You are on page 1of 60

PPDGJ III / DSM IV

Dr. Lollytha C. Simanjuntak, SpKJ., MMRS


GANGGUAN MENTAL ORGANIK /GMO
( F00 – F 09)
A. Sindroma otak organik
Salah satu dari gejala berikut
– Delirium dan demensia
– Sindrom amnestik dan halusinasi
– Sindrom waham organik
– Sindrom efektif organik
– Sindrom kepribadian organik
– Intoksikasi dan sindrom out use zat.
B. Adanya faktor organik spesifik yang dinilai secara etiologi
berhubungan erat dengan gangguan mental itu, atas dasar
riwayat penyakit pemeriksaaan fisik dan laboratorium
misalnya :
– Penyakit primer pada otak.
– Penyakit sistemik yang secara sekunder mempengaruhi
otak.
– Zat toksik yang mempengaruhi otak langsung, atau
berpengaruh dalam jangka waktu panjang.
– Sindrom putus zat pada seseorang yang tergantung secara
faali.
C. Gangguan itu demikian parahnya, hingga
menganggu fungsi sosial atau pekerjaan

Diagnosa Banding :
• Gangguan psikotik non organik
• Proses normal usia lanjut.
• Gangguan buatan dengan gejala psikologis
DELIRIUM
• Suatu sindrom yang ditandai dengan
gangguan kesadaran dan kognisi yang terjadi
secara akut dan berfluktuasi.
• Delirium Akibat Kondisi Medis Umum
• Delirium Akibat Intoksikasi Zat
• Delirium Akibat Putus Zat
• Delirium Akibat Etiologi Beragam
• Delirium Yang Tidak Dapat Dispesifikasi
KRITERIA DIAGNOSIS
A. Gangguan kesadaran (berkurangnya kejernihan
kewaspadaan terhadap lingkungan yang ditandai
dengan berkurangnya kemampuan memfokuskan,
mempertahankan dan mengalihkan perhatian
B. Adanya perubahan dalam kognisi (defisit memori,
disorientasi, gangguan berbahasa) atau gangguan
persepsi yang tidak dikaitkan dengan demensia.
C. Gangguan psikomotor berupa hipoaktivitas atau
hiperaktifitas, pengalihan aktivitas yang tidak terduga,
waktu bereaksi yag lebih panjang, arus pembicaraan
yang bertambah atau berkurang, reaksi terperanjat
yang meningkat.
D. Gangguan siklus tidur berupa insomnia atau
pada kasus yang berat tidak dapat tidur sama
sekali atau tidurnya terbalik yaitu mengantuk di
siang hari. Gejala memburuk pada malam hari
dan mimpi yang mengganggu atau mimpi buruk
yang dapat berlanjut menjadi halusinasi setelah
bangun tidur.
E. Gangguan emosional berupa depresi, ansietas,
takut, lekas marah, euforia, apatis dan rasa
kehilangan akal.
DEMENSIA (F00-F03)
• Merupakan sindrom akibat penyakit otak, bersifat kronik
progresif, ditandai dengan kemunduran fungsi kognitif
multipel yaitu fungsi memori, afasia, apraksia, agnosis dan
fungsi eksekutif. Kesadaran pada umumnya tidak terganggu.
Adakalanya disertai gangguan psikologik dan perilaku.
Berdasarkan etiologinya Demensia dibedakan menjadi :
• Demensia pada penyakit Alzheimer
• Demensia Vaskular
• Demensia pada penyakit Pick
• Demensia pada penyakit Creutfeld-Jacob
• Demensia pada penyakit Huntington
• Demensia pada penyakit Parkinson
• Demensia pada penyakit HIV/AIDS
KRITERIA DIAGNOSIS
• Demensia adalah sindroma disebabkan gangguan di otak,
umumnya berlangsung kronis atau progresif ditandai oleh
beragam gangguan fungsi luhur, termasuk memori,
orientasi, pemahaman, kalkulasi dan kapasitas belajar,
bahasa dan pertimbangan. Kesadaran tidak berkabut.
Gangguan fungsi kognitif biasanya disertai oleh deteriorasi
pengontrolan emosi, perilaku sosial dan motivasi

• Syarat utama untuk penegakan diagnosis ialah bukti adanya


penurunan kemampuan, baik daya ingat maupun daya pikir
seseorang sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari.
Hendaya daya ingat secara khas memengaruhi proses
registrasi, penyimpanan dan memperoleh kembali
informasi baru tetapi ingatan yang biasa dan sudah
dipelajari sebelumnya dapat juga hilang khususnya dalam
stadium akhir
• Umumnya disertai dan ada kalanya diawali
dengan kemerosotan (deterioration) dalam
pengendalian emosi, perilaku sosial atau motivasi
hidup
• Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan
daya pikir yang sampai mengganggu kegiatan
harian seseorang (personal activity of daily living)
seperti : mandi, berpakaian, makan, kebersihan
diri, uang air besar dan kecil
SKIZOFRENIA (F20.0 – F20.9)
Gangguan jiwa berat yang ditandai dengan
gangguan penilaian realita, distorsi pikiran,
gangguan persepsi yang mendasar dan khas,
afek yang tidak wajar atau tumpul
KRITERIA DIAGNOSIS
• Pikiran bergema (thought echo), penarikan
pikiran atau penyisipan (thought withdrawal atau
thought insertion dan penyiaran pikiran (thought
broadcasting).
• Waham dikendalikan (delusion of being control),
waham dipengaruhi( delusion of influence) atau
passivity yang jelas merujuk pada pergerakan
tubuh atau pergerakan anggota gerak atau
pikiran, perbuatan atau perasaan (sensations)
khusus; waham persepsi.
• Halusinasi berupa suara yang berkomentar tentang
perilaku pasien atau sekelompok orang yang sedang
mendiskusikan pasien, atau bentuk halusinasi suara
lainnya yang datang dari beberapa bagian tubuh

• Waham-waham menetap jenis lain yang menurut


budayanya dianggap tidak wajar serta sama sekali
mustahil seperti misalnya mengenai identitas
keagamaan atau politik atau kekuatan dan kemampuan
“manusia super” (tidak sesuai dengan budaya dan
sangat tidak mungkin atau tidak masuk akal, misalnya
mampu berkomunikasi dengan mahluk asing yang
datang dari planet lain)
• Halusinasi yang menetap pada berbagai
modalitas, apabila disertai baik oleh waham yang
mengambang/melayang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas
ataupun oleh ide-ide berlebihan (overloaded
ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap
hari selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan terus menerus

• Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami


sisipan (interpolasi) yang berakibat inkoheren
atau pembicaraan tidak relevan atau neologisme
• Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah
(excitement), sikap tubuh tertentu (posturing)
atau fleksibilitas serea, negativisme, mutisme dan
stupor

• Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh


(apatis), pembicaraan yang terhenti dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosal
tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi
antipsikotik
• Perubahan yang konsisten dan bermakna
dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek
perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas,
sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan
penarikan diri secara sosial.
FASE PRODROMAL
• Deteriosasi yang jelas dalam fungsi sebelum fase
aktif penyakit itu dan yang tidak disebabkan oleh
gangguan efek atau akibat gangguan penggunaan
zat serta mencakup paling sedikit dua dari gejala
yang tersebut di bawah ini

• FASE RESIDUAL
• Setelah fase aktif paling sedikit terdapat dua
gejala tersebut di bawah ini yang menetap dan
yang tidak disebabkan oleh gangguan afek atau
gangguan penggunaan zat
Gejala prodmoral atau residual :
• Penarikan diri atau isolasi dari hubungan sosial.
• Hendaya yang nyata dalam fungsi peran sebagai
pencari nafkah, siswa/ mahasiswa atau pengatur
rumah tangga.
• Tingkah laku aneh yang nyata (seperti mengumpulkan
sampah sendiri ditempat umum, menimbun makanan).
• Hendaya yang nyata dalam higiene diri dan berpakaian
• Efek yang tumpul, mendatar atau tidak serasi.
• Pembicaraan yang melantur kabur berbelit
sirkumtansial atau metaforis (perumpamaan)
• Ide (gagasan) yang aneh atau tidak lazim, atau
pikiran magis, seperti tahayul, clairvoyannce,
telepati, indera keenam, orang lain dapat
merasakan perasaannya ide-ide yang berlebihan,
gagasan mirip waham yang menyangkut diri
sendiri (ideas of reference).
• Penghayatan persepsi yang tak lazim, seperti ilusi
yang selalu berulang merasa hadirnya suatu
kekuatan atau seseorang yang sebenarnya tidak
ada
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
EPISODE MANIK
A. Terdapat satu atau lebih periode yang jelas
(kurun waktu), yang menonjol adalah afek (mood)
yang meningkat, ekpansif atau iritabel.
Peningkatan atau iritabilitas afek itu harus
merupakan bagian yang paling menonjol dan
penyakit itu dan berlangsung secara relatif
persisten, meskipun keadaan itu dapat beralih
silih berganti atau bercampur dengan afek
depresif
B. Dalam jangka waktu paling sedikit satu
minggu (atau bila keadaan itu memerlukan
perawatan, jangka waktunya tidak
ditentukan), paling sedikit terdapat 3 gejala
yang menetap dan cukup berarti (atau bila
efek hanya iritabel, paling sedikit terdapat 4
gejala) dari yang berikut ini :

– Peningkatan aktivitas (ditempat kerja,


dalam hubungan sosial atau seksual atau
ketidaktenangan fisik)
• Lebih banyak berbicara dari lazimnya atau adanya
dorongan untuk berbicara terus menerus.
• Lompatan gagasan (flight of ideas) atau
penghayatan subyektif bahwa pikirannya sedang
berlomba.
• Rasa harga diri yang melambung (grandiositas
yang bertaraf waham).
• Berkurangnya kebutuhan tidur.
• Mudah teralih perhatian, yaitu perhatiannya
terlalu cepat tertarik pada stimulus luar yang
tidak penting atau tidak berarti
• Keterlibatannya berlebih dalam aktivitas yang
mengandung kemungkinan resiko tinggi
dengan akibat yang merugikan apabila tidak
diperhitungkan secara bijaksana, misalnya
berbelanja berlebihan tingkah laku seksual
secara terbuka, penanaman modal secara
bodoh, mengemudikan kendaraan
(mengebut) secara tidak bertanggung jawab
dan tanpa perhitungan
C. Apabila sindrom afektif (kriteria A dan B) tidak ada (yaitu
sebelum sindrom afektif timbul atau sesudah mereda/
remisi) tidak terdapat satupun dan gejala berikut :
preokupasi dengan waham atau halusinasi yang tidak
sesuai afek dan tingkah laku aneh.

D. Tidak bertumpang tindih (superimposed) pada (kelompok)


Skizofrenia gangguan skizofreniform atau gangguan
paranoid.

E. Tidak disebabkan oleh suatu gangguan mental organik


seperti intoksikasi zat.
EPISODE DEPRESIF

A. Afek yang disforik ditandai gejala seperti


depresi, rasa sedih, murung, putus asa,
rasa rendah diri, iritabel, hancur luluh

Hilangnya minat atau rasa senang dalam


semua atau hampir semua aktifitas
dalam waktu senggang. Gangguan afek
itu harus jelas menonjol secara relatif
menetap, tapi tidak selalu harus
merupakan gejala yang paling dominan.
B. Dalam keadaan paling sedikit 2 minggu,
hampir tiap hari terdapat paling sedikit 4 dari
gejala sebagai berikut :
• Kurang nafsu makan atau penurunan berat
badan, yang cukup berarti (bukan karena
sedang diet), atau penambahan nafsu makan
atau kenaikan berat badan yang cukup berarti.
• Insomnia atau hipersomnia
• Agitasi atau retardasi psikomotor (bukan
hanya perasaan subyektif dan kegelisahan
atau perlambatan).
• Hilangnya minat atau rasa senang dalam hati
yang biasa dikerjakannya, atau pengurangan
selera seksual yang tidak terbatas dalam periode
ketika sedang ada waham atau halusinasi.
• Hilangnya semangat, rasa letih.
• Perasaan tak berguna, menyalahkan diri sendiri
atau pandangan masa depan suram dan pesimis
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Keluhan atau tanda - tanda berkurangnya
kemampuan berpikir atau konsentrasi, seperti
perlambatan proses pikir atau tidak mampu
untuk mengambil keputusan
– Pikiran tentang kematian, gagasan bunuh diri, keinginan
mati atau bunuh diri
C. Apabila sindrom afektif (kriteria A dan B diatas) tidak ada
(yaitu sebelum sindrom afektif itu timbul atau sesudah
sindrom afektif mereda/ remisi) tidak terdapat satupun dan
dua gejala berikut yang mendominasi gambaran klinis.
– Preokupasi dengan waham atau halusinasi yang tidak
serasi afek.
– Tingkah laku aneh
D. Tidak bertumpang tindih dengan (kelompok) skizofrenia,
– gangguan skizofeniform atau gangguan paranoid.
E. Tidak disebabkan oleh gangguan mental organis atau
berkabung
TIPE CAMPURAN
A. Memenuhi kriteria episode manik dan episode depresi
mayor (kecuali durasi) hampir setiap hari selama paling
sedikit satu minggu

B. Gangguan mood cukup berat hingga menyebabkan


hendaya nyata dalam fungsi pekerjaan atau aktivtas sosial
yang biasa dilakukan atau hubungan dengan orang lain,
atau memerlukan hospitalisaasi untuk mencegah melukai
diri sendiri atau orang lain atau terdapat gambaran
psikotik

C. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik


langsung penggunaan zat (penyalahgunaan zat atau obat,
atau terapi lainnya) atau kondisi medis umum (hipertiroid)
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF (F25.0 – F25.9)

• Gangguan jiwa berat yang ditandai dengan


dua gambaran yang berulang yaitu gambaran
gagguan skizofrenia (memenuhi kriteria A
Skizofrenia) dan episod mood baik depresi
mayor maupun bipolar
KRITERIA DIAGNOSIS
• Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Suasana perasaan harus meningkat secara menonjol atau ada
peningkatan suasana perasaan yang tak begitu mencolok
dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang meningkat.
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau
lebih dari dua gejala Skizofrenia yang khas.

• Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif


Harus ada depresi yang menonjol disertai oleh sedikitnya dua
gejala depresif yag khas atau kelainan perilaku seperti yang
terdapat dalam kriteria episode depresif; dalam episode yang
sama, sedikitnya hanya ada satu atau lebih dari dua gejala
skizofrenia yang khas.
• Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran
Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia
ada secara bersama-sama dengan gejala-
gejala gangguan afektif bipolar tipe campuran
DEPRESI
KRITERIA DIAGNOSIS

Gejala utama pada derajat ringan, sedang dan berat


• Afek depresi
• Kehilangan minat dan kegembiraan
• Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yang mudah
lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja)

Gejala penyerta lainnya :


• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
• Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
DEPRESI RINGAN

• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala


utama depresi
• Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala
lainnya
• Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya,
lamanya seluruh episode berlangsung
sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
• Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan
kegiatan sosial yang biasa dilakukannya
DEPRESI SEDANG

• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala


utama
• Ditambah sekurang-kurannya 3 atau 4 dari
gejala lainnya
• Lamanya seluruh episode berlangsung
minimum 2 minggu
• Mengalami kesulitan nyata untuk meneruskan
kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah
tangga
DEPRESI BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK

• Semua 3 gejala utama depresi harus ada


• Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan
beberapa diantaranya harus berintensitas berat
• Bila ada gejala penting (misal retardasi psikomotor)
yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau
tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya
secara rinci.
• Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan
kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga
kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
DEPRESI BERAT DENGAN GEJALA
PSIKOTIK
• Memenuhi kriteria diatas disertai waham,
halusinasi atau stupor depresi
• Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,
kemiskinan atau malapetaka yang mengancam
dan pasien merasa bertanggungjawab atas hal itu
• Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya
berupa suara yang menghina atau menuduh atau
bau kotoran. Retardasi psikomotor yang berat
dapat menuju pada stupor.
GANGGUAN PANIK (F41.0)

• Gangguan Panik adalah serangan panik yang berulang


ditandai dengan perasaan sangat ketakutan yang
muncul secara tiba-tiba, kekhawatiran yang berlebihan
atau teror pada suatu periode tertentu yang sering
disertai dengan perasaaan akan terjadinya malapetaka

Subtipe :
• Gangguan panik tanpa agorafobia
• Gangguan panik dengan agorafobia
• Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik
KRITERIA DIAGNOSIS
• Serangan cemas berat (panik) berulang, tidak
terbatas pada situasi tertentu dan tidak dapat
diprediksi. Seperti pada gangguan cemas
lainnya, simptom yang dominan yaitu
palpitasi, nyeri dada, rasa tercekik, pusing,
depersonalisasi atau derealisasi. Sering pula
ditemukan rasa takut mati, kehilangan kontrol
atau menjadi gila
AGORAFOBIA

a. Terjadinya ansietas ketika berada di suatu tempat


atau situasi yang kemungkinan sulit untuk
meloloskan diri (atau merasa malu) atau
kemungkinan tidak terdapat pertolongan jika
mendapatkan serangan panik atau gejala mirip
panik, misal :
– Berada sendirian di luar rumah
– Berada di tempat ramai atau berada dalam
antrian
– Berada di atas jembatan
b. Situasi tersebut dihindari (misal membatasi
bepergian) atau jika dilakukan biasanya
disertai penderitaan yang nyata atau dengan
ansietas akan mengalami serangan panik atau
gejala mirip panik atau memerlukan
pendamping atau ditemani

c. Ansietas atau penghindaran fobik tidak


memenuhi kriteria gangguan mental lainnya
GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH
(F41.1)

Gangguan ansietas menyeluruh merupakan


gangguan ansietas kronik yang ditandai
dengan kekhawatiran yang berlebihan, sulit
dikendalikan dan menetap yang disertai
dengan gejala-gejala somatik dan psikik
KRITERIA DIAGNOSIS
Penderita harus menunjukkan ansietas sebagai gejala primer
yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu
sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (free
floating).

Gejala-gejalanya mencakup :
• Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di
ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
• Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak
dapat santai)
• Overaktivitas otonom (kepala terasa ringan, berkeringat,
jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung,
pusing, mulut kering dll)
GANGGUAN PARANOID
A. Terdapat waham kejar atau cemburu yang menetap
B. Emosi dan perilakunya sesuai dengan isi wahamnya
C. Lamanya penyakit paling sedikit satu minggu
D. Tidak terdapat gejala dan kriteria A (kelompok) skizofrenia
seperti waham aneh, inkoherensi atau kelonggaran asosiasi
yang jelas
E. Tidak terdapat halusinasi yang menonjol
F. Tidak terdapat sindrom lengkap depresif atau manik
(kritena A dan B dari gangguan afektif berat), bila ada,
timbulnya sindrom itu sesudah ada gejala psikotik, atau
jangka waktunya relatif lebih singkat dari jangka waktu
gangguan paranoid
G. Tidak disebabkan oleh Gangguan Mental Organik
FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI
KONDISI FISIK ( F 54 )
• Terdapat stimulus lingkungan yang secara
psikologis bermakna bagi individu dan ada
kaitan waktu dengan timbul atau kambuhnya
malfungsi fisiologis itu.
• Kondisi itu merupakan proses malfungsi
fisiologis/ proses patofisiologis (misal muntah
dengan atau tanpa kerusakan jaringan
patologi organik,misal tukak,ulkus lambung
psikogenik)
• Stres yang berhubungan dengan respon fisiologis
mempresipitasi atau mengeksaserbasi gejala
kondisi medis umum

• Sistem Organ Spesifik :


- Sistem Gastrointestinal
- Cardiovascular Disorders
- Sistem respiratorius
- Sistem Endokrin
- Adrenal Disorders
- Skin Disorders
- Sistem Muskuloskeletal
GANGGUAN STRES PASCATRAUMA
▪ Terdapat stresor berat yang jelas, yang akan menimbulkan
gejala
penderitaan yang cukup berarti bagi hampir setiap orang.
▪ Penghayatan berulang kali dari trauma itu yang dibuktikan
oleh
terdapatnya paling sedikit 1 dan hal berikut :
- Ingatan yang berulang yang menonjol tentang peristiwa itu.
- Mimpi berulang dari peristiwa itu.
- Timbul secara tiba - tiba perilaku atau perasaan seolah -
olah peristiwa trauma itu sedang timbul kembali, karena
berkaitan dengan suatu gagasan atau stimulus lingkungan.
▪ Pengumpulan respon terhadap atau berkurangnya
hubungan dengan dunia luar, yang mulai beberapa
waktu sesudah trauma yang dinyatakan oleh paling
sedikit satu dari hal berikut :

- Berkurangnya secara jelas memuat terhadap satu


atau lebih aktivitas yang cukup berarti.
- Perasaan terlepas atau terasing dari orang lain.
- Afek yang menyempit
- Paling sedikit ada 2 dari gejala berikut yang tidak ada
sebelum trauma
- Kewaspadaan atau reaksi terkejut berlebihan.
- Gangguan tidur.
- Perasaan bersalah karena lolos dari bahaya maut,
sedangkan orang lain tidak, atau merasa bersalah
tentang perbuatan yang dilakukannya.
- Menurunnya daya ingat atau kesukaran
konsentrasi
- Penghindaran aktifitas yang membangkitkan
ingatan ttg peristiwa
- Peningkatan gejala apabila dihadapkan pada
peristiwa yang mensimbolisasikan atau
menyerupai peristiwa trauma itu.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
• Ciri kepribadian (personality trait ) yang tidak
fleksibel dan sulit untuk menyesuaikan diri
dengan Iigkungan hidupnya, sehingga
mengakibatkan hendaya di dalam fungsi
sosial atau pekerjaannya atau menimbulkan
penderitaan subyektif bagi dirinya
• pola yang menetap dan persepsi, cara
mengadakan hubungan dan cara pikir tentang
lingkungan dan diri sendiri, serta yang dinyatakan
secara luas didalam konteks kehidupan sosial dan
hubungan pribadi seseorang
Ggn kepribadian dikelompokkan :
Cluster A
GK Paranoid, GK Skizoid dan GK Skizotipal. Gangguan ini
menunjukan" keganjilan " atau ”eksentrisitas”

Cluster B
GK Histrionis, GK Narsistis, GK Antisosial dan GK Ambang
(borderlin).Gangguan ini merupakan ciri yang nampak
dramatis,emosional atau tak menentu (erratic)

Cluster C
GK menghindar, GK Dependen, GK Kompulsif (anankastik)
dan GK Pasif - Agresif. Gangguan ini menunjukan rasa
cemas atau takut.
GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU KARENA
PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF
• Terminologi Zat psikoaktif ; obat, bahan, atau zat yang
dapat menimbulkan perubahan pada kesadaran,
perasaan, perilaku, berpikir dan persepsi seseorang

• Contoh :
Golorigan alkohol : wiski, arak, vodka.
Golongan opioid : morfin, heroin, petidin, putau
Golongan kanabinoid : ganja. mariyuana.
Golongan sedatif : barbiturat, benzodiazepin
• Golongan kokam : kokain, daun koka.
• Golongan stimulansi : amfetamin, kafein,
ectacy. Inex
• Golongan halusmogenik : LSD, PCP.
• Golongan nikotin : tembakau.
• Golongan inhalan dan solven : aseton, bensin,
lem.
KRITERIA DIAGNOSIS
1. Identifikasi zat psikoaktif yang digunakan
berdasarkan data laporan pribadi, analisis
obyektif rutin, darah dan sebagamya atau
berdasarkan bukti lain (contoh obat yang
dimiliki pasien, tanda – tanda dan gejala klinis
dan laporan sumber ketiga). Selalu disarankan
untuk bekerja sama dengan lebih dan satu
sumber bukti penggunaan zat psikoaktif
2. Gangguan mental dan perilaku berupa :
a. Intoksikasi akut
Kondisi sementara setelah penggunaan
alkohol atau zat psikoaktif dengan akibat
gangguan kesadaran, fungsi kognitif,
persepsi, afek atau perilaku, atau fungsi dan
respons psikofisiologi lainnya.
b. Pemakaian berbahaya (harmful use)
Penggunaan zat yang dapat membahayakan
kesehatan fisik (Seperti hepatitis karena
penyuntikan sendiri) dan kesehatan mental
(seperti episode depresi akibat konsumsi
alkohol secara berlebihan)
c. Sindrom ketergantungan
Bila beberapa kali dalam satu tahun terakhir
mengalami 3 dari hal – hal berikut :
1. Dorongan yang kuat atau rasa kompulsi untuk
menggunakan zat
2. Kesukaran mengatasi perilaku penggunaan zat
dalam
hal awitannya, terminasinya dan derajat
penggunaannya.
3. Kesadaran putus zat secara fisiologis.
4. Toleransi yaitu dosis zat psikoaktif perlu ditingkatkan
untuk mendapatkan khasiat yang sama dengan dosis
sebelumnya yang lebih rendah.
5. Secara terus menerus menolak minat atau
kesenangan
altematif karena penggunaan zat, menggunakan zat
atau
pulih dari efek zat.
6. Tetap menggunakan obat walaupun terbukti jelas akan
konsekuensi buruk/ bahayanya.
d. Sindrom putus zat
Gejala psikologis yang timbul bila mengurangi dosis atau
menghentikan penggunaan zat yang telah terjadi
ketergantungan

e. Delirium
• Kesadaran berkabut (berkurangnya kejernihan kesadaran
terhadap lingkungan) yang disertai berkurangnya
kemampuan untuk memusatkan. Memindahkan dan
mempertahankan perhatian pada stimulis lingkungan.
• Terdapat gangguan persepsi (salah tafsir, ilusi atau
halusinasi inkoherensi, gangguan siklus tidur bangun,
aktivitas psikomotor bertambah atau berkurang ; gangguan
onentasi dan daya ingat, gambaran klims yang timbul dalam
waktu yang pendek (beberapa jam – hari, sering
berfluktuasi sepanjang hari).
f. Sindrom psikotik
• Timbul gejala psikotik selama atau segera
sesudah mengunakan zat (biasanya dalam 48
jam), biasanya menghilang dalam waktu 1 – 6
bulan
• Bisa juga timbul gejala psikotik setelah lebih
dari 2 mmggu inenggunakan zat (late – onset)
atau bahkan timbul gejala sebagai efek
residual zat.Bila zat yang digunakan adalah
golongan halusinogenik, maka gejala
psikotiknya tidak hanya berdasarkan persepsi
atau pengalaman halusinasi saja.
g. Sindrom amnestik
Gangguan daya ingat jangka pendek (recent
memory ), seperti kesulitan mempelajari
waktu (lime xenx ),seperti tidak bisa mengatur
waktu secara kronologis

You might also like