You are on page 1of 11

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.

)
PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI
KABUPATEN WONOGIRI

Hesty Suryanti, Minar Ferichani , dan Suprapto


Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457
E-mail: bekcret@gmail.com. Telp. 085799932229

Abstract : This study aims to determine the cost, revenue, income,


profits, efficiency, profitability, and business risk level
magnification of red tilapia in floating net in District Winton
Winton district. The basic method of research is the description of
the method of analysis. Determination of sample areas done
(purposive) the District as District Winton Winton Winton district
became one of the centers of production of red tilapia
(Oreochromis sp.) In Wonogiri. Results of this study showed that
the average total cost incurred by the farmers in the district of red
tilapia in Winton Winton district for one year the period of late
2012 to mid-year 2013 amounted to Rp 183,406,309.36. Average
revenues obtained by Rp 272,545,133.33, the average income of
Rp. 112,481,850.00, profit on average by Rp89.138.823, 98, and
profitability by 0.48%. R/C ratio is more than one that is equal to
1.48. The value of the coefficient of variation of 5.39 and a lower
bound -390,888,433.86 advantage. T test of average efficiency at
95% confidence level ( = 0.050) of 0.000. Contribution income
from fish rearing red tilapia in floating net on household income
by 80.22%.
Keywords : Business Analysis, Red Tilapia Fish, Karamba
Floating
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan, efisiensi,
profitabilitas, dan tingkat resiko usaha pembesaran ikan nila merah
pada karamba jaring apung di Kecamatan Wonogiri Kabupaten
Wonogiri. Metode dasar penelitian adalah metode deskripsi
analisis. Penentuan daerah sampel dilakukan secara (purposive)
yaitu Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri karena
Kecamatan Wonogiri menjadi salah satu sentra produksi ikan nila
merah (Oreochromis sp.) di Kabupaten Wonogiri. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa rata-rata biaya total yang dikeluarkan oleh
petani ikan nila merah di Kecamatan Wonogiri di Kabupaten
Wonogiri selama satu tahun yaitu periode akhir tahun 2012 sampai
pertengahan tahun 2013 sebesar Rp 183.406.309,36. Penerimaan
rata-rata yang diperoleh sebesar Rp 272.545.133,33, pendapatan
rata-rata sebesar Rp. 112.481.850,00, keuntungan rata-rata sebesar
Rp89.138.823,98, dan profitabilitas sebesar 0,48%. R/C rasio lebih
dari satu yaitu sebesar 1,48. Besarnya nilai koefisien variasi 5,39
dan nilai batas bawah keuntungan -390.888.433,86. Uji t rata-rata
efisiensi pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0,050) sebesar 0,000.
Kontribusi pendapatan dari usaha pembesaran ikan nila merah
pada karamba jaring apung terhadap pendapatan rumah tangga
sebesar 80,22 %.
Kata Kunci: Analisis Usaha, Ikan Nila Merah, Karamba Jaring
Apung
PENDAHULUAN
Sektor pertanian mencakup lima Berdasarkan uraian tersebut,
sub sektor yaitu sub sektor tanaman tujuan penelitian adalah mengetahui
pangan, sub sektor perkebunan, sub besarnya biaya, penerimaan dan
sektor peternakan, sub sektor keuntungan dari usaha, tingkat
perikanan dan sub sektor kehutanan. efisiensi usaha, serta tingkat resiko
Sub sektor perikanan merupakan usaha pembesaran nila merah
salah satu sub sektor pertanian yang (Oreochromis sp.) pada Karamba
potensial yang berperan dalam Jaring Apung di Kecamatan
pembangunan nasional. Wonogiri Kabupaten Wonogiri.
Salah satu hasil produksi dari sub
sektor perikanan adalah ikan nila METODOLOGI PENELITIAN
merah (Oreochromis sp.). Budidaya
ikan nila merah mempunyai Metode dasar yang digunakan
keunggulan antara lain ikan nila dalam penelitian ini adalah metode
merah respon terhadap pakan buatan, deskripsi analisis dengan teknik
pertumbuhan cepat, dapat hidup penelitian survei. Penelitian ini
dalam kondisi kepadatan tinggi, nilai dilakukan di Kabupaten Wonogiri.
perbandingan antara konsumsi pakan Pemilihan kecamatan sampel
dan daging yang dihasilkan lebih dilakukan dengan tehnik purposive
rendah, tahan terhadap penyakit dan sampling. Pemilihan kecamatan
lingkungan perairan yang tidak berdasarkan pertimbangan jumlah
memadai, dan rasa dagingnya enak, produksi ikan nila merah terbesar
tebal dan banyak digemari yaitu Kecamatan Wonogiri.
masyarakat. Metode analisis data yang
Budidaya ikan pada Karamba digunakan mengetahui penerimaan
Jaring Apung (KJA) merupakan dirumuskan sebagai berikut :
salah satu teknologi budidaya yang TR = Q x P..................................(1)
handal dalam rangka optimasi dimana, TR = Penerimaan usaha
pemanfaatan perairan danau dan pembesaran ikan nila merah
waduk. (Rupiah); Q = Hasil produksi ikan
Usaha pembesaran ikan nila nila merah (kg); P = Harga jual ikan
merah pada Karamba Jaring Apung nila merah per kg (rupiah).
di Kecamatan Wonogiri Kabupaten
Wonogiri telah diusahakan dalam Analisis biaya dihitung dengan
jangka waktu yang lama dan mampu rumus:
bertahan dalam menghadapi TC =EC + IC.................................(2)
hambatan dan tantangan yang
muncul, sehingga mendorong dimana, TC = biaya total usaha
peneliti untuk mengetahui lebih pembesaran ikan nila merah
lanjut mengenai usaha pembesaran (Rupiah); EC = biaya eksplisit
ikan nila merah (Oreochromis sp.) pembesaran ikan nila merah, biaya
pada Karamba Jaring Apung di tenaga kerja luar, biaya sewa
Kecamatan Wonogiri Kabupaten karamba, biaya pengisian aki, dan
Wonogiri. biaya transportasi (Rupiah); IC =
total biaya implisit usaha pembesaran
ikan nila merah, meliputi biaya menguntungkan, profitabilitas = 0
tenaga kerja keluarga dan biaya berarti usaha pembesaran ikan nila
penyusutan alat, dan biaya bunga merah mengalami BEP (impas), serta
modal sendiri (Rupiah). profitabilitas < 0 berarti usaha
pembesaran ikan nila merah yang
Pendapatan dihitung dengan
diusahakan rugi.
rumus:
Efisiensi usaha dihitung dengan
Y =TR EC..................................(3) rumus:
dimana, Y = Pendapatan bersih = R/C..........................................(7)
usaha pembesaran ikan nila merah dimana, R = Penerimaan total usaha
(Rupiah); TR = Penerimaan total pembesaran ikan nila merah
usaha pembesaran ikan nila merah (Rupiah); C = Biaya total usaha
(Rupiah); EC = Biaya eksplisit pembesaran ikan nila merah
pembesaran ikan nila merah (Rupiah). Pada saat R/C > 1 berarti
(Rupiah). sudah efisien, R/C = 1 berarti
Analisis keuntungan usaha efisien/baru mencapai kondisi impas,
dihitung dengan rumus: dan R/C < 1 berarti usaha tidak
efisien.
=TR TC....................................(4)
=(Q x P) (EC + IC) ..................(5) Risiko usaha dihitung dengan
rumus:
dimana, = Keuntungan usaha
pembesaran ikan nila merah CV = V/E.................................... (8)
(Rupiah); TR = Penerimaan total dimana, CV = koefisien variasi
usaha pembesaran ikan nila merah usaha pembesaran ikan nila merah V
(Rupiah); TC = Biaya total usaha = simpangan baku usaha pembesaran
pembesaran ikan nila merah ikan nila merah (Rp); E =
(Rupiah); Q = Hasil produksi ikan keuntungan rata-rata usaha
nila merah (kg); P = Harga ikan nila pembesaran ikan nila merah (Rp).
merah (Rupiah/kg); EC = Biaya Sebelum mengukur koefisien
eksplisit pembesaran ikan nila merah variasi harus mencari keuntungan
(Rupiah); IC = Total biaya implisit rata-rata usaha pembesaran ikan nila
usaha pembesaran ikan nila merah merah simpangan bakunya, yang
(Rupiah). dirumuskan sebagai berikut :
n
Profitabilitas dihitung dengan Ei
rumus: i 1
E = ...............................(9)
x100% n
= TC ............(6) dimana, E = keuntungan rata-rata
usaha pembesaran ikan nila z merah
dimana = Keuntungan usaha (Rp); Ei = keuntungan usaha
pembesaran ikan nila merah (Rp); pembesaran ikan nila merah (Rp); n
TC = Total biaya dari usaha = jumlah usaha pembesaran ikan nila
pembesaran ikan nila merah (Rp). merah (orang).
Kriteria yang digunakan dalam Setelah mengetahui keuntungan
perhitungan profitabilitas adalah rata-rata usaha pembesaran ikan nila
profitabilitas > 0 berarti usaha merah selanjutnya mencari
pembesaran ikan nila merah simpangan baku dengan
menggunakan metode analisis ragam, semakin besar. Kriteria yang
karena simpangan baku merupakan digunakan adalah apabila nilai CV
akar dari ragam, yaitu : 0,5 dan L 0 menyatakan bahwa
V = V 2 .....................................(10) usaha pembesaran ikan nila merah
selalu terhindar dari kerugian.
Adapun dalam perhitungan analisis
Apabila nilai CV > 0,5 dan L < 0
ragam dirumuskan sebagai berikut:
berarti ada peluang kerugian yang
n
akan diderita dariusaha pembesaran
(E
i 1
1 E )2 ikan nila merah.
V2= ..........................(11)
(n 1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
dimana, V2 = ragam; N = jumlah
usaha pembesaran ikan nila merah; Karakteristik Responden Usaha
E= keuntungan rata-rata usaha Pembesaran Ikan Nila Merah pada
pembesaran ikan nila merah (Rp); Ei Karamba Jaring Apung di
= keuntungan usaha pembesaran ikan Kecamatan Wonogiri Kabupaten
nila merah (Rp) Wonogiri
Tabel 1. Karakteristik Responden
No. Uraian Rata-rata
1. Usia (tahun) 42 tahun
2. Tingkat pendidikan terakhir SLTA (12 tahun)
3. Jumlah anggota keluarga yang terlibat (orang) 1 orang
4. Jumlah karamba (petak) 11 petak
5. Lama mengusahakan (tahun) 6 tahun
Sumber : Analisis Data Primer (2013)

Untuk mengetahui batas bawah Rata-rata umur petani ikan nila


keuntungan usaha pembesaran ikan merah adalah 42 tahun dimana usia
nila merah digunakan rumus : tersebut termasuk kedalam usia
L = E 2V...................................(12) produktif. Rata-rata pendidikan
terakhir yang ditempuh oleh
dimana, L= batas bawah keuntungan responden petani ikan nila merah di
usaha pembesaran ikan nila merah Kabupaten Wonogiri adalah atau
(Rp); E = keuntungan rata-rata usaha tingkat SLTA. Semakin tinggi
pembesaran ikan nila (Rp), V = pendidikan yang dimiliki oleh petani
simpangan baku usaha pembesaran ikan nila merah maka pola pikir yang
ikan nila merah (Rp). Semakin besar dimilikinya akan semakin rasional
nilai CV menunjukkan bahwa risiko dalam menetapkan keputusan dan
usaha pembesaran ikan nila merah strategi usahatani yang akan diambil
yang harus ditanggung pengusaha terkait pengelolaan usaha nila merah.
Tabel 2. Alasan Menjalankan Usaha
No. Alasan Usaha Jumlah (orang) Presesntase (%)
1. Hasil produksi lebih tinggi 8 26,67
2. Biaya lebih murah 0 0,00
3. Menguntungkan 20 66,67
4. Mudah dibudidayakan 2 6,66
Total 30 100,00
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
Alasan pertama sebanyak 8 orang merah sudah bekerja di sektor lain.
atau sebesar 26,67% petani ikan nila Petani ikan nila merah menjalankan
merah menjalankan usaha usaha pembesaran ikan nila merah
pembesaran ikan nila karena hasil pada karamba jaring apung sebagai
produksi tinggi. Ikan nila merah usaha utama sebanyak 2 orang atau
mempunyai kemampuan hidup yang sebesar 6,67% karena petani ikan
tinggi serta pertumbuhan ikan nila nila merah tidak mempunyai
merah relatif cepat yaitu antara 3,5 pekerjaan lain.
Tabel 4. Sumber Modal
No. Sumber Modal Jumlah (orang) Presentase (%)
1. Sendiri 30 100,00
2. Pinjaman 0 0,00
3. Campuran 0 0,00
Total 30 100,00
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
bulan sampai 4 bulan. Alasan kedua Semua petani ikan nila merah
yaitu sebanyak 20 petani ikan nila menjalankan usaha pembesaran ikan
merah atau sebesar 66,67% dari nila merah pada karamba jaring
keseluruhan jumlah petani ikan nila apung di Kecamatan Wonogiri di
merah yang menjalankan usaha Kabupaten Wonogiri memulai
pembesaran ikan nila merah pada menjalankan usahanya dengan
karamba jaring apung karena menggunakan modal sendiri. Pada
menguntungkan. Alasan ketiga awal usaha pembesaran ikan nila
sebanyak 6 orang atau sebesar 6,66% merah pada karamba jaring apung
petani ikan nila merah menjalankan dengan skala keci, kemudian hasil
usaha pembesaran ikan nila merah dari produksi sebelumnya digunakan
karena mudah dibudidayakan. untuk menambah modal produksi
Tabel 3. Status Usaha
No. Status Usaha Jumlah (orang) Presentase (%)
1. Utama 2 6,67
2. Sampingan 28 93,33
Total 30 100,00
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
Sebanyak 28 petani ikan nila yang akab datang.
merah atau sebesar 93,33% sebagian Sarana Produksi Usaha
besar yang menjalankan usaha Pembesaran Ikan Nila Merah pada
pembesaran ikan nila merah pada Karamba Jaring Apung di
karamba jaring apung sebagai usaha Kecamatan Wonogiri Kabupaten
sampingan karena petani ikan nila Wonogiri
Tabel 5. Penggunaan Sarana Produksi
No. Saprodi Jumlah (kg)
1. Bibit 22.700
2. a. Pakan pelet (-3) 20.795
b. Pakan pelet (-5) 362.490
3. Obat-obatan -
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
Jumlah benih yang digunakan Penggunaan tenaga kerja keluarga
sebanyak 22.700 kg. Bibit yang sebanyak 1 orang. Rata-rata jumlah
digunakan dalam usaha pembesaran tenaga kerja luar keluarga yang
ikan nila merah pada karamba jaring digunakan dalam usaha pembesaran
apung berusia antara 1-2 bulan. ikan nila merah pada karamba jaring
Jumlah pakan -3 yang digunakan apung sebanyak 1-3 orang dengan
yaitu 20.795 kg. Pelet -5 yang rata-rata hari kerja per orang
digunakan yaitu 362.490 kg. Petani sebanyak 1 hari.
ikan nila merah menggobati penyakit Analisis Usaha Pembesaran Ikan
yang menyerang ikan nila merah Nila Merah pada Karamba Jaring
dengan sistem bero. Apung di Kecamatan Wonogiri
Penggunaan Tenaga Kerja pada Kabupaten Wonogiri
Pembesaran Ikan Nila Merah pada Penerimaan rata-rata paling besar
Karamba Jaring Apung di yaitu pada pertengahan tahun 2013
Kecamatan Wonogiri Kabupaten yaitu sebesar Rp. 93.608.083,33
Wonogiri dengan harga ikan nila merah per kg
Tabel 6. Penggunaan Tenaga Kerja
Rata-rata Rata-rata
Rata-rata Jumlah
No. Kegiatan Jumlah T.K. Hari Kerja
T.K. Keluarga
Luar Orang
1. Persiapan karamba 1 orang 1-2 orang 1 hari
2. Pembersihan karamba 1 orang 1 orang 1 hari
3. Penebaran benih 1 orang 1 orang 1 hari
4. Perawatan 1 orang 1 orang 1 hari
5. Pemanenan 1 orang 1-2 orang 1 hari
6. Pengangkutan 1 orang 1-3 orang 1 hari
Sumber : Analisis Data Primer (2013)

Tabel 7. Rata-Rata Produksi dan Penerimaan


No. Uraian Rata-rata per UT Rata-rata per Karamba
1. Produksi (kg) 16037,03 1457,91
a. Akhir 2012 5401,97 491,08
b. Awal 2013 5286,03 480,55
c. Pertengahan 2013 5349,03 486,28
2. Harga (Rp/kg)
a. Akhir 2012 17.000,00 17.000,00
b. Awal 2013 17.500,00 17.500,00
c. Pertengahan 2013 17.500,00 17.500,00
3. Penerimaan total (Rp) 272.545.133,33 24.776.830,36
a. Akhir 2012 86.431.466,67 7.857.406,06
b. Awal 2013 92.505.583,33 8.409.598,48
c. Pertengahan 2013 93.608.083,33 8.509.825,76
Sumber: Analisi Data Primer (2013)
sebesar Rp. 17.500,00 hal ini 18.000,00 Rp. 18.500,00/kg. Biaya
disebabkan pada pertengahan tenaga kerja luar menempati urutan
tahun 2013 harga jual ikan nila ketiga yaitu sebesar Rp. 4.280.000,00
merah mengalami kenaikan serta atau sebesar 3,60%. Biaya
keadaan karamba yang lebih baik transportasi menempati urutan
dibandingkan pada periode keempat, sebesar Rp. 504.000,00
sebelumnya sehingga produksi ikan atau sebesar 0,44% . Biaya pengisian
Tabel 9. Rata-rata Biaya Implisit
No. Jenis Biaya Implisit Rata-rata (Rp/tahun) Presentase (%)
1. Biaya T.K. Keluarga 2.045.000,00 8,76
2. Biaya Penyusutan 1.450.178,89 6,21
3. Biaya bunga Modal Sendiri 19.847.847,13 85,03
Jumlah 23.343.026,02 100
Sumber: Analisis Data Primer (2013)
nila merah meningkat sehingga aki menempati urutan kelima,
penerimaan juga meningkat. Tingkat sebesar Rp. 248.000,00 atau sebesar
kematian pada usaha pembesaran 0,20%. Biaya sewa karamba
ikan nila merah pada karamba jaring menempati urutan keenam sebesar
apung di Kecamatan Wonogiri Rp. 135.416,67 atau 0,11%.
Kabupaten Wonogiri kurang lebih Rata-rata biaya implisit sebesar
sebesar 8 %. Rp. 23.343.026,02. Biaya bunga
Tabel 8. Rata-rata Biaya Eksplisit
No. Jenis Biaya Eksplisit Rata-rata (Rp/tahun) Presentase (%)
1. Biaya bibit 13.872.333,33 11,67
2. Biaya pakan 99.792.733,33 83,98
3. Biaya T.K. luar 4.280.000,00 3,60
4. Biaya sewa karamba 135.416,67 0,11
5. Biaya pengisian aki 248.000,00 0,20
6. Biaya transportasi 504.000,00 0,44
Jumlah 118.832.483,33 100
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
Biaya pakan menempati urutan modal sendiri menempati urutan
pertama, sebesar Rp. 99.792.733,33 pertama dalam sebesar Rp.
atau sebesar 83,98%. Biaya pakan 19.847.847,13. Biaya tenaga kerja
paling besar karena harga pakan keluarga menempati urutan kedua
relatif mahal. Biaya bibit menempati sebesar Rp. 2.045.000,00. Biaya
urutan kedua dalam usaha penyusutan menempati urutan ketiga
pembesaran ikan nila merah pada dalam, rata-rata biaya penyusutan
karamba jaring apung, biaya rata-rata sebesar Rp. 1.450.178,89.
Tabel 10. Pendapatan Rata-Rata
No. Uraian Rata-rata per UT Rata-rata per karamba
1. Biaya eksplisit (Rp) 160.063.283,33 14.551.207,58
2. Penerimaan (Rp) 272.545.133,33 24.776.830,30
3. Pendapatan (Rp) 112.481.850,00 10.225.622,72
Sumber: Analisis Data Primer (2013)
bibit yang dikeluarkan sebesar Rp. Pendapatan rata-rata usaha
13.872.333,33 dengan harga Rp. pembesaran ikan nila merah
diperoleh dari pengurangan menguntungkan karena memiliki
penerimaan rata-rata sebesar nilai profitabilitas lebih dari nol.
Tabel 13. Efisiensi Usaha
Efisiensi rata-rata Usaha Efisiensi rata-rata Usaha per
No. Uraian
per UT Karamba
1. Penerimaan total (Rp) 272.545.133,33 9.084.837,78
2. Biaya total (Rp) 183.406.309,36 6.113.543,65
R/C 1,48 1,48
Sumber: Analisis Data Primer (2013)
Rp.272.545.133,33 dengan rata-rata Efisiensi usaha pembesaran ikan
biaya eksplisit sebesar nila merah 1,48, R/C rasio lebih dari
Rp.160.063.283,33. Pendapatan 1. Semakin besar. R/C rasio maka
usaha pembesaran ikan nila merah akan semakin besar pula penerimaan
ini akan digunakan untuk memenuhi yang akan diperoleh petani ikan nila
kebutuhan rumah tangga petani serta merah.
digunakan sebagai tabungan atau Nilai tingkat signifikansi efisiensi
modal untuk melakukan usaha rata-rata usaha pembesaran ikan nila
pembesaran ikan nila merah merah pada tingkat kepercayaan 95%
selanjutnya. ( = 0,050) sebesar 0,000. Karena
Tabel 11. Keuntungan Rata-Rata
No. Uraian Rata-rata per UT Rata-rata per Karamba
1. Penerimaan (Rp) 272.545.133,33 9.084.837,78
2. Biaya total (Rp) 183.406.309,36 6.113.543,64
a. Biaya eksplisit 160.063.283,33 5.335.442,78
b. Biaya implisit 23.343.026,02 778.100,87
Keuntungan (Rp) 89.138.823,98 2.971.294
Sumber: Analisis Data Primer (2013)
Keuntungan rata-rata usaha tingkat signifikansi 0,000 < 0,05,
pembesaran ikan nila merah sebesar maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Rp. 89.138.823,98 per usahatani atau Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebesar Rp. 2.971.294 per karamba. efisiensi rata-rata pembesaran ikan
Berdasarkan hal tersebut usaha nila merah berbeda nyata atau
pembesaran ikan nila merah pada signifikan.
karamba jaring apung memberikan Usaha pembesaran ikan nila
keuntungan bagi petani ikan nila merah pada karamba jaring apung di
merah sehingga layak untuk Kecamatan Wonogiri Kabupaten
dijalankan. Wonogiri dipengaruhi beberapa
Tabel 12. Profitabilitas Usaha
No. Uraian Rata-rata per UT Rata-rata per Karamba
1. Keuntungan (Rp) 89.138.823,98 2.971.294,13
2. Biaya total (Rp) 183.406.309,36 6.113.543,64
Profitabilitas (%) 0,48 0,48
Sumber: Analisis Data Primer (2013)
Profitabilitas usaha pembesaran resiko, antara lain: resiko produksi
ikan nila merah sebesar 0,48. Usaha dalam usaha pembesaran ikan nila
pembesaran ikan nila merah ini merah disebabkan oleh keadaan
termasuk dalam kriteria cuaca dan suhu yang tidak menentu,
Tabel 15. Rata-rata Resiko Usaha
No. Uraian Jumlah
1. Keuntungan 272.545.133,33
2. Biaya total 183.406.309,36
3. Koefisien variasi (CV) 5,39
4. Batas bawah keuntungan (L) -390.888.433,86
Sumber: Analisis Data Primer (2013)
sehingga membuat nafsu makan ikan pembesaran ikan nila merah pada
menurun, resiko harga yang karamba jaring apung sebagai
disebabkan karena petani ikan nila investasi di masa yang akan datang.
merah membeli sarana produksi dari Kendala yang dihadapi dalam
luar daerah, resiko manajemen yang Usaha Pembesaran Ikan Nila
dihadapi petani ikan nila merah pada Merah pada Karamba Jaring
karamba jaring apung di Kecamatan Apung di Kecamatan Wonogiri
Wonogiri Kabupaten Wonogiri yaitu Kabupaten Wonogiri
belum semua petani ikan nila merah Keadaan cuaca merupakan
mampu menerapkan manajemen kendala utama dalam usaha
profesional terkait dengan bagaimana pembesaran ikan nila merah pada
mengelola modal yang efektif dan karamba jaring apung di Kecamatan
efisien yaitu menekan penggua\naan Wonogiri Kabupaten Wonogiri
biaya produksi dalam usaha karena tidak bisa dikendalikan oleh
pembesaran ikan nila merah, dan petani ikan nila merah. Usaha
resiko penjualan yang dihadapi pembesaran ikan nila merah juga
petani ikan nila merah yaitu jika dihadapkan pada harga sarana
permintaan belum ada pada saat ikan produksi seperti pakan dan bibit ikan
nila merah sudah siap untuk dipanen. nila merah relatif mahal. Persediaan
Koefisien variasi sebesar 5,3. bibit ikan nila merah merupakan
Usaha pembesaran ikan nila salah satu masalah yang dihadapi
merah pada karamba jaring apung oleh petani ikan nila merah dimana
merupakan usaha padat modal yang persediaan bibit ikan nila merah,
memiliki tingkat resiko tinggi yang pemerintah Kabupaten Wonogiri
memerlukan modal cukup besar, sampai saat ini belum dapat
pengalaman, ketekunan, dan keuletan memenuhi permintaan bibit dari
dalam menjalankan usaha ini petani ikan nila merah.
sehingga tidak semua investor Peran Pemerintah dalam Usaha
tertarik dalam usaha pembesaran Pembesaran Ikan Nila Merah pada
ikan nila merah pada karamba jaring Karamba Jaring Apung di
apung meskipun prospek usaha dan Kecamatan Wonogiri Kabupaten
keuntungan yang ditawarkan tinggi. Wonogiri
Meskipun pendapatan dari usaha Pemerintah Kabupaten Wonogiri
pembesaran ikan nila merah pada memiliki peran terhadap
karamba jaring apung lebih besar perkembangan usaha pembesaran
tetapi bagi sebagian besar petani ikan ikan nila merah di Kecamatan
nila merah dijadikan sebagai Wonogiri Kabupaten Wonogiri.
pekerjaan sampingan, karena petani Dinas Peternakan dan Perikanan
ikan nila merah menjadikan usaha melalui Sub Dinas Perikanan
mengadakan penyuluhan tentang apung di Kecamatan Wonogiri
usaha pembesaran ikan nila merah Kabupaten Wonogiri adalah Rp.
pada karamba jaring apung seperti 183.406.309,36 per UT, penerimaan
penyuluhan penyakit ikan nila merah sebesar Rp. 272.545.133,33 per UT,
dan memberikan informasi tentang pendapatan sebesar Rp.
teknologi baru yang berguna untuk 112.481.850,00 per UT. Keuntungan
usaha pembesaran ikan nila merah sebesar Rp. 89.138.823,98 per UT,
yang dilakukan secara rutin setiap 1 nilai profitabilitas 0,48 %. Tingkat
tahun sekali. efisiensi 1,48, yang berarti usaha
Prospek Usaha Pembesaran Ikan pembesaran ikan nila merah pada
Nila Merah pada Karamba Jaring karamba jaring apung di Kecamatan
Apung di Kecamatan Wonogiri Wonogiri Kabupaten Wonogiri sudah
Kabupaten Wonogiri efisien. Besar risiko yang ditanggung
Usaha pembesaran ikan nila dengan CV (koefisien variasi) dan L
merah pada karamba jaring apung di (batas bawah keuntungan), menurut
Kecamatan Wonogiri Kabupaten analisis keuntungan nilai CV = 5,39,
Wonogiri memiliki prospek yang dan nilai L = -390.888.433,86.
cukup menjanjikan dimana ikan nila Saran
merah ini memiliki peminat yang Bagi pemerintah daerah Kabupaten
cukup banyak khususnya di daerah Wonogiri diharapkan lebih
Wonogiri yang terkenal dengan memperhatikan dalam
kuliner ikan nila. Selain itu ikan nila pengembangan usaha pembesaran
merah memiliki tingkat pertumbuhan ikan nila merah pada karamba jaring
yang cepat sehingga mudah untuk apung di Kecamatan Wonogiri
dibudidayakan. Usaha pembesaran Kabupaten Wonogiri. Bagi petani
ikan nila merah ini mengalami ikan nila merah diharapkan dapat
peningkatan produksi. Hal ini menerapkan cara budidaya
disebabkan semakin meningkatnya pembesaran ikan nila merah yang
permintaan ikan nila merah dari baik dan benar, sehingga dapat
dalam dan luar daerah Wonogiri. meminimalisir risiko yang
Pemasaran Ikan Nila Merah ditanggung.
Pemasaran ikan nila merah tidak
hanya dalam daerah Wonogiri saja DAFTAR PUSTAKA
tetapi juga kedaerah di luar Wonogiri
seperti Klaten, Yogyakarta dan Solo. BPS. 2012. Wonogiri Dalam Angka
Pemasaran di daerah Kabupaten 2012. BPS. Wonogiri.
Wonogiri biasanya memasok Dinas Peternakan, Perikanan, dan
berbagai rumah makan yang ada di Kelautan. 2012. Data
Kabupaten Wonogiri, terutama Produksi Perikanan Dan
rumah makan yang berada di sekitar Kelautan Kabupaten
Waduk Gajah Mungkur. Wonogiri Tahun 2012.
Dinas Peternakan,
KESIMPULAN DAN SARAN Perikanan, dan Kelautan
Kesimpulan Kabupaten Wonogiri.
Besarnya biaya usaha pembesaran
ikan nila merah pada karamba jaring
Ghufron, M. Kordi. 2005. Budidaya
Ikan Laut: Di Karamba Jaring
Apung. Rineka Cipta. Jakarta.
Kelana. S. 1994. Teori Ekonomi
Mikro. PT. Grafindo Persada.
Jakarta.
Singarimbun, M dan Sofian E. 1995.
Metode Penelitian Survei Edisi
Revisi.. LP3ES. Jakarta.
Surakhmad, W. 1994. Pengantar
Penelitian Ilmiah Dasar :
Metode dan Teknik. Tarsito.
Bandung.

You might also like