You are on page 1of 5

Klasifikasi Lindgren (1933)

Sampai saat ini merupakan klasifikasi terbaik yang dapat digunakan (Park and
MacDiarmid, 1975).
Modifikasi oleh Graton (1933), Buddington (1935) dan Ridge (1968).
Klasifikasi ini sebagian besar didasarkan pada tekanan dan temperatur.
Klasifikasi ini digunakan sebagai klasifikasi standart di USA.
Klasifikasi secara genetik ini berhubungan erat dengan zoning dan
paragenesis, dimana secara teoritis zona-zona P-T berhubungan erat dengan
zona-zona mineral-mineral tertentu.
Lindgrens classification of ore deposits, modified.
I.Deposits produced by chemical processes of concentration, temperatures and
pressures vary between wide limits.
A.In magmas, by processes of differentiation. 1. Magmatic deposits proper,
magmatic segregation deposits, injection deposits. Temperatur 700 to 1500 C;
pressure very high. 2. Pegmatites. Temperature, very high to moderate; pressure
very high.
B.In bodies of rocks. 1. Concentration effected by introduction of subtances
foreign to the rock (epigenetic).
a.Origin dependent upon the eruption of igneous rocks.
i.Volcanogenic, deposits associated usually with volcanic piles. Temperatures
100 to 600 C; pressure moderate to atmospheric.
ii.From effusive bodies. Sublimates, fumaroles. Temperatures 100 to 600 C;
pressure moderate to atmospheric.
iii.From intrusive bodies. (Igneous metamorphic deposits). Temperatures 500 to
800 C; pressure very high.
b.By hot ascending waters of uncertain origin, possibly magmatic, metamorphic,
oceanic, connate, or meteoric.
i.Hypothermal deposits. Deposition and concentration at great depths or at high
temperature and pressure. Temperatures, 300 to 5oo C; pressure very high.

ii.Mesothermal deposits. Deposition and concentration at intermediate depths.


Temperatures 200 to 300 C; pressure high.
iii.Epithermal

deposits.

Deposition

and

concentration

at

slight

depths.

Temperatures 50 to 200 C; pressure moderate.


iv.Telethermal deposits. Deposition from nearly spent solutions. Temperature and
pressure low; upper terminus of the hydrothermal range.
v.Xenothermal deposits. Deposition and concentration at shallow depths, but at
high temperatures. Temperature high to low; pressure moderate to atmospheric.
c. Origin by circulating meteoric waters at moderate or slight depth. Temperature
up to 100 C, pressure moderate.
B.In bodies of rocks. 2. By concentration of subtances contained in the geologic
body itself.
a.Concentration by dynamic and regional metamorphism. Temperature up to
400 C; pressure high.
b.Concentration by ground water of deeper circulation. Temperature 0 to 100
C; pressure moderate.
c.Concentration by rock decay and residual weathering near surface.
Temperature 0 to 100 C; pressure moderate to atmospheric.
C.In bodies of water.
1.Volcanogenic. Underwater springs associated with volcanism. Temperature
high to moderate; pressure low to moderate.
2.By interation of solutions. Temperature 0 to 70 C; pressure moderate.
a.Inorganic reactions
b.Organic reactions
3.By evaporation of solvents. II. Deposits produced by mechanical processes of
concentration. Temperature and pressure moderate to low.

KONSEP-KONSEP DASAR PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN


Fluida-fluida yang berperan dalam pembentukan endapan
Differensiasi magma
Proses pembentukan endapan (proses internal dan eksternal)

Fluida-fluida yang berperan dalam pembentukan endapan


Larutan magmatik (silicate-dominated magma),
Fluida hidrothermal (water-dominated hydrothermal fluids) : sebagai larutan
sisa magma.
Air meteorik (yang berasal dari atmosfir) : merupakan produk dari sirkulasi air
Air laut : berperan dalam pembentukan endapan di bawah permukaan laut.
Air connate : merupakan air yang terperangkap dalam pori batuan sedimen.
Fluida-fluida yang berasal dari proses-proses metamorfik.
Magma dan Fluida Magmatik
Magma (rock melt) : larutan dengan temperatur tinggi yang terdiri dari cairan
(liquid) dan kristal-kristal (solid).
Umumnya memiliki komposisi yang tidak homogen, dimana setempat dapat
kaya akan ferromagnesian, silika, sodium dan potassium, mengandung volatiles,
xenoliths (inclusions atau un-melted fragment), dll.
Bersifat tidak statik atau bukan dalam suatu sistem yang tertutup sehingga
dapat bergerak secara konvektif.
Pada saat pendinginan, dapat mengalami kristalisasi dan terpisah-terpisah
menjadi fraksi-fraksi tertentu melalui proses fractional crystallization atau
magma differentiation.
Unsur-unsur logam dapat terkonsentrasi melalui mekanisme pembentukan
batuan dalam komposisi yang bervariasi sesuai dengan kandungan logam-nya.

Skematik proses differensiasi magma


1.Vesiculation, magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O),
karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur (S) dan klorin (Cl). Pada saat
magma naik kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk gelombang gas,
seperti buih pada air soda. Gelombang (buih) cenderung naik dan membawa
serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan potasium.
2.Diffusion, pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan
material dari batuan yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang
sangat lambat. Proses diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme
differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian, proses diffusi dapat menjadi
sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran (convection) dan
disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan beberapa unsurnya
dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.
3.Flotation, kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium
cenderung untuk memperkaya magma yang terletak pada bagian atas reservoar
dengan unsur-unsur sodium dan potasium.
4.Gravitational Settling, mineral-mineral berat yang mengandung kalsium,
magnesium dan besi, cenderung memperkaya resevoir magma yang terletak
disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin
menghasilkan kristal badan bijih dalam bentuk perlapisan. Lapisan paling bawah
diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti mineral-mineral silikat
dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineral-mineral silikat yang lebih ringan.
5.Assimilation of Wall Rock, selama emplacement magma, batu yang jatuh dari
dinding reservoir akan bergabung dengan magma. Batuan ini bereaksi dengan
magma atau secara sempurna terlarut dalam magma, sehingga merubah
komposisi magma. Jika batuan dinding kaya akan sodium, potasium dan silikon,
magma akan berubah menjadi komposisi granitik. Jika batuan dinding kaya akan
kalsium, magnesium dan besi, magma akan berubah menjadi berkomposisi
gabroik.
6.Thick Horizontal Sill, secara umum bentuk ini memperlihatkan proses
differensiasi magmatik asli yang membeku karena kontak dengan dinding
reservoir. Jika bagian sebelah dalam membeku, terjadi Crystal Settling dan

menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat yang lebih berat terletak pada
lapisan dasar dari mineral silikat yang lebih ringan.
Proses eksternal
Mechanical Accumulation ; Konsentrasi dari mineral berat dan lepas menjadi
endapan placer (placer deposit)
Sedimentary Precipitates

Presipitasi elemen-elemen

tertentu pada

lingkungan tertentu, dengan atau tanpa bantuan organisme biologi.


Residual Processes ; Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada
batuan meninggalkan konsentrasi elemen-elemen yang tidak mobile dalam
material sisa.
Secondary or Supergene Enrichment ; Pelindian (leaching) elemen-elemen
tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi pada
kedalaman menghasilkan endapan dengan konsentrasi yang lebih tinggi.
Volcanic Exhalative (= sedimentary exhalative) ; Exhalations dari larutan
hydrothermal pada permukaan, yang terjadi pada kondisi bawah permukaan air
laut dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang berbentuk stratiform.

You might also like