Professional Documents
Culture Documents
SKENARIO A
BLOK 14
KELOMPOK G6
ANGGOTA
KELOMPOK
2
OUTLINE
01
SKENARIO
04
ANALISIS MASALAH
02 05
KLARIFIKASI ISTILAHKERANGKA KONSEP
03
IDENTIFIKASI
06
KESIMPULAN
MASALAH
3
SKENARIO
A 17-year-old man came to the hospital with a chief complaint of nasal obstruction since 10 days ago.
There was mucopurulent rhinorrhea. On the 5 th day, the complaints seem to improve but then worsen,
accompanied by a fever (39.0°C). Discomforts around the face and the forehead were found.
Physical Examination:
Vital Sign
Blood Pressure : 110/70 mmHg
Respiratory Rate: 24x/min
Pulse : 105x/min
Core Temprature : 39.0°C
ENT Examination
6
IDENTIFIKASI
MASALAH
No Kesesuaia Priorita
Pernyataan
. n s
Seorang laki-laki, 17 tahun, mengeluh:
Obstruksi nasal (10 hari yang lalu); Mucopurulent
rhinorrhea; Demam 39 derajat (5 hari yang lalu); Tidak
1. √√
Gejala berulang dan semakin parah (5 hari yang sesuai
lalu); Ditemukan rasa tidak nyaman pada wajah
dan dahi
Physical Examination: Blood Pressure: 110/70 mmHg, Tidak
2. Respiratory Rate: 24x/min, Pulse: 105x/min, Core sesuai √
Temprature: 39.0°C.
7
IDENTIFIKASI
MASALAH
ENT Examination
Otoscopy : normal
Anterior Rhinoscopy: Swollen and hyperemic nasal
mucosa; Hyperthrophy and hyperemic Inferior Tidak
3. √
turbinate; Osteomeatal complete obstruction; sesuai
Medial turbinate oedema; Middle meatus discharge
(+); Nasal discharge (+) mucopurulent
Oropharynx: post nasal drip (+)
Laboratory examination Tidak
4. Hb: 13gr%, WBC: 11.000/mm3, Platelets: sesuai √
150.000/mm3, CRP: 90mg/L.
Keterangan : √√√ (Prioritas Pertama), √√ (Prioritas Kedua), √ (Prioritas Ketiga)
8
ANALISIS
MASALAH
ANALISIS MASALAH
#1
Seorang laki-laki, 17 tahun, mengeluh:
obstruksi nasal (10 hari yang lalu),
mucopurulent rhinorrhea, demam 39
derajat (5 hari yang lalu), gejala berulang
dan semakin parah (5 hari yang lalu), dan
ditemukan rasa tidak nyaman pada wajah
dan dahi.
9
01
Bagaimana hubungan usia
dan jenis kelamin dengan
keluhan pada kasus?
1
0
02
Bagaimana mekanisme
terbentuknya
mucopurulent
rhinorrhea pada kasus?
Organ-organ yang membentuk kompleks osteomeatal
letaknya berdekatan dan bila terjadi edema, mukosa yang
berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat
bergerak dan ostium tersumbat. Akibatnya terjadi tekanan
negatif di dalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya
transudasi, mula-mula serous. Kondisi ini bisa dianggap
sebagai rinosinusitis non bakterial dan biasanya sembuh
dalam beberapa hari tanpa pengobatan. Bila kondisi ini
menetap, sekret yang terkumpul dalam sinus merupakan
media yang baik untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri.
1
Sekret menjadi purulen. 1
03
Bagaimana
mekanisme demam
pada kasus?
1
4
06
Bagaimana tatalaksana awal dari
mucopurulent rhinorrhea dan obstruksi
nasal?
1
9
ANALISIS
MASALAH
ANALISIS MASALAH
#2
Physical Examination:
Blood Pressure:
110/70 mmHg,
Respiratory Rate:
24x/min, Pulse:
105x/min, Core
Temprature: 39.0°C.
20
01
Bagaimana interpretasi hasil
pemeriksaan fisik pada kasus?
2
1
02
Bagaimana mekanisme
abnormalitas yang terjadi pada
kasus?
Demam
Demam diakibatkan adanya infeksi bakteri yang masuk
ke dalam jaringan atau darah akan difagositosis oleh
leukosit darah, makrofag, dan sel mast. Setelah
memfagositosis, sel ini akan mengeluarkan mediator
demam yang disebut pirogen endogen (ex. TNF α, IL-1,IL-
6). Pirogen endogen tersebut akan menginduksi
pembentukan prostaglandin akan menstimulus
hipotalamus sebagai pusat termoregulator untuk2
2
meningkatkan temperatur tubuh dan terjadi demam atau
02
Bagaimana mekanisme
abnormalitas yang terjadi pada
kasus?
Takipnea
RR meningkat dapat disebabkan oleh dua faktor, yang pertama
akibat adanya obstruksi nasal yang menyebabkan terjadinya
gangguan ventilasi dan drainase serta resorpsi oksigen dalam
rongga sinus sehingga tubuh mengompensasikan untuk
menarik napas lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan
oksigen. Selain itu faktor selanjutnya adalah akibat respons
tubuh yang megalami takikardia, hal tersebut membuat
pengisian ventrikel tidak maksimal sehingga tubuh berupaya
menarik napas lebih cepat agar kebutuhan O2 tercukupi ke2
3
02
Bagaimana mekanisme
abnormalitas yang terjadi pada
kasus?
Takikardia
Karena adanya inflamasi, menyebabkan neutrofil
mengeluarkan endogen pirogen berupa prostaglandin.
Prostaglandin akan mengubah set point temperatur yg
ada di hipothalamus. Hipothalamus berusaha
mengompensasi tubuh agar menjadi panas, dengan cara
mengaktifkan saraf simpatis yang menyebabkan
terjadinya vasokonstriksi sehingga terjadi proses tubuh
berkeringat. Respon dari aktivasi saraf simpatis lainnya
24
ANALISIS MASALAH
#3
ENT Examination: Otoscopy: normal,
Anterior Rhinoscopy: swollen and
hyperemic nasal mucosa,
hyperthrophy and hyperemic Inferior
turbinate, osteomeatal complete
obstruction, medial turbinate
oedema, middle meatus discharge
(+), nasal discharge (+)
mucopurulent, Oropharynx: post
nasal drip (+).
2
5
01
Bagaimana interpretasi dari hasil
pemeriksaan ENT pada kasus?
26
01 Bagaimana interpretasi dari hasil
pemeriksaan ENT pada kasus?
28
01
Bagaimana gambaran hasil
pemeriksaan ENT pada kasus?
3
1
02
Bagaimana mekanisme
abnormalitas pemeriksaan ENT
pada kasus?
Obstruksi Kompleks Osteomeatal, Edema konka Media, dan
Sekret Meatus Media
Respon peradangan terhadap virus menyebabkan terjadinya edema,
sehingga mukosa yang berhadapan akan saling bertemu, akibatnya silia
tidak dapat bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya ostium.
Gerakan silia pada mukosa sinus menjadi terganggu sehingga timbul
penumpukan sekret dan penebalan mukosa sinus. Hal ini menimbulkan
tekanan negatif di dalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya
transudasi atau penghambatan drainase sinus. Efek awal yang
ditimbulkan adalah keluarnya cairan, lalu secret akan menumpuk pada
meatus media dan menjadi tempat yang poten untuk tumbuh dan 3
2
02
Bagaimana mekanisme
abnormalitas pemeriksaan ENT
pada kasus?
Post Nasal Drip (+)
Lendir dari sinus secara normal mengalir
dalam jumlah kecil ke dalam hidung dan
turun ke belakang tenggorokkan sebelum
tertelan. Karena sekresi mucus berlebihan,
maka ada beberapa yang mengalir ke
tenggorokan.
3
3
03
Apa tujuan serta indikasi
dari pemeriksaan otoscopy?
38
08
Bagaimana cara melakukan
pemeriksaan oropharynx?
1. Minta pasien untuk menjaga kepala mereka lurus.
2. Minta mereka untuk membuka mulut mereka lebar-lebar, menjaga
lidah di dasar mulut.
3. Menyinar cahaya pada lengkungan faring.
4. Pemeriksa sekarang dapat memeriksa lengkungan palatal dan uvula.
Berikan perhatian khusus pada simetri lengkungan palatal dan posisi
uvula. Ini harus diposisikan di tengah dan menggantung lurus ke bawah.
Untuk pemeriksaan ini, pemeriksa dapat menahan lidah dengan spatula
jika perlu, dengan menekan dua pertiga bagian lidah.
5. Minta pasien untuk mengatakan “ah,” dan periksa apakah lengkungan
palatal bergerak ke atas secara simetris dan apakah uvula berada39 di
tengah.
ANALISIS
MASALAH
ANALISIS MASALAH
#4
Laboratory Examination:
Hb: 13gr%, WBC:
11.000/mm3, Platelets:
150.000/mm3, CRP:
90mg/L.
40
01
Bagaimana interpretasi dari
hasil pemeriksaan
laboratorium?
Pemeriksaan Laboratorium Nilai normal Interpretasi
Hb: 13gr% 13-16 g/dL Normal
WBC: 11.000/mm3 5.000-10.000/mm3 Leukositosis
Trombosit: 150.000/mm3 150.000-450.000/mm3 Normal
CRP: 90 mg/L 1-3 mg/L Abnormal
4
1
02
Bagaimana mekanisme
abnormalitas dari hasil
pemeriksaan laboratorium?
C-Reactive Protein Tinggi
Systemic inflammatory response syndrome merupakan kaskade inflamasi yang
diawali oleh respon host terhadap faktor infeksi dan bukan infeksi. Pada infeksi
bakteri, terjadi pelepasan sitokin inflamasi, seperti tumor necrosis factor (TNF)-A,
Interleukin (IL)-1B, IL-8, dan IL-6,6 yang akan mencetuskan produksi C-reactive
protein, yang merupakan salah satu protein fase akut, oleh hepatosit yang dapat
ditemukan dalam darah. C-reactive protein berperan penting pada respon imun
innate dan telah dikenal merupakan salah satu petanda inflamasi. Individu tanpa
inflamasi biasanya memiliki kadar CRP <1 mg/L, kadar CRP bisa meningkat
sampai 100 kali lipat nilai normal pada kasus inflamasi akut, seperti infeksi,
trauma, keganasan dan pembedahan. Konsentrasi CRP pada orang yang sehat
sangat rendah, dan sulit terdeteksi oleh uji klinis standar dengan batas deteksi 3-8
mg/L. 42
02
Bagaimana mekanisme
abnormalitas dari hasil
pemeriksaan laboratorium?
Leukositosis
Beberapa penyebab leukositosis adalah neutrofilia (infeksi akut,
inflamasi dan nekrosis jaringan), monositosis (infeksi kronik,
gangguan inflamasi), eosinofilia (alergi, parasit), basofilia (cacar
air), limfositosis (infeksi akut oleh mononukleosis, infeksi kronik
misalnya tuberkulosis). Pada kasus, infeksi bakteri menyebabkan
kenaikan jumlah sel darah putih sebagai respons imun.
43
03 Bagaimana algoritma
penegakkan diagnosis pada
kasus?
44
03 Bagaimana algoritma
penegakkan diagnosis pada
kasus?
45
04
Bagaimana diagnosis banding pada
kasus?
46
05
Apa diagnosis kerja
pada kasus?
4
7
06
Bagaimana manifestasi klinis
pada kasus?
Mayor Minor
1. Nyeri/rasa tebal pada wajah 1. Sakit kepala
2. Hidung tersumbat 2. Nafas berbau
3. Ingus Kental 3. Batuk
4. Postnasal drip purulent 4. Nyeri telinga
5. Gangguan penghidu 5. Rasa penuh di telinga
6. Demam
7. Adanya secret purulent pada
pemeriksaan endoskopi nasal
48
07
Bagaimana etiologi diagnosis
pada kasus?
5
5
12 Bagaimana tatalaksana
diagnosis pada kasus?
56
13
Bagaimana komplikasi diagnosis
pada kasus?
58
15
Bagaimana SKDI diagnosis pada
kasus?
6
3
KERANGKA
KONSEP
6
4
KESIMPUL
AN "Seorang laki-laki
17 tahun
menderita
rhinosinusitis akut
bakterialis"
6
5
THANKS,
ANY
QUESTION?
6
6