You are on page 1of 8

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016

ISBN 978-602-6428-04-2

KARTU GERAK M@WI: MEDIA PEMBELAJARAN PJOK


BERBASIS GERAK DASAR DI SEKOLAH DASAR
Made Agus Wijaya
Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FOK Undiksha
agusvijaya_made@yahoo.com

ABSTRACT

This development research aims to describe the development of Physical Education, Sport and Health
(PESH/PJOK) learning media based on fundamental movement in elementary school. This research is
designed to follow the thought path of development research (research and development) proposed by Borg
and Gall, focusing on describing the three (3) first stages, namely: 1) the need analysis (research and
information collecting) stage, 2) designing the model design (planning) stage, and 3) the development of design
(develop preliminary of product) stage. This research was conducted in the Elementary School in Buleleng
regency, Bali province. Data were collected through observation sheets, questionnaires and sheets of expert
validation check list. Data analysis were conducted by using descriptive qualitative and quantitative. Based
on the research results and the discussion, the research conclusions are: 1) PJOK teachers of Elementary
School in Buleleng regency, Bali require the establishment of learning media in card form on the material of
fundamental movement, 2) PJOK learning media based on fundamental movement (M@Wi motion card)
consist of 3 (three) variants based on the level of difficulty, where one box of motion card holds 36 motion
cards, each consists of 12 locomotor, non locomotor and manipulative motion cards, 3) M@Wi motion card
has fulfilled the theoretical and practical standards in the field of motion science, in accordance with the
content of PJOK learning and learning media.

Keywords: PESH, fundamental movement, motion card

ABSTRAK

Penelitian pengembangan ini bertujuan mendeskripsikan pengembangan media pembelajaran PJOK


berbasis gerak dasar di sekolah dasar. Penelitian ini dirancang mengikuti alur pemikiran penelitian
pengembangan (research and development) yang dikemukakan oleh Borg dan Gall, fokus mendeskripsikan 3
(tiga) tahap pertama yaitu: 1) tahap analisis kebutuhan (research and information collecting), 2) tahap
perancangan desain model (planning), dan 3) tahap pengembangan desain (develop preliminary of product).
Penelitian ini dilaksanakan pada SD di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Pengumpulan data dilaksanakan
melalui lembar observasi, kuisioner dan lembar check list validasi pakar. Analisis data dilakukan secara
deskriptif kualitatif, dan kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, simpulan penelitian
adalah: 1) guru PJOK SD di Kabupaten Buleleng-Bali sangat membutuhkan terwujudnya media
pembelajaran dalam bentuk kartu pada materi gerak dasar PJOK, 2) media pembelajaran PJOK berbasis gerak
dasar (kartu gerak M@Wi) terdiri atas 3 (tiga) varian berdasarkan tingkat kesulitan gerak, dimana satu kotak
kartu gerak memuat 36 kartu gerak terdiri atas masing-masing 12 kartu gerak lokomotor, non lokomomotor
dan manipulatif, 3) kartu gerak M@Wi telah memenuhi kaidah-kaidah teoritik dan praktis dalam bidang ilmu
gerak, sesuai dengan isi pembelajaran PJOK dan media pembelajaran.

Kata-kata Kunci: PJOK, gerak dasar, kartu gerak

PENDAHULUAN Nasional Pendidikan). Namun, Kedudukan


strategis tersebut belumlah dapat tercapai
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan secara ideal seperti yang diharapkan.
(PJOK) sebagai salah satu mata pelajaran yang Hasil survei kondisi PJOK nasional tahun 2006
wajib diberikan pada jenjang pendidikan dasar yang dilaksanakan oleh Pangkalan Data
dan menengah memiliki kedudukan strategis Pendidikan Jasmani dan Olahraga Indonesia
yaitu membentuk karakter peserta didik agar (PDPJOI) Asdep Ordik Kemenegpora RI pada
sehat jasmani dan rohani serta menumbuhkan 2.382 satuan pendidikan di 13 kabupaten/ kota
rasa sportifitas (Peraturan Pemerintah RI diperoleh data, skor rata-rata nasional baru
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar

376
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

mencapai 520 dari skor maksimal 1.000. Hasil pembelajaran dapat tercapai optimal dengan
ini menunjukkan bahwa kapasitas satuan tetap memperhatikan faktor keamanan dan
pendidikan secara nasional dilihat dari 3 (tiga) keselamatan serta kesenangan siswa dalam
kondisi PJOK yaitu sarana-prasarana, guru, pembelajaran PJOK.
dan kinerja dalam kurun waktu 1 tahun
Membahas tentang kesenangan siswa dalam
terakhir, masih berada 52% dari optimal. Oleh
pembelajaran PJOK, Jenna R. Lorusso,
karena itu, wajarlah jika keberadaan mata
Stefanie M. Pavlovich dan Chunlei Lu (2013:
pelajaran PJOK nasional secara umum belum
79) menyebutkan bahwa kesenangan dalam
mampu mewujudkan hasil sesuai dengan
pembelajaran PJOK dapat meningkatkan
tujuannya.
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
Penelitan Ali Maksum (2011: 1) dengan fokus serta membentuk pola hidup aktif (active
utama ini adalah ingin mengungkap lifestyles), mempermudah guru dalam
kompetensi guru penjasorkes tingkat SD, SMP, mengelola kelas, mengembangkan siswa
maupun SMA di Jakarta, Surabaya dan Padang secara utuh-menyeluruh, serta meningkatkan
menyimpulkan waktu untuk pengembangan status dan penerimaan PJOK di sekolah.
profesionalisme guru masih relatif rendah,
Menurut Bart Crum (2009: 43 – 49), PJOK di
yakni antara 24 – 42 menit per hari. Guru
SD difokuskan pada ‘movement vocabulary/
dengan masa kerja rendah cenderung
perbendaharaan gerak’ dan ‘movement
memanfaatkan waktu untuk pemenuhan
grammar/ ketentuaan gerak’. Perbendaharaan
kebutuhan dasar, sementara itu guru dengan
gerak mengacu pada siswa mengenal, belajar
masa kerja lama cenderung memanfaatkan
dan menguasai berbagai jenis gerak dengan
waktu untuk kegiatan yang bersifat produktif.
memperhatikan berbagai hal antara lain
Paparan mengenai kondisi PJOK mulai dari kesadaran tubuh dan kesadaran ruang.
kebugaran jasmani peserta didik dan Sedangkan ketentuan gerak lebih mengarah
masyarakat, sarana-prasarana pembelajaran, kepada cara atau teknik melakukan gerak
guru dan kinerjanya dalam kurun 1 tahun tersebut. Kedua hal ini akan menjadi identitas
terakhir sampai pada profesionalisme guru di tersendiri siswa tersebut dari siswa lainnya.
atas memberikan sebuah fakta riil bahwa Salah satu pokok bahasan pembelajaran PJOK
pembelajaran PJOK membutuhkan perbaikan- di SD adalah gerak dasar dengan prinsip
perbaikan nyata dalam upaya turut pengembangan multilateral. Menurut James
mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang Tangkudung dan Wahyuningtyas Puspitorini
gayut dengan kompetensi peserta didik pada (2012: 8 – 11), pengembangan multilateral
abad 21 ini. sangat penting bagi anak untuk
mengembangkan berbagai keterampilan dasar
Tidak dapat dipungkiri bahwa PJOK sebagai
yang dapat membantu anak menjadi atlet
bagian integral pendidikan memiliki keunikan
dalam memenuhi latihan cabang olahraga
tersendiri dibandingkan dengan mata pelajaran
khusus.
lain di sekolah. Keunikan tersebut terletak pada
penggunaan gerak/ aktivitas jasmani sebagai Pengembangan gerak dasar adalah merupakan
media untuk mencapai tujuan pembelajaran suatu proses untuk memperoleh gerak yang
secara komprehensif menyangkut aspek senantiasa berkembang berdasarkan: a) proses
pengetahuan/ kognitif, sikap/ afektif dan pengembangan syaraf dan otot yang juga
keterampilan/ psikomotor. Menurut Harsuki dipengaruhi oleh keturunan, b) akibat dari
(2014: 273 – 283), pendidikan yang digunakan pengalaman gerak sebelumnya, c)
untuk membangun generasi emas tidak akan Pengalaman gerak saat ini dan d) Gerak yang
lengkap tanpa PJOK. Lebih lanjut pakar PJOK, digambarkan dalam kaitannya dengan pola
Wuest dan Bucher menyebutkan bahwa, gerak tertentu. Menurut Widiastuti (2014: 22),
“Movemement is the keystone of Physical kategori gerak dasar fundamental terdiri atas 3
Education and Sport.” Pernyataan tersebut (tiga) jenis yaitu: 1) gerak lokomotor, misalnya
mempertegas bahwa gerak merupakan kunci merangkak, berjalan, berlari dan meloncat, 2)
dari PJOK dan guru PJOK memiliki tugas dan gerak non lokomotor, misalnya menekuk
tanggung jawab menyediakan tugas gerak yang lengan, menekuk kaki, membungkuk dan
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan memilin togok, serta 3) gerak manipulatif
perkembangan siswa sehingga tujuan

377
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

misalnya menggiring bola, memukul bola dan pembelajaran PJOK berbasis gerak dasar di SD
melempar sasaran. Kabupaten Buleleng-Bali? 3) bagaimakah
hasil validasi pakar gerak, isi pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan dan wacancara
PJOK, pakar media pembelajaran, dan praktisi
yang kami lakukan dengan guru PJOK SD di
PJOK terhadap media pembelajaran PJOK
Kabupaten Buleleng antara lain Made Yasa,
berbasis gerak dasar di SD Kabupaten
Made Yudana, Gede Surya, Cening Merta dan
Buleleng-Bali?
Wayan Suara, diperoleh informasi bahwa
terdapat permasalahan mendasar dalam Sehubungan dengan permasalahan tersebut
pengelolaan pembelajaran PJOK SD maka tujuan penelitian ini adalah: 1)
Kabupaten Buleleng antara lain terbatasnya mendeskripsikan profil identifikasi dan
media pembelajaran yang menarik sehingga analisis kebutuhan guru PJOK SD di
siswa antusias melakukan gerakan selama Kabupaten Buleleng terhadap model, media
pembelajaran PJOK berlangsung. pembelajaran dan karakteristik siswa, 2)
merumuskan hasil tahap perancangan desain
Guru PJOK SD di Kabupaten Buleleng
media pembelajaran PJOK berbasis gerak
umumnya menyediakan 1 (satu) buah media
dasar di SD Kabupaten Buleleng-Bali, dan 3)
pembelajaran berukuran ± 1 meter dengan
mendeskripsikan hasil validasi pakar gerak, isi
posisi digantungkan. Media tersebut memuat
pembelajaran PJOK, pakar media
tentang konsep berupa tulisan dan gambar
pembelajaran dan praktisi PJOK terhadap
tentang materi ajar yang dibahas. Akses siswa
media pembelajaran PJOK berbasis gerak
dalam berinteraksi dengan media tersebut
dasar di SD Kabupaten Buleleng-Bali.
bersifat terbatas karena harus menunggu
giliran yang lama dengan siswa yang lain. Guru METODE
sangat membutuhkan adanya media
pembelajaran yang mampu dimanfaatkan Penelitian ini terfokus pada pengembangan
siswa dengan akses mudah, ekonomis dan suatu media pembelajaran, sehingga
sesuai dengan tujuan pembelajaran. pendekatan dan metode yang digunakan dalam
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang penelitian ini adalah metode penelitian dan
ingin dipecahkan adalah: 1) pengembangan (research and
bagaimanakah profil identifikasi dan analisis development/R&D). Desain pengembangan
kebutuhan guru PJOK SD di Kabupaten yang dipilih adalah merujuk pada
Buleleng terhadap model, media pembelajaran pengembangan yang dikemukakan oleh Borg
dan karakteristik siswa? 2) bagaimanakah and Gall yang terdiri dari 10 (sepuluh) tahapan,
hasil tahap perancangan desain media dengan gambar 01 sebagai berikut:

1. Research and 3. Develop preliminary 4. Preliminary field


information collecting 2. Planning
form of product testing

8. Operational field 5. Main product revision


7. Operational 6. Main field testing
testing
product revision

9. Final product 10. Desimination and implementation


revision

Gambar 01. Tahap Pengembangan Model Borg and Gall


(Sumber: Borg, W.R. & Gall, M.D., 2005: 590)

378
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

Rancangan model penelitian Kurikulum 2013, dan 4) karakteristik siswa


pengembangan menurut Borg and Gall secara adalah: 55% (100 orang siswa) berjenis
ideal berlangsung dalam sepuluh tahapan, kelamin laki-laki sedangkan 45% (82 orang
namun dalam artikel penelitian ini fokus siswa) perempuan. Rerata tinggi badan siswa
membahas 3 (tiga) tahap pertama yaitu analisis adalah 134,5 cm sedangkan rerata berat badan
kebutuhan (research and information siswa mencapai 37,54 kg. Berdasarkan uraian
collecting), perancangan desain model di atas, tampak bahwa guru PJOK SD di
(planning), dan tahap pengembangan desain Kabupaten Buleleng - Bali sangat
(develop preliminary of product). membutuhkan terwujudnya media
Penelitian ini dilaksanakan pada SD di pembelajaran dalam bentuk kartu pada materi
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali melibatkan gerak dasar PJOK.
guru PJOK dan siswa SD. Instrumen penelitian Mendapatkan data empirik seperti tersebut di
yang digunakan pada penelitian terdiri atas: 1) atas, selanjutnya peneliti merancang kartu
lembar observasi dan kuisioner analisa gerak dengan hasil akhir berupa kartu gerak
kebutuhan, dan 2) lembar check list validasi seri gerak dasar PJOK (diperkenalkan dengan
pakar dan praktisi PJOK. Data penelitian yang nama M@wi) yang terdiri atas 3 (tiga) varian/
diperoleh melalui kegiatan dokumentasi, jenis berdasarkan tingkat kesulitan gerak yaitu:
observasi, pengisian kuisioner dan cek list 1) kartu gerak dengan tingkat kesulitan mudah
selanjutnya dianalisis secara deskriptif, (berwarna hijau), kartu gerak dengan tingkat
kualitatif dan kuantitatif. kesulitan sedang (berwarna kuning, dan 3)
HASIL DAN PEMBAHASAN kartu gerak dengan tingkat kesulitan sulit
(berwarna merah).
Hasil penelitian ini secara umum berupa: 1)
Satu kotak kartu terdiri atas 36 buah kartu
media pembelajaran PJOK berupa kartu gerak
gerak dengan rincian 12 gerak lokomotor, 12
dengan label seri gerak dasar PJOK, 2) buku
gerak non lokomotor dan 12 gerak manipulatif.
pedoman pelaksanaan kartu gerak dengan label
Kartu terbuat dari kertas (art paper) laminasi
seri gerak dasar PJOK, dan 3) DVD
sehingga tidak mudah kotor, basah ataupun
pembelajaran gerak dasar dengan alat bantu
terlipat.
kartu gerak di SD.
Kartu gerak memiliki 2 sisi yaitu sisi depan dan
Langkah pertama penelitian ini berupa analisa
sisi utama. Sisi depan merupakan ‘kulit muka/
kebutuhan terhadap keterlaksanaan model
cover’ sebagai identitas pertama kartu gerak.
pembelajaran PJOK di SD kabupaten
Sisi depan ini merepresentasikan bahwa siswa
Buleleng, penggunaan media pembelajaran,
mencintai mata pelajaran PJOK sehingga
analisa kurikulum dan karakteristik siswa. Data
dicantumkan tulisan I  PJOK. Sedangkan sisi
yang berhasil dikumpulkan berasal dari 15
utama merupakan bagian inti dari kartu gerak
guru PJOK SD di Kabupaten Buleleng.
ini yang memuat 5 komponen yaitu: a) tugas
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan,
gerak siswa, b) gambar sebagai visualisasi
diperoleh profil antara lain: 1) guru PJOK SD
tugas gerak siswa, c) nomor urut tugas gerak,
di Kabupaten Buleleng paling sering
d) motivasi siswa melaksanakan tugas gerak,
mengimpelementasikan model pembelajaran
dan e) nilai-nilai positif/ karakter pada PJOK.
kooperatif tipe STAD dengan alasan bahwa
Berikut ini pada gambar 02 dan 03 disajikan
model pembelajaran tersebut mudah untuk
gambar sisi depan dan sisi utama kartu gerak
diterapkan, memberikan kesempatan kepada
seri gerak dasar PJOK.
siswa belajar berkelompok, bekerja sama
sehingga anak menjadi lebih kreatif serta
pembelajaran berpusat kepada siswa, 2) guru
PJOK belum pernah membuat tugas gerak
dengan kombinasi media gambar dalam sebuah
kartu. Kartu gerak sangat dibutuhkan oleh guru
PJOK SD di Kabupaten Buleleng, 3) sebagian
besar SD di Kabupaten Buleleng Gambar 02. Sisi Depan Kartu Gerak Seri Gerak
mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Dasar PJOK
Satuan Pendidikan (KTSP). Namun terdapat 2
SD yaitu SD Laboratorium Undiksha dan SD
Nomor 3 Banjar Jawa mengimplementasikan

379
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

kesadaran gerak dan ruang, serta aspek


keamanan dan keselamatan siswa terjaga.

Validasi kedua dilakukan oleh pakar


pembelajaran PJOK dan praktisi PJOK dengan
lembar checklist validasi yang memuat 4
(empat) indikator yaitu 1) kesesuaian materi
pembalajaran dengan kurikulum, 2) kecukupan
belajar gerak, 3) karakter yang diinternalisasi,
dan 4) keamanan serta keselamatan peserta
didik yang dijabarkan dalam 18 (delapan belas)
deskriptor. Hasil validasi pakar pembelajaran
PJOK dan praktisi PJOK menyatakan bahwa
kartu gerak seri gerak dasar sangat baik/ sesuai
dengan isi kurikulum yang berlaku, hal ini
tercermin dari tingginya skor hasil validasi
yang mencapai 81,33 dari skor maksimal 90.

Terakhir, pakar media pembelajaran dan


praktisi PJOK memberikan validasi
berdasarkan pada 7 (tujuh) indikator yaitu: 1)
kejelasan dan kerapian kartu gerak, 2)
kebersihan dan kemenarikan kartu gerak, 3)
cocok dengan sasaran, 4) praktis, luwes dan
tahan, 5) berkualitas baik, 6) ukurannya sesuai
dengan lingkungan belajar, dan 7) kemasan
produk yang dijabarkan dalam 23 (dua puluh
tiga) deskriptor. Pakar media pembelajaran dan
Gambar 03. Sisi Utama Kartu Gerak Seri
praktisi PJOK menyatakan bahwa kartu gerak
Gerak Dasar PJOK
seri gerak dasar sangat baik/ sesuai dengan
kaidah-kaidah teoritik maupun praktis dalam
Kartu gerak M@wi yang telah dirancang
bidang media pembelajaran, hal ini tercermin
selanjutnya mengikuti proses validasi dari
dari tingginya skor hasil validasi yang
pakar gerak, pakar pembelajaran PJOK, pakar
mencapai 109, 33 dari skor maksimal 115.
media pembelajaran dan praktisi PJOK. Pakar
yang memberikan validasi memiliki kualifikasi Cara penggunaan kartu gerak ini adalah
akademis minimal Doktor sesuai dengan sebagai berikut: (1) siswa bersama
bidang masing-masing dan pengalaman dalam kelompoknya duduk melingkar, membawa 1
bidangnya minimal 5 tahun, sedangkan untuk kotak kartu gerak dan buku model, (2) salah
praktisi (guru PJOK) kualifikasi akademis seorang siswa mengocok kartu dan
minimal S1 dengan pengalaman mengajar membagikan satu persatu kartu gerak sampai
minimal 5 tahun dan telah memiliki sertifikat seluruh kartu gerak habis terbagi, (3) siswa
pendidik. Hasil validasi pakar gerak dan mengelompokkan kartu gerak berdasarkan
praktisi PJOK menunjukkan bahwa kartu gerak gerak lokomotor, non lokomotor dan
seri gerak dasar PJOK (kartu gerak M@wi) manipulatif, (4) siswa bersama kelompoknya
yang mencantumkan visualisasi gerakan memilih dan memutuskan masing-masing 3
lokomotor, non lokomotor dan manipulatif (tiga) kartu gerak lokomotor, non lokomotor
beserta tugas geraknya yang bervariasi dan dan manipulatif sebagai tugas geraknya. Kartu
berjenjang (kategori mudah, sedang dan sulit) gerak yang tidak dipilih dimasukkan kembali
telah memenuhi kaidah-kaidah teoritik dan kedalam kotak kartu, (5) salah seorang siswa
praktis dalam bidang ilmu gerak, antara lain menuliskan pilihan tugas gerak pada buku
kesesuaian gerakan dengan tingkat model yang dibawa sedangkan siswa yang lain
pertumbuhan dan perkembangan siswa, menyiapkan peralatan untuk melaksanakan
gerakan mengandung tingkat kesulitas mudah, tugas gerak lokomotor, (6) kelompok siswa
sedang dan sulit, gerakan memberikan melaksanakan tugas gerak lokomotor secara
pengalaman belajar kepada siswa tentang

380
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

bergantian dengan tetap dalam pengawasan tipe numbered head together/ NHT. Siswa
guru, (7) setiap menyelesaikan satu tugas dalam satu kelompok yang heterogen
gerak, salah seorang siswa menanyakan serta mengenakan nomor dada 1 – 5 melakukan
menuliskan keberhasilan gerakan dan perasaan kegiatan belajar, bergerak dan berlatih bersama
siswa dalam kelompoknya saat melaksanakan mulai dari identifikasi kartu gerak sampai pada
tugas gerak, (8) setelah selesai melaksankan pelaksanaan gerakan sesuai dengan kartu gerak
tugas gerak lokomotor, non lokomotor dan yang dipilih dan disepakati bersama
manipulatif maka kartu gerak dimasukkan kelompoknya. Selain tugas gerak, aspek
kembali ke kotak dan dikembalikan ke guru karakter yang tercantum pada kartu gerak juga
PJOK. ditunjukkan siswa dalam pembelajaran.
Setelah guru memberikan pertanyaan dan
Peralatan yang digunakan dalam menunjuk salah satu nomor dada, maka siswa
mengimplementasikan kartu gerak seri gerak yang mengenakan nomor dada sesuai dengan
dasar PJOK ini antara lain berupa bola plastik yang ditunjuk guru menjadi perwakilan dari
dengan lapisan busa, kertas koran setengah kelompoknya menjawab pertanyaan dari guru.
pakai, kardus minuman kemasan setengah Demikian proses pembalajaran kooperatif
pakai, dan ban dalam sepeda motor. Peralatan berlangsung untuk memberikan pengalaman
tersebut dapat mudah dijumpai di lingkungan belajar yang bermakna kepada siswa dengan
sekitar, murah, aman dan nyaman menggunakan alat bantu kartu gerak seri gerak
dipergunakan serta yang terpenting adalah dasar.
dapat membantu siswa dalam memperoleh
pengalaman belajar gerak. Implementasi model pembelajaran kooperatif
berbasis gerak dasar dengan alat bantu kartu
Pada pembelajaran PJOK khususnya di gerak berorientasi pada pembelajaran yang
sekolah dasar, materi keterampilan gerak dasar berpusat kepada siswa (student centered),
sangat urgen diberikan kepada siswa. National dimana siswa memperoleh pengalaman belajar
Association of Sport and Physical Education’s dan bergerak dengan menyenangkan,
(NASPE) telah mengidentifikasi 20 (dua interaktif, inspiratif, menantang dan
puluh) ciri/ karakteristik siswa yang terdidik memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif.
jasmaninya (physically educated person) yang Melalui model pembelajaran kooperatif
dikelompokkan ke dalam 5 (lima) aspek berbasis gerak dasar ini, prakarsa, kreativitas,
utama. Lebih lanjut menurut March L. Krotee dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan Charles A. Bucher (2007: 32-36), dari 20 dan perkembangan fisik serta psikologis siswa
karakteristik tersebut, terdapat 2 karakteristik mendapatkan ruang yang cukup dalam
yang berhubungan dengan keterampilan gerak pembelajaran. Guru PJOK selama
dasar yaitu: (1) siswa menunjukkan pembelajaran berperan sebagai fasilitator,
penguasaan keterampilan dalam berbagai pembimbing, konsultan dan kawan belajar. Hal
keterampilan manipulatif, lokomotor dan non tersebut di atas sesuai dengan paradigma
lokomotor, serta (2) siswa memperlihatkan pembelajaran inovatif yang sedang diterapkan
keterampilan dalam kombinasi manipulatif, pemerintah saat ini.
lokomotor dan non lokomotor yang dilakukan
secara individu atau dengan orang lain Hasil-hasil penelitian yang revelan terkait
dengan model pembelajaran kooperatif dapat
Menurut Arma Abdullah (2003: 29), dipaparkan sebagai berikut. Pertama,
karakteristik siswa yang terdidik jasmaninya penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Kanca
baru dapat dijumpai pada para siswa apabila dan Made Agus Wijaya (2010: 1)
program PJOK dirancang dan dilaksanakan menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran
secara profesional dan didukung pula dengan inovatif yang dikembangkan melalui lesson
peralatan dan fasilitas yang cukup serta alokasi study mampu meningkatkan profesionalitas
waktu yang memadai dalam kurikulum. guru Penjasorkes Pendidikan Dasar di
Provinsi Bali. Kedua, menurut Brent D.
Model pembelajaran kooperatif berbasis gerak Bradford, Clive N. Hicson and Ashleigh K.
dasar dengan alat bantu kartu gerak ini Evaniew (2014; 12), model pembelajaran
mengembangkan dan memberikan pengalaman kooperatif merupakan salah satu model
bekerja sama kepada siswa melalui pembelajaran yang efektif digunakan dalam
implementasi model pembelajaran kooperatif

381
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

pembelajaran. Melalui model pembelajaran kegiatan belajar siswa, khususnya pada


ini, siswa belajar dan bekerja berkelompok pemilihan dan pelaksanaan tugas gerak serta
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih pemanfaatan media pembelajaran, serta 4)
lanjut Bradford menjelaskan bahwa peningkatan kualitas pembelajaran PJOK
mengenalkan model pembelajaran kooperatif khususnya pada siswa SD yang bermuara pada
pada mata pelajaran PJOK merupakan langkah peningkatan kualitas pendidikan secara umum.
yang tepat dalam membantu siswa SD
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan Berdasarkan simpulan serta implikasi tersebut,
sikap dalam upaya menjadi individu yang maka peneliti merekomendasikan hal-hal
produktif di masyarakat ketika terlibat dalam berikut: 1) model pembelajaran kooperatif
aktivitas jasmani. Ketiga, berdasarkan berbasis gerak dasar dengan alat bantu kartu
penelitian oleh Habib Bensikaddour, dkk gerak ini akan terlaksana lebih optimal apabila
(2015: 292), menyebutkan bahwa model guru PJOK SD memiliki pemahaman
pembelajaran kooperatif di sekolah komprehensif tentang karakteristik kartu gerak
memberikan pengalaman belajar melalui dan pelaksanaan model pembelajaran seperti
interaksi siswa yang positif, meningkatkan rasa tercantum pada buku pedoman pelaksanaan
percaya diri dan memacu kelompok model, 2) Media pembelajaran kartu gerak seri
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif gerak dasar ini dapat dikembangkan oleh guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran. PJOK pada materi lain misalnya kartu gerak
seri atletik, kartu gerak seri senam ataupun
KESIMPULAN kartu gerak seri aktivitas pengembangan, 3)
Apabila peneliti lain yang ingin
Berdasarkan hasil analisa data serta mengembangkan model pembelajaran yang
pembahasan hasil penelitian, maka dapat sejenis, maka dapat menggunakannya pada
simpulan penelitian ini adalah : 1) guru PJOK ruang lingkup pembelajaran PJOK yang lain
SD di Kabupaten Buleleng-Bali sangat atau pada jenjang pendidikan SMP, SMA
membutuhkan terwujudnya media bahkan di perguruan tinggi.
pembelajaran dalam bentuk kartu pada materi
gerak dasar PJOK, 2) media pembelajaran
PJOK berbasis gerak dasar (kartu gerak DAFTAR PUSTAKA
M@Wi) terdiri atas 3 (tiga) varian berdasarkan
tingkat kesulitan gerak, dimana satu kotak
kartu gerak memuat 36 kartu gerak terdiri atas Asdep Ordik Kemenegpora RI, Laporan
masing-masing 12 kartu gerak lokomotor, non tentang PDPJOI Tahun 2006.
lokomomotor dan manipulatif, dan 3) kartu Jakarta: Kemenegpora, 2006.
gerak M@Wi telah memenuhi kaidah-kaidah Bensikaddour, Habib dkk. The Importance of
teoritik dan praktis dalam bidang ilmu gerak, The Practice of Competitive Games
sesuai dengan isi pembelajaran PJOK dan Kid’s Athletics In Physical Education
media pembelajaran. for College Students (11-12 Years)
Using the Cooperative Learning
Strategy. 2015. European Scientific
IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Journal November 2015 edition
vol.11, No.32 ISSN: 1857 – 7881
(Print) e - ISSN 1857- 7431 (diakses
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini,
5 Januari 2016).
maka hasil penelitian ini berimplikasi pada: 1)
Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall,
kreativitas guru PJOK SD di Kabupaten
Educational Research: An
Buleleng-Bali dalam merancang media
Introduction, Eighth Edition.
pembelajaran yang inovatif sehingga
New York: Longman, 2005.
meningkatkan keterlibatan dan kesenangan
Bradford, Brent D., Clive N. Hicson and
siswa dalam pembelajaran PJOK, 2)
Ashleigh K. Evaniew. The
kompetensi paedagogik dan profesional guru
Cooperative Learning
PJOK SD di Kabupaten Buleleng-Bali
Equation: An Effective
diharapkan meningkat melalui implementasi
Approach in Elementary School
model pembelajaran kooperatif berbasis gerak
Physical Education. 2014.
dasar dengan alat bantu kartu gerak, 3)

382
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

Physical & Health Education Lorusso, Jenna R. Stefanie M. Pavlovich dan


Journal; 2014; 80, 3; ProQuest Chunlei Lu, Developing Student
(diakses 5 Januari 2016). Enjoyment in Physical Education.
Physical & Health Education
Budiawan, Made dkk., “Ujicoba Kartu Journal: Summer, 2013; 79,2:
Kendali Menuju Tubuh Bugar ProQuest (diakses 20 November
dan Ideal (KKTBI) pada SMP 2014)
Negeri di Kota Singaraja Maksum, Ali. Kualitas Guru Pendidikan
Provinsi Bali.” Laporan Jasmani di Sekolah: Antara
Penelitian. Universitas Harapan dan Kenyataan.
Pendidikan Ganesha, 2011. Surabaya: Unesa Press, 2011.
Cholik Mutohir, Toho dan Ali Maksum, Sport March L. Krotee dan Charles A. Bucher,
Development Indeks, Alternatif Baru Management of Physical Education
Mengukur Kemajuan Pembangunan and Sport: Thirteenth Edition. USA:
Bidang Olahraga (Konsep, McGraw-Hill, 2007.
Metodologi dan Aplikasi). Jakarta: Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun
PT INDEKS, 2007. 2013 tentang Standar Nasional
Crum, Bart. From Crisis to Revival-on Pendidikan, Penjelasan Pasal 77I
Justification of PE as a School Ayat 1 Huruf H
Subject and PE Curriculum PJJ PGSD Dikti, Unit 2 Gerak Dasar.
Development in The Netherlands http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/r
2009. Vol. 28, No. 2, pp. 43-49 epository/dikti/Mata%20Kuliah%20
(diakses 20 November 2014). Awal/Pendidikan%20Jasmani%20da
Harsuki, “Tantangan Pendidikan di Indonesia n%20Jabatan/BAC/unit2_
dalam Membangun Generasi Emas” penjaskes.pdf (diakses tanggal 20
dalam Tantangan Pendidikan November 2014)
Indonesia dalam Membangun Tangkudung, James dan Wahyuningtyas
Generasi Emas: Bunga Rampai 50 Puspitorini. Kepelatihan Olahraga:
Tahun UNJ, eds. Nadiroh, et al. Pembinaan Prestasi Olahraga Jilid
Jakarta: PPs UNJ, 2014. 2. Jakarta: Cerdas Jaya, 2012.
Kanca, Nyoman dan Made Agus Wijaya. Widiastuti. Belajar Keterampilan Gerak.
“Pengembangan Perangkat Jakarta: FIK Universitas Negeri
Pembelajaran Inovatif Melalui Jakarta, 2014.
Lesson Study untuk Meningkatkan Yoda, I Ketut. “Korelasi Antara Vo2 Maks
Profesionalitas Guru Penjasorkes dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas
Pendidikan Dasar di Provinsi Bali.” XI dan XII SMA Negeri 4 Singaraja
Laporan Penelitian, UNDIKSHA, Tahun Pelajaran 2008/2009.”
2010. Laporan Penelitian, UNDIKSHA,
2008.

383

You might also like