You are on page 1of 25

Otitis Media Serosa

Definisi

• Otitis Media Serosa/Efusi  keadaan


terdapatnya cairan di dalam telinga tengah
tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif.
• Cairan ini sebagai akibat tekanan negative
dalam telinga tengah yang disebabkan oleh
obstruksi tuba eustachii
Etiologi
• Gangguan fungsi Tuba Eustchius
• Infeksi bakteri
• Alergi
• Status Imunologi
Epidemiologi
• Di Amerika Serikat, diperkirakan 75% anak
mengalami otitis media usia dibawah 3 tahun
• Di Inggris, setidaknya 25% anak usia 3-6 tahun
• 80-90% anak prasekolah pernah menderita OME
• di Negara yang mempunyai 4 musim penyakit ini
di temukan dengan angka insiden dan prevalensi
yang tinggi, rata-rata insiden OME sebesar 14% -
62%
• Di Indonesia jarang ditemukan kerena belum
ada penelitian yang khusus mengenai penyakit
ini, atau tidak terdeteksi karena minimalnya
keluhan pada anak yang menderita OME.
Patofisiologi
1. Gangguan fungsi tuba eustachius
• Menyebabkan mekanisme aerasi ke rongga telinga tengah
terganggu, drainase dari rongga telinga ke rongga nasofaring
terganggu dan gangguan mekanisme proteksi rongga telinga
tengah terhadap refluks dari rongga nasofaring.
• Akibat gangguan tersebut rongga telinga tengah akan
mengalami tekanan negatif.
• Tekanan negatif di telinga tengah menyebabkan peningkatan
permaebilitas kapiler dan selanjutnya terjadi transudasi.
• Selain itu terjadi infiltrasi populasi sel-sel inflamasi dan
sekresi kelenjar.
• Akibatnya terdapat akumulasi sekret di rongga telinga tengah.
• Inflamasi kronis di telinga tengah akan menyebabkan
terbentuknya jaringan granulasi, fibrosis dan destruksi tulang.
• Obstruksi tuba Eustachius yang menimbulkan
terjadinya tekanan negatif di telinga tengah akan diikuti
retraksi membran timpani.
• Orang dewasa biasanya akan mengeluh adanya rasa tak
nyaman, rasa penuh atau rasa tertekan dan akibatnya
timbul gangguan pendengaran ringan dan tinnitus.
• Anak-anak mungkin tidak muncul gejala .
• Berlangsung dalam waktu lama cairan akan tertarik
keluar dari membran mukosa telinga tengah,
menimbulkan keadaan yang kita sebut dengan otitis
media serosa.
• Kejadian ini sering timbul pada anak-anak
berhubungan dengan infeksi saluran nafas atas dan
sejumlah gangguan pendengaran mengikutinya.
2. Infeksi bakteri
• Streptococcus Pneumonia, Haemophilus Influenzae,
Moraxella Catarrhalis dikenal sebagai bakteri
pathogen terbanyak ditemukan dalam telinga
tengah.
• Meskipun hasil yang didapat dari kultur lebih rendah.
• Penyebab rendahnya angka ini diduga karena:
 Penggunaan antibiotik jangka lama sebelum
pemakian ventilation tube akan mengurangi
proliferasi bakteri patogen,
 Sekresi immunoglobulin dan lisosim dalam efusi
telinga tengah akan menghambat proliferasi
patogen,
 Bakteri dalam efusi telinga tengah berlaku sebagai
biofilm
3. Status Imunologi
• Faktor imunologis yang cukup berperan dalam OME
adalah sekretori Ig A.
• Immunoglobulin ini diproduksi oleh kelenjar di
dalam mukosa kavum timpani.
• Sekretori Ig A terutama ditemukan pada efusi
mukoid dan di kenal sebagai suatu imunoglobulin
yang aktif bekerja dipermukaan mukosa respiratorik.
• Kerjanya yaitu menghadang kuman agar tidak kontak
langsung dengan permukaan apitel, dengan cara
membentuk ikatan komplek.
• Kontak langsung dengan dinding sel epitel adalah
tahap pertama dari penetrasi kuman untuk infeksi
jaringan.
• Dengan demikian Ig A aktif mencegah infeksi kuman
4. Alergi
• Dasar pemikirannya adalah analogi embriologik, dimana
mukosa timpani berasal sama dengan mukosa hidung.
• Setidak-tidaknya manifestasi alergi pada tuba Eustachius
merupakan penyebab okulasi kronis dan selanjutnya
menyebabkan efusi.
• Dpenelitian kadar Ig E yang menjadi kriteria alergi atopik, baik
kadarnya dalam efusi maupun dalam serum tidak menunjang
sepenuhnya alergi sebagai penyebab.
• Patogenesis otitis media serosa oleh karena alergi mungkin
disebabkan oleh satu atau lebih dari mekanisme:
 Mukosa telinga tengah sebagai organ sasaran (target organ)
 Pembengkakan oleh karena proses inflamasi pada mukosa
tuba Eustachiu
 Obstruksi nasofaring karena proses inflamasi, dan
 Aspirasi bakteri nasofaring yang terdapat pada sekret alergi
ke dalam ruang telinga tengah.
Klasifikasi
1. Otitis Media Serosa Akut
• Keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba-tiba
yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba.
• Penyebabnya antara lain sumbatan tuba (barotrauma), virus,
alergi dan idiopatik.
• Lebih sering pada dewasa
• Gejala:
 pendengaran yang berkurang,
 ada rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar
lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit,
 terasa seperti ada cairan yang bergerak di dalam telinga
dengan perubahan posisi.
 Rasa nyeri relative.
 Vertigo ringan.
 Dengan otoskop terlihat retraksi membrane timpani.
 Kadang tampak gelembung udara atau permukaan cairan
dalam kavum timpani.
 Tuli konduktif dapat dibuktikan dengan garpu tala.
• Pengobatan dapat dengan medikamentosa dan
pembedahan.
• Dapat diberikan tetes hidung (vasokontriktor lokal),
anti histamine, serta perasat valsava.
• Bila gejala masih menetap setelah 1–2 minggu,
dilakukan miringotomi, dan apabila belum mebaik
dengan miringotomi dapat ditambahkan
pemasangan pipa ventilasi (Grommet).
2. Otitis Media Serosa Kronik (Glue Ear)
• Sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri
dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung
lama.
• lebih sering terjadi pada anak-anak
• Dapat terjadi sebagai gejala sisa dari OMA yang
tidak sembuh sempurna.
• Penyebab lain diduga adanya hubungan dengan
infeksi virus, keadaan alergi atau gangguan
mekanis pada tuba
• sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa
nyeridengan gejala-gejala pada telinga yang
berlangsung lama.
• Sekret pada otitis media serosa kronik dapat kental
seperti lem, maka disebut glue ear
Manifestasi klinis
a. Kehilangan pendengaran atau tuli
b. Telinga terasa penuh
c. Bunyi letupan, berderik atau suara pemotretan
dalam telinga tengah yang terjadi karena tuba
eustachi yang mencoba membuka
d. Membran tynpani tampak kusam (warna kuning
redup sampai abu-abu pada otoskopi
pneumatik)
e. Gelembung udara pada telinga tangah
f. Audiogram menunjukan adanya tuli konduktif
Penegakkan Diagnosis
1. Anamnesis
a. Telinga terasa penuh, terasa ada
cairan (grebeg-grebeg)
b. Pendengaran menurun
c. Terdengar suara dalam telinga
sewaktu menelan atau menguap
2. Pemeriksaan fisik :
a. pemeriksaan fisik memperlihatkan
imobilitas gendang telinga pada penilaian
otoskop pneumatik. Setelah otoskop
ditempelkan rapat-rapat pada liang telinga,
diberikan tekanan positif dan negative.
b. reflek cahaya berubah atau menghilang
c. garpu tala : untuk membuktikan adanya
tuli konduksi
3. Pemeriksaan penunjang (bila tersedia
sarana)
a. Audiogram : tuli konduktif
b. Timpanogram : mengukur gerakan
gendang telinga, ketika cairan didalam
telinga tengah, gerakan gendang telinga
akan terbatas
Penatalaksanaan

Terapi medikamentosa dari otitis media efusi (OME)


termasuk penggunaan antibiotik, steroid,
antihistamin dan dekongestan, serta mukolitik.
Karena otitis media efusi menunjukkan terdapatnya
bakteri patogen, diperlukan pengobatan dengan
antibiotik yang tepat, meskipun bukti yang
menunjukkan hanya bermanfaat untuk jangka masa
pendek.
Operasi menjadi terapi yang paling banyak
diterima untuk otitis media efusi persisten
(OME), dan ini jelas efektif. Intervensi termasuk
miringotomi dengan atau tanpa penempatan
tuba, adenoidektomi, atau keduanya.
Tonsilektomi telah terbukti sedikit bermanfaat
sebagai pengobatan primer dari otitis media
efusi.
Komplikasi
• Infeksi akut telinga
• Kista di telinga tengah
• Kerusakan tetap pada telinga
• Jar.parut di gendang telinga
• Bicara terlambat
Pencegahan
• Hindari iritan seperti asap rokok, yang
dapat mengganggu fungsi tuba eustakius.
• Identifikasi dan menghindari allergen yang dapat
menyebabkan Ome anak Anda.
• Cuci tangan dan mainan
• Gunakan filter udara dan mendapatkan udara
segar untuk
membantu menurunkanpaparan terhadap
kuman udara.
• Jangan gunakan terlalu
banyak antibiotik. Terlalu sering
menggunakan antibiotik
keturunan bakteri semakin resisten.
• Menyusui akan membuat anak kurang rentan
terhadap infeksi telinga selama bertahun-
tahun.
• Vaksin pneumokokus dapat
mencegah infeksi dari penyebab yang
paling umum dari infeksi telinga akut (yang
dapat menyebabkan Ome). Vaksin flu
juga dapat membantu
Prognosis
Otitis media efusi biasanya akan sembuh dengan
sendirinya dalam waktu minggu atau bulan.
Penatalaksanaan yang tepat dapat
mempercepat proses penyembuhan. Selama
cairan masih terakumulasi di tengah telinga,
maka akan mengurangi fungsi pendengaran. Hal
ini dapat mempengaruhi perkembangan bahasa
pada anak-anak. Gangguan ini tidak akan
menjadi ancaman bagi kehidupan tetapi dapat
mengakibatkan komplikasi serius.
Sumber
• Soepardi, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga-Hidung-Tenggorokan Kepala Leher.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2005.
• Efendi, Harjanto; Santoso Kuswidayati. BOIES
Buku Ajar Penyakit THT, Ed.6. Jakarta: EGC.
2005.
• Cody, D dan Thane. R. 1993. Penyakit telinga,
hidung dan tenggorokan. Jakarta : EGC

You might also like