Professional Documents
Culture Documents
F3 - Laporan Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air Benih
F3 - Laporan Uji Mutu Fisik Dan Kadar Air Benih
Disusun oleh:
Kelompok 3
Kelas F
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar praktikan dapat
mengetahui dan memahami materi yang dibahas yakni uji mutu fisik dan kadar air
sekaligus bertujuan untuk mengetahui teknik, metode serta hasil yang diperoleh dari
pengujian benih berdasarkan uji mutu fisik dan kadar air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Hasil
3.1.1 Kemurnian Benih
Luqman sedang melakukan pengujian kemurnian benih. Luqman
memperoleh berat benih murni sebesar 730 gr, berat benih lain 85 gr dan berat
kotoran benih 15 gr. Hitunglah:
1. Persentase benih murni
2. Persentase benih tanaman lain
3. Persentase kotoran benih
4. Faktor kehilangan benih
Jawaban dari soal di atas:
1. Presentasi Benih Murni :
𝐵𝑀
● Presentase Benih Murni = 𝐵𝑀 + 𝐵𝑇𝐿 + 𝐾𝐵 𝑥 100%
730 𝑔𝑟
● Presentase Benih Murni = 730 𝑔𝑟 + 85 𝑔𝑟 + 15 𝑔𝑟 𝑥 100%
● Presentase Benih Murni = 10,24 gr
2. Presentase Benih Tanaman Lain :
𝐵𝑇𝐿
● Presentase Benih Tanaman Lain = 𝐵𝑀 + 𝐵𝑇𝐿 + 𝐾𝐵 𝑥 100%
85𝑔𝑟
● Presentase Benih Tanaman Lain = 730 𝑔𝑟 + 85 𝑔𝑟 + 15 𝑔𝑟 𝑥 100%
● Presentase Benih Tanaman Lain = 10,24%
3. Presentase Kotoran Benih
𝐾𝐵
● Presentase Kotoran Benih = 𝐵 + 𝐵𝑇𝐿 + 𝐾𝐵 𝑥 100%
15 𝑔𝑟
● Presentase Kotoran Benih = 730 𝑔𝑟 + 85 𝑔𝑟 + 15 𝑔𝑟 𝑥 100%
● Presentase Kotoran Benih = 1,80%
4. Faktor Kehilangan Benih
𝐶𝐾 − (𝐵𝑀 + 𝐵𝑇𝐿 + 𝐾𝐵)
● FK = 𝑥 100%
𝐶𝐾
900 − (730 + 85 + 15)
● FK = 𝑥 100%
900
● FK = 7,77%
Tabel 1. Hasil Kemurnian Benih
Berat Presentase Faktor Kehilangan
Komponen
(gr) (%) (%)
Benih Murni (BM) 730 87,95 -
Benih Tanaman Lain (BTL) 85 10,24 7,78
Kotoran Benih (KB) 15 1,8 -
Contoh Kerja (CK) 900 - -
3.1.2 Bobot 1000 Butir
Qo’id ingin mengetahui kebutuhan benih dalam setiap hektarnya dan Qo’id
ingin mengukur kondisi benih kacang hijau yang Qo’id punya. Apa yang harus
dilakukan Qo’id? Jika ulangan 1, 2, 3, 4 berturut-turut sebagai berikut 35 gr, 25 gr,
20 gr, 40 gr dengan metode mana yang harus digunakan dan berapa hasilnya?
Jawaban:
Perhitungan menggunakan metode B atau menghitung dalam ulangan.
Z = (U1 + U2 + U3 + U4) x 2,5
Z = (35 + 35 + 20 + 40) x 2,5
Z = 120 x 2,5
Z = 300 gr
3.1.3 Kadar Air Metode Oven
Pengujian kadar air benih dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung. Pengujian kadar air pada benih kacang hijau
secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan metode oven selama kurang
lebih satu jam dengan suhu 130oC. Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 2. Data Hasil Pengujian Kadar Air Metode Oven
Data Bobot (gr)
M1 33,54
M2 38,6
M3 37,97
Keterangan:
M1 : Berat dari cawan dan tutupnya
M2 : Berat dari cawan, tutup, dan isinya sebelum pengeringan
M3 : Berat dari cawan, tutup, dan isinya setelah pengeringan
Rumus perhitungan kadar air:
(𝑀2−𝑀3)
KA = (𝑀2−𝑀1) 𝑥 100%
(38,6−37.97)
KA = (38,6−33,54) 𝑥 100%
0,63
KA = 5,06 𝑥 100%
KA = 12,45%
Berdasarkan perhitungan terhadap persentase kadar air dengan menggunakan
metode oven yang diketahui bobot wadah, bobot basah, dan bobot kering benih,
didapatkan hasil bahwa persentase kadar air benih kacang hijau yaitu sebesar
12,45%.
3.1.4 Kadar Air Metode Grain Moisture Meter
Uji kadar air benih secara tidak langsung dapat dilakukan menggunakan alat
Grain Moisture Meter (GMM). Pada metode ini, nilai kadar air akan langsung
ditampilkan pada alat tersebut dalam satuan persen. Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan dengan menggunakan benih kacang hijau didapatkan hasil sebagai
berikut dengan tiga kali ulangan.
Tabel 3. Data Hasil Pengujian Kadar Air Metode GMM
Ulangan Kadar Air (%) Dokumentasi
Ulangan ke-1 13,4
Berdasarkan hasil dari pengujian kadar air dengan metode GMM didapatkan
bahwa pada ulangan pertama, kedua, dan ketiga diperoleh hasil yang sama yaitu
sebesar 13,4%, sehingga diperoleh rata-rata dari ketiga ulangan tersebut yaitu
sebesar 13,4%.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Kemurnian Benih
Kemurnian benih dapat diketahui melakukan pengujian kemurnian benih
yang dilakukan dengan prinsip memisahkan benih ke dalam tiga komponen yaitu
benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih. Benih yang sudah dipisahkan
akan dihitung persentasenya dari ketiga komponen tersebut (Ningsih et al., 2015).
Berdasarkan data hasil praktikum, dapat diketahui jika berat benih murni sebesar
730 gr dengan persentase 87,95%. Sedangkan berat benih tanaman lain sebesar 85
gr dengan persentase 10,24% dan berat kotoran benih sebesar 15 gr dengan
persentase 1,8% tingkat kehilangan benih pada percobaan tersebut. Menurut
Suryandari dan Ratnasari (2019), semakin baik mutu fisik benih, akan berpengaruh
pada semakin baik mutu genetis dan fisiologis. Semakin tinggi nilai kemurnian
benih, maka daya kecambah dan campuran dari benih lain juga sedikit, sehingga
karakter benih terjaga dan tumbuh di lapangan dengan optimal.
Besar kecilnya persentase kemurnian benih dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya karena banyak benih yang terserang hama seperti ulat. Ulat pada
benih dianggap sebagai kotoran benih. Sedangkan, penggolongan benih murni
adalah semua benih yang hidup maupun mati, serta benih rusak. Oleh karena itu,
kemurnian benih tidak menggambarkan viabilitas benih (Ningsih et al., 2015).
3.2.2 Bobot 1000 Butir
Pengujian bobot 1000 butir merupakan salah satu pengujian yang dilakukan
untuk mengetahui benih yang berkualitas dan bermutu tinggi, lebih tepatnya
pengujian bobot 1000 butir dilakukan untuk mengetahui mutu fisik benih
Berdasarkan hasil pengujian, bobot yang diperoleh adalah 300 gram. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Kurniawan dan Azmi (2021), bahwa dengan uji bobot 1000 butir
maka kualitas benih dapat terlihat serta mampu memprediksi kebutuhan benih per
luasan tanam. Semakin tinggi bobot 1000 butir, semakin besar ukuran tiap butir
benihnya. Informasi mengenai bobot 1000 butir tersebut bermanfaat bagi petani
sebab para petani dapat menyiapkan benih sedekat mungkin dengan kebutuhan
sehingga biaya produksi lebih efisien. Berdasarkan pengujian yang dilakukan,
didapati bobot yang berbeda di tiap ulangannya, hal ini diasumsikan akibat adanya
faktor lingkungan dan faktor perlakuan. Menurut Imansyah dan Andreyuni (2020),
perbedaan bobot 1000 butir benih dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
perlakuan.
3.2.3 Kadar Air
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan kadar air yang telah
dilakukan pada benih kacang hijau, diketahui bahwa terdapat tiga sampel yang
diamati menggunakan GMT. Pengukuran menggunakan GMT diperoleh nilai kadar
air yang sama pada setiap ulangan yaitu sebesar 13,4%. Kemudian perhitungan
kadar air juga dilakukan dengan metode oven dengan hasil pengamatan pengujian
menggunakan oven diperoleh nilai kadar air benih kacang hijau sebesar 12,45%.
Mengetahui kadar air yang dimiliki setiap sampel dapat menentukan besarnya
kebutuhan benih yang akan ditanam dan perawatan yang tepat untuk setiap
benihnya. Selain itu, pengukuran kadar air penting dilakukan untuk mengetahui
daya simpan benih tersebut karena kualitas benih dipengaruhi oleh jumlah kadar air
yang dimiliki, semakin tinggi kandungan air benih maka semakin benih tidak tahan
untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Dewi (2015), bahwa semakin rendah kadar air benih maka akan semakin lama daya
simpan atau hidup benih tersebut. Kadar air benih juga akan mempengaruhi
viabilitas dan vigor benih. Hal ini sesuai dengan pendapat Kolo dan Tefa (2016),
yang menyatakan bahwa kadar air benih selama penyimpanan merupakan faktor
yang mempengaruhi viabilitas dan vigor benih. Semakin tinggi kadar air kerusakan
benih makin tinggi yang ditandai dengan viabilitas benih yang semakin cepat
menurun. Lalu menurut Susanti (2014), kemunduran benih adalah mundurnya mutu
fisiologis benih yang dapat menimbulkan perubahan menyeluruh didalam benih,
baik fisik, fisiologis maupun kimiawi yang mengakibatkan menurunnya viabilitas
benih.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan dapat diambil
kesimpulan bahwa kualitas benih juga dipengaruhi oleh kadar air. Semakin tinggi
kandungan air benih maka semakin benih tidak tahan untuk disimpan dalam jangka
waktu yang lama, sehingga kadar air penting untuk diketahui guna mengetahui
kualitas benih.
4.2 Saran
Pada praktikum sebaiknya dilakukan secara individu pada masing-masing
kelompok mulai dari awal hingga akhir. Selain itu, juga perlu dilakukan
pemahaman lagi terkait pentingnya mengetahui kadar air untuk benih, sehingga
praktikum menjadi lebih lancar lagi.
DAFTAR PUSTAKA