You are on page 1of 8

HUBUNGAN ANTARA PENGOBATAN TBC AKTIF DENGAN KEJADIAN DEPRESI DI

PUSKESMAS LUMBANG PROBOLINGGO

Imam Zainuri, Anisa Nur Hidayati


ABSTRACT
Tuberculosis (TB) requires long-term treatment to achieve a cure. Type of long-term
treatment cause large numbers of patients in the treatment of non-compliance. The existence
of Trustees Drink Drugs (PMO) of the patient's family members are expected to recover in
time and proper treatment. The purpose of this study was to analyze the correlation
betweenthe active treatmenttuberculosis (TB) roleof patientsfamily with the incidence of
depression. Design study using analytic correlational with cross sectional approach . The
population in this study were all patients with active treatment of tuberculosis (TB) who lived
with the family at the Lumbanghealth centers,Lumbangsub-district,Probolinggo are 32
respondents and 32 respondents sample was taken using a total sampling . Instrument
research using questionnaires . Data collection was conducted in April 2014. Analyze data
using cross-tabulations . The results showed most families are less active role in the treatment
of tuberculosis as many as 20 respondents ( 62.5 % ) and the majority of people with mild
depression Tuberculosis as many as 22 respondents (68.8 %) . The results of the analysis of
data obtained from 32 respondents respondents most is getting a negative role and mild
depression as many as 16 respondents ( 50 % ) while the least was the respondents who
received a positive role and severely depressed respondents while also getting a negative role
and not depressed as many as one respondent (3.1 %). families who have experienced family
members Tuberculosis supervisor should be taking medication (PMO) for increasing the
effectiveness of the role of the family is lacking in medical assistance due to family
involvement in treatment can improve and monitor the treatment of patients with tuberculosis
.

Keywords : Role of Family, Tuberculosis, Depression.

PENDAHULUAN
Meskipun 76% keluarga pernah mendengar tentang
Menurut (Kapita Selekta, 2010) tuberkulosis tuberkulosis (TB) dan 85% mengetahui bahwa
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh tuberkulosis (TB) dapat disembuhkan, akan tetapi
Mycobacterium Tuberculosis dengan gelaja yanghanya 26% yang dapat menyebutkan dua tanda dan
sangat bervariasi. Tuberkulosis (TB) membutuhkangejala utama tuberkulosis (TB). Cara penularan
jangka panjang untuk mencapai kesembuhan. Tipetuberkulosis (TB) dipahami oleh 51% keluarga dan
pengobatan jangka panjang menyebabkan besarnya hanya 19% yang mengetahui bahwa tersedia obat
angka ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan.tuberkulosis (TB) gratis (Stanas TB, 2010-2014).
Selain faktor ketidakpatuhan pasien minum obat ada
Data dari PuskesmasLumbang terdapat 34
pula faktor dari diri penderita sendiri yaitu kurangorang kasus tuberkulosis dengan klasifikasi 15 orang
mengetahui tentang tuberkulosis (TB), kekuranganmengulang pengobatan, 12 orang kambuh, dan 7
biaya, malas berobat dan merasa sudah sembuh. orang lainnya aktif pengobatan. Hasil studi
Alasan tersebut yang menuntut keluarga berperanpendahuluan yang di lakukan di PuskesmasLumbang
sebagai Pengawas Minum Obat (PMO). Tugaspada hari senin tanggal 10 Februari 2014 terdapat 7
Pengawas Minum Obat (PMO) untuk mengawasiresponden yang masih menjalani pengobatan aktif,
keluarga yang menderita tuberkulosis (TB) agar didapatkan 50% mengatakan bosan melakukan
menelan obat secara teratur sampai selesaipengobatan karena selalu mengulang dalam
pengobatan serta mendorong keluarga yang menderita pengobatan, 20% mengatakan sudah capek
tuberkulosis (TB) untuk minum obat secara teratur.minumobat karena kambuh terus penyakitnya,
Adanya Pengawas Minum Obat (PMO) dari anggotasehingga malas melakukan pengobatan dan tidak ada
keluarga diharapkan pasien dapat sembuh dan tepatkeluarga yang peduli untuk mengantar ke Puskesmas.
dalam waktu pengobatan.
Tuberkulosis (TB) Paru dapat sembuh bila
Menurut WHO Tuberkulosis paru adalahdilakukan pengobatan secara teratur selama 6-8 bulan.
penyakit kedua dari HIV dan AIDS sebagaiSelama waktu pengobatan yang cukup lama tersebut
pembunuh terbesar di seluruh dunia karenatidak heran jika banyak penderita yang putus
penularannya begitu cepat dan tunggal. Data menurutmelakukan pengobatan yang dapat dikatakan gagal
World Health Organization menyebutkan bahwa padapengobatan. Waktu pengobatan tuberkulosis (TB)
tahun 2010, sebanyak 8,8 juta orang menderita Paru yang lama tersebut dibutuhkan adanya PMO
Tuberkulosis dan 1,4 juta meninggal karena(Pengawas Minum Obat) yakni dari penelitian
Tuberkulosis (TB atau TBC). Sedangkan IndonesiaRochanidkk, Di Kabupaten Wonosobo didapatkan
merupakan salah satu dari lima negara dengan bebanhasil: Klien TBC dengan PMO (Pengawas Minum
Tuberkulosis tertinggi secara global, estimasiObat) keluarga mempunyai resiko untuk konsersi
prevalensi TB sebanyak 285 per 100.000 penduduk1,154 kali lebih besar dibandingkan dengan
dan angka kematian 27 per 100.000 penduduk, dan menggunakan PMO petugas kesehatan. Mengacu
sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengankepada pentingnya peranan keluarga untuk
TB dimana usia produktif (15-55 tahun) adalahpenyembuhan klien tuberkulosis (TB), maka
sebagian besar penderitanya. Provinsi dengan kasuspenyedian modul keperawatan yang diberikan pada
Tuberkulosis (TB) terbanyak kedua di Indonesiakeluarga dapat meningkatkan peran keluarga dalam
adalah di Jawa Timur dengan jumlah 41.467 kasus membantu merawat penderita tuberkulosis (TB).
setelah Jawa Barat dengan 62.563 kasus. Prevalensi Peranan keluarga dibutuhkan juga memberikan
TB Paru BTA positif di Indonesia pada tahun 2011dukungan moril kepada penderita tuberkulosis (TB)
adalah 289 per 100.000 penduduk, angka insidens Paru karena sangat memungkinkan mengalami
semua tipe tuberkulosis (TB) Paru sebesar 189 per depresi saat menjalani pengobatan. Depresi adalah
100.000 penduduk, sedangkan angka Mortalitas padagangguan alam perasaan yang ditandai oleh
tahun 2011 yaitu 27 per 100.000 pendudukkesedihan, harga diri rendah, rasa bersalah, putus asa,
(Kemenkes RI, 2011). Hasil survei prevalensi TBperasaan kosong menurut Keliat (1996 dalam Azizah
(2004) mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku2011).
menunjukkan bahwa 96% keluarga merawat anggota
Depresi saat mengalami pengobatan dapat
keluarga yang menderita tuberkulosis (TB) dan hanyadiatasi dengan peran keluarga yang akif. Peran adalah
13% yang menyembunyikan keberadaan mereka.seperangkat perilaku interpersoanal, sifat dan kegiatan

yang berhubungan dengan individu dalam posisi dandata penelitian menggunakan cross tabulation antara
satuan tertentu (Ali Zaidin, 2009). Keluargavariabel independen dan variabel dependen.
merupakan sistem pendukung utama yang
memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan HASIL PENELITIAN
(sehat sakit). Keluarga yang mempunyai Hasil pengambilan data meliputi karakteristik subjek
kemampuan mengatasi
masalah akan dapatpenelitian dan hubungan antar variabel yang dianalisis
mencegah perilaku maladaptif (pencegahan primer)secara biavariat, kemudian disajikan dalam bentuk
menanggulangi perilaku maladaptif (pencegahantabel dan narasi
sekunder) dan memulihkan perilaku adaptifTabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
(pencegahan tersier) sehingga derajat kesehatan klien
peran keluarga pasien TB di Puskesmas
dan keluarga dapat ditinggkatkan secara optimal
Kec Lumbang Kab Probolinggo bulan Mei
(Budi Anna, 1992).
2014
Peran keluarga sangat membantu dalam
Peran Keluarga pasien
perjalanan pengobatan aktif tuberkulosis (TB).
Prosentase
No
pengobatan aktif Frekuensi (f)
(%)
Keluarga melakukan pendekatan dengan pasien
Tuberkulosis (TB)
sehingga tetap ada keinginan pasien untuk minum
Positif
12
37,5
obat tuberkulosis (TB) secara teratur dan sesuai aturan 1.
2.
Negatif
20
62,5
panduan. Peran keluarga yang baik nantinya akan
dapat menurunkan angka kegagalan pengobatan dan Jumlah
32
100
menurunkan tingkat depresi penderita saat menjalani
pengobatan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan
ingin meneliti tentang hubungan peran keluargasebagian besar keluarga kurang berperan dalam
sebagai pengawas minum obat (PMO) pasienpengobatan aktif Tuberkulosis yaitu sebanyak 20
pengobatan aktif tuberkulosis (TB) dengan kejadianresponden (62,5%).
depresi di PuskesmasLumbang Kecamatan LumbangTabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Kabupaten Probolinggo untuk mengetahui sejauh
kejadian
depresi
di
mana peran keluarga pasien dalam pengobatab
PuskesmasKecLumbangKabProbolinggobu
tuberkulosis (TB) dengan kejadian depresi.
lan Mei 2014
Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
Prosentase
mengetahuai hubungan peran keluarga sebagai No
Kejadian depresi Frekuensi (f)
(%)
pengawas minum obat (PMO) pasien pengobatanakfit
tuberkulosis (TB) dengan kejadian depresi di 1.
Tidak Depresi
6
18,6
Depresi Ringan
22
68,8
PuskesmasLumbang Kecamatan Lumbang Kabupaten 2.
3.
Depresi
Berat
4
12,5
Probolinggo.
Jumlah

50

100

METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam
Berdasarkan tabel 4.8di atas menunjukkan
penelitian ini adalah alitik korelational dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitiansebagian besar penderita Tuberkulosis mengalami
ini adalah seluruh penderita pengobatan aktif depresi ringan yaitu sebanyak 22 responden (68,8%).
tuberkulosis (TB)yang tinggal bersama keluarga di Tabel 3 Tabulasi silang peran keluarga pasien
pengobatan aktif Tuberkulosis (TB) dengan
Puskesmas
Lumbang
Kecamatan
Lumbang
kejadian
depresi
di
Kabupaten Probolinggo. Sampling dalam penelitian
PuskesmasLumbangKecLumbangKab
ini menggunakan Non probability Sampling. Sampel
Probolinggo.
pada penelitian ini adalah seluruh penderita
pengobatan aktif tuberkulosis (TB)yang tinggal
bersama keluarga di Puskesmas Lumbang Kecamatan
Kejadian Depresi Pasien TB
Lumbang Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini
Total
Peran
Tidak
Depresi
Depresi
dilakukan Di Puskesmas Lumbang Kecamatan No Keluarga Depresi
Ringan
Berat
Lumbang Kabupaten Probolinggo. Waktu penelitian
f
%
F
%
F
%
f
%
dilakukan mulai Februari-Juli 2014. Teknik analisa 1 Positif
3,1 12 37,5
5 15,6 6 18,8 1

dengan status
dalam keluarga
dikarenakan
penderita
yang
sudah
menikah
punya
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.9
dapat di ketahui bahwa dari 32 responden palingtanggung jawab.selain mengurus dirinya sendiri.
Berdasarkan posisi keluarga
didapatkan
banyak adalah responden yang mendapatkan peran
paling
banyak
responden
posisi
ayah.
Jika
yang
sakit
negatif dan mengalami depresi ringan yaitu sebanyak
16 responden (50%) sedangkan yang paling sedikit ayah (suami )maka yang menjadi Pengawas Minum
adalah responden yang mendapatkan peran positif dan Obat (PMO) adalah ibu (istri), sedangakan jika yang
mengalami depresi berat selain itu juga respondensakit ibu (istri) maka yang menjadi Pengawas Minum
yang mendapatkan peran negatif dan tidak mengalamiObat(PMO) adalah ayah (suami), jika yang sakit
kakek maka yang menjadi Pengawas Minum Obat
depresi yaitu sebanyak 1 responden (3,1%).
(PMO) adalah nenek (isti), dan sebaliknya jiak yang
sakit anak maka yang menjadi Pengawas Minum Obat
PEMBAHASAN
1. Peran Keluarga (PMO ) pasien pengobatan aktifadalah ibu. Jika kakek atau nenek yang tinggal
Tuberkulosis (TB) di Puskesmas Lumbang Kecdengan anaknya maka yang menjadi Pengawas
Minum Obat adalah anaknya. Berdasarkan hasil
Lumbang Kab Probolinggo
tersebut maka responden yang berposisi sebagai
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkanayahsuami kurang berperan karean ayah meiliki tugas
sebagian besar keluarga berperan negatif dalamsebagai pencari nafkah disinilah letak jurangnya peran
pengobatan aktif Tuberkulosis yaitu sebanyak 20keluarga.
responden (62,5%).
Berdasarkan jumlah keluarga
didapatkan
Menurut (Setiadi,2008), peran adalah sesuatupaling banyak responden memiliki anggata keluarga 5
yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam orang. Hal tersebut mengakibatkan peran yang
situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-diberikan kurang maksinal karena bnyaktyang harus
harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik diberikan perhatian.
yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks
Hal tersebut dapat menyebabkan penderita
keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkantuberkulosis kurang maksimal dalam menjalani
seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatanpengobatan karena peran keluarga sangat dibutuhkan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dandalam pengobatan tuberkulosis mengingat waktu
situasi tertentu. Peranan individu dalam keluargapengobatannya yang tergolong lama dan panjang
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,yaitu 6 8 bulan.
kelompok dan masyarakat.Tuberkulosis (TB) Paru
Pengamatan hasil penelitian peran keluarga
dapat sembuh bila dilakukan pengobatan secaradidapatkan hasil peran keluarga yang diberikan pada
teratur selama 6-8 bulan. Selama waktu pengobatananggota keluarga yang menderita tuberkulosis dapat
yang cukup lama tersebut tidak heran jika banyak diidentifikasi berdasarkan hasil kuesioner yaitu paling
penderita yang putus melakukan pengobatan yangbanyak keluarga kadang-kadang menemani pasien
dapat dikatakan gagal pengobatan. Waktu pengobatandalam minum obat. Minum obat bagi sebagian besar
tuberkulosis (TB) Paru yang lama tersebut dibutuhkan responden
penderita
tuberkulosis
sangat
adanya PMO (Pengawas Minum Obat) yakni darimembosankan dan menimbulkan perasaan tidak
penelitian Rochanidkk,Di Kabupaten Wonosobonyaman apalagi mengonsumsinya harus setiap hari
didapatkan hasil: Klien TBC dengan PMOdan dapat berlangsung sampai berbulan-bulan. Hal
(Pengawas Minum Obat) keluarga mempunyai resiko tersebut tentu sajamenyebabkan pasien tuberkulosis
untuk konsersi 1,154 kali lebih besar dibandingkanputus asa dalam pengobatannya. Disitulah letak
dengan menggunakan PMO petugas kesehatan.
pentingnya pendampingan minum obat dari keluarga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranselain bisa mengawasi keteraturan minum obat seharikeluarga dalam pengobatan anggota keluarganya yanghari, pasien juga merasa diperhatikan sehingga
mengalami Tuberkulosis (TB) masih dirasa kurang.menumbuhkan semangat untuk teratur minum obat.
Hal tersebut dapat diidentifikasi menurut data yang Selain itu dari hasil pengamatan hasil penelitian
didapat dari responden seperti status pernikahan,keluarga tidak membuat jadwal atau kalender tentang
posisi dalam keluarga dan jumlah keluarga yang waktu-waktu memeriksakan dahak yang dialami
tinggal dalam 1 rumah.
pasien. Keluarga hanya memeriksakan pasien ketika
Berdasarkan status pernikahan didapatkanpenyakitnya sudah mulai parah.Hal tersebut
paling banyak responden adalah menikah Berdasarkandikarenakan keluarga pasien banyak yang sibuk
2
Negatif
Total

1
6

3,1
18,8

16
22

50
68,8

3
4

9,4
12,5

20
32

62,5 hasil tersebut maka responden


100 pernikahan menikah akan berperan

bekerja dan lupa dengan jadwal periksa dahak, darisudah lelah dengan pengobatannya, responden juga
penderita sendiri kurang mengetahui tentang jadwalmenyadari bahwa fisiknya memang sudah lemah dan
periksa dahak, kekurangan biaya, malas berobat dankesehatannya menurun, selain itu sudah banyak biaya
merasa sudah sembuh.
yang dikeluarkan sehingga menyebabkan depresinya
Peran keluarga sangat membantu dalamlebih berat dari pada responden yang berusia lebih
perjalanan pengobatan aktif tuberkulosis (TB).muda.
Keluargamelakukan pendekatan dengan pasien
Berdasarkan pendidikan didapatkan paling
sehingga tetap ada keinginan pasien untuk minumbanyak responden yang mengalami depresi berat
obat tuberkulosis(TB) secara teratur dan sesuai aturanberpendidikan SD/SMP yaitu sebanyak 3 responden
panduan. Peran keluarga yang baik nantinya akan (9,4%). Sedangkan yang mengalami depresi ringan
dapat menurunkan angka kegagalan pengobatan danadalah responden berpendidikan SD/SMP yaitu
menurunkan tingkat depresi penderita saat menjalanisebanyak 19 responden (59,4%) dan responden yang
pengobatan.
tidak mengalami depresi adalah responden
2. Resiko Kejadian Depresi Di Puskesmas Lumbang berpendidikan SMA yaitu sebanyak 5 responden
Kec Lumbang Kab Probolinggo
(15,6%). Berdasarkan hasil tersebut maka responden
yang berpendidikan SD/SMP sulit untuk mendapatkan
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkaninformasi mengenai kesehatan,seperti informasi
sebagian besar penderita Tuberkulosis mengalamipengobatan tuberkulosis yang membutuhkan jangka
depresi ringan yaitu sebanyak 22 responden (68,8%). waktu yang lama dan tanpa terputus putus, hal itu
Depresi yaitu suatu efek disforia, atau yang menyebabakan pendidkan yang rendah akan
kehilangan minat atau kesenagan terhadap semua ataumengakibatkan terjadi depresi ringan pada responden
sebagian aktifitas maupun kegiatan yang lazimpengobatan tuberkulosis (TB). Hal tersebut dapat
dilakukan. Depresi tidak selalu mengacu padadiketahui pada saat penelitian banyak hal hal yang
kesedihan, yang dapat merupakan suatu reaksi alamitidak diketahui baik responden mengenai tuberkulosis
terhadap peristiwa dalam hidup, atau berkonotasiterutama pada pengobatannya.
suatu penyakit terminal atau yang mengancam nyawa
Berdasarkan pekerjaan
didapatkan paling
(Wilson,1997). Depresi yang dialami oleh pasienbanyak responden yang mengalami depresi berat
tuberkulosis menyebabkan mereka tidak patuhbekerja sebagai petani dan IRT yaitu sebanyak 2
terhadap pengobatan yang dijalaninya selain ituresponden (6,3%). Sedangkan yang mengalami
depresi yang dialami dapat membuat merekadepresi ringan adalah responden yang bekerja sebagai
melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
petani yaitu sebanyak 9 responden (28,1%) dan
Hasil penelitian pada pasien tuberkulosisresponden yang tidak mengalami depresi adalah
banyak yang mangalami depresi ringan. Namun,responden yang bekerja sebagai swasta yaitu
penelitian juga mendapatkan fakta hanya sedikit yang sebanyak 4 responden (12,5%). Hasil penelitian
tidak depresi dan masih terdapat responden yangmenunjukkan bahwa responden yang berprofesi
mengalami depresi berat, dan hal tersebut tidak dapat sebagai petani cenderung mengalami depresi lebih
diabaikan karena depresi adalah suatau keadaan yangberat, hal tersebut diketahui melalui komunikasi
menekan, berbahaya, dan memerlukan perawatandengan responden mereka mengeluhkan biaya
aktif yang dini. Hal tersebut dapat diidentifikasi pengobatan yang dirasa mahal selain itu pengobatan
menurut karakteristik responden seperti usia,yang membutuhkan waktu yang lama menyebabkan
pendidikan, pekerjaan, dan lama pengobatan.
pekerjaannya terganggu sehingga mereka menjadi
Berdasarkan usia didapatkan paling banyakkesulitan secara ekonomi. Masalah tersebut
responden yang mengalami depresi berat berusia lebihterakumulasi sehingga mengakibatkan depresinya
dari 50 tahun yaitu sebanyak 4 responden (12,5%). lebih berat.
Sedangkan yang mengalami depresi ringan adalah
Berdasarkan lama pengobatan Tuberkulosis
responden berusia lebih dari 50 tahun yaitu sebanyak(TB) didapatkan paling banyak responden yang
13 responden (40,6%) dan responden yang tidak mengalami depresi berat pada lama pengobatan
mengalami depresi adalah responden berusia 20-30selama 30 bulan yaitu sebanyak 3 responden (9,4%).
tahun yaitu sebanyak 3 responden (9,4%).Sedangkan yang mengalami depresi ringan adalah
Berdasarkan hasil tersebut maka responden yang responden yang mengalami lama pengobatan 12 bulan
berusia lebih dari 50 tahun lebih rentan mengalami yaitu sebanyak 13 responden (40,6%) dan responden
depresi dari pada responden yang berusia lebihyang tidak mengalami depresi adalah responden yang
mudah. Hal tersebut dapat diketahui karena pada hasilmenjalani lama pengobatan 12 bulan yaitu sebanyak 3
tatap muka dengan responden responden kelihatan

responden (9,4%). Berdasarkan hasil tersebut makainterpersoanal, sifat dan kegiatan yang berhubungan
responden yang menjalani lama pengobatan 12 bulandengan individu dalam posisi dan satuan tertentu (Ali
maka akan mengalami kejenuhan dan keputusasaanZaidin, 2009).
dalam pengobatan. Hal tersebut terlihat pada saat
Peran keluarga sangat membantu dalam
bertatap muka penderita sudah tidak ada semangat perjalanan pengobatan aktif tuberkulosis (TB).
untuk berobat.
Keluargamelakukan pendekatan dengan pasien
Hal tersebut yang dapat menyebabkansehingga tetap ada keinginan pasien untuk minum
terjadinta depresi saat pengobatan aktif Tuberkulosisobat tuberkulosis(TB) secara teratur dan sesuai aturan
(TB).Perasaan depresi yang dialami oleh respondenpanduan. Peran keluarga yang baik nantinya akan
berupa berupa rasa bosan dalam menjalanidapat menurunkan angka kegagalan pengobatan dan
pengobatan. Hal tersebut dirasakan pasien karenamenurunkan tingkat depresi penderita saat menjalani
keinginannya untuk sembuh sangat besar namunpengobatan.
berjalan sangat lambat disertai dengan minum obat
Terdapat hasil penelitian dimana keluarga
yang dirasakan kurang cepat reaksi atau khasiatnya. memberikan peran yang baik namun responden masih
Hal tersebut menyebabkan timbulnya pikiran jelekmengalami depresi berat. Hal tersebut dikarenakan
tentang kondisi kesehatan yang dialami sepertipadadata klasifikasi usia, paling banyak usia > 50
perasaan yang tidak mungkin untuk sembuh, atautahun usia selain itu lama pengobatan yang lebih dari
sembuh dalam waktu yang sangat lama. Sehingga 12 bulan membuat responden merasa kejenuhan dan
menyebabkan mereka sering merasa resah dan gelisahsakitnya yang tidak kunjung sembuh.
karena penyakit yang diderita. Perasaan-perasaan
Selain itu terdapat hasil penelitian dimana
tersebut dapat menimbulkan gejala-gejala depresikeluarganya memberikan peran negatif namun
dalam bentuk perilaku seperti sering marah karena responden tidak mengalami depresi hal tersebut
hal-hal yang sepele, seperti minum obat. Perasaan dikarenakan pengobatannya masih tahap awal selain
marah dalam minum obat yang tidak kunjung sembuh itu gejala tuberkulosisnya tidak terlalu parah atau
membuat
mereka
menghentikan
prosestidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
pengobatannya.
3. Peran keluarga (PMO) pasien pengobatan aktifKESIMPULAN
Tuberkulosis (TB) dengan kejadian depresi di
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul
Puskesmas Lumbang Kec. Lumbang Kab.hubungan peran keluarga (PMO) pasien pengobtan
Probolinggo
aktif tuberkulosis (TB) dengan kejadian depresi Di
Puskesmas Kec Lumbang Kab Probolinggo pada 32
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.9responden didapatkan bahwa :
dapat di ketahui bahwa dari 12 keluarga yang 1. Peran keluarga (PMO) dalam pengobatan aktif
menberikan peran positif didapatkan setengah pasien
Tuberkulosis adalah sebagian besar keluarga
Tuberkulosis mengalami depresi ringan yaitu
kurang berperan yaitu sebanyak 20 responden
sebanyak 6 orang (50,0%) dan sebagian kecil
(62,5%).
mengalami depresi berat yaitu sebanyak 1 responden 2. Kejadian depresi pasien pengobatan aktif
(8,3%). Sedangkan dari 20 keluarga yang
Tuberkulosis adalah sebagian besar penderita
memberikan peran negatif atau kurang berperan
mengalami depresi ringan yaitu sebanyak 22
didapatkan hampir seluruh pasien tuberkulosis
responden (68,8%).
mengalami depresi ringan sebanyak 16 responden3. Ada hubungan antara peran keluarga (PMO)
(80,0%) dan sebagian kecil tidak mengalami depresi
pasien pengobatan Tuberkulosis (TB) dengan
yaitu sebanyak 1 responden (5%). Berdasarkan data
kejadian depresi. Semakin keluarga tidak
diatas disimpulkan bahwa semakin keluarga tidak
berperan dalam pengobatan aktif tuberkulosis
berperan dalam pengobatan aktif tuberkulosis maka
maka penderita Tuberkulosis (TB) cenderung
penderita tuberkulosis cenderung banyak yang
banyak yang mengalami depresi.
mengalami depresi ringan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan peran
keluarga dibutuhkan untuk memberikan dukunganSARAN
moril kepada penderita tuberkulosis (TB) Paru karena1. Penderita tuberkulosis harus selalu teratur dalam
sangat memungkinkan mengalami depresi saat
menjalani pengobatan seperti dengan membuat
menjalani pengobatan. Depresi saat mengalami
jadwal pribadi dan meminta bantuan pada
pengobatan dapat diatasi dengan peran keluarga yang
keluarga untuk mengingatkan waktu minum obat
akif.
Peran
adalah
seperangkat
perilaku
dan periksa dahak.

2.

3.

4.

Keluarga yang memiliki anggota keluarga


mengalami Tuberkulosis sebaiknya menjadi PMO
untuk peningkatan efektifitas peran bagi keluarga
yang kurang dalam pendampingan pengobatan
karena dengan adanya keterlibatan keluarga
dalam pengobatan dapat meningkatkan dan
memantau pengobatan penderita Tuberkulosis.
Tenaga kesehatan setempat khususnya perawat
harus berfungsi sebagai edukator dengan
memberikan informasi seperti penyuluhan,
dengan metode ceramah, membagi leaflet kepada
keluarga pasien agar selalu mendampingi pasien
dalam menjalani pengobatan agar pasien tidak
sampek merasa jenuh dalam menjalani
pengobatan yang dapat menyebabkan terjadi
depresi.
Dalam penelitian ini mungkin masih banyak
kekurangan-kekurangan. Untuk itu diharapkan
bagi peneliti selanjutnya untuk lebih mengkaji
kembali masalah-masalah yang terkait dengan
pengobatan Tuberkulosis (TB) seperti pengaruh
peran keluarga terhadap penurunan kegagalan
pengobatan.

Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan MedikalBedah : Buku Sakudari Brunner &


Suddarth.Jakarta : EGC
Budi Anna, Kelliat. S.Kp. 1992.Peran Serta
Keluarga dalam Perawatan Klien Gangguan
Jiwa. Jakarta : EGC
Crofton, Jhondkk. 1998. Tuberkulosis Klinik. Jakarta
: Widya Medika
Dinkes

RI.
2008.
Pedoman
Penanggulangan Tuberkolosis.

Nasional

Erlan. 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi.


Jakarta: EGC.
Friedman, Marilyn M., dkk. 2010. Buku Ajar
Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan
Praktek. Jakarta : ECG
Ibrahim, A. S. 2007. Depresi Aku ingin Mati.
Jakarta: Dua As-As.

Istiawan, Rochani. 2006. Hubungan Peran Pengawas


Minum Obat Oleh Keluarga Dan Petugas
Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Perilaku
DAFTAR PUSTAKA
Pencegahan Dan Kepatuhan Klien TBC
Ali, Z. 2010. Pengatar Keperawatan Keluarga.
Dalam Konteks Keperawatan Komunitas Di
Jakarta: EGC.
Kabupaten Wonosobo diakses Tanggal 23
Desember 2013 Pukul 13.00 wib
Azizah, L. M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kaplan, H.dkk. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa
Darurat. Jakarta: Widya Medika.
Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori Dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
Badriyah, Nurul. 2013. Hubungan Dukungan
Dan Penyehatan Lingkungan.2011. TB Stop
Keluarga Dan Tingkat Kepatuhan Menjalani
Terobosan Menuju Akses Universal Strategi
Pengobatan Tuberkulosis Kambuh Di
Nasional Pengendalian TB di Indonesia
Puskesmas
Se-Kota
Malang.
2010-2014diaksesTanggal 23 Desember
(http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/
2013 Pukul 13.00 wib
keperawatan/MAJALAH%20NURUL
%20BARIYYAH
Misnadiarly.
2006.
Tuberkolosis
dan
%200910720064.pdf)diakses Tanggal 23
Mikrobakterium Atipik. Jakarta : Dian Rakyat
Desember 2013 Pukul 13.00 wib
Mkahfudli. 2009. Keperawatan
Bagiada, I Made. 2010. Faktor-Faktor Yang
Kesehatan Komunitas Teori
Mempengaruhi Tingkat Ketidakpatuhan
dan
Praktik
dalam
Penderita Tuberkulosis Dalam Berobat di
Keperawatn.
Jakarta:
Poliklinik DOTS RSUP Sanglah Denpasar
Salemba Medika.
diaksesTanggal 23 Desember 2013 Pukul
Mubarak, W. I, dkk. 2009. Ilmu
13.00 wib
Keperawatan
Komunitas

Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salamba Syam,MuhSuyuti. 2013. Dukungan Sosial Penderita
Medika
Tuberculosis Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Ajangale Kabupaten Bone Tahun
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat ilmu
2013http://repository.unhas.ac.id/handle/123
dan seni.Jakarta:Renika Cipta.
456789/5660diaksesTanggal 23 Desember
2013 Pukul 13.00 wib
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
Wash, T. Declan. 1997. Kapita Selekta Penyakitdan
Terapi. Jakarta : ECG
Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Zaidin, Ali. 2009. Pengantar Keperawatan
Salemba Medika.
Keluarga. Jakarta : ECG
Setiadi. 2013Konsep dan Proses Keperawatan
Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia.
Jakarta : CV. SagungSeto
Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga
denagn
pendekatan
Keperawatan
Traskultural. Jakarta: EGC.
Sugiyono. 2013. Statistik
Bandung: Alfabeta

untuk

Penelitian.

SupartiniYupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatn


Anak. Jakarta: EGC.

You might also like