You are on page 1of 39

BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN| UNIVERSITAS HASANUDDIN Refarat


MAKASSAR September 2017
2017

BUNUH BAYI
DISUSUN OLEH :
Muslim Amaluddin C 111 12 102
Tirza Yustianah L C 111 12 106
Sitti Aminah C 111 12 107

RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Olfi Susan Tumbol

SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Cahyono Kaelan, Sp.PA(K), Ph.D, Sp.S, DFM

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
SKDI PERSPECTIV
Definisi
Bunuh Bayi adalah Pembunuhan yang dilakukan oleh
ibu kandungnya terhadap anaknya sendiri, segera atau
beberapa saat setelah di lahirkan , karena takut
diketahui ia telah melahirkan anak.

Budianto A. Dkk. Pembunuhan Anak Sendiri Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indones 1997. p. 165-76
Di Indonesia
Infanticide dikhususkan dalam dua bagian yaitu
kinderdoodslag dan kindermoord yang didasarkan atas
motif takut ketahuan melahirkan anaknya .

Kinderdoodslag adalah dilakukan tanpa rencana


sedangkan kindermoord dilakukan atas rencana

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentar


Lengkap Pasal Demi Pasal.Politeia. Bogor. 1995. P240-44.
Kriteria Dikatakan Pembunuhan Anak Sendiri

• Pelaku merupakan ibu kandungnya


• Korban adalah anak kandung
• Takut ketahuan telah melahirkan anak
• Dilakukan ketika dilahirkan atau tidak berapa lama
setelah dilahirkan

Budianto A. Dkk. Pembunuhan Anak Sendiri Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indones 1997. p. 165-76
Kriteria Pembunuhan Anak Sendiri
 Bayi harus dilahirkan hidup setelah seluruh tubuhnya
keluar dari tubuh ibu (separate existence).
 Bila bayi lahir mati kemudian dilakukan tindakan
membunuh, maka hal ini bukanlah pembunuhan anak
sendiri.

Budianto A. Dkk. Pembunuhan Anak Sendiri Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indones 1997. p. 165-76
Pembunuhan Anak (Resnick)

Filicide : Infanticide:
Pembunuhan anak usia ≤18 Pembunuhan anak umur ≤1 Neonaticide :
tahun dengan pelaku adalah tahun yang dilakukan oleh Pembunuhan anak usia ≤1
orangtua, ibu/ayah tiri, orangtua, ibu/ayah tiri, hari yang dilakukan oleh
penjaga maupun pacar sang penjaga maupun pacar sang ibunya sendiri
ibu. ibu.

Wooster OH. About Children: Filicide, infanticide and neonaticide. The Daily record. October 2010..
West, Sara G. An Overview of Filicide. Psychiatry (February Edition). 2007.
Faktor Resiko
• Jenis kelamin
• Faktor ekonomi
• Abnormalitas kongenital

Michael Craig. Journal of The Royal Society of Medicine Vol.9 : Perinatal Risk Factor for Neonaticide
and Infant Homicide: Can We Identify Those at Risk ?, 2004
Pemeriksaan FORENSIK pada Bayi
1. Lahir Hidup atau Lahir Mati ?
• Lahir Hidup (Live birth) : keluar atau dikeluarkannya hasil
konsepsi yang lengkap, yang setelah pemisahan, bernapas atau
menunjukkan tanda kehidupan lain tanpa mempersoalkan usia
gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong dan plasenta
dilahirkan
• Lahir Mati (Still Birth) : kematian hasil konsepsi sebelum
keluar atau dikeluarkan dari ibunya, tanpa mempersoalkan
usia kehamilan (baik sebelum ataupun setelah kehamilan
berumur 28 minggu dalam kandungan)
Hoediyanto, Hariandi A. Pembunuhan Anak (Infanticide). Dalam Ilmi Kedokteran Forensik dan
Medikolegal. Fakultas Kedokteran Airlangga: Surabaya. Edisi 7. p.302-10
Kematian ditandai oleh :
Janin yang tidak bernapas atau tidak menunjukkan
tanda kehidupan lain, seperti denyut jantung, denyut
nadi tali pusat, atau gerakan otot rangka

Budiyanto A, dkk. Pembunuhan Anak Sendiri dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Kedokteran Forensik FKUI.
1997:hal.165-76.
• Pemeriksaan makroskopik paru
Paru-paru mungkin masih tersembunyi di belakang
kandung jantung atau telah mengisi rongga dada
Pernah bernafas Tak pernah bernafas

● Paru-paru mengisi seluruh ● Paru-paru kollaps


rongga dada
● Massa paru Spongious ● Padat
● Tepi Paru Tumpul ● Tajam
● Terdapat krepitasi ● Tidak ada krepitasi
● Warna : Merah muda & ada ● biru keabu-abuan merata
gambaran mozaic
Budiyanto A, dkk. Pembunuhan Anak Sendiri dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Kedokteran Forensik FKUI.
1997:hal.165-76.
Test Apung Paru
Syarat : Belum ada pembusukan lanjut.
Test Apung Paru POSITIF :

Bayi pernah bernafas karena adanya udara residu dalam aveoli.

Test Apung Paru NEGATIF :

• Bayi lahir tak pernah bernafas


• Adanya pernafasan yang dangkal kemudian diserap jaringan paru.
• Bayi sudah mengalami pembusukan tingkat lanjut.

Budiyanto A, dkk. Pembunuhan Anak Sendiri dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Kedokteran Forensik FKUI.
1997:hal.165-76.
• Uji Apung Paru
o Jika paru tenggelam, si anak dianggap lahir mati sedangkan
apabila mengapung berarti si anak lahir hidup
o Dilakukan dengan teknik tanpa sentuh (no touch
technique)

Budiyanto A, dkk. Pembunuhan Anak Sendiri dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Kedokteran Forensik FKUI.
1997:hal.165-76.
• Mikroskopik paru-paru
o Fiksasi dengan larutan formalin 10% sesudah 12
jam, dibuat irisan melintang
o Fiksasi 48 jam → pewarnaan HE bila paru telah
membusuk → pewarnaan Gomori atau Ladewig
o Bisa didapatkan cairan amnion atau mekonium
Pewarnaan HE terdapat gambaran alveoli kiri yang sebagian besar sudah
melebar pada pembesaran 40x
Mikroskopik Paru-Paru
Sudah bernapas Belum bernapas

Padurai , Andrei. Infanticide. Neonaticide. Medicolegal Examination of Newborn Cadavers (Guidline). 2015
2. Apakah terdapat tanda perawatan?
• Tali Pusat
o Tali pusat telah terikat, diputuskan dengan gunting
atau pisau lebih kurang 5 cm dari pusat bayi dan diberi
obat antiseptik
o Kadang ibu menyangkal pembunuhan → partus
presipitatus
o Partus presipitatus → Tali pusat akan terputus dekat
perlekatannya pada uri atau pusat bayi dengan ujung
yang tidak rata
Bayi lengkap dengan placenta dan tali pusat yang masih menempel
(tidak ada tanda-tanda perawatan)
• Verniks kaseosa (lemak bayi)
Pada bayi yang dibuang ke dalam air,verniks tidak akan
hilang seluruhnya dan masih dapat ditemukan di daerah
lipatan kulit, ketiak, belakang telinga, lipat paha dan lipat
leher.
• Pakaian
Perawatan terhadap bayi antara lain memberi pakaian atau
penutup tubuh pada bayi

Budiyanto A, dkk. Pembunuhan Anak Sendiri dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Kedokteran Forensik FKUI.
1997:hal.165-76.
3. Menentukan umur bayi ?
Penentuan umur bayi dalam kandungan menurut rumus De
Hass :
• 5 bulan I, panjang kepala – tumit (cm) = kuadrat umur
gestasi (bulan)
• Selanjutnya panjang kepala-tumit (cm) = umur gestasi
(bulan) x 5

Budiyanto A, dkk. Pembunuhan Anak Sendiri dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Kedokteran Forensik FKUI.
1997:hal.165-76.
Penentuan Umur Bayi Ekstrauterin
• Udara dalam saluran cerna
o Lambung atau duodenum hidup → beberapa saat
o Usus halus → 1-2 jam
o Usus besar → 5-6 jam
o Rectum → 12 jam
• Mekonium dalam kolon
Mekonium dalam kolon akan keluar dalam waktu 24
jam setelah lahir

Budiyanto A, dkk. Pembunuhan Anak Sendiri dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Kedokteran Forensik FKUI.
1997:hal.165-76.
• Perubahan tali pusat
o tali pusat akan mengering → 6-8 hari akan terjadi
proses penyembuhan luka yang sempurna bila tidak
terjadi infeksi dalam waktu 15 hari
o Mikroskopik → reaksi inflamasi setelah 24 jam → sel-
sel leukosit berinti banyak, sel-sell limfosit dan
jaringan granulasi

Budiyanto A, dkk. Pembunuhan Anak Sendiri dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Kedokteran Forensik FKUI.
1997:hal.165-76.
Penyebab Kematian ?
Paling sering : Asfiksia Mekanik
Seperti : penjeratan, pencekikan dan pembekapan serta
membenamkan ke dalam air :
Yang harus di perhatikan :
• Adanya tanda-tanda mati lemas ?
• Keadaan mulut dan sekkitarnya ?
• Keadaan di daerah leher dan sekitarnya ?
• Adanya luka-luka tusuk atau luka sayat ?
• Adanya tanda-tanda terendam seperti tubuh yang basah
dan berlumpur, telapak tangan dan telapak kaki yang pucat
dan keriput ?
Bila sudah ditemukan tanda-tanda bayi lahir hidup
(sudah bernapas), maka harus ditentukan penyebab
kematiannya. Bila terbukti bayi lahir mati (belum
bernapas) maka ditentukan sebab lahir mati atau sebab
mati antenatal atau sebab mati janin (fetal death).

Budiyanto A, dkk. Pembunuhan Anak Sendiri dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Kedokteran Forensik FKUI.
1997:hal.165-76.
Kematian karena tindakan pembunuhan :
• Pembekapan (sufokasi)
• Penjeratan (strangulasi)
• Penenggelaman (drowning)
• Kekerasan tumpul pada kepala
• Kekerasan tajam
• Pembakaran
• Keracunan

Dolinak D et all. Forensic Pathology Principles and Practice. Elsevier Academy Press USA.2005 p:371-93.
DiMaio V.J. Forensic Pathology Second Edition : Neonaticide, infanticide and child homicide. CRC Press LLC.2001.
Bab 12.
• Cara paling sederhana, konvensional, dan paling sering pada
kasus pembunuhan anak sendiri adalah dengan pembekapan.

• Pembekapan dapat dilakukan dengan meletakkan tangan pada


muka, menutup hidung dan mulut dengan benda misalnya
dengan bantal atau meletakkan korban pada kantung plastik.

• Metode lain yang jarang digunakan adalah pencekikan, mengisi


mulut dengan kain lap atau tissue toilet, menenggelamkan bayi,
melempar anak dari atas gedung, dan menelantarkan anak

Dolinak D et all. Forensic Pathology Principles and Practice. Elsevier Academy Press USA.2005 p:371-93.
DiMaio V.J. Forensic Pathology Second Edition : Neonaticide, infanticide and child homicide. CRC Press LLC.2001.
Bab 12.
Pemeriksaan FORENSIK pada Ibu
• Tanda baru melahirkan anak
• Tanda berapa lama telah melahirkan
• Mencari tanda-tanda partus precipitates
• Mencocokkan waktu partus ibu dengan waktu lahir
anak
• Memeriksa golongan darah ibu dan anak
TINJAUAN HUKUM
Dalam KUHP, pembunuhan bayi tercantum didalam
bab kejahatan terhadap nyawa orang :
Pasal 341 : Seorang ibu karena takut akan
ketahuan melahirkan anak pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan
sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena
membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara
paling lama 7 tahun.
• Pasal 342 : Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yan
ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan
anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian
merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan
pembunuhan anak sendiri dengan rencana, tindak pidana penjara
paling lama 9 tahun.

• Pasal 343 : kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342
dipandang bagi orang lain yang turut serta melakukan sebagi
pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
• Pasal 305 : Barangsiapa menempatkan seorang anak yang
umurnya belum tujuh tahun untuk ditemukan atau meninggalkan
anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri dari padanya,
diancam pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan.

• Pasal 306 :
(1) jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 305 itu
mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama 7 tahun 6 bulan.
(2) jika mengakibatkan kematian, pidana penjara paling lama 9
tahun.
• Pasal 308 : jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang
tentang kelahiran anaknya, tidak lama sesudah melahirkan,
menempatkan anaknya untuk ditemukan atau meninggalkannya
dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, maka
maksimum pidana tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi
separuh.

• Pasal 181 : Barangsiapa mengubur, menyembunyikan, membawa


lari atau menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan
kematian atau kelahirannya, diancam dengan pidana penjara
selama 9 bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
Kesimpulan
• Pembunuhan anak sendiri adalah pembunuhan yang dilakukan
ibu kandungnya sendiri dan alasan atau motivasi untuk
melakukan kejahatan tersebut adalah karena si ibu takut
ketahuan bahwa ia telah melahirkan anak, oleh karena anak
tersebut adalah sebagai hasil hubungan gelap, yang dilakukan
ketika dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan.
• Penyebab kematian pada pembunuhan anak sendiri adalah mati
lemas (asfiksia). Cara paling sederhana, konvensional, dan
paling sering pada kasus pembunuhan anak sendiri adalah
dengan pembekapan. Pembekapan dapat dilakukan dengan
meletakkan tangan pada muka, menutup hidung dan mulut
dengan benda misalnya dengan bantal atau meletakkan korban
pada kantung plastik.
• Pelaku pembunuhan anak sendiri dapat
dikenakan pidana penjara sesuai dalam pasal
341 dan 342 KUHP.
Terimakasih

You might also like