Professional Documents
Culture Documents
TUBERKULOSIS PARU
( TB PARU )
DEFINISI :
• Penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh
Mikobakterium Tuberkulosis.
• Ada 3 varian M. Tuberkulosis
– Var. Humanus
– Var. Bovinum
– Var. Avium
• Yang paling banyak ditemukan pada manusia
: M. Tuberkulosis Humanus
22 High Burden Countries, 2013 22 High Burden MDR TB, 2013
1. GLOBAL
India 12. Vietnam 1. India 15. DR Congo
2. China 13. Rusia 2. China 16. Nigeria
3. Afrika Selatan 14. Mozambik 3. Rusia 17. Uzbekistan
4. Indonesia 15. Kenya 4. Philipphina 18. Ethiopia
5. Pakistan 16. Thailand 5. Pakistan 19. Belarus
6. Bangladesh 17. Republik Korea 6. Ukraina 20. Maldova
7. Philipphina 18. Brazil 7. Kazakhstan 21. Kyrgyzstan
8. DR Congo 19. Tanzania 8. Afrika Selatan 22. Tajikistan
9. Ethiopia 20. Zimbabwe 9. Indonesia 23. Georgia
10. Nigeria 21. Uganda 10. Myanmar 24. Lituhuania
11. Myanmar 22. Afganistan 11. Bangladesh 25. Armenia
12. Vietnam 26. Bulgaria
13. Azerbaijan 27. Latvia
28. Estonia
12 juta kasus TB (kasus TB baru dan pengobatan Estimasi: 300,000 kasus TB MDR (range: 220.000-
ulang) 380.000) diantara kasus TB yang terlaporkan
8.6 juta kasus TB Baru
940,000 kasus TB yang mati
INDONESIA
730,000 kasus TB (baru dan pengobatan ulang) = 5% Estimasi : 6,900 kasus TB MDR (5,900 kasus TB
dari kasus TB global Paru baru dan 1000 kasus TB pengobatan ulang )
460,000 kasus TB baru =6 % dari kasus TB global
1.India
Kasus baru 327.103 pada tahun 2013 2.China
Kematian 25/100.000 penduduk Global TB 3.Nigeria
Report 2014 hal 149 4.Pakistan
5.Indonesia
6.Afrika Selatan
• “initial response”
– Oedema
– Pengerahan sel sel PMN untuk memakan dan
membunuh kuman yang masuk
2. PRODUCTIVE REACTION
Jumlah
Virulensi
Kuman
> Daya tahan
tubuh
“caseous pneumonia”
~
Dosis kuman Daya tahan (Imunitas)
Virulensi kuman hipersensitiviti
Meluas Sembuh
Cepat lelah
Malaise tak enak badan
Anoreksia
Berat badan menurun
Demam
Nadi cepat
Keringat malam
Amenorrhea
Keluhan Respiratorik
Batuk
Batuk berdahak
Batuk darah
Sesak napas
Nyeri dada
dll
KELAINAN FISIK
• Keadaan umum
Bisa baik; bahkan kadang pada kasus-kasus yang
secara radiologis relatif sudah lanjut.
Kelihatan sakit sedang.
Jelek pada kasus lanjut.
• Demam terutama pada sore hari (subfebril)
• Nadi relatif cepat dibanding kenaikan suhu.
• Nafas cepat :
Pada yang lanjut (luas)
Komplikasi : - Pneumotoraks
- Efusi pleura
PEMERIKSAAN FISIK
Kelainan Toraks
Bisa tak ditemukan kelainan:
– Pada penyakit yang dini / kelainan minimal
– Kadang-kadang pada kelainan radiologis yang relatif luas.
Adanya ronkhi basah halus (krepitasi) sesudah batuk pada
lapangan atas paru merupakan kelainan yang dini.
Tanda-tanda konsolidasi (pemadatan) jaringan paru:
Redup
Fremitus meningkat
Suara nafas bronkial
-
• Klinis (+)
• Radiologis (+)
• Bakteriologis (+)
BTA Sputum langsung (+)
Kultur (+)
Klasifikasi Penyakit TB
Klasifikasi penderita TB
Penentuan Klasifikasi dan tipe penyakit TB betujuan
untuk :
TB konfirmasi Bakteriologis
Pasien TB secara Klinis
Klasifikasi Pasien TB
Klasifikasi TB berdasarkan lokasi
anatomis
Klasifikasi berdasarkan riwayat
pengobatan TB sebelumnya
Klasifikasi berdasarkan Uji kepekaan
OAT
Klasifikasi TB berdasarrkan status HIV
PENGOBATAN
kelemahan :
Terlalu lama
Efek samping obat
Harus disuntikkan (S)
9. Protionamid (Pro)
10. Kapreomisin (Cap)
11. Etionamid (Eth)
12. Viomisin (Vio)
13. Kanamisin (Kan)
14. Amikasin
15. Ofloxacin
16. ciprofloxacin
Bila seseorang telah didiagnosa sebagai TB
paru, pengobatan tergantung kepada:
– Hasil pemeriksaan BTA
– Luasnya penyakit
– Riwayat pengobatan sebelumnya
Prinsip Pengobatan TB
Kombinasi beberapa jenis obat (HRZES),
Dosis tepat,
Jumlah cukup,
DOTS à DOT=PMO ,
Minum OAT sekaligus/dosis tunggal dlm
keadaan perut kosong.
Jangka pendek (6 – 8 bulan),
Fase Awal (2-3 bulan) à Bakterisidal,
Fase Lanjutan (4-5 bulan) à Sterilisasi,
Jaminan ketersediaan obat,
Jenis dan dosis OAT
Paduan OAT KDT
Kategori 1:
• 2(HRZE)/4(HR)3
Kategori 2:
• 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Sisipan (HRZE)
Kategori Anak:
• 2(HRZ)/4(HR)
KATEGORI I
• Kasus baru TB paru BTA (+)
• Kasus baru TB paru BTA (-)
• Kasus baru TB ektra paru
Alternatif pengobatan
FASE LANJUTAN
FASE AWAL
(PILIH SALAH SATU)
4 R3H3
2 RHZE 4 RH
6 HE
KATEGORI II
TB paru BTA (+) dengan riwayat pengobatan sebelumnya :
– Kambuh
– Kegagalan pengobatan
– Pengobatan tidak selesai
Alternatif pengobatan
FASE LANJUTAN
FASE AWAL
(PILIH SALAH SATU)
5 R3H3E3
2 RHZES + 1 RHZE
5 RHE
Kemasan OAT
• Obat tunggal,
Obat disajikan secara terpisah, masing-masing
INH, Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol.
• Obat kombinasi dosis tetap (KDT)/ (Fixed Dose
Combination – FDC)
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4
obat dalam satu tablet
Katagori 1
Tahap Intensif
2(HRZE)
• Tahap Lanjutan
4(HR)3
Dosis obat antituberkulosis
kombinasi dosis tetap
PENGENDALIAN PENGOBATAN
Keberhasilan pengobatan/kesembuhan penderita
sangat ditentukan oleh :
• Penyuluhan pada kontak pertama
• Pembinaan pasien setiap kunjungan ulang.
• Pelacakan pasien mangkir (2 dosis tahap intensif &
3 dosis (1 minggu) fase lanjutan
• Penanggulangan efek samping obat.
• Penanggulangan masalah lain yang terkait
• PMO
PENJELASAN TERHADAP PENDERITA DAN
KELUARGANYA
1. Apanya yang sakit
2. Penyebabnya
3. Penularannya
4. Rencana pengobatan
5. Lamanya pengobatan
6. Cara makan obat
7. Kemungkinan efek samping obat
8. Melaporkan kepada dokter / petugas jika mengalami efek samping yang
tidak bisa ditolerir
9. Jangan sekali-kali menghentikan pengobatan sebelum disuruh dokter
10. Walaupun keluhan sudah hilang semuanya, tidak berarti penyakit sudah
sembuh
PEMANTAUAN PENGOBATAN
KATAGORI 1 1 2 3 4 5 6 AP
2 HRZE /
4 H3R3 (+) (-) (-) (-) SEMBUH
(+) (+) Gagal Katagori 1
sisipan 3 4 5 6 7 AP
KATAGORI 2 1 2 3 4 5 6 7 8 AP
2 HRZES/HRZE/
5 H3R3E3 (+) (-) (-) (-) SEMBUH
(+) (+) Kronik
sisipan 4 5 6 7 8 9 AP
KATAGORI 1 1 2 3 4 5 6 AP
2 HRZE /
4 H3R3 (-) (-) PENGOBATAN LENGKAP
(+) Gagal Katago1
Hasil Pengobatan Pasien TB BTA positif
1. Sembuh
– Pasien telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap dan
pemeriksaan ulang dahak (follow-up) hasilnya negatif pada AP dan pada
satu pemeriksaan follow-up sebelumnya.
2. Pengobatan Lengkap
– Adalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap
tetapi tidak memenuhi persyaratan sembuh atau gagal.
4. Gagal
– Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali
menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan
Hasil Pengobatan Pasien TB BTA positif
5. Meninggal
– Adalah pasien yang meninggal dalam masa
pengobatan karena sebab apapun
6. Pindah
– Adalah pasien yang pindah berobat ke unit dengan
register TB 03 yang lain dan hasil pengobatannya tidak
diketahui..
PENANGANAN PUTUS BEROBAT
• Kurang dari 1 bulan : lanjutkan !!!
• Antara 1 – 2 bulan : Obat lanjut dan ambil SPS:
– SPS neg : Lanjutkan pengobatan
– SPS (+) : OAT < 5 bln : Lanjut dan periksa pd 5 bln.
OAT > 5 bln : Pindah katagori !!!
Meningitis TB
TB milier dengan atau tanpa meningitis
TB dengan Pleuritis eksudativa
TB dengan Perikarditis konstriktiva.
Efek
samping
Berat
Penatalaksanaan pasien dengan efek
samping “gatal dan kemerahan kulit”:
1. singkirkan dulu kemungkinan penyebab lain.
2. Berikan dulu anti-histamin, sambil meneruskan
OAT dengan pengawasan ketat.
(Gatal-gatal tersebut pada sebagian pasien hilang )
3. Bila keadaan pasien malahan terjadi suatu
kemerahan kulit, hentikan semua OAT tunggu
sampai kemerahan kulit tersebut hilang.
4. Jika gejala efek samping ini bertambah berat,
pasien perlu dirujuk
Bila jenis obat penyebab efek
samping itu belum diketahui,
maka
• Pemberian kembali OAT harus dengan cara “drug
challenging” dengan menggunakan obat lepas.
89
EFEK TOKSIK OBAT PADA HATI
1. Teori toksik langsung (predictable
hepatotoxicity) melalui perantaraan hasil
metabolisme obat yang terikat secara
kovalen dengan protein sel hati
2. Teori hipersensitiviti/idiosinkrasi
(Unpredictable hepatotoxicity) reaksi
imunologis terhadap obat
90
ISONIAZID (INH)
INH tidak toksik untuk hati
Kekerapan : 1 - 2% (4% usia > 65 tahun)
Dugaan produk metabolit asetilasi
75-95% INH dieksresi dlm bentuk metabolit (asetil isoniazid,
asam nikotinat, isonikotinil glisin, isonikotinil hidrazon dan N-
metil isoniazid)
Faktor genetik mempengaruhi kec. metabolisme
Perbedaan kec.asetilasi tidak mempengaruhi efektiviti atau
toksisiti INH
kadar transaminase terjadi 20% pasien yang mendapat
INH, tapi hanya 0,2 – 5 % yang disertai tanda HIO
Asetilasi cepat mono asetil hidrasin lebih cepat dirubah
diasetilhidrazin eksressi
91
RIFAMPISIN (RIF)
93
ETAMBUTOL
94
FAKTOR RISIKO
• Usia > 50 tahun • Penyakit hati kronik
• Malnutrisi • Perempuan > laki-laki
• Genetik • Alcoholism
• TB yang berat, klinis • IV drug use
hepatitis (+) tapi OAT
masih diberikan
95
MANIFESTASI KLINIS
• Malaise • Hepatomegali ringan
• Fatique • Ikterus
• Anoreksia • Urine spt air teh
• Mual • SGOT (AST)
• Muntah • SGPT
• Nyeri epigastrium • Bilirubin
96
KRITERIA DIAGNOSIS
• Gejala klinik hepatitis
• SGOT dan SGPT :
– > 150 IU/L (3 x pemeriksaan berurutan)
atau
– > 250 IU/L ( 1x pemeriksaan)
• Ikterus nyata / bilirubin total > 3,4 mmol/L
• Petanda serologi virus hepatitis negatif
PENATALAKSANAAN (1)
100
Paduan obat yang
direkomendasikan (1)
1) Pengobatan tanpa PZA
2RHE(S)/ 6RH.
altermnatif.
9 RE / 3 HE atau 2 SHE/10 HE
2. Pengobatan tanpa INH
fase awal : 2RZE
fase lanjutan:(4 bulan) RZE
101
Paduan obat yang
rekomendasikan (2)
102
Regimen OAT yang
Direkomendasikan Untuk
Hepatitis Akut
• Tunda OAT sampai hepatitis akut
mereda
• OAT sangat dibutuhkan 3 SE
• Hepatitis akut mereda 6 RH
• Hepatitis tidak mereda 9 SE
103
STRATEGI “DOTS”
pada penatalaksanaan
TB
STRATEGI “DOTS”
pada penatalaksanaan TB
DOTS = Directly observed treatment short course.
Prinsipnya :
Menjamin seluruh dosis obat yang telah direncanakan
dimakan oleh penderita.
Idealnya :
Setiap dosis obat dimakan oleh penderita di depan petugas
Principle of dots
5 ELEMEN STRATEGI DOTS
Komitmen politis
Jaminan 1
Ketersediaan OAT Diagnosa dengan
Yg bermutu mikroskop
4 2
3
5
Directly Observed
Treatment Short-course
Monitoring dan Pengobatan
evaluasi jangka pendek dgn
pengawasan langsung
108
Tujuan Program
Menurunkan kesakitan dan kematian menyediakan akses
Memutuskan rantai penularan penemuan & pengobatan
Mencegah terjadinya kebal obat.
Target:
Penemuan TB (BTA +) baru, 70% dari perkiraan pasien ,
Penyembuhan sedikitnya 85% dari TB baru yg diobati.
Sedangkan Millenium Development Goals (MDGs) menargetkan
pada tahun 2015 angka insidensi dan kematian akibat TB dapat
diturunkan sebesar 50% dibanding tahun 1990.
Target Indikator
Prevalensi
Kematian
500
450
TB prevalence and mortality
400
per 100,000 population
2015
350
target
300
250
200 2015
150 target
100
50
0
prevalence mortality
1990 443 92
2007 244 39
2015 target 222 46
60 53
49
50 44 43
40
31
29
30
21
16
20 12
10
0
JAWA Sumatra KTI
114
Form pencatatan TB
TB 01 kartu kontrol pengobatan
TB 02 kartu kunjungan
TB 03 pencataan rekapan pasientan gdiobati
TB 04 pencatatan Laboratorium
TB 05 formulir pemeriksaan Sputum
TB 06 form pencatatan suspek
TB 07 laporan triwulan penemuan kasus baru
dan kambuh
TB 08 laporan hasil pengobatan
TB 09 form rujukan pasien pindah berobat
TB 10 laporan hasil pengobatan pasien
pindahan
TB 11 laporan tiwulan pemeriksaan sputum
Urutan pencatatan di Unit
Pelayanan Kesehatan
TB -- 06.
TB -- 05.
TB -- 04.
TB – 01. 02
TB -- 03
Proses pencatatan-pelaporan UPK-
Kab./Kota-Propinsi.
–TB-07, TB-11, TB-08.
Poliklinik/ 1 Suspek
bangsal
TB. 10
TB. 06
UPK lain
2 Diagnosis
4 4b TB. 09
TB. 05
Pasien TB
3 TB. 01 TB. 02 Pelaporan tingkat kabupaten
dan propinsi
Labor
TB. 04 5 TB. 03 6
TB. 07
Dahak SPS
TB. 08
TB. 11
Pelaporan pencapaian program TB
pertriwulan ke Dinas Kesehatan DINAS KESEHATAN KOTA
PROGRAM TB NASIONAL TB 06
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Catatan : A = Slide dahak sewaktu pertama, B= Slide dahak pagi, C = Slide dahak Sewaktu kedua
1. TB-06 hanya untuk mencatat suspek dan hasil
pemeriksaan lab.
2. BTA positip. Dari TB 06 atau BTA neg dgn RO
positif dibuatkan pencatatan TB-01
3. Dua macam TBC yang tidak melalui pencatatan TB-06
adalah TBC ekstra paru dan TBC anak. – langsung
TB 01
4. TB-01 yang telah dibuat selanjutnya berfungsi sebagai
pengumpul pencatatan selama pengobatan sampai akhir
pengobatan.
5. Hasil pemeriksaan. lab. follow-up dan setelah
mangkir tidak tercatat pada TB-06 tetapi langsung
kembali kepada TB- 01, oleh karena awal permintaan
berasal dari TB-01.
TB 05 adalah Format pengantar permintaan
pemeriksaan mikroskopis untuk diagnosis, follow
up dan mangkir.
121
TB-01 [a
konfirmasi
informasi
Penderita, OAT,
TB.01(kopi), surat
rujukan (TB.09)
Rumah Sakit Puskesmas
(TB.09)
127
5/5/2018 dr. H Aminul Azwar Fas_Nas 127
LANGKAH-2 PENERAPAN DOTS (1)
TIM DOTS
UNIT DOTS
Laboratorium