You are on page 1of 11

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol. 7, No.8 Desember 2021

Tingkat Pengetahuan Pembelajaran Atletik Lari Jarak Pendek Pada Siswa Sekolah
Menengah Atas Kelas XII

Cika Sinta Anggraeni1, Rhama Nurwansyah2, Aria Kusuma Yuda R3

1
Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Singaperbangsa
Karawang
2,3
DosenPendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Singaperbangsa Karawang
Email: cikasinta21.cs@gmail.com

Info Artikel Abstract:


Sejarah Artikel: The problem in this research is how big the level of knowledge
Diterima: 29 November 2021 in learning short distance running athletics class XII at SMA
Direvisi: 17 Desember 2021 Negeri 5 Karawang. The purpose of this study was to determine
Dipublikasikan: Desember 2021 the level of knowledge in learning short distance running
e-ISSN: 2089-5364
athletics class X at SMA Negeri 5 Karawang. The subjects in
p-ISSN: 2622-8327
this study were all students of class XII. The data collection
DOI: 10.5281/zenodo.5804633
technique used in this research is descriptive research. The
data collection technique used a questionnaire questionnaire.
This research questionnaire has a reliability of 0.812. The
population in this study was class XII students at SMA Negeri 5
Karawang with a sample of 108 students. The instrument used
is in the form of a questionnaire/questionnaire using Gform.
The data analysis technique used descriptive quantitative and
percentage analysis. The results of this study indicate that the
level of knowledge of students about learning athletic distance
running in class XII at SMA Negeri 5 Karawang is with a
percentage of (1.9%) 2 students in the Very Low category, as
many as (26.9%) 29 students in the Low category, as many as
(53.7%) 58 students in the Medium category, as many as
(8.3%) 9 students in the High category, and as many as (9.3%)
10 students in the Very High category.

Keywords: student knowledge, class XII, short distance running


athletic learning
memelihara dan member latihan. Dalam
memelihara dan member latihan
PENDAHULUAN diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan
Pendidikan berasaldari kata “didik”, pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan
lalu kata ini mendapat awalan “Me” pikiran menurut Muhibbin Syah dalam
sehingga menjadi “Mendidik”, artinya jurnal (Karimah, 2019). Sedangkan

680
pendidikan mempunyai pengertian, proses arti materi atau bahan ajar yang dipelajari.
pengubahan sikap dan tata laku seseorang Pemahaman tidak akan terwujud apabila
atau kelompok orang dalam usaha sebelumnya tidak ada pengetahuan yang
mendewasakan manusia melalui upaya membentuknya.
pengajaran dan latihan, proses perbuatan, Pengetahuan seseorang akan muncul
cara mendidik. Pendidikan pada pada kecenderungan untuk meningkatkan
hakekatnya merupakan kebutuhan bagi aktivitas mental atau meningkatkan
setiap manusia untuk dapat memperoleh kegiatan dalam usaha mencapai objek.
suatu pengetahuan maupun keterampilan. Sebagai contoh, seorang siswa yang
Pendidikan sendiri dapat diperoleh melalui bercita-cita ingin menjadi atlet akan
jalur formal ataupun informal. Jalur formal berusaha untuk meningkatkan
adalah jalur pendidikan yang kemampuannya, salah satunya adalah
diselenggarakan disekolah, pada jalur dengan mengikuti pelatihan.
pendidikan ini mempunyai jenjang Siswa umumnya mempunyai kemauan
pendidikan yang jelas mulai dari tingkat untuk mendapatkan cita-cita yang
taman kanak-kanak sampai dengan tingkat diinginkan. Keinginan untuk
perguruan tinggi. Sedangkan jalur informal memperdalam ilmu pengetahuan tertentu
adalah jalur pendidikan yang diperoleh akan mendorong kemauan siswa untuk
melalaui keluarga dan lingkungan, mendapatkan pengetahuan.
biasanya berbentuk kegiatan belajar secara Melalui informasi yang didapat dari
mandiri yang dilakukan secara sadar dan guru pendidikan jasmani di SMA Negeri 5
bertanggungjawab. Pendidikan jasmani Karawang Barat pembelajaran atletik
olahraga dan kesehatan merupakan suatu memang cukup banyak di gemari oleh para
proses pendidikan yang pada dasarnya siswa siswi saat pembelajaran
mempunyai tujuan yang menyeluruh, berlangsung. Namun pada saat melakukan
melalui aktivitas jasmani diharapkan dapat tes pengukuran pengetahuan banyak siswa
menghasilkan perkembangan keterampilan siswi yang belum mecapai nilai maksimal
motorik, kemampuanfisik, pengetahuan, dalam pembelajaran. Hal itu sangat
sikap sportifitas, pembiasaan pola hidup berpengaruh terhadap proses kegiatan
sehat dan pembentukan karakter (mental, belajar mengajar.
emosional, spiritual, dan sosial). Hasil pengamatan yang dilakukan oleh
Pembelajaran pendidikan jasmani di penulisan dengan melakukan wawancara
sekolah menengah atas terdiri atas kepada salah satu tenaga pengajar di
berbagai macam materi aktifitas SMAN 5 Karawang Barat bahwa hasil tes
pengembangan siswa salah satunya yaitu pengukuran lari jarak pendek siswa siswi
terdapat pembelajaran atletik yang wajib di masih sangat kurang bagus. Baik dari segi
ajarkan dalam proses pembelajaran di teknik maupun pengetahuan.
sekolah menengah pertama. Berdasarkan latar belakang diatas
Atletik sendiri merupakan ibu dari bahwa kemampuan melakukan gerak dasar
cabang olahraga karena sebagian besar atletik yang baik dan benar juga
cabang olahraga dimana dalam gerakan- dibutuhkan pemahaman yang sesuai
gerakan yang ada dalam atletik seperti : dengan materi atau bahan ajar, dengan
jalan, lari, lompat, dan lempar. Itu demikian tingkat pengetahuan
sebabnya atletik adalah materi wajib yang pembelajaran atletik sangat penting untuk
harus di ajarkan di sekolah. Kemampuan mengetahui sejauh mana siswa siswi
melakukan gerak dasarat letik yang baik memahami materi atau bahan ajar.
dan benar juga dibutuhkan pemahaman
yang sesuai dengan materia atau bahan KAJIAN TEORI
ajar, pemahaman sendiri merupakan Hakikat Pengetahuan
kemampuan seseorang untuk menyerap Menurut Sudijono dalam

681
(Maulana, Fahrurazi, dan Rahman 2020) memahami (understanding) dan mengingat
pengetahuan adalah kemampuan seseorang (remembering).
untuk mengingat-ingat kembali (recall)
atau mengenali kembali tentang nama, Pengertian Atletik
istilah ide, gejala, rumus-rumus, dan Istilah atletik yang kita kenal sekarang
sebagainya, tanpa mengharapkan ini berasal dari beberapa sumber antara
kemampuan untuk menggunakannya. lain bersumber dari bahasa Yunani, yaitu
Pengetahuan merupakan penalaran, “athlon” yang mempunyai pengertian
penjelasan dan pemahaman 9 manusia berlomba atau bertanding. Misalnya ada
tentang segala sesuatu, juga mencakup istilah pentathlon atau decathlon. Istilah
praktek atau kemampuan teknis dalam lain yang menggunakan atletik adalah
memecahkan berbagai persoalan hidup athletics (bahasa Inggris), athletiek (bahasa
yang belum dibuktikan secara sistematis Belanda), athletique (bahasa Perancis) atau
menurut Slameto dalam jurnal (Kurniawati athletic (bahasa Jerman). Istilahnya mirip
2021). sama, namun artinya berbeda dengan arti
atletik di Indonesia, yang berartiolahraga
Klasifikasi Tingkat Pengetahuan yang memperlombakan nomor-nomor:
Menurut Notoatmodjo dalam jurnal jalan, lari, lompat dan lempar. Istilah lain
(Ulya, Iskandar, dan Triasih 2018) yang mempunyai arti sama dengan istilah
pengetahuan terbagi menjadi enam atletik di Indonesia adalah “Leichtatletik”
tingkatan yaitu: Know yang memiliki arti (Jerman), “Athletismo” (Spanyol),
mengingat materi yang telah dipelajari, “Olahraga” (Malaysia), dan “Track and
comprehension memiliki arti kemampuan Field” (USA).
untuk mendeskripsikan secara kasar Atletik adalah aktivitas jasmani yang
tentang objek yang diketahui, application terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang
memiliki arti keahlian untuk harmonis dan dinamis, yaitujalan, lari,
mengaplikasikan materi yang sudah lempar serta lompat menurut Eddy
dipelajari dalam situasi yang nyata, Purnomo dalam jurnal (KARTIKA,
analisis memiliki arti keahlian untuk Iyakrus, dan Hartati 2018). Bila dilihat dari
menafsirkan materi atau suatu objek arti atau istilah “ATLETIK” berasal dari
kedalam komponen tertentu, sintesis bahasa Yunani yaitu Athlon atau Athlum
memiliki arti keahlian untuk yang berarti “Lomba atau Perlombaan /
menghubungkan bagian-bagian di dalam Pertandingan”.
suatu bentuk baru, evaluasi yang memiliki Menurut Widya dalam jurnal (Kadir,
arti kemampuan untuk melakukan suatu Darwis, dan Islam 2017), ia menyatakan
materi objek berdasarkan kriteria yang bahwa Atletik adalah salah satu unsure
ditentukan sendiri atau criteria yang telah dari pendidikan jasmani dan kesehatan,
ditentukan. juga merupakan komponen-komponen
Pengetahuan merupakan kemampuan pendidikan keseluruhan yang
seseorang untuk mengerti atau mengetahui mengutamakan aktivitas jasmani serta
suatu hal dengan benar. Dengan begitu pembinaan hidup sehat dan pengembangan
melalui pengetahuan seorang guru mampu jasmani, mental, sosial dan emosional
mengetahui dan menerima makna dan arti yang serasi, selaras dan seimbang. Seorang
dari sesuatu yang dipelajarinya sewaktu pelari dalam penyelesaian jarak tempuh
dibangku pendidikan. Terdapat 10 lari baik lari jarak pendek, lari jarak
beberapa tingkatan pengetahuan menurut menengah, dan lari jarak jauh dituntut
Gunawan & Palupi dalam jurnal (F. Astuti selalu meningkatkan kecepatannya.
2021) yaitu menciptakan (creating), Kemampuan berlari dengan kecepatan
mengevaluasi (evaluating), menganalisis tinggi dalam jarak pendek, jarak menengah
(analyzing), menerapkan (applying), maupun jarak jauh dipengaruhi oleh

682
faktor-faktor keturunan, tetapi banyak meliputi : Start, Gerak lari dan Finish.
dicapai dengan mengajarkan tehnik lari a. Start Jongkok
yang lebih baik dan lebih efisien terutama Start merupakan persiapan awal
pada nomor lari jarak pendek, menengah seorang pelari akan melakukan
dan jarak jauh. gerakan berlari. Untuk memulai
nomor jarak pendek yang digunakan
Sejarah Atletik adalah start jongkok (Crouch
Menurut seorang pujangga Yunani Start).Tujuan utama start dalam lari
bernama Humeros dalam bukunya berjudul jarak pendek, estafet/sambung, dan
Illiad, diperkirakan kegiatan atletik sudah lomba lari gawang adalah untuk
dilakukan tahun 1100 SM, tercatat nama- mengoptimalkan pola lari
nama seperti Eurialus, Epius, Odysseus, percepatan.
Aias dan Argamenon. Mereka disebut Start yang baik ditandai sebagai
sebagai jago-jago lomba berkuda, lari dan berikut ini:
lempar lembing Odysseus saat itu disebut 1) Konsentrasi penuh dan hilangkan
sebagai jago lempar cakram yang belum semua gangguan dari luar saat
terkalahkan lemparannya. Sehingga dalam posisi aba-aba bersedia.
gambar Odysseus dengan cakramnya 2) Sesuaikan sikap yang berkaitan
diabadikan sebagai symbol atletik dan di dengan posisi aba-aba Siap.
Indonesia dipakai sebagai lambing atau 3) Impuls-impuls eksplosif oleh
logo PASI. Pada tahun 186 SM bentuk kedua kaki terhadap tumpuan
olahraga atletik sempat dilupakan, pada pada start blok pada sudut yang
saat itu yang berkuasa adalah kekaisaran optimal.
Romawi. Bangsa Romawi lebih banyak a) Penempatan blok start
yang menyenangi “Gladiator”, yaitu Ada tiga macam
olahraga yang memperlihatkan adu penempatan blok start, dan
kejantanan, adu pedang dan pertarungan penempatannya disesuaikan
yang kadang-kadang sampai mati. dengan postur tubuh yaitu start
Mulai tahun 1154 Masehi kegiatan pendek (short start), start
olahraga atletik mengalami pasang surut. medium (medium start), dan
Kegiatan dan club-club atletik mulai start panjang (longed start).
menyebar keluar Eropa dimulai dari Blok depan ditempatkan 1,5
Kerajaan Inggris, teruske Amerika, New panjang kaki di belakang garis
Zealand, Belgia, Afrika Selatan, Norwegia, start, blok belakang dipasang
Hungaria, Finlandia dan ke negara-negara 1,5 panjang kaki dibelakang
lainnya. Pada tahun 1912 pada saat blok depan. Adapun posisi
penyelenggaraan Olympiade Modern yang blok depan dipasang lebih
ke 5, yang di adakan di Stockholm Swedia, landai/datar, dan blok belakang
diadakan kongres dalam rangka dipasang lebih curam/tegak.
membentuk Federasi Atletik Dunia yang b) Aba-aba start larijarakpendek
kemudian lahirlah Federasi itu dengan Lari sprint akan
nama IAAF (International Athletic memberikan aba-aba:
Amateur Federation) Bersediaa; Siaaaap, Yaaak atau
Sedangkan di Indonesia organisasi door (bunyi pistol). Posisi
atletik untuk pertama kalinya didirikan badan saat aba-aba tersebut di
yaitu pada tanggal 3 September tahun 1950 atas sebagai berikut:
di kota Semarang yang sekarang disebut (1)Bersedia
PASI. Setelah starter memberikan
Teknik Dasar Lari Jarak Pendek aba-aba bersedia, maka
Secara umum gerak dasar dominan lari pelari akan menempatkan

683
kedua kaki dalam diluruskan penuh pada saat
menyentuh blok depan dan akhir dorongan.
belakang; lutut kaki b. Lari Jarak Pendek (Sprint)
belakang diletakan di tanah, Lari jarak pendek adalah lari
terpisah kira- kira selebar yang menempuh jarak antara 50 m
bahu, jari-jari tangan sampai dengan 400 m. Lari jarak
membentuk huruf V pendek, dilihat dari tahap-tahap
terbalik, dan kepala dalam berlari, terdiri dari beberapa tahap,
keadaan rata dengan yaitu:
punggung, 1) Tahap reaksi dan dorongan
sedangkanpandangan mata (reaction dan drive)
menatap lurus kebawah. 2) Tahap percepatan (acceleration)
(2)Siap 3) Tahap transisi/perobatan
Begitu ada aba-aba siap, (transition)
seorang pelari akan 4) Tahap kecepatan maksimum
menempatkan posisi badan, (speed maximum)
kemudian lutut ditekan 5) Tahap pemeliharaan kecepatan
kebelakang; lutut kaki (maintenance speed)
depan ada dalam posisi 6) Finish
membentuk sudut siku-siku Urutan gerak dalam berlari bila
(90⁰); lutut kaki belakang dilihat dari tahap-tahapnya adalah
membentuk sudut antara tahap topang yang terdiri dari topang
120⁰ - 140⁰; dan pinggang depan dan satu tahap dorong, serta
sedikit diangkat tinggi dari tahap melayang yang terdiri dari
bahu, tubuh sedkit condong tahap ayun ke depan dan satu tahap
ke depan, serta bahu sedikit pemulihan atau recovery.
lebih maju ke depan dari a) Tahap topang (Support Phase)
kedua tangan. Tahap ini bertujuan untuk
(3)Door (bunyi tembakan) atau memperkecil hambatan saat
drive menyentuh tanah dan
Pelari akan melakukan memaksimalkan dorongan ke
gerakan begitu aba-aba depan. Bila dilihat dari sifat-sifat
yaaakk atau bunyi teknisnya adalah mendarat pada
tembakan/bunyi pistol dan telapak kaki (ballfoot). Lihat
badan pada kedua kaki gambar 1; pada saat topang, lutut
ditolak atau menekan keras kaki topang bengkok harus
pada blok start; kedua minimal pada saat amortisasi;
tangan diangkat serentak kaki ayun dipercepat (lihat
dari tanah kemudian diayun gambar 2); posisi pinggang, sendi
bergantian; kaki belakng lutut, dan mata kaki dari kaki
mendorong kuat/singkat, topang harus diluruskan kuat-kuat
impuls kaki depan tapi pada saat bertolak; serta paha kaki
sedikit lama; kaki belakang ayun naik dengan cepat ke suatu
mendorong kuat/singkat, posisi horizontal (3).
impuls kaki depan tapi b) Tahap melayang (Flying Phase)
sedikit lama; kaki belakang Pada tahap ini bertujuan untuk
diayun ke depan dengan memaksimalkan dorongan
cepat sedangkan badan kedepan dan untuk
condong ke depan; lutut dan mempersiapkan suatu
pinggang keduanya penempatan kaki yang efektif

684
saat sentuh tanah. Bila dilihat atau subjek yang di tentukan oleh peneliti.
dari sifat-sifat teknis pada tahap Sampel adalah bagian dari jumlah dan
ini adalah lutut kaki ayun karakteristik yang dimiliki oleh populasi
bergerak ke depan dan ke atas tersebut. Sempel digunakan saat populasi
(untuk meneruskan dorongan dan besar dan keterbatasan dana, tenaga, dan
menambah panjang langkah) waktu, maka penelitian dapat
lihat (1); lutut kaki topang menggunakan sempel yang di ambil dari
bengkok dalam pada pemulihan populasi itu (Sugiono, P. D. 2014).
(recovery) untuk mencapai suatu Dalam penelitian ini peneliti
bandul pendek, (2); ayunan menggunakan teknik Probability Sampling
lengan aktif namun rileks; yang artinya pengambilan sempel
selanjutnya kaki topang bergerak memberikan peluang yang sama bagi
ke belakang (untuk memperkecil setiap unsur (anggota) populasi untuk
gerak menghambat pada saat dipilih menjadi anggota sampel. Jadi
sentuh tanah) (3). peneliti mengambil sempel 25% yang
berjumlah 108 siswa kelas XII.
METODOLOGI PENELITIAN Rumus untuk jumlah sampel masing-
Jenis penelitian yang digunakan dalam masing bagian dengan teknik
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif Proportionate Stratified Random Sampling
dengan pendekatan deskriptif. Metode adalah sebagai berikut :
penelitian kuantitatif merupakan salah satu 𝑁𝑖
𝑛𝑖 = ×𝑛
jenis penelitian yang spesifikasinya adalah 𝑁
sistematis, terencana dan terstruktur
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan ni = Jumlah Sampel
desain penelitiannya. Menurut Sugiyono Ni = Jumlah Subpopulasi
(2013: 13), metode penelitian kuantitatif N = Jumlah Populasi
dapat diartikan sebagai metode penelitian n = Jumlah Sampel yang di perlukan
yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti 36
𝑛𝑖 = × 108 = 9 𝑂𝑟𝑎𝑛𝑔
pada populasi atau sampel tertentu, teknik 432
pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan Tabel 1. Jumlah Sampel Siswa SMA N 5
data menggunakan instrumen penelitian, Karawang
analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis Kelas Jumlah
IPA 1 9
yang telah ditetapkan.Metode yang dipakai IPA 2 9
dalam penelitian ini adalah metode survey IPA 3 9
dengan menggunakan angket/kuesioner IPA 4 9
sebagai instrumen. Penelitian ini dirancang IPS 1 9
untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan IPS 2 9
IPS 3 9
peserta didik di SMA Negeri 5 Karawang IPS 4 9
pada saat pembelajaran atletik. IPS 5 9
Sugiono dalam jurnal (Diawati, IPS 6 9
Ardana, dan Sastra Agustika 2018) IPS 7 9
mengatakan bahwa populasi adalah IPS 8 9
IPS 9 9
kumpulan dari individu dengan kualitas IPS 10 9
serta ciri-ciri yang telah di tetapkan. IPS 11 9
Berdasarkan pengertian diatas dapat IPS 12 9
disimpulkan bahwa populasi merupakan JUMLAH 108
jumlah kesuluruhan yang terdiri atas objek

685
Menurut Sugiyono dalam jurnal kelas XII. Dalam penelitian digunakan
(Prasetya, Chaerul, dan Kusuma Yuda selama pengumpulan data dan Pertanyaan
2021) menjelaskan bahwa “Instumen dalam survey ini adalah dua pertanyaan tes
penelitian digunakan untuk mengukur nilai objektif: "benar" (B) atau "salah" (S)
variabel yang diteliti”. Untuk memperoleh melalui Google Formulir.
data yang lengkap dari suatu penelitian, Menurut metode analisis data
akan perlu adanya suatu perlakuan Arikunto (2013), pengolahan data
terhadap sampel yang digunakan dengan berlangsung dalam empattahap: editing,
permasalahan yang diajukan. Instrumen coding/skoring, entry, dan tabulating.
yang penulis gunakan dalam penelitian ini Editing adalah proses pengecekan jumlah
adalah angket buatan penulis sendiri yang kuisioner, keutuhan data, termasuk
sesuai judul penelitian. keutuhan identitas, lembar kuisioner, dan
Dalam penelitian ini skala pengukuran keutuhan pengisian kuisioner, dan apabila
yang digunakan adalah Skala Guttman. terjadi ketidak sesuaian, peneliti dapat
Skala dengan bentuk tipe ini, akan di dapat segera melengkapinya.
jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, Coding / Scoring adalah tindakan
“benar-salah” ; “pernah-tidak pernah” ; pemberian kode atau nomor untuk
“positif-negatif’ dan lain-lain. Penelitian memudahkan pengolahan data. Mengenai
menggunakan skala guttman dilakukan tingkat pengetahuan, jika sampel survey
bila ingin mendapatkan jawaban yang menjawab pertanyaan dengan benar adalah
tegas (konsisten) terhadap suatu 1 poin, jika menjawab salah adalah 0
permasalahan yang ditanyakan. poin, skor tertinggi 33 poin, dan skor
Skala Guttman disebut juga skala terendah 0 poin. Dalam pengkategorian
scalogram yang sangat baik untuk skor menggunakan lima kategori yaitu,
meyakinkan hasil penelitian mengenai sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang sangat rendah (Sudijono, 2012:140) :
diteliti. Adapun scoring perhitungan Tabel 3. Norma Pengkategorian
responden dalam skala Guttman adalah
INTERVAL KRITERIA/KATEGORI
sebagai berikut:
Tabel 2. Skor Skala Guttman X < M -1,5SD 1. Sangat rendah
X - 1,5SD < X ≤ M - 0,5SD 2. Rendah
AlternatifJawaban Skor
M - 0,5SD < X ≤ M + 0,5SD 3. Sedang
AlternatifJawaban M + 0,5SD < X ≤ M + 0,5SD 4. Tinggi
Positif Negatif M + 1,5SD < X 5. Sangat Tinggi
Benar 1 0
Salah 0 1 Tabulating adalah langkah ketiga
setelah proses editing dan coding.
Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Tabulating survey mengelompokkan data
Miftahul Jannah (2013:145), instrument berdasarkan tujuan survei dan
tertutup memiliki keunggulan. Artinya menempatkan data dalam tabel yang telah
responden dapat dengan mudah ditentukan berdasarkan survey skor yang
memberikan tanggapan dan hasil telah ditentukan sebelumnya.
tanggapan mereka dapat dengan mudah Langkah terakhir dalam proses
dibandingkan dan dianalisis antar pengolahan data adalah entri data. Entri
responden. Responden dapat data adalah proses memasukkan data yang
menggunakannya untuk pertanyaan yang diambil di computer menggunakan system
lebih sensitif dan mudah dipahami. atau program IBM SPSS Statistics 28.0.0
Dalam penelitian ini data
dikumpulkan dan disajikan sebagai data HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat pengetahuan pembaelajaan atletik Hasil penelitian ini dimaksudkan
lari jarak pendek siswa menengah atas untuk menggambarkan hasil-hasil

686
pengumpulan data yaitu tentang jawaban Tabel 4. Deskripsi Statistik Tingkat
responden atas instrument pilihan ganda Pengetahuan Pembelajaran Atletik
yang diberikan kepada responden untuk
mengukur bagaimanakah tingkat
Tingkat Tingkat Tingk Ting
pengetahuan peserta didik kelas XII pada Pengeta Pengeta at kat
pembelajaran atletik di huanPe huan Penget Peng
Sekolah Menengah Atas dengan mbelajar Umum ahuan etah
jumlah sempel sebanyak 108 peserta didik. an Khusu an
Atletik s Gera
Data untuk mengindentifikasi
Lari k
menggunakan instrumen pilihan ganda Jarak
yang terdiri dari 30 pernyataan yang Pendek
terbagi dalam 3 indikator, yaitu; (1) N Vali 108 108 108 108
pengetahuan umum tentang atletik, (2) d
pengetahuan khusus lari jarak pendek, (3) Mis 0 0 0 0
sing
pengetahuan gerak lari jarak pendek. Mean 2,9630 3,1111 2,8148 2,77
Setiap item soal dapat bernilai 1 poin jika 78
benar dan 0 jika salah. Dengan demikian, Median 3,0000 3,0000 2,0000 3,00
skor maksimum responden adalah 30 dan 00
skor minimum adalah 0. Selain itu, Std. Deviation ,89574 ,81267 1,1035 ,989
0 04
jawaban yang benar diklasifikasikan
Variance ,802 ,660 1,218 ,978
menjadi lima tingkat berdasarkan Minimum 1,00 1,00 1,00 1,00
persentase. Maximum 5,00 5,00 5,00 5,00
Setelah data penelitian terkumpul
dilakukan analisis dengan menggunakan Apabila ditampilkan dalam bentuk
teknik analisis statistik kuantitatif dengan distribusi frekuensi, tingkat pengetahuan
persentase menggunakan bantuan pembelajaran atletik lari jakar pendek
komputer progam SPSS versi 28.0.0. Dari siswa kelas XII maka dapat di lihat pada
analisis data tingkat pengetahuan tabel 5 sebagai berikut
pembelajaran atletik pada siswa menengah
atas kelas XII maka distribusi frekuensi Tabel 5. Distribusi Frekuensi
hasil penelitian tentang tingkat
pengetahuan pembelajaran atletik lari jarak Frequenc Perc Valid Cum
pendek pada siswa menengah atas kelas y ent Percent ulativ
XII diperoleh skor terendah (minimum) e
1,00, skor tertinggi (maksimum) 5,00, rata- Perce
nt
rata (Mean) 2,96, nilai tengah (median) Sanga 2 1,9 1,9 1,9
3,00, dan standar deviasi (SDV) 0,89. t
Hasil selengkapnya dapat di lihat pada Renda
tabel 4. sebagai berikut. h
Renda 29 26,9 26,9 28,7
h
Sedan 58 53,7 53,7 82,4
g
Tinggi 9 8,3 8,3 90,7
Sanga 10 9,3 9,3 100,0
t
Tinggi
Total 108 100, 100,0
0

687
Berdasarkan dari data distribusi 108 dari 12 kelas masing-masing di ambil
frekuensi pada tabel 5 tersebut, menjukan 9 sampel per kelas.
bahwa tingkat pengetahuan pembelajaran Berdasarkan hasil dari penelitian
atletik lari jarak pendek pada siswa menunjukan bahwa pada tingkat
menengah atas kelas XII berada pada pembelajaran atletik lari jarak pendek pada
kategori “Sangat rendah” sebesar 1,9% (2 siswa kelas XII di SMA Negeri 5
siswa) , kemudian pada kategori “Rendah” Karawang masuk dalam kategori “Sedang”
sebesar 26,9% (29 siswa), kemudian pada sebesar 53,7%.
kategori “Sedang” sebesar 53,7% (58 Berdasarkan indikator tingkat
siswa), kemudian pada kategori “Tinggi” pengetahuan pembelajaran atletik yang
sebesar 8,3% (9 siswa), lalu terakhir memiliki 3 kategori diantaranya yaitu,
dengan kategori “Sangat Tinggi” sebesar tingkat pengetahuan umum, tingkat
9,3% (10 siswa). Berdasarkan tabel diatas pengetahuan khusus, dan tingkat
maka tingkat pengetahuan pembelajaran pengetahuan gerak. Pada siswa kelas XII
atletik lari jarak pendek pada siswa kelas di SMA Negeri 5 Karawang sebesar 72,2
XII masuk dalam kategori “Sedang” % tingkat pengetahuan umum masuk
sebesar 53,7% (58 anak). Selanjutnya dalam kategori “Sedang”, kemudian
distribusi frekuensi Tingkat pengetahuan sebesar 55,6% tingkat pengetahuan khusus
pembelajaran atletik di Sekolah Menengah masuk dalam kategori “Rendah” dan
Atas kelas XII dapat digambarkan dalam sebesar 41,7% masuk dalam kategori
histogram berikut ini: “Rendah”.
Dari hasil yang di peroleh peneliti
bahwa tingkat pengetahuan pembelajaran
atletik di SMA N 5 Karawang ini
mendapatkan hasil ”Sedang” karena
pembelajaran terhambat karena adanya
pandemi selama kurang lebih 2 tahun,
menjadikan turunnya minat belajar siswa
yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
untuk mempelajari atletik.
Dengan melihat kondisi dilapangan
Gambar 1. Histogram Tingkat peneliti sangat menyarankan kepada siswa
Pengetahuan Pembelajaran Atletik agar lebih meningkatkan tingkat
pengetahuan pada pembelajaran atletik.
Pada penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan bisa di gali bukan han ya dari
Pengetahuan Pembelajaran Atletik Lari buku pelajaran melaikan siswa harus bisa
Jarak Pendek Pada Siswa Menengah Atas memanfaatkan alat komunikasi sebagai
Siswa Kelas XII” yang bertujuan untuk sarana untuk mencari pengetahuan tentang
dapat mengetahui tingkat pengetahuan atletik itu sendiri. Dalam kondisi pandemi
pembelajaran atletik lari jarak pendek pada juga menyarankan guru agar lebih kreatif
masa pandemi. Dari hasil data yang telah dan inovatif terhadap kegiatan belajar
dilakukan dengan 3 indikator penilaian mengaja siswanya, agar pembelajaran
yaitu, tingat pengetahuan umum, tingkat dapat menghasilkan pembelajaran yang
pengetahuan khusus, dan tingkat efektif dalam masa pandemi.
pengetahuan gerak aletik lari jarak pendek.
Adapun untuk populasi atau sampel KESIMPULAN
dalam penelitian ini melibatkan seluruh Berdasarkan hasil penelitian yang
siswa laki-laki dan perempuan kelas XII di diperoleh dan pembahasan Tingkat
SMA Negeri 5 Karawang dengan jumlah pengetahuan peserta didik kelas XII pada
pembelajaran atletik di Sekolah Menengah

688
Atas. Dapat disimpulkan sebagai berikut: didik kelas VII SMP Negeri 1 Sarang
responden yang diteliti sebanyak 108 Rembang.” 1: 105–12.
siswa kelas XII. Tingkat pengetahuan yang KARTIKA, N, I Iyakrus, dan H Hartati.
didapat dari siswa kelas XII tentang 2018. “Pengaruh Latihan Lempar
pembelajaran atletik sebanyak 108 siswa Tangkap Medici Ne Ball Terhadap
dengan persentasese sebanyak (1.9%) 2 Hasil Lempar Lembing Siswa
siswa dengan kategori Sangat Rendah, Ekstrakurikuler Atleetik Sma Negeri
sebanyak (26,9%) 29 siswa dengan 1 ….”
kategori Rendah, sebanyak (53,7%) 58 https://repository.unsri.ac.id/14099/.
siswa dengan kategori Sedang, sebanyak Kurniawati. 2021. “Analisis Kemampuan
(8,3%) 9 siswa dengan kategori Tinggi, Pemahaman Konsep Mahasiswa
dan sebanyak (9,3%) 10 siswa dengan Tadris Matematika Iain Bengkulu
kategori Sangat Tinggi. Pada Mata Kuliah Kalkulus.”
Berdasarkan hasil data disimpulkan https://emea.mitsubishielectric.com/ar
bahwa tingkat pengetahuan pembelajaran /products-solutions/factory-
atletik pada tingkat SMA termasuk dalam automation/index.html.
kategor Sedang sebesar 53,7%. Maulana, Irvan, Fahrurazi Fahrurazi, dan
Eddy Rahman. 2020. “Hubungan
DAFTAR PUSTAKA Pengetahuan dan Sikap dengan
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Kepatuhan Konsumsi Obat pada
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Pasien Tuberkulosis di Puskesmas
Rineka Cipta. Pekauman Banjarmasin.” Jurnal
Astuti, Fitriyani. 2021. “Analisis Ranah Kesehatan Indonesia 11(1): 20–26.
Kognitif Taksonomi Bloom Revisi Prasetya, Nugraha Adhi, Andrie Chaerul,
Pada Soal Ujian Sekolah Bahasa dan Aria Kusuma Yuda. 2021.
Jawa.” Piwulang: Jurnal Pendidikan “Hubungan Kekuatan Otot Tungkai
Bahasa Jawa 9(1): 83–99. dengan Ketepatan Smash pada
Astuti, Sinta Indi, Septo Pawelas Arso, dan Ekstrakurikuler Bola Voli.” Jurnal
Putri Asmita Wigati. 2015. Literasi Olahraga 1(2): 141–46.
“Pengetahuan Guru Pjok Terhadap Prasetyo, Bambang, and Lina Miftahul
Media Pembelajaran Berbasis Ict Di Jannah. 2005. “Metode Penelitian
Sekolah Menengah Atas Se- Kuantitatif, Jakarta: PT.”
Kabupaten Sleman.” Analisis Standar RajaGrafindo Persada.
Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rini, Yuli Sectio. “Pendidikan: Hakekat,
Rawat Jalan di RSUD Kota Tujuan, dan Proses.”
Semarang 3: 103–11. Sugiono, P. D. (2014). Metode penelitian
Kadir, Muliadi Abd., Abu Darwis, dan pendidikan pendekatan
Muh.Fahrul Islam. 2017. “Penerapan kuantitatif.pdf. In Metode Penelitian
Pendekatan Permainan Hijau-Hitam Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kualitatif Dan R&D.
Lari Cepat (Sprint) Siswa Kelas V Sd Sugiyono, Agus. 2012. “Data Historis
12 Manurunge Kecamatan Tanete Konsumsi Energi dan Proyeksi
Riattang Kabupaten Bone.” In Permintaan-Penyediaan Energi di
Seminar Nasional LP2M UNM 2(1): Sektor Transportasi.” In Prosiding
635–41. Seminar dan Peluncuran Buku
103.76.50.195/semnaslemlit/article/vi Outlook Energi Indonesia, , 24–29.
ewFile/4113/2476. Ulya, Zakiyatul, Asep Iskandar, dan Fajar
Karimah. 2019. “Pengaruh kompetensi Triasih. 2018. “Pengaruh pendidikan
sosial guru pendidikan agama Islam kesehatan dengan media poster
(PAI) terhadap sikap sosial peserta terhadap pengetahuan manajemen

689
hipertensi pada penderita hipertensi.”
Jurnal Keperawatan Soedirman
12(1): 38–46.

690

You might also like