You are on page 1of 24

Tahun ajaran 2017/2018

EMULSI
DISUSUN OLEH :
TRI INDAH LESTARI
Emulsi

 Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya


terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
Jika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air
merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak
dalam air. Sebaliknya, jika air atau larutan air yang merupakan
fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan
fase pembawa, sistem ini disebut emulsi air dalam minyak.
Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi
yang mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetes kecil menjadi
tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang
memisah.( Farmakope Indonesia Edisi V).
 Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan
pengemulsi yang disebut emulgator (emulsifying agent)
yang dapat mencegah koalesensi, yaitu penyatuan
tetesan kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi
satu fase tunggal yang memisah (Syamsuni, 2007).
Emulsi
 Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan
kecil.

 Emulsi minyak-dalam-air diberi tanda sebagai emulsi


“m/a”
Dan emulsi air-dalam minyak dikenal sebagai emulsi
“a/m”
Komponen Emulsi

1. Komponen Dasar
adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam
emulsi. Terdiri atas :
 Fase dispers/ fase internal / fase discontinue yaitu zat cair yang
terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain.
 Fase continue / fase external / fase luar yaitu zat cair dalam
emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari
emulsi tersebut.
 Emulgator Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
2. Komponen Tambahan
 Merupakan bahan tambahan yang sering
ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil
yang lebih baik. Misalnya corrigen saporis, corrigen
odoris, corrigen colouris, preservative (pengawet)
dan anti oksidan. Preservative yang digunakan
Antara lain metil dan propil paraben, asam benzoat,
asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol,
benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas, dan
 Antioksidan yang digunakan Antara lain asam
askorbat, a-tocopherol, asam sitrat, propil gallat,
asam gallat.
Macam-macam emulsi

Oral
 Umumnya emulsi tipe o/w, karena rasa dan bau
minyak yang tidak enak dapat tertutupi, minyak bila
dalam jumlah kecil dan terbagi dalam tetesan-
tetesan kecil lebih mudah dicerna.
Topikal
 Umumnya emulsi tipe o/w atau w/o tergantung
banyak faktor misalnya sifat zatnya atau jenis efek
terapi yang dikehendaki. Sediaan yang
penggunaannya di kulit dengan tujuan menghasilkan
efek lokal.
 Injeksi
 Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi
atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan,
yang disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam
kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.Contoh :
Vit. A diserap cepat melalui jaringan, bila diinjeksi
dalam bentuk emulsi. (Syamsuni, A. 2006)
Proses terjadinya emulsi

Teori Tegangan Teori Oriented- Teori Interfacial Electric Double


Permukaan Wedge Film Layer
• Menurunkan • Emulgator • Emulgator • Minyak yg
tegangan mempunyai ‘menyelimuti’ terdispersi dalam
permukaan lalu bagian hidrofil partikel fase air , lapisan air
tercampur dan lipofil, yg dispers yg langsung
(kohesi = sejenis) menjadi batas (film/selaput berhubungan
pengikat air dan emulgator) yg dgn minyak akan
minyak berfungsi bermuatan
mencegah sejenis,
kontak dan selanjutnya
koalesen dari bermuatan
fase terdispersi berlawanan
dengan bagian yg
depannya
menjadi tolak
menolak.
Tujuan Pemakaian Emulsi

 Dipergunakan sebagai obat dalam / per oral. Umumnya emulsi


tipe o/w.
 Dipergunakan sebagai obat luar.
Bisa tipe o/w maupun w/o tergantung banyak faktor misalnya
sifat zat atau jenis efek terapi yang dikehendaki.
Pembuatan emulsi

 Metode gom kering atau metode continental


Zat pengemulsi ( gom arab ) dicampur dengan minyak, kemudian tambahkan
air untuk pembentukan corpus emulsi, baru di encerkan dengan sisa air yang
tersedia.
 Metode gom basah atau metode Inggris
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air ( zat pengemulsi umumnya
larut ) agar membentuk suatu mucillago, kemudian perlahan-lahan
minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu baru
diencerkan dengan sisa air.
 Metode botol atau metode botol forbes
Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak
dan mempunyai viskositas rendah ( kurang kental ). Minyak dan
serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian
ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian campuran tersebut
dikocok kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok
Jenis Emulgator
ALAM Buatan / sintesis
Tumbuhan
1. Gom Arab, Sabun
2. Tragakan Tween
3. Agar-agar Span

Mineral
1. Veegum
2.bentonit

Hewani
1. Kuning telur
2. Adeps lane
Mekanisme Kerja Emulgator

 Penurunan Tegangan Permukaan


Peranan zat pengemulsi sebagai batang antarmuka adalah yang
paling penting. Ini dapat dilihat dengan jelas bila seseorang
memperhatikan bahwa banyak polimer dan padatan yang terbagi
halus, tidak efisien dalam menurunkan tegangan antarmuka,
membentuk pembatas antarmuka yang baik sekali, bertindak
untuk mencegah penggabungan dan berguna sebagai zat
pengemulsi.
 Pembentuk Lapisan Antarmuka
bertindak sebagai suatu penghalang mekanik. Baik terhadap
adhesi maupun menggabungnya tetesan – tetesan emulsi
 Penolakan listrik
lapisan yang sama atau serupa dapat menghasilkan gaya listrik
tolak antara tetesan yang mendekat. Penolakan ini disebabkan
oleh suatu lapisan listrik rangkap yang dapat timbul dari gugus –
gugus bermuatan listrik yang mengarah pada permukaan bola –
bola yang teremulsi m/a yang distabilkan dengan sabun Na.
Potensial yang dihasilkan oleh lapisan rangkap tersebut
menciptakan suatu pengaruh tolak menolak antara tetesan –
tetasan minyak, sehingga mencegah penggabungan
Tabel HLB

HARGA HLB kegunaan


1-3 Anti foaming agent

4-6 Emulgator tipe w/o

7-9 Bahan pembasah ( wetting agent )

8-18 Emulgator tipe o/w

13-15 Detergent

10-18 Kelarutan
Kesetabilan emulsi dapat terjadi melalui
beberapa jalan
Evaluasi Emulsi

 Organoleptis
 Warna, bau, rasa

 Volume terpindahkan
 Uji pH
 ALT (Uji angka lempeng total) dan AKK (Uji angka
kapang/khamir)
 Visikositas
 Homogenitas
Keuntungan dan kerugian emulsi

KEUNTUNGAN KERUGIAN
Menutupi rasa minyak Sediaan emulsi kurang
yang tidak enak praktis daripada sediaan
tablet
Lebih mudah dicerna dan Sediaan emulsi mempunyai
diabsorpsi stabilitas yang rendah
daripada sediaan
Memperbaiki penampilan Takaran dosisnya kurang
sediaan teliti
Meningkatkan stabilitas
obat yang lebih mudah
terhidrolisa dalam air
Contoh sediaan emulsi

 Minyak ikan
 Indikasi : memelihara daya tahan tubuh dan memenuhi kebutuhan
vit A dan D
 Tipe : M/A
 Kocok dahulu sebelum pemakaian
Contoh resep
1. Siapkan alat dan bahan
2. Kalibrasi botol 30 ml
3. Pembuatan cmc
Ukur air panas sebanyak 2 ml masukan ke dalam mortir
Timbang cmc sebanyak 0,13 g masukan ke dalam mortir Aduk sampai
terbentuk mucilago
4. Ambil iecoris aselli sebanyak 13,9 g dengan cawan penguap masukan
kedalam mortir sedikit sedikit sampai homogen
5. Ambil glycorelum ,39 g ml dengan cawan penguap masukan ke mortir
aduk homogen
6. Di masukan bahan yang sudah homegen ke dalam botol
7. Teteskan Oleum cinamomi 1 tetes, ad dengan aquadest
8. Tutup botol kemudian kocok
Suspensi injeksi

Indikasi : induksi dan pemeliharaan anestesi


umum; sedasi penderita yang diberi napas buatan
(ventilated) dan mendapat perawatan intensif,
digunakan hingga 3 hari
Kesimpulan

 Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
 Terdiri dari fase A/M dan M/A
 Sediaan emulsi terbagi menjadi oral, topikal, dan injeksi
 Cara pembuatan emulsi ada
 Metode gom kering
 Metode gom basah
 Metode botol

 Emuglator emulsi ada dua yaitu alami dan buatan


 Mekanisme kerja emuglator
-Penurunan tekanan permukaan
-Pembentukan antar muka
-Penolakan listrik
TERIMAKASIH

You might also like