juga terlihat telah tercapai.
bahwa kemampuan siswa dalam
Tabel 5
Hasil Refleksi Hasil Belajar Lari Sprint Pada Siklus II
Jumlah
No Hasil Tes Keterangan Persentase
siswa
1. skor ≥75 Tuntas 32 86,48%
Tidak
2. Skor < 75 5 13,51%
Tuntas
Jumlah 37 100%

Dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar baik secara


pembelajaran teknik lari sprint melalui individual maupun klasikal. Untuk
pendekatan saintifik dan pendekatan jelasnya dapat dilihat pada nilai
bermain yang tertuang pada siklus I frekuensi dibawah ini :
dan II mengalami peningkatan

p-ISSN:1979-6633 35
e-ISSN:2460-7738
Abdul Harris Handoko: Peningkatan Hasil Belajar Lari Sprint…

Tabel 6
Frekwensi Tes Lari Sprint Siklus II
No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1. 91,6 13 35,13%

2. 83,3 18 48,64%

3. 75 1 2,70%

4. 66,6 5 13,51 %

Jumlah 37 100%
Ket: Jumlah Siswa Yang Tuntas = 32 orang (86,48%)

PEMBAHASAN PENELITIAN penelitian yang dilakukan, terlihat


bahwa siklus I masih banyak siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang belum mencapai ketuntasan
dan evaluasi yang peneliti lakukan belajar secara klasikal. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa melalui dikarenakan terdapat kesulitan-
pendekatan saintifik dan pendekatan kesulitan yang dialami siswa dalam
bermain dapat memperbaiki proses melakukan teknik lari sprint. Untuk
pembelajaran lari sprint sehingga lebih jelasnya dapat dilihat pada
diharapkan hasil belajar siswa lebih gambar dibawah ini:
baik dari sebelumnya. Dari hasil

100
90
80
70
60
50
40 jumlah siswa
30
prenstase
20 ketuntasan
10
0
siklus I siklus II

Gambar 1
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Setiap Siklus

Dari hasil penelitian data Siklus dengan nilai rata - rata kelas mencapai
I dan Siklus II di atas, diperoleh hasil 54,05% dan pada siklus II dengan nilai
tes lari sprint melalui pendekatan rata – rata kelas mencapai 86,48%. Hal
saintik dan bermain. Pada Siklus I ini juga dibuktikan melalui hasil

36 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738
JURNAL TEMATIK Volume 9 No. 1 April 2019

pengamatan guru dan peneliti dapat pendekatan saintik dan pendekatan


dilihat bahwa keaktifan dan motivasi bermain yang tertuang pada siklus I
siswa dalam pembelajaran pada siklus I dan II mengalami peningkatan
dan siklus II sangat tinggi. Selain itu ketuntasan belajar baik secara
dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil individual maupun klasikal. Sehingga
belajar siswa pada siklus II juga kesimpulan yang dapat ditarik adalah
meningkat menjadi 32 siswa (86,48%) melalui pendekatan saintifik dapat
dibandingkan dengan siklus I dengan meningkatkan hasil belajar teknik lari
siswa yang memilki ketuntasan hasil sprint pada siswa kelas VII SMP
belajar berjumlah 20 siswa (62,5%) Negeri 15 Medan. Untuk lebih jelasnya
dari 37 siswa. Dapat dilihat bahwa dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
pembelajaran lari sprint melalui
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
data awal siklus I siklus II
Gambar 1
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Setiap Siklus
pembelajaran yang dapat mendukung
Siklus II siswa sudah tuntas keberhasilan siswa, yaitu pendekatan
secara klasikal, akan tetapi dari hasil saintik dan pendekatan bermain. Dalam
tes siklus II masih ada 5 orang siswa pembelajaran ini siswa diajarkan
yang tidak tuntas dalam teknik lari memahami bagaimana cara belajar
sprint. Hal ini dikarenakan kesulitan dengan bermain sehingga siswa dapat
yang dialami beberapa siswa yaitu, menyerap dan menguasai materi proses
siswa masih belum paham tentang pembelajaran teknik dasar lari sprint
teknik lari sprint yang diajarkan. dengan suasana pembelajaran yang
Penguasaan teknik dalam setiap cabang efektif, lebih menyenangkan serta lebih
olahraga merupakan kunci utama bermakna dan dapat meningkatkan
dalam meraih keberhasilan, demikian teknik lari sprint.
pula halnya dalam cabang olahraga
atletik khususnya teknik lari sprint
dengan baik maka diperlukan metode KESIMPULAN
pembelajaran yang tepat sebagai bahan Adapun kesimpulan
untuk memberikan materi pelajaran lari berdasarkan hasil penelitian ini yaitu
sprint agar dapat diterima dengan baik (1) Berdasarkan hasil belajar siswa
dan mudah dimengerti oleh siswa. Oleh pada siklus I setelah tes hasil belajar I
karena itu diperlukan suatu pendekatan dapat dilihat bahwa kemampuan awal

p-ISSN:1979-6633 37
e-ISSN:2460-7738
Abdul Harris Handoko: Peningkatan Hasil Belajar Lari Sprint…

siswa dalam melakukan lari sprint Siswa Kelas Ix Smp Negeri 2


masih rendah. Dari 37 orang siswa Pematang Tahun
terdapat 12 siswa (32,5%) yang telah Pembelajaran. Issn 2252-
mencapai ketuntasan belajar, 6773.
sedangkan 25 siswa (67,58%) belum Muhajirin. 2006. Pendidikan jasmani
mencapai ketuntasan belajar. Dengan olahraga dan kesehatan.
nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah Bandung: erlangga.
44,56%; (2) Sedangkan pada siklus II Purwanto. 2017. Evaluasi Hasil
dapat dilihat bahwa kemampuan siswa Belajar. Yogyakarta :pustaka
dalam melakukan tes hasil belajar belajar
secara klasikal sudah meningkat dan Ratna, Dahar. 2011. Teori-teori
mengalami perubahan. Dari 37 siswa belajar dan pembelajaran.
terdapat 32 siswa (86,48%) yang telah Bandung: PT gelora aksara
mencapai ketuntasan belajar, pratama
sedangkan 5 orang siswa (13,51%) Rina, dkk. 2016. Model pembelajaran
belum mencapai ketuntasan belajar. teknik dasar tolak peluru gaya
Dengan nilai rata-rata hasil belajar menyamping siswa kelas vii
siswa adalah 79,21; (3) Berdasarkan di smpn 12 malang. Jurnal
penelitian yang dilakukan maka dapat pendidikan jasmani, vol 26
ditarik kesimpulan bahwa no 1 april 2016.
pembelajaran melalui pendekatan Rukmana, Anin. 2008. Pembelajaran
saintik dan pendekatan bermain, dapat Pendidikan Jasmani di
meningkatkan hasil belajar teknik dasar Sekolah Dasar. Nomor: 9 -
lari sprint dalam pembelajaran atletik April 2008
pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Sanjaya, Wina. 2016. Kurikulum dan
Medan tahun ajaran 2018/ 2019 pembelajaran.Jakarta:
kencana prenada media grup.
Sidik, Didik Zafar. 2013. Mengajar
DAFTAR RUJUKAN dan melatih atletik. Bandung:
Daryanto. 2014. Pendekatan Pt remaja rosdakarya.
pemelajaran saintifik Suryadi, Damanik,. 2014. Olahraga
kurikulum 2013. Yogyakarta: Rekreasi Prinsip Dan
gava media Aplikasi. Medan: UNIMED
Djumidar, Widya,. 2004. belajar PRESS.
berlatih gerak-gerak dasar Tite, Juliantine. 2010. Strategi
atletik dalam bermain. Mengajar Melalui Model
Jakarta: PT. Raja Grafindo Bermain Dalam Mata
persada. Pelajaran Pendidikan Jasmani
Harry, Fareira Mulyadi. 2014 Di Sekolah Dasar Volume I.
peningkatan hasil belajar lari No. 1
100 meter melalui pendekatan
bermain, Jurnal Ilmu
Keolahragaan Vol. 13 (1)
Leo, dkk. 2013. Pengembangan
Pembelajaran Lempar
Lembing Menggunakan
Media Roket Pada

38 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738

You might also like