Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
A. Tujuan
B. Dasar Teori
Pada umumnya rumah saat ini menggunakan dinding pasangan ½
bata. Yang dimaksud dengan dinding tembok 1/2 bata adalah tebal dinding
tembok tersebut sama dengan panjang 1/2 bata. Fungsi dinding tembok 1/2
bata adalah sebagai tembok pembatas, atau pemisah, yaitu untuk membatasi
atau memisahkan ruangan yang satu dengan yang lainya.
C. Keselamatan Kerja
1) Gunakan alat sesuai dengan fungsinya masing-masing.
2) Ikuti petunjuk yang diberikan.
3) Konsentrasi saat bekerja.
4) Jangan bersenda gurau pada saat sedang bekerja.
E. Langkah Kerja
D B
(Gambar 3.1.1)
Pembuatan Spesi
1) Siapkan semua kebutuhan pada suatu area termasuk peralatan
untuk mencampur seperti sendok spesi dan sekop serta peralatan
tambahan lainnya seperti ember, kotak spesi, dan gerobak
2) Menyiapkan bahan utama yaitu pasir yang telah di ayak serta
semen dan air secukupnya
3) Mula-mula mencampur semen dan pasir pada kotak spesi dengan
perbandingan takaran 1 ember semen : 6 ember pasir. Gunakan
sendok spesi atau sekop untuk mencampurnya dengan rata.
4) Setelah itu tuangkan air, kira kira setengah ember kedalam
campuran lalu di aduk menggunakan sekop hingga rata.
5) Apabila mortar terlampau kering, tambahkan air sedikit demi
sedikit sambil diaduk
6) Apabila adukan sudah rata dan tidak berbongkah lagi maka
campuran tersebut siap digunakan.
Pemasangan Bata
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti bata,
sendok spesi dan campuran spesi yang telah dibuat sebelumnya
2) Batu bata yang akan dipasang direndam dalam air terlebih dahulu
3) Merencanakan lapisan yang akan dibuat sesuai dengan titik-titik
patok yang telah ditentukan sebelumnya
4) Menggunakan mistar siku pada saat mengambil acuan untuk
kelurusan pasangan dinding
5) Sediakan campuran spesi pada ember, lalu buat lapisan pertama
menggunakan campuran dengan ketebalan ± 1 cm setelah itu
pasangkan bata diatas lapisan tersebut. Jarak antar bata minimal 1
cm dan gunakan bata berukuran ½ dari ukuran sebenarnya pada
akhir dari setiap lapisan.
(Gambar 3.1.2)
6) Setelah lapisan pertama selesai gunakan waterpass untuk
mengetahui kelurusan dari lapisan yang telah dibuat serta
menggunakan mistar siku untuk memastikan ketegakan dinding
yang dibuat.
7) Selanjutnya buatlah lapisan batu berikutnya dengan memperhatikan
letak titik patok yang dibuat sebagai acuan utama
(Gambar 3.1.3)
8) Setiap lapisan yang dibuat sesuaikan dengan poin enam dan tujuh
sehingga mencapai hasil yang diinginkan.
(Gambar 3.1.4)
F. Analisa Perhitungan Bahan
PASANGAN A
Pasangan A :
Panjang = 120 cm
Tinggi = 48 cm
Lebar = 8,5 cm
Pasangan B :
Panjang = 180 cm
Tinggi = 48 cm
Lebar = 8,5 cm
Luas Dinding A = Panjang x Tinggi
= 120 x 48
= 5760 cm2
= 0,576 m2
Luas Pasangan
=
Jumlah bata yang diperlukan Luas Segmen
1, 23
=
0,00855
= 143,85 ≈ 144 buah bata
Perhitungan kebutuhan spesi
Volume Pasangan = Luas pasangan x Tebal Bata
= 1,23 m2 x 0,085 m
= 0,10455 m3
Jumlah spesi basah Semen = 1 ember semen
Pasir = 6 ember pasir
Koefisien:
Semen = 0,76 x 1 = 0,76
Pasir = 0,675 x 6 = 4,05
= 4,81
Volume spesi yang dibutuhkan
0,35
x 1 x 0,10455
Semen = 4,81
= 0,007607
= 7,60 L ≈ 8 L
0,35
x 6 x 0,10455
Pasir = 4,81
= 0,0456
= 45,6 L ≈ 46 L
Air secukupnya
Karena pasangan batu yang dipasang ada dua, maka kebutuhan bahan :
G. Dokumentasi Kerja
H. Kesimpulan
Praktek pasangan ½ bata membentuk siku yang dibuat menggunakan
151 buah bata dengan panjang sisi di sebelah kiri 120 cm dan panjang sisi
disebelah kanan 180 cm. Perbandingan komposisi dalam pembuatan spesi
yaitu, 1 ember semen : 6 ember pasir. Dengan menggunakan alat yaitu,
sendok spesi, kotak spesi, plat siku, gerobak, sekop, ayakan, waterpass,
meteran, ember, benang, palu. Dan dengan bahan yang digunakan yaitu, air,
semen, batu, dan pasir.
I. Saran
1) Dalam bekerja kita harus mengikuti instruksi yang telah diberikan