Professional Documents
Culture Documents
5,1
d
(
=
n d
v
p
(Sularso, 1991:166) ......................................... (11)
Keterangan:
V = kecepatan puli (m/s).
d
p
= diameter puli kecil (mm).
n
1
= putaran puli kecil (rpm).
e. Panjang keliling (L)
( ) ( )
2
p p p p
d D
4C
1
d D
2
99 , 0 ) (
) ( 57
180
=
=
u
u
k koreksi faktor
C
d D
p p
(Sularso, 1991:173) ..................... (15)
4. Transmisi Roda Gigi Payung
Roda gigi merupakan gabungan dari dua buah roda berbentuk
silinder atau kerucut yang saling bersinggungan pada kelilingnya.
Transmisi roda gigi memiliki keunggulan dibandingkan dengan transmisi
sabuk dan rantai dimana transmisi roda gigi lebih ringkas, putran lebih
tinggi dan tepat, serta memiliki daya yang lebih besar.
21
Tabel 4. Klarifikasi Roda Gigi
Letak poros Roda gigi Keterangan
Roda gigi dengan
poros sejajar
Roda gigi lurus, (a)
Roda gigi miring, (b)
Roda gigi miring ganda, (c)
(klasifikasi atas dasar bentuk
alur gigi)
Roda gigi luar
Roda gigi dalam dan pinyon, (d)
Batang gigi dan pinyon, (e)
Arah putaran berlawan
Arah putaran sama
Gerakan lurus dan berputar
Roda gigi dengan
poros berpotongan
Roda gigi kerucut lurus, (f)
Roda gigi kerucut spiral, (g)
Roda gigi kerucut ZEROL
Roda gigi kerucut miring
Roda gigi kerucut miring
ganda
(klarifikasi atas dasar bentuk
jalur gigi)
Roda gigi permukaan dengan
poros berpotongan, (h)
(roda gigi dengan poros
berpotongan berbentuk
istimewa)
Roda gigi dengan
poros silang
Roda gigi miring silang, (i)
Batang gigi miring silang
Kontak titik
Gerakan lurus dan berputar
Roda gigi cacing silindris, (i)
Roda gigi cacing selubung ganda
(globoid), (k)
Roda gigi cacing samping
Roda gigi hiperboloid
Roda gigi hipoid, (l)
Roda gigi permukaan silang
(Sularso, 1991:212)
G. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan salah satu bagian dari pertimbangan
dalam perencanaan sebuah produk yang berupa mesin. Pertimbangan tersebut
dipengaruhi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan selama menghasilkan produk.
1. Biaya
Biaya dalam termologi keuangan didefinisikan sebagai
pengorbanan sumber-sumber daya yang diadakan untuk
mendapatkan keuntungan atau untuk mencapai tujuan dimasa datang
(Arman Hakim Nasution,2005). Pada sebuah usaha manufaktur
terdapat 3 elemen pokok biaya, ketiga elemen pokok itu adalah
22
a. Material Cost ( biaya bahan baku)
Biaya bahan baku terbagi menjadi dua elemen yaitu :
- Direct material cost yang mana merupakan biaya semua
bahan secara fisik yang dapat diidentifikasi sebagai bagian
dari produk jadi dan biasanya merupakan bagian terbesar
dari material pembentuk harga pokok produksi.
- Indirect material cost adalah segala biaya yang merupakan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka sebagai biaya
bahan penolong dalam pembentukan produk.
b. Labor Cost (biaya tenaga kerja)
Biaya tenaga kerja terbagi menjadi dua elemen yaitu :
- Direct labor cost adalah semua biaya yang menyangkut gaji
dan upah dari seluruh pekerja yang secara praktis dapat
diidentifikasikan dengan kegiatan dari pengolahan bahan
baku menjadi bahan produk jadi.
- Indirect labor cost adalah semua biaya dimana biaya ini
dikeluarkan untuk upah dari para pekerja dimana pekerja itu
tidak secara langsung berhubungan pada pengolahan produk
secara langsung.
c. Indirect Manufacturing Expense (biaya overhead usaha)
Indirect Manufacturing Expense (IME) adalah semua biaya
produksi selain dari ongkos atau biaya utama (direct material
cost dan direct labor cost) yang bersifat menunjang atau
23
memperlancar dari proses produksi. Biaya yang termasuk dalam
Indirect Manufacturing Expense (IME) antara lain adalah biaya
bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya
perawatan mesin, mesin, dan peralatan-peralatan lainnya.
2. Penerimaan (revenue)
Penerimaan dalam hal ini adalah penerimaan yang didapatkan
oleh produsen penghasil produk dari hasil penjaualan produknya ke
pasaran. Ada beberapa konsep penerimaan yang sangat penting
dalam digunakan untuk menganalisa perilaku produsen yaitu :
a. Total Revenue
Total revenue adalah peneneriamaan total yang diperoleh oleh
produsen penghasil produk. Penerimaan total ini didapat dari
perkalian dari banyaknya produk yang dijual dikalikan dengan
harga jual produk perunit.
b. Average Revenue
Average revenue adalah penerimaan perunit produsen penghasil
produk atas penjualan produk yang berhasil yang terjual
dipasaran. Average revenue didapat dari hasil bagi penerimaan
total dibagi dengan unit yang terjual.
c. Marginal Revenue
Marginal revenue merupakan kenaikan dari peneriaman total
yang disebabkan karena terjadi pertambahan penjualan satu unit
hasil produk. Marginal revenue diperoleh dari pembagian
24
keseluruhan total produk dibagi dengan keseluruhan produk
yang terjual.
3. Titik Impas
Titik impas atau sering disebut dengan Break Event Point
(BEP) merupakan sebuah sarana untuk menentukan kapasitas
produksi yang harus dicapai oleh suatu operator produksi untuk
mendapatkan keuntungan. Penganalisisan titik impas dalam
permasalahan produksi biasanya digunakan untuk menentukan
tingkat akan sebuah produksi yang bisa mengakibatkan produsen
produk berada dalam kondisi impas. Untuk mendapatkan titik impas
dari sebuah produksi harus dicari fungsi biaya maupun pendapatan,
dimana total biaya sama dengan total pendapatan.
Terdapat tiga komponen yang harus dipertimbangkan dalam
analisis titik impas ini, yaitu :
a. Biaya-biaya tetap (Fixed Cost)
b. Biaya-biaya variabel (Variabel Cost)
c. Biaya-biaya total (Total Cost)
Dalam kondisi titik impas ketiga komponen tersebut diatas akan
berlaku sebagai berikut :
TC = FC + VC = FC + Cx
Jika TR = pX
Maka TR = TC atau pX = FC + cX
X = FC/ p-c
25
Dimana :
TC = ongkos total untuk pembelian X produk
FC = ongkos tetap
VC = ongkos variabel untuk membuat X produk
C = ongkos variabel untuk membuat 1 produk
TR = total pendapatan dari penjualan X buah produk
p = harga jual persatuan produk
X = volume produksi
26
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Dasar Perancangan
Perancangan merupakan sebuah kegiatan awal dari sebuah usaha dalam
merealikasikan sebuah produk yang keberadaannya diperlukan oleh
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Darmawan, 2004).
Sedangkan perancangan mesin berarti perancanaan dari sistem dan segala
yang berkaitan dengan sifat mesinmesin, produk, struktur, alat-alat, dan
instrument (Joseph and Larry, 1986). Dalam sebuah peranncangan khususnya
perancangan mesin banyak menggunakan berbagai ilmu yang harus
diterapkan kedalamnya. Ilmu-ilmu itu digunakan untuk mendapatkan sebuah
rancangan yang baik, pada umumnya ilmu-ilmu yang diterapkan antara lain
matematika, ilmu bahan, dan ilmu mekanika teknik.
Sebuah perancangan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
berurutan dari satu langkah ke langkah berikutnya. Dengan kegiatan yang
berurutan ini maka perancangan sering juga disebut proses perancangan
karena mencakup banyak hal didalamnya. Berikut merupakan rangkaian
kegiatan yang biasanya dilakukan selama proses perancangan.
27
Pengenalan Kebutuhan
Perumusan Masalah
Sintesa
Analisa dan Optimasi
Evaluasi
Penyajian
Gambar 4. Tahapan Perencanaan
1. Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan merupakan sebuah langkah awal dalam
perencanaan sesuatu, pengenalan kebutuhan akan menjadi landasan
dasar sebuah produk dibuat untuk memperbaiki produk yang telah ada
saat ini. Pengenalan kebutuhan sangat erat hubungannya dengan
kemampuan analisis seorang perancang dalam menganalisa faktor-
faktor yang ada disekitarnya. Pengenalan kebutuhan dan merangkaikan
28
kebutuhan itu dalam bentuk kata-kata merupakan sebuah tindakan
kreatif yang tinggi, ini dikarenakan kebutuhan tersebut bisa saja hanya
berupa sebuah ketidak puasan yang samar, suatu rasa kegelisahan, atau
suatu perasaan yang merasa ada sesuatau yang kurang beres. Sulitnya
mendefinisikan akan pengenalan kebutuhan ini membuat seorang
perancang dituntut haruslah peka dalam menyikapi masalah-masalah
yang berada disekitarnya dan dituntut pula dengan daya imajinasi dan
kreatifitas yang tinggi dapat memberi solusi pemecahan masalah.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan sebuah langkah perancanaan
dimana pada langkah ini seorang perancang merumuskan masalah-
masalah yang ada dalam produk yang dibuat yang selanjutnya akan
diambil solusi pemecahan masalah tersebut. Dalam perumusan
masalah ini mencakup spesifikasi tentang kebutuhan-kebutuhan yang
akan direncanakan. Kebutuhan-kebutuhan itu dapat berupa sejumlah
masukan dan keluaran, sifat-sifat, dimensi produk, bentuk dan seluruh
batasan-batasan yang termasuk kedalamnya. Perumusan masalah ini
bertujuan untuk mempermudah dalam hal pengelompokon kebutuhan
akan apa saja yang wajib ada dan harus terpenuhi dari produk yang
akan dibuat oleh seorang perancang.
3. Sintesa
29
Sintesa merupakan langkah ketiga dalam sebuah perencanaan
sebuah mesin setelah masalah yang ada dapat dirumuskan dan
serangkaian spesifikasi baik yang tertulis maupun yang tidak
dinyatakan secara langsung. Dalam penentuan sintesa tidak berdiri
sendiri dikarenakan dalam sintesa harus disertai perhitungan analisasi
dan optimisasi dari produk yang didapat dari langkah keempat sebuah
perancangan. Pada tahap sintesa ini juga terdapat akan penentuan
spesifikasi mesin yang akan dibuat baik dalam bentuk, ukuran, dimensi
ruangnya dll.
4. Analisa dan Optimisasi
Analisasi dan optimisasi merupakan sebuah langkah
perancangan dimana pada langkah ini sebuah sistem produk yang
direncanakan harus dilakukan penganalisaan untuk mengetahui apakah
performa yang diperoleh sistem produk berdaya guna sesuai dengan
spesifikasi. Pada langkah analisa dan optimisasi akan didapatkan hasil
perhitungan yang akan menentukan apakah sistem produk yang akan
dibuat dinyatakn baik dan layak dibuat atau tidak.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah tahapan yang dinilai cukup penting
dalam suatu proses perencanaan yang menyeluruh. Evaluasai adalah
pemeriksaan akhir adari suatu perencanaan yang sukses dan biasanya
melibatkan sebuah pengujian dari prototype produk di laboratorium.
30
Pada tahap ini seorang perancang mengharapkan menemukan rencana
rancangan tersebut memenuhi kebutuhan. Dalam evaluasi harusnya
dilakukan dalam beberapa kriteria khusus seperti dari kriteria teknik,
kriteria ekonomi, kriteria bentuk dan dimensi, dll.
6. Penyajian
Penyajian adalah tahap akhir dari sebuah proses perancangan
sebuah produk. Penyajian ini bertujuan untuk menyampaikan sesuatu
hasil rancangan kepada pihak lain sehingga dapat ditindak lanjuti lebih
lanjut. Pada dasarnya hanya terdapat tiga buah penyajian yaitu tertulis,
lisan, dan dalam bentuk grafik. Seorang perancang teknik dituntun
untuk dapat melakukan penyajian rancangan produknya dalam sebuah
media yang mana melalui media tersebut dapat ditindak lanjuti oleh
pihak lain.
B. Pernyataan Kebutuhan
Pembuatan kerajinan gerabah di desa Pagerjurang Kecamatan Bayat ini
telah berlangsung selama puluhan tahun dengan mengunakan peralatan yang
sangat sederhana dengan bantuan tenaga manusia sebagai sumber tenaga
utamanya. Para pengrajin secara manual dengan menggunakan tangan maupun
kaki memutar sebuah piringan kayu yang diatasnya terdapat bahan yang akan
dibentuk menjadi kerajinan gerabah. Alat pembuat kerajinan gerabah yang ada
saat ini dirasakan kurang memberikan kenyamanan bagi pengunanya dan
kurang memiliki tingkat keamanan yang mencukupi, oleh karena itu
31
diperlukan sebuah mesin pemutar gerabah yang lebih memberi kenyamanan
dan perlindungan terhadap pemakainya.
C. Analisis Kebutuhan
Berdasarkan pernyataan kebutuhan diatas maka, diperlikan beberapa
langkah analisis kebutuhan untuk memperjelas tugas perancangan mesin
pemutar gerabah. Langkah-langkah analisis kebutuhan terdiri dari :
1. Spesifikasi Tenaga Pengerak
Tenaga pengerak tidak lagi mengunakan tenaga manusia sebagai
sumber tenaga pengerak utamanya melainkan dengan mengunakan tenaga
pengerak lain.
2. Standar Penampilan
Mesin pemutar gerabah ini memiliki kontruksi yang telah
disesuaikan dengan kenyamanan dalam bekerja, keamanan pemakai dan
kemudahan dalam pengoperasiannya. Mesin ini memiliki dimensi yang
tidak cukup besar, sehingga mesin ini dapat dengan mudah dipindah
tempatkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Serta memiliki pedal
pengaturan kecepatan sehingga pemakai dapat dengan mudah mengatur
kecepatan putar mesin ini sesuai yang diperlukan.
D. Pertimbangan Perancangan
Berdasarkan uraian analisis kebutuhan di atas maka pertimbangan
perancangan yang dilakukan pada mesin pemutar gerabah ini antara lain :
32
1. Pertimbangan Teknis
Pertimbangan nilai teknis identik dengan kekuatan konstruksi mesin
sebagai jaminan terhadap calon pembeli. Dimana pertimbanagan teknis
dari mesin pemutar gerabah ini adalah sebagai berikut :
a. Konstruksi yang kuat dan proses finishing yang baik untuk menambah
umur mesin.
b. Proses assemblies mesin relatif mudah sehingga perawatan dan
maintenance mesin dapat dilakukan dengan mudah dan murah.
2. Pertimbangan Ergonomis
Pertimbangan ergonomis mesin pemutar gerabah berdasarkan
analisis kebutuhan adalah sebagai berikut:
a. Mesin pemutar gerabah ini tidak lagi menggunakan tenaga manusia
sebahgai tenaga pengerak utamanya melainkan telah mengunakan
motor listrik sebagai sumber tenaga pengerak utamanya dengan
kelebihan kecepatan putaran motor dapat disesuaikan dengan
kebutuhan saat kerja dengan pengaturan pedal kecepatan.
b. Konstruksi mesin yang sederhana dan proposional memungkinkan
setiap orang dapat mengoperasikannya dengan mudah.
c. Berdasarkan spesifikasi mesin yang cukup proporsional, dapat
mempermudah proses pemindahan tempat mesin serta pengaturan
lingkungan tempat kerja pemakai.
33
3. Pertimbangan Lingkungan
Pertimbangan lingkungan sebagai pendukung diterimanya produk
oleh masyarakat dan calon pembeli adalah mesin pemutar gerabah yang
bebas polusi dan tidak bising, sebagai pendukung kenyamanan operator.
4. Pertimbangan Keselamatan Kerja
Pertimbangan keselamatan kerja merupakan syarat ketentuan mesin
untuk dapat dikatakan layak pakai. Syarat tersebut dapat berupa bentuk
komponen mesin yang berfungsi sebagai pengaman atau pelindung
operator pada bagian mesin yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja.
E. Tuntutan Perancangan
Berdasarkan uraian pertimbangan perencanaan, dapat diuraikan menjadi
tuntutan perencanaan. Tuntutan perencanaan mesin pemutar gerabah terdiri
dari:
1. Tuntutan Konstruksi
a. Kontruksi/Rangka dapat menahan beban dan juga getaran saat mesin
sedang dioperasikan.
b. Perawatan dapat dilakukan pada konstruksi mesin tanpa harus
membongkar mesin secara keseluruhan.
2. Tuntutan Ekonomi
a. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat mesin relatif murah atau
terjangkau.
34
b. Perawatan mesin dapat dilakukan dengan mudah dan tidak
memerlukan biaya yang mahal.
3. Tuntutan Fungsi
a. Tidak lagi mengunakan tenaga manusia sebagai tenaga pengerak
utamanya melainkan diganti dengan sumber tenaga lain.
b. Kecepatan putaran mesin dapat diatus sesuai dengan kebutuhan saat
kerja.
4. Tuntutan Pengoperasian
a. Proses pengoperasian mesin cukup mudah tanpa pengaturan-
pengaturan yang sulit dipahami oleh operator.
b. Mesin ini tidak menuntut pemakainya untuk harus mempunyai latar
belakang pendidikan yang tinggi dan juga keahlian khusus untuk
mengoperasikannya.
5. Tuntutan Keamanan
Komponen-komponen mesin yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja
operator dibutuhkan pelindung atau pengamanan dalam bentuk komponen
yang sesuai.
6. Tuntutan Ergonomis
a. Mesin tersebut tidak memerlukan ruangan yang luas atau lebar karena
ukurannya tidak terlalu besar.
b. Mesin tersebut dapat dipindah-pindah tempat sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan karena bobot mesin yang tidak terlalu berat.
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Desain dan Gambar Kerja Kontruksi Mesin Pemutar Gerabah
1. Desain Kontruksi Mesin Pemutar Gerabah
Desain kontruksi mesin pemutar gerabah ditentukan atas berbagai
pertimbangan sebagai berikut :
a. Mesin pemutar gerabah tidak lagi mengunakan tenaga pengerak
manusia sebagai tenaga pengerak utamanya melainkan diganti dengan
tenaga motor listrik.
b. Spesifikasi mesin yang ergonomis dengan dimensi yang nyaman bagi
operator dan mudah disesuaikan dengan ruang kerja mesin
diperkirakan berdimensi panjang 800mm x lebar 500mm x tinggi
700mm
c. Memiliki kecepatan putaran kepala pemutar yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan putaran saat bekerja.
d. Mudah dalam pengoperasian, perawatan maupun pergantian suku
cadang mesin.
2. Gambar Kerja Mesin Pemutar Gerabah
Gambar kerja terlampir.
36
B. Teknik Perancangan Mesin Pemutar Gerabah
Teknik perancangan adalah langkah dasar yang sangat penting
dilakukan dalam perancangan mesin pemutar gerabah ini. Tujuan dari teknik
perancangan ini adalah untuk mendapatkan data-data kontruksi yang
dibutuhkan dalam membangun mesin pemutar gerabah.
1. Kapasitas Mesin
Secara umum mesin pemutar gerabah ini dirancang dengan beban
maksimum 16 kg, dimensi diameter maksimum 12 inch, serta tinggi
gerabah yang dibuat 40 cm. Kapasitas mesin ini disesuaikan dengan
kebutuhan pembuatan gerabah di desa Pagerjurang, Klaten.
Beban maksimum dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan
kerja. Hal ini dikarenakan ukuran gerabah yang dibuat tidak selalu
memiliki ukuran diamensi yang sama baik beban, diameter, maupun tinggi
gerabah yang dibuat.
Dengan beban 16 kg dan putaran 100 rpm, daya yang bekerja pada
kepala pemutar adalah :
v P Fx =
Dimana :
60
n 2t
e =
60
100 3,14 2
= e
47 , 10 = e
37
Sehingga :
R v = e
1524 , 0 47 . 10 = v
s m v / 59 , 1 =
P = 16 x 1,59
= 25,4 kg m/s
Maka P = 248,9 N m/s
= 248, 9 watt
Daya yang bekerja pada kepala pemutar dengan beban 16 kg dan
putaran 100 rpm adalah 248,9 watt.
2. Motor Listrik
Berdasarkan perhitungan daya yang bekerja pada kepala pemutar
maka motor listrik yang digunakan dalam mesin pemutar gerabah ini
adalah motor listrik yang memiliki daya 250 watt. Motor listrik yang
digunakan adalah motor listrik yang umum digunakan pada mesin jahit
makro. Alasan pemilihan motor listrik jenis ini dikarenakan motor listrik
jenis ini memiliki sebuah tuas dimana dapat digunakan sebagai pengatur
kecepatan putar mesin yang dapat disesuaikan dengan kecepatan putar
yang dibutuhkan saat kerja.
Spesifikasi motor listrik yang digunakan adalah :
Jenis : Motor AC satu fasa
Model : DOL 250-2
Rated Output (W) : 250
Speed (r/min) : 2850
38
Voltage (V) : 220
Frequency (Hz) : 50
3. Sistem Transmisi
Mesin pemutar gerabah ini memiliki system transmisi yang terdiri
dari beberapa komponen pulley, belt, motor listrik, poros, dan roda gigi
payung.. Mekanisme yang bekerja pada system transmisi ini berawal dari
motor listrik ditransmisikan ke pulley 1 yang kemudian dengan
menggunakan belt akan ditransmisikan lagi ke pulley 2 dan selanjutnya
akan distribusikan ke roda gigi payung. Roda gigi payung ini berfungsi
untuk mengubah putaran dari poros horizontal ke poros vertikal. Ujung
dari poros vertikal tersambung dengan sebuah kepala pemutar yang
berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan dan membuat benda/gerabah.
Gambar 5. Sistem Transmisi Mesin Pemutar Gerabah
39
Keterangan :
1. Motor listrik
2. Pulley motor listrik
3. Pulley poros horizontal
4. V-belt
5. Poros horizontal
6. Poros vertikal
7. Roda gigi besar
8. Roda gigi pinyon
9. Pillow block bearing vertikal
bawah
10. Pillow block bearing vertikal
atas
11. Pillow block bearing horizontal
12. Dudukan kepala pemutar
13. Kepala pemutar
Rangkaian sistem transmisi V-belt
rpm 75 , 593 2850
12
5 , 2
n
D
D
n
mot or
2
1
horizont al poros
= = =
Rangkaian sistem transmisi roda gigi payung
rpm 87 , 296 75 , 593
50
25
n
Z
Z
n
horizont al poros
2
1
vert ikal poros
= = =
40
4. Poros Horizontal
START
1. Daya yang ditransmisikan P
(KW) dan putaran poros n1
(rpm)
2. Faktor koreksi fc
3. Daya rencana Pd (kW)
4. Momen rencana T (kgmm)
5. Keadaan Beban
(digambarkan)
6. Perhitungan beban horizontal dan beban vertikal
yang terjadi
7. Gaya reaksi engsel
a
a
8. Gambar bidang momen lentur
9. Bahan poros, kekuatan tarik dan faktor
keamanan Sf1/Sf2
10. Tegangan lentur yang diizinkan
11. Faktor koreksi lenturan Km
Faktor koreksi puntiran Kt
12. Diameter poros ds (mm)
13. ds>ds
Tp < Ta
14. Diameter poros
Bahan poros
STOP END
Gambar 6. Diagram Alir Perhitungan Poros
Poros horizontal merupakan salah satu bagian dari sistem transmisi
mesin pemutar gerabah. Poros horizontal ini memiliki fungsi sebagai
penerus putaran dari putaran pulley 12 inch menuju roda gigi payung.
41
Poros horizontal memiliki panjang 214 mm dengan ditopang oleh dua
buah bearing dengan jarak 50mm dan 64mm dari tiap ujung poros. Putaran
poros horizontal sebesar 593,75rpm dari putaran awal mesin sebesar
2850rpm.
Perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada poros horizontal adalah
sebagai berikut :
1. Daya motor
Motor yang digunakan memiliki daya P = PK = 0,184 kW
(1 PK = 0,735 kW)
T = 71620.P/n
= 71620x0,25/593,75
= 30,2 kgcm = 302 kgmm
2. Faktor koreksi yang digunakan adalah fc = 1,2
3. Daya rencana
Pd = fc . P
= 1,2 . 0,184
= 0,221 kW
4. Momen puntir rencana
1
d 5
n
P
9,74x10 T =
75 , 593
221 , 0
10 74 , 9
5
x =
= 362,53 kgmm
42
Rvb
5. Pembebanan yang terjadi pada poros
- Pembebanan dititik A adalah berat roda gigi pinyon 0,23 kg
- Pembebanan dititik B
Berat pulley : 1,34 kg
Gaya tarik V-belt (T1-T2) =
= (2x302): 304,8
= 3,96 kg
Dengan kmiringan sudut 60
o
maka :
= sin 60
o
x 3,96
= 3,42
Maka Ftot = 1,34 + 3,42
= 4,67 kg
- Gambar gaya yang bekerja
- Gaya reaksi diengsel
V = 0 RVA + RVB 4,67 0,23 = 0
RVA + RVB = 4,9 kg
Mp = 0 - 4,67 (214) + 150 RVB + 50 RVA = 0
50 RVA + 150 RVB = 999,38
RVA + 3 RVB = 19,98 kg
RVA + RVB = 4,9 kg
RVA + 3 RVB = 19,98 kg -
- 2 RVB = -15,08 kg
= 7,54 kg
RVA = 4,9 (7,54)
RVA = -2,64 kg
5cm 10cm 6,4cm
Rva
Va=0,23 kg Vb=4,67 kg
43
- Harga-harga momen vertikal
MvA = 0,23 kg x 50 mm = 11,5 kgmm
MvB = 4,67 kg x 64 mm = 298,88 kgmm
- Bending moment diagram
A B
6. Bahan Poros
Bahan poros pada mesin pemutar gerabah ini
menggunakan ST 37 dengan kekuatan tarik(
B
o ) = 37 kg/mm
2
.
Dalam perencanaan sebuah poros harus diperhatikan tentang
pengaruh-pengaruh yang akan dihadapi oleh poros tersebut.
Adapun pengaruh tersebut diantaranya adalah konsentrasi
tegangan, kekasaran permukaan. Untuk memasukkan pengaruh-
pengaruh tersebut, maka dalam perhitungannya perlu diambil
faktor yang dinyatakan sebagai Sf
2
dengan harga sebesar 1,3
5cm 10cm 6,4cm
MvA= 11,5 kgmm
MvB= 298,88 kgmm
A B
44
sampai 3,0.
Besarnya tegangan geser yang diijinkan
o
t
(kg/mm
2
) dapat dihitung dengan :
) (
2 1
xSf Sf
B
o
t
o
=
) 2 6 (
/ 37
2
x
mm kg
a
= t
= 3,08 kg/mm
2
Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah
beban berulang. Berdasarkan macam beban serta sifatnya, maka
dipakai suatu rumus dengan memasukkan pengaruh kelelahan
karena beban berulang. Faktor tersebut adalah K
t
untuk momen
puntir. Sedangkan untuk momen lentur yang tetap dipakai faktor
K
m .
Besarnya K
t
yang dihasilkan harus lebih kecil dari tegangan
geser yang diijinkan (
)
). Faktor K
m
yang diambil adalah 2,0
dan faktor K
t
diambil 1,5.
7. Diameter poros
3
1
2 2
) ( ) (
1 , 5
(
+
|
|
.
|
\
|
> T K M K d
t m s
o
t
3
1
2 2
) 53 , 362 5 , 1 ( ) 88 . 298 2 (
08 , 3
1 , 5
(
+ |
.
|
\
|
> x x d
s
( ) | |
3
1
295713 02 , 357317 65 , 1 + >
s
d
( ) | |
3
1
41 , 823 65 , 1 >
s
d
45
| |
3
1
63 , 1358 >
s
d
d
s
11,07 mm
Untuk menyesuaikan bantalan yang terdapat dipasaran dan
pertimbangan kemudahan dalam pembuatan maka diameter poros yang
dibuat adalah 1 inch maka :
2
.
2
3
) ( ) (
14 , 3
16
T K M K
xd
t m
s
+ = t
2 2
3
) 52 , 362 5 , 1 ( ) 88 , 298 2 (
4 , 25 14 , 3
16
x x
x
+ = t
25 , 0 = t kg/mm
2
46
5. Sabuk V ( V-Belt )
STAR
Perhitungan
perancangan Poros
(n
1
,P, P
d
, f
c
, T, d)
Pemilihan
penampang sabuk
Diameter minimum
puli, d
min
sabuk Kecepatan, v
v : 30 >
a
a
Perhitungan panjang keliling, L (mm)
Nomor nominal dan panjang sabuk dalam
perdagangan, L (mm)
Dp-dp
C
Sudut kontak, (
o
)
Faktor koreksi, K
Daerah penyetelan
jarak poros C, C
t
Penampang sabuk
Panjang keliling, L (mm)
Jarak sumbu poros, C (mm)
Daerah penyetelan C, C
t
(mm)
Diameter luar puli d
k
,D
k
(mm)
STOP
END
Gambar 7. Diagram Alir untuk memilih sabuk-V
Dengan menggunakan diagram alir tersebut selanjutnya dapat
dihitung dan ditukan jenis v-belt yang akan dipakai. V-belt akan digunakan
untuk mereduksi putaran dari putaran mesin sebesar 2850 rpm menjadi
593,75 rpm. Dengan variasi beban sedang dan diperkirakan waktu kerja
47
mesin berkisar 8-10 jam sehari maka faktor koreksi yang diperoleh adalah
1,4. Pulley yang digunakan adalah pulley dengan ukuran 2,5 inch dan 12
inch dengan jarak antar pusat poros sebesar 42 cm.
Maka :
1. P = 250 Watt
= 0,25 kW
2. P
d
= f
c
x P
= 1,4 x 0,25
= 0,35 kW
3.
1
d 5
n
P
9,74x10 T x =
2880
35 , 0
10 74 , 9
5
x x =
= 118,37 kg.mm
4. Penampang v-belt yang digunakan : Tipe A
5. d
p
= 63,5 mm dan D
p
= 304,8 mm
6. Kecepatan v-belt
60x1000
n d
v
1 p
=
1000 60
2850 5 , 63 14 , 3
x
x x
=
= 9,47 m/s
7. 9,47 m/s < 30 m/s, Baik untuk digunakan
48
8. Panjang keliling (L)
( ) ( )
2
p p p p
d D
4C
1
D d
2
2C L + + + =
2
) 5 , 63 (304,8
4x420
1
) 8 , 304 (63,5
2
3,14
2x420 L + + + =
2
(241,3)
1680
1
) 3 , 368 (
2
3,14
840 L + + =
L = 1452.88 mm
9. Nomor nominal v-belt yang digunakan adalah v-belt : no 57 dengan L
= 1448 mm
10. Besar sudut kontak v-belt dengan puli :
( )
C
d D 57
180
p p
=
420
) 5 , 63 57(304,8
180
=
=147,2 147
K
= 0,91
11. Daerah penyetelan jarak sumbu poros berdasarkan data-data yang
diperoleh ditetapkan C
i
= 20 mm, dan C
t
= 40 mm
12. Jadi v-belt yang sesuai dengan sistem transmisi mesin pemutar gerabah
adalah v-belt tipe A no. 57 dengan jarak poros 420 mm
6. Rangka Mesin Pemutar Gerabah
Sistem rangka mesin adalah sebuah struktur yang menjadi bentuk
dasar yang menopang dan membentuk mesin. Sistem rangka pada mesin
pemutar gerabah terbentuk dari susunan batang rangka yang
disambungkan dengan sambungan pengelasan. Pengelasan adalah
49
menyambungkan dua bagian logam dengan cara memanaskan sampai suhu
leburnya, baik menggunakan bahan tambah maupun tidak menggunakan
bahan tambah. Pengelasan yang dilakukan pada mesin pemuatar gerabah
ini adalah pengelasan dengan mengunakan bahan tambah dan jenis
sambungan pengelasan tipe pengelasan sudut.
Pengelasan tipe sudut dipilih karena pengelasan tipe sudut dirasa
mudah untuk dilakukan dan mempunyai kekuatan yang cukup baik untuk
menopang sambungan antar bagian dalam rangka mesin. Selain faktor
kemudahan dalam pelaksanaannya pengelasan tipe sudut dipilih karena
juga memiliki nilai estetika yang dirasakan cukup baik.
Beban yang diterima rangka mesin pemuatar gerabah terdiri dari
beban-beban berat komponen-komponen dari mesin pemutar gerabah.
Beban-beban tersebut antara lain adalah beban dari motor listrik (10 kg),
pulley dan belt (+ 2,5 kg), poros dan roda gigi (+ 3kg), kepala pemutar
(0,85 kg), bearing (+2 kg), dan beban maksimal dari bahan pembuat
gerabah/tanah liat (16 kg). Bahan batang rangka yang digunakan pada
mesin pemutar gerabah ini terdiri dari bahan rangka yang berupa mild steel
st 34 profil persegi 40x20x3 mm dan plat mild steel dengan ketebalan 6
mm.
7. Kepala Pemutar
Kepala pemutar merupakan tempat dimana proses pembentukan
gerabah dibuat. Kepala pemutar ini memiliki fungsi untuk memutar tanah
liat (bahan baku dalam pembuatan gerabah) sehingga proses pembuatan
50
gerabah dapat dilakukan. Putaran kepala pemutar ini berputar searah
dengan jarum jam dengan putaran maksimal 296,87 rpm. Putaran ini dapat
diturunkan sesuai dengan kebutuhan kerja dengan mengunakan bantuan
dari pijakan pengatur kecepatan putaran.
Kepala pemutar terbuat dari kayu mahoni dengan ketebalan 2,5 cm
dengan ukuran diameter 12 inch. Pemilihan kayu sebagai bahan
pembuatan kepala pemutar dikarenakan dengan pengunaan kayu sebagai
bahan dapat meningkatkan faktor keamanan kerja bagi pemakai, selain
dari pada itu pengunaan kayu dapat mengurangi bahkan menghilangkan
faktor korosi pada kepala pemutar. Faktor korosi ini sangat penting
dihilangkan karena pembuatan gerabah tidak akan lepas dari pengunaan air
sebagai bahan pembantu proses pembuatan gerabah.
8. Roda Gigi Payung
Roda gigi payung merupakan salah satu komponen transmisi yang
sangat penting pada mesin pemutar gerabah ini . Roda gigi payung pada
mesin pemutar gerabah ini memiliki fungsi sebagai penerus putaran dari
poros horizontal menuju poros vertikal. Selain sebagai penerus putaran,
roda gigi payung ini juga digunakan untuk penurunkan kecepatan putar
dari kecepatan putar poros horizontal yang sebesar 593,75 rpm menjadi
296,87 rpm pada putaran poros vertikal.
Komponen dari roda gigi payung terdiri atas sebuah roda gigi besar
dengan diameter sebesar 101,8 mm dengan jumlah gigi sebanyak 50 buah
dan sebuah roda gigi pinyon dengan diameter sebesar 53,6 mm dengan
51
jumlah gigi sebanyak 25 buah. Kedua komponen roda gigi payung terbuat
dari bahan ST 42.
9. Pijakan Pengatur Kecepatan Putar
Pijakan pengatur kecepatan merupakan sebuah pegal gas yang
berfungsi sebagai sarana untuk menghidupkan dan mematikan motor
listrik pada mesin pemutar gerabah. Pijakan ini disambungkan dengan tuas
motor oleh sebuah kolor gas. Cara kerja dari pijakan ini adalah ketika
pijakan ini ditekan akan menarik kolor gas yang telah tersambung dengan
tuas motor listrik dan akan menghidupkan motor listrik.
Gambar 8. Pijakan Pengatur Kecepatan
Pijakan pengatur kecepatan mesin pemutar gerabah ini menggunakan
pijakan pengatur kecepatan yang umumnya diginakan pada komponen
mesin jahit otomatis yang mengunakan motor listrik. Pikjkan ini telah
mengalami modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pada mesin
pemutar gerabah. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah dengan
menambahkan baut pada pijakan ini. Baut ini memiliki fungsi sebagai
52
pengatur kedalaman pijakan yang dapat dilakukan, sehingga pengaturan
kecepatan pada mesin pemutar gerabah diharapkan lebih baik dan mudah
digunakan. Pengaturan kedalaman pijakan ini penting karena diharapkan
dengan pengaturan kedalaman pijakan ini kecepatan putaran mesin
pemutar gerabah dapat disesauiakan dengan kebutuhan putaran mesin saat
mesin melakukan proses pembuatan gerabah dengan berbagai ukuran yang
berfariasi.
10. Casing
Casing mesin pemutar gerabah terbuat dari bahan plat eyser dengan
ketebalan 0,8 mm. Casing ini dipasang menutupi seluruh mesin sebagai
dinding dari mesin itu sendiri dengan ukuran yang disesuaikan dengan
ukuran kontruksi dari mesin. Fungsi dari casing ini adalah untuk
melindungi dan meningkatkan faktor keamanan kerja pemakai mesin dari
bahaya kecelakaan kerja dari komponen komponen yang bergerak yang
berupa komponen-komponen sistem transmisi.
Dalam kontruksi penyatuannya dengan rangka casing disambungkan
dengan mengunakan sambungan mur. Pemilihan sambungan mur ini
bertujuan agar casing mudah untuk dibongkar dan dipasang. Faktor
mudah dibongkar dan dipasang ini menjadi penting dikarenkan casing
menutupi hampir seluruh komponen dari mesin pemutar gerabah,
sehingga dengan mudah dibongkar dan dipasangnya casing dapat
mempermudah dalam perawatan dan pergantian suku cadang yang
mungkin akan rusak pada mesin pemutar gerabah suatu saat nanti.
53
C. PERHITUNGAN ANALISIS EKONOMI
Penentuan dari harga mesin pemutar gerabah dapat dilihat dari tabel
berikut ini.
Tabel 5. Biaya Desain Mesin Pemutar Gerabah
Macam Biaya
Macam
Pekerjaan
Bahan (Rp)
Alat
(Rp)
Tenaga (Rp) Jumlah
A. Biaya Desain Survey 0 30.000 20.000 50.000
Analisis 0 20.000 30000 80.000
Gambar 70.000 30.000 50.000 150.000
Jumlah 250.000
Tabel 6. Biaya Pembelian dan Perakitan Mesin Pemutar Gerabah
Macam Biaya
Macam
Komponen
Biaya
Pembelian
(Rp)
Biaya
Perakitan
(Rp)
Jumlah
B. Biaya
Pembelian
Komponen
Motor listrik 350.000 5.000 355.000
Puli tunggal 12 36.000 5.000 41.000
V-Belt A 57 18.000 5.000 23.000
Mur dan baut 50.000 5.000 55.000
Bearing Vertikal 64.000 3.000 67.000
Bearing Horizontal 32.000 5.000 37.000
Pedal pengatur kecepatan 25.000 4.000 29.000
Kolor gas 19.000 2.000 21.000
Kepala pemutar 30.000 2.000 32.000
Cat dan poxy 27.000 30.000 57.000
Tiner 22.000 5.000 27.000
Mata Grindra 30.000 - 30.000
Elektroda 78.000 - 78.000
Amplas 10.000 - 10.000
Jumlah
862.000
Tabel 7. Biaya Pembuatan Mesin Pemutar Gerabah
Macam Biaya Macam Elemen
Bahan Baku
(Rp)
Bahan Penolong
(Rp)
Tenaga Kerja
(Rp)
Jumlah
C. Biaya
Pembelian
Komponen
Rangka 198.000
0
80.000 278.000
Poros Horizontal 43.000
0
25.000 68.000
Poros Vertikal 50.000
0
25.000 75.000
Roda Gigi 129.000
0
50.000 179.000
Casing 204.000
0
40.000 244.000
Pelindung sudut 30.000
0
10.000 40.000
Jumlah
884.000
54
Tabel 8. Biaya Non Produksi
D. Biaya Non Produksi
Biaya Gudang (5% x C) Rp 44.200
Pajak Perusahaan (5% x C) Rp 44.200
Jumlah Rp 88.400
Tabel 9. Perencanaan Laba Produksi
E. Laba yang Dikehendaki 10% x (A+B+C+D) Rp 208.440
Tabel 10. Taksiran Harga Produk
F. Taksiran Harga Produk (A+B+C+D+E) Rp 2.292.840
Berdasarkan tabel hasil perhitungan diatas maka harga yang
dikehendaki mesin pemutar gerabah untuk dijual dipasaran adalah sebesar Rp
2.292.840,00 atau dibulatkan menjadi Rp 2.293.000,00.
D. UJI KINERJA MESIN
Uji kinerja mesin merupakan sebuah langkah pengujian terhadap
sebuah mesin. Uji kinerja ini bertujuan untuk mengetahui kualitas akan mesin
yang dibuat. Selain untuk mengetahui kualitas uji kinerja mesin ini juga
diharapkan dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada pada mesin,
sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan pada mesin kedepannya.
Setelah dilakukan pengujian kinerja pada mesin pemutar gerabah
ditemukan bahwa mesin pemutar gerabah belum bisa bekerja sesuai dengan
harapan. Terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki kedepannya
untuk meningkatkan kesempurnaan dari mesin pemutar gerabah ini.
55
E. KELEMAHAN-KELEMAHAN
Setelah dilakukan pegujian kinerja mesin, mesin pemutar gerabah ini
didapatkan kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
1. Sistem Transmisi
Sistem transmisi mesin pemutar gerabah ini mengubah putaran
mesin dari 2850 rpm menjadi 296,87 rpm dengan sistem transmisi yang
terdiri dari pulley, v-belt, poros dan roda gigi payung. Putaran mesin yang
dihasilkan dirasa masih terlalu besar dalam pembuatan gerabah, oleh
karenanya dibuat sebuah pedal pengatur kecepatan yang bertujuan untuk
mengatur kecepatan putar dari mesin pemutar gerabah menjadi lebih kecil
dan mudah disesuiakan dengan kebutuhan kerja. Selain dari pada itu
pengunaan pedal pengatur kecepatan putar ini bertujuan untuk
mengurangi komponen-komponen yang terlalu banyak untuk menurunkan
kecepatan putar mesin dari kecepatan putaran mesin awal ke putaran
mesin yang diinginkan.
Masalah yang ditimbulkan dari pengunaan pedal ini adalah kurang
atau bahkan tidak akuratnya kecepatan putar yang dilakukan saat mesin
bekerja. Sehingga sangat sulit mesin ini digunakan oleh para pemula dan
memerlukan sedikit waktu penyesuaian diri pemakai terhadap mesin.
2. Rangka
Rangka yang digunakan pada mesin pemutar gerabah ini dinilai
sudah cukup kuat untuk menampung segala beban yang ada pada mesin
pemutar gerabah ini. Masalah yang ditimbulkan pada rangka ini, rangka
56
mesin pemutar gerabah ini dinilai terlalu tinggi dalam pembuatan gerabah
sehingga dalam proses pembuatan gerabah pemakai mesin kurang
mendapatkan sedikit kenyamanan saat bekerja. Solusi yang mungkin
digunakan untuk menanggulangi masalah ini diharapkan kedepannya
rancangan mesin dibuat lebih rendah dari rancangan saat ini, untuk
mendapatkan kenyamanan bagi pemakainya.
3. Aspek Finansial/ Ekonomi
Dilihat dari aspek finansial mesin pemutar gerabah ini dirasakan
memiliki harga yang masih terlalu tinggi untuk dijual kepasaran. Hal ini
didapatkan dari perbandingan harga mesin pemutar gerabah manual yang
sering digunakan para pengrajin gerabah saat ini. Untuk menanggulangi
dan memperkecil harga mesin terdapat beberapa solusi yang mungkin
dapat digunakan diantaranya :
a. Meningkatkan analisis beberapa komponen untuk digantikan
bahan yang lebih murah namun masih memiliki kualitas yang
baik.
b. Mengurangi waktu dan biaya produksi mesin pemutar gerabah
dengan memodifikasi beberapa komponen disesuaikan dengan
faktor ketersediaan dipasaran.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil perancanagan mesin pemutar gerabah dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Tenaga penggerak : motor AC 250 Watt, model DOL 250-2
2. Spesifikasi dari mesin pemutar gerabah adalah sebagai berikut :
a. Spesifikasi mesin : panjang 760mm x lebar 400mmx tinggi
700mm.
b. Rangka : mild steel profil persegi 40x20x3mm, dengan
sistem penyambungan rangka mengunakan pengelasan.
c. Casing : plat eyser 0,8 mm, penyambungan dengan rangka
mengunakan baut.
3. Sistem transmisi mesin pemutar gerabah mengubah motor listrik
sebagai sumber utama tenaga pengerak dimana putarannya
diturunkan dari putaran 2850rpm menjadi 296,87rpm dengan
komponen berupa 2 pulley diameter 2,5 inch dan 12 inch, v-belt A-
57, 2 poros pejal diameter 1 inch, roda gigi payung dengan
perbandingan Z1=25 dan Z2=50. Kecepatan putar mesin pemutar
gerabah ini dapat diatur kecepatannya dengan mengunakan pedal
pengatur kecepatan putar sesuai dengan kebutuhan saat bekerja.
58
B. SARAN
Perancangan mesin pemutar gerabah ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi kualitas bahan, penampilan, dan sistem kerja/fungsi. Oleh karena itu,
untuk dapat menyempurnakan rancangan mesin ini perlu adanya pemikiran
yang lebih jauh lagi dengan segala pertimbangannya. Beberapa saran untuk
langkah yang dapat membangun dan menyempurnakan mesin ini adalah
sebagai berikut :
a. Pengaturan kecepatan putar dengan mengunakan pedal pengatur
kecepatan dirasa masih kurang sempurna dalam memperoleh
kecepatan putaran yang diinginkan, diharapkan kedepannya
dilakukan modifikasi lagi untuk menyempurnakannya.
b. Dimensi tinggi mesin dirasakan terlalu tinggi sehingga menganggu
sedikit kenyamanan penguna, serta posisi pedal yang terlalu sempit
ruang geraknya, untuk kedepannya diharapkan dilakukan sedikit
modifikasi atas tinggi mesin dan posisi pedal untuk mendapatkan
kenyamanan yang lebih bagi penggunanya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. 2008. Ekonomi Mikro. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta
Darmawan Harsokusoemo. 2004. Pengantar Perancangan Teknik. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.
G. Niemann. 1992. Elemen Mesin Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri. 1998. Anggaran Perusahaan.
Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.
Nasution, Arman Hakin. 2006.Manajemen Industri. Yogyakarta: Andi
Sato, G.Takesi. 1986. Menggambar Mesin Menurut Standar Iso. Jakarta: Pradnya
Paramita
Shigley, E. Josep dan Mitchell, D. Larry. 1984. Perencanaan Teknik Mesin.
Jakarta: Erlangga.
Sularso dan Suga, Kiyokatsu. 1991. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin. Jakarta: Pradnya Paramita.
Tata Sudia dan Saito, Shinroku. 2005. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta:
Pradnya Paramita.
Zainun Achmad. 1999. Elemen Mesin 1. Bandung : Refika Aditama.
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84