You are on page 1of 98

i

PERANCANGAN MESIN PEMUTAR GERABAH



PROYEK AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya




Oleh :
Sativa Arisena
07508131002

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
ii

ii
iii

iii
iv

iv
v

ABSTRAK
PERANCANGAN MESIN PEMUTAR GERABAH

Oleh:
Sativa Arisena
07508131002


Gerabah merupakan sebuah hasil kerajinan seni dari bahan tanah liat yang
selain memiliki nilai guna tinggi juga memiliki nilai estetika keindahan yang
cukup bagus. Usaha kerajinan gerabah telah ada di Indonesia sejak zaman dulu
hingga sekarang. Usaha ini memiliki kekurangan pada bagian mesin produksi,
dimana mesin produksinya masih mengunakan tenaga manusia sebagai tenaga
pengerak utama putaran pada saat proses pembuatan gerabah. Karena itu,
diperlukan sebuah modifikasi mesin pemutar gerabah yang lebih baik guna
mendukung usaha kerajinan gerabah.
Perancangan mesin pemutar gerabah ini merupakan suatu langkah
penciptaan atau rekayasa produk yang dilakukan dengan harapan dapat
meningkatkan kenyamanan dalam pembuatan kerajinan gerabah. Mesin pemutar
gerabah ini dirancang untuk dapat bekerja dengan putaran yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan saat bekerja. Selain itu mesin ini dirancang dengan tidak lagi
menggunakan tenaga manusia sebagai tenaga penggerak utama putaran
pembuatan gerabah melainkan dengan sebuah motor listrik.
Hasil perancangan adalah desain gambar kerja produk mesin pemutar
gerabah dengan kecepatan putaran maksimum 296,87 rpm dengan kecepatan putar
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kerja melalui pedal pengatur kecepatan.
Mesin pemutar gerabah memiliki kontruksi yang kuat dengan spesifikasi mesin
panjang 760xlebar 400x tinggi 700 mm. Taksiran harga jual mesin yang
ditawarkan, yaitu senilai Rp 2.293.000,00.

Kata kunci : perancangan, gerabah


v
vi

MOTTO
Tiada perjuangan tanpa sebuah pengorbanan
Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah,
kecuali ia yang selalu mengoreksi diri dan membenarkan
kebenaran orang lain atas kekeliruan diri sendiri
















vi
vii

PERSEMBAHAN
Laporan proyek akhir ini kupersembahkan kepada :
v Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.
v Ibu dan bapak yang selalu sabar, penuh kasih sayang serta
ikhlas dalam merawat, mendidik, membiayai dan
memberikan dukungan material maupun spiritual untuk selalu
menjadi yang terbaik
v Seluruh keluarga yang selalu memberi dukungan dan motifasi
untuk selalu bangkit.
v Semua sahabat teknik mesin angkatan 2007 seperjuangan.
v Himpunan Mahasiswa Mesin Fakultas Teknik UNY.










vii
viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayat-Nya
sehingga Proyek Akhir yang berjudul PERANCANGAN MESIN PEMUTAR
GERABAH dapat terselesaikan. Tidak lupa sholawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada junjungan besar Nabi Mohammad SAW yang telah menuntun
menuju jalan yang benar.
Proyek Akhir ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Ahli Madya Teknik di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Terselesaikannya Proyek Akhir ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak,
walaupun sekecil apapun. Oleh karena itu, dengan terselesaikannya Proyek Akhir
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dan Ayah tercinta serta seluruh keluarga yang selalu memberi
motifasi dan doa disetiap detik penulis merasa lelah untuk melangkah.
2. Wardan Suyanto, Ed.D, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
3. Bambang Setyo H.P, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin FT UNY.


viii
ix

4. Jarwo Puspito, MP, selaku Kaprodi D3 Teknik Mesin.
5. Nurdjito, M. Pd, selaku Pembimbing Akademik yang telah meluangkan
banyak waktu selama ini bagi penulis.
6. Arif Marwanto M. Pd, selaku Pembimbing Proyek Akhir yang sabar
dalam membimbing penulis.
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Teknik Mesin FT UNY.
8. Seluruh sahabatku, terima kasih atas suka dan duka yang telah kita
lewati bersama.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ada dalam lapotan
Proyek Akhir ini mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan.





Yogyakarta, Maret 2011


Penulis

ix
x

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3
C. Batasan Masalah ................................................................................... 3
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
E. Tujuan ................................................................................................... 4
F. Manfaat Penulisan ................................................................................. 4
G Keaslian ................................................................................................. 5


x






xi

Halaman
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
A. Kajian Produk ....................................................................................... 6
B. Tuntutan Mesin Pemutar Gerabah ........................................................ 7
C. Analisis Morfologi Mesin Pemutar Gerabah ........................................ 8
D. Morfologi Mesin Pemutar Gerabah ...................................................... 9
E. Gambar Mesin ....................................................................................... 11
F. Identifikasi Teknik Yang Digunakan Dalam Perancangan ................... 14
G. Analisis Ekonomi ................................................................................. 21

BAB III KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Dasar Perancangan .................................................................. 26
B. Pernyataan Kebutuhan .......................................................................... 30
C. Analisis Kebutuhan ............................................................................... 31
D. Pertimbangan Perancangan .................................................................. 31
E. Tuntutan Perancangan ........................................................................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Desain dan Gambar Kerja Mesin Pemutar Gerabah.............................. 35
B.Teknik Perancangan Mesin Pemutar Gerabah ....................................... 36
C.Perhitungan Analisis Ekonomi .............................................................. 53
D. Uji Kinerja Mesin ................................................................................. 54
E. Kelemahan-kelemahan .......................................................................... 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 57
B. Saran ..................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59


xi

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Pengrajin Gerabah Dengan Metode Tradisional ................................. 2
Gambar 2. Mesin Pemutar Gerabah ...................................................................... 11
Gambar 3. Penampang Sabuk-V ........................................................................... 17
Gambar 4. Tahapan Perancangan .......................................................................... 27
Gambar 5. Sistem Transmisi Mesin Pemutar Gerabah ......................................... 38
Gambar 6. Diagram Alir Perhitungan Poros ........................................................ 40
Gambar 7. Diagram Alir Untuk Memilih Sabuk-V .............................................. 46
Gambar 8. Pijakan Pengatur Kecepatan ................................................................ 51














xii
xiii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Analisis Morfologi Mesin Pemutar Gerabah .......................................... 8
Tabel 2. Matriks Morfologi Mesin Pemutar Gerabah ........................................... 10
Tabel 3. Faktor Koreksi Transmisi Sabuk-V ........................................................ 18
Tabel 4. Klarifikasi Roda Gigi .............................................................................. 21
Tabel 5. Biaya Desain Mesin Pemutar Gerabah ................................................... 53
Tabel 6 Biaya Pembelian dan Perakitan Mesin Pemutar Gerabah ........................ 53
Tabel 7. Biaya Pembuatan Mesin Pemutar Gerabah ............................................. 53
Tabel 8. Biaya Non Produksi ................................................................................ 54
Tabel 9. Perencanaan Laba Produksi .................................................................... 54
Tabel 10. Taksiran Harga Produk ......................................................................... 54












xiii
xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Kartu Bimbingan Proyek Akhir ........................................................ 60
Lampiran 2. Absensi Kehadiran ............................................................................ 61
Lampiran 3. Gambar Kerja Mesin Pemutar Gerabah............................................ 62

















xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Klaten adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi
Jawa Tengah yang memiliki berbagai kekayaan alam, kekayaan budaya dan
pariwisata. Disamping itu Kabupaten Klaten juga memiliki potensi
sumberdaya usaha kecil dan menengah yang dapat dikembangkan guna
mencapai kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu usaha kecil dan menengah
yang dapat dikembangkan di Kabupaten Klaten ini adalah usaha kecil dan
menengah pembuatan kerajinan gerabah. Usaha kecil pembuatan kerajinan
gerabah Kabupaten Klaten berpusat di desa Pagerjurang Kecamatan Bayat, di
desa ini sebagian besar penduduk mengantungkan hidupnya dari usaha
pembuatan kerajinan gerabah. Gerabah merupakan sebuah kerajianan seni
yang memiliki nilai fungsi dan keindahan tersendiri sehingga memiliki nilai
jual yang sangat baik.
Gerabah hasil kerajinan penduduk berfariasi dari ukuran sedang hingga
ukuran besar dan memiliki bentuk yang bermacam-macam tergantung dengan
nilai fungsi maupun keindahan. Hasil kerajinan gerabah penduduk sebagian
besar dipasarkan didaerah Jakarta dan sekitarnya. Kebanyakan para pengrajin
membuat sebuah kelompok kerja yang terdiri dari beberapa pengrajin yang
nantinya bekerja sama dalam pemasaran kerajinan gerabah tersebut. Hal ini
dilakukan oleh para pengrajin untuk memenuhi besarnya permintaan pasar
2

akan kerajinan gerabah yang begitu tinggi yang tidak bisa diimbangi dengan
kemampuan produksi gerabah pengrajin.
Pembuatan kerajinan gerabah di desa Pagerjurang Kecamatan Bayat ini
telah berlangsung selama puluhan tahun dengan mengunakan peralatan yang
sangat sederhana dengan bantuan tenaga manusia sebagai sumber tenaga
utamanya. Para pengrajin secara manual dengan menggunakan tangan
maupun kaki memutar sebuah piringan kayu yang diatasnya terdapat bahan
yang akan dibentuk menjadi kerajinan gerabah. Alat pembuat kerajinan
gerabah yang ada saat ini dirasakan kurang memberikan kenyamanan bagi
pengunanya dan kurang memiliki tingkat keamanan yang mencukupi. Hal ini
dapat dilihat dari bagaimana cara kerja alat pembuat gerabah yang
mengunakan tenaga manual pengrajin dan bentuk alat kerajian gerabah itu
sendiri yang berupa sebuah piringan kayu yang diputar begitu saja.






Gambar 1. Pengrajin gerabah dengan metode tradisional
Dari kondisi pengrajin gerabah di daerah tersebut maka penulis akan
mencoba melakukan analisis dan membuat terobosan baru tentang mesin
pemutar gerabah yang nantinya diharapkan akan dapat mempermudah proses
3

produksi gerabah. Selain itu dengan adanya mesin ini diharapkan mampu
meningkatkan hasil produksi baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat diperoleh berbagai identifikasi
masalah, antara lain :
1. Bagaimana sumber tenaga penggerak mesin.
2. Bagaimana sistem transmisi pada mesin pemutar gerabah.
3. Bagaimana pengaturan kecepatan dari mesin itu.
4. Berapakah dimensi mesin yang ideal dan nyaman bagi pengguna mesin pemutar
gerabah.
5. Bagaimana stuktur rangka yang kokoh untuk mesin pemutar gerabah.
6. Bagaimana tingkat keamanan mesin bagi pengunanya.
7. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuat mesin pemutar gerabah
C. Batasan Masalah
Dengan memperhatikan berbagai masalah yang ada dan luasnya
masalah yang dihadapi pada mesin pemutar gerabah maka penulis akan
memfokuskan pada masalah sumber penggerak, spesifikasi mesin pemutar
gerabah yang nyaman bagi pengguna, spesifikasi sistem transmisi beserta
pengaturan kecepatan pada mesin pemutar gerabah.




4

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan tuntutan desain dan batasan masalah dapat ditarik rumusan
masalah pada mesin pemutar gerabah adalah sebagai berikut :
1. Berapa daya dan jenis sumber tenaga yang cocok digunakan pada mesin
pemutar gerabah ?
2. Bagaimana spesifikasi dari mesin pemutar gerabah yang nyaman bagi
pemakai ?
3. Bagaimana sistem transmisi dan pengatur kecepatan pada mesin pemutar
gerabah yang baik ?
E. Tujuan
Tujuan perancangan mesin pemutar gerabah adalah sbagai berikut :
1. Untuk mengetahui berapa daya dan jenis sumber yang cocok digunakan
pada mesin pemutar gerabah.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah spesifikasi dari mesin pemutar gerabah
yang nyaman bagi pemakainya.
3. Untuk mengetahui sistem transmisi dan pengatur kecepatan pada mesin
pemutar gerabah yang baik.
F. Manfaat Penulisan
Manfaat dari perancangan dan pembuatan mesin pemutar gerabah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya (D3) Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
5

b. Meningkatkan kedisiplinan dan kerjasama antar mahasiswa, baik
secara individual maupun kelompok.
c. Sebagai model belajar aktif tentang cara inovasi teknologi bidang
teknik mesin.
d. Sebagai proses pembentukan karakter kerja mahasiswa dalam
menghadapi persaingan dunia kerja.
2. Bagi Perguruan Tinggi
a. Dapat memberi informasi terbaru khususnya Teknik Mesin UNY
tentang inovasi teknologi tepat guna dan menambah pembendaharaan
akan modifikasi alat yang sudah ada.
b. Sebagai bahan kajian Jurusan Teknik Mesin dalam mata kuliah bidang
teknik mesin.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan dengan mesin ini dapat meningkatkan kenyamanan para
pengrajin gerabah dalam pembuatan kerajinan gerabah.
G. Keaslian
Perancangan mesin pemutar gerabah ini merupakan hasil inovasi dari
mesin yang sudah ada dengan mengalami perubahan bentuk, ukuran, maupun
fungsi sebagai pengembangan inovasi dari perancang. Perubahan mesin
difokuskan pada penyederhanaan mesin dan pengantrol kecepatan putar
sesuai dengan kebutuhan saat kerja. Modifikasi ini bertujuan untuk
memperoleh hasil yang maksimal dengan tidak mengurangi fungsi dan tujuan
pembuatan mesin ini.
6


BAB II
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

A. Kajian Produk
Mesin pemutar gerabah merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai
pemutar tanah liat dalam proses pembuatan gerabah. Mesin ini menggunakan
motor listrik sebagai sumber tenaga pengerak dimana penguna hanya cukup
menekan pedal gas untuk menjalankan mesin ini.
Mesin pemutar gerabah ini mengunakan sistem transmisi berupa pulley
dan roda gigi payung. Pendistribusian tenaga berawal dari motor listrik
ditransmisikan ke pulley 1 yang kemudian dengan menggunakan belt akan
ditransmisikan lagi ke pulley 2 dan selanjutnya akan distribusikan ke roda
gigi payung. Roda gigi payung ini berfungsi untuk mengubah putaran dari
poros horizontal ke poros vertikal. Ujung dari poros vertikal tersambung
dengan sebuah kepala pemutar yang berfungsi sebagai tempat untuk
meletakkan dan membuat benda/gerabah.
Pengguna cukup dengan menginjak/menekan pedal gas untuk
mengoperasikan mesin ini. Ketika motor listrik hidup akibat penekanan pedal
gas secara berurutan akan memutarkan pulley 1 dan pulley 2 dengan belt
sebagai perantara, kemudian akan menggerakan pula poros horizontal dan
poros vertikal dengan roda gigi payung sebagai perantara, yang akhirnya akan
mengerakkan kepala pemutar yang berada diujung poros vertikal. Ketika
7

kepala pemutar berputar secara otomatis akan memutarkan pula tanah liat
(bahan baku kerajianan gerabah).
B. Tuntutan Mesin Pemutar Gerabah
Mesin pemutar gerabah merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai
pemutar tanah liat dalam proses pembuatan gerabah. Mesin pemutar gerabah
ini memeliki berbagai tuntutan mesin yang harus dapat dipenuhi sehingga
nantinya mesin ini dapat diterima dan memenuhi segala kebutuhan pemakai.
Berikut tuntutan-tuntutan dari mesin pemutar gerabah tersebut :
1. Tidak lagi mnggunakan tenaga manusia sebagai tenaga utama
pengerak putarannya.
2. Mudah dalam penggunaan dan perawatannya.
3. Dapat diatur kecepatan putaran dengan mudah pada saat sedang
bekerja.
4. Dapat memberi kenyamanan lebih dari pada mesin yang sudah ada.









8

C. Analisis Morfologi Mesin Pemutar Gerabah
Analisis morfologi adalah suatu pendekatan yang sistematis dalam
mencari sebuah alternatif penyelesaian dengan menggunakan matriks
sederhana. Analisis morfologi suatu mesin dapat terselesaikan dengan
memahami karakteristik mesin dan mengerti akan berbagai fungsi komponen
yang akan digunakan dalam mesin. Dengan segala sumber informasi tersebut
selanjutnya dapat dikembangkan untuk memilih komponen-komponen mesin
yang paling ekonomis, segala perhitungan teknis dan penciptaan bentuk dari
mesin yang menarik. Analisis morfologi sangat diperlukan dalam
perancangan mesim pemutar gerabah untuk mendapatkan sebuah hasil yang
maksimal. Berikut adalah gambaran tentang morfologi pada mesin pemutar
gerabah :
Tabel 1. Analisis Morfologi Mesin Pemutar Gerabah
No.
Tuntutan
Perencanaan
Persyaratan
Tingkat
Kebutuhan
1. Energi
a. Menggunakan tenaga motor
b. Dapat diganti dengan penggerak lain
D
W
2. Kinematika
a. Mekanismenya mudah beroperasi
b. Mengunakan transmisi untuk
mendapatkan keuntungan mekanis
D
D


3. Material
a. Mudah didapat dan murah harganya
b. Baik mutunya
c. Sesuai dengan standar umum
d. Memiliki umur pakai yang panjang
e. Mempunyai sifat mekanis yang baik
D
W
D
D
D
4. Geometri
a. Panjang area kerja 80 cm
b. Lebar 50 cm
c. Tinggi 70 cm
d. Dimensi dapat diperbesar / diperkecil
D
D
D
W
5. Ergonomi
a. Sesuai dengan kebutuhan
b. Mudah dipindahkan
c. Tidak bising
D
D
D
9

d. Mudah dioperasikan D
6. Sinyal
a. Petunjuk pengoperasian mudah
dimengerti dalam bahas Indonesia
b. Petunjuk pengoperasian mudah
dipahami
D

D

7. Keselamatan
a. Konstruksi harus kokoh
b. Bagian yang berbahaya ditutup
c. Tidak menimbulkan polusi
D
D
W
8. Produksi
a. Dapat diproduksi bengkel kecil
b. Suku cadang murah dan mudah
didapat
c. Biaya produksi relatif murah
d. Dapat dikembangkan lagi
D
D

W
W
9. Perawatan
a. Biaya perawatan murah
b. Perawatan mudah dilakukan
c. Perawatan secara berkala
D
D
W
10. Transportasi
a. Mudah dipindahkan
b. Perlu alat khusus untuk memindah
D
D
Keterangan :
1. Keharusan ( Demands ) disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus
dimiliki mesin bila tidak terpenuhi maka mesin tidak diterima.
2. Keinginan ( Wishes ) disingkat W, yaitu syarat yang masih bisa
dipertimbangkan keberadaanya agar jika mungkin dapat dimiliki oleh
mesin yang dimaksud.
D. Morfologi Mesin Pemutar Gerabah
Berdasarkan cara kerja, identifikasi kebutuhan dan keterangan
spesifikasi kebutuhan mesin untuk mendapatkan klasifikasi kebutuhan
komponen yang memiliki nilai ergonomis dan ekonomis, maka dapat
digunakan alternatif penyelesaian tugas desain dengan matriks morfologi.


10

Tabel 2. Matriks Morfologi Mesin Pemutar Gerabah
No. Variabel
Varian
A B C D
1.
Sumber
tenaga
penggerak

Motor listrik

Motor torak


Manual/tenaga
manusia
Gabungan
motor
listrik dan
tenaga
manusia
2.

Profil
rangka
mesin


Kanal UNP

Siku




Persegi
Gabungan
siku dan
persegi

3.



Sistem
transmisi


Sproket dan rantai

Belt dan
Pulley

Roda gigi
payung
Gabungan
roda gigi
payung
dengan
belt dan
pulley
4.


Kepala
pemutar



Kayu


Almunium


Besi cor


5. Casing Plat Plastik

Berdasarkan tabel matriks morfologi mesin pemutar gerabah yanga
terpilih adalah sebagai berikut :
1. Sumber tenaga pengerak dipilih varian A yaitu motor listrik karena
tidak menimbulkan polusi dan dayanya relatif kecil.
2. Profil rangka mesin dipilih varian C yaitu profil persegi karena profil
persegi memiliki kekuatan yang sangat baik, selain itu profil ini juga
memiliki berat yang baik sehingga dapat mengurangi getaran yang
mungkin terjadi pada mesin ketika mesin tersebut bekerja.
11

3. Sistem transmisi dipilih varian D yaitu gabungan antara belt dan pulley
dengan roda gigi payung. Alasan pemilihan belt dan pulley karena belt
dan pulley sangat mudah digunakan sedangkan roda gigi payung dipilih
karena untuk mengubah putaran poros horizontal menjadi putaran
vertikal.
4. Kepala pemutar dipilih varian A yaitu kayu hal ini dikarenakan
pengunaan kayu dirasa akan aman bagi tangan pemakai selain itu kayu
juga tahan akan korosi.
5. Casing dipilih varian A yaitu plat, plat yang akan digunakan adalah plat
eyser. Alasan pengunaan plat eyser ini dikarenakan lebih murah dan
umum digunakan sebagai casing.
E. Gambar Mesin
1. Gambar Teknologi







Gambar 2. Mesin Pemutar Gerabah


12

Keterangan gambar :
1. Motor listrik
2. Rangka utama
3. Pulley
4. V-belt
5. Pelindung sisi
6. Poros
7. Roda gigi payung
8. Pillow Block Bearing
9. Kepala pemutar
10. Baut dan ring
11. Casing
12. Kolor gas
13. Pedal gas
2. Cara Kerja Mesin
Mesin pemutar gerabah ini bekerja ketika pedal gas ditekan
dengan terlebih dahulu menyalakan motor listrik dengan
menghidupkan tombol power suppley on/off. Ketika pedal gas ditekan
akan menghidupkan motor listrik dan memutar pulley yang
tersambung dimotor listrik. Dengan bantuan belt putaran tersebut akan
diteruskan pada pulley yang terpasang pada poros horizontal.
Berputarnya poros horizontal akan memutarkan pula roda gigi payung
pinion yang terpasang disalah satu ujung dari poros horizontal
tersebut. Roda gigi payung pinion akan mengerakkan roda gigi
payung besar yang terdapat pada poros vertikal. Roda gigi payung
besar yang berputar akan memutarkan pula poros vertikal dan juga
kepala pemutar yang tersambung diujung bagian atas poros vertikal.


13

3. Langkah Pengoperasian Mesin
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengoperasian mesin
pemutar gerabah ini adalah sebagai berikut :
a. Siapkan bahan dasar pembuatan gerabah yang berupa tanah liat
yang telah disesuaikan tingkat kelenturannya sesuai dengan
ketentuan.
b. Letakkan tanah liat secukupnya diatas kepala pemutar.
c. Nyalakan motor listrik dengan menekan tombol ON pada power
supley.
d. Pijak pedal gas untuk memutar kepala pemutar dan sesuaikan
kecepatan putaran yang diinginkan.
e. Ketika putaran sudah dirasa cukup, atur suian baut yang terletak
dibawah pijakan.
f. Bentuk bahan tanah liat tersebut hingga menjadi bentuk yang
diinginkan sambil menekan pedal gas untuk memutar kepala
pemutar.
g. Lepaskan pijakan ketika telah didapatkan bentuk yang
diinginkan untuk menghentikan putaran kepala pemutar.
h. Setelah selesai dan didapat bentuk yang diinginkan angkat
gerabah tersebut, untuk memisahkan gerabah yang menempel
pada kepala pemutar dapat menggunakan seutas tali.
i. Lepaskan kepala pemutar dengan melepas mur kepala pemutar
yang terpasang dengan poros vertikal jika ukuran gerabah yang
14

dibuat cukup besar dan tidak memungkinkan untuk
memisahkannya dari kepala pemutar.
j. Matikan motor listrik dengan menekan tombol OFF pada power
supley.
F. Identifikasi Teknik Yang Digunakan Dalam Perancangan
1. Teori Desain Perancangan
Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian dalam
proses pembuatan produk. Tahap perancangan tersebut dibuat keputusan-
keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang
menyusulnya (Dharmawan, 1999: 1).
Dalam mendesain atau merancang sebuah produk sangat
bergantung pada daya imajinasi sang perancang. Langkah awal yang
sering diambil oleh seorang perancang produk adalah membuat sebuah
sketsa atau gambar kasar dari produk yang akan dibuat. Sketsa tersebut
kemudian dikembangkan dengan memperhatikan beberapa teknik dasar
perancangan sehingga didapat sebuah sketsa gambar yang final. Dari
sketsa gambar tersebut sang perancang kemudian menghitung segala
sesuatu terkait dengan produk yang akan dibuat seperti jenis bahan yang
akan digunakan, kekuatan dari bahan, komponen- komponen yang akan
dibeli, dimensi produk dan lain-lain.
Hasil akhir dari desain perancangan ini adalah sebuah gambar kerja
yang nantinya dapat digunakan untuk membuat produk oleh pihak
15

produksi. Sebuah gambar kerja yang baik adalah gambar kerja yang telah
mengikuti setiap aturan yang berlaku dalam gambar kerja.
2. Poros
Poros merupakan salah satu bagian dari mesin yang sangat penting
karena hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran, oleh karenanya poros memegang peranan utama dalam transmisi
dalam sebuah mesin. (Sularso, 1991:1). Berikut adalah perhitungan yang
digunakan dalam merancang sebuah poros yang mengalami beban lentur
maupun puntir antara lain :
a. Menghitung daya rencana
) ( . kW P f P
c d
= (Sularso, 1991:7) ..................................... (1)
Keterangan:
P
d
= daya rencana (kW).
f
c
= faktor koreksi.
P = daya nominal (kW).
b. Menghitung momen yang terjadi pada poros

1
d 5
n
P
10 9,74 T = (Sularso, 1991:7) ..................................... (2)
Keterangan:
T = momen rencana (kg.mm).
n
1
= putaran poros (rpm).
c. Mencari tegangan geser yang diizinkan
( )
2 1 B a
Sf Sf = (Sularso, 1991:8) ..................................... (3)
16

Keterangan:

a
t

= tegangan geser yang diizinkan (kg/mm2).

B
o

= kekuatan tarik (kg/mm2).
Sf
1
, Sf
2
= faktor keamanan.
d. Mencari tegangan yang terjadi pada poros
( ) ( ) ( )
2 3
max
2
1 , 5 T K M K d
t m s
+ = t (Sularso, 1991:7) (4)
Keterangan:

max
t = tegangan geser maksimal (kg/mm2).
d
s
= diameter poros (mm).
K
m
= faktor koreksi momen lentur.
M = momen lentur (kg.mm).
K
t
= faktor koreksi momen puntir.
T = momen puntir (kg.mm).
Faktor koreksi momen lentur mempunyai ketentuan yaitu untuk
poros yang berputar dengan pembebanan momen lentur tetap,
besarnya faktor Km = 1,5. Poros dengan tumbukan ringan Km
terletak antara 1,5 dam 2,0, dan untuk beban dengan tumbukan
berat Km terletak antara 2 dan 3 (Sularso 1991: 17).
e. Menentukan diameter poros
( ) ( )
3
1
2
t
2
m
a
s
T K M K

5,1
d
(

+ > (Sularso, 1991:18) ..(5)



17

Keterangan:
K
m
= faktor koreksi momen lentur.
M = momen lentur (kg.mm).
Kt = faktor koreksi momen puntir.
T = momen puntir (kg.mm).
3. Transmisi Sabuk-V (V-Belt)
Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros
mengakibatkan tidak memungkinkannya mengunakan transmisi langsung
dengan roda gigi. Sabuk-V merupakan sebuah solusi yang dapat
digunakan. Sabuk-V adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat
dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam penggunaannya
sabuk-V dibelitkan mengelilingi alur puli yang berbentuk V pula. Bagian
sabuk yang membelit pada puli akan mengalami lengkungan sehingga
lebar bagian dalamnya akan bertambah besar (Sularso, 1991:163).

Gambar 3. Penampang Sabuk-V
Sabuk-V banyak digunakan karena sabuk-V sangat mudah dalam
penangananya dan murah harganya. Selain itu sabuk-V juga memiliki
keungulan lain dimana sabuk-V akan menghasilhan transmisi daya yang
besar pada tegangan yang relatif rendah serta jika dibandingkan dengan
18

transmisi roda gigi dan rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan tak
bersuara. Sabuk-V selain juga memiliki keungulan dibandingkan dengan
transmisi-transmisi yang lain, sabuk-V juga memiliki kelemahan dimana
sabuk-V dapat memungkinkan untuk terjadinya slip.
Tabel 3. Faktor Koreksi Transmisi Sabuk-V
Mesin yang digerakkan Pengerak
Momen puntir puncak
200%
Momen puntir puncak >
200%
Motor arus bolak-balik
(momen normal, sangkar
bajing, sinkron), motor
arus searah (lilitan shunt)
Motor arus bolak-balik
(moment tinggi, fasa
tunggal, lilitan seri), motor
searah (lilitan kompon,
lilitan seri), mesin torak,
kopling tak tetap
Jumlah jam kerja tiap hari Jumlah jam kerja tiap hari
3-5
jam
8-10
jam
16-24
jam
3-5
jam
8-10
jam
16-24
jam
V
a
r
i
a
b
l
e

b
e
b
a
n

s
a
n
g
a
t

k
e
c
i
l

Pengaduk zat cair, kipas
angin, blower (sampai 7,5
kW) pompa sentrifugal,
konveyor tugas ringan.
1,0 1,1 1,2 1,2 1,3 1,4
V
a
r
i
a
b
l
e

b
e
b
a
n

k
e
c
i
l

Konveyor sabuk (pasir, batu
bara), pengaduk, kipas angin
(lebih dari 7,5kW), mesin
torak, peluncur, mesin
perkakas, mesin pencetak.
1,2 1,3 1,4 1,4 1,5 1,6
V
a
r
i
a
b
l
e

b
e
b
a
n

s
e
d
a
n
g

Konveyor (ember, sekrup),
pompa torak, kompresor,
pilingan palu, pengocok,
roots-blower, mesin tekstil,
mesin kayu
1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8
V
a
r
i
a
b
l
e

b
e
b
a
n

b
e
b
a
s

Penghancur, gilingan bola
atau batang, pengangkat,
mesin pabrik karet (rol,
kalender)
1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0
(Sularso, 1991:163)
Oleh karena itu, maka perencanaan sabuk-V perlu dilakukan untuk
memperhitungkan jenis sabuk yang digunakan dan panjang sabuk yang
akan digunakan. Berikut adalah perhitungan yang digunakan dalam
perancangan sabuk-V antara lain:

19

a. Daya rencana (P
d
)
P x P
d c
f =

(Sularso, 1991:7) .............................................. (6)
Keterangan:
P = daya (kW).
P
d
= daya rencana (kW).
b. Momen rencana (T
1
,T
2
)
)
n
P
( 10 9,74 T
1
d 5
1
= (kg.mm) (Sularso, 1991:7) .................. (7)
)
n
P
( 10 9,74 T
2
d 5
2
= (kg.mm) (Sularso, 1991:7) .................. (8)
Keterangan:
P
d
= daya rencana (kW).
n
1
= putaran poros penggerak (rpm).
n
2
= putaran poros yang digerakkan (rpm).
c. Diameter lingkaran jarak bagi puli (d
p
,D
p
)
i
u
u dp
Dp
i
n
n 1
;
1
2
1
= = = = (Sularso, 1991:166) .......................... (9)
maka i d D
p p
= ................................................................. (10)
Keterangan:
d
p
= diameter jarak bagi puli kecil (mm).
D
p
= diameter jarak bagi puli besar (mm).
i = perbandingan putaran.


20

d. Kecepatan sabuk (v)
1000 60
1

=
n d
v
p
(Sularso, 1991:166) ......................................... (11)
Keterangan:
V = kecepatan puli (m/s).
d
p
= diameter puli kecil (mm).
n
1
= putaran puli kecil (rpm).

e. Panjang keliling (L)
( ) ( )
2
p p p p
d D
4C
1
d D
2

2C L + + + = (Sularso, 1991:170) ...... (12)


f. Jarak sumbu poros (C)
( )
8
d D 8 b b
C
2
p p
2
+
= (mm) (Sularso, 1991:170) .............. (13)
maka ( )
p p
d D 3,14 2L b + = .................................................. (14)
g. Sudut kontak (u )

99 , 0 ) (
) ( 57
180
=

=
u
u
k koreksi faktor
C
d D
p p
(Sularso, 1991:173) ..................... (15)
4. Transmisi Roda Gigi Payung
Roda gigi merupakan gabungan dari dua buah roda berbentuk
silinder atau kerucut yang saling bersinggungan pada kelilingnya.
Transmisi roda gigi memiliki keunggulan dibandingkan dengan transmisi
sabuk dan rantai dimana transmisi roda gigi lebih ringkas, putran lebih
tinggi dan tepat, serta memiliki daya yang lebih besar.


21

Tabel 4. Klarifikasi Roda Gigi
Letak poros Roda gigi Keterangan
Roda gigi dengan
poros sejajar
Roda gigi lurus, (a)
Roda gigi miring, (b)
Roda gigi miring ganda, (c)
(klasifikasi atas dasar bentuk
alur gigi)
Roda gigi luar
Roda gigi dalam dan pinyon, (d)
Batang gigi dan pinyon, (e)
Arah putaran berlawan
Arah putaran sama
Gerakan lurus dan berputar
Roda gigi dengan
poros berpotongan
Roda gigi kerucut lurus, (f)
Roda gigi kerucut spiral, (g)
Roda gigi kerucut ZEROL
Roda gigi kerucut miring
Roda gigi kerucut miring
ganda
(klarifikasi atas dasar bentuk
jalur gigi)
Roda gigi permukaan dengan
poros berpotongan, (h)
(roda gigi dengan poros
berpotongan berbentuk
istimewa)
Roda gigi dengan
poros silang
Roda gigi miring silang, (i)
Batang gigi miring silang
Kontak titik
Gerakan lurus dan berputar
Roda gigi cacing silindris, (i)
Roda gigi cacing selubung ganda
(globoid), (k)
Roda gigi cacing samping

Roda gigi hiperboloid
Roda gigi hipoid, (l)
Roda gigi permukaan silang

(Sularso, 1991:212)
G. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan salah satu bagian dari pertimbangan
dalam perencanaan sebuah produk yang berupa mesin. Pertimbangan tersebut
dipengaruhi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan selama menghasilkan produk.
1. Biaya
Biaya dalam termologi keuangan didefinisikan sebagai
pengorbanan sumber-sumber daya yang diadakan untuk
mendapatkan keuntungan atau untuk mencapai tujuan dimasa datang
(Arman Hakim Nasution,2005). Pada sebuah usaha manufaktur
terdapat 3 elemen pokok biaya, ketiga elemen pokok itu adalah

22

a. Material Cost ( biaya bahan baku)
Biaya bahan baku terbagi menjadi dua elemen yaitu :
- Direct material cost yang mana merupakan biaya semua
bahan secara fisik yang dapat diidentifikasi sebagai bagian
dari produk jadi dan biasanya merupakan bagian terbesar
dari material pembentuk harga pokok produksi.
- Indirect material cost adalah segala biaya yang merupakan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka sebagai biaya
bahan penolong dalam pembentukan produk.
b. Labor Cost (biaya tenaga kerja)
Biaya tenaga kerja terbagi menjadi dua elemen yaitu :
- Direct labor cost adalah semua biaya yang menyangkut gaji
dan upah dari seluruh pekerja yang secara praktis dapat
diidentifikasikan dengan kegiatan dari pengolahan bahan
baku menjadi bahan produk jadi.
- Indirect labor cost adalah semua biaya dimana biaya ini
dikeluarkan untuk upah dari para pekerja dimana pekerja itu
tidak secara langsung berhubungan pada pengolahan produk
secara langsung.
c. Indirect Manufacturing Expense (biaya overhead usaha)
Indirect Manufacturing Expense (IME) adalah semua biaya
produksi selain dari ongkos atau biaya utama (direct material
cost dan direct labor cost) yang bersifat menunjang atau
23

memperlancar dari proses produksi. Biaya yang termasuk dalam
Indirect Manufacturing Expense (IME) antara lain adalah biaya
bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya
perawatan mesin, mesin, dan peralatan-peralatan lainnya.
2. Penerimaan (revenue)
Penerimaan dalam hal ini adalah penerimaan yang didapatkan
oleh produsen penghasil produk dari hasil penjaualan produknya ke
pasaran. Ada beberapa konsep penerimaan yang sangat penting
dalam digunakan untuk menganalisa perilaku produsen yaitu :
a. Total Revenue
Total revenue adalah peneneriamaan total yang diperoleh oleh
produsen penghasil produk. Penerimaan total ini didapat dari
perkalian dari banyaknya produk yang dijual dikalikan dengan
harga jual produk perunit.
b. Average Revenue
Average revenue adalah penerimaan perunit produsen penghasil
produk atas penjualan produk yang berhasil yang terjual
dipasaran. Average revenue didapat dari hasil bagi penerimaan
total dibagi dengan unit yang terjual.
c. Marginal Revenue
Marginal revenue merupakan kenaikan dari peneriaman total
yang disebabkan karena terjadi pertambahan penjualan satu unit
hasil produk. Marginal revenue diperoleh dari pembagian
24

keseluruhan total produk dibagi dengan keseluruhan produk
yang terjual.
3. Titik Impas
Titik impas atau sering disebut dengan Break Event Point
(BEP) merupakan sebuah sarana untuk menentukan kapasitas
produksi yang harus dicapai oleh suatu operator produksi untuk
mendapatkan keuntungan. Penganalisisan titik impas dalam
permasalahan produksi biasanya digunakan untuk menentukan
tingkat akan sebuah produksi yang bisa mengakibatkan produsen
produk berada dalam kondisi impas. Untuk mendapatkan titik impas
dari sebuah produksi harus dicari fungsi biaya maupun pendapatan,
dimana total biaya sama dengan total pendapatan.
Terdapat tiga komponen yang harus dipertimbangkan dalam
analisis titik impas ini, yaitu :
a. Biaya-biaya tetap (Fixed Cost)
b. Biaya-biaya variabel (Variabel Cost)
c. Biaya-biaya total (Total Cost)
Dalam kondisi titik impas ketiga komponen tersebut diatas akan
berlaku sebagai berikut :
TC = FC + VC = FC + Cx
Jika TR = pX
Maka TR = TC atau pX = FC + cX
X = FC/ p-c
25

Dimana :
TC = ongkos total untuk pembelian X produk
FC = ongkos tetap
VC = ongkos variabel untuk membuat X produk
C = ongkos variabel untuk membuat 1 produk
TR = total pendapatan dari penjualan X buah produk
p = harga jual persatuan produk
X = volume produksi
26

BAB III
KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Dasar Perancangan
Perancangan merupakan sebuah kegiatan awal dari sebuah usaha dalam
merealikasikan sebuah produk yang keberadaannya diperlukan oleh
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Darmawan, 2004).
Sedangkan perancangan mesin berarti perancanaan dari sistem dan segala
yang berkaitan dengan sifat mesinmesin, produk, struktur, alat-alat, dan
instrument (Joseph and Larry, 1986). Dalam sebuah peranncangan khususnya
perancangan mesin banyak menggunakan berbagai ilmu yang harus
diterapkan kedalamnya. Ilmu-ilmu itu digunakan untuk mendapatkan sebuah
rancangan yang baik, pada umumnya ilmu-ilmu yang diterapkan antara lain
matematika, ilmu bahan, dan ilmu mekanika teknik.
Sebuah perancangan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
berurutan dari satu langkah ke langkah berikutnya. Dengan kegiatan yang
berurutan ini maka perancangan sering juga disebut proses perancangan
karena mencakup banyak hal didalamnya. Berikut merupakan rangkaian
kegiatan yang biasanya dilakukan selama proses perancangan.


27

Pengenalan Kebutuhan
Perumusan Masalah
Sintesa
Analisa dan Optimasi
Evaluasi
Penyajian










Gambar 4. Tahapan Perencanaan
1. Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan merupakan sebuah langkah awal dalam
perencanaan sesuatu, pengenalan kebutuhan akan menjadi landasan
dasar sebuah produk dibuat untuk memperbaiki produk yang telah ada
saat ini. Pengenalan kebutuhan sangat erat hubungannya dengan
kemampuan analisis seorang perancang dalam menganalisa faktor-
faktor yang ada disekitarnya. Pengenalan kebutuhan dan merangkaikan
28

kebutuhan itu dalam bentuk kata-kata merupakan sebuah tindakan
kreatif yang tinggi, ini dikarenakan kebutuhan tersebut bisa saja hanya
berupa sebuah ketidak puasan yang samar, suatu rasa kegelisahan, atau
suatu perasaan yang merasa ada sesuatau yang kurang beres. Sulitnya
mendefinisikan akan pengenalan kebutuhan ini membuat seorang
perancang dituntut haruslah peka dalam menyikapi masalah-masalah
yang berada disekitarnya dan dituntut pula dengan daya imajinasi dan
kreatifitas yang tinggi dapat memberi solusi pemecahan masalah.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan sebuah langkah perancanaan
dimana pada langkah ini seorang perancang merumuskan masalah-
masalah yang ada dalam produk yang dibuat yang selanjutnya akan
diambil solusi pemecahan masalah tersebut. Dalam perumusan
masalah ini mencakup spesifikasi tentang kebutuhan-kebutuhan yang
akan direncanakan. Kebutuhan-kebutuhan itu dapat berupa sejumlah
masukan dan keluaran, sifat-sifat, dimensi produk, bentuk dan seluruh
batasan-batasan yang termasuk kedalamnya. Perumusan masalah ini
bertujuan untuk mempermudah dalam hal pengelompokon kebutuhan
akan apa saja yang wajib ada dan harus terpenuhi dari produk yang
akan dibuat oleh seorang perancang.
3. Sintesa
29

Sintesa merupakan langkah ketiga dalam sebuah perencanaan
sebuah mesin setelah masalah yang ada dapat dirumuskan dan
serangkaian spesifikasi baik yang tertulis maupun yang tidak
dinyatakan secara langsung. Dalam penentuan sintesa tidak berdiri
sendiri dikarenakan dalam sintesa harus disertai perhitungan analisasi
dan optimisasi dari produk yang didapat dari langkah keempat sebuah
perancangan. Pada tahap sintesa ini juga terdapat akan penentuan
spesifikasi mesin yang akan dibuat baik dalam bentuk, ukuran, dimensi
ruangnya dll.
4. Analisa dan Optimisasi
Analisasi dan optimisasi merupakan sebuah langkah
perancangan dimana pada langkah ini sebuah sistem produk yang
direncanakan harus dilakukan penganalisaan untuk mengetahui apakah
performa yang diperoleh sistem produk berdaya guna sesuai dengan
spesifikasi. Pada langkah analisa dan optimisasi akan didapatkan hasil
perhitungan yang akan menentukan apakah sistem produk yang akan
dibuat dinyatakn baik dan layak dibuat atau tidak.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah tahapan yang dinilai cukup penting
dalam suatu proses perencanaan yang menyeluruh. Evaluasai adalah
pemeriksaan akhir adari suatu perencanaan yang sukses dan biasanya
melibatkan sebuah pengujian dari prototype produk di laboratorium.
30

Pada tahap ini seorang perancang mengharapkan menemukan rencana
rancangan tersebut memenuhi kebutuhan. Dalam evaluasi harusnya
dilakukan dalam beberapa kriteria khusus seperti dari kriteria teknik,
kriteria ekonomi, kriteria bentuk dan dimensi, dll.
6. Penyajian
Penyajian adalah tahap akhir dari sebuah proses perancangan
sebuah produk. Penyajian ini bertujuan untuk menyampaikan sesuatu
hasil rancangan kepada pihak lain sehingga dapat ditindak lanjuti lebih
lanjut. Pada dasarnya hanya terdapat tiga buah penyajian yaitu tertulis,
lisan, dan dalam bentuk grafik. Seorang perancang teknik dituntun
untuk dapat melakukan penyajian rancangan produknya dalam sebuah
media yang mana melalui media tersebut dapat ditindak lanjuti oleh
pihak lain.
B. Pernyataan Kebutuhan
Pembuatan kerajinan gerabah di desa Pagerjurang Kecamatan Bayat ini
telah berlangsung selama puluhan tahun dengan mengunakan peralatan yang
sangat sederhana dengan bantuan tenaga manusia sebagai sumber tenaga
utamanya. Para pengrajin secara manual dengan menggunakan tangan maupun
kaki memutar sebuah piringan kayu yang diatasnya terdapat bahan yang akan
dibentuk menjadi kerajinan gerabah. Alat pembuat kerajinan gerabah yang ada
saat ini dirasakan kurang memberikan kenyamanan bagi pengunanya dan
kurang memiliki tingkat keamanan yang mencukupi, oleh karena itu
31

diperlukan sebuah mesin pemutar gerabah yang lebih memberi kenyamanan
dan perlindungan terhadap pemakainya.
C. Analisis Kebutuhan
Berdasarkan pernyataan kebutuhan diatas maka, diperlikan beberapa
langkah analisis kebutuhan untuk memperjelas tugas perancangan mesin
pemutar gerabah. Langkah-langkah analisis kebutuhan terdiri dari :
1. Spesifikasi Tenaga Pengerak
Tenaga pengerak tidak lagi mengunakan tenaga manusia sebagai
sumber tenaga pengerak utamanya melainkan dengan mengunakan tenaga
pengerak lain.
2. Standar Penampilan
Mesin pemutar gerabah ini memiliki kontruksi yang telah
disesuaikan dengan kenyamanan dalam bekerja, keamanan pemakai dan
kemudahan dalam pengoperasiannya. Mesin ini memiliki dimensi yang
tidak cukup besar, sehingga mesin ini dapat dengan mudah dipindah
tempatkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Serta memiliki pedal
pengaturan kecepatan sehingga pemakai dapat dengan mudah mengatur
kecepatan putar mesin ini sesuai yang diperlukan.
D. Pertimbangan Perancangan
Berdasarkan uraian analisis kebutuhan di atas maka pertimbangan
perancangan yang dilakukan pada mesin pemutar gerabah ini antara lain :
32

1. Pertimbangan Teknis
Pertimbangan nilai teknis identik dengan kekuatan konstruksi mesin
sebagai jaminan terhadap calon pembeli. Dimana pertimbanagan teknis
dari mesin pemutar gerabah ini adalah sebagai berikut :
a. Konstruksi yang kuat dan proses finishing yang baik untuk menambah
umur mesin.
b. Proses assemblies mesin relatif mudah sehingga perawatan dan
maintenance mesin dapat dilakukan dengan mudah dan murah.
2. Pertimbangan Ergonomis
Pertimbangan ergonomis mesin pemutar gerabah berdasarkan
analisis kebutuhan adalah sebagai berikut:
a. Mesin pemutar gerabah ini tidak lagi menggunakan tenaga manusia
sebahgai tenaga pengerak utamanya melainkan telah mengunakan
motor listrik sebagai sumber tenaga pengerak utamanya dengan
kelebihan kecepatan putaran motor dapat disesuaikan dengan
kebutuhan saat kerja dengan pengaturan pedal kecepatan.
b. Konstruksi mesin yang sederhana dan proposional memungkinkan
setiap orang dapat mengoperasikannya dengan mudah.
c. Berdasarkan spesifikasi mesin yang cukup proporsional, dapat
mempermudah proses pemindahan tempat mesin serta pengaturan
lingkungan tempat kerja pemakai.


33

3. Pertimbangan Lingkungan
Pertimbangan lingkungan sebagai pendukung diterimanya produk
oleh masyarakat dan calon pembeli adalah mesin pemutar gerabah yang
bebas polusi dan tidak bising, sebagai pendukung kenyamanan operator.
4. Pertimbangan Keselamatan Kerja
Pertimbangan keselamatan kerja merupakan syarat ketentuan mesin
untuk dapat dikatakan layak pakai. Syarat tersebut dapat berupa bentuk
komponen mesin yang berfungsi sebagai pengaman atau pelindung
operator pada bagian mesin yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja.
E. Tuntutan Perancangan
Berdasarkan uraian pertimbangan perencanaan, dapat diuraikan menjadi
tuntutan perencanaan. Tuntutan perencanaan mesin pemutar gerabah terdiri
dari:
1. Tuntutan Konstruksi
a. Kontruksi/Rangka dapat menahan beban dan juga getaran saat mesin
sedang dioperasikan.
b. Perawatan dapat dilakukan pada konstruksi mesin tanpa harus
membongkar mesin secara keseluruhan.
2. Tuntutan Ekonomi
a. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat mesin relatif murah atau
terjangkau.
34

b. Perawatan mesin dapat dilakukan dengan mudah dan tidak
memerlukan biaya yang mahal.
3. Tuntutan Fungsi
a. Tidak lagi mengunakan tenaga manusia sebagai tenaga pengerak
utamanya melainkan diganti dengan sumber tenaga lain.
b. Kecepatan putaran mesin dapat diatus sesuai dengan kebutuhan saat
kerja.
4. Tuntutan Pengoperasian
a. Proses pengoperasian mesin cukup mudah tanpa pengaturan-
pengaturan yang sulit dipahami oleh operator.
b. Mesin ini tidak menuntut pemakainya untuk harus mempunyai latar
belakang pendidikan yang tinggi dan juga keahlian khusus untuk
mengoperasikannya.
5. Tuntutan Keamanan
Komponen-komponen mesin yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja
operator dibutuhkan pelindung atau pengamanan dalam bentuk komponen
yang sesuai.
6. Tuntutan Ergonomis
a. Mesin tersebut tidak memerlukan ruangan yang luas atau lebar karena
ukurannya tidak terlalu besar.
b. Mesin tersebut dapat dipindah-pindah tempat sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan karena bobot mesin yang tidak terlalu berat.
35

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Desain dan Gambar Kerja Kontruksi Mesin Pemutar Gerabah
1. Desain Kontruksi Mesin Pemutar Gerabah
Desain kontruksi mesin pemutar gerabah ditentukan atas berbagai
pertimbangan sebagai berikut :
a. Mesin pemutar gerabah tidak lagi mengunakan tenaga pengerak
manusia sebagai tenaga pengerak utamanya melainkan diganti dengan
tenaga motor listrik.
b. Spesifikasi mesin yang ergonomis dengan dimensi yang nyaman bagi
operator dan mudah disesuaikan dengan ruang kerja mesin
diperkirakan berdimensi panjang 800mm x lebar 500mm x tinggi
700mm
c. Memiliki kecepatan putaran kepala pemutar yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan putaran saat bekerja.
d. Mudah dalam pengoperasian, perawatan maupun pergantian suku
cadang mesin.
2. Gambar Kerja Mesin Pemutar Gerabah
Gambar kerja terlampir.



36

B. Teknik Perancangan Mesin Pemutar Gerabah
Teknik perancangan adalah langkah dasar yang sangat penting
dilakukan dalam perancangan mesin pemutar gerabah ini. Tujuan dari teknik
perancangan ini adalah untuk mendapatkan data-data kontruksi yang
dibutuhkan dalam membangun mesin pemutar gerabah.
1. Kapasitas Mesin
Secara umum mesin pemutar gerabah ini dirancang dengan beban
maksimum 16 kg, dimensi diameter maksimum 12 inch, serta tinggi
gerabah yang dibuat 40 cm. Kapasitas mesin ini disesuaikan dengan
kebutuhan pembuatan gerabah di desa Pagerjurang, Klaten.
Beban maksimum dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan
kerja. Hal ini dikarenakan ukuran gerabah yang dibuat tidak selalu
memiliki ukuran diamensi yang sama baik beban, diameter, maupun tinggi
gerabah yang dibuat.
Dengan beban 16 kg dan putaran 100 rpm, daya yang bekerja pada
kepala pemutar adalah :
v P Fx =

Dimana :
60
n 2t
e =
60
100 3,14 2
= e
47 , 10 = e



37

Sehingga :
R v = e

1524 , 0 47 . 10 = v
s m v / 59 , 1 =
P = 16 x 1,59
= 25,4 kg m/s
Maka P = 248,9 N m/s
= 248, 9 watt
Daya yang bekerja pada kepala pemutar dengan beban 16 kg dan
putaran 100 rpm adalah 248,9 watt.
2. Motor Listrik
Berdasarkan perhitungan daya yang bekerja pada kepala pemutar
maka motor listrik yang digunakan dalam mesin pemutar gerabah ini
adalah motor listrik yang memiliki daya 250 watt. Motor listrik yang
digunakan adalah motor listrik yang umum digunakan pada mesin jahit
makro. Alasan pemilihan motor listrik jenis ini dikarenakan motor listrik
jenis ini memiliki sebuah tuas dimana dapat digunakan sebagai pengatur
kecepatan putar mesin yang dapat disesuaikan dengan kecepatan putar
yang dibutuhkan saat kerja.
Spesifikasi motor listrik yang digunakan adalah :
Jenis : Motor AC satu fasa
Model : DOL 250-2
Rated Output (W) : 250
Speed (r/min) : 2850
38

Voltage (V) : 220
Frequency (Hz) : 50
3. Sistem Transmisi
Mesin pemutar gerabah ini memiliki system transmisi yang terdiri
dari beberapa komponen pulley, belt, motor listrik, poros, dan roda gigi
payung.. Mekanisme yang bekerja pada system transmisi ini berawal dari
motor listrik ditransmisikan ke pulley 1 yang kemudian dengan
menggunakan belt akan ditransmisikan lagi ke pulley 2 dan selanjutnya
akan distribusikan ke roda gigi payung. Roda gigi payung ini berfungsi
untuk mengubah putaran dari poros horizontal ke poros vertikal. Ujung
dari poros vertikal tersambung dengan sebuah kepala pemutar yang
berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan dan membuat benda/gerabah.

Gambar 5. Sistem Transmisi Mesin Pemutar Gerabah


39

Keterangan :
1. Motor listrik
2. Pulley motor listrik
3. Pulley poros horizontal
4. V-belt
5. Poros horizontal
6. Poros vertikal
7. Roda gigi besar
8. Roda gigi pinyon
9. Pillow block bearing vertikal
bawah
10. Pillow block bearing vertikal
atas
11. Pillow block bearing horizontal
12. Dudukan kepala pemutar
13. Kepala pemutar
Rangkaian sistem transmisi V-belt
rpm 75 , 593 2850
12
5 , 2
n
D
D
n
mot or
2
1
horizont al poros
= = =
Rangkaian sistem transmisi roda gigi payung
rpm 87 , 296 75 , 593
50
25
n
Z
Z
n
horizont al poros
2
1
vert ikal poros
= = =









40

4. Poros Horizontal
START
1. Daya yang ditransmisikan P
(KW) dan putaran poros n1
(rpm)
2. Faktor koreksi fc
3. Daya rencana Pd (kW)
4. Momen rencana T (kgmm)
5. Keadaan Beban
(digambarkan)
6. Perhitungan beban horizontal dan beban vertikal
yang terjadi
7. Gaya reaksi engsel
a
a
8. Gambar bidang momen lentur
9. Bahan poros, kekuatan tarik dan faktor
keamanan Sf1/Sf2
10. Tegangan lentur yang diizinkan
11. Faktor koreksi lenturan Km
Faktor koreksi puntiran Kt
12. Diameter poros ds (mm)
13. ds>ds
Tp < Ta
14. Diameter poros
Bahan poros
STOP END

Gambar 6. Diagram Alir Perhitungan Poros
Poros horizontal merupakan salah satu bagian dari sistem transmisi
mesin pemutar gerabah. Poros horizontal ini memiliki fungsi sebagai
penerus putaran dari putaran pulley 12 inch menuju roda gigi payung.
41

Poros horizontal memiliki panjang 214 mm dengan ditopang oleh dua
buah bearing dengan jarak 50mm dan 64mm dari tiap ujung poros. Putaran
poros horizontal sebesar 593,75rpm dari putaran awal mesin sebesar
2850rpm.
Perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada poros horizontal adalah
sebagai berikut :
1. Daya motor
Motor yang digunakan memiliki daya P = PK = 0,184 kW
(1 PK = 0,735 kW)
T = 71620.P/n
= 71620x0,25/593,75
= 30,2 kgcm = 302 kgmm
2. Faktor koreksi yang digunakan adalah fc = 1,2
3. Daya rencana
Pd = fc . P
= 1,2 . 0,184
= 0,221 kW
4. Momen puntir rencana
1
d 5
n
P
9,74x10 T =

75 , 593
221 , 0
10 74 , 9
5
x =
= 362,53 kgmm


42

Rvb
5. Pembebanan yang terjadi pada poros
- Pembebanan dititik A adalah berat roda gigi pinyon 0,23 kg
- Pembebanan dititik B
Berat pulley : 1,34 kg
Gaya tarik V-belt (T1-T2) =
= (2x302): 304,8
= 3,96 kg
Dengan kmiringan sudut 60
o
maka :
= sin 60
o
x 3,96
= 3,42
Maka Ftot = 1,34 + 3,42
= 4,67 kg

- Gambar gaya yang bekerja





- Gaya reaksi diengsel
V = 0 RVA + RVB 4,67 0,23 = 0
RVA + RVB = 4,9 kg
Mp = 0 - 4,67 (214) + 150 RVB + 50 RVA = 0
50 RVA + 150 RVB = 999,38
RVA + 3 RVB = 19,98 kg
RVA + RVB = 4,9 kg
RVA + 3 RVB = 19,98 kg -
- 2 RVB = -15,08 kg
= 7,54 kg
RVA = 4,9 (7,54)
RVA = -2,64 kg
5cm 10cm 6,4cm
Rva
Va=0,23 kg Vb=4,67 kg
43

- Harga-harga momen vertikal
MvA = 0,23 kg x 50 mm = 11,5 kgmm
MvB = 4,67 kg x 64 mm = 298,88 kgmm
- Bending moment diagram

A B








6. Bahan Poros
Bahan poros pada mesin pemutar gerabah ini
menggunakan ST 37 dengan kekuatan tarik(
B
o ) = 37 kg/mm
2
.
Dalam perencanaan sebuah poros harus diperhatikan tentang
pengaruh-pengaruh yang akan dihadapi oleh poros tersebut.
Adapun pengaruh tersebut diantaranya adalah konsentrasi
tegangan, kekasaran permukaan. Untuk memasukkan pengaruh-
pengaruh tersebut, maka dalam perhitungannya perlu diambil
faktor yang dinyatakan sebagai Sf
2
dengan harga sebesar 1,3
5cm 10cm 6,4cm
MvA= 11,5 kgmm
MvB= 298,88 kgmm
A B
44

sampai 3,0.

Besarnya tegangan geser yang diijinkan
o
t
(kg/mm
2
) dapat dihitung dengan :
) (
2 1
xSf Sf
B
o
t
o
=
) 2 6 (
/ 37
2
x
mm kg
a
= t
= 3,08 kg/mm
2
Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah
beban berulang. Berdasarkan macam beban serta sifatnya, maka
dipakai suatu rumus dengan memasukkan pengaruh kelelahan
karena beban berulang. Faktor tersebut adalah K
t
untuk momen
puntir. Sedangkan untuk momen lentur yang tetap dipakai faktor
K
m .
Besarnya K
t
yang dihasilkan harus lebih kecil dari tegangan
geser yang diijinkan (
)
). Faktor K
m
yang diambil adalah 2,0
dan faktor K
t
diambil 1,5.
7. Diameter poros
3
1
2 2
) ( ) (
1 , 5
(

+
|
|
.
|

\
|
> T K M K d
t m s
o
t

3
1
2 2
) 53 , 362 5 , 1 ( ) 88 . 298 2 (
08 , 3
1 , 5
(

+ |
.
|

\
|
> x x d
s

( ) | |
3
1
295713 02 , 357317 65 , 1 + >
s
d
( ) | |
3
1
41 , 823 65 , 1 >
s
d
45

| |
3
1
63 , 1358 >
s
d
d
s
11,07 mm
Untuk menyesuaikan bantalan yang terdapat dipasaran dan
pertimbangan kemudahan dalam pembuatan maka diameter poros yang
dibuat adalah 1 inch maka :
2
.
2
3
) ( ) (
14 , 3
16
T K M K
xd
t m
s
+ = t
2 2
3
) 52 , 362 5 , 1 ( ) 88 , 298 2 (
4 , 25 14 , 3
16
x x
x
+ = t
25 , 0 = t kg/mm
2



























46

5. Sabuk V ( V-Belt )
STAR
Perhitungan
perancangan Poros
(n
1
,P, P
d
, f
c
, T, d)
Pemilihan
penampang sabuk
Diameter minimum
puli, d
min
sabuk Kecepatan, v
v : 30 >

a
a
Perhitungan panjang keliling, L (mm)
Nomor nominal dan panjang sabuk dalam
perdagangan, L (mm)
Dp-dp
C
Sudut kontak, (
o
)
Faktor koreksi, K


Daerah penyetelan
jarak poros C, C
t
Penampang sabuk
Panjang keliling, L (mm)
Jarak sumbu poros, C (mm)
Daerah penyetelan C, C
t
(mm)
Diameter luar puli d
k
,D
k
(mm)
STOP
END

Gambar 7. Diagram Alir untuk memilih sabuk-V
Dengan menggunakan diagram alir tersebut selanjutnya dapat
dihitung dan ditukan jenis v-belt yang akan dipakai. V-belt akan digunakan
untuk mereduksi putaran dari putaran mesin sebesar 2850 rpm menjadi
593,75 rpm. Dengan variasi beban sedang dan diperkirakan waktu kerja
47

mesin berkisar 8-10 jam sehari maka faktor koreksi yang diperoleh adalah
1,4. Pulley yang digunakan adalah pulley dengan ukuran 2,5 inch dan 12
inch dengan jarak antar pusat poros sebesar 42 cm.
Maka :
1. P = 250 Watt
= 0,25 kW
2. P
d
= f
c
x P
= 1,4 x 0,25
= 0,35 kW
3.
1
d 5
n
P
9,74x10 T x =

2880
35 , 0
10 74 , 9
5
x x =
= 118,37 kg.mm
4. Penampang v-belt yang digunakan : Tipe A
5. d
p
= 63,5 mm dan D
p
= 304,8 mm
6. Kecepatan v-belt

60x1000
n d
v
1 p
=

1000 60
2850 5 , 63 14 , 3
x
x x
=
= 9,47 m/s
7. 9,47 m/s < 30 m/s, Baik untuk digunakan


48

8. Panjang keliling (L)
( ) ( )
2
p p p p
d D
4C
1
D d
2

2C L + + + =

2
) 5 , 63 (304,8
4x420
1
) 8 , 304 (63,5
2
3,14
2x420 L + + + =

2
(241,3)
1680
1
) 3 , 368 (
2
3,14
840 L + + =
L = 1452.88 mm
9. Nomor nominal v-belt yang digunakan adalah v-belt : no 57 dengan L
= 1448 mm
10. Besar sudut kontak v-belt dengan puli :

( )
C
d D 57
180
p p

=

420
) 5 , 63 57(304,8
180

=
=147,2 147
K

= 0,91
11. Daerah penyetelan jarak sumbu poros berdasarkan data-data yang
diperoleh ditetapkan C
i
= 20 mm, dan C
t
= 40 mm

12. Jadi v-belt yang sesuai dengan sistem transmisi mesin pemutar gerabah
adalah v-belt tipe A no. 57 dengan jarak poros 420 mm

6. Rangka Mesin Pemutar Gerabah
Sistem rangka mesin adalah sebuah struktur yang menjadi bentuk
dasar yang menopang dan membentuk mesin. Sistem rangka pada mesin
pemutar gerabah terbentuk dari susunan batang rangka yang
disambungkan dengan sambungan pengelasan. Pengelasan adalah
49

menyambungkan dua bagian logam dengan cara memanaskan sampai suhu
leburnya, baik menggunakan bahan tambah maupun tidak menggunakan
bahan tambah. Pengelasan yang dilakukan pada mesin pemuatar gerabah
ini adalah pengelasan dengan mengunakan bahan tambah dan jenis
sambungan pengelasan tipe pengelasan sudut.
Pengelasan tipe sudut dipilih karena pengelasan tipe sudut dirasa
mudah untuk dilakukan dan mempunyai kekuatan yang cukup baik untuk
menopang sambungan antar bagian dalam rangka mesin. Selain faktor
kemudahan dalam pelaksanaannya pengelasan tipe sudut dipilih karena
juga memiliki nilai estetika yang dirasakan cukup baik.
Beban yang diterima rangka mesin pemuatar gerabah terdiri dari
beban-beban berat komponen-komponen dari mesin pemutar gerabah.
Beban-beban tersebut antara lain adalah beban dari motor listrik (10 kg),
pulley dan belt (+ 2,5 kg), poros dan roda gigi (+ 3kg), kepala pemutar
(0,85 kg), bearing (+2 kg), dan beban maksimal dari bahan pembuat
gerabah/tanah liat (16 kg). Bahan batang rangka yang digunakan pada
mesin pemutar gerabah ini terdiri dari bahan rangka yang berupa mild steel
st 34 profil persegi 40x20x3 mm dan plat mild steel dengan ketebalan 6
mm.
7. Kepala Pemutar
Kepala pemutar merupakan tempat dimana proses pembentukan
gerabah dibuat. Kepala pemutar ini memiliki fungsi untuk memutar tanah
liat (bahan baku dalam pembuatan gerabah) sehingga proses pembuatan
50

gerabah dapat dilakukan. Putaran kepala pemutar ini berputar searah
dengan jarum jam dengan putaran maksimal 296,87 rpm. Putaran ini dapat
diturunkan sesuai dengan kebutuhan kerja dengan mengunakan bantuan
dari pijakan pengatur kecepatan putaran.
Kepala pemutar terbuat dari kayu mahoni dengan ketebalan 2,5 cm
dengan ukuran diameter 12 inch. Pemilihan kayu sebagai bahan
pembuatan kepala pemutar dikarenakan dengan pengunaan kayu sebagai
bahan dapat meningkatkan faktor keamanan kerja bagi pemakai, selain
dari pada itu pengunaan kayu dapat mengurangi bahkan menghilangkan
faktor korosi pada kepala pemutar. Faktor korosi ini sangat penting
dihilangkan karena pembuatan gerabah tidak akan lepas dari pengunaan air
sebagai bahan pembantu proses pembuatan gerabah.
8. Roda Gigi Payung
Roda gigi payung merupakan salah satu komponen transmisi yang
sangat penting pada mesin pemutar gerabah ini . Roda gigi payung pada
mesin pemutar gerabah ini memiliki fungsi sebagai penerus putaran dari
poros horizontal menuju poros vertikal. Selain sebagai penerus putaran,
roda gigi payung ini juga digunakan untuk penurunkan kecepatan putar
dari kecepatan putar poros horizontal yang sebesar 593,75 rpm menjadi
296,87 rpm pada putaran poros vertikal.
Komponen dari roda gigi payung terdiri atas sebuah roda gigi besar
dengan diameter sebesar 101,8 mm dengan jumlah gigi sebanyak 50 buah
dan sebuah roda gigi pinyon dengan diameter sebesar 53,6 mm dengan
51

jumlah gigi sebanyak 25 buah. Kedua komponen roda gigi payung terbuat
dari bahan ST 42.
9. Pijakan Pengatur Kecepatan Putar
Pijakan pengatur kecepatan merupakan sebuah pegal gas yang
berfungsi sebagai sarana untuk menghidupkan dan mematikan motor
listrik pada mesin pemutar gerabah. Pijakan ini disambungkan dengan tuas
motor oleh sebuah kolor gas. Cara kerja dari pijakan ini adalah ketika
pijakan ini ditekan akan menarik kolor gas yang telah tersambung dengan
tuas motor listrik dan akan menghidupkan motor listrik.

Gambar 8. Pijakan Pengatur Kecepatan
Pijakan pengatur kecepatan mesin pemutar gerabah ini menggunakan
pijakan pengatur kecepatan yang umumnya diginakan pada komponen
mesin jahit otomatis yang mengunakan motor listrik. Pikjkan ini telah
mengalami modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pada mesin
pemutar gerabah. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah dengan
menambahkan baut pada pijakan ini. Baut ini memiliki fungsi sebagai
52

pengatur kedalaman pijakan yang dapat dilakukan, sehingga pengaturan
kecepatan pada mesin pemutar gerabah diharapkan lebih baik dan mudah
digunakan. Pengaturan kedalaman pijakan ini penting karena diharapkan
dengan pengaturan kedalaman pijakan ini kecepatan putaran mesin
pemutar gerabah dapat disesauiakan dengan kebutuhan putaran mesin saat
mesin melakukan proses pembuatan gerabah dengan berbagai ukuran yang
berfariasi.
10. Casing
Casing mesin pemutar gerabah terbuat dari bahan plat eyser dengan
ketebalan 0,8 mm. Casing ini dipasang menutupi seluruh mesin sebagai
dinding dari mesin itu sendiri dengan ukuran yang disesuaikan dengan
ukuran kontruksi dari mesin. Fungsi dari casing ini adalah untuk
melindungi dan meningkatkan faktor keamanan kerja pemakai mesin dari
bahaya kecelakaan kerja dari komponen komponen yang bergerak yang
berupa komponen-komponen sistem transmisi.
Dalam kontruksi penyatuannya dengan rangka casing disambungkan
dengan mengunakan sambungan mur. Pemilihan sambungan mur ini
bertujuan agar casing mudah untuk dibongkar dan dipasang. Faktor
mudah dibongkar dan dipasang ini menjadi penting dikarenkan casing
menutupi hampir seluruh komponen dari mesin pemutar gerabah,
sehingga dengan mudah dibongkar dan dipasangnya casing dapat
mempermudah dalam perawatan dan pergantian suku cadang yang
mungkin akan rusak pada mesin pemutar gerabah suatu saat nanti.
53

C. PERHITUNGAN ANALISIS EKONOMI
Penentuan dari harga mesin pemutar gerabah dapat dilihat dari tabel
berikut ini.
Tabel 5. Biaya Desain Mesin Pemutar Gerabah
Macam Biaya
Macam
Pekerjaan
Bahan (Rp)
Alat
(Rp)
Tenaga (Rp) Jumlah
A. Biaya Desain Survey 0 30.000 20.000 50.000
Analisis 0 20.000 30000 80.000
Gambar 70.000 30.000 50.000 150.000
Jumlah 250.000

Tabel 6. Biaya Pembelian dan Perakitan Mesin Pemutar Gerabah
Macam Biaya
Macam
Komponen
Biaya
Pembelian
(Rp)
Biaya
Perakitan
(Rp)
Jumlah
B. Biaya
Pembelian
Komponen
Motor listrik 350.000 5.000 355.000
Puli tunggal 12 36.000 5.000 41.000
V-Belt A 57 18.000 5.000 23.000
Mur dan baut 50.000 5.000 55.000
Bearing Vertikal 64.000 3.000 67.000
Bearing Horizontal 32.000 5.000 37.000
Pedal pengatur kecepatan 25.000 4.000 29.000
Kolor gas 19.000 2.000 21.000
Kepala pemutar 30.000 2.000 32.000
Cat dan poxy 27.000 30.000 57.000
Tiner 22.000 5.000 27.000
Mata Grindra 30.000 - 30.000
Elektroda 78.000 - 78.000
Amplas 10.000 - 10.000

Jumlah
862.000

Tabel 7. Biaya Pembuatan Mesin Pemutar Gerabah
Macam Biaya Macam Elemen
Bahan Baku
(Rp)
Bahan Penolong
(Rp)
Tenaga Kerja
(Rp)
Jumlah
C. Biaya
Pembelian
Komponen
Rangka 198.000
0
80.000 278.000
Poros Horizontal 43.000
0
25.000 68.000
Poros Vertikal 50.000
0
25.000 75.000
Roda Gigi 129.000
0
50.000 179.000
Casing 204.000
0
40.000 244.000
Pelindung sudut 30.000
0
10.000 40.000

Jumlah
884.000
54

Tabel 8. Biaya Non Produksi
D. Biaya Non Produksi
Biaya Gudang (5% x C) Rp 44.200
Pajak Perusahaan (5% x C) Rp 44.200
Jumlah Rp 88.400


Tabel 9. Perencanaan Laba Produksi
E. Laba yang Dikehendaki 10% x (A+B+C+D) Rp 208.440

Tabel 10. Taksiran Harga Produk
F. Taksiran Harga Produk (A+B+C+D+E) Rp 2.292.840

Berdasarkan tabel hasil perhitungan diatas maka harga yang
dikehendaki mesin pemutar gerabah untuk dijual dipasaran adalah sebesar Rp
2.292.840,00 atau dibulatkan menjadi Rp 2.293.000,00.
D. UJI KINERJA MESIN
Uji kinerja mesin merupakan sebuah langkah pengujian terhadap
sebuah mesin. Uji kinerja ini bertujuan untuk mengetahui kualitas akan mesin
yang dibuat. Selain untuk mengetahui kualitas uji kinerja mesin ini juga
diharapkan dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada pada mesin,
sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan pada mesin kedepannya.
Setelah dilakukan pengujian kinerja pada mesin pemutar gerabah
ditemukan bahwa mesin pemutar gerabah belum bisa bekerja sesuai dengan
harapan. Terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki kedepannya
untuk meningkatkan kesempurnaan dari mesin pemutar gerabah ini.

55

E. KELEMAHAN-KELEMAHAN
Setelah dilakukan pegujian kinerja mesin, mesin pemutar gerabah ini
didapatkan kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
1. Sistem Transmisi
Sistem transmisi mesin pemutar gerabah ini mengubah putaran
mesin dari 2850 rpm menjadi 296,87 rpm dengan sistem transmisi yang
terdiri dari pulley, v-belt, poros dan roda gigi payung. Putaran mesin yang
dihasilkan dirasa masih terlalu besar dalam pembuatan gerabah, oleh
karenanya dibuat sebuah pedal pengatur kecepatan yang bertujuan untuk
mengatur kecepatan putar dari mesin pemutar gerabah menjadi lebih kecil
dan mudah disesuiakan dengan kebutuhan kerja. Selain dari pada itu
pengunaan pedal pengatur kecepatan putar ini bertujuan untuk
mengurangi komponen-komponen yang terlalu banyak untuk menurunkan
kecepatan putar mesin dari kecepatan putaran mesin awal ke putaran
mesin yang diinginkan.
Masalah yang ditimbulkan dari pengunaan pedal ini adalah kurang
atau bahkan tidak akuratnya kecepatan putar yang dilakukan saat mesin
bekerja. Sehingga sangat sulit mesin ini digunakan oleh para pemula dan
memerlukan sedikit waktu penyesuaian diri pemakai terhadap mesin.
2. Rangka
Rangka yang digunakan pada mesin pemutar gerabah ini dinilai
sudah cukup kuat untuk menampung segala beban yang ada pada mesin
pemutar gerabah ini. Masalah yang ditimbulkan pada rangka ini, rangka
56

mesin pemutar gerabah ini dinilai terlalu tinggi dalam pembuatan gerabah
sehingga dalam proses pembuatan gerabah pemakai mesin kurang
mendapatkan sedikit kenyamanan saat bekerja. Solusi yang mungkin
digunakan untuk menanggulangi masalah ini diharapkan kedepannya
rancangan mesin dibuat lebih rendah dari rancangan saat ini, untuk
mendapatkan kenyamanan bagi pemakainya.
3. Aspek Finansial/ Ekonomi
Dilihat dari aspek finansial mesin pemutar gerabah ini dirasakan
memiliki harga yang masih terlalu tinggi untuk dijual kepasaran. Hal ini
didapatkan dari perbandingan harga mesin pemutar gerabah manual yang
sering digunakan para pengrajin gerabah saat ini. Untuk menanggulangi
dan memperkecil harga mesin terdapat beberapa solusi yang mungkin
dapat digunakan diantaranya :
a. Meningkatkan analisis beberapa komponen untuk digantikan
bahan yang lebih murah namun masih memiliki kualitas yang
baik.
b. Mengurangi waktu dan biaya produksi mesin pemutar gerabah
dengan memodifikasi beberapa komponen disesuaikan dengan
faktor ketersediaan dipasaran.
57

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Hasil perancanagan mesin pemutar gerabah dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Tenaga penggerak : motor AC 250 Watt, model DOL 250-2
2. Spesifikasi dari mesin pemutar gerabah adalah sebagai berikut :
a. Spesifikasi mesin : panjang 760mm x lebar 400mmx tinggi
700mm.
b. Rangka : mild steel profil persegi 40x20x3mm, dengan
sistem penyambungan rangka mengunakan pengelasan.
c. Casing : plat eyser 0,8 mm, penyambungan dengan rangka
mengunakan baut.
3. Sistem transmisi mesin pemutar gerabah mengubah motor listrik
sebagai sumber utama tenaga pengerak dimana putarannya
diturunkan dari putaran 2850rpm menjadi 296,87rpm dengan
komponen berupa 2 pulley diameter 2,5 inch dan 12 inch, v-belt A-
57, 2 poros pejal diameter 1 inch, roda gigi payung dengan
perbandingan Z1=25 dan Z2=50. Kecepatan putar mesin pemutar
gerabah ini dapat diatur kecepatannya dengan mengunakan pedal
pengatur kecepatan putar sesuai dengan kebutuhan saat bekerja.

58

B. SARAN
Perancangan mesin pemutar gerabah ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi kualitas bahan, penampilan, dan sistem kerja/fungsi. Oleh karena itu,
untuk dapat menyempurnakan rancangan mesin ini perlu adanya pemikiran
yang lebih jauh lagi dengan segala pertimbangannya. Beberapa saran untuk
langkah yang dapat membangun dan menyempurnakan mesin ini adalah
sebagai berikut :
a. Pengaturan kecepatan putar dengan mengunakan pedal pengatur
kecepatan dirasa masih kurang sempurna dalam memperoleh
kecepatan putaran yang diinginkan, diharapkan kedepannya
dilakukan modifikasi lagi untuk menyempurnakannya.
b. Dimensi tinggi mesin dirasakan terlalu tinggi sehingga menganggu
sedikit kenyamanan penguna, serta posisi pedal yang terlalu sempit
ruang geraknya, untuk kedepannya diharapkan dilakukan sedikit
modifikasi atas tinggi mesin dan posisi pedal untuk mendapatkan
kenyamanan yang lebih bagi penggunanya.
59

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 2008. Ekonomi Mikro. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta
Darmawan Harsokusoemo. 2004. Pengantar Perancangan Teknik. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.
G. Niemann. 1992. Elemen Mesin Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri. 1998. Anggaran Perusahaan.
Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.
Nasution, Arman Hakin. 2006.Manajemen Industri. Yogyakarta: Andi
Sato, G.Takesi. 1986. Menggambar Mesin Menurut Standar Iso. Jakarta: Pradnya
Paramita
Shigley, E. Josep dan Mitchell, D. Larry. 1984. Perencanaan Teknik Mesin.
Jakarta: Erlangga.
Sularso dan Suga, Kiyokatsu. 1991. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin. Jakarta: Pradnya Paramita.
Tata Sudia dan Saito, Shinroku. 2005. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta:
Pradnya Paramita.
Zainun Achmad. 1999. Elemen Mesin 1. Bandung : Refika Aditama.








60





















61


62


63


64


65


66


67


68


69


70


71



72



73


74


75


76


77


78


79


80


81


82


83


84

You might also like