This document analyzes the business of red tilapia fish farming in floating net cages in Wonogiri District, Central Java. The study aims to determine the costs, revenues, profits, efficiency, profitability and risk level of the business. The average total costs for farmers were Rp183,406,309, average revenues were Rp272,545,133, average profits were Rp89,138,824. The business was profitable with a profitability of 0.48% and an R/C ratio above 1. The contribution of income from tilapia farming to household income was 80.22%.
This document analyzes the business of red tilapia fish farming in floating net cages in Wonogiri District, Central Java. The study aims to determine the costs, revenues, profits, efficiency, profitability and risk level of the business. The average total costs for farmers were Rp183,406,309, average revenues were Rp272,545,133, average profits were Rp89,138,824. The business was profitable with a profitability of 0.48% and an R/C ratio above 1. The contribution of income from tilapia farming to household income was 80.22%.
This document analyzes the business of red tilapia fish farming in floating net cages in Wonogiri District, Central Java. The study aims to determine the costs, revenues, profits, efficiency, profitability and risk level of the business. The average total costs for farmers were Rp183,406,309, average revenues were Rp272,545,133, average profits were Rp89,138,824. The business was profitable with a profitability of 0.48% and an R/C ratio above 1. The contribution of income from tilapia farming to household income was 80.22%.
ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.
) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI
Hesty Suryanti, Minar Ferichani , dan Suprapto
Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457 E-mail: bekcret@gmail.com. Telp. 085799932229
Abstract : This study aims to determine the cost, revenue, income,
profits, efficiency, profitability, and business risk level magnification of red tilapia in floating net in District Winton Winton district. The basic method of research is the description of the method of analysis. Determination of sample areas done (purposive) the District as District Winton Winton Winton district became one of the centers of production of red tilapia (Oreochromis sp.) In Wonogiri. Results of this study showed that the average total cost incurred by the farmers in the district of red tilapia in Winton Winton district for one year the period of late 2012 to mid-year 2013 amounted to Rp 183,406,309.36. Average revenues obtained by Rp 272,545,133.33, the average income of Rp. 112,481,850.00, profit on average by Rp89.138.823, 98, and profitability by 0.48%. R/C ratio is more than one that is equal to 1.48. The value of the coefficient of variation of 5.39 and a lower bound -390,888,433.86 advantage. T test of average efficiency at 95% confidence level ( = 0.050) of 0.000. Contribution income from fish rearing red tilapia in floating net on household income by 80.22%. Keywords : Business Analysis, Red Tilapia Fish, Karamba Floating Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan, efisiensi, profitabilitas, dan tingkat resiko usaha pembesaran ikan nila merah pada karamba jaring apung di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Metode dasar penelitian adalah metode deskripsi analisis. Penentuan daerah sampel dilakukan secara (purposive) yaitu Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri karena Kecamatan Wonogiri menjadi salah satu sentra produksi ikan nila merah (Oreochromis sp.) di Kabupaten Wonogiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata biaya total yang dikeluarkan oleh petani ikan nila merah di Kecamatan Wonogiri di Kabupaten Wonogiri selama satu tahun yaitu periode akhir tahun 2012 sampai pertengahan tahun 2013 sebesar Rp 183.406.309,36. Penerimaan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp 272.545.133,33, pendapatan rata-rata sebesar Rp. 112.481.850,00, keuntungan rata-rata sebesar Rp89.138.823,98, dan profitabilitas sebesar 0,48%. R/C rasio lebih dari satu yaitu sebesar 1,48. Besarnya nilai koefisien variasi 5,39 dan nilai batas bawah keuntungan -390.888.433,86. Uji t rata-rata efisiensi pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0,050) sebesar 0,000. Kontribusi pendapatan dari usaha pembesaran ikan nila merah pada karamba jaring apung terhadap pendapatan rumah tangga sebesar 80,22 %. Kata Kunci: Analisis Usaha, Ikan Nila Merah, Karamba Jaring Apung PENDAHULUAN Sektor pertanian mencakup lima Berdasarkan uraian tersebut, sub sektor yaitu sub sektor tanaman tujuan penelitian adalah mengetahui pangan, sub sektor perkebunan, sub besarnya biaya, penerimaan dan sektor peternakan, sub sektor keuntungan dari usaha, tingkat perikanan dan sub sektor kehutanan. efisiensi usaha, serta tingkat resiko Sub sektor perikanan merupakan usaha pembesaran nila merah salah satu sub sektor pertanian yang (Oreochromis sp.) pada Karamba potensial yang berperan dalam Jaring Apung di Kecamatan pembangunan nasional. Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Salah satu hasil produksi dari sub sektor perikanan adalah ikan nila METODOLOGI PENELITIAN merah (Oreochromis sp.). Budidaya ikan nila merah mempunyai Metode dasar yang digunakan keunggulan antara lain ikan nila dalam penelitian ini adalah metode merah respon terhadap pakan buatan, deskripsi analisis dengan teknik pertumbuhan cepat, dapat hidup penelitian survei. Penelitian ini dalam kondisi kepadatan tinggi, nilai dilakukan di Kabupaten Wonogiri. perbandingan antara konsumsi pakan Pemilihan kecamatan sampel dan daging yang dihasilkan lebih dilakukan dengan tehnik purposive rendah, tahan terhadap penyakit dan sampling. Pemilihan kecamatan lingkungan perairan yang tidak berdasarkan pertimbangan jumlah memadai, dan rasa dagingnya enak, produksi ikan nila merah terbesar tebal dan banyak digemari yaitu Kecamatan Wonogiri. masyarakat. Metode analisis data yang Budidaya ikan pada Karamba digunakan mengetahui penerimaan Jaring Apung (KJA) merupakan dirumuskan sebagai berikut : salah satu teknologi budidaya yang TR = Q x P..................................(1) handal dalam rangka optimasi dimana, TR = Penerimaan usaha pemanfaatan perairan danau dan pembesaran ikan nila merah waduk. (Rupiah); Q = Hasil produksi ikan Usaha pembesaran ikan nila nila merah (kg); P = Harga jual ikan merah pada Karamba Jaring Apung nila merah per kg (rupiah). di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri telah diusahakan dalam Analisis biaya dihitung dengan jangka waktu yang lama dan mampu rumus: bertahan dalam menghadapi TC =EC + IC.................................(2) hambatan dan tantangan yang muncul, sehingga mendorong dimana, TC = biaya total usaha peneliti untuk mengetahui lebih pembesaran ikan nila merah lanjut mengenai usaha pembesaran (Rupiah); EC = biaya eksplisit ikan nila merah (Oreochromis sp.) pembesaran ikan nila merah, biaya pada Karamba Jaring Apung di tenaga kerja luar, biaya sewa Kecamatan Wonogiri Kabupaten karamba, biaya pengisian aki, dan Wonogiri. biaya transportasi (Rupiah); IC = total biaya implisit usaha pembesaran ikan nila merah, meliputi biaya menguntungkan, profitabilitas = 0 tenaga kerja keluarga dan biaya berarti usaha pembesaran ikan nila penyusutan alat, dan biaya bunga merah mengalami BEP (impas), serta modal sendiri (Rupiah). profitabilitas < 0 berarti usaha pembesaran ikan nila merah yang Pendapatan dihitung dengan diusahakan rugi. rumus: Efisiensi usaha dihitung dengan Y =TR EC..................................(3) rumus: dimana, Y = Pendapatan bersih = R/C..........................................(7) usaha pembesaran ikan nila merah dimana, R = Penerimaan total usaha (Rupiah); TR = Penerimaan total pembesaran ikan nila merah usaha pembesaran ikan nila merah (Rupiah); C = Biaya total usaha (Rupiah); EC = Biaya eksplisit pembesaran ikan nila merah pembesaran ikan nila merah (Rupiah). Pada saat R/C > 1 berarti (Rupiah). sudah efisien, R/C = 1 berarti Analisis keuntungan usaha efisien/baru mencapai kondisi impas, dihitung dengan rumus: dan R/C < 1 berarti usaha tidak efisien. =TR TC....................................(4) =(Q x P) (EC + IC) ..................(5) Risiko usaha dihitung dengan rumus: dimana, = Keuntungan usaha pembesaran ikan nila merah CV = V/E.................................... (8) (Rupiah); TR = Penerimaan total dimana, CV = koefisien variasi usaha pembesaran ikan nila merah usaha pembesaran ikan nila merah V (Rupiah); TC = Biaya total usaha = simpangan baku usaha pembesaran pembesaran ikan nila merah ikan nila merah (Rp); E = (Rupiah); Q = Hasil produksi ikan keuntungan rata-rata usaha nila merah (kg); P = Harga ikan nila pembesaran ikan nila merah (Rp). merah (Rupiah/kg); EC = Biaya Sebelum mengukur koefisien eksplisit pembesaran ikan nila merah variasi harus mencari keuntungan (Rupiah); IC = Total biaya implisit rata-rata usaha pembesaran ikan nila usaha pembesaran ikan nila merah merah simpangan bakunya, yang (Rupiah). dirumuskan sebagai berikut : n Profitabilitas dihitung dengan Ei rumus: i 1 E = ...............................(9) x100% n = TC ............(6) dimana, E = keuntungan rata-rata usaha pembesaran ikan nila z merah dimana = Keuntungan usaha (Rp); Ei = keuntungan usaha pembesaran ikan nila merah (Rp); pembesaran ikan nila merah (Rp); n TC = Total biaya dari usaha = jumlah usaha pembesaran ikan nila pembesaran ikan nila merah (Rp). merah (orang). Kriteria yang digunakan dalam Setelah mengetahui keuntungan perhitungan profitabilitas adalah rata-rata usaha pembesaran ikan nila profitabilitas > 0 berarti usaha merah selanjutnya mencari pembesaran ikan nila merah simpangan baku dengan menggunakan metode analisis ragam, semakin besar. Kriteria yang karena simpangan baku merupakan digunakan adalah apabila nilai CV akar dari ragam, yaitu : 0,5 dan L 0 menyatakan bahwa V = V 2 .....................................(10) usaha pembesaran ikan nila merah selalu terhindar dari kerugian. Adapun dalam perhitungan analisis Apabila nilai CV > 0,5 dan L < 0 ragam dirumuskan sebagai berikut: berarti ada peluang kerugian yang n akan diderita dariusaha pembesaran (E i 1 1 E )2 ikan nila merah. V2= ..........................(11) (n 1) HASIL DAN PEMBAHASAN dimana, V2 = ragam; N = jumlah usaha pembesaran ikan nila merah; Karakteristik Responden Usaha E= keuntungan rata-rata usaha Pembesaran Ikan Nila Merah pada pembesaran ikan nila merah (Rp); Ei Karamba Jaring Apung di = keuntungan usaha pembesaran ikan Kecamatan Wonogiri Kabupaten nila merah (Rp) Wonogiri Tabel 1. Karakteristik Responden No. Uraian Rata-rata 1. Usia (tahun) 42 tahun 2. Tingkat pendidikan terakhir SLTA (12 tahun) 3. Jumlah anggota keluarga yang terlibat (orang) 1 orang 4. Jumlah karamba (petak) 11 petak 5. Lama mengusahakan (tahun) 6 tahun Sumber : Analisis Data Primer (2013)
Untuk mengetahui batas bawah Rata-rata umur petani ikan nila
keuntungan usaha pembesaran ikan merah adalah 42 tahun dimana usia nila merah digunakan rumus : tersebut termasuk kedalam usia L = E 2V...................................(12) produktif. Rata-rata pendidikan terakhir yang ditempuh oleh dimana, L= batas bawah keuntungan responden petani ikan nila merah di usaha pembesaran ikan nila merah Kabupaten Wonogiri adalah atau (Rp); E = keuntungan rata-rata usaha tingkat SLTA. Semakin tinggi pembesaran ikan nila (Rp), V = pendidikan yang dimiliki oleh petani simpangan baku usaha pembesaran ikan nila merah maka pola pikir yang ikan nila merah (Rp). Semakin besar dimilikinya akan semakin rasional nilai CV menunjukkan bahwa risiko dalam menetapkan keputusan dan usaha pembesaran ikan nila merah strategi usahatani yang akan diambil yang harus ditanggung pengusaha terkait pengelolaan usaha nila merah. Tabel 2. Alasan Menjalankan Usaha No. Alasan Usaha Jumlah (orang) Presesntase (%) 1. Hasil produksi lebih tinggi 8 26,67 2. Biaya lebih murah 0 0,00 3. Menguntungkan 20 66,67 4. Mudah dibudidayakan 2 6,66 Total 30 100,00 Sumber : Analisis Data Primer (2013) Alasan pertama sebanyak 8 orang merah sudah bekerja di sektor lain. atau sebesar 26,67% petani ikan nila Petani ikan nila merah menjalankan merah menjalankan usaha usaha pembesaran ikan nila merah pembesaran ikan nila karena hasil pada karamba jaring apung sebagai produksi tinggi. Ikan nila merah usaha utama sebanyak 2 orang atau mempunyai kemampuan hidup yang sebesar 6,67% karena petani ikan tinggi serta pertumbuhan ikan nila nila merah tidak mempunyai merah relatif cepat yaitu antara 3,5 pekerjaan lain. Tabel 4. Sumber Modal No. Sumber Modal Jumlah (orang) Presentase (%) 1. Sendiri 30 100,00 2. Pinjaman 0 0,00 3. Campuran 0 0,00 Total 30 100,00 Sumber : Analisis Data Primer (2013) bulan sampai 4 bulan. Alasan kedua Semua petani ikan nila merah yaitu sebanyak 20 petani ikan nila menjalankan usaha pembesaran ikan merah atau sebesar 66,67% dari nila merah pada karamba jaring keseluruhan jumlah petani ikan nila apung di Kecamatan Wonogiri di merah yang menjalankan usaha Kabupaten Wonogiri memulai pembesaran ikan nila merah pada menjalankan usahanya dengan karamba jaring apung karena menggunakan modal sendiri. Pada menguntungkan. Alasan ketiga awal usaha pembesaran ikan nila sebanyak 6 orang atau sebesar 6,66% merah pada karamba jaring apung petani ikan nila merah menjalankan dengan skala keci, kemudian hasil usaha pembesaran ikan nila merah dari produksi sebelumnya digunakan karena mudah dibudidayakan. untuk menambah modal produksi Tabel 3. Status Usaha No. Status Usaha Jumlah (orang) Presentase (%) 1. Utama 2 6,67 2. Sampingan 28 93,33 Total 30 100,00 Sumber : Analisis Data Primer (2013) Sebanyak 28 petani ikan nila yang akab datang. merah atau sebesar 93,33% sebagian Sarana Produksi Usaha besar yang menjalankan usaha Pembesaran Ikan Nila Merah pada pembesaran ikan nila merah pada Karamba Jaring Apung di karamba jaring apung sebagai usaha Kecamatan Wonogiri Kabupaten sampingan karena petani ikan nila Wonogiri Tabel 5. Penggunaan Sarana Produksi No. Saprodi Jumlah (kg) 1. Bibit 22.700 2. a. Pakan pelet (-3) 20.795 b. Pakan pelet (-5) 362.490 3. Obat-obatan - Sumber : Analisis Data Primer (2013) Jumlah benih yang digunakan Penggunaan tenaga kerja keluarga sebanyak 22.700 kg. Bibit yang sebanyak 1 orang. Rata-rata jumlah digunakan dalam usaha pembesaran tenaga kerja luar keluarga yang ikan nila merah pada karamba jaring digunakan dalam usaha pembesaran apung berusia antara 1-2 bulan. ikan nila merah pada karamba jaring Jumlah pakan -3 yang digunakan apung sebanyak 1-3 orang dengan yaitu 20.795 kg. Pelet -5 yang rata-rata hari kerja per orang digunakan yaitu 362.490 kg. Petani sebanyak 1 hari. ikan nila merah menggobati penyakit Analisis Usaha Pembesaran Ikan yang menyerang ikan nila merah Nila Merah pada Karamba Jaring dengan sistem bero. Apung di Kecamatan Wonogiri Penggunaan Tenaga Kerja pada Kabupaten Wonogiri Pembesaran Ikan Nila Merah pada Penerimaan rata-rata paling besar Karamba Jaring Apung di yaitu pada pertengahan tahun 2013 Kecamatan Wonogiri Kabupaten yaitu sebesar Rp. 93.608.083,33 Wonogiri dengan harga ikan nila merah per kg Tabel 6. Penggunaan Tenaga Kerja Rata-rata Rata-rata Rata-rata Jumlah No. Kegiatan Jumlah T.K. Hari Kerja T.K. Keluarga Luar Orang 1. Persiapan karamba 1 orang 1-2 orang 1 hari 2. Pembersihan karamba 1 orang 1 orang 1 hari 3. Penebaran benih 1 orang 1 orang 1 hari 4. Perawatan 1 orang 1 orang 1 hari 5. Pemanenan 1 orang 1-2 orang 1 hari 6. Pengangkutan 1 orang 1-3 orang 1 hari Sumber : Analisis Data Primer (2013)
Tabel 7. Rata-Rata Produksi dan Penerimaan
No. Uraian Rata-rata per UT Rata-rata per Karamba 1. Produksi (kg) 16037,03 1457,91 a. Akhir 2012 5401,97 491,08 b. Awal 2013 5286,03 480,55 c. Pertengahan 2013 5349,03 486,28 2. Harga (Rp/kg) a. Akhir 2012 17.000,00 17.000,00 b. Awal 2013 17.500,00 17.500,00 c. Pertengahan 2013 17.500,00 17.500,00 3. Penerimaan total (Rp) 272.545.133,33 24.776.830,36 a. Akhir 2012 86.431.466,67 7.857.406,06 b. Awal 2013 92.505.583,33 8.409.598,48 c. Pertengahan 2013 93.608.083,33 8.509.825,76 Sumber: Analisi Data Primer (2013) sebesar Rp. 17.500,00 hal ini 18.000,00 Rp. 18.500,00/kg. Biaya disebabkan pada pertengahan tenaga kerja luar menempati urutan tahun 2013 harga jual ikan nila ketiga yaitu sebesar Rp. 4.280.000,00 merah mengalami kenaikan serta atau sebesar 3,60%. Biaya keadaan karamba yang lebih baik transportasi menempati urutan dibandingkan pada periode keempat, sebesar Rp. 504.000,00 sebelumnya sehingga produksi ikan atau sebesar 0,44% . Biaya pengisian Tabel 9. Rata-rata Biaya Implisit No. Jenis Biaya Implisit Rata-rata (Rp/tahun) Presentase (%) 1. Biaya T.K. Keluarga 2.045.000,00 8,76 2. Biaya Penyusutan 1.450.178,89 6,21 3. Biaya bunga Modal Sendiri 19.847.847,13 85,03 Jumlah 23.343.026,02 100 Sumber: Analisis Data Primer (2013) nila merah meningkat sehingga aki menempati urutan kelima, penerimaan juga meningkat. Tingkat sebesar Rp. 248.000,00 atau sebesar kematian pada usaha pembesaran 0,20%. Biaya sewa karamba ikan nila merah pada karamba jaring menempati urutan keenam sebesar apung di Kecamatan Wonogiri Rp. 135.416,67 atau 0,11%. Kabupaten Wonogiri kurang lebih Rata-rata biaya implisit sebesar sebesar 8 %. Rp. 23.343.026,02. Biaya bunga Tabel 8. Rata-rata Biaya Eksplisit No. Jenis Biaya Eksplisit Rata-rata (Rp/tahun) Presentase (%) 1. Biaya bibit 13.872.333,33 11,67 2. Biaya pakan 99.792.733,33 83,98 3. Biaya T.K. luar 4.280.000,00 3,60 4. Biaya sewa karamba 135.416,67 0,11 5. Biaya pengisian aki 248.000,00 0,20 6. Biaya transportasi 504.000,00 0,44 Jumlah 118.832.483,33 100 Sumber : Analisis Data Primer (2013) Biaya pakan menempati urutan modal sendiri menempati urutan pertama, sebesar Rp. 99.792.733,33 pertama dalam sebesar Rp. atau sebesar 83,98%. Biaya pakan 19.847.847,13. Biaya tenaga kerja paling besar karena harga pakan keluarga menempati urutan kedua relatif mahal. Biaya bibit menempati sebesar Rp. 2.045.000,00. Biaya urutan kedua dalam usaha penyusutan menempati urutan ketiga pembesaran ikan nila merah pada dalam, rata-rata biaya penyusutan karamba jaring apung, biaya rata-rata sebesar Rp. 1.450.178,89. Tabel 10. Pendapatan Rata-Rata No. Uraian Rata-rata per UT Rata-rata per karamba 1. Biaya eksplisit (Rp) 160.063.283,33 14.551.207,58 2. Penerimaan (Rp) 272.545.133,33 24.776.830,30 3. Pendapatan (Rp) 112.481.850,00 10.225.622,72 Sumber: Analisis Data Primer (2013) bibit yang dikeluarkan sebesar Rp. Pendapatan rata-rata usaha 13.872.333,33 dengan harga Rp. pembesaran ikan nila merah diperoleh dari pengurangan menguntungkan karena memiliki penerimaan rata-rata sebesar nilai profitabilitas lebih dari nol. Tabel 13. Efisiensi Usaha Efisiensi rata-rata Usaha Efisiensi rata-rata Usaha per No. Uraian per UT Karamba 1. Penerimaan total (Rp) 272.545.133,33 9.084.837,78 2. Biaya total (Rp) 183.406.309,36 6.113.543,65 R/C 1,48 1,48 Sumber: Analisis Data Primer (2013) Rp.272.545.133,33 dengan rata-rata Efisiensi usaha pembesaran ikan biaya eksplisit sebesar nila merah 1,48, R/C rasio lebih dari Rp.160.063.283,33. Pendapatan 1. Semakin besar. R/C rasio maka usaha pembesaran ikan nila merah akan semakin besar pula penerimaan ini akan digunakan untuk memenuhi yang akan diperoleh petani ikan nila kebutuhan rumah tangga petani serta merah. digunakan sebagai tabungan atau Nilai tingkat signifikansi efisiensi modal untuk melakukan usaha rata-rata usaha pembesaran ikan nila pembesaran ikan nila merah merah pada tingkat kepercayaan 95% selanjutnya. ( = 0,050) sebesar 0,000. Karena Tabel 11. Keuntungan Rata-Rata No. Uraian Rata-rata per UT Rata-rata per Karamba 1. Penerimaan (Rp) 272.545.133,33 9.084.837,78 2. Biaya total (Rp) 183.406.309,36 6.113.543,64 a. Biaya eksplisit 160.063.283,33 5.335.442,78 b. Biaya implisit 23.343.026,02 778.100,87 Keuntungan (Rp) 89.138.823,98 2.971.294 Sumber: Analisis Data Primer (2013) Keuntungan rata-rata usaha tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, pembesaran ikan nila merah sebesar maka H0 ditolak dan H1 diterima. Rp. 89.138.823,98 per usahatani atau Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebesar Rp. 2.971.294 per karamba. efisiensi rata-rata pembesaran ikan Berdasarkan hal tersebut usaha nila merah berbeda nyata atau pembesaran ikan nila merah pada signifikan. karamba jaring apung memberikan Usaha pembesaran ikan nila keuntungan bagi petani ikan nila merah pada karamba jaring apung di merah sehingga layak untuk Kecamatan Wonogiri Kabupaten dijalankan. Wonogiri dipengaruhi beberapa Tabel 12. Profitabilitas Usaha No. Uraian Rata-rata per UT Rata-rata per Karamba 1. Keuntungan (Rp) 89.138.823,98 2.971.294,13 2. Biaya total (Rp) 183.406.309,36 6.113.543,64 Profitabilitas (%) 0,48 0,48 Sumber: Analisis Data Primer (2013) Profitabilitas usaha pembesaran resiko, antara lain: resiko produksi ikan nila merah sebesar 0,48. Usaha dalam usaha pembesaran ikan nila pembesaran ikan nila merah ini merah disebabkan oleh keadaan termasuk dalam kriteria cuaca dan suhu yang tidak menentu, Tabel 15. Rata-rata Resiko Usaha No. Uraian Jumlah 1. Keuntungan 272.545.133,33 2. Biaya total 183.406.309,36 3. Koefisien variasi (CV) 5,39 4. Batas bawah keuntungan (L) -390.888.433,86 Sumber: Analisis Data Primer (2013) sehingga membuat nafsu makan ikan pembesaran ikan nila merah pada menurun, resiko harga yang karamba jaring apung sebagai disebabkan karena petani ikan nila investasi di masa yang akan datang. merah membeli sarana produksi dari Kendala yang dihadapi dalam luar daerah, resiko manajemen yang Usaha Pembesaran Ikan Nila dihadapi petani ikan nila merah pada Merah pada Karamba Jaring karamba jaring apung di Kecamatan Apung di Kecamatan Wonogiri Wonogiri Kabupaten Wonogiri yaitu Kabupaten Wonogiri belum semua petani ikan nila merah Keadaan cuaca merupakan mampu menerapkan manajemen kendala utama dalam usaha profesional terkait dengan bagaimana pembesaran ikan nila merah pada mengelola modal yang efektif dan karamba jaring apung di Kecamatan efisien yaitu menekan penggua\naan Wonogiri Kabupaten Wonogiri biaya produksi dalam usaha karena tidak bisa dikendalikan oleh pembesaran ikan nila merah, dan petani ikan nila merah. Usaha resiko penjualan yang dihadapi pembesaran ikan nila merah juga petani ikan nila merah yaitu jika dihadapkan pada harga sarana permintaan belum ada pada saat ikan produksi seperti pakan dan bibit ikan nila merah sudah siap untuk dipanen. nila merah relatif mahal. Persediaan Koefisien variasi sebesar 5,3. bibit ikan nila merah merupakan Usaha pembesaran ikan nila salah satu masalah yang dihadapi merah pada karamba jaring apung oleh petani ikan nila merah dimana merupakan usaha padat modal yang persediaan bibit ikan nila merah, memiliki tingkat resiko tinggi yang pemerintah Kabupaten Wonogiri memerlukan modal cukup besar, sampai saat ini belum dapat pengalaman, ketekunan, dan keuletan memenuhi permintaan bibit dari dalam menjalankan usaha ini petani ikan nila merah. sehingga tidak semua investor Peran Pemerintah dalam Usaha tertarik dalam usaha pembesaran Pembesaran Ikan Nila Merah pada ikan nila merah pada karamba jaring Karamba Jaring Apung di apung meskipun prospek usaha dan Kecamatan Wonogiri Kabupaten keuntungan yang ditawarkan tinggi. Wonogiri Meskipun pendapatan dari usaha Pemerintah Kabupaten Wonogiri pembesaran ikan nila merah pada memiliki peran terhadap karamba jaring apung lebih besar perkembangan usaha pembesaran tetapi bagi sebagian besar petani ikan ikan nila merah di Kecamatan nila merah dijadikan sebagai Wonogiri Kabupaten Wonogiri. pekerjaan sampingan, karena petani Dinas Peternakan dan Perikanan ikan nila merah menjadikan usaha melalui Sub Dinas Perikanan mengadakan penyuluhan tentang apung di Kecamatan Wonogiri usaha pembesaran ikan nila merah Kabupaten Wonogiri adalah Rp. pada karamba jaring apung seperti 183.406.309,36 per UT, penerimaan penyuluhan penyakit ikan nila merah sebesar Rp. 272.545.133,33 per UT, dan memberikan informasi tentang pendapatan sebesar Rp. teknologi baru yang berguna untuk 112.481.850,00 per UT. Keuntungan usaha pembesaran ikan nila merah sebesar Rp. 89.138.823,98 per UT, yang dilakukan secara rutin setiap 1 nilai profitabilitas 0,48 %. Tingkat tahun sekali. efisiensi 1,48, yang berarti usaha Prospek Usaha Pembesaran Ikan pembesaran ikan nila merah pada Nila Merah pada Karamba Jaring karamba jaring apung di Kecamatan Apung di Kecamatan Wonogiri Wonogiri Kabupaten Wonogiri sudah Kabupaten Wonogiri efisien. Besar risiko yang ditanggung Usaha pembesaran ikan nila dengan CV (koefisien variasi) dan L merah pada karamba jaring apung di (batas bawah keuntungan), menurut Kecamatan Wonogiri Kabupaten analisis keuntungan nilai CV = 5,39, Wonogiri memiliki prospek yang dan nilai L = -390.888.433,86. cukup menjanjikan dimana ikan nila Saran merah ini memiliki peminat yang Bagi pemerintah daerah Kabupaten cukup banyak khususnya di daerah Wonogiri diharapkan lebih Wonogiri yang terkenal dengan memperhatikan dalam kuliner ikan nila. Selain itu ikan nila pengembangan usaha pembesaran merah memiliki tingkat pertumbuhan ikan nila merah pada karamba jaring yang cepat sehingga mudah untuk apung di Kecamatan Wonogiri dibudidayakan. Usaha pembesaran Kabupaten Wonogiri. Bagi petani ikan nila merah ini mengalami ikan nila merah diharapkan dapat peningkatan produksi. Hal ini menerapkan cara budidaya disebabkan semakin meningkatnya pembesaran ikan nila merah yang permintaan ikan nila merah dari baik dan benar, sehingga dapat dalam dan luar daerah Wonogiri. meminimalisir risiko yang Pemasaran Ikan Nila Merah ditanggung. Pemasaran ikan nila merah tidak hanya dalam daerah Wonogiri saja DAFTAR PUSTAKA tetapi juga kedaerah di luar Wonogiri seperti Klaten, Yogyakarta dan Solo. BPS. 2012. Wonogiri Dalam Angka Pemasaran di daerah Kabupaten 2012. BPS. Wonogiri. Wonogiri biasanya memasok Dinas Peternakan, Perikanan, dan berbagai rumah makan yang ada di Kelautan. 2012. Data Kabupaten Wonogiri, terutama Produksi Perikanan Dan rumah makan yang berada di sekitar Kelautan Kabupaten Waduk Gajah Mungkur. Wonogiri Tahun 2012. Dinas Peternakan, KESIMPULAN DAN SARAN Perikanan, dan Kelautan Kesimpulan Kabupaten Wonogiri. Besarnya biaya usaha pembesaran ikan nila merah pada karamba jaring Ghufron, M. Kordi. 2005. Budidaya Ikan Laut: Di Karamba Jaring Apung. Rineka Cipta. Jakarta. Kelana. S. 1994. Teori Ekonomi Mikro. PT. Grafindo Persada. Jakarta. Singarimbun, M dan Sofian E. 1995. Metode Penelitian Survei Edisi Revisi.. LP3ES. Jakarta. Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar : Metode dan Teknik. Tarsito. Bandung.
Doing Aquaculture as a Business for Small- and Medium-Scale Farmers. Practical Training Manual Module 1: The Technical Dimension of Commercial Aquaculture