Professional Documents
Culture Documents
A. Definisi
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa
bahan penambahan bahan pewangi, dan zat obat. Sirup merupakan alat yang menyenangkan
untuk pemberian suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak, sirup efektif
dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak biasanya menghilangkan
keengganan pada anak-anak untuk meminum obat (Ansel, 1989).
Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat
pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang
minimal mengandung 50% sakarosa adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai
kelarutan dalam air yang cukup (Lachman dkk., 1994).
Jenis obat yang diberikan dalam bentuk sirup-sirup obat yang sering ditemukan
adalah antitusif dan antihistamin. Ini tidak berarti bahwa jenis obat-obat lainnya tidak ada
yang diformula menjadi sirup, tentu saja banyak macam zat-zat obat dapat ditemukan dalam
bentuk sirup dalam compendia resmi dan diantara produk-produk dagang yang banyak. Sirup
(Sirupi) adalah merupakan larutan jernih berasa manis yang dapat ditambahkan Gliserol,
Sorbitol, Polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit dengan maksud untuk meningkatnya
kelarutan obat dan menghalangi pembentukan hablur sukrosa. Kadar sukrosa dalam sirup
adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain. Larutan gula yang encer, merupakan medium
pertumbuhan bagi jamur, ragi, dan bakteri (Anief,1994).
B. Komponen dari Sirup
1. Gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk memberi rasa
2. Pengawet antimikroba
3. Pemberi Rasa
4. Pewarna
I. Definisi Sediaan
Farmakope Indonesia Ed. III. 1979
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung
selain obat juga zat tambahan seperti gula dan atau pemanis lainnya, zat warna, zat
wewangi dan zat pengawet; digunakan sebagai obat dalam.
Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk meningkatkan
kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai
pengganti gula dapat digunakan sirop gula.
Farmakope Indonesia Ed. IV. 1995
o Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut, misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul – molekul dalam larutan
terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya
memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika
larutan diencerkan atau dicampur.
o Bentuk sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiannya, misalnya
larutan oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma,
pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven air.
o Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan
sebagai sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup
atau sirup simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk
sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi
oral.
o Disamping sukrosa dan gula lain, senyawa poli-ol tertentu seperti sorbitol dan
gliserin dapat digunakan dalam larutan oral untuk menghambat penghabluran
dan untuk mengubah kelarutan, rasa dan sifat lain zat pembawa. Umumnya juga
ditambahkan antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi.
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven dinyatakan sebagai
eliksir.
a. Aturan Umum/Persyaratan/Karakter
1. Mempertinggi kelarutan zat berkhasiat
2. Agar homogenitas lebih terjamin
3. Zat berkhasiat lebih mudah terabsorbsi dalam keadaan terlarut
4. Sediaan berasa manis dan aroma lebih sedap
5. Dapat digunakan oleh orang yang sukar menelan obat seperti anak-anak
(pediatrik) dan orang tua (geriatrik).
Kekurangan :
Voluminus, susah untuk diangkut atau disimpan
1. Stabilitas dalam bentuk larutan lebih jelek dibanding dalam bentuk tablet atau kapsul
terutama bila zat mudah terhidrolisis.
2. Larutan mudah ditumbuhi mikroorganisme.
3. Ketepatan dosis tergantung pada kemampuan pasien menakar.
4. Rasa obat yang kurang enak akan lebih terasa dalam bentuk larutan dibanding dalam
bentuk tablet. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang
kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah sehingga kurang efektif dalam
menutupi rasa obat dibanding dengan sirup.
5. Beberapa obat yang mengandung bau yang kurang menyenangkan sukar ditutupi.
6. Memerlukan alat sendok untuk pemberian dosisnya
7. Jika terjadi wadah obat bentuk larutan pecah maka isi akan terbuang semua.