You are on page 1of 2

1.

DEFINISI DAN TUJUAN TEAM LEARNING


Team learning merupakan salah satu bagian dari lima disiplin ilmu yang membuat suatu
organisasi menjadi organisasi pembelajar. Team learning merupakan proses
mentransformasikan keterampilan komunikasi dan keahlian berpikir (thinking skill), sehingga
suatu kelompok dapat menyelaraskan dan mengembangkan kapasitas anggota tim yang lebih
besar dibandingkan ketika masing-masing anggota kelompok bekerja sendiri (Senge, 1994).
Team learning sangat penting karena team bukanlah individu, sehingga ini merupakan
unit pembelajaran dasar dalam suatu organisasi modern. Disiplin tentang team learning
memiliki tujuan yang baik yaitu untuk mengintensifkan proses transfer pengetahuan antar
sesama anggota team. Team learning adalah keterampilan yang dikembangkan untuk
pemecahan masalah (problem solving) kelompok dan pembelajaran. Dalam team learning
dibutuhkan suatu komponen agar menjadi efektif, diantaranya yaitu: diskusi dan dialog.
Team learning berfokus pada kemampuan dari sebuah kelompok bekerja bersama-sama,
yang melibatkan interaksi dari anggota team yang saling belajar satu sama lain. Pembelajaran
berlangsung melalui transfer keterampilan dengan mengamati atau memperhatikan anggota
team dalam aksi, kemampuan pemecahan masalah, eksperimen, mempertanyakan asumsu
dan meninjau hasil sebagai sebuah outcomes kelompok.
Team learning berbeda dengan individual learning, karena team learning terjadi ketika
satu orang terlibat dengan atau berkoordinasi dengan orang lainnya. Tidak seperti individual
learning, team learning memerlukan individu untuk berbagi pengalaman dengan anggota tim
lainnya (Kayes, Kayes & Kolb, 2005). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan team
learning merupakan suatu proses menyelaraskan dan mengembangkan kapasitas anggota
team melalui transformasi keterampilan, pengalaman (sharing experiences), kemampuan
berpikir antara satu individu dengan anggota tim lainnya.
Adapun tujuan dari team learning antara lain, yaitu:
- Meningkatkan kemampuan atau kapasitas tim melalui transformasi keterampilan,
pengetahuan atau wawasan baru, dan pengalaman sebelumnya.
- Mendorong anggota tim untuk menyajikan, mempromosikan dan bernegoisasi
pandangan atau pendapat mereka yang mengarah pada retensi yang lebih baik.
- Terciptanya komunikasi yang efektif dalam organisasi sebagai individu yang belajar
nilai berbagi informasi dengan rekan-rekan mereka dalam tim.
- Tercipta suasana kerja yang co-operative dan membangun hubungan yang lebih baik
dalam organisasi.
- Membangun kepercayaan dan menciptakan lingkungan yang mendukung yang
memungkinkan anggota tim lainnya untuk percaya diri dalam mengeksplor suatu hal
baru di luar keterbatasan yang mereka rasakan.
- Membangun kompetisi antara tim, yang memotivasi individu untuk bekerja lebih
kerasa dan belajar lebih banyak dengan membiarkan anggota tim langsung belajar
dalam kelompok dengan membuat pelatihan lebih menyenangkan, relevan dan
efektif.

Dafpus:
Senge, P M. 1994. The Fifth Discipline – The Art Practise of The Learning Organization.
New York: Doubleday.

Kayes, A. B., Kayes, D. C., & Kolb, D. A. (2005). Experiential learning in teams.
Simulation and Gaming, 36(3), 330-354.

You might also like