Professional Documents
Culture Documents
5 9 1 SM PDF
5 9 1 SM PDF
1/ januari 2011
ABSTRACT
According to the MOH, the prevalence of scabies in health centers troughout Indonesia in 2008 was 5,6 % - 12,95%
and scabies ranked third of 12 most common skin disease. Prevalence disesase of scabies in 2008 in various slums
(wasteland, flats, boarding school) in Semarang reached 5,80%. Scabies morbidity in 2008 primary care level as the
city of Semarang is the 1100 case. 14,72% of them occured in toddlers. This Study aims to determine the correlation
between mother’s knowledge about personal hygiene scavengers with the incidence of scabies in toodler in
wasteland of Semarang city. This research is a kind of analytic correlation with cross sectional research design. The
population is all the mothers who have toddlers scavengers who live in wasteland of semarang city, sample as many
as 30 toddlers. Independent variable (the level of knowledge about personal hygiene scavengers mother) and
dependent variable (incidence of scabies in toddlers). Instrument used in this study is a questionnaire and checklist
sheets. Data analysis with univariate and bivariate chi square test. The result obteined by respondent who have
knoeledge scavengers were 12 mothers (40 %), while toddlers who suffer from scabies many as 18 toddlers (60%).
There is a correlation betwen maternal knowledge about personal hygine scaverangers with the incidence of scabies
in toddlers of test result chi square value of 0,000 obtained ρ (ρ < 0,05) with 95% confidence level is very
significant from 1.940 to 25.255. Suggestions are expected communities are able to instill atitudes about personal
hygiene, so free from scabies disesase and increase knowledge about the prevention of scabies both health workes
and the mass media. Keywords : Knowledge scavengers mother about personal hygiene, scabies in Toddlers
Menurut Depkes RI prevalensi scabies di puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 2008 adalah 5,6%-12,95% dan
scabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Prevalensi penyakt skabies tahun 2008 di berbagai
pemukiman kumuh (TPA, rumah susun, pondok pesantren) di Semarang mencapai 5,80%. Data kesakitan skabies
pada tahun 2008 tingkat puskesmas se- kota Semarang adalah 1100 kasus. 14,72% diantaranya terjadi pada balita.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu pemulung tentang personal hygiene
dengan kejadian scabies pada balita di pemukiman Bamban Kerep TPA Jatibarang Kelurahan Kedungpane
Kecamatan Mijen Kota Semarang. Penelitian ini merupakan jenis panelitian analitik korelasional dengan rancangan
penelitian cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu pemulung yang mempunyai balita yang tinggal di pemukiman
Bamban Kerep TPA Jatibarang kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen. Sample sebanyak 30 balita. Variabel
independent (tingkat pengetahuan ibu pemulung tentang personal hygiene) dan variabel dependen (kejadian scabies
pada balita).Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar checklist. Analisa data
univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh responden yang mempunyai pengetahuan
kurang sebanyak 12 ibu pemulung (40,0%), sedang balita yang menderita skabies sebanyak 18 balita (60%). Ada
hubungan tingkat pengetahuan ibu pemulung tentang personal hygiene dengan kejadian scabies pada balita dari hasil
uji chi square yang diperoleh ρ value 0,000 (ρ < 0,05) dengan tingkat kepercayaan 95% yaitu 1,940-25,255 sangat
bermakna. Saran diharapkan masyarakat mampu menanamkan sikap tentang personal hygiene sehingga terbebas
dari penyakit scabies dan meningkatkan wawasan tentang pencegahan scabies baik dari tenaga kesehatan maupun
dari media massa. Kata Kunci : Pengetahuan ibu pemulung tentang personal hygiene, Skabies pada Balita
Dinamika Kebidanan vol.1/ no.1/ januari 2011
PENDAHULUAN
PHBS adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan,
keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, dengan tujuan untuk meningkatkan,
memelihara dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental spiritual maupun sosial. Salah satu
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga adalah kebersihan perorangan atau personal
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis Personal hygiene bertujuan agar manusia dapat
memelihara kesehatan diri sendiri, mempertinggi dan memperbaiki nilai kesehatan, serta
Personal hygiene disini antara lain mencakup kebersihan kulit, kebersihan rambut,
perawatan gigi dan mulut, kebersihan tangan, perawatan kuku kaki dan tangan, pemakaian alas
Masalah personal hygiene merupakan hal yang sehari-hari harus dilakukan, namun kadang
masih dianggap kurang penting. Pendapat ini terjadi karena kurangnya sosialisasi akan
Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang personal hygiene, membuat perilaku hidup
Faktor lain yang membuat personal hygiene tidak diterapkan adalah body image, praktek
sosial, status sosial ekonomi, budaya, kebiasaan seorang dan kondisi fisik. Penerapan personal
kebersihan diantaranya tuberculosis paru, infeksi saluran pernapasan atas, diare, cacingan, dan
penyakit kulit (dermatitis, scabies) masih merupakan masalah kesehatan yang juga dapat
Skabies adalah erupsi kulit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi oleh kutu Sarcoptes var.
hominis dan bermanifestasi sebagai lesi papular, pustule, vesikel, kadang-kadang erosi serta
krusta dan terowongan berwarna abu-abu yang disertai keluhan subyektif sangat gatal,
ditemukan terutama pada daerah celah dan lipatan, yang penularannya terjadi secara kontak
langsung dan tidak langsung, secara langsung misalnya bersentuhan dengan penderita atau tidak
Skabies dalam bahasa Indonesia sering disebut kudis, orang Jawa menyebutnya “gudig’,
Disamping itu skabies dapat berkembang pada kebersihan perorangan yang jelek, lingkungan
Menurut Depkes RI prevalensi scabies di puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 2008
adalah 5,6%-12,95% dan scabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering
.Prevalensi penyakt skabies tahun 2008 di berbagai pemukiman kumuh (TPA, rumah susun,
pondok pesantren) di Jakarta mencapai 6,20%, di kab Boyolali sebesar 7,36%, di kab Pasuruan
Data kesakitan skabies pada tahun 2008 tingkat puskesmas se- kota Semarang adalah 1100
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang dalam
melakukan pengukuran variabel independent dan variabel dependen diukur pada periode yang
sama. Menurut sifat dasar, penelitian ini termasuk jenis penelitian “analitik korelasional”, yaitu
personal hygiene) dan variabel dependen (kejadian scabies pada balita) (Notoatmodjo, 2002).
Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu pemulung yang mempunyai balita yang tinggal di
pemukiman Bamban Kerep TPA Jatibarang kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen yang
banyaknya berjumlah 30 ibu pemulung yang mempunyai balita pada bulan April 2010.
Penelitian ini menggunakan metode total sampling, sehingga jumlah populasi merupakan sampel
pada penelitian ini. Dalam penelitian ini populasi dijadikan sampel dengan jumlah sampel
Penelitian ini menggunakan metode total sampling, sehingga jumlah populasi merupakan sampel
pada penelitian ini. Dalam penelitian ini populasi dijadikan sampel dengan jumlah sampel
Dalam analisa ini digunakan chi-square atau fisher exact bila sel yang mengandung expended
values < 5 lebih dari 20%. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
Uji statistic yang digunakan adalah Chie Square dengan P ( Signifikasi ) pada α = 0,05
Dari hasil penelitian yang dilakukan sebagian besar respoden memiliki tingkat
pengetahuan tentang personal hygiene yang kurang yaitu12 (40,0%) .
Frekuensi
No Tingkat Pengetahuan
n %
1 Baik 7 23,3
2 Cukup 11 36,7
3 Kurang 12 40,0
Jumlah 30 100
usia ( Dalyono, 2005). Pendidikan merupakan pendukung yang penting dalam mendapatkan
pengetahuan. Pendidikan akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang
perkembangan dan pemahaman apabila disertai pendidikan yang tinggi ( Dalyono, 2005 ).
pengetahuan tentang personal hygiene yang kurang. Hal tersebut terjadi karena sebagian
besar responden berpendidikan rendah yaitu SMP sebesar 13 (43,4%), sehingga pengetahuan
tentang personal hygiene kurang. Mereka cenderung mempunyai pola pikir yang sederhana,
pemahaman yang kurang tentang personal hygiene, serta pengendalian diri yang kurang
terhadap penyakit.
Usia responden di sini terbanyak 20-30 tahun 20 (66,7%), tergolong usia yang
penyerapannya bagus, tetapi responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah, sehingga
Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian yaitu bahwa sebagian besar respoden
memiliki tingkat pengetahuan tentang personal hygiene yang kurang disebabkan karena
Dinamika Kebidanan vol.1/ no.1/ januari 2011
pengetahuan ibu pemulung tentang personal hygiene dengan kejadian scabies pada balita
Skabies adalah erupsi kulit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi oleh kutu
Sarcoptes var. hominis dan bermanifestasi sebagai lesi papular, pustule, vesikel, kadang-
kadang erosi serta krusta dan terowongan berwarna abu-abu yang disertai keluhan subyektif
sangat gatal, ditemukan terutama pada daerah celah dan lipatan (Boediardja.S.A, 2003).
Menurut Anies (2005), skabies dapat berkembang pada kebersihan perorangan yang
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 18 (60,0%) balita menderita skabies. Hal
dalam satu tempat yang relative sempit), serta sanitasi lingkunan yang kurang baik
(kepadatan huni rumah dan kelembaban kamar yang kurang memenuhi syarat). Didukung
pula oleh pemnyediaan air bersih yang kurang jumlahnya, sehingga untuk pemenuhan
Kontak diantara mereka baik langsung atau tidak langsung sangat sering terjadi
apalagi dilihat dari jumlah penghuni yang padat dengan sarana pemenuhan kebutuhan
sehari-hari yang terbatas sehingga penularannya sangat cepat. Selain itu banyak keluarga
Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian yaitu bahwa sebagian besar balita
menderita scabies di mana scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan karena
kebersihan perorangan yang kurang, lingkungan yang kurang bersih, serta sanitasi
Kejadian Scabies 95
%
Tingkat Total Nilai p OR
Scabies Tdk Scabies C
Pengetahuan
I
n % n % n % Lower Upper
Kurang 16 100 0 0 16 100
Cukup dan baik 2 14,3 12 85,7 14 100 0, 000 7,000 1,940 25,255
Jumlah 18 60,0 12 40,0 30 100
pengetahuan ibu pemulung tentang personal hygiene dengan kejadian scabies pada balita
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang personal
hygiene dengan kejadian scabies. Hal ini didasarkan pada hasil uji chi square yang diperoleh
terhadap sikap dan perawatan kebersihan diri anaknya. Seorang ibu pemulung yang tingkat
pengetahuannya kurang akan berpengaruh terhadap kesehatan balitanya dalam hal ini
penyakit scabies. Pengetahuan yang kurang tentang personal hygiene mempengaruhi perilaku
sehari-hari dalam personal hygine sehingga dalam kehidupan sehai-hari tidak memperhatikan
Penderita skabies timbul pada pengetahuan yang kurang tentang personal hygiene,
selain itu dilihat dari lingkungan yang kurang bersih, ketersediaan air yang kurang
jumlahnya, serta sanitasi lingkungan yang kurang ,dengan pula perilaku ibu sehingga
perawatan pada anak kurang. Kecenderungan ini menimbulkan kasus scabies di tempat ini
cenderung mempunyai pola pikir yang sederhana sehingga penerapan kebersihan perorangan
pada balitapun kurang sesuai antara lain ibu pemulung biasa memandikan anaknya (balita)
1x/hari yaitu sore hari, setelah anak mereka buang air besar (BAB), jarang mencebok
anaknya dengan menggunakan sabun, tidak mencuci tangan balita dengan menggunakan
sabun, setelah pulang bekerja tanpa mencuci tangan terlebih dahulu langsung memegang
anaknya.
Ibu Pemulung mencuci rambut balita kadang menggunakan shampoo kadang tidak,
biasa membiarkan anaknya keluar rumah tanpa memakai alas kaki. Sabun, handuk, biasa
digunakan bergantian dalam anggota keluarga mereka dan biasa mengganti pakaian anaknya
Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu bahwa kurangnya pengetahuan
ibu pemulung tentang personal hygiene akan menyebabkan balita kebersihannya kurang dan
SIMPULAN
Pada penelitian yang dilakukan di Pemukiman Bamban Kerep TPA Jatibarang Kelurahan
Kedungpane Kecamatan Mijen mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu pemulung tentang
personal hygiene dengan kejadian scabies pada balita, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu pemulung tentang personal hygiene termasuk kategori kurang
sebanyak 12 (40,0%).
3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu pemulung tentang personal
hygiene dengan kejadian scabies pada balita. Hal ini ditunjukkan pada nilai p value yang
diperoleh dengan uji chi square adalah 0,000 (p value < 0,05).
KEPUSTAKAAN
Abraham. 2002. Hubungan Kebersihan Perorangan Pemulung Dengan Kejadian Cacingan usus
di TPA Tompogunung Ungaran. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.
Anies. 2005. Mewaspadai Penyakit Lingkungan. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Azwar. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Batam : Bina
Pustaka Aksara
Boediardjo. S. A. 2003. Infeksi Kulit Pada bayi dan Anak. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Darsono. 2003. Pedoman Pembinaan PHBS. Semarang : Pemerintah Propinsi Jateng Dinkes
Dep. Kes. RI. 2002. Standar Operasional Klinik Sanitasi Untuk Puskesmas. Jakarta :Dep. Kes.
RI
Dinamika Kebidanan vol.1/ no.1/ januari 2011
DKK. 2008. Rekapitulasi Tahunan Data Kesakitan Tingkat Puskesmas Se-Kota Semarang.
Dinas Pekerjaan Umum Kab. Semarang. 2004. Profil Kegiatan Seksi Kebersihan dan
Pengangkutan Penanganan Sampah Kota Kab. Semarang. Semarang : DPU
Djuanda. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Handoko. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Istiarti. 2000. Menanti Buah Hati Kaitan Antara Kemiskinan dan Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Kenneth. 2008. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Skabies. Artikel Henny
Kartika, 20:13-14
Kusyati, dkk. 2003. Keterampilan dan Prosedur Perawatan Dasar. Semarang : Kilat Press.
Santosa. 2002. Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Kulit. Jakarta : Penebar Swadaya.
Siswono. 2008. Pedoman umum Program Pemberantasan Penyakit Lingkungan. Jakarta : Dep.
Kes. RI
Tarwoto. 2003. Kebutuhan dasar Manusia dan Proses Keperwatan. Jakarta : Salemba Medika
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka