You are on page 1of 43

Laporan kemurnian benih

Posted by YULFA UPA (yulfa sari tarigan) on 19.59

Laporan Praktikum Teknologi dan Industri Benih

PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH

Disusun oleh: Kelompok 2

Fathul Rizal (1305101050010)

Azzura (1305101050075)

Yulfa Sari Tarigan (1305101050051)

Era Maulia (1305101050028)

Ria Kurnia (1305101050066)

LABORATORIUM ILMU DAN


TEKNOLOGI BENIH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2015

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Benih merupakan benda hidup yang di dalam Undang-undang RI No. 12 Tahun 1992
disebut sebagai tanaman atau bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakan tanaman.
Produksi benih oleh produsen benih diadakan untuk kelangsungan atas ketersediaan
bahan perbanyakan tanaman tertentu. Hal tersebut dilakukan guna mempertahankan plasma
nutfah yang ada. Produksi benih yang dilakukan tidak hanya sekedar memperhatikan kuantitatif
dari produksi itu sendiri tetapi kualitatif benih juga diutamakan. Mutu benih sangat penting untuk
diperhatikan karena benih bukan merupakan benda mati yang dijual di pasaran kemudian
dipakai/ dikonsumsi hingga habis kegunaannya. Benih yang hendak digunakan oleh para
konsumen (konsumen dalam hal ini adalah petani) adalah benih yang memiliki kriteria sesuai
dengan permintaan/ selera masyarakat.
Kemurnian benih adalah persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam
suatu contoh benih. Pengujian kemurnian benih yang juga merupakan deskripsi mutu benih yang
pada umumnya dicantumkan pada kemasan oleh pihak produsen merupakan pengujian yang
bertujuan untuk memperoleh persentase kemurnian suatu lot benih. Prinsip dari pengujian ini
yaitu dengan memisahkan benih ke dalam tiga komponen, yaitu benih murni (benih yang
dimaksud oleh pihak produsen), benih tanaman lain (benih komoditas lain atau varietas lain yang
masih satu komoditas), dan kotoran benih. Untuk memperoleh persentase kemurnian maka benih
murni ditimbang pada unit penimbang, dan hasilnya dibandingkan dengan standar minimum
benih murni.

Untuk pengembangan industri benih nasional perlu terus dikembangkan kebijaksanaan


operasional, terutama dengan optimalisasi fungsi dan pembinaan, pelayanan dan pengawasan
dari pemerintah, serta meningkatkan peran swasta dalam industri benih. Upaya-upaya tersebut
ditempuh antara lain melalui: peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perbenihan,
pembenahan kelembagaan perbenihan, peningkatan peran Indonesia dalam organisasi benih
internasional serta penciptaan iklim yang kondusif untuk mengembangkan agribisnis dan industri
benih. (Rasaha, 2003).
Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni.
Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih mempengaruhi
nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian digunakan untuk mengetahui
komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot
benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian. Dalam pengujian kemurnian contoh
kerja kemurnian dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoran.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikun pengujian kemurnian benih ini adalah untuk mendapatkan data
mutu benih untuk benih bersertifikat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman. Sehingga masalah
teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Agronomi sendiri diartikan sebagai suatu
gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lapang produksi dengan segenap unsure
alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan dan manusia untuk mencapai produksi tanaman secara
maksimal (Kartasapoetra, 1986).
Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali dilakukan. Benih murni
yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu presentase kadar air dan
viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai yang ingin diperoleh adalah nilai dari benih
murni, bukan dari benih campuran (Kuswanto, 1997).
Faktor-faktor genetik adalah benih yang berasal dari varietas-varietas yang memiliki
genotipe yang baik seperti hasil produksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, responsif
terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik, atau tahan terhadap cekaman abiotik. Faktor fisik
adalah benih bermutu tinggi dengan kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang tinggi, bebasa
dari kotoran dan benih rerumputan serat bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air benih yang
rendah (Kamil, 1986).
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang dinyatakan
berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam kategori benih murni
dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut tidak
masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih
besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu
termasuk ke dalam species yang dimaksud (Justice, 1990).

Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman pertanian yang
ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Benih gulma mencakup semua
benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam kategori gulma. Juga pecahan
gulma yang berukuran setengah atau kurang dari setengah ukuran yang sesungguhnya tetapi
masih mempunyai embrio. Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak
memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih gulma,
partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman seperti ranting dan daun
(Sutopo, 1984).

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum ini pada tanggal 27 Maret 2015, pukul 16.30 -17.40 WIB, dan
Tempat pelaksanaan praktikum ini adalah di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,
Universitas Syiah Kuala - Banda Aceh.

3.2 Alat dan Bahan


1. Benih padi yang di analisa : Varietas Ciherang
2. Timbangan, pembagi tepat type Boerner, seed blower, Purity Desk, Cerra tester, Counter dan
A.P.B. type 73-2A/B
3.2 Prosedur/ Langkah Kerja
Adapun cara kerja praktikum ini adalah:
Benih yang diterima dari produsen benih merupakan contoh pengujian :
1. Ditimbang berat contoh pengujian dengan timbangan
2. Contoh pengujian di Devide (dibagi) sampai diperoleh 100 gram
3. Di masukkan dalam Seed Blower setelah di devide selama 5 menit dengan
kecepatan angin skala 3-3,5 untuk mendapatkan kotoran fisik.
4. Ditimbang kotoran fisis dengan timbangan halus, misalnya di peroleh a gram.
5. Dipisahkan kotoran varietas seperti batu, tanah, biji tanaman lain dan benih yang
pecah.
6. Ditimbang dengan timbangan halus kotoran fisis yang berat, misalnya diperoleh b
gram, dihitung dalam persen didapatkan persentase kotoran fisis =

maka didapat persentase benih bersih fisis = 100 - c%.

7. kotoran varietas misalnya ada d butir, di timbang e gram. Di dapatkan kadar kotoran
varietas . Benih bersih varietas = 100 f %. Jadi persentase benig

bersih =

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. hasil pengamatan kadar air benih padi var. Ciherang

Ulangan/ Persentase Kadar Air


No
Perlakuan (%)
1 I 11,7 %
2 II 11,4 %
3 III 12,3 %
Total 35,4 %
Rerata 11,8 % Tabel 2. Berat Kotor Benih
Komponen yang Berat
NO
ditimbang (Gram)
1 Kotoran fisis halus 3,2
2 Kotoran fisis kasar 3,5
3 Varietas Lain 2,9
4 25 Butir benih 2,9

Keterangan:
1. Berat Kotoran fisis halus = a
2. Berat Kotoran fisis kasar = b
3. Hasil Perhitungan Kotoran fisis = c
4. Jumlah Butir Kotoran Varietas / Spesies Lain = d
5. Berat Kotoran Varietas / Spesies Lain = e
6. Hasil Perhitungan Kotoran Varietas = f

Persentase Kotoran fisis =

Persentase benih bersih = (100 6,7 ) % = 93,3 %

Persentase Spesies Lain =

Jadi, Persentase benih bersih = (100 6,7 2,9 ) % = 90,4 %

Daya kecambah benih = berat 25 butir benih x 40


= 2,9 x 40
= 116 butir

4.2 Pembahasan
Uji kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah tentang
kepositifan fisik komponen-komponen benih termasuk pula persentase berat dari
benih murni (pure seed), benih tanaman lain, dan kotoran pada masa benih.
Benih uji dipisahkan menjadi 3 komponen yaitu ;
1. Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang
sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah:
a) Benih masak utuh
b) Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
c) Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
d) Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang
sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk
kedalam spesies yang dimaksud
e) Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
2. Benih varietas lain adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan
tidak dimaksudkan untuk diuji.
3. Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh.
Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
a) Benih dan bagian benih
b) Benih tanpa kulit benih
c) Benih yang terlihat bukan benih sejati
d) Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih 0,5 ukuran normal
e) Cangkang benih ataupun batu

Tahap selanjutnya adalah analisis kemurnian, setiap benih diidentifikasi satu


persatu secara visual menggunakan purity desk bedasarkan penampakan morfologi.
Setelah dilakukan analisis kemudian dilakukan penimbangan dengan menggunakan
timbangan pada setiap komponen tersebut, yaitu benih tanaman lain/ varietas lain
dan kotoran benih dipisahkan dimana kotoran benih yang dipisah yaitu kotoran fisis
halus dan kasar, dimana berat dari benih varietas lain yang berupa terdapat benih
jagung, kacang hijau dan lainnya,setelah ditimbang adalah 2,9 gr , sedangkan berat
kotoran fisis yang berupa batu, pasir dan lainnya sebesar 3,2 gr , dan kotoran
kasarnya 3,5 gr.
Dengan adanya hasil penimbangan tiap komponen dapat di ketahui persentase benih,
mulai dari berat fisis halus dan kasar dengan persentase sekitar 6,7%. Kemudian
persentase fisis yang didapat dikurang 100 sehingga didapatkan hasil persentase
benih bersih sekitar 93,3 %.Setelah itu,dipisahkan lagi hal yang terdapat pada benih
selanjutnya,yaitu spesies atau varietas lain.Varietas lain yang didapatkan memiliki
berat sekitar 2,9 gram.Selanjutnya dicari perhitungan persentase varietas lain dan
hasil yang di dapat adalah 2,9 % . Dan didapatkan persentase benih dari 93,3 %
menjadi 90,4 % .

Sehingga dengan adanya hasil tersebut akan di dapatkan seberapa benih


murni yang ada pada benih padi varietas ciherang. Benih yang murni merupakan
benih yang tidak rusak dan tidak berpenyakit. Benih varietas lain merupakan benih
yang jenisnya tidak sama, misalnya benih padi dengan benih kacang hijau atau
jagung. Kotoran atau benda mati merupakan bagian dari sejumlah benih yang sedang
diuji yang tidak berupa benih, melainkan benda-benda mati yang hanya mengotori
benih, seperti misalnya kerikil, gumpalan tanah, sekam serta bentuk-bentuk lain yang
menyerupai benih dan gulma serta benih yang rusak atau pecah dan terkena
penyakit.
Benih yang memiliki kemurnian yang tinggi merupakan salah satu takaran atau
ukuran untuk menjadi benih bersertifikat. Oleh karena itu pengujian kemurnian
benih dilakukan untuk menentukan komposisi berdasarkan berat dari contoh benih
yang akan diuji atau dengan kata lain komposisi dari kelompok benih identitas dari
berbagai spesies benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam benih.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Manfaat kemurnian benih untuk menjaga kualitas benih dan mengetahui presentase
kemurnian benih.
2. Benih yang murni merupakan benih yang tidak rusak dan tidak berpenyakit. Hasil
presentase benih murni kedelai sebesar 90,4 %.
3. Benih varietas lain merupakan benih yang jenisnya tidak sama. Hasil presentasi
benih varietas lain (kacang hijau dan jagung) sebesar 2,9 %.
4. Kotoran benih merupakan bagian dari sejumlah benih yang sedang diuji yang tidak
berupa benih atau benih yang rusak atau pecah dan terkena penyakit ataupun batu .
Hasil presentase kotoran benih sebesar 6,7 %.

5.2 Saran
Praktikan diharapkan memperhatikan pada saat pengarahan, dan mengurangi
keributan dalam praktikum agar pengamatan yang dilakukan berjalan dengan lancar
dan dapat memperoleh hasil yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Justice, Oren L. dan Louis N. B. 1990. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih.


Rajawali Press. Jakarta.

Kamil, J. 1986. Teknologi Benih 1 cetakan ke 10. Angkasa Raya, Padang.

Kartasapoetra, A. G. 1986. Teknologi Benih Pengelolaan Benih dan Tuntunan


Praktikum. Rineka Cipta. Jakarta.

Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.

Rasaha, C.A., dkk. 2003. Refleksi Pertanian. Pustaka Sinar Harapan.


Jakarta.

Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih cetakan ke empat. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.

kemurnian benih

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sertifikasi benih bertujuan memelihara kemurnian dan mutu benih dari


varietas unggul, serta menyediakan benih secara kontinyu kepada petani.Kegiatan
pengujian meliputi :

1. Pengujian lapangan.
2. Pengujian alat-alat pengolahan benih, cara-cara dan tempat penyimpanan
benih.
3. Pengujian benih di laboratorium.

Kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk


menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi, yaitu tidak
tercampur dengan varietas lain, kotoran maupun benih yang rusak. Kemurnian benih
sangat penting dilakukan terutama dalam menjaga kualitas suatu varietas unggul.

Pada prinsipnya, pengujian kemurnian benih di laboratorium merupakan


secara fisik/berdasarkan indentitas fisik yang telah ditetapkan dengan jalan
memisahkan contoh kerja benih ke dalam komponen-komponen: benih murni,
varietas lain, kotoran benih.

Kemurnian benih dapat dilakukan secara manual dengan menyeleksi dari


bahan atau varietas selain benih murni sehingga akan diperoleh kemurnian benih dari
suatu varietas..
2. Tujuan

1. untuk mengetahui komposisi dari contoh yang diuji yang akan mencerminkan
komposisi kelompok benih dari mana contoh tersebut diambil dengan cara
cara yang sudah ditetapkan.
2. Menganalisa macam-macam jenis/kultivar/varietas dan kotoran benih pada
contoh tersebut dengan indentitas yang telah ditetapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan


komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain
komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai species
benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. (Kartasapoetra,
1986).

Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih


murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. (Sutopo, 1984).

Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang
dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Kategori benih murni
dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil,
mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan
benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan
dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang
dimaksud. (Justice, 1990)

Beda antara hasil ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau
lebih rendah dari 5%. Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat total
seharusnya dengan berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian tetapi
bisa kurang. Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-masing
komponen dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau dua
angka di belakang koma. (Kartasapoetra, 1986).

Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman
pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi
persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih
gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman
seperti ranting dan daun. (Sutopo, 1984)

III. METODE PRAKTIKUM

1. Bahan

1. Benih padi
2. Benih kedelai hitam (Glycine max)
3. Benih Kedelai hijau (Glycine max)
4. Kotoran benih

2. Alat

1. Meja pemurnian
2. Timbangan analitik

3. Prosedur Kerja

1. Diambil contoh kerja dari benih yang ada dengan cara pengurangan memakai
pembagi benih, sehingga diperoleh berat benih yang diinginkan dan
timbangannya.
2. Disediakan alat-alat yang diperlukan.
3. Diperiksa contoh kerja sedikit demi sedikit diatas meja pemurnian dengan
teliti (ingat waktu identifikasi biji) dan dipisahkan ke dalam komponen-
komponen : benih murni, biji tanaman/ varietas lain, biji gulma dan kotoran
benih.
4. Dihitung persentase berat komponen-komponen tersebut terhadap berat
contoh benih. Persentase benih murni adalah (100 % - jumlah persentase
komponen-komponen).
5. Hasil perhitungan diisikan dalam tabel

IV. HASIL PENGAMATAN

No Berat komponen presentase


contoh
kerja BA BM VL KB BM VL KB

A4 15.5 13.2 2.1 0.2 85.21% 13.5% 1.29%

A5 19.2 16.3 2.5 0.3 85.42% 13.02% 1.56%

A6 17.6 14.6 2.8 0.1 83.52% 15.91% 0.57%

X 84.71% 14.14% 1.14%

2.8

VL = ______ X 100 % = 15.91%


17.6

0.1

KB = ________ X 100% = 0.57%

17

BM = 100% - (15.91% 0.57%) = 83.52%

V. PEMBAHASAN

Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan


memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih
yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan
kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian benih,
maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut (Qamara,,1990):

1. Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies
yang sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah :

1. Benih masak utuh


2. Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
3. Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
4. Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang
sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut
termasuk kedalam spesies yang dimaksud

5. Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali

b) Benih varian lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh
dan tidak dimaksudkan untuk diuji. ( kedelai hitam dan kedelai hijau)

c) Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam
contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:

1. Benih dan bagian benih

2. Benih tanpa kulit benih

3. Benih yang terlihat bukan benih sejati

4. Bijihampa tanpa lembaga pecahan benih 0,5 ukuran normal

5. Cangkang benih

6. Kulit benih

7. Sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll.


Kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk
menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi.Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan benih murni diperoleh sebesar 83.52 %, sehingga
bisa dikatakan varietas kedelai yang diuji cukup baik dilihat dari kemurnian
benihnya., sedang yang bervarietas lain merupakan benih dari tanaman sejenis yang
varietasnya berbeda,yaitu benih kedelai hitam dan kedelai hijau Berdasarkan
praktikum yang dilakukan benih varietas lain sebesar 15.91 %. Kotoran atau benda
mati merupakan bagian dari sejumlah benih yang sedang diuji yang tidak berupa
benih, melainkan benda-benda mati yang hanya mengotori benih, seperti misalnya
kerikil, gumpalan tanah, sekam serta bentuk-bentuk lain yang menyerupai benih dan
gulma.Berdasarkan praktikum yang dilakukan kotoran benih hanya terdapat sebesar
0.57 %, sehingga dikatakan cukup baik karena tidak banyak kotoran yang masuk ke
dalam benih.

Dalam pelaksanaan pengujian kemurnian ini dimana komponen-komponen


telah berhasil dipisah-pisahkan, yang merupakan hasil-hasil uji benih murni, varietas
lain dan benda-benda mati atau kotoran, selanjutnya masing-masing harus ditimbang
dengan seksama dengan contoh kerja dalam satuan gram, dengan memperhatikan
ketentuan perhitungan sebagai berikut: karena dalam praktikum ini praktikan
menggunakan benih 17.6 gram maka setelah menghitung persentase berat dari
varietas lain dan kotoran kemudian dibandingkan dengan jumlahnya terhadap berat
asli maka hasil uji komponen benih murni tidak perlu ditimbang, dianggap 100%,
perhitungan selanjutnya 100% minus persentase berat varietas lain dan kotoran.

Kemurnian benih perlu dilakukan karena mempunyai beberapa manfaat


diantaranya

1. Menjaga kualitas benih terutama varietas unggul.


2. Mengetahui persentase kemurnian benih dari suatu varietas
VI. SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

1. Kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk


menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi.
2. Kemurnian benih pada praktikum yang dilakukan sebesar 83.52 % Varietas
lain 15.91%, kotoran benih 0.57%
3. Kemurnian benih dilakukan dengan memisahkan dari varietas lain maupun
kotoran.

2. Saran

Varietas yang digunakan sebaiknya lebih beragam misalnya padi, jagung,


kacang tanah sehingga kemurnian benih dari varietas lain juga bisa
diketahui.
DAFTAR PUSTAKA

Justice, Oren L. dan Louis N. B. 1990. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih. CV.
Rajawali, Jakarta.

Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Penerbit Angkasa, Bandung.

Kartasapoetra, A. G. 1989. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntutan


Praktikum. Bina Aksara, Jakarta.

Qamara, M dan Asep, S. 1990. Pengantar Produksi Benih. CV. Rajawali, Jakarta.

Sutopo, L. 1988. Teknologi Benih. Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.


Laporan praktikum Pengujian Kemurnian Benih
Smangat

Acara I
Pengujian Kemurnian Benih

Oleh:
Nama : Kustam

NIM : A1L111053
Kelas : Agroteknologi P
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2013

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah kita ketahui bersama bahwa benih mempunyai peranan penting dalam
produksi pertanian. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha untuk melakukan pengujian
benih agar diperoleh benih yang berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan
konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.

Pengujian benih untuk mendapatkan benih bermutu tinggi diperlukan karena


walaupun pertumbuhan dari suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan, namun
pada umumnya benih bermutu tinggi akan memberikan hasil produksi relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan benih bermutu rendah. Oleh sebab itu usaha pengembangan dan
pengadaan benih bermutu tinggi sangat penting dan harus sampai pada petani tepat
pada waktu yang dibutuhkan. Selain itu pemakaian benih bermutu tinggi adalah cara
yang paling mudah diantara sekian banyak teknik-teknik untuk meningkatkan hasil
tanaman.
Pengujian benih ini dilakukan untuk menetapkan nilai setiap contoh benih yang
diuji sehingga akan diketahui bagaimana keadaan faktor kualitas benihnya. Faktor
kualitas benih ditentukan oleh persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji
herba, kotoran yang tercampur, gaya berkecambah atau daya tumbuh benih. Ternyata
usaha pengujian benih ini telah dilaksanakan sejak zaman nenek moyang kita, walaupun
hasilnya kurang memuaskan tetapi berhasil menyelamatkan usaha taninya. Pengujian
yang mereka laksanakan biasanya menggunakan perasaan, melihat, meraba, mencium,
dan menggigit benih-benih tersebut, dengan patokan-patokan tradisional. Hasil dari
usaha pengujian-pengujian benih yang mereka lakukan adalah mereka dapat
mempertahankan kelangsungan usaha taninya, serta mencukupi kebutuhan pangan
masyarakat dalam jangka waktu panjang (beratus-ratus tahun).

B. Tujuan

Mahasiswa dapat melakukan pengujian kemurnian benih secara fisik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali dilakukan. Benih
murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu presentase
kadar air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai yang ingin diperoleh adalah
nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran (Kuswanto, 1997).

Di Indonesia telah ada peraturan pemerintah tentang pelaksanaan pengujian


kualitas benih. Peraturan inilah yang kemudian menjadi acuan bagi pihak manapun yang
melakukan pengujian benih dan ingin hasil dari pengujiannya mendapatkan pengakuan
secara nasional. Peraturan pemerintah tersebut adalah (Badan Standardisasi Nasional,
2003):

1. Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1995 tentang perbenihan.

2. Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 tentang standardisasi nasional.

3. Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 170/Kpts/OT.210/3/2002 tentang pelaksanaan


Standardisasi Nasional di bidang pertanian.

4. Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 803/Kpts/OT.210/7/1997 tentang sertifikasi dan


pengawasan mutu benih bina.

Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor
fisik. Menurut Kartasapoetra (1992), faktor-faktor genetik adalah benih yang berasal dari
varietas-varietas yang memiliki genotipe yang baik seperti hasil produksi tinggi, tahan
terhadap hama dan penyakit, responsif terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik,
atau tahan terhadap cekaman abiotik. Faktor fisik adalah benih bermutu tinggi dengan
kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang tinggi, bebasa dari kotoran dan benih
rerumputan serat bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air benih yang rendah
(Kamil, 1986).

Menurut Kamil (1986) program pengembangan perbenihan yang terarah pada


dasarnya harus diarahkan kepada dua bidang, yaitu :
1. Pengadaan dan pengaturan penyaluran benih bermutu tinggi yang murni sifat genetiknya
dan tepat waktunya sampai pada petani dengan jumlah yang cukup sehingga kebutuhan
petani akan benih unggul dapat terpenuhi.

2. Pengontrolan dan meningkatkan mutu (quality control) dan kemurnian hasil (benih).

Jika hasil pengujian kemurnian benih menunjukan persentase yang tinggi sekali,
maka working sample untuk pengujian kadar air dan viabilitas benih dapat diambilkan
dari submited sample (Kuswanto, 1997).

Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murni


yang terdapat dalam suatu contoh benih. (Sutopo, 1984)

Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan


komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain
komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai species benih
dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk analisa kemurnian
benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu benih murni, benih species
lain, benih gulma dan bahan lain atau kotoran. (Kartasapoetra, 1986)

Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang
dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam
kategori benih murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang
berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan
pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya,
asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang
dimaksud. (Justice, 1990)

Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman
pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Benih
gulma mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam
kategori gulma. Juga pecahan gulma yang berukuran setengah atau kurang dari setengah
ukuran yang sesungguhnya tetapi masih mempunyai embrio. Bahan lain atau kotoran,
termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan baik dari komponen
benih murni, benih species lain maupun benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir,
sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman seperti ranting dan daun. (Sutopo, 1984)
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Bahan

Bahan yang digunakan, antara lain: biji kedelai. Alat yang digunakan, antara lain:
timbangan analitik, pinset, petridish, kertas, kalkulator, magnifier, alat tulis, dan lembar
pengamatan.

B. Prosedur kerja

1. Diambil contoh kerja dari benih yangada dengan cara pengurangan dengan memakai
pembagi benih sehingga diperoleh berat benih yang diinginkan dan ditimbang.

2. Disediakan alat-alat yang diperlukan.

3. Diperiksalah contoj kerja sedikit demi sedikit di atas meja pemurnian dengan teliti
(diingat waktu identifikasi biji) dan dipisahkan ke dalam komponen-komponen: benih
murni, biji tanaman atau varietas lain, biji gulma, dan kotoran benih.

4. Dihitung persentase berat komponen-komponen tersebut terhadap berat contoh benih.


Persentase benih murni adalah = 100% jumlah presentase komponen komponen)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

ACARA 1.PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH

Berat perlakuan persentase

VL(gr) KB(gr) BM (%) UL (%) Kb (%)

7,1 1,1 72,57 23,74 3,8

Pengamatan ( 1 minggu ) / di foto

Tinggi tanaman

Jumlah daun

Warna daun

Kecepatan berkecambah

Persentase perkecambahan

%VL = berat VL x 100% = 7,1 x 100% = 23,74%

Jumlah total 29,9

%KB = berat KB x 100% = 1,1 x 100% = 3,68%

Jumlah total 29,9

%BM = berat BM x 100% = 21,7 x 100% = 72,57%

Jumlah total 29,9

Jumlah total persentase perkecambahan 3,68% + 23,74% + 72,57% = 99,99%


B. Pembahasan

Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan


tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya
dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian
adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh
benih yang mewakili lot benih. ( Sutopo, 1998): 1) benih murni, 2) varietas lain, 3)
kotoran benih

Benih murni

Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupaka jenis/spesies yang
sedang diuji. Termasuk dalam kategori:

a. Benih masak dan utuh

b. Benih yang berukuran kecil, mengkerut dan tidak masak

c. Benih yang telah berkecambah sebelum diuji

d. Pecahan/potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang


sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam
spesies yang dimaksud

e. Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.

Benih Tanaman Lain

Yang termasuk benih tanaman lain adalah benih jenis lain yang ikut tercampur
dalam contoh & tidak dimaksudkan untuk diuji. Dalam hal ini beenih tanaman/varietas
lain adalah benih dari semua dan/atau varietas tanaman pertanian yang tidak termasuk
atau jenis varietas yang namanya tercantum pada label kemasan.

Kotoran Benih

Kotoran benih adalah benih dan bagian dari benih serta bahan/material lain
yang ukan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Dalam hal ini termasuk
benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan benih sejati, biji hampa tanpa
lembaga, pecahan benih ukuran normal, cangkang benih, kulit benih, sekam, pasir,
partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai dan lain-lain.

Menurut Kuswanto (1997) prosedur pengujian kemurnian benih adalah sebagai


berikut: 1. pengambilan working sample; 2. penimbangan working sample; 3. komponen-
komponen yang ada dipisahkan; 4. timbang masing-masing komponen; 5. masing-masing
komponen dihitung dalam persen kecuali pure pellet; dan 6. komponen-komponen yang
ada diidentifikasi dan diberi tanda. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan pada
praktikum yang telah dilaksanakan.

Gb. Skema
analisis pengujian kemurnian benih
Analisa kemurnian benih mengharuskan pemisahan menjadi empat komponen
sebagai berikut: benih murni, benih varietas lain, dan kotoran benih. Tujuan dari uji
kemurnian benih adalah (Kuswanto,1997)

1. Melindungi konsumen dan memberikan informasi kepada konsumen tentang komposisi


benih. Pengguna benih tentunya menginginkan agar benih yang dibelinya adalah benar-
benar benih dengan sifat yang sesuai dengan yang tercantum pada sertifikatnya.
Kesesuaian ini sangat penting karena dapat mempengaruhi jumlah benih yang
dibutuhkan, keragaman tanaman di lahan, pengelolaan dan kualitas hasil panen. Selain
itu, konsumen pengguna benih perlu mengetahui apa saja yang tercampur dalam benih
yang akan dipakai untuk usaha taninya.

2. Mengetahui macam spesies atau varietas lain yang tercampur dalam benih. Jika benih
tercampur dengan biji dari spesies yang sama tetapi varietasnya berbeda maka hal itu
akan menyulitkan penangkar benih pada waktu melakukan roguing, karena perbedaan
kadang-kadang sangat sedikit dan sukar dipilih sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan terjadinya polusi kromosom. Seringkali hal itu dapat menjadi sumber
penyakit.

3. Untuk menentukan apakah presentase kemurnian benih dapat melampaui syarat yang
ditentukan oleh peraturan pemerintah untuk kelas benih tertentu sehingga benih
tersebut dapat memperoleh sertifikat.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang

terdapat dalam suatu contoh benih.

2. Pengujian kemurnian benih merupakan suatu proses atau kegiatan yang berfungsi untuk

menelaah kepositifan fisik komponen komponen pada benih.

3. Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas dari suatu jenisatau
kelompokbenih. Data dan informasi mengenai benih yangdiuji tentunya akan sangat
bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Hal ini dilandasi oleh
kerena konsumen dapatmemperoleh keterjaminan mengenai benih yang akan
digunakan.

B. Saran

1. Kriteria benih murni, benih tanaman/varietas lain dan kotoran benih harus
ditentukan dengan jelas. Apabila kriteria tidak ditentukan dengan jelas maka
akan terjadi kesalahan pada proses seleksi dan akan mempengaruhi hasil dari uji
kemurnian fisik benih
2. Proses seleksi pada benih berukura kecil sangat sulit. Apabila contoh kirim yang
ditetapkan terlalu banyak akan menyita banyak waktu pada proses seleksi.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. 2003. Benih Padi-Bagian 1: Kelas Benih Penjenis.


http://agribisnis.deptan.go.id/layanan_info/view.php?file=STANDARD-MUTU/Standard-
Nasional-indonesia/SNI_Horti/Benih/Old/SNI+01-233.4-2000.pdf&folder=MUTU-
STANDARDISASI. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.

Justice, O.L., dan Louis, N.B. 1990. Prinsip Dan Praktek Penyimpanan Benih Rajawali. Jakarta.
Kamil, J. 1986. TEKNOLOGI BENIH 1 cetakan ke 10. Angkasa Raya, Padang.

Kartasapoetra, A.G. 1992. Teknologi Benih: Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka
Cipta, Jakarta.

Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.

Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih cetakan ke empat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Laporan Teknologi Benih Acara 6 Pengujian Mutu Fisik Benih


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BENIH

ACARA 6

PENGUJIAN MUTU FISIK BENIH


Disusun Oleh :

Nama : Putri Mian Hairani

NPM : E1J012014

Prodi : Agroekoteknologi

Hari, Jam : Selasa, 10.00-12.00 WIB

Co-ass : Claudia Sitompul

Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Benih merupakan sarana produksi yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan budidaya tanaman perkebunan. Penggunaan bahan tanam bermutu
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan pertanaman.
Petani sering mengalami kerugian yang sangat besar baik dari segi biaya maupun waktu
yang berharga akibat dari penggunaan benih yang tidak bermutu atau tidak jelas asal-
usulnya. Kesalahan dalam penggunaan bahan tanam akan mengakibatkan kerugian jangka
panjang. Penggunaan bibit bermutu merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan
pertanaman yang mampu memberikan hasil yang memuaskan.

Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan


tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya
dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian
adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih
yang mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan
menjadi 3 komponen sebagai berikut.

Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan komposisi
berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain komposisi dari
kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai species benih dan partikel-
partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk analisa kemurnian benih, maka
contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu benih murni, benih species lain, benih
gulma dan bahan lain atau kotoran.

1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian dan identitasnya yang
akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian.
Mahasiswa mampu memisahkan contoh kerja benih menjadi komponen benih murni, biji
tanaman lain, dan kotoran (inert matter)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Kepastian mutu suatu kelompok benih yang diedarkan dan digunakan untuk
penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna, pengedar, maupun
pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan perangkat berupa metode pengujian
yang standar. Standar metode pengujian mutu benih yang ada selama ini mengacu pada
ketentuan Internasional Seed Testing Association (ISTA) sehingga diperoleh sertifikasi benih
yang bertujuan memelihara kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul, serta
menyediakan benih secara kontinyu kepada petani. Sebagai langkah pertama dalam
pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam
dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh ISTA. Tujuan penarikan contoh
adalah untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benih dalam jumlah
yang cukup untuk keperluan pengujian mutu benih. Pada prinsipnya, pengambilan contoh
dilakukan dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur
menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut
pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pengujian benih di laboratorium bertujuan
untuk mendapatkan keterangan tentang multi suatu benih digunakan untuk keperluan
penanaman (Darutiyastireni, 2010).

Kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk


menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi, yaitu tidak tercampur
dengan varietas lain, kotoran maupun benih yang rusak. Kemurnian benih sangat penting
dilakukan terutama dalam menjaga kualitas suatu varietas unggul (Annas S, 2011).

Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang
dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam
kategori benih murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang
berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan
pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan
dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang dimaksud.
Pemurnian benih tidak dapat dilakukan dengan sembarangan karena masing-
masing kelompok benih mempunyai masalahyang harus dianalisis dan dipecahkan dengan
menggunakan perangkat mesin dengan cara yang benar.Untuk benih yang sedikit
pengayakan dapat dilakukantetapi pada benih yang banyak harus dilakukan dengan mesin
penampi. Ketika dibersihkan , benih dipisahkan dari kontaminan, tanah ,debu, dan sekam
dan benih yang inferior (diluar ukuran lazim,keriput, retak-retak,dan berpenyakit) (Anonim,
2010).

Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non


benih/serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian
benih dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang
dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan
kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut.
Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan
kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian benih,
maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut :
a. Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedang
diuji. Yang termasuk benihmurni diantaranya adalah :
Benih masak utuh
Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya.
Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
b. Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak
dimaksudkan untuk diuji.
c. Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang
termasuk kedalam kotoran benih adalah:
Benih dan bagian benih
Benih tanpa kulit benih
Benih yang terlihat bukan benih sejati
Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih = 0,5 ukuran normal
Cangkang benih, kulit benih, bahan lain, sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun,
tangkai, dll (Nasrudinb,2009).
Pengujian benih sangat berperan penting, terujinya benih berarti terhindarnya para petani
dari berbagai kerugian yang dapat timbul dalam pelaksanaan usaha taninya. Selain itu
benih yang baik atau unggul ditunjang dengan kultur teknik yang mantap, akan dapat
meningkatkan berbagai produk pertanian (Kartasapoetra, 2003).

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat : Alat tulis dan kertas, timbangan digital

Bahan : Benih jagung 50 gr, benih padi 50 gr, benih tomat, dan benih cabai

3.2 Cara Kerja


1. Mengambil contoh kerja dan menimbang berat awalnya
2. Memisahkan komponen-komponen analisis kemurnian menjadi benih murni, biji tanaman
lain, dan kotoran dengan kriteria sebagai berikut:
Benih murni

a. Kacang-kacangan:
Benih utuh dengan selaput (kulit) benih utuh
Pecahan benih > ukuran asli dengan selaput melekat
b. Padi:
Meliputi spikelet, floret, kariopsis utuh
Pecahan kaliopsis > ukuran asli, tidak termasuk bulu yang panjangnya lebih dari panjang
spikelet atau floret
c. Jagung:
Kaliopsis utuh
Pecahan kaliopsis > ukuran asli
d. Biji tanaman lain:
Semua biji yang tidak termasuk dengan spesies yang dimaksud (seharusnya < 5%)
e. Kotoran
Semua materi yang terdapat di dalam contoh kerja kemurnian akan tetapi tidak termasuk
didalm kedua komponen sebelumnya seperti: jerami, sekam, debu, tanah, pecahan benih
yang ukuirannya < ukuran benih asli
3. Menimbang berat masing-masing komponen hasil pemisahan dengan menggunakan 1
angka desimal

4. Menghitung masing-masing komponen dengan rumus sebagai berikut:

Benih murni (2%) = x 100%

Biji tanaman lain (%) = x 100%

Kotoran (%) = x 100%

5. Menjumlahkan semua berat masing-masing komponen untuk mendapatkan berat total


setelah pengujian. Jika selisih antara berat awal dengan berat setelah pengujian > 6% maka
pelaksanaan percobaan diulang
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
PADI

Bobot padi = 10 gr
Bobot akhir = 10 gr
Bobot murni = 10 gr
Bobot kotoran = 0 gr

Benih murni (2%) = x 100%

= x 100% = 2 %

Kotoran (%) = x 100%

= x 100% = 0 %

JAGUNG

Bobot jagung = 50 gr
Bobot akhir = 50 gr
Bobot murni = 21,6 gr
Bobot kotoran = 28,4 gr

Benih murni (2%) = x 100%

Benih murni (2%) = x 100% = 0,86 %

Kotoran (%) = x 100%

= x 100% = 56,8 %

TOMAT

Bobot tomat = 1,4 gr


Bobot akhir = 1,4 gr
Bobot murni = 1,3 gr
Bobot kotoran = 0,1 gr

Benih murni (2%) = x 100%

Benih murni (2%) = x 100% = 1,85 %

Kotoran (%) = x 100%

= x 100% = 7,14 %

CABAI

Bobot cabai = 2,4 gr


Bobot akhir = 2,4 gr
Bobot murni = 2,3 gr
Bobot kotoran = 0,1 gr

Benih murni (2%) = x 100%

Benih murni (2%) = x 100% = 1,9%

Kotoran (%) = x 100%

= x 100% = 4,16 %

4.2 Pembahasan
Pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari suatu
proses produksi benih selain pemeriksaan lapangan, penanganan hasil dan pelabelan.
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga
komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung
presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk
menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang
mewakili lot benih.

Pengujian mutu benih meliputi : pengujian mutu genetik, pengujian mutu fisik dan
pengujian mutu fisiologis. Pengujian mutu genetik bertujuan untuk mengetahui kebenaran
jenis atau klon, pengujian mutu fisik yaitu mengenai kebersihan fisik benih dan pengujian
mutu fisiologis meliputi viabilitas (daya hidup),daya kecambah dan kesegaran benih .

Dari pengamatan yang dilakukan, sampel benih yang diambil memiliki persentase
kemurnian yaitu, padi 2% dengan kotoran 0%. Kemudian jagung kemurnian 0,86% dengan
kotoran 56,8%. Selanjutnya benih tomat 1,85% dengan kotoran 7,14%. Dan yang terakhir
benih cabai kemurnian 1,9% dengan kotoran 4,16%.

Dari keseluruhan sampel benih, kotoran yang adalah meliputi bubuk putih, pasir,
dan sisa plasenta dari benih seperti cabai dan tomat. Untuk adanya benih lain, tidak
ditemukan.

Semakin baik mutu fisik benih, akan berpengaruh pada semakin baik muru genetis
dan fisiologis. Sebab murni benih tersebut, maka daya kecambah dan campuran dari benih
lain juga sedikit, sehingga karakter benih terjaga dan tumbuh dilapangan dengan optimal.
BAB V

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari suatu proses
produksi benih selain pemeriksaan lapangan, penanganan hasil dan pelabelan. Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan
kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Pengujian mutu benih meliputi :
pengujian mutu genetik, pengujian mutu fisik dan pengujian mutu fisiologis.
Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang
terdapat dalam suatu contoh benih. Komponen suatu benih terdiri dari benih
murni,kotoran benih dan varietas lain.

1.2 Saran
Diharapkan sarana dan prasarana praktikum mengalami kemajuan yang lebih baik dari
tahun sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Annas Saputra, 2011, Kemurnian Benih, http://annassaputra34.blogspot.com


/2011/06/kemurnian-benih.html, di akses pada tanggal 28 Maret 2014.

Anonima, 2010, Kemurnian Benih, http://agronomi02.blogspot.com/2010/08/ kemurnian-


benih.html, di akses pada tanggal 28 Maret 2014.

Darutiyastireni, 2010, Pengujian kemurnian benih, http://darutiyastireni-


smartgirl.blogspot.com/2010/01/pengujian-kemurnian-benih.html, di akses pada
tanggal 28 Maret 2014.

Kartasapoetra, Ance G. 2003. Teknologi Benih. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

Nasrudinb, 2009, Kemurnian Benih, http://teknologibenih.blogspot.com/2009/10/


pengambilan-contoh-benih.html, di akses pada tanggal 28 Maret 2014.

You might also like