Professional Documents
Culture Documents
n. SDx . SDy
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Dimana : r =Nilai koefesien relasi
=jumlah variabel x dikalikan dengan variabel y
n =jumlah perlakuan
SDx =standar deviasi variabel x
SDy =standar deviasi variabel y
Nilai koefesien korelasi r dari masing masing metode yang tertinggi
merupakan metode yang terpilih sebagai pengekstrak yang tepat.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil analisis kadar P tersedia tanah entisol yang diberikan perlakuan
0 400 ppm pupuk P yang dianalisis dengan beberapa metode analisis P tersedia,
cenderung menunjukkan peningkatan nyata terhadap semua metode P yang
diujikan (lampiran 4 14)
Rataan kadar P tersedia yang teranalisis dari masing masing metode
memperlihatkan hasil yang beragam (Tabel 3)
Tabel 3. Kadar P tersedia tanah entisol 10 hari setelah pemupukan
Perlakuan Metode
Bray I Bray II N-Carolina HCl 25 % Truog Pengabuan
Kering
ppm ppm %
P0 =0
12,87 g
9,45 f
3,50 c
10,11 cd
42,96 f
0,0149 e
P1 =50
19,39 fg
14,77 def
4,87 c
18,80 c
63,12 fe
0,0155 e
P2 =100
22,11 ef
15,47 def
5,54 c
19,38 c
90,30 ef
0,0176 de
P3 =150
21,73 ef
15,48 def
11,10 b
18,11 c
110,75 de
0,0192 cd
P4 =200
25,29 de
18,13 cd
13,35 b
18,11 c
151,97 d
0,0216 bc
P5 =250
27,28 cd
17,91 cde
12,46 b
18,10 c
165,72 cd
0,0219 b
P6 =300
30,16 bc
23,60 bc
12,48 b
22,57 bc
216,65 c
0,0235 ab
P7 =350
32,23 ab
26,97 b
16,04 ab
25,17 b
266,37 b
0,0264 a
P8 =400
35,56 a
33,92 a
20,76 a
30,31 a
403,58 a
0,0281 a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf p 0,05
menurut uji DMRT
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan
maka kadar P tersedia setiap metode cenderung menunjukkan peningkatan. Dari
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
masing masing metode, metode Truog menghasilkan kadar P tersedia yang
relatif lebih tinggi dibanding dengan metode lainnya.
Peningkatan kadar P tersedia akibat pemberian pupuk juga diikuti oleh
tinggi tanaman, berat kering tajuk dan akar serta serapan P tanaman
(lampiran 15 23). Rataan tinggi tanaman, berat kering tajuk dan akar serta
serapan P tanaman dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Tinggi tanaman, berat kering tajuk, berat kering akar dan serapan P
Perlakuan Tinggi Tanaman Berat Kering Serapan P
Tanaman
Tajuk Akar
ppm
cm
g
mg/tnm
P0 =0
58,66 bc
1,31 b
0,53 d
0,72 c
P1 =50
103,43 abc
16,04 a
3,65 bc
10,93 b
P2 =100
43,00 c
1,03 b
0,71 d
0,79 bc
P3 =150
97,90 abc
18,87 a
4,55 abc
14,40 b
P4 =200
105,53 ab
20,20 a
5,67 ab
15,68 ab
P5 =250
106,83 ab
27,45 a
2,71 c
23,12 a
P6 =300
109,66 a
24,90 a
5,42 ab
20,89 a
P7 =350
126,56 a
22,16 a
3,14 c
21,35 a
P8 =400
115,50 a
25,92 a
6,42 a
24,71 a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf p 0,05
menurut uji DMRT
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa semakin tinggi dosis pupuk P yang
diberikan akan meningkatkan tinggi tanaman, berat kering akar dan tajuk dan
serapan P tanaman. Peningkatan pemberian dosis pupuk P memberikan pengaruh
yang tidak bebeda nyata terhadap tinggi tanaman. Peningkatan berat kering tajuk
terlihat pada dosis P1 =50 ppm berat kering akar pada P3 =150 ppm dan serapan
P pada dosis P5 =250 ppm terhadap dosis pupuk P yang diberikan.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Pemilihan metode analisis P tersedia tanah Entisol yang tepat adalah
metode yang ekstraktannya mampu mengekstrak bentuk P yang sama dengan
bentuk P yang diserap oleh tanaman. Sehingga untuk menentukan metode analisis
P tersedia yang tepat dilakukan uji korelasi antara kadar P yang terekstrak dari
masing masing metode dengan berat kering tajuk dan serapan P tanaman.
Hasil uji korelasi antara kadar P tersedia tanah dengan berat kering tajuk
dan serapan P tertera pada tabel 5.
Tabel 5. Persamaan regresi dan koefisien korelasi antara kadar P tersedia tanah
dengan berat kering tajuk dan serapam P tanaman.
Metode
Analisis
Berat kering tajuk Serapan P tanaman
Persaman regresi r Persamaan regresi r
Bray I Y=- 5.40 +0,91 x 0,60
**
Y=-9,18 +0,95 x 0,69
**
Bray II Y=- 0,25 +0,91 x 0,65
**
Y=-2,25 +0,87 x 0,69
**
N- Carolina Y=8,93 +0,77 x 0,54
**
Y=4,50 +0,91 x 0,59
**
HCl 25 % Y=3,54 +0,696 x 0,30
tn
Y=-18,78 +1.67 x 0,73
**
Truog Y=7,71 +0,058 x 0,60
**
Y=4,31 +0,062 x 0,71
**
Pengabuan
kering
Y=-10,58+1337,6 x 0,61
**
Y=-23,10 +1801,8 x 0,92
**
Ket : * = nyata pada taraf 0,05 % = 0,381
** = sangat nyata pada taraf 0,01 % = 0,487
tn = tidak nyata
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa metode analisis yang tepat adalah
pengabuan kering karena memberikan koefisien korelasi yang tertinggi yakni
r =0,92 pada serapan P. Pada berat kering tajuk metode analisis Bray II dan
pengabuan kering memiliki koefisien korelasi yang relatif lebih tinggi dari metode
lainnya, masing masing dengan nilai r =0,65 dan r =0,61.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Pembahasan
Kemampuan setiap ekstraktan dari masing masing metode dalam
mengekstrak P yang terdapat dalam tanah Entisol berbeda beda, hal ini dapat
dilihat dari nilai kadar P tersedia tanah yang terekstrak dari masing masing
metode sangat beragam.
Menurut Poerwowidodo (1991) metode Bray I dan Bray II digunakan
untuk menetapkan kandungan P terjerap dan P larut dalam asam dengan
menggunakan larutan pengekstarak NH
4
F dan HCl yang akan membebaskan ion
ion F untuk mengikat Al Fe dan senyawa P dalam larutan asam sehingga ion P
nya dibebaskan.
Metode North Carolina berprinsip bahwa P yang terlarut dalam
asam merupakan ukuran P tersedia didalam tanah tanah asam dan netral. Pada
metode ini ekstraktan yang digunakan adalah HCl dan SO
4,
reaksinya menurut
Poerwowidodo (1991) sebagai berikut:
AlPO
4
+HCl +H
2
SO
4
PO
3
-2
+H
2
O +Al Cl
3
+Al
2
(SO
4
)
3
FePO
4
+HCl +H
2
SO
4
PO
3
-2
+H
2
O +Fe Cl
3
+Fe
2
(SO
4
)
3
selanjutnya,
PO
4
-3
+12 MoO
4
-2
+27 H
+
H
7
[P (Mo
2
O
7
)
6
] +10 H
2
O
H
7
[P (Mo
2
O
7
)
6
+ vit C Biru molibden
Dari masing masing metode, metode Truog menggunakan ekstraktan
NH
4
SO
4
menghasilkan kadar P tersedia yang relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan ekstraktan lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan volume
yang digunakan. Metode Truog menggunakan perbandingan volume antara tanah
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
dengan ektraktan 0,5 : 100. Volume ekstraktan yang lebih besar mengakibatkan
factor pengencerannya lebih besar sehingga kadar P menjadi tinggi.
Reaksinya menurut Mukhlis (2007) sebagai berikut
3 NH
4
SO
4
+AlPO
4
PO
4
-3
+ NH
4
+ SO
4
3 NH
4
SO
4
+FePO
4
PO
4
-3
+ NH
4
+ SO
4
selanjutnya,
PO
3
-
+12 MoO
4
-2
+27 H
+
H
7
[P (Mo
2
O
7
)
6
] +10 H
2
O
H
7
[P (Mo
2
O
7
)
6
+ vit C Biru molibden
Hal ini juga diikuti oleh metode pengabuan kering yang memilki kadar P
tersedia yang relatif tinggi karena perbandingan yang digunakan adalah 1 : 100
dengan ekstraktan HCl. Sebaliknya ekstraktan HCl 25 % mengekstrak P hanya
dalam jumlah yang kecil, karena ekstraktannya kurang mampu mengekstrak P
dari tanah.
Peningkatan kadar P tersedia tanah akibat pemberian pupuk P, diikuti
oleh tinggi tanaman, berat kering tajuk dan akar serta serapan P tanaman. Sebagai
salah satu unsur penting yang diperlukan oleh tanaman, unsur P berfungsi
sebagai penyusun setiap sel hidup, terutama dalam pembelahan sel.
Menurut Hakim dkk (1986) P sangat berperan aktif dalam mentransfer energi di
dalam sel dan meningkatkan efisiensi kerja kloroplas.
Dalam pertumbuhannya tanaman mengalami gejala kekurangan unsur hara
P hal ini dapat dilihat dari tanaman yang kerdil dan munculnya warna ungu yang
dimulai dari pangkal hingga ujung daun. Keadaan ini diduga tidak adanya
keseimbangan hara dalam tanah sehingga berlaku hukum minimum Liebig di
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
mana pertumbuhan dan produksi tanaman ditentukan oleh faktor yang berada
dalam takaran minimum dan akan menjadi faktor pembatas. Menurut
Poerwowidodo ( 1992) jika pasokan P tidak cukup, pembelahan sel menyusut dan
seluruh bagian tanaman akan menjadi kerdil sehingga perkembangan bagian tajuk
dan akar akan terganggu. Perkembangan tajuk dan akar tanaman bergantung pada
ketersedian dan masukkan berbagai hara dalam sistem tanah. Pupuk dasar N dan
K yang diberikan diduga mampu merangsang pertumbuhan akar dan
meningkatkan berat akar tanaman dan pemberian pupuk dasar ini juga mampu
mendorong keseimbangan unsur hara dalan tanah, sehingga unsur P mampu
diserap secara maksimal oleh tanaman. Menurut Poerwowidodo (1992) tidak
adanya keseimbangan hara dalam tanah dapat mempengaruhi penyerapan P oleh
tanaman.
Efisiensi serapan P oleh tanaman dari tanah berkaitan erat dengan tipe
perakaran tanaman. Serapan P menggambarkan jumlah hara yang terdapat dalam
tanaman dan mempunyai hubungan yang erat keadaan hara tanaman yang terdapat
dalam tanah. Menurut Poerwowidodo (1992) tanaman yang berakar serabut
seperti tanaman jagung mempunyai takaran yang luas dalam menyerap hara dan
makanan dari tanah sehingga sangat efisien menyerap P. Dengan bertambahnya
percabangan akar dan perkembangan akar lateral akan meningkatkan penggunaan
dan penyerapan P oleh tanaman
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa metode pengabuan kering
merupakan metode yang tepat untuk tanah entisol, karena memiliki koefisien
korelasi tertinggi dibandingkan dengan metode lainnya yakni r =0,92. dan secara
statistik berpengaruh sangat nyata terhadap serapan P. Metode pengabuan kering
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
dikatakan sebagai metode yang tepat disebabkan ekstraktannya mampu
mengekstrak P pada tanah entisol sesuai dengan jumlah P yang diserap oleh
tanaman. Pemilihan metode ini sebagai metode analisis P tanah entisol diduga
bahan penyusun tanah ini berasal dari jaringan tanaman yang terendapkan dalam
waktu yang lama. Menurut Mukhlis (2007) dalam analisis jaringan tanaman
dapat digunakan metode pengabuan kering yang relatif lebih sederhana, tidak
berbahaya dan lebih murah dibandingkan dekstruksi basah dan hal ini senada
dengan pendapat Fixen dan Grove (1990) yang menetapkan bahwa ekstraktan
yang baik harus mampu mengekstrak P tersedia tanah, prosedurnya cepat dan
tepat dan nilai uji yang ditentukan harus berkorelasi dengan pertumbuhan
tanaman
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Metode analisis P tersedia yang tepat untuk tanah entisol adalah
metode pengabuan kering dengan nilai korelasi tertinggi yakni
r =0,92
2. Kemampuan setiap metode dalam mengekstrak kadar P tersedia tanah
berbeda beda tergantung pada jenis ektraktan yang digunakan.
Saran
Metode yang telah ada dalam analisis kadar P tersedia tanah entisol
perlu diuji kembali dengan bahan induk yang berbeda.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Al- J abri, M., I.M Widjik, S., A. Hamid., Suharto dan M. Supartini. 1984.
Pemilihan metode uji P tanah tanah masam dari Lampung dan Sitiung
untuk padi gogo. Jurnal Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk.
3: 47 52.
Bassett, J., R.C. Denny., G.H. Jeffrey dan J. Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel:
Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi ke 4. Terjemahan A.H.
Pudjaatmaka dan L. Setiono. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Fixen, P. E dan J. H Grove. 1990. Testing Soil for Phosforous in R. L Westerman
(ed) Soil Testing and Plant Analysis, 3
rd
edition. Soil. Sci. of America Inc.
Madison, Wisconsin.
Hakim, N. M. Y Nyakpa, A. M Lubis, M.A Dhiha, S.G Nugroho, M. R Saul, G.
B Hong dan H. H Bailey. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Lampung Pres,
Lampung. Hlm
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akapres, Jakarta
. 2003. Ilmu Tanah. Akapres, Jakarta
Hartatik K., K. Idrus., S. Sabiham., S. Djuniwati dan J. Sri- Adiningsih. 2003.
Komposisi fraksi fraksi P pada tanah gambut yang diberi bahan
amelioran tanah mineral dan pemupukan P. Jurnal Penelitian Tanah dan
Iklim. Puslitbangtanak, Bogor. 21: 15 -27.
Iboy, I.R. 2006. Kajian korelasi beberapa metode analisis fosfat tersedia pada
tanah sawah (Skripsi). Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan. Hlm 42.
Masganti, T., Notohadikusumo., A. Maas dan B. Radjagukguk. 2003. Pengaruh
macam senyawa penjerap fosfat dan sumber pupuk P terhadap daya
penyedian fosfat bahan gambut. Jurnal Penelitian Tanah dan Iklim.
Puslitbangtanak, Bogor. 21: 7 -14.
Mukhlis. 2007. Analisis Tanah dan Tanaman. USU Press, Medan.
Munir, M. 1996. Tanah - Tanah Utama Indonesia karakteristik: klasifikasi dan
pemanfaatannya. Pustaka Jaya, Jakarta.
Noor, M. 2001. Lahan Rawa. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Nordin. 2006. Save our Borneo. http://www. Blogger.com/profile
[15 Desember 2007]
Nursyamsi, D. dan M. T. Sutriadi. 2002. Pemilihan metode fosfor pada
inseptisol, ultisol dan vertisol untuk kedelai (Glycine max L). Pros.
Seminar Nasional Sumber Daya Lahan. Puslitbangtanak, Bogor.
Hlm 283 292.
Poerwowidodo, M. 1992. Telaah kesuburan tanah. UGM Pres, Jogyakarta
. 1991. Metode selidik tanah, UGM Pres, Jogyakarta
Rosmarkam, A dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius,
Jogyakarta.
Ritiung, S dan Wahyunto. 2003. Kandungan tanah gambut di pulau Sumatera
http://www.peat- portal.net/newsmaster [15 desember 2007]
Subagyo, H, N. Suharta dan A.B. Siswanto. 2000. Tanah tanah pertanian
Indonesia dalam Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (ed) Sumber
daya lahan Indonesia dan pengelolaannya. Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian.
Hlm 36 - 37, 52
Suhardjo, H, Suratman, T. Prihatini dan S. Ritiung. 2003. Lahan pantai dan
pengembangannyadalam Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (ed)
Sumber daya lahan Indonesia dan pengelolaannya. Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian, Departemen
Pertanian. Hlm 113
Widjaja- Adhi dan M. Widjik, S. 1984. Pemilihan dan kalibrasi uji tanah hara P
untuk tanaman kentang pada tanah hidric dystranepts. Jurnal Pemberitaan
Penelitian Tanah dan Pupuk. 3: 42- 47.
Widjik S, I.M., M. Al- Jabri dan M. Supartini S. 1984. Perbandingan tanah
dengan pengekstrak dan waktu kocok untuk penetapan P tersedia dengan
metode troug dimodifikasi. Jurnal Pemberitaan Penelitian Tanah dan
Pupuk. 3: 52- 56.
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 1. Data hasil analisis awal tanah entisol
No Parameter Satuan Hasil Kriteria*
1 pH H
2
O - 3,69 sangat masam
2 pH KCl - 3,59 masam
3 P tersedia ppm 6,7 sangat rendah
4 Kl % 92,30 -
5 KA % 53,84 -
6 C- organik % 13,63 sangat tinggi
7
8
B. Organik
KTK
%
me/ 100g
23,49
8,53
-
rendah
* menurut 1. Staf Pusat Penelitian Tanah, 1983
2. BPP Medan, 1982
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 2. Bagan penelitian di Rumah kaca FP USU
II I III U
P23p3
P3 P7 P1
P0
P7 P1
P0 P2 P3
P4 P8 P6
P2 P5
P5 P6
P1
P6
P8
P0
P2
P7 P4
P4
P5
P8
P3
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 3. Perhitungan Kebutuhan Pupuk P (SP 36)
1. 50 ppm
Kebutuhan P
2
O
5
= BM P
2
O
5
x 50 ppm
BA P
2
=142 x 50 ppm =114, 51 mg/ kg
62
Kebutuhan SP 36 =100 x 0,1145 g/kg x 4 kg
36
=1, 27 g/ pot
2. 100 ppm
Kebutuhan P
2
O
5
= BM P
2
O
5
x 100 ppm
BA P
2
=142 x 100 ppm =229,03 mg/ kg
62
Kebutuhan SP 36 =100 x 0,2290 g/kg x 4 kg
36
=2,57 g/ pot
3. 150 ppm
Kebutuhan P
2
O
5
= BM P
2
O
5
x 150 ppm
BA P
2
=142 x 150 ppm =343.54 mg/ kg
62
Kebutuhan SP 36 =100 x 0,3435 g/kg x 4 kg
36
=3,81 g/ pot
4. 200 ppm
Kebutuhan P
2
O
5
= BM P
2
O
5
x 200 ppm
BA P
2
=142 x 200 ppm =458,06 mg/ kg
62
Kebutuhan SP 36 =100 x 0,4580 g/kg x 4 kg
36
=5,08 g/ pot
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
5. 250 ppm
Kebutuhan P
2
O
5
= BM P
2
O
5
x 250 ppm
BA P
2
=142 x 250 ppm =572,58 mg/ kg
62
Kebutuhan SP 36 =100 x 0,5725 g/kg x 4 kg
36
=6,36 g/ pot
6. 300 ppm
Kebutuhan P
2
O
5
= BM P
2
O
5
x 300 ppm
BA P
2
=142 x 300 ppm =687,09 mg/ kg
62
Kebutuhan SP 36 =100 x 0,6870 g/kg x 4 kg
36
=7,63 g/ pot
7. 350 ppm
Kebutuhan P
2
O
5
= BM P
2
O
5
x 350 ppm
BA P
2
=142 x 350 ppm =801,61 mg/ kg
62
Kebutuhan SP 36 =100 x 0,8016 g/kg x 4 kg
36
=8,90 g/ pot
8. 400 ppm
Kebutuhan P
2
O
5
= BM P
2
O
5
x 400 ppm
BA P
2
=142 x 400 ppm =916,12 mg/ kg
62
Kebutuhan SP 36 =100 x 0,9161 g/kg x 4 kg
36
=10,17 g/ pot
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 4. Rataan kadar P tersedia (ppm) tanah hasil analisis metode Bray I
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P0
13,22
15,51
9,88
38,61
12,87
P1 20,14 23,67 14,37 58,18 19,39
P2 21,34 23,67 21,34 66,35 22,11
P3 21,34 24,87 19,00 65,21 21,73
P4 23,67 26,11 26,11 75,89 25,29
P5 24,87 28,49 28,49 81,85 27,28
P6 27,30 30,98 32,22 90,50 30,16
P7 28,49 37,23 30,98 96,70 32,23
P8 32,22 38,52 35,94 106,68 35,56
Total 212,59 249,05 218,33 679,97 25,18
Lampiran 5. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode Bray I
SK dB J K KT F hit F 5 % F 1 %
Perlakuan 8 1179,182 147,397 28,69
**
2,59 3,89
Blok 2 85,408 42,704 8,31
*
3,63 6,23
Galat 16 82,2017 5,137
Total 26 1346,7917
KK =9,00 %
Keterangan : * =nyata pada taraf 5 %
** =sangat pada nyata taraf 1 %
tn =tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 6. Rataan kadar P tersedia (ppm) tanah hasil analisis metode Bray II
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P0
8,55
8,55
11,27
28,37
9,45
P1 14,76 14,07 15,49 44,32 14,77
P2 15,49 14,76 16,18 46,43 15,47
P3 16,90 15,49 14,07 46,46 15,48
P4 20,55 15,49 18,35 54,39 18,13
P5 14,07 19,83 19,38 53,37 17,91
P6 18,35 27,39 25,07 70,81 23,60
P7 19,83 29,74 31,34 80,91 26,97
P8 27,39 32,15 42,22 101,76 33,92
Total 155,89 177,47 193,82 527,18 19,25
Lampiran 7. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode
Bray II
SK dB J K KT F hit F 5 % F 1 %
Perlakuan 8 1321,44 165,18 13,08
**
2,59 3,89
Blok 2 80,44 40,22 3,18
tn
3,63 6,23
Galat 16 202,00 12,62
Total 26 1603,88
KK=17,93 %
Keterangan : * =nyata pada taraf 5 %
** =sangat nyata pada taraf 1%
tn =tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 8. Rataan kadar P tersedia (ppm) tanah hasil analisis metode North
Carolina
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P0
0,80
3,82
5,88
10,50
3,50
P1 0,80 5,88 7,95 14,63 4,87
P2 1,84 5,88 8,95 16,64 5,54
P3 7,95 8,95 16,42 33,32 11,10
P4 12,11 10,01 18,55 40,67 13,55
P5 12,11 13,73 12,11 37,39 12,46
P6 10,01 14,27 13,17 34,45 12,48
P7 18,55 15,32 14,27 48,14 16,04
P8 20,74 18,55 23,01 62,30 20,76
Total 84,88 95,85 120,31 301,04 11,14
Lampiran 9. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode
North Carolina
SK dB J K KT F hit F 5 % F 1 %
Perlakuan 8 765,09 95,63 14,55
**
2,59 3,89
Blok 2 73,11 36,55 5,54
tn
3,63 6,23
Galat 16 105,55 6,59
Total 26 943,75
KK=23,04 %
Keterangan : * =nyata pada taraf 5 %
** =sangat nyata pada taraf 1 %
tn =tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 10. Rataan kadar P tersedia (ppm) tanah hasil analisis metode HCl 25 %
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P0
10,10
11,91
8,33
30,34
10,11
P1 21,29 23,22 11,91 56,42 18,80
P2 23,22 14,47 17,47 58,16 19,38
P3 19,36 19,36 15,61 54,33 18,11
P4 15,61 19,36 19,36 54,33 18,11
P5 17,47 17,47 19,36 54,30 18,10
P6 21,29 25,15 21,29 67,79 22,57
P7 25,15 27,16 23,22 75,53 25,17
P8 30,90 30,90 29,13 90,93 30,31
Total 184,39 192,00 165,68 542,07 20,07
Lampiran 11. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode
HCl 25 %
SK dB J K KT F hit F 5 % F 1 %
Perlakuan 8 749,95 93,74 14,73
**
2,59 3,89
Blok 2 40,77 20,385 3,20
tn
3,63 6,23
Galat 16 101,80 6,36
Total 26 892,52
KK=12,56 %
Keterangan : * =nyata pada taraf 5 %
** =sangat nyata pada taraf 1%
tn =tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 12. Rataan kadar P tersedia (ppm) tanah hasil analisis metode
Pengabuan Kering
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P0
0,01436
0,01668
0,01380
0,04484
0,0149
P1 0,01403 0,01783 0,01493 0,04679 0,0155
P2 0,01552 0,01961 0,01783 0,05296 0,0176
P3 0,01668 0,02022 0,02081 0,05771 0,0192
P4 0,01783 0,02202 0,02513 0,06498 0,0216
P5 0,01724 0,02081 0,02765 0,06570 0,0219
P6 0,02022 0,02264 0,02765 0,07051 0,0235
P7 0,02512 0,02513 0,02896 0,07922 0,0264
P8 0,02639 0,02781 0,03025 0,08445 0,0281
Total 0,16740 0,19275 0,20701 0,56716 0,0210
Lampiran 13. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode
Pengabuan Kering.
SK dB J K KT F hit F 5 % F 1 %
Perlakuan 8 0,000504045 0,000063005 14,31
**
2,59 3,89
Blok 2 0,000089442 0,00004472 10,16
**
3,63 6,23
Galat 16 0,000070427 0,0000044
Total 26 0,000663914
KK=9,98 %
Keterangan : * =nyata pada taraf 5 %
** =sangat nyata pada taraf 1 %
tn =tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 14. Rataan kadar P tersedia (ppm) tanah hasil analisis metode Truog
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P0
36,25
56,40
36,25
128,90
42,96
P1 56,40 76,56 56,40 189,36 63,12
P2 76,56 117,78 76,56 270,90 90,30
P3 117,78 96,71 117,78 332,27 110,75
P4 159,00 159,00 137,93 455,93 151,97
P5 117,78 200,22 179,16 497,16 165,72
P6 186,32 221,29 242,36 649,97 216,65
P7 207,20 285,42 306,49 799,11 266,37
P8 334,86 415,50 460,39 1210,75 403,58
Total 1292,15 1628,88 1613,32 4534,35 167,93
Lampiran 15. Daftar sidik ragam kadar P tersedia tanah hasil analisis metode
Truog.
SK dB J K KT F hit F 5 % F 1 %
Perlakuan 8 331.258,3553 41.407,29441 50,672
**
2,59 3,89
Blok 2 8.028,8658 4.014,43293 4,912
*
3,63 6,23
Galat 16 13.074,49474 817,15592
Total 26 332.361,7159
KK=17,02 %
Keterangan : * =nyata pada taraf 5 %
** =sangat nyata pada taraf 1 %
tn =tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 16. Rataan serapan P (mg/tnm) tanaman jagung pada akhir masa
vegetatif
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P0
0,60
0,78
0,80
2,18
0,72
P1 9,73 10,33 12,75 32,81 10,93
P2 0,94 0,33 1,01 2,37 0,79
P3 18,87 4,57 19,78 43,22 14,40
P4 18,74 5,94 22,38 47,06 15,68
P5 19,66 24,21 25,49 69,36 23,12
P6 23,36 17,70 21,63 62,69 20,89
P7 23,23 17,54 23,29 64,06 21,35
P8 14,34 31,29 28,50 74,13 24,71
Total 129,47 112,69 155,72 397,88 14,73
Lampiran17. Daftar sidik ragam serapan P tanaman jagung pada akhir masa
vegetatif
SK dB J K KT F hit F 5 % F 1 %
Perlakuan 8 1.973,1436 246,642 9,43
**
2,59 3,89
Blok 2 104,5263 52,263 2,00
tn
3,63 6,23
Galat 16 418,22813 26,139
Total 26 2.495,8960
KK=34,70 %
Keterangan : * =nyata pada taraf 5 %
** =sangat nyata pada taraf 1 %
tn =tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 18. Rataan tinggi tanaman (cm) tanaman jagung pada akhir masa
vegetatif
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P0
58,0
76,0
42,0
176,0
58,66
P1 101,3 105,0 104,0 310,3 103,43
P2 42,5 34,0 52,5 129,0 43,00
P3 120,0 50,3 123,4 293,7 97,90
P4 128,0 54,2 134,4 316,6 105,53
P5 76,5 120,0 124,0 320,5 106,83
P6 108,0 90,0 131,0 329,0 109,66
P7 132,6 109,0 138,1 379,7 126,56
P8 101,0 135,0 110,5 346,5 115,50
Total 867,9 773,5 959,9 2601,3 96,34
Lampiran 19. Daftar sidik ragam tinggi tanaman jagung pada akhir masa vegetatif
SK dB J K KT F hit F 5 % F 1 %
Perlakuan 8 17.910,5067 2.238,813 3,76
*
2,59 3,89
Blok 2 1.930,3822 965,191 1,62
tn
3,63 6,23
Galat 16 9.531,0177 595,688
Total 26 29.371,906
KK=25,33 %
Keterangan : * =nyata pada taraf 5 %
** =sangat nyata pada taraf 1 %
tn =tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 20. Rataan berat kering tajuk (g) tanaman jagung pada akhir masa
vegetatif
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P0
0,65
1,23
1,06
2,94
1,31
P1 14,09 14,55 19,50 48,14 16,04
P2 1,09 0,52 1,50 3,11 1,03
P3 24,31 6,56 25,76 56,63 18,87
P4 25,71 7,22 27,67 60,60 20,20
P5 24,64 29,21 28,52 82,37 27,45
P6 28,18 19,80 26,74 74,72 24,90
P7 23,52 18,20 24,78 66,50 22,16
P8 15,64 33,29 28,85 77,78 25,92
Total 157,83 130,58 184,38 472,79 17,51
Lampiran 21. Daftar sidik ragam berat kering tajuk tanaman jagung pada akhir
masa vegetatif
SK dB J K KT F hit F 5 % F 1 %
Perlakuan 8 2.496,0855 300,760 8,20
**
2,59 3,89
Blok 2 160,811 80,40 2,19
tn
3,63 6,23
Galat 16 586,3563 36,64
Total 26 3.153,2528
KK=34,56 %
Keterangan : * =nyata pada taraf 5 %
** =sangat nyata pada taraf 1 %
tn =tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 22. Rataan berat kering akar (g) tanaman jagung pada akhir masa
vegetatif
Perlakuan Blok Total Rataan
I II III
P0
0,15
0,29
1,15
1,59
0,53
P1 3,94 3,53 3,49 10,96 3,65
P2 0,84 0,47 0,84 2,15 0,71
P3 3,74 4,44 5,48 13,66 4,55
P4 5,73 3,34 7,96 17,03 5,67
P5 3,01 3,11 2,01 8,13 2,71
P6 4,54 4,71 7,01 16,26 5,42
P7 2,97 3,61 2,84 9,42 3,14
P8 5,34 7,03 6,89 19,26 6,42
Total 30,26 30,53 37,67 98,46 3,64
Lampiran 23. Daftar sidik ragam berat kering akar tanaman jagung pada akhir
masa vegetatif
SK dB J K KT F hit F 5 % F 1 %
Perlakuan 8 105,634 13,204 13,42
**
2,59 3,89
Blok 2 3,924 1,962 1,99
tn
3,63 6,23
Galat 16 15,734 0,983
Total 26 125,292
KK=27,24 %
Keterangan : * =nyata padataraf 5 %
** =sangat nyata pada taraf 1 %
tn =tidak nyata
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 25. Metode analisis kadar P tersedia tanah metode Bray I
1. Pereaksi
1. Larutan Amonium Flourida 1N
Larutkan 3,7 g
NH
4
F dengan H
2
O menjadi 100 ml
2. Larutan HCl 5 N
Larutkan 20,2 ml HCl pekat dengan H
2
O menjadi 500 ml
3. Larutan Bray I
Larutkan 30 ml larutan NH
4
F 1N dengan 5 ml HCl 2 N dan jadikan larutan
dengan menambahkan H
2
O
4. Asam Sulfat 5 N
Larutkan 140 ml H
2
SO
4
pekat BD 1,84kg/L dengan H
2
O hingga volume
larutan menjadi 1000 ml
5. Amonium Molibdat
Larutkan 12 g (NH
4
)
6
Mo
7
O
24
.
4
H
2
O dengan H
2
O hingga volume larutan
menjadi 250 ml
6. Kalium Antimonit Tartarat
Larutkan 1,298 g KSbOC
4
H
4
O
6
dalam 100 ml H
2
O
7. Asam Ascorbat
8. Pereaksi Fosfat A
Campurkan Asam sulfat 5 N, Amonium Molibdat dan Kalium Antimonit
Tartarat, jadikan 2 L dengan menambahkan H
2
O
9. Pereaksi Fosfat B
Campurkan 1 g sam Ascorbat kedalam 200 ml pereaksi fosfat A
10. Larutan Standard 50 ppm P
Larutkan 0,275 g K
2
HPO
4
. 3 H
2
O hingga 1 L
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
11. Larutan standard 0- 0,5- 1,0- 2,0-3,0-4,0-5,0 ppm P
Pipet larutan Standard 50 ppm P masing masing sebanyak 0 - 1- 2 - 4 -
6- 8 - 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan H
2
O
2. Cara Kerja
1. Timbang 2 g contoh tanah dan tempatkan pada gelas erlemeyer 250 cc
2. Tambahkan larutan Bray I sebanyak 20 ml, dan goncang pada shaker
selama 30 menit
3. Saring dengan kertas saring Whatman No. 42
4. Pipet filtrat sebanyak 5 ml dan tempatkan pada tabung reaksi
5. Tambahkan pereaksi Fosfat B sebanyak 10 ml. Biarkan selama 5 menit
6. Ukur transmitan pada spectronik dengan panjang gelombang 660 nm
7. Pada saat yang sama pipet juga masing masing 5 ml larutan standar P 0-
0,5- 1,0 2,0- 3,0 4,0 5,0 ppm P ke tabung reaksi, kemudian
tambahkan 10 ml pereaksi fosfat B
8. Ukur juga transmitan standar pada spectronik dengan panjang gelombang
yang sama yaitu 660 nm.
3. Perhitungan
Nilai adsorben =- log T/ 100
Buat kurva standar P ( 0 5 ppm P) sebagai sumbu x dan nilai Adsorben
sebagai sumbu y. Konsentrasi P larutan ditetapkan dengan menginterpolasikan
nilai adsorben dari sample ke kurva standar ( Kurva standard interpolasi dapat
dilakukan secara mudah dengan menggunakan kalkulator pakai program LR)
Pavl (ppm) =P lrt x 20 / 2 x faktor pengencer ( bila ada)
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 26. Metode analisis kadar P tersedia tanah metode Bray II
1. Pereaksi
1. Larutan Amonium Flourida 1N
Larutkan 3,7 g
NH
4
F dengan H
2
O menjadi 100 ml
2. Larutan HCl 5 N
Larutkan 20,2 ml HCl pekat dengan H
2
O menjadi 500 ml
3. Larutan Bray II
Larutkan 30 ml larutan NH
4
F 1N dengan 20 ml HCl 2 N dan jadikan 1 L
larutan dengan menambahkan H
2
O
4. Asam Sulfat 5 N
Larutkan 140 ml H
2
SO
4
pekat BD 1,84kg/L dengan H
2
O hingga volume
larutan menjadi 1000 ml
5. Amonium Molibdat
Larutkan 12 g (NH
4
)
6
Mo
7
O
24
.
4
H
2
O dengan H
2
O hingga volume larutan
menjadi 250 ml
6. Kalium Antimonit Tartarat
Larutkan 1,298 g KSbOC
4
H
4
O
6
dalam 100 ml H
2
O
7. Asam Ascorbat
8. Pereaksi Fosfat A
Campurkan Asam sulfat 5 N, Amonium Molibdat dan Kalium Antimonit
Tartarat, jadikan 2 L dengan menambahkan H
2
O
9. Pereaksi Fosfat B
Campurkan 1 g sam Ascorbat kedalam 200 ml pereaksi fosfat A
10. Larutan Standard 50 ppm P
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
11. Larutan standard 0- 0,5- 1,0- 2,0-3,0-4,0-5,0 ppm P
Pipet larutan Standard 50 ppm P masing masing sebanyak 0 - 1- 2 - 4 -
6- 8 - 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan H
2
O
2. Cara Kerja
1. Timbang 2 g contoh tanah dan tempatkan pada gelas erlemeyer 250 cc
2. Tambahkan larutan Bray II sebanyak 20 ml, dan goncang pada shaker
selama 30 menit
3. Saring dengan kertas saring Whatman No. 42
4. Pipet filtrat sebanyak 5 ml dan tempatkan pada tabung reaksi
5. Tambahkan pereaksi Fosfat B sebanyak 10 ml. Biarkan selama 5 menit
6. Ukur transmitan pada spectronik dengan panjang gelombang 660 nm
7. Pada saat yang sama pipet juga masing masing 5 ml larutan standar P 0-
0,5- 1,0 2,0- 3,0 4,0 5,0 ppm P ke tabung reaksi, kemudian
tambahkan 10 ml pereaksi fosfat B
8. Ukur juga transmitan standar pada spectronik dengan panjang gelombang
yang sama yaitu 660 nm.
3. Perhitungan
Nilai adsorben =- log T/ 100
Buat kurva standar P ( 0 5 ppm P) sebagai sumbu x dan nilai Adsorben
sebagai sumbu y. Konsentrasi P larutan ditetapkan dengan menginterpolasikan
nilai adsorben dari sample ke kurva standar ( Kurva standard interpolasi dapat
dilakukan secara mudah dengan menggunakan kalkulator pakai program LR)
Pavl (ppm) =P lrt x 20 / 2 x faktor pengencer ( bila ada)
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 27. Metode analisis kadar P tersedia tanah metode North Carolina
1. Pereaksi
1. Larutan HCl 5 N
Larutkan 20,2 ml HCl pekat dengan H
2
O menjadi 500 ml
2. Asam Sulfat 5 N
Larutkan 140 ml H
2
SO
4
pekat BD 1,84kg/L dengan H
2
O hingga volume
larutan menjadi 1000 ml
3. Larutan North Carolina
Larutkan 10 ml HCl dan 5 ml H
2
SO
4
dan ditambahkan H
2
O menjadi 1 L
4. Amonium Molibdat
Larutkan 12 g (NH
4
)
6
Mo
7
O
24
.
4
H
2
O dengan H
2
O hingga volume larutan
menjadi 250 ml
5. Kalium Antimonit Tartarat
Larutkan 1,298 g KSbOC
4
H
4
O
6
dalam 100 ml H
2
O
7. Asam Ascorbat
8. Pereaksi Fosfat A
Campurkan Asam sulfat 5 N, Amonium Molibdat dan Kalium Antimonit
Tartarat, jadikan 2 L dengan menambahkan H
2
O
12. Pereaksi Fosfat B
Campurkan 1 g sam Ascorbat kedalam 200 ml pereaksi fosfat A
13. Larutan Standard 50 ppm P
14. Larutan standard 0- 0,5- 1,0- 2,0-3,0-4,0-5,0 ppm P
Pipet larutan Standard 50 ppm P masing masing sebanyak 0 - 1- 2 - 4 -
6- 8 - 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan H
2
O
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
2. Cara Kerja
1. Timbang 2 g contoh tanah dan tempatkan pada gelas erlemeyer 250 cc
2. Tambahkan larutan North Carolina sebanyak 20 ml, dan goncang pada
shaker selama 30 menit
3. Saring dengan kertas saring Whatman No. 42
4. Pipet filtrat sebanyak 5 ml dan tempatkan pada tabung reaksi
5. Tambahkan pereaksi Fosfat B sebanyak 10 ml. Biarkan selama 5 menit
6. Ukur transmitan pada spectronik dengan panjang gelombang 660 nm
7. Pada saat yang sama pipet juga masing masing 5 ml larutan standar P 0-
0,5- 1,0 2,0- 3,0 4,0 5,0 ppm P ke tabung reaksi, kemudian
tambahkan 10 ml pereaksi fosfat B
8. Ukur juga transmitan standar pada spectronik dengan panjang gelombang
yang sama yaitu 660 nm.
3. Perhitungan
Nilai adsorben =- log T/ 100
Buat kurva standar P ( 0 5 ppm P) sebagai sumbu x dan nilai Adsorben
sebagai sumbu y. Konsentrasi P larutan ditetapkan dengan menginterpolasikan
nilai adsorben dari sample ke kurva standar ( Kurva standard interpolasi dapat
dilakukan secara mudah dengan menggunakan kalkulator pakai program LR)
Pavl (ppm) =P lrt x 20 / 2 x faktor pengencer ( bila ada)
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 28. Metode analisis kadar P tersedia tanah metode HCl 25 %
1. Pereaksi
1. Larutan HCL 25 %
Larutkan 700 ml HCl 37 % menjadi 1L
2. Asam Sulfat 5 N
Larutkan 140 ml H
2
SO
4
pekat BD 1,84kg/L dengan H
2
O hingga volume
larutan menjadi 1000 ml
3. Amonium Molibda
Larutkan 12 g (NH
4
)
6
Mo
7
O
24
.
4
H
2
O dengan H
2
O hingga volume larutan
menjadi 250 ml
4. Kalium Antimonit Tartarat
Larutkan 1,298 g KSbOC
4
H
4
O
6
dalam 100 ml H
2
O
5. Asam Ascorbat
6. Pereaksi Fosfat A
Campurkan Asam sulfat 5 N, Amonium Molibdat dan Kalium Antimonit
Tartarat, jadikan 2 L dengan menambahkan H
2
O
7. Pereaksi Fosfat B
Campurkan 1 g sam Ascorbat kedalam 200 ml pereaksi fosfat A
8. Larutan Standard 50 ppm P
9. Larutan standard 0- 0,5- 1,0- 2,0-3,0-4,0-5,0 ppm P
Pipet larutan Standard 50 ppm P masing masing sebanyak 0 - 1- 2 - 4 -
6- 8 - 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan H
2
O
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
2. Cara Kerja
1. Timbang 2 g contoh tanah dan tempatkan pada gelas erlemeyer 250 cc
2. Tambahkan larutan HCl 25 % sebanyak 20 ml, dan goncang pada
shaker selama 30 menit
3. Saring dengan kertas saring Whatman No. 42
4. Pipet filtrat sebanyak 5 ml dan tempatkan pada tabung reaksi
5. Tambahkan pereaksi Fosfat B sebanyak 10 ml. Biarkan selama 5 menit
6. Ukur transmitan pada spectronik dengan panjang gelombang 660 nm
7. Pada saat yang sama pipet juga masing masing 5 ml larutan standar P
0- 0,5- 1,0 2,0- 3,0 4,0 5,0 ppm P ke tabung reaksi, kemudian
tambahkan 10 ml pereaksi fosfat B
8. Ukur juga transmitan standar pada spectronik dengan panjang
gelombang yang sama yaitu 660 nm.
3. Perhitungan
Nilai adsorben =- log T/ 100
Buat kurva standar P ( 0 5 ppm P) sebagai sumbu x dan nilai Adsorben
sebagai sumbu y. Konsentrasi P larutan ditetapkan dengan menginterpolasikan
nilai adsorben dari sample ke kurva standar ( Kurva standard interpolasi dapat
dilakukan secara mudah dengan menggunakan kalkulator pakai program LR)
Pavl (ppm) =P lrt x 20 / 2 x faktor pengencer ( bila ada)
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 29. Metode analisis P tersedia tanah metode Troug
1. Pereaksi
1. Larutan Asam Sulfat 0,002 N
Larutkan 0,055 ml H
2
SO
4
dengan H
2
O menjadi 100 ml
2. Larutan Troug
Larutkan 3 g larutan (NH
4
)
2
SO
4
1N dengan H
2
O dan tambahkan H
2
SO
4
0,002 N set pH menjadi 3,0.
3. Asam Sulfat 5 N
Larutkan 140 ml H
2
SO
4
pekat BD 1,84kg/L dengan H
2
O hingga volume
larutan menjadi 1000 ml
4. Amonium Molibdat
Larutkan 12 g (NH
4
)
6
Mo
7
O
24
.
4
H
2
O dengan H
2
O hingga volume larutan
menjadi 250 ml
5. Kalium Antimonit Tartarat
Larutkan 1,298 g KSbOC
4
H
4
O
6
dalam 100 ml H
2
O
7. Asam Ascorbat
8. Pereaksi Fosfat A
Campurkan Asam sulfat 5 N, Amonium Molibdat dan Kalium Antimonit
Tartarat, jadikan 2 L dengan menambahkan H
2
O
9. Pereaksi Fosfat B
Campurkan 1 g sam Ascorbat kedalam 200 ml pereaksi fosfat A
10. Larutan Standard 50 ppm P
Larutkan 0,275 g K
2
HPO
4
. 3 H
2
O hingga 1 L
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
11. Larutan standard 0- 0,5- 1,0- 2,0-3,0-4,0-5,0 ppm P
Pipet larutan Standard 50 ppm P masing masing sebanyak 0 - 1- 2 - 4 -
6- 8 - 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan H
2
O
2. Cara Kerja
1. Timbang 0,5 g contoh tanah dan tempatkan pada gelas erlemeyer 250 cc
2. Tambahkan larutan Troug sebanyak 100 ml, dan goncang pada shaker
selama 30 menit
3. Saring dengan kertas saring Whatman No. 42
4. Pipet filtrat sebanyak 5 ml dan tempatkan pada tabung reaksi
5. Tambahkan pereaksi Fosfat B sebanyak 10 ml. Biarkan selama 5 menit
6. Ukur transmitan pada spectronik dengan panjang gelombang 660 nm
7. Pada saat yang sama pipet juga masing masing 5 ml larutan standar P 0 -
0,5 - 1,0 2,0 - 3,0 4,0 5,0 ppm P ke tabung reaksi, kemudian
tambahkan 10 ml pereaksi fosfat B
8. Ukur juga transmitan standar pada spectronik dengan panjang gelombang
yang sama yaitu 660 nm.
3. Perhitungan
Nilai adsorben =- log T/ 100
Buat kurva standar P ( 0 5 ppm P) sebagai sumbu x dan nilai Adsorben
sebagai sumbu y. Konsentrasi P larutan ditetapkan dengan menginterpolasikan
nilai adsorben dari sample ke kurva standar ( Kurva standard interpolasi dapat
dilakukan secara mudah dengan menggunakan kalkulator pakai program LR)
Pavl (ppm) =P lrt x 20 / 2 x faktor pengencer ( bila ada)
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 30. Metode analisis P tersedia tanah metode Pengabuan kering
1. Pereaksi
1. Asam Chlorida 1 N
Larutkan 4,4 ml HCl pekat dengan H
2
O menjadi 500 ml.
2. Cara Kerja
1. Timbang 1 g contoh tanah, tempatkan pada crucible dan tutup ( beri tanda
crucible dengan menuliskan di bagian bawah dengan pensil)
2. Tempatkan di Muffle furnance, panaskan pada temperatur 100
o
C selama
1 jam, kemudian naikkan pada temperature 200
o
C selama 2 jam
selanjutnya naikkan pada temperatur 500
o
C selama 4 jam.
3. Didinginkan, lalu dikeluarkan dari Muffle furnance
4. Tetesi contoh tanah yang telah jadi abu dengan 10 tetes H
2
O, kemudian
tambahkan 10 ml HCl 1 N
5. Panaskan di hot plate hingga menjelang mendidih
6. saring dengan kertas saring biasa, filtrat di tampung pada labu ukur 100 ml
7. Bilas crucible dengan 10 ml HCl 1N dan tuangkan ke labu ukur.
8. Bilas kertas saring dengan H
2
O dan penuhkan labu ukur hingga tanda 100
ml
9. Pipet 5 ml cairan dari ekstraksi pengabuan kering tempatkan pada tabung
reaksi
10. Tambahkan 10 ml Reagen Fosfat B biarkan 10 menit, kemudian ukur
transmitan pada spectronik dengan panjang gelombang 660 nm
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
11. Pada saat yang sama dilakukan pula pada larutan standar 0 2 4 6 8
dan 10 ppm dengan cara memipet masing masing 5 ml dan ditambahkan
10 ml Reagen fosfat B dan ukur pada spectronik.
3. Perhitungan
P daun (%) =P lrt x 100 / 1 x 10
-4
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009
Lampiran 31. Foto - foto tanaman dan kunjungan suvervisi
Gambar 1. Penulis dan tanaman jagung saat berumur 2 minggu
Gambar 2. Kunjungan suvervisi pada saat tanaman jagung berumur 5
minggu
Mulyanis Rahmi : Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol, 2007.
USU Repository 2009