You are on page 1of 8

Jangan Biarkan Umat Dalam Kegelapan

Alif, laam roo. (ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Robb
mereka, (yaitu) menuju jalan ALLAH yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS.
Ibrohim [14]: 1)

Dalam ayat ini, ALLAH menyampaikan bahwa al-Qur`an diturunkan
untuk manfaat sebesar-besarnya manusia dan kemanusiaan. Dengan al-
Qur`an, Rosululloh berupaya mengeluarkan manusia dari berbagai bentuk
dan jenis kegelepan menuju satu cahaya kehidupan. (Taisir al-Karim al-
Rohman, As-Sa`di)

Saat Rosululloh hidup mengemban amanah ikhroj (pengeluaran) manusia, umat
manusia saat itu sedang berapa di alam kegelapan. Menurut sejarah, Bangsa-bangsa dunia
saat itu, khususnya bangsa Arab mengalami kegelapan kemanusiaan di berbagai bidang,
kesyirikan paganisme, ruhani yang kosong dari keimanan dan kebaikan, pertumpahan
darah antara suku dan bangsa, hubungan sex bebas dan jual-beli wanita, riba yang
merajalela, penyerangan dan perampokan, miras yang menjadi budaya dan masih banyak
lainnya. Walaupun sisi-sisi moralitas tabiat yang baik masih hidup di tengah-tengah
mereka, seperti kedermawanan dan kemurahan hati, pemberani dan ksatria, akan tetapi
dominasi kegelapan tujuan dan arah hidup serta pengabdian telah melenyapkan sisi-sisi
kebaikan yang ada. (al-Siroh al-Nabawiyyah, Ash-Shollabi: 12-37)

Rosululloh mengerti benar tentang tugas mulia ini. Bahkan, syaikh Shafiyurrahman
al-Mubarakfuri menggambarkan bahwa setelah menerima ayat tugas ikhroj (QS. 74: 1-5)
bangkitlah Rosululloh menyampaikan dakwah dan terus melakukannya selama lebih
dari dua puluh tahun, tanpa sempat beristirahat maupun menikmati hidup untuk
kepentingan dirinya maupun keluarganya. Bangkit dan tetap bangkit menegakan dakwah,
mengemban di pundaknya beban yang amat berat dan sarat, namun beliau tidak merasa
berat dan terbebani. Beban amanah yang sangat besar di muka bumi ini, tugas
kemanusiaan secara keseluruhan, tugas akidah secara keseluruhan serta tugas perjuangan
dan jihad di berbagai medan yang berbeda-beda. (al-Rohiq al-Makhtum: 88-89)

Begitulah jiwa mulia itu tak pernah surut untuk selalu berjuang, tidak
membiarkan umat dalam kegelapan. Seruan yang selalu dideklarasikannya
melalui para pejabat dan sahabatnya. Kegelapan akan terus meliputi umat
manusia, kegelapan yang terus menumpuk, kegelapan yang terus pekat
gulita, jika kau biarkan hal itu merajalela.

Kegelapan yang menurut para ulama meliputi:
1. Kegelapan syirik dan kekufuran.
Situs-situs wahana kesyirikan tak pernah padam, kyai slamet sang kebo bule hampir
setiap tahun keluar mempertontonkan kehinaan dan rendahnya manusia, sedekah laut
dan bumi tetap diekspos televisi, seonggok tanah kuburan ramai setiap hari untuk
dimintai jodoh dan rezeki, para dukun dan master menakjubkan sudah bukan lagi
kesyirikan yang mengerikan, bahkan berjubah oelama dan guru pengajian, aliran-aliran
yang menuhankan para pendiri, wali dan imam-imam adalah suatu hak asasi manusia,
walau seburuk Syiah yang menghina para sahabat yang mulia atau menuhankan
Khomeini dan para Imam 12nya.
2. Kegelapan melanggar aturan dan hukum ALLAH .
Meninggalkan sholat, meminum khomr, pelacuran, membuka aurot, homoseks dan
lesbianisme bejat, perjudian, miras dan narkoba, sampai kepada musik-musik seruling
setan telah menjadi budaya anak-anak bangsa.
3. Kegelapan saling mendzholimi umat manusia dan alam semesta.
Peristiwa tawuran antar pelajar dan mahasiswa, pembantaian antar suku dan kampung
seperti di Lampung, Sidoarjo dan lain-lain, korupsi yang memakan harta rakyat tanpa
malu, penculikan anak yang dieksploitasi, dan masih banyak bentuk kezholiman yang
terbiarkan. (Waqofat Tarbawiyyah, al-Julayyil: 34)
Semua ini akan terus menjadi tontonan dan tatanan bangsa dan masyarakat kita, jika kita
biarkan mereka terus dalam kegelapan tanpa usaha dakwah.
Undang-undang Ilahi menggariskan bahwa turunnya siksa dan kebinasaan umat
berkaitan dengan meningkatnya grafik keburukan karena minimnya para penyeru
kebenaran. Ummu Hakam Zainab binti Jahsy pernah bertanya kepada Rosululloh :
Mungkinkah kita binasa, sementara di tengah-tengah kita ada orang-orang sholih?.
Beliau bersabda: Ya, bila keburukan merajalela. (Muttafaq `Alaih, Riyadush Sholihin:
194)
Di antara bukti tersebarnya keburukan adalah kemaksiatan yang dilakukan secara fulgar,
tidak ditutup-tutupi. Bahkan ada kebanggan dalam mengerjakannya.
Oleh karenanya, Bilal bin Sa`ad mengucapkan:Bila maksiat dilakukan
tersembunyi, maka hanya akan merugikan pelakunya saja. Tapi, bila
ditampakkan dan tidak dicegah, maka dapat membahayakan orang banyak.
(Baca: Kholid Abu Syadi, Shofaqot Robihah: 172)
Saudaraku! Jangan biarkan umatmu dalam kegelapan. Ingatlah sabda Rosululloh yang
agung:
Tiadalah seseorang membiarkan seorang muslim di satu tempat yang kehormatannya
dilanggar dan kesuciaanya dinodai, kecuali ALLAH tidak akan memperdulikannya di
tempat ia sangat mengharapkan pertolongan. (HR. Ahmad dan Abu Dawud, Shohihul
Jami` al-shogir: 5690)



KHUTBAH Ke-2

Saudaraku Jadilah kalian sebab keselamatan kapal masyarakat. Jadilah kalian takdir baik
ALLAH yang menolak takdir buruk ALLAH. Yaitu, takdir perbaikan yang menangkal
takdir kehancuran. Jadilah kalian ibarat unsur-unsur kekebalan dan anti bodi yang
mengepung virus perusak, belum akan berhenti dan istirahat sampai berhasil
membasminya. Sehingga, si sakit menjadi sembuh dan penyakit menjadi hilang dengan
izin ALLAH. Jadilah kalian bagaikan klep pengaman masyarakat; mengentaskan
masyarakat dari tenggelam dalam lautan nilai-nilai kerendahan yang berarti terkubur
dalam adzab ALLAH, dan dari berendam di dalam kolam-kolam kemunkaran yang
bersinonim dengan menceburkan diri dalam air panas neraka.

.

Sudahkah Anda Bersyukur Atas Nikmat Ini?

.
Kaum muslimin rahimakumullah
Seringkali kita mendapat perilaku baik dari teman atau saudara dan tanpa ada yang
memerintahkan ataupun bahkan memaksa kita, kita akan mengucapkan terima kasih
padanya baik langsung ataupun tidak atau bahkan memberikan penilaian lebih terhadap
orang tersebut. Perilaku ini adalah naluri manusia yang akan muncul saat menerima
kebaikan orang lain. Tapi apakah kita melakukan itu saat kita menerima nikmat
ALLAH ???
Pertanyaan ini mungkin sangat sederhana sekali, akan tetapi ia membutuhkan renungan
kita dan memerlukan jawaban dari masing-masing kita.
ALLAH telah menyatakan bahwa kita tidak akan mampu menghitung nikmat-nikmat-
Nya. ALLAH berfirman:
Dan telah datang kepada kalian segala apa yang kalian minta, dan jika kalian menghitung
nikmat ALLAH, kalian tidak dapat menghitungnya. Sesungguhnya manusia adalah mahluk
yang dzolim lagi suka ingkar. (QS. Ibrahim [14]: 34)

Di antara sekian banyak nikmat ALLAH yang telah dianugerahkan kepada kita adalah
diutusnya Rasulullah kepada seluruh umat manusia dan dijadikannya beliau sebagai
penutup para nabi. ALLAH utus beliau disaat kesesatan banyak tersebar dan kebodohan
dimana-mana sampai pada tingkat kebobrokan baik aqidah maupun akhlak manusia.
Maka dengan diutusnya Rasulullah ini, ALLAH telah mengeluarkan manusia dari lembah
kesesatan kepada ketinggian petunjuk dan ilmu dengan menghubungkan manusia yang
rendah ini dengan Dzat yang telah menciptakan mereka yang Maha Tinggi.

Jamaah sholat jumat yang berahagia.
Untuk bisa lebih mensyukuri diutusnya Rasulullah kepada manusia kita perlu melihat
beberapa gambaran kondisi manusia saat beliau diutus dan bagaimana beliau melakukan
perubahan terhadap kondisi tadi.
Di antara gambaran masyarakat yang ada pada saat Rasulullah diutus adalah adanya
beberapa penyakit yang merajalela di masyarakat, terutama penyakit ruhani. Dimana
ALLAH jelaskan bahwa obat bagi penyakit-penyakit yang ada itu ada pada apa yang telah
ALLAH turunkan melalui nabiNya Muhammad .

ALLAH berfirman:
Dan telah Kami turunkan dari al-Quran yang merupakan obat dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman, (dan al-Quran itu) tidak menambah bagi orang-orang yang dzolim
kecuali kerugian (QS.al-Isra [17]: 82)
Katakanlah, Dia (alQuran) adalah petunjuk dan obat (QS. Fusshilat [41]: 44)

Dan penyakit terparah yang ada saat itu adalah ketika jiwa-jiwa manusia saat itu
bergantung kepada selain ALLAH dan menyerahkan hak-hak privasi ALLAH kepada
sesama manusia atau bahkan kepada mahluknya yang lain yang lebih rendah. Sehingga
Rasulullah pun bangkit dengan membersihkan jiwa-jiwa tadi dari kotoran syirik ini dan
mengisinya dengan rasa cinta pada ALLAH, rasa takut hanya padaNya, tawakkal tidak
pada selainNya dan meperuntukkan seluruh peribadatan hanya padaNya. Karena hanya
Dialah yang berhak untuk mendapatkan itu semua dari manusia.

Dalam mewujudkan itu semua Rasulullah bukan tanpa hambatan dan rintangan, akan
tetapi ia mendapatkan berbagai cobaan dari kaumnya yang selalu berusaha untuk
menggagalkan dakwah beliau dengan berbagai cara yang mereka rancang, penolakan
terang-terangan, tuduhan-tuduhan dan berbagai usaha lain yang jelas-jelas ingin
menghancurkan Islam dan tidak ingin tauhid tertancap dimuka bumi ini. Akan tetapi
janji ALLAH adalah benar bahwa kemenangan hanya untuk hamba-hambaNya yang
bertaqwa dan kejayaan adalah untuk ALLAH dan RasulNya dan orang-orang yang
beriman.
Allah berfirman:
Dan kekuatan itu hanya bagi ALLAH dan rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, akan
tetapi orang-orang munafik tidak mengetahuinya. (QS. Al-Munafiqun [63]: 8)

Perjuangan Rasulullah dalam menegakkan tauhid dan menyampaikan amanat dari
Allah dengan berbagai rintangannya merupakan nikmat yang sangat agung sekali.
Namun sedikit dari kita yang merasa bahwa ini adalah anugerah bagi kaum muslimin
yang harus disyukuri. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya kaum muslimin yang mau
mempelajari tentang beliau dan ajaran-ajarannya dan disisi lain ada usaha-usaha untuk
kesana hanya saja usaha itu seringkali di bubuhi dengan hal-hal yang sebenarnya tidak
dituntut sama sekali untuk dilakukan.

KHUTBAH II


Mensyukuri nikmat adalah sebuah keharusan, karena tanpa itu kita tidak akan pernah
bisa memberikan rasa cinta ini kepada ALLAH , atau kalaupun bisa tidak akan sama
dengan orang yang tahu bahwa ia hidup dari seluruh pemberianNya. Dan sebagaimana
yang telah kita sampaikan pada khutbah pertama bahwa salah satu nikmat yang harus
kita syukuri adalah diutusnya Rasulullah sebagai penutup para nabi dan rasul.
ALLAH telah mengingatkan hal tersebut dalam salah satu firman-Nya:
Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian, lalu menjadilah
kalian karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara (QS. Ali-Imran [3]:103)

Allah mengutus Rasulullah untuk mengeluarkan manusia dari kehinaan peribadatan
manusia kepada sesamanya atau mahluk ALLAH yang lain kepada kemuliaan pemurnian
ibadat hanya kepada ALLAH , mengeluarkan manusia dari kedzaliman dan kesewenang-
wenangan menuju keadilan dan keamanan, mengeluarkan manusia dari tolong menolong
dalam kejahatan menuju tolong menolong dalam kebaikan, dari penipuan dan
pengkhianatan menuju amanat dan kejujuran, dari ketidakpatuhan kepada ketaatan atas
semua perintah ALLAH .
Dari sini sudah sepantasnya bagi kita semua untuk bersyukur kepada ALLAH atas
nikmat yang sangat agung ini.

You might also like