Professional Documents
Culture Documents
Laporan Kemurnian Benih
Laporan Kemurnian Benih
Azzura (1305101050075)
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikun pengujian kemurnian benih ini adalah untuk mendapatkan data
mutu benih untuk benih bersertifikat.
Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman. Sehingga masalah
teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Agronomi sendiri diartikan sebagai suatu
gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lapang produksi dengan segenap unsure
alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan dan manusia untuk mencapai produksi tanaman secara
maksimal (Kartasapoetra, 1986).
Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali dilakukan. Benih murni
yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu presentase kadar air dan
viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai yang ingin diperoleh adalah nilai dari benih
murni, bukan dari benih campuran (Kuswanto, 1997).
Faktor-faktor genetik adalah benih yang berasal dari varietas-varietas yang memiliki
genotipe yang baik seperti hasil produksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, responsif
terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik, atau tahan terhadap cekaman abiotik. Faktor fisik
adalah benih bermutu tinggi dengan kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang tinggi, bebasa
dari kotoran dan benih rerumputan serat bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air benih yang
rendah (Kamil, 1986).
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang dinyatakan
berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam kategori benih murni
dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut tidak
masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih
besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu
termasuk ke dalam species yang dimaksud (Justice, 1990).
Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman pertanian yang
ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Benih gulma mencakup semua
benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam kategori gulma. Juga pecahan
gulma yang berukuran setengah atau kurang dari setengah ukuran yang sesungguhnya tetapi
masih mempunyai embrio. Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak
memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih gulma,
partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman seperti ranting dan daun
(Sutopo, 1984).
7. kotoran varietas misalnya ada d butir, di timbang e gram. Di dapatkan kadar kotoran
varietas . Benih bersih varietas = 100 f %. Jadi persentase benig
bersih =
Keterangan:
1. Berat Kotoran fisis halus = a
2. Berat Kotoran fisis kasar = b
3. Hasil Perhitungan Kotoran fisis = c
4. Jumlah Butir Kotoran Varietas / Spesies Lain = d
5. Berat Kotoran Varietas / Spesies Lain = e
6. Hasil Perhitungan Kotoran Varietas = f
4.2 Pembahasan
Uji kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah tentang
kepositifan fisik komponen-komponen benih termasuk pula persentase berat dari
benih murni (pure seed), benih tanaman lain, dan kotoran pada masa benih.
Benih uji dipisahkan menjadi 3 komponen yaitu ;
1. Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang
sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah:
a) Benih masak utuh
b) Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
c) Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
d) Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang
sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk
kedalam spesies yang dimaksud
e) Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
2. Benih varietas lain adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan
tidak dimaksudkan untuk diuji.
3. Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh.
Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
a) Benih dan bagian benih
b) Benih tanpa kulit benih
c) Benih yang terlihat bukan benih sejati
d) Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih 0,5 ukuran normal
e) Cangkang benih ataupun batu
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Manfaat kemurnian benih untuk menjaga kualitas benih dan mengetahui presentase
kemurnian benih.
2. Benih yang murni merupakan benih yang tidak rusak dan tidak berpenyakit. Hasil
presentase benih murni kedelai sebesar 90,4 %.
3. Benih varietas lain merupakan benih yang jenisnya tidak sama. Hasil presentasi
benih varietas lain (kacang hijau dan jagung) sebesar 2,9 %.
4. Kotoran benih merupakan bagian dari sejumlah benih yang sedang diuji yang tidak
berupa benih atau benih yang rusak atau pecah dan terkena penyakit ataupun batu .
Hasil presentase kotoran benih sebesar 6,7 %.
5.2 Saran
Praktikan diharapkan memperhatikan pada saat pengarahan, dan mengurangi
keributan dalam praktikum agar pengamatan yang dilakukan berjalan dengan lancar
dan dapat memperoleh hasil yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
kemurnian benih
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1. Pengujian lapangan.
2. Pengujian alat-alat pengolahan benih, cara-cara dan tempat penyimpanan
benih.
3. Pengujian benih di laboratorium.
1. untuk mengetahui komposisi dari contoh yang diuji yang akan mencerminkan
komposisi kelompok benih dari mana contoh tersebut diambil dengan cara
cara yang sudah ditetapkan.
2. Menganalisa macam-macam jenis/kultivar/varietas dan kotoran benih pada
contoh tersebut dengan indentitas yang telah ditetapkan
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang
dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Kategori benih murni
dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil,
mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan
benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan
dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang
dimaksud. (Justice, 1990)
Beda antara hasil ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau
lebih rendah dari 5%. Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat total
seharusnya dengan berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian tetapi
bisa kurang. Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-masing
komponen dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau dua
angka di belakang koma. (Kartasapoetra, 1986).
Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman
pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi
persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih
gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman
seperti ranting dan daun. (Sutopo, 1984)
1. Bahan
1. Benih padi
2. Benih kedelai hitam (Glycine max)
3. Benih Kedelai hijau (Glycine max)
4. Kotoran benih
2. Alat
1. Meja pemurnian
2. Timbangan analitik
3. Prosedur Kerja
1. Diambil contoh kerja dari benih yang ada dengan cara pengurangan memakai
pembagi benih, sehingga diperoleh berat benih yang diinginkan dan
timbangannya.
2. Disediakan alat-alat yang diperlukan.
3. Diperiksa contoh kerja sedikit demi sedikit diatas meja pemurnian dengan
teliti (ingat waktu identifikasi biji) dan dipisahkan ke dalam komponen-
komponen : benih murni, biji tanaman/ varietas lain, biji gulma dan kotoran
benih.
4. Dihitung persentase berat komponen-komponen tersebut terhadap berat
contoh benih. Persentase benih murni adalah (100 % - jumlah persentase
komponen-komponen).
5. Hasil perhitungan diisikan dalam tabel
2.8
0.1
17
V. PEMBAHASAN
1. Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies
yang sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah :
b) Benih varian lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh
dan tidak dimaksudkan untuk diuji. ( kedelai hitam dan kedelai hijau)
c) Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam
contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
5. Cangkang benih
6. Kulit benih
1. Simpulan
2. Saran
Justice, Oren L. dan Louis N. B. 1990. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih. CV.
Rajawali, Jakarta.
Qamara, M dan Asep, S. 1990. Pengantar Produksi Benih. CV. Rajawali, Jakarta.
Acara I
Pengujian Kemurnian Benih
Oleh:
Nama : Kustam
NIM : A1L111053
Kelas : Agroteknologi P
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah kita ketahui bersama bahwa benih mempunyai peranan penting dalam
produksi pertanian. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha untuk melakukan pengujian
benih agar diperoleh benih yang berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan
konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.
B. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali dilakukan. Benih
murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu presentase
kadar air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai yang ingin diperoleh adalah
nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran (Kuswanto, 1997).
Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor
fisik. Menurut Kartasapoetra (1992), faktor-faktor genetik adalah benih yang berasal dari
varietas-varietas yang memiliki genotipe yang baik seperti hasil produksi tinggi, tahan
terhadap hama dan penyakit, responsif terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik,
atau tahan terhadap cekaman abiotik. Faktor fisik adalah benih bermutu tinggi dengan
kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang tinggi, bebasa dari kotoran dan benih
rerumputan serat bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air benih yang rendah
(Kamil, 1986).
2. Pengontrolan dan meningkatkan mutu (quality control) dan kemurnian hasil (benih).
Jika hasil pengujian kemurnian benih menunjukan persentase yang tinggi sekali,
maka working sample untuk pengujian kadar air dan viabilitas benih dapat diambilkan
dari submited sample (Kuswanto, 1997).
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang
dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam
kategori benih murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang
berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan
pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya,
asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang
dimaksud. (Justice, 1990)
Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman
pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Benih
gulma mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam
kategori gulma. Juga pecahan gulma yang berukuran setengah atau kurang dari setengah
ukuran yang sesungguhnya tetapi masih mempunyai embrio. Bahan lain atau kotoran,
termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan baik dari komponen
benih murni, benih species lain maupun benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir,
sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman seperti ranting dan daun. (Sutopo, 1984)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan
Bahan yang digunakan, antara lain: biji kedelai. Alat yang digunakan, antara lain:
timbangan analitik, pinset, petridish, kertas, kalkulator, magnifier, alat tulis, dan lembar
pengamatan.
B. Prosedur kerja
1. Diambil contoh kerja dari benih yangada dengan cara pengurangan dengan memakai
pembagi benih sehingga diperoleh berat benih yang diinginkan dan ditimbang.
3. Diperiksalah contoj kerja sedikit demi sedikit di atas meja pemurnian dengan teliti
(diingat waktu identifikasi biji) dan dipisahkan ke dalam komponen-komponen: benih
murni, biji tanaman atau varietas lain, biji gulma, dan kotoran benih.
A. Hasil Pengamatan
Tinggi tanaman
Jumlah daun
Warna daun
Kecepatan berkecambah
Persentase perkecambahan
Benih murni
Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupaka jenis/spesies yang
sedang diuji. Termasuk dalam kategori:
Yang termasuk benih tanaman lain adalah benih jenis lain yang ikut tercampur
dalam contoh & tidak dimaksudkan untuk diuji. Dalam hal ini beenih tanaman/varietas
lain adalah benih dari semua dan/atau varietas tanaman pertanian yang tidak termasuk
atau jenis varietas yang namanya tercantum pada label kemasan.
Kotoran Benih
Kotoran benih adalah benih dan bagian dari benih serta bahan/material lain
yang ukan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Dalam hal ini termasuk
benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan benih sejati, biji hampa tanpa
lembaga, pecahan benih ukuran normal, cangkang benih, kulit benih, sekam, pasir,
partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai dan lain-lain.
Gb. Skema
analisis pengujian kemurnian benih
Analisa kemurnian benih mengharuskan pemisahan menjadi empat komponen
sebagai berikut: benih murni, benih varietas lain, dan kotoran benih. Tujuan dari uji
kemurnian benih adalah (Kuswanto,1997)
2. Mengetahui macam spesies atau varietas lain yang tercampur dalam benih. Jika benih
tercampur dengan biji dari spesies yang sama tetapi varietasnya berbeda maka hal itu
akan menyulitkan penangkar benih pada waktu melakukan roguing, karena perbedaan
kadang-kadang sangat sedikit dan sukar dipilih sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan terjadinya polusi kromosom. Seringkali hal itu dapat menjadi sumber
penyakit.
3. Untuk menentukan apakah presentase kemurnian benih dapat melampaui syarat yang
ditentukan oleh peraturan pemerintah untuk kelas benih tertentu sehingga benih
tersebut dapat memperoleh sertifikat.
BAB V
A. Simpulan
1. Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang
2. Pengujian kemurnian benih merupakan suatu proses atau kegiatan yang berfungsi untuk
3. Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas dari suatu jenisatau
kelompokbenih. Data dan informasi mengenai benih yangdiuji tentunya akan sangat
bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Hal ini dilandasi oleh
kerena konsumen dapatmemperoleh keterjaminan mengenai benih yang akan
digunakan.
B. Saran
1. Kriteria benih murni, benih tanaman/varietas lain dan kotoran benih harus
ditentukan dengan jelas. Apabila kriteria tidak ditentukan dengan jelas maka
akan terjadi kesalahan pada proses seleksi dan akan mempengaruhi hasil dari uji
kemurnian fisik benih
2. Proses seleksi pada benih berukura kecil sangat sulit. Apabila contoh kirim yang
ditetapkan terlalu banyak akan menyita banyak waktu pada proses seleksi.
DAFTAR PUSTAKA
Justice, O.L., dan Louis, N.B. 1990. Prinsip Dan Praktek Penyimpanan Benih Rajawali. Jakarta.
Kamil, J. 1986. TEKNOLOGI BENIH 1 cetakan ke 10. Angkasa Raya, Padang.
Kartasapoetra, A.G. 1992. Teknologi Benih: Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka
Cipta, Jakarta.
Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih cetakan ke empat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
ACARA 6
NPM : E1J012014
Prodi : Agroekoteknologi
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Benih merupakan sarana produksi yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan budidaya tanaman perkebunan. Penggunaan bahan tanam bermutu
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan pertanaman.
Petani sering mengalami kerugian yang sangat besar baik dari segi biaya maupun waktu
yang berharga akibat dari penggunaan benih yang tidak bermutu atau tidak jelas asal-
usulnya. Kesalahan dalam penggunaan bahan tanam akan mengakibatkan kerugian jangka
panjang. Penggunaan bibit bermutu merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan
pertanaman yang mampu memberikan hasil yang memuaskan.
Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan komposisi
berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain komposisi dari
kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai species benih dan partikel-
partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk analisa kemurnian benih, maka
contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu benih murni, benih species lain, benih
gulma dan bahan lain atau kotoran.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian dan identitasnya yang
akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian.
Mahasiswa mampu memisahkan contoh kerja benih menjadi komponen benih murni, biji
tanaman lain, dan kotoran (inert matter)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kepastian mutu suatu kelompok benih yang diedarkan dan digunakan untuk
penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna, pengedar, maupun
pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan perangkat berupa metode pengujian
yang standar. Standar metode pengujian mutu benih yang ada selama ini mengacu pada
ketentuan Internasional Seed Testing Association (ISTA) sehingga diperoleh sertifikasi benih
yang bertujuan memelihara kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul, serta
menyediakan benih secara kontinyu kepada petani. Sebagai langkah pertama dalam
pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam
dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh ISTA. Tujuan penarikan contoh
adalah untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benih dalam jumlah
yang cukup untuk keperluan pengujian mutu benih. Pada prinsipnya, pengambilan contoh
dilakukan dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur
menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut
pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pengujian benih di laboratorium bertujuan
untuk mendapatkan keterangan tentang multi suatu benih digunakan untuk keperluan
penanaman (Darutiyastireni, 2010).
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang
dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam
kategori benih murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang
berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan
pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan
dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang dimaksud.
Pemurnian benih tidak dapat dilakukan dengan sembarangan karena masing-
masing kelompok benih mempunyai masalahyang harus dianalisis dan dipecahkan dengan
menggunakan perangkat mesin dengan cara yang benar.Untuk benih yang sedikit
pengayakan dapat dilakukantetapi pada benih yang banyak harus dilakukan dengan mesin
penampi. Ketika dibersihkan , benih dipisahkan dari kontaminan, tanah ,debu, dan sekam
dan benih yang inferior (diluar ukuran lazim,keriput, retak-retak,dan berpenyakit) (Anonim,
2010).
BAB III
METODOLOGI
Bahan : Benih jagung 50 gr, benih padi 50 gr, benih tomat, dan benih cabai
a. Kacang-kacangan:
Benih utuh dengan selaput (kulit) benih utuh
Pecahan benih > ukuran asli dengan selaput melekat
b. Padi:
Meliputi spikelet, floret, kariopsis utuh
Pecahan kaliopsis > ukuran asli, tidak termasuk bulu yang panjangnya lebih dari panjang
spikelet atau floret
c. Jagung:
Kaliopsis utuh
Pecahan kaliopsis > ukuran asli
d. Biji tanaman lain:
Semua biji yang tidak termasuk dengan spesies yang dimaksud (seharusnya < 5%)
e. Kotoran
Semua materi yang terdapat di dalam contoh kerja kemurnian akan tetapi tidak termasuk
didalm kedua komponen sebelumnya seperti: jerami, sekam, debu, tanah, pecahan benih
yang ukuirannya < ukuran benih asli
3. Menimbang berat masing-masing komponen hasil pemisahan dengan menggunakan 1
angka desimal
4.1 Hasil
PADI
Bobot padi = 10 gr
Bobot akhir = 10 gr
Bobot murni = 10 gr
Bobot kotoran = 0 gr
= x 100% = 2 %
= x 100% = 0 %
JAGUNG
Bobot jagung = 50 gr
Bobot akhir = 50 gr
Bobot murni = 21,6 gr
Bobot kotoran = 28,4 gr
= x 100% = 56,8 %
TOMAT
= x 100% = 7,14 %
CABAI
= x 100% = 4,16 %
4.2 Pembahasan
Pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari suatu
proses produksi benih selain pemeriksaan lapangan, penanganan hasil dan pelabelan.
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga
komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung
presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk
menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang
mewakili lot benih.
Pengujian mutu benih meliputi : pengujian mutu genetik, pengujian mutu fisik dan
pengujian mutu fisiologis. Pengujian mutu genetik bertujuan untuk mengetahui kebenaran
jenis atau klon, pengujian mutu fisik yaitu mengenai kebersihan fisik benih dan pengujian
mutu fisiologis meliputi viabilitas (daya hidup),daya kecambah dan kesegaran benih .
Dari pengamatan yang dilakukan, sampel benih yang diambil memiliki persentase
kemurnian yaitu, padi 2% dengan kotoran 0%. Kemudian jagung kemurnian 0,86% dengan
kotoran 56,8%. Selanjutnya benih tomat 1,85% dengan kotoran 7,14%. Dan yang terakhir
benih cabai kemurnian 1,9% dengan kotoran 4,16%.
Dari keseluruhan sampel benih, kotoran yang adalah meliputi bubuk putih, pasir,
dan sisa plasenta dari benih seperti cabai dan tomat. Untuk adanya benih lain, tidak
ditemukan.
Semakin baik mutu fisik benih, akan berpengaruh pada semakin baik muru genetis
dan fisiologis. Sebab murni benih tersebut, maka daya kecambah dan campuran dari benih
lain juga sedikit, sehingga karakter benih terjaga dan tumbuh dilapangan dengan optimal.
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari suatu proses
produksi benih selain pemeriksaan lapangan, penanganan hasil dan pelabelan. Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan
kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Pengujian mutu benih meliputi :
pengujian mutu genetik, pengujian mutu fisik dan pengujian mutu fisiologis.
Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang
terdapat dalam suatu contoh benih. Komponen suatu benih terdiri dari benih
murni,kotoran benih dan varietas lain.
1.2 Saran
Diharapkan sarana dan prasarana praktikum mengalami kemajuan yang lebih baik dari
tahun sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA