You are on page 1of 36

THE ROLE OF NURSING PREVENTION OF

INFECTION ON EFFORT TO CONTROL THE


INCIDENCE OF SEPSIS

Costy Pandjaitan, PhD

Disampaikan pada acara Seminar dan workshop


“Update in medical Nursing 2019; Early identification and
treatment of sepsis”
Auditorium Stella Maris GMCB St . Carolus
Jakarta, 13 Juli 2019
CURICULUM VITAE
My name : Costy Pandjaitan, CVRN,SKM,MARS.,PhD
My DOB : 15 Agustus 1957
My status : Married
Organisasi: Perdalin, ICAs, Pokja PPI Kemenkes, PERSI
Contact : 081296327022, Email: costypandjaitan@gmailcom

Work Experiences:
Cardiac Emergency Unit RSCM , sebagai pelaksana keperawatan (1979 – 1984)
Cardiac Emergency Unit NCCH Harapan Kita ,sebagai Ka.ruangan (1984 – 1999)
Infection Prevention Control Practitioner (1999- 2006)
Head of Infection Prevention Control Practitioner (2006- 2012)
Kasub.Komite Keperawatan bidang mutu (2012-2013)
Education/Course : Tim Penyusun buku:
Basic Course Infection Control APSIC, Singapore (2001) 1.Pedoman & Manajerial PPI Kemenkes
Advanced Course Infection Control APSIC , Singapore (2001) 2.Disinfection &Sterilization ASEAN of APSIC
Advanced Course Infection Control Hong Kong, (2004) 3.Pedoman PPI di GILUT
MOT Course Infection Control , MOH (2006) 4.Pedoman PI HIV P2PL
MOT Course Infection Control WHO/CDC, Thailand (2008) 5.Environment ASEAN OF APSIC
Congress APSIC, Hong Kong ( 2003),Singapore (2005) NARA SUMBER PPI:
MALAYSYA (2007),MACAU (2009),Melbourne ( 2011), Shanghai (2013) 1. BUKR Kemenkes 6. Pelkesi
Congress Infection Prevention Control, Tokyo(2009) 2. Kopartemen PPI PERSI
Course Infection Prevention Control APSIC, Singapore (2010) 3. Perdalin
Course Infection Prevention Control CDC/WHO, Hong Kong (2010) 4.HIPPII
Course Infection Prevention Control TB (2010) Vietnam Nov 2016 5. IHT Rumah Sakit
Congress APSIC Thailand (2017) Congress APSIC 2019 (Vietnam) 5.Vietnam 2019
Experiences in abroad :
Inisiator pelatij
Attachment at Intensive Care Unit, St Vincent Hospital Sydney Australia (1985)
Attachment at Infection Control Unit Singapore General Hospital, Singapore(2001) han PPI dasar di Perdalian 2005
Attachment at Infection Control Unit , Queen Mary Hospital Hong Kong (2006) Inisisator pelatihan PPI lanjut 2007
Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Ho Chi Minh (Vietnam), (2011)
Inisiator pelatihan IPCN 2008
Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Manila, Philippine ( 2011)
Visited St. Luke Hospital Tokyo, Japan (2012) Inisiator pelatihan IPCD 2016
Visited Tsukuba University Hospital, Japan (2012) Pendiri HIPPII 2006
PENDAHULUAN

Sepsis diawali ketika kuman invasi masuk ke


dalam aliran darah, menyebakan infeksi sepsis
kemudian menyerang fungsi  berbagai organ
UNDANG-UNDANG RI NO 36 TENTANG
KESEHATAN
• Pasal 5 (2)
Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau
• Pasal 24 (1)
– Tenaga kesehatan harus memenuhi ketententuan
kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional
UNDANG-UNDANG RI NO 44 TENTANG
RUMASAKIT
• Pasal 32 (d)
Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional
• Pasal 32 (n)
Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di RS
UU RI No.38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan Bab I Pasal 2

Praktik Keperawatan berdasarkan:


a. Perikemanusiaan;
b. Nilai ilmiah;
c. Etika dan profesionalitas;
d. Manfaat;
e. Keadilan;
f. Perlindungan; dan
g. Kesehatan dan keselamatan klien
6
Death

Infeksi SIRS Sepsis Severe Septic


sepsis shock

The Single Most Important Way to Prevent the Transmission of MRSA


is to Perform Proper Hand Hygiene!
Sepsis dapat menyerang siapa saja, namun lebih
cenderung menyerang kelompok orang yang memiliki
daya tahan tubuh lemah, terutama bayi prematur dan
bayi baru lahir

Infeksi apa pun sama-sama berisiko untuk menyebabkan


sepsis jika tidak tertangani dengan baik, namun sebagian
besar kasus sepsis lebih sering disebabkan oleh infeksi
abdomen, infeksi ginjal, infeksi kulit, infeksi darah, serta
infeksi paru pneumonia
Lebih dari 30 juta orang yang mengalami sepsis
setiap tahun (WHO), satu dari tiga pasien penderita
sepsis di rumah sakit meninggal dunia.

Sepsis merupakan oenyebab


utama kematian pada unit
intensif di ICU
KLASIFIKASI SEPSIS BERDASARKAN
SUMBER INFEKSI
JENIS INFEKSI SUMBER INFEKSI

MRSA SEPSIS Sepsis yang disebabkan oleh bakteri Stapphyllococcus Aureus


yang resisiten terhadap methilcillin

VRE SEPSIS Sepsis yang disebabkan oleh bacteri enterococcus yang resisitens
terhadap vancomycin

UROSEPSIS Infeksi yang berasal dari Infeksi Saluran Kemih

WOUND SEPSIS Infeksi yang berasal dari infeksi luka operasi

NEONATAL Sepsis yang terjadi pada bayi baru lahir


SEPSIS
SEPSIS Aborsi yang disebabkan infeksi dengan sepsis pada ibu
ABORTION
Mikroorganisme masuk kedalam aliran
pembuluh darah

Perifer Sentral

PLABSI CLABSI
(Peripheral Line (Centrall Line
Associated Blood Stream Associated Blood
Infection) Stream Infection)
PLABSI

adalah infeksi yang terjadi pada aliran pembuluh


darah akibat pemasangan kateter perifer line setelah
lebih dari 48 jam, dimana tidak ada infeksi di
daerah lain.
CLABSI

adalah infeksi yang terjadi pada aliran pembuluh


darah akibat pemasangan catheter central line
setelah lebih dari 48 jam, dimana tidak ada infeksi
di daerah lain,
Patogesesis
Sumber mikroorganisme
Faktor yang mempengaruhi infeksi pada
pemasangan kateter intravaskuler

1. Kebersihan tangan tidak adekuat saat insersi


2. Tehnik aseptik tidak adekuat
3. Peralatan tidak steril
4. Pemasangan kateter dalam kondisi emergensi
5. Kurangnya perawatan kateter
6. Status immunologi pasien
7. Standar prosedure tidak dilaksanakan
8. Pengalaman staf masih kurang
9. Adanya penyakit penyerta
10. Virulensi mikroorganisme
11. Adanya biofilm
12. Penempatan kateter yang lama
PENGERTIAN
Healthcare Associated Infections (HAIs)
adalah infeksi yang terjadi pada pasien
selama perawatan di rumah sakit atau
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, dimana
pada saat masuk tidak ada infeksi atau tidak
masa inkubasi ,termasuk infeksi didapat di
rumah sakit tapi muncul setelah pulang juga
infeksi pada petugas karena pekerjaannya
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)

Suatu upaya kegiatan untuk mencegah/


meminimalkan insiden rate infeksi terkait
pelayanan kesehatan pada
pasien , petugas, pengunjung dan
masyarakat sekitar rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lainnya yang meliputi
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi
TUJUAN PPI

Menurunkan atau meminimalkan insiden rate


infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan pada
pasien , petugas dan pengunjung serta
masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, dengan
mempertimbangkan cost effectiveness
PROGRAM PENCEGAHAN DAN HH
APD
PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) Limbah

HAIs Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

VAP,IADP
IDO,ISK

Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN
Audit
IPCN
ICRA
PERAN PERAWAT MENCEGAH
KAJADIAN SEPSIS

PRAKTIS
I KLINIK
Kebersihan tangan
Peralatan steril
Tehnik aseptik
Penyuntikan yang aman
KEBERSIHAN TANGAN
Media Transmisi
Mikroorganisme

Peluru

Penularan
Penyakit Infeksi

Kebersihan tangan merupakan pilar dalam PPI


TANGAN

Media transmisi kuman

“Tangan bagaikan pistol , dan


kuman pelurunya , jika tidak
melakukan kebersihan tangan
maka kita menjadi pembunuh
darah dingin”
costy
Kuntjoro,PERSI
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
Areas Most Frequently Missed

HAHS © 1999
Efficacy of Hand Hygiene Preparations
in Killing Bacteria

Good Better Best

Plain Soap Antimicrobial Alcohol-based


soap handrub
Kuntjoro,PERSI
Kuntjoro,PERSI
PERALATAN STERIL
• Menggunakan peralatan steril saat insersi
• Tidak menggunakan korentang terbuka
mengambil bahan yang steril
• Bahan disinfeksi harus steril
• Tidak memasang plester langsung ke area
insersi, tapi di tutup dengan kasa atau
transparan dressing
Pemrosesan alat kesehatan
Klasifikasi Definisi Contoh Alat Pemrosesan
Kritikal Kontak dengan Instrumen Sterilisasi
(Risiko tinggi) pembuluh darah dan bedah,jarum suntik, Suhu tinggi
jaringan steril scapel,dyaliser, Suhu rendah
kateter
jantung,kateter vena

Semi kritikal Kontak dengan Laringoscope blade, Minimal DTT


(Risiko sedang) membrane mukosa ETT, Tong spatel,
NGT
Non kritikal Kontak dengan Stetoskope, Pembersihan jika
( Risiko rndah) permukaan kulit Termometer axia, kontak darah &cairan
kursi roda, t.tidur, tubuh di disinfeksi
manset stetoscope
ALUR PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN
PASIEN

PRE CLEANING CLEANING


(Rendam dengan (Dalam wadah dan
enzymatik/detergen) air mengalir) DRYING

Sterilisasi

Peralatan Kritikal

Minimal
DTT
Simpan
Peralatan semi
Kritikal Peralatan non Kritikal
METODE
STERILISASI

Suhu Tinggi Suhu Rendah

EO Radiasi
Uap Panas kering Hydrogen Paracetic
Peroxide Acid
Formadehyde
Gravitasi

Prevakum
TEHNIK ASEPTIK
Mempertahankkan tehnik aseptik saat
– Disinfeksi kulit
– Insersi kateter intravaskuler
– Memanipulasi kateter intravaskuler
PENYUNTIKAN YANG AMAN
Menggunakan jarum suntik satu kali ,prinsip one needle,one
shoot,one time

Tidak pernah melakukan re_capping jarum bekas pakai

Memberikan suntikan dengan teknik aseptik dan antiseptik

Jika obat suntik sudah dilarutkan dalam spuit harus segera


diberikan

Tidak menumpuk-numpuk obat dalam jarum suntik di laci,di


kulkas
KESIMPULAN
• Sepsis menimbulkan kematian tinggi di ruang ICU
• Sepsis terjadi karena adanya infeksi akibat masuknya
mikroorganisme ke sistem pembuluh darah baik
melalui perifer maupun sentral
• Penting peran perawat dalam mencegah terjadinya
sepsis
• Peran perawat melakukan kebersihan tangan,
menggunakan peralatan steril, mempertahan kan
tehnik aseptik dan penggunaan jarum suntik yang
aman
costypandjaitan@yahoo.com

You might also like