Professional Documents
Culture Documents
ISBN 978-602-6428-04-2
ABSTRACT
This development research aims to describe the development of Physical Education, Sport and Health
(PESH/PJOK) learning media based on fundamental movement in elementary school. This research is
designed to follow the thought path of development research (research and development) proposed by Borg
and Gall, focusing on describing the three (3) first stages, namely: 1) the need analysis (research and
information collecting) stage, 2) designing the model design (planning) stage, and 3) the development of
design (develop preliminary of product) stage. This research was conducted in the Elementary School in
Buleleng regency, Bali province. Data were collected through observation sheets, questionnaires and sheets
of expert validation check list. Data analysis were conducted by using descriptive qualitative and
quantitative. Based on the research results and the discussion, the research conclusions are: 1) PJOK
teachers of Elementary School in Buleleng regency, Bali require the establishment of learning media in card
form on the material of fundamental movement, 2) PJOK learning media based on fundamental movement
(M@Wi motion card) consist of 3 (three) variants based on the level of difficulty, where one box of motion
card holds 36 motion cards, each consists of 12 locomotor, non locomotor and manipulative motion cards, 3)
M@Wi motion card has fulfilled the theoretical and practical standards in the field of motion science, in
accordance with the content of PJOK learning and learning media.
ABSTRAK
380
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2
mencapai 520 dari skor maksimal 1.000. Hasil yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
ini menunjukkan bahwa kapasitas satuan perkembangan siswa sehingga tujuan
pendidikan secara nasional dilihat dari 3 (tiga) pembelajaran dapat tercapai optimal dengan
kondisi PJOK yaitu sarana-prasarana, guru, tetap memperhatikan faktor keamanan dan
dan kinerja dalam kurun waktu 1 tahun keselamatan serta kesenangan siswa dalam
terakhir, masih berada 52% dari optimal. Oleh pembelajaran PJOK.
karena itu, wajarlah jika keberadaan mata
Membahas tentang kesenangan siswa dalam
pelajaran PJOK nasional secara umum belum
pembelajaran PJOK, Jenna R. Lorusso,
mampu mewujudkan hasil sesuai dengan
Stefanie M. Pavlovich dan Chunlei Lu (2013:
tujuannya.
79) menyebutkan bahwa kesenangan dalam
Penelitan Ali Maksum (2011: 1) dengan fokus pembelajaran PJOK dapat meningkatkan
utama ini adalah ingin mengungkap partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
kompetensi guru penjasorkes tingkat SD, serta membentuk pola hidup aktif (active
SMP, maupun SMA di Jakarta, Surabaya dan lifestyles), mempermudah guru dalam
Padang menyimpulkan waktu untuk mengelola kelas, mengembangkan siswa
pengembangan profesionalisme guru masih secara utuh-menyeluruh, serta meningkatkan
relatif rendah, yakni antara 24 – 42 menit per status dan penerimaan PJOK di sekolah.
hari. Guru dengan masa kerja rendah
Menurut Bart Crum (2009: 43 – 49), PJOK di
cenderung memanfaatkan waktu untuk
SD difokuskan pada ‘movement vocabulary/
pemenuhan kebutuhan dasar, sementara itu
perbendaharaan gerak’ dan ‘movement
guru dengan masa kerja lama cenderung
grammar/ ketentuaan gerak’. Perbendaharaan
memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang
gerak mengacu pada siswa mengenal, belajar
bersifat produktif.
dan menguasai berbagai jenis gerak dengan
Paparan mengenai kondisi PJOK mulai dari memperhatikan berbagai hal antara lain
kebugaran jasmani peserta didik dan kesadaran tubuh dan kesadaran ruang.
masyarakat, sarana-prasarana pembelajaran, Sedangkan ketentuan gerak lebih mengarah
guru dan kinerjanya dalam kurun 1 tahun kepada cara atau teknik melakukan gerak
terakhir sampai pada profesionalisme guru di tersebut. Kedua hal ini akan menjadi identitas
atas memberikan sebuah fakta riil bahwa tersendiri siswa tersebut dari siswa lainnya.
pembelajaran PJOK membutuhkan perbaikan- Salah satu pokok bahasan pembelajaran PJOK
perbaikan nyata dalam upaya turut di SD adalah gerak dasar dengan prinsip
mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang pengembangan multilateral. Menurut James
gayut dengan kompetensi peserta didik pada Tangkudung dan Wahyuningtyas Puspitorini
abad 21 ini. (2012: 8 – 11), pengembangan multilateral
sangat penting bagi anak untuk
Tidak dapat dipungkiri bahwa PJOK sebagai
mengembangkan berbagai keterampilan dasar
bagian integral pendidikan memiliki keunikan
yang dapat membantu anak menjadi atlet
tersendiri dibandingkan dengan mata
dalam memenuhi latihan cabang olahraga
pelajaran lain di sekolah. Keunikan tersebut
khusus.
terletak pada penggunaan gerak/ aktivitas
jasmani sebagai media untuk mencapai tujuan Pengembangan gerak dasar adalah merupakan
pembelajaran secara komprehensif suatu proses untuk memperoleh gerak yang
menyangkut aspek pengetahuan/ kognitif, senantiasa berkembang berdasarkan: a) proses
sikap/ afektif dan keterampilan/ psikomotor. pengembangan syaraf dan otot yang juga
Menurut Harsuki (2014: 273 – 283), dipengaruhi oleh keturunan, b) akibat dari
pendidikan yang digunakan untuk pengalaman gerak sebelumnya,
membangun generasi emas tidak akan lengkap c) Pengalaman gerak saat ini dan d) Gerak
tanpa PJOK. Lebih lanjut pakar PJOK, Wuest yang digambarkan dalam kaitannya dengan
dan Bucher menyebutkan bahwa, pola gerak tertentu. Menurut Widiastuti
“Movemement is the keystone of Physical (2014: 22), kategori gerak dasar fundamental
Education and Sport.” Pernyataan tersebut terdiri atas 3 (tiga) jenis yaitu: 1) gerak
mempertegas bahwa gerak merupakan kunci lokomotor, misalnya merangkak, berjalan,
dari PJOK dan guru PJOK memiliki tugas dan berlari dan meloncat, 2) gerak non lokomotor,
tanggung jawab menyediakan tugas gerak misalnya menekuk lengan, menekuk kaki,
381
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2
membungkuk dan memilin togok, serta desain media pembelajaran PJOK berbasis
3) gerak manipulatif misalnya menggiring gerak dasar di SD Kabupaten Buleleng-Bali?
bola, memukul bola dan melempar sasaran. 3) bagaimakah hasil validasi pakar gerak, isi
pembelajaran PJOK, pakar media
Berdasarkan hasil pengamatan dan wacancara
pembelajaran, dan praktisi PJOK terhadap
yang kami lakukan dengan guru PJOK SD di
media pembelajaran PJOK berbasis gerak
Kabupaten Buleleng antara lain Made Yasa,
dasar di SD Kabupaten Buleleng-Bali?
Made Yudana, Gede Surya, Cening Merta dan
Wayan Suara, diperoleh informasi bahwa Sehubungan dengan permasalahan tersebut
terdapat permasalahan mendasar dalam maka tujuan penelitian ini adalah:
pengelolaan pembelajaran PJOK SD 1) mendeskripsikan profil identifikasi dan
Kabupaten Buleleng antara lain terbatasnya analisis kebutuhan guru PJOK SD di
media pembelajaran yang menarik sehingga Kabupaten Buleleng terhadap model, media
siswa antusias melakukan gerakan selama pembelajaran dan karakteristik siswa,
pembelajaran PJOK berlangsung. 2) merumuskan hasil tahap perancangan
desain media pembelajaran PJOK berbasis
Guru PJOK SD di Kabupaten Buleleng
gerak dasar di SD Kabupaten Buleleng-Bali,
umumnya menyediakan 1 (satu) buah media
dan 3) mendeskripsikan hasil validasi pakar
pembelajaran berukuran ± 1 meter dengan
gerak, isi pembelajaran PJOK, pakar media
posisi digantungkan. Media tersebut memuat
pembelajaran dan praktisi PJOK terhadap
tentang konsep berupa tulisan dan gambar
media pembelajaran PJOK berbasis gerak
tentang materi ajar yang dibahas. Akses siswa
dasar di SD Kabupaten Buleleng-Bali.
dalam berinteraksi dengan media tersebut
bersifat terbatas karena harus menunggu METODE
giliran yang lama dengan siswa yang lain.
Guru sangat membutuhkan adanya media Penelitian ini terfokus pada pengembangan
pembelajaran yang mampu dimanfaatkan suatu media pembelajaran, sehingga
siswa dengan akses mudah, ekonomis dan pendekatan dan metode yang digunakan
sesuai dengan tujuan pembelajaran. dalam penelitian ini adalah metode penelitian
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dan pengembangan (research and
yang ingin dipecahkan adalah: development/R&D). Desain pengembangan
1) bagaimanakah profil identifikasi dan yang dipilih adalah merujuk pada
analisis kebutuhan guru PJOK SD di pengembangan yang dikemukakan oleh Borg
Kabupaten Buleleng terhadap model, media and Gall yang terdiri dari 10 (sepuluh)
pembelajaran dan karakteristik siswa? tahapan, dengan gambar 01 sebagai berikut:
2) bagaimanakah hasil tahap perancangan
382
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2
383
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2
384
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2
sedangkan siswa yang lain menyiapkan alokasi waktu yang memadai dalam
peralatan untuk melaksanakan tugas gerak kurikulum.
lokomotor, (6) kelompok siswa melaksanakan
tugas gerak lokomotor secara bergantian Model pembelajaran kooperatif berbasis gerak
dengan tetap dalam pengawasan guru, dasar dengan alat bantu kartu gerak ini
(7) setiap menyelesaikan satu tugas gerak, mengembangkan dan memberikan
salah seorang siswa menanyakan serta pengalaman bekerja sama kepada siswa
menuliskan keberhasilan gerakan dan melalui implementasi model pembelajaran
perasaan siswa dalam kelompoknya saat kooperatif tipe numbered head together/ NHT.
melaksanakan tugas gerak, (8) setelah selesai Siswa dalam satu kelompok yang heterogen
melaksankan tugas gerak lokomotor, non mengenakan nomor dada 1 – 5 melakukan
lokomotor dan manipulatif maka kartu gerak kegiatan belajar, bergerak dan berlatih
dimasukkan kembali ke kotak dan bersama mulai dari identifikasi kartu gerak
dikembalikan ke guru PJOK. sampai pada pelaksanaan gerakan sesuai
dengan kartu gerak yang dipilih dan
Peralatan yang digunakan dalam disepakati bersama kelompoknya. Selain
mengimplementasikan kartu gerak seri gerak tugas gerak, aspek karakter yang tercantum
dasar PJOK ini antara lain berupa bola plastik pada kartu gerak juga ditunjukkan siswa
dengan lapisan busa, kertas koran setengah dalam pembelajaran. Setelah guru
pakai, kardus minuman kemasan setengah memberikan pertanyaan dan menunjuk salah
pakai, dan ban dalam sepeda motor. Peralatan satu nomor dada, maka siswa yang
tersebut dapat mudah dijumpai di lingkungan mengenakan nomor dada sesuai dengan yang
sekitar, murah, aman dan nyaman ditunjuk guru menjadi perwakilan dari
dipergunakan serta yang terpenting adalah kelompoknya menjawab pertanyaan dari guru.
dapat membantu siswa dalam memperoleh Demikian proses pembalajaran kooperatif
pengalaman belajar gerak. berlangsung untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna kepada siswa dengan
Pada pembelajaran PJOK khususnya di menggunakan alat bantu kartu gerak seri
sekolah dasar, materi keterampilan gerak gerak dasar.
dasar sangat urgen diberikan kepada siswa.
National Association of Sport and Physical Implementasi model pembelajaran kooperatif
Education’s (NASPE) telah mengidentifikasi berbasis gerak dasar dengan alat bantu kartu
20 (dua puluh) ciri/ karakteristik siswa yang gerak berorientasi pada pembelajaran yang
terdidik jasmaninya (physically educated berpusat kepada siswa (student centered),
person) yang dikelompokkan ke dalam dimana siswa memperoleh pengalaman
5 (lima) aspek utama. Lebih lanjut menurut belajar dan bergerak dengan menyenangkan,
March L. Krotee dan Charles A. Bucher interaktif, inspiratif, menantang dan
(2007: 32-36), dari 20 karakteristik tersebut, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif.
terdapat 2 karakteristik yang berhubungan Melalui model pembelajaran kooperatif
dengan keterampilan gerak dasar yaitu: berbasis gerak dasar ini, prakarsa, kreativitas,
(1) siswa menunjukkan penguasaan dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
keterampilan dalam berbagai keterampilan dan perkembangan fisik serta psikologis siswa
manipulatif, lokomotor dan non lokomotor, mendapatkan ruang yang cukup dalam
serta (2) siswa memperlihatkan keterampilan pembelajaran. Guru PJOK selama
dalam kombinasi manipulatif, lokomotor dan pembelajaran berperan sebagai fasilitator,
non lokomotor yang dilakukan secara individu pembimbing, konsultan dan kawan belajar.
atau dengan orang lain Hal tersebut di atas sesuai dengan paradigma
pembelajaran inovatif yang sedang diterapkan
Menurut Arma Abdullah (2003: 29), pemerintah saat ini.
karakteristik siswa yang terdidik jasmaninya
baru dapat dijumpai pada para siswa apabila Hasil-hasil penelitian yang revelan terkait
program PJOK dirancang dan dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif dapat
secara profesional dan didukung pula dengan dipaparkan sebagai berikut. Pertama,
peralatan dan fasilitas yang cukup serta penelitian yang dilakukan oleh Nyoman
Kanca dan Made Agus Wijaya (2010: 1)
385
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2
386
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2
387