You are on page 1of 22

PEMBAHASAN PANCASILA SECARA

ILMIAH DAN IDENTITAS NASIONAL

Dosen pengampu:
Samsul anwar, s.hi., m.m.
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
2022
PEMBAHASAN PANCASILA SECARA
ILMIAH
 Pembahasan Pancasila termasuk filsafat
Pancasila sebagai suatu kajian ilmiah harus
memenuhi syarat-syarat ilmiah sebagaimana
dikemukakan oleh I.R. Poedjowijatno dalam
bukunya “Tahu dan Pengetahuan” sebagai
berikut:
1) Berobjek
2) Bermetode
3) Bersistem
4) Bersifat Universal
PEMBAHASAN PANCASILA SECARA
ILMIAH
A. Berobjek
Syarat pertama bagi suatu pengetahuan yang
memenuhi syarat ilmiah adalah bahwa semua
ilmu pengetahuan itu harus memiliki objek. Oleh
karena itu, pembahasan Pancasila secara ilmiah
harus memiliki objek, yang didalam filsafat ilmu
pengetahuan dibedakan menjadi dua macam
yaitu: objek forma dan objek materia.
1) Objek Forma; Pancasila adalah suatu sudut
pandang tertentu dalam pembahasan
Pancasila, atau dari sudut pandang apa
Pancasila itu dibahas.
PEMBAHASAN PANCASILA SECARA
ILMIAH
 Pada hakikatnya Pancasila dapat dibahas dari berbagai
macam sudut pandang, yaitu :
a) Dari sudut pandang Moral, maka terdapat bidang
pembahasan “Moral Pancasila”
b) Dari sudut pandang Ekonomi, maka terdapat bidang
pembahasan “Ekonomi Pancasila”
c) Dari sudut pandang Pers, maka terdapat bidang
pembahasan “Pers Pancasila”
d) Dari sudut pandang Hukum dan Kenegaraan, maka
terdapat bidang pembahasan “Pancasila Yuridis
Kenegaraan”
e) Dari sudut pandang Filsafat, maka terdapat bidang
pembahasan “Filsafat Pancasila” dsb.
PEMBAHASAN PANCASILA SECARA
ILMIAH
 Objek Materia; Pancasila adalah suatu objek yang
merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian
Pancasila baik yang bersifat empiris maupun non
empiris.
 Pancasila adalah merupakan hasil budaya bangsa
Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila atau asal
mula nilai-nilai Pancasila.
 Objek materia pembahasan pancasila bangsa Indonesia
dengan segala aspek budayanya, dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
 Objek materia pembahasan pancasila adalah dapat
berupa hasil budaya Indonesia yang berupa lembaran
sejarah, bukti-bukti sejarah, benda-benda sejarah,
benda-benda budaya, lembaran negara, lembaran
hukum, maupun naskah-naskah kenegaraan lainnya,
maupun adat-istiadat bangsa Indonesia sendiri.
PEMBAHASAN PANCASILA SECARA
ILMIAH
 Adapun objek non empiris antara lain meliputi:
nilai-nilai budaya, nilai moral, nilai-nilai religius
yang tercermin dalam kepribadian, sifat, karakter
dan pola-pola budaya dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

B.Bermetode; setiap pengetahuan ilmiah harus


memiliki metode yaitu seperangkat cara atau
sistem pendekatan dalam rangka pembahasan
Pancasila untuk mendapatkan suatu kebenaran
objektif. Salah satu metode dalam pembahasan
Pancasila adalah metode “analiticio syntetic” yaitu
suatu perpaduan metode analisis dan sintesis.
PEMBAHASAN PANCASILA SECARA
ILMIAH
 Objek Pancasila banyak berkaitan dengan
hasil-hasil budaya dan objek sejarah, oleh
karena itu lazim digunakan metode
“hermeneutika” yaitu suatu metode untuk
menemukan makna dibalik objek. Demikian
juga metode “analitika bahasa”, metode
pemahaman, penafsiran dan interpretasi
yang mana metode-metode tersebut
didasarkan atas hukum-hukum logika dalam
suatu penarikan kesimpulan.
PEMBAHASAN PANCASILA SECARA
ILMIAH
C. Bersistem; suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu
yang bulat dan utuh. Bagian-bagian dari pengetahuan ilmiah
itu harus merupakan suatu kesatuan, antara bagian-bagian itu
saling berhubungan, baik berupa hubungan interelasi (saling
hubungan) maupun interdependensi (saling ketergantungan).
Pembahasan Pancasila secara ilmiah harus merupakan suatu
kesatuan dan keutuhan, bahkan Pancasila itu sendiri dalam
dirinya sendiri adalah merupakan suatu kesatuan dan keutuhan
“majemuk tunggal” yaitu kelima sila itu baik rumusannya, inti
dan isi dari sila-sila Pancasila itu adalah merupakan suatu
kesatuan dan kebulatan.
 Pembahasan Pancasila secara ilmiah dengan sendirinya sebagai
suatu sistem dalam dirinya sendiri sebagai objek pembahasan
ilmiah yang senantiasa bersifat koheren (runtut), tanpa adanya
suatu pertentangan didalamnya, sehingga sila-sila Pancasila
merupakan suatu kesatuan yang sistematik.
PEMBAHASAN PANCASILA SECARA
ILMIAH
D. Bersifat Universal; kebenaran suatu
pengetahuan ilmiah harus bersifat universal,
artinya kebenarannya tidak terbatas oleh
waktu, ruang, keadaan, situasi, kondisi,
maupun jumlah tertentu.
 Dalam kaitannya dengan kajian Pancasila
hakikat ontologis nilai-nilai Pancasila adalah
bersifat universal, atau dengan kata lain inti
sari, esensi atau makna yang terdalam dari
sila-sila Pancasila pada hakikatnya adalah
bersifat universal.
TINGKATAN PENGETAHUAN
ILMIAH
 Untuk mengetahui lingkup kajian Pancasila
serta kompetensi pengetahuan dalam
membahas Pancasila secara ilmiah
sebagaimana halnya pada pengkajian
pengetahuan-pengetahuan lainnya.
 Tingkatan pengetahuan ilmiah dalam
masalah ini bukan berarti tingkatan dalam
hal kebenarannya namun lebih menekankan
pada karakteristik , masing-masing.
TINGKATAN PENGETAHUAN
ILMIAH
 Tingkatan pengetahuan ilmiah tersebut,
sangat ditentukan oleh macam pertanyaan
ilmiah sebagai berikut ini:
1. Pengetahuan Deskriptif; suatu pertanyaan
“bagaimana”
2. Pengetahuan Kausal; suatu pertanyaan
“mengapa”
3. Pengetahuan Normatif; suatu pertanyaan
“kemana”
4. Pengetahuan Esensial; suatu pertanyaan
“apa”
PENGETAHUAN DESKRIPTIF
 Dengan menjawab suatu pertanyaan ilmiah “bagaimana”,
maka akan diperoleh suatu pengetahuan ilmiah yang
bersifat deskriptif. Pengetahuan macam ini adalah suatu
jenis pengetahuan yang memberikan suatu keterangan,
penjelasan secara objektif, tanpa adanya unsur
subyektifitas.
 Dalam mengkaji Pancasila secara objektif, maka Pancasila
harus diterangkan, dijelaskan dan diuraikan secara
objektif sesuai dengan kenyataan Pancasila itu sendiri
sebagai hasil budaya bangsa Indonesia.
 Kajian Pancasila secara deskriptif ini antara lain berkaitan
dengan kajian sejarah perumusan Pancasila, nilai-nilai
Pancasila serta kajian tentang kedudukan dan fungsi
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai
kepribadian bangsa, sebagai dasar negara, sebagai ideologi
bangsa dan negara Indonesia dan sebagainya.
PENGETAHUAN KAUSAL
 Dalam suatu ilmu pengetahuan upaya untuk
memberikan suatu jawaban dari pertanyaan ilmiah
“mengapa”, maka akan diperoleh suatu jenis
pengetahuan “kausal”yaitu suatu pengetahuan yang
memberikan jawaban tentang sebab dan akibat.
 Dalam kaitannya dengan kajian tentang Pancasila
maka tingkatan pengetahuan sebab akibat berkaitan
dengan kajian proses kausalitas terjadinya Pancasila
yang meliputi empat kausa yaitu: kausa materialis,
kausa formalis, kausa efisien dan kausa finalis.
 Selain itu juga berkaitan dengan Pancasila sebagai
sumber nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber segala
norma dalam negara, sehingga konsekuensinya dalam
segala realisasi dan penjabarannya senantiasa
berkaitan dengan hukum kausalitas.
PENGETAHUAN NORMATIF
 Tingkatan pengetahuan “normatif” adalah sebagai hasil
dari pertanyaan ilmiah “kemana”. Pengetahuan normatif
senantiasa berkaitan dengan suatu ukuran, parameter,
serta norma-norma. Dalam membahas Pancasila tidak
cukup hanya berupa hasil deskripsi atau hasil kausalitas
belaka, melainkan perlu untuk dikaji norma-normanya,
karena Pancasila itu untuk diamalkan, direalisasikan serta
dikongkritisasikan. Untuk itu harus memiliki norma-norma
yang jelas, terutama dalam kaitannya dengan norma
hukum, kenegaraan serta norma-norma moral.
 Dengan kajian normatif ini maka kita dapat membedakan
secara normatif realisasi atau pengamalan Pancasila yang
seharusnya dilakukan atau “das sollen” dari Pancasila,
dan realisasi Pancasila dalam kenyataan faktualnya atau
“das sein” dari Pancasila yang senantiasa berkaitan
dengan dinamika kehidupan serta perkembangan jaman.
PENGETAHUAN ESSENSIAL
 Dalam ilmu pengetahuan upaya untuk
memberikan suatu jawaban atas pertanyaan
ilmiah “apa”, maka akan diperoleh suatu
tingkatan pengetahuan yang ‘essensial’.
Pengetahuan Essensial adalah tingkatan
pengetahuan untuk menjawab suatu pertanyaan
yang terdalam yaitu suatu pertanyaan tentang
hakikat segala sesuatu dan hal ini dikaji dalam
bidang ilmu filsafat. Oleh karena itu, kajian
Pancasila secara Essensial pada hakikatnya untuk
mendapatkan suatu pengetahuan inti sari atau
makna yang terdalam dari sila-sila pancasila,
atau secara ilmiah filosofis untuk mengkaji
hakikat sila-sila Pancasila.
Apa itu Identitas Nasional ?

• suatu jati diri yang khas


Identitas dimiliki oleh suatu bangsa
dan tidak dimiliki oleh
Nasional bangsa yang lain.

• kumpulan nilai-nilai budaya yang


tumbuh dan berkembang dalam
Identitas berbagai aspek kehidupan dari
ratusan suku yang dihimpun dalam
satu kesatuan Indonesia menjadi
Nasional kebudayaan nasional dengan acuan
pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
sebagai dasar dan arah
pengembangannya.
Suku Bangsa; merupakan salah satu dari unsur pembentuk
identitas nasional. Golongan sosial yang khusus yang bersifat
Unsur-unsur Pembentuk Identitas askriptif atau ada sejak lahir, dimana sama coraknya dengan
golongan umur dan jenis kelamin

Agama merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas


nasional. Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang
agamis (didasarkan pada nilai agama). Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di nusantara yaitu agama islam,
Nasional

katholik, kristen, hindu, budha dan kong hu cu.

Kebudayaan merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas


nasional. Pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif
digunakan oleh pendukungpendukung utntuk menafsirkan dan memahami
lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman
untuk bertindak (dalam bentuk kelakukan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

Bahasa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas


nasional. Dalam hal ini, bahasa dipahami sebagai sistem
perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi
ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi
antarmanusia.
Identitas Fundamental, yaitu
pancasila sebagai falsafat
bangsa, dasar negara dan
ideologi negara.

Identitas Instrumental, yaitu berisi


UUD 1945 dan tata perundang-
undangannya. Dalam hal ini, bahasa
Unsur-unsur Identitas yang digunakan bahasa Indonesia,
Nasional bendera negara Indonesia, lambang
negara Indonesia, lagu kebangsaan
Indonesia yaitu Indonesia Raya

Identitas Alamiah, yaitu meliputi negara


kepulauan dan pluralisme dalam suku,
budaya, bahasa dan agama serta
kepercayaan.
PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
 Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus
mampu mendorong bangsa Indonesia secara
keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya
yang bukan berarti menentang arus globalisasi,
akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam
menjalani dan menghadapi tantangan dan
peluang yang tercipta.
 Bila menghubungkan kebudayaan sebagai
karakteristik bangsa dengan Pancasila sebagai
kepribadian bangsa, tentunya kedua hal ini
merupakan suatu kesatuan layaknya keseluruhan
sila dalam Pancasila yang mampu menggambarkan
karakteristik yang membedakan Indonesia dengan
negara lain.
PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
 Istilah Identitas Nasional secara terminologis
adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi
yang sangat kuat terutama karena pengaruh
kekuasaan internasional. Oleh karena itu
agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam
menghadapi globalisasi maka harus tetap
meletakkan jati diri dan identitas nasional
yang merupakan kepribadian bangsa
Indonesia sebagai dasar pengembangan
kreatifitas budaya globalisasi.
PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
 Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional
karena Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari
masyarakat internasional, memilki sejarah serta prinsip
dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju
fase nasionalisme modern, diletakanlah prinsip-prinsip
dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup
berbangsa dan bernegara.

 Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri


bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa
Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu
prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Jadi,
filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada
pandangan hidup yang bersumber pada kepribadiannya
sendiri.
PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
 Dengan kata lain, Pancasila sebagai dasar
filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada
hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai
budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sebagai kepribadian
bangsa.

You might also like