You are on page 1of 18

PENGUAPAN SAMPEL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman modern sekarang ini telah digunakan beberapa alat


yang jauh lebih canggih dari sebelumnya, sekarang sudah banyak di
laboratorium yang melakukan penguapan dengan menggunakan Rotary
Vacuum Evaporator . Alat yang di gunakan cukup lebih efisien dan mudah
digunakan serta pelarut yang telah digunakan dapat didapatkan kembali
setelah menjadi uap.
Penguapan adalah proses terbentuknya uap dari permukaan cairan.
Kecepatan terbentuknya uap tergantung atas terjadinya difusi uap melalui
batas diatas cairan yang bersangkutan.
Hasil dari proses awal yaitu ekstraksi akan menghasilkan ekstrak,
dimana tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu proses penguapan.
Dimana proses penguapan dimaksudkan untuk mendapatkan ekstak yang
konsistensinya lebih pekat dibandingkan dengan hasil ekstraksi yang
masih mengandung sangat banyak cairan penyari. Pada praktikum ini,
ekstrak cair yang diperoleh dari proses ekstraksi dengan metode
maserasi, selanjutnya dilakukan penguapan menggunakan Rotavapor
(rotary vakum evaporator) dan penguapan dengan cara yang sederhana
yaitu proses pemanasan.
Prinsip dari Rotavapor ini adalah pemisahan. Prinsip utamanya
terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran
labu alas bulat hingga berguna agar lebih cepat di bawah titik didihnya.
Digunakan metode sederhana dengan pemanasan yakni karena sifat
dari metanol yang mudah menguap sehingga proses penguapan pelarut
dapat berlangsung dengan cepat.

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah berapakah ekstrak
kental yang diperoleh pada proses penguapan sampel daun gandarusa
(Justicia gendarussa Burm. F.)
C. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara penguapan dari sampel daun gandarusa (Justicia
gendarussa Burm. F.).
D. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum Praktikum
Adapun tujuan umum dari praktikum ini adalah untuk memperoleh
ekstrak kental dari sampel daun gandarusa (Justicia gendarussa
Burm. F.).
2. Tujuan Khusus Praktikum
Adapun tujuan khusus dari praktikum ini adalah untuk
mendapatkan ekstrak kental pada sampel daun gandarusa (Justicia
gendarussa Burm. F.) dengan menguapkan cairan penyari.
E. Manfaat Praktikum
1. Manfaat Teoritis
Manfaat praktikum ini secara teoritis diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan
konsep terhadap penguapan pada sampel daun gandarusa (Justicia
gendarussa Burm. F).
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktikum ini secara praktis diharapkan dapat
menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang
berkaitan dengan penguapan ekstrak pada sampel daun gandarusa
(Justicia gendarussa Burm. F).

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi (Iqbal, 2008)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Bangsa : Scrophulariales
Suku : Acanthaceae
Marga : Justicia
Spesies : Justicia gendarussa Burm. F.
2. Morfologi
Tanaman ini berupa semak, pada umumnya di tanam sebagai
pagar hidup atau tumbuhan liar di hutan, tanggul sungai atau di pelihara
sebagai tanaman obat. Tumbuh pada ketinggian 1-500 m di atas
permukaan laut. tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 2 m,
percabangan banyak, dimulai dari dekat pangkal batang. Cabang -
cabang yang masih muda berwarna ungu gelap, dan bila sudah tua
warnanya menjadi coklat mengkilat. Daun letak berhadapan, berupa
daun tunggal, yang bentuknya lanset dengan panjang 5-20 cm., lebar
1-3,5 cm, tepi rata, ujung daun meruncing, pangkal berbentuk biji
bertangkai pendek antara 5 7,5 mm, warna daun hijau gelap
(Rusmiatik, 2013).
3. Nama Daerah
Handarusa (Sunda), Gandarusa, Tetean, Trus (Jawa), Puli
(Ternate), Besi-besi (Aceh), Gandarusa (Melayu), Bo gu dan (China),
Gandarisa (Bima) (Rusmiatik, 2013).

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

4. Kandungan Kimia
Daun gandarusa mengandung justisin (suatu senyawa golongan
alkaloid), flavonol-3-glikosida, flavon, luteolin , isoorientin (luteolin-6-C-
glikosida), kumarin, iridoid, triterpen atau sterol, minyak atsiri, dan
kalium (Iqbal, 2008).
5. Khasiat
Berkhasiat sebagai obat pegal linu, obat pening dan obat untuk
haid yang tidak teratur. Kegunaan yang lain untuk obat luka terpukul
(memar), patah tulang (Fraktur), reumatik pada persendian, bisul, borok
dan korengan (Syamsuhidayat,1991).

B. Metode Penguapan
Metode penguapan dapat dilakukan dengan cara penguapan
sederhana menggunakan pemanasan, penguapan pada tekanan
diturunkan, penguapan dengan aliran gas, freze-drying, beku kering,
vakum desikator dan oven (Najib, 2006).
Tujuan penguapan adalah menghilangkan cairan penyari yang
digunakan pada ekstrak. Metode yang dipilih untuk menguapkan cairan
penyari bergantung pada volume ekstrak, kemudahan pelarut untuk
menguap, termostabilitas senyawa yang terekstraksi dan kecepatan
penguapan yang dibutuhkan. Sebelum melakukan penguapan, wadah
penguapan akhir yang kosong harus ditimbang sebelumnya supaya hasil
akhir mudah ditimbang tanpa perlu memindahkan ekstrak ke wadah lain.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu penguapan sederhana
menggunakan pemanasan, penguapan pada tekanan yang diturunkan,
penguapan dengan cairan gas, beku kering, vakum desikator dan oven
(Tobo, 2001).
Ekstraksi didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat
ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar
muka, kemudian berdifusi ke dalam pelarut dan setelah pelarut diuapkan
maka zat aktifnya akan diperoleh. Tujuan Ekstraksi yaitu penyarian

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

komponen kimia atau zat-zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan dan
beberapa jenis hewan termasuk biota laut. Komponen kimia yang terdapat
pada tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan pada umumnya
mengandung senyawa-senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman adalah
pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga
sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik
di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini
akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi
cairan zat aktif di dalam dan di luar sel (Adrian, 2000).
Pembagian ekstrak, ekstrak cair adalah ekstrak yang diperoleh dari
hasil penyarian bahan alam masih mengandung larutan penyari. Ekstrak
kental adalah ekstrak yang telah mengalami proses penguapan, dan tidak
mengandung cairan penyari lagi, tetapi konsistensinya tetap cair pada
suhu kamar. Ekstrak kering adalah ekstrak yang telah mengalami proses
penguapan dam tidak mengandung pelarut lagi dan mempunyai
konsistensi padat (berwujud kering) (Ditjen POM, 1979).
Penguapan dimaksudkan untuk mendapatkan kosistensi ekstrak yang
lebih pekat. Dan tujuan dilakukan penguapan adalah untuk menghilangkan
cairan penyari yang digunakan agar tidak mengganggu pada proses
partisi (Syamsul, 2015).
Tujuan penguapan adalah menghilangkan cairan penyari yang
digunakan pada ekstrak. Metode yang dipilih untuk menguapkan cairan
penyari bergantung pada volume ekstrak, kemudahan pelarut untuk
menguap, termostabilitas senyawa yang terekstraksi dan kecepatan
penguapan yang dibutuhkan. Sebelum melakukan penguapan, wadah
penguapan akhir yang kosong harus ditimbang sebelumnya supaya hasil
akhir mudah ditimbang tanpa perlu memindahkan ekstrak ke wadah lain.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu penguapan sederhana
menggunakan pemanasan, penguapan pada tekanan yang diturunkan,

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

penguapan dengan cairan gas, beku kering, vakum desikator dan oven
(Tobo, 2001).
Metode yang dipilih untuk menguapkan cairan penyari bergantung
pada volume ekstrak, kemudahan pelarut untuk menguap, termostabilitas
senyawa yang terekstraksi dan kecepatan penguapan yang dibutuhkan
(Tobo, 2001).
Beberapa factor yang mempengaruhi penguapan (Ditjen POM, 1986):
a. Suhu berpengaruh pada kecepatan penguapan, makin tinggi suhu
makin cepat penguapan. Disamping mempengaruhi kecepatan
penguapan, suhu juga berperanan terhadap kerusakan bahan yang
diuapkan. Banyak glikosida dan alkaloida terurai pada suhu di bawah
100oC.
b. Hormon, enzim dan antibiotik lebih peka lagi teradap pemanasan.
Karena itu pengaturan suhu sangat penting agar penguapan dapat
berjalan cepat dan kemungkinan terjadinya peruraian dapat ditekan
sekecil mungkin. Untuk zat-zat yang peka terhadap panas dilakukan
penguapan secara khusus misalnya dengan pengurangan tekanan dan
lain-lain.
c. Waktu. Penerapan suhu yang relative tinggi untuk waktu yang singkat
kurang menimbulkan kerusakan dibandingkan dengan bila dilakukan
pada suhu rendah tetapi memerlukan waktu lama.
d. Kelembaban. Beberapa senyawa kimia dapat terurai dengan mudah
apabila kelembabannya tinggi, terutama pada kenaikan suhu. Beberapa
reaksi peruraian seperti hidrolisa memerlukan air sebagai medium
untuk berlangsungnya reaksi tersebut.
e. Cara Penguapan Bentuk hasil akhir seringkali menentukan cara
penguapan yang tepat. Panci penguapan dan alat penyuling akan
menghasilkan produk bentuk cair atau padat. Penguapan lapis tipis
menghasilkan produk bentuk cair. Umumnya cara pemekatan tidak
dilakukan dengan lebih dari satu cara.

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

Salah satu cara adalah dengan menurunkan tekanan parsial uap air
menggunakan aliran gas, dalam hal ini udara, sehingga suhu penguapan
turun. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh laju alir udara, laju
alir umpan cair, konsentrasi dan arah aliian terhadap koefisien
perpindahan panas dan koefisien perpindahan massa di dalam falling film
evaporator untuk sistem larutan organik, larutan elektrolit dan larutan biner
serta menentukan persamaan empiris koefisien perpindahan panas dan
koefisen perpindahan massa falling film evaporator (Wijawa, 2012).
Desikator/eksikator terdiri dari wadah bersusun dua yang bagian
bawahnya diisi bahan pengering dengan penutup yang sulit dilepas dalam
keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator, yaitu
desikator biasa dan vakum. Desikator vacum pada bagian tutupnya ada
katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke
pompa. Sedangkan desikator biasa tidak memmpunyai katup. Bahan
pengering yang digunakan adalah silika jel. Fungsinya sebagai tempat
menyimpan sampel yang harus bebas air, dan mengeringkan padatan
(Ayu, 2012).
Umumnya kandungan air bahan tersebut dikurangi agar mikroba tidak
dapat tumbuh lagi di dalamnya. Prinsip dari metode oven pengering
adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila
bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu tertentu.
Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar
air yang terkandung dalam bahan tersebut (Underwood, 2009).
Salah satu cara adalah dengan menurunkan tekanan parsial uap air
menggunakan aliran gas, dalam hal ini udara, sehingga suhu penguapan
turun. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh laju alir udara, laju
alir umpan cair (Wijawa, 2012).
Rotary Vakum Evaporator (Rotavapor) adalah metode yang paling
umum digunakan, karena cara kerja yang efisien, cepat dan aman dalam
memisahkan cairan. Flask yang berputar menghasilkan transfer panas
yang efektif untuk proses penguapan yang cepat dan mencegah

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

overheating pada saat pencampuran. Akan tetapi alat ini cukup mahal dan
penggunaanya harus pada suhu dan tekanan tertentu (Rachman, 2009).
Rotary evaporator adalah alat yang digunakan untuk melakukan
ekstraksi, penguapan pelarut yang efisien dan lembut. Komponen
utamanya adalah pipa vakum, pengontrol, labu evaporasi, kondensator
dan labu penampung hasil kodensasi. Prinsip rotary evaporator adalah
proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan
yang dipercepat oleh putaran dari labu, cairan penyari dapat menguap 5-
10 C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya
penurunan tekanan. Prinsip ini membuat pelarut dapat dipisahkan dari zat
terlarut di dalamnya tanpa pemanasan yang tinggi (Rachman, 2009).
Freeze drying merupakan alat pengeringan yang prinsip kerjanya
adalah berdasarkan proses liofilisasi. Tahapan-tahapan yang terjadi pada
alat freeze drying (Wijaya, 2012).

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat
Adapun alat yang dignakan dalam percobaan ini adalah batang
pengaduk, cawan porselin, corong kaca, gelas kimia, Rotary Vacuum
Evaporator, wadah kaca, pipet tetes, sendok tanduk, statif dan klem,
timbangan analitik, dan wadah.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
aquadest, aluminium foil, kertas saring, simplisia daun gandarusa
(Justicia gendarussa Burm. F.) dan tissue.
B. Prosedur Kerja (Anonim, 2017)

Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan ke dalam


labu alas bulat dengan volume 2/3 bagian dari volume labu alas bulat
yang digunakan, kemudian water bath distel pada suhu yang sesuai (5-
10oC dibawah titik didih pelarut yang digunakan) dengan menekan tombol
on-off. Setelah suhu tercapai, labu alas bulat yang telah diisi dengan
ekstrak dipasang dengan kuat pada ujung rotor yang menghubungkan
kondensor. Aliran air pendingun dan pompa vakum kemudian tombol rotor
diputar dengan kecepatan tertentu, kemudian dilanjutkan dengan
mengaktifkan pompa fakum. Ekstrak dapat ditambah melalui selang
pemasuk dengan terlebih dahulu memutar tombol rotor ke arah nol
dengan sendirinya ekstrak akan terisap masuk ke dalam labu, setelah itu
penguapan dilanjutkan dengan memutar kembali rotor pada kecepatan
semula.
Setelah proses penguapan selesai, maka alat dihentikan dengan
terlebih dahulu menekan tombol off pada water bath, tombol rotor diputar

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

ke arah nol dan pompa vakum dan aliran air dihentikan kemudian labu
alas bulat dikeluarkan, kemudian kran vakum diputar pada posisi yang
sama pada saat memasukkan sampel hingga sisa udara dalam kondensor
keluar secara sempurna. Sampel yang telah dipekatkan dipindahkan
dalam wadah dan selanjutnya akan dikentalkan dengan menggunakan
penangas air ataupun mantel pemanas.

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaporasi atau penguapan merupakan pengambilan sebagian uap air


yang bertujuan utuk meningkatkan konsentrasi padatan dari suatu bahan
alam. Salah satu tujuan lain dari operasi ini adalah untuk mengurangi
volume dari suatu produk sampai batas-batas tertentu tanpa
menyebabkan kehilangan zat-zat yang mengandung gizi.
Tujuan dilakukannya penguapan adalah untuk menghilangkan cairan
penyari yang digunakan, agar tidak mengganggu pada proses ekstraksi
cair-cair (corong pisah) atau ekstraksi padat cair.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu penguapan
sederhana menggunakan pemanasan, penguapan pada tekanan yang
diturunkan, freeze-drying, penguapan dengan aliran gas, beku kering,
vakum desikator dan oven. Pada penguapan dengan menggunakan alat
Rotavapor penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang
dipercepat oleh putaran labu alas bulat dan cairan penyari dapat menguap
5o-10oC dibawah titik didih pelarutnya karena dipercepat oleh adanya
penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum uap larutan penyari
akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas
bulat.
Rotavapor terdiri dari water bath yang berfungsi sebagai tempat atau
wadah air yang di panaskan oleh hot plate untuk labu alas bulat yang
berisi sampel, hot plate untuk mengatur suhu pada water bath dengan
temperature yang di inginkan dengan ketentuan suhu yang di gunakan
harus dibawah 5-10oC dari titik didih pelarut yang di gunakan, dua labu
alas (labu alas bulat yang di gunakan untuk sampel dan pelarut dan labu
alas bulat yang di gunakan untuk pelarut yang telah di uapkan dan
kembali menjadi bentuk cair), kondensor yang berfungsi sebagai

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

pendingin dan proses merubahnya dari uap menjadi cair, pompa vakum
yang berfungsi untuk mempercepat proses penguapan.
Prinsip dari Rotavapor ini adalah pemisahan. Prinsip utamanya
terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran
labu alas bulat hingga berguna agar lebih cepat di bawah titik didihnya.
Pada praktikum di lakukan penguapan ekstraksi dengan
menggunakan alat rotavapor ekstraksi yang sudah di maserasi di saring
lalu di filtratnya di masukan ke dalam labu alas bulat dengan volume 2/3
bagian dari labu alas bulat yang di gunakan kemudian waterbath di stel
pada suhu yang sesuai (5-100C di bawah titik didih pelarut yang di
gunakan) karena kita menggunakan metanol maka suhu yang di stel tidak
boleh lebih dari 50-550C karena titik didih dari metanol 600C. dengan
menekan tombol on-off. Setelah suhu tercapai, labu alas bulat yang telah
di isi dengan ekstrak di pasang dengan kuat pada ujung rotor yang
menghubungkan kondensor yang dimana kondensor ini berfungsi sebagai
pendingin dan mengubah uap pada proses penguapan menjadi bentuk
cair atau embun sehingga pelarut yang di gunakan bisa di dapatkan
kembali. Aliran air pendingin dan pompa vakum kemudian tombol rotor di
putar dengan kecepatan tertentu kemudian di lanjutkan dengan
mengakifkan pompa vakum.
Pada percobaan ini disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Setelah itu, dimasukkan ekstrak cair daun gandarusa (Justicia gendarussa
Burm. F.) ke dalam wadah. Kemudian diuapkan pada penangas air yang
mana di atas penangas air tersebut terdapat hotplate. Dihentikan
pemanasan ketika ekstrak terlihat lebih kental dan terbentuk gelembung-
gelembung udara yang pecah pada permukaan ekstrak. Setelah
penguapan selesai dan diperoleh ekstrak yang lebih pekat, hasil ekstrak
kemudian ditimbang.
Digunakan metode sederhana dengan pemanasan yakni karena sifat
dari metanol yang mudah menguap sehingga proses penguapan pelarut
dapat berlangsung dengan cepat.

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

Adapun hasil dari percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 1:


NO Pengamatan Sampel I Sampel I Sampel I
1. Metode Penguapan Maserasi Perkolasi Soxhletasi
2. Konsistensi Kental Kental Kental
3. Bobot Ekstrak 33,042 gr 0,821 gr 3,851 gr

Ekstrak kental yang diperoleh ditimbang dan dibandingkan bobotnya


dengan simplisia awal yang digunakan. Perbandingan dalam persen
menyatakan nilai rendemen dari ekstrak tersebut. Besar kecilnya nilai
rendaman menunjukkan keefektifan proses ekstraksi. Efektivitas proses
ekstraksi dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan sebagai penyari,
ukuran partikel simplisia, metode dan lamanya ekstraksi.
Adapun bobot ekstrak daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.
F.) yang diperoleh pada sampel hasil maserasi dengan pemanasan
adalah 33,042 gram dan diperoleh % rendemen sebesar 6,6084%. Bobot
ekstrak daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) yang diperoleh
pada perkolat dengan pemanasan adalah 0,821 gram dan diperoleh %
rendemen sebesar 2,736%. Dan bobot ekstrak daun gandarusa (Justicia
gendarussa Burm. F.) yang diperoleh pada soxhlet dengan pemanasan
adalah 3,851 gram dan diperoleh % rendemen sebesar 15,404%.
Pada pengujian ini bobot ekstrak yang diperoleh tidak maksimal. Hal
ini dapat disebabkan karena beberapa faktor kesalahan atau faktor yang
mempengaruhi penguapan, diantaranya yaitu suhu, waktu, kelembaban,
cara penguapan, dan konsentrasi.

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan penguapan sampel yang telah dilakukan, maka dapat


disimpulkan bahwa konsistensi ekstrak yakni berupa ekstrak kental
dengan bobot ekstrak pada metode maserasi adalah 33,042 gram,
perkolasi 0,821 gram, dan sohxletasi 3,851 gram. Pada praktikum
digunakan metode penguapan dimana % rendemen pada maserasi
adalah 6,6084%, perkolasi 2,736% dan soxhletasi 15,404%.
B. Saran

Sebaiknya praktikan dapat lebih teliti ketika melakukan praktikum agar


dapat meminimalisir kesalahan dan tidak terjadinya kerusakan pada alat.

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, 2000, Analisa Ekstraktif Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan


Obat, Pusat Penelitian, Universitas Negeri Andalas.

Anonim, 2017, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia 1,


Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia, Makassar.
Ditjen POM, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Jullian, M. Iqbal, 2008, Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun
Gandarusa (Justicia Gendarussa Burm.F) Terhadap Kadar
Asam Urat Dalam Darah Tikus Putih Jantan Yang Dibuat
Hiperurisemia Dengan Kalium Oksonat, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok.
Najib A, 2006, Ringkasan Materi Kuliah Fitokimia II, Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Rusmiatik, 2013, Pemberian Ekstrak Daun Gandarusa (Justicia


Gendarusa, Burm F.) Menghambat Proses Penuaan Ovarium
Pada Marmut, Program Studi Ilmu Biomedik, Universitas
Udayana, Denpassar.
Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, R.J, 1991, Inventaris Tanaman Obat
Indonesia Edisi 1, Departemen Kesehatan R.I, Jakarta.
Syamsul, 2015, Kitab Tumbuhan Obat, Niaga Swadaya, Jakarta.
Rohman. A, 2009, Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Tobo, Fachruddin, 2001, Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I.


Universitas Hasanuddin, Makassar.

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema kerja praktikum

Ekstrak cair daun gandarusa (Justicia


gendarussa Burm.F.) hasil dari
ekstraksi maserasi, perkolasi dan
soxhletasi
Dipindahkan kedalam mangkok
kaca
Dikeringkan menggunakan
hairdryer hingga menjadi kental
Dipindahkan kedalam pot salep
50 gram
Ditimbang bobot ekstrak kental
Dihitung % rendamennya
Dimasukkan kedalam lemari
pendingin

Ekstrak kental

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

Lampiran 2. Gambar Hasil Praktikum

Daun Gandarusa (Justicia Ekstrak kental hasil


gendarussa Burm.F.) metode maserasi

Ekstrak kental hasil Ekstrak kental hasil


metode perkolasi metode soxhletasi

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254
PENGUAPAN SAMPEL

Lampiran 3. Perhitungan

Sampel 1 (Maserasi) :
bobot ekstrak akhir
% ekstrak/ rendemen = x 100%
bobot ekstrak awal

33,042 gr
= x 100%
500 gr

= 6,6084%

Sampel 1 (Perkolasi) :
bobot ekstrak akhir
% ekstrak/ rendemen = x 100%
bobot ekstrak awal

0,821 gr
= x 100%
30 gr

= 2,736%

Sampel 1 (Soxhletasi) :
bobot ekstrak akhir
% ekstrak/ rendemen = x 100%
bobot ekstrak awal

3,851 gr
= x 100%
25 gr

= 15,404%

ADE RAFNI AMALIAH Z NUR CHAERUN NISA


15020150254

You might also like