Professional Documents
Culture Documents
Yuliani 96935 ID Identifikasi Kutukebul Hemiptera Aleyrod
Yuliani 96935 ID Identifikasi Kutukebul Hemiptera Aleyrod
net/publication/321968568
CITATIONS READS
6 3,547
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Purnama Hidayat on 31 March 2018.
ABSTRACT
41
Yuliani et al., : Identifikasi Kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae)
42
J. Entomol. Ind., April 2006, Vol. 3, No. 1, 41-49
43
Yuliani et al., : Identifikasi Kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae)
Lingula
Alur kauda
Seta kauda
44
J. Entomol. Ind., April 2006, Vol. 3, No. 1, 41-49
orifice seringkali terdapat di pinggir terdapat pada bagian tepi kantung pupa
posterior dari kantung pupa dengan dengan jarak lebih pendek daripada
jarak yang sama dengan panjang vasiform panjang vasiform orifice (panjang vasiform
orifice (Gambar 2). orifice > panjang alur kauda) (Gambar 2).
Pada submargin tidak ada atau
hampir tidak ada deret papila. Kepala Ciri-ciri A. dispersus
lingula tidak lobular. Kutikula kantung Subdorsum memiliki pori ma-
pupa berwarna pucat, kadang-kadang jemuk penghasil lilin, satu pasang pada
dengan tanda kecoklatan yang terlokali- daerah kepala, dan empat pasang pada
sasi. Bukaan trakea torak dan kauda pada bagian abdomen. Lingula berukuran be-
bagian pinggir ada yang ditandai dengan sar, berbentuk lidah yang memanjang
sisir yang terdiri dari gigi-gigi yang jelas melebihi bagian tepi posterior vasiform
(Gambar 2). Sebagian dari permukaan orifice (Gambar 3). Lingula memiliki
diskus dorsal atau area sub median empat setae yang biasanya terlihat jelas,
memiliki batasan, tetapi bukan berupa tetapi kadang-kadang ada dua atau lebih
lipatan menyerupai jahitan. setae yang tereduksi. Pupa sering ditu-
Ruas VII abdomen sering tertutup tupi oleh sekresi kelenjar lilin yang kusut.
oleh kantung-kantung, sehingga hanya 7 Pori majemuk semuanya ber-
ruas yang terlihat (Gambar 2). Vasiform ukuran sama, diameternya lebih dari 28
orifice berbentuk segitiga, lebih panjang
µm, yang terdapat pada bagian abdomen
dari lebar dasarnya, sisinya lurus atau
segmen III–VI (Gambar 3). Diskus
konkaf. Mempunyai alur kauda (caudal
dorsal dengan pori-pori septat yang jelas
furrow) yang terlihat jelas. Seta kauda
terdapat di daerah submedian, dan se-
selalu kokoh, biasanya sama panjang
bagian besar dengan pori-pori rimmed
dengan vasiform orifice. Vasiform orifice
Vasiform orifice
Lingula
45
Yuliani et al., : Identifikasi Kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae)
yang luas dan padat terdapat di daerah lebih dari 1,65 kali lebarnya. Permukaan
subdorsal. dorsal tanpa pola duri yang kokoh.
Lebih dari setengah vasiform orifice hanya
Ciri-ciri T. vaporariorum ditempati oleh operculum atau operculum
bersama dengan kepala lingula. Lingula
Subdorsum tidak memiliki pori
sangat bervariasi, namun ukurannya ti-
majemuk. Pada bagian submargin
dak terlalu besar. Apabila terlihat, biasa-
umumnya terdapat deret papila yang
nya tidak memiliki empat pasang rambut
jelas (Gambar 4). Pupa bentuknya tidak
yang jelas. Kepala lingula berbentuk
terlalu memanjang, tetapi jarang yang
lobular (Gambar 4), walaupun kadang-
Submarginal
papillae
Thoracic
tracheal
Lingula
Alur kauda
46
J. Entomol. Ind., April 2006, Vol. 3, No. 1, 41-49
kadang terhalang oleh operculum sehingga atau bergerigi (Gambar 5). Bagian
sulit untuk dilihat. Pada dasar kepala dalam pori-pori trakea torak agak halus.
lingula terdapat sepasang cuping yang Sutura longitudinal dan sutura ganti kulit
ditutupi oleh operculum. tidak menyatu. Sutura longitudinal me-
Kantung pupa berwarna pucat, luas sampai ke bagian pinggir kantung
kadang-kadang dengan tanda kehitaman. pupa, sedangkan sutura transverse tidak.
Pada bagian pinggir bukaan trakea torak Sutura ganti kulit kadang-kadang tidak
dan kauda kadang-kadang terdapat se- terlihat jelas.
macam sisir yang terdiri dari gigi-gigi
tumpul (Gambar 4). Di bagian sub- Tingkat Populasi B. tabaci
margin, selalu ada papila yang ukurannya Dari hasil pengamatan pada enam
setara. Bagian dasar tungkai tengah dan lokasi diketahui bahwa tingkat populasi
belakang biasanya memiliki duri yang B. tabaci pada pertanaman cabai dan
jelas. Papila di bagian submargin tidak tomat mengalami perubahan sesuai de-
terlalu rapat, kurang tajam, dan agak ngan fase pertumbuhan tanaman inang-
membulat (Gambar 4). Subdorsal nya (Gambar 6 dan 7). Pada fase awal
kadang-kadang memiliki beberapa papila pertumbuhan tanaman, populasi kutu-
yang berukuran lebih besar. Pada bagian kebul sangat sedikit. Namun, makin tua
dasar tungkai tengah dan belakang ter- umur tanaman, populasi B. tabaci makin
dapat seta yang kecil dan halus dengan meningkat dan mencapai puncaknya
panjang 8 µm. pada saat tanaman berumur 63-77 hari
setelah tanam. Selanjutnya, populasi ku-
Ciri-ciri Dialeurodes sp. tukebul tersebut akan menurun kembali.
Subdorsum tidak memiliki pori Rata-rata populasi kutukebul
majemuk. Bentuk pupa tidak terlalu tertinggi terdapat pada pertanaman cabai
memanjang (Gambar 5), jarang yang di lokasi I (Citayam, Bogor). Tingginya
lebih dari 1,65 kali lebarnya. Permukaan populasi tersebut dipengaruhi secara
dorsal tidak memiliki pola duri yang langsung maupun tidak langsung oleh
kokoh. Lebih dari setengah vasiform orifice lingkungan. Menurut Lanya (1988), hu-
hanya ditempati oleh operculum. Sub- jan adalah unsur iklim dan cuaca yang
margin tanpa deret rambut atau duri berpengaruh terhadap kelangsungan hi-
yang teratur. Pada bagian submargin dup kutukebul ini. Curah hujan yang
tidak ada deret papila. Kepala lingula, tinggi dapat meningkatkan mortalitas
tidak lobular. Kantung pupa berwarna imago. Berkurangnya curah hujan hing-
pucat. ga taraf tertentu dapat memberi peluang
Pada bagian bukaan trakea torak bagi pertumbuhan dan perkembangan
dan kauda terdapat lekukan pori-pori kutukebul.
yang bagian dalamnya mungkin halus
47
Yuliani et al., : Identifikasi Kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae)
48
J. Entomol. Ind., April 2006, Vol. 3, No. 1, 41-49
Cianjur, dan Sukabumi; yaitu Bemisia Martin JH. 1987. An Identification Guide to
Common Whitefly Pest Species of the
tabaci, Aleurodicus dispersus, Trialeurodes World (Homoptera: Aleyrodidae). Tropical
vaporariorum, dan Dialeurodes sp. Pest Management 33 (4): 298-322.
Martin JH, D Mifsud, C Rapisarda. 2000. The
Secara umum tingkat populasi B. Whiteflies (Hemiptera: Aleyrodidae) of
tabaci masih rendah pada fase awal Europe and the Mediteranean Basin. Bull.
pertumbuhan tanaman. Puncak popu- Entomol. Res. 90: 407-448.
Maramis, Redsway T.D. 1991. Bionomi
lasi B. tabaci terjadi pada saat tanaman Aleurodicus dispersus Russell (Homoptera:
berumur 60-70 hari setelah tanam Aleyrodidae) pada tanaman cabai, kacang
(HST). Semakin tua umur tanaman, hijau, dan jambu biji. [Tesis]. Bogor:
Program Pascasarjana Institut Pertanian
populasi kutukebul cenderung menurun. Bogor.
Pollard DG. 1995. Feeding Habits of the Cotton
Whitefly, Bemisia tabaci Genn. (Hemiptera:
DAFTAR PUSTAKA Aleyrodidae). Ann. Appl. Biol. 43 (4): 664-
671.
Agrios GN. 1997. Plant Pathology. San Diego:
California Acad. Press. 551p. Saranga AP. 1985. Pengaruh varietas dan umur
kedelai terhadap pola perilaku dan
Bock KR, EJ Gutric, G Meredeth, H Baker.
pertumbuhan populasi Bemisia tabaci Genn.
1977. RNA and Protein Component of
(Homoptera: Aleyrodidae). [Tesis]. Bogor:
Maize Sterak Virus and Cassavaleafvirus.
Program Pascasarjana Institut Pertanian
Ann. Appl. Biol. 85: 305-308.
Bogor.
Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in
Untung K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama
Indonesia. Revised and translated by P.A.
Terpadu. Yogyakarta: Gadjah Mada
Van der Laan. Jakarta: PT. Ikhtiar Baru
University Press.
Van Hoeve.
Watson GW. 1997. The Role of Taxonomy in
Lanya H. 1988. Pengaruh waktu tanam, varietas,
Biological Control, With Special Reference
pemupukan, dan jarak tanam kedelai
to Insects. Makalah kongres V dan
terhadap pertumbuhan populasi B. tabaci
simposium Perhimpunan Entomologi
Genn. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana
Indonesia di Universitas Padjajaran 24-26
Institut Pertanian Bogor.
Juni 1997. Bandung.
_________________
49