You are on page 1of 46

1.

KONFERENSI ASIA AFRIKA

A . Sejarah Konferensi Asia Afrika (KAA)

KAA muncul karena adanya inisiatif dari bangsa Indonesia.

Secara umum KAA terbentuk karena suasana yang semakin

meningkat antara bangsa-bangsa yang terjelajah untuk memperoleh

kemerdekaannya pada pasca perang dunia II. Karena letak geografis

asia-afrika yang berbatasan dan mempuyai ciri-ciri geografis. Bangsa

asia – afrika sama-sama pernah dijajah oleh bangsa barat, Kesadaran

akan diperlukanya kerjasama Negara-negara asia-afrika dalam

mengatasi masalah ekonomi, sosial, pendidikan, dan budaya,

perdamaian dunia yang terancam karena pertentngan antara blok

barat dan blok timur.

1
Tujuan berdirinya KAA adalah untuk memajukan kerjasama

antara bangsa-bangsa asia-afrika dalam bidang social, ekonomi,

budaya, memberantas diskriminasi dan kolonialisme, memperbesar

peran asia – afrika di dunia internasional dan ikut serta dalam

perdamaian internasional.

Konferensi pendahuluan KAA adalah Konferensi

kolombo/pasca Negara pada tanggal 28-29 desember 1954 dimana

hasil konferensi ini adalah: agar mengadakan KAA di Bandung,

menetapkan kelima Negara Konferensi kolombo sebagai Negara

sponsor, Menetapkan jumlah Negara yang diundang dalam Kaa,

Menetapkan tujuh pokok Kaa.

Sedangkan 5 negara yang menghadiri konferensi kolombo

(Negara sponsor Kaa) dan perwakilannya ialah:

1. Indonesia (perdana mentri Alisastro amidjojo)

2. Pakistan (Mohamad Ali jinah)

3. Sri Langka (perdana mentri sirjon kontelawala)

4. Myanmar/Burma (perdana mentri U NU)

5. India (perdana mentri jawa harnal Nehru)

Yang mengemukakan gagasan tentang perlunya

diselenggarakan nya Kaa adalah Alisstro Amidjojo. Kaa ini

diselenggarakan di bandung pada tanggal 18 april 1955 dan diawali

dengan Pidato ir.soekarno. Sementara itu tokoh-tokoh yang terlibat

dalam Kaa itu adalah: ir. Soekarno sebagai pembuka acara sekaligus

2
sebagai pembaca pidato, Ali sastro amidjojo sebagai ketua konferensi,

dan Ruslan Abdull Gani sebagai sekretaris jendral Kaa.Nama-nama

Negara yang diundang dalam konfrensi ini ada 30 negara namun yang

menghadiri hanyalah 29 negara karena adanya 1 negara yang tidak

bisa hadir yaitu Afrika Tengah karena situasi dan kondisi dalam

negrinya belum stabil.

Nama-nama negara yang hadir dalam perjanjian konferensi

asia afrika ini adalah: afganistan, Ethiopia, Filipina, India, Indonsia,

irak, iran, jepang, kamboja, lao, libanon, Liberia, libia, mesir, myanmar,

Nepal, Pakistan, Ghana, Saudi Arabia, sri langka, sudan, Syria,

thailan, RRC, turki, vietnam selatan, Vietnam utara, yoman, yordania.

Dalam pelaksanaannya Kaa melaksanakan sidang 7 kali dan

menghasilkan 10 pokok keputusan yang disebut dengn nama

"Dasasila Bandung" yang isinya adalah:

1. Menghormati HAM yang ebagai mana yang tercantum pada PBB

2. Menghormati kedaulatan dan integritas territorial semua bangsa.

3. Mengakui persamaan semua bangsa

4. Tidak melakukan intervensi (campur tangan) masalah dalam negri

Negara lain

5. Menghormati hak setiap banga untuk nempertahankan diri baik

dengan secara

sendirian maupun kolektif sesuai piagam PBB.

6. Tidak melakukan tekanan– tekanan terhadap Negara lain

3
7. Tidak melakukan tindakan/ancaman agresi terhadap keutuhan

Negara lain.

8. Menyelesaikan perselisihan internasional dengan jalan damai.

9. Memejukan kerjasama untuk kepentingan bersama.

10. Menghormati hukum dan kewajiban – kewajiban internasional.

Pengaruh Konferensi Asia-Afrika (KAA) terhadap dunia dan Indonesia

antara lain:

1. Banyaknya Negara asia – afrika yang memproklamasikan

kemerdekaan setelah berdirinya Kaa seperti:Ghana yang merdeka

15 maret 1957 dari inggris, Kongo yang merdeka 30 juni 1960 dari

belgia

2. Kaa memberikan sumbangan besar terhadap perdamaian dunia

contohnya ketegangan dunia semakin berkurang pasca perang

dingin

3. Timbulnya usaha unuk menghapus deskriminasi warna kulit

4. Pencetus rasa setia kawan dan bangkitnya bangsa-bangsa asia

afrika untuk menggalang persatuan

5. Landasan berdirinya gerakan nonblok

6. Negara asia afrika dalam sidang umum PBB mendukung tuntutan

Indonesia atas irian barat

Sedangkan akhir dari Kaa adalah disetujuinya 10 pokok dasar

keputusan yang sisebut dengan dasasila bandung. Demikianlah

tadi sejarah konferensi asia afrika (KAA) yang diadakan di

4
Bandung. Mudah-mudahan bisa menjadi tambahan bahan belajar

sejarah bagi semua yang membutuhkan.

1. 23 Agustus 1953 – Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia)

di DPR Sementara mengusulkan perlunya kerjasama antara

negara-negara di Asia dan Afrika di perdamaian dunia.

2. 25 April – 2 Mei 1954 – Pengadilan Berlangsung Colombo di Sri

Lanka. Hadir pada pertemuan para pemimpin India, Pakistan,

Burma (sekarang Myanmar), dan Indonesia. Dalam konferensi ini

Indonesia mengusulkan perlunya setiap Konferensi Asia Afrika.

3. 28-29 Desember 1954 – Untuk menyelesaikan ide masalah

Percobaan Asia-Afrika, yang diselenggarakan Pengadilan Bogor.

Dalam uji coba ini dirumuskan secara lebih rinci tentang tujuan

persidangan, serta siapa yang akan diundang.

4. 18-24 April 1955 – Konferensi Asia Afrika berlangsung di Gedung

Merdeka, Bandung. Sidang ini diresmikan oleh Presiden Soekarno

dan dipimpin oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Hasil uji

coba ini dalam bentuk perjanjian yang dikenal sebagai Prinsip

Sepuluh Bandung.

Untuk memperingati lima puluh tahun sejak pertemuan

bersejarah, Kepala negara negara Asia dan Afrika telah diundang

untuk menghadiri pertemuan baru di Bandung dan Jakarta antara 19-

24 April 2005. Sebagian besar pertemuan yang diadakan di Gedung

5
Merdeka, lokasi pertemuan berusia 50 tahun yang lalu. Sekretaris

Jenderal PBB, Kofi Annan juga menghadiri pertemuan ini.

B. Fungsi Konferensi Asia-Afrika

1. Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan

sumbangan untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama

internasional.

2. Meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi dan

kebudayaan dalam hubungannya dengan negara-negara peserta.

3. Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antara bangsa-

bangsa Asia-Afrika, serta untuk menjajagi dan melanjutkan

kepentingan timbal balik maupun kepentingan bersama.

4. Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan

sumbangan untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama

internasional.

C. Tujuan Konferensi Asia-Afrika

1. Memajukan kerja sama, persahabatan, perhubungan antara

bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk menyelenggarakan

kepentingan bersama.

2. Kerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, kebudayaan di antara

bangsa-bangsa Asia-Afrika.

3. Memecahkan bersama soal-soal khusus dan penting bagi bangsa-

bangsa Asia-Afrika, seperti: menjamin kedaulatan, melenyapkan

deskriminasi ras dan penjajahan.

6
4. Memperbesar peranan Asia-Afrika dalam dunia sekarang dan ikut

serta mengusahakan perdamaian dunia.

Bidang Pelaksanaan Kerja Sama Konferensi Asia-Afrika

1. Kerja sama ekonomi.

2. Kerja sama kebudayaan.

3. HAM dan hak menentukan nasib sendiri.

4. Masalah negara-negara yang belum merdeka.

5. Peningkatan kerja sama dunia.

D. Anggota Konferensi Asia-Afrika

Anggota konferensi dari Asia adalah Indonesia, India,

Burma, Pakistan, Sri Lanka, Cina, Jepang, Vietnam Utara,

Vietnam Selatan, Laos, Kamboja, Thailand, Filipina, Nepal,

Afganistan, Iran, Irak, Yordania, Turki, Syria, Saudi Arabia, dan

Yaman. Adapun negara-negara dari Benua Afrika adalah Mesir,

Ethiopia, Libya, Sudan, Liberia, dan Ghana.

7
E. Pengaruh dari Konferensi Asia-Afrika

Pengaruh tersebut dapat dirasakan oleh bangsa di Asia-

Afrika yaitu, sebagai berikut :

1. Perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan

merupakan titik tolak untuk mengakui kenyataan bahwa semua

bangsa di dunia harus dapat hidup berdampingan secara damai.

2. Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia

Afrika untuk menggalang persatuan.

3. Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan

Afrika.

4. Pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada

umumnya serta di Asia dan Afrika khususnya.

5. Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-

bangsa di Asia dan Afrika dalam mencapai kemerdekaannya.

6. Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian

masuk menjadi anggota PBB

7. Konferensi Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang

saling berseteru sehingga dapat mengurangi ketegangan/détente

akibat Perang Dingin dan mencegah terjadinya perang terbuka.

8. Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan

diwujudkan dalam Gerakan Non Blok.

8
9. Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma

(Myanmar), dan Sri Lanka tampak mulai diikuti oleh negara-

negara yang tidak bersedia masuk Blok Timur ataupun Blok Barat.

10. Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB

sebab dalam Sidang Umum PBB, kelompok tersebut mendukung

tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI.

11. Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan

diskriminasi ras di negaranya

2. ASEAN

A. Sejarah ASEAN ( Association of South East Asia Nations )

9
Pada tanggal 8 Agustus 1967 bertempat di Bangkok.

Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Filipina menyetujui terbentuknya

ASEAN (Association of South East Asia Nation). Sejatinya ada

beberapa persamaan yang melatar belakangi dibentuknya organisasi

ini yakni :

a. Negara-negara Asia Tenggara memiliki persamaan Geografis yakni

berbatasan utara dengan Republik Rakyat Cina, berbatasan

selatan dengan samudera hindia, berbatasan timur dengan

samudera pasifik, dan berbatasan barat dengan teluk bengala dan

anak benua India.

b. Bangsa-bangsa di Asia Tenggara memiliki persamaan ras

mongoloid dan memiliki kebudayaan dasar melayu austronesia.

c. Pernah mengalami penjajahan beberapa diantaranya yakni oleh

bangsa Portugis, Belanda, Perancis, dan Inggris yang datang ke

Asia Tenggara melalui jalur perdagangan laut. Hanya Thailand,

Negara di Asia Tenggara yang tidak mengalami Penjajahan.

d. Memiliki persamaan kepentingan dalam memajukan negaranya.

Kelima Negara yang masing-masing diwakili oleh Menteri Luar

Negeri yang memprakarsai terbentuknya ASEAN melakukan diskusi

tanggal 5-8 Agustus 1967 untuk membicarakan terbentuknya ASEAN

dan berakhir dengan kesepakatan penandatanganan deklarasi

Bangkok yang menjadi tanda telah resmi berdiri suatu organisasi

10
regional baru di kawasan Asia tenggara. Perwakilan Menteri Luar

Negeri tersebut yakni:

1. Adam Malik perwakilan Menteri Luar Negeri Indonesia

2. Rajaratnam perwakilan Menteri Luar Negeri Singapura

3. Tun Abdul Razak perwakilan Menteri Luar Negeri Malaysia

4. Narcisco Ramos perwakilan Menteri Luar Negeri Thailand

5. Thanat Koman perwakilan Menteri Luar Negeri Filipina.

Berikut isi dari deklarasi Bangkok yang merupakan tujuan dari

dibentuknya ASEAN:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengembangkan

kebudayaan, dan memajukan kehidupan sosial kawasan Asia

Tenggara.

2. Menjaga stabilitas regional dan meningkatkan perdamaian.

3. Dalam bidang ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan, administrasi, dan

teknik akan ditingkatkan dalam kerja sama dan saling membantu

antar kepentingan bersama.

4. Berupaya menjalin kerja sama yang solid meski telah ada

organisasi regional dan internasional lainnya.

5. Dalam bidang pendidikan, latihan, dan penelitian kawasan Asia

Tenggara akan ditingkatkan dalam kerja sama.

11
Pada awal dibentuknya ASEAN tidak semua Negara ikut

bergabung. Negara-negara tersebut satu persatu bergabung. Uruta

waktu kelima Negara lainnya bergabung yakni :

1. Brunei Darussalam bergabung pada 7 Januari 1987 satu minggu

setelah mereka dinyatakan merdeka.

2. Vietnam bergabung pada 28 Juli 1995.

3. Laos dan Myanmar bergabung bersamaan pada 23 Juli 1997.

4. Kamboja bergabung pada 16 Desember 1998.

5. Timor Leste belum dinyatakan resmi bergabung meski telah

mengikuti beberapa kegiatan dari ASEAN.

B. Piagam ASEAN ( Association of South East Asia Nations )

C.

12
Demi menjaga keberlangsungan organisasi dan

dapat survive di tengah arus globalisasi yang kian deras. ASEAN

melakukan banyak perubahan untuk kesejahteraan Negara-negara

anggota. Setelah resmi didirikan melalui deklarasi Bangkok, maka

pada ASEAN pun memiliki Piagam ASEAN atau

ASEAN Charter dengan tujuan untuk mengubah ASEAN yang semula

hanya berupa asosiasi regional menjadi asosiasi internasional dengan

landasan hukum yang kuat, aturan-aturan yang absolut, dan struktur

organisasi yang efektif serta efisien. Pada Konferensi Tingkat Tinggi

(KTT) ke-13 ASEAN di Singapura tanggal 20 November 2007

dilaksanakan penandatanganan Piagam ASEAN oleh sepuluh negara

anggota ASEAN. Melalui UU No. 38 Tahun 2008 Indonesia

meratifikasi Piagam ASEAN.

Berikut adalah prinsip-prinsip dasar dalam Piagam ASEAN:

1. Seluruh Negara anggota ASEAN berupaya untuk saling

menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaaraan, integritas

wilayah dan identitas nasional.

2. Menjalankan komitmen dan tanggung jawab kolektif dalam

meningkatkan keamanan, perdamaian, dan kemakmuran regional.

3. Segala ancaman, agresi, hingga penggunaan kekuatan atau

tindakan illegal yang tidak sesuai dengan hukum internasional akan

ditolak.

4. Berupaya memilih cara penyelesaian damai sengketa.

13
5. Meski merupakan sesame angota Negara ASEAN namun tiap

Negara anggota tidak diperkenankan ikut campur dalam masalah

internal masing-masing Negara.

6. Menjaga eksistensi nasional tiap Negara anggota agar terbebas

dari campur tangan eksternal, subversi, dan paksaan dengan cara

menghormati haknya.

7. Hal-hal yang dianggap serius dan memengaruhi kepentingan

bersama ASEAN maka akan dilakukan konsultasi.

8. Bersama Negara anggota ASEAN lainnya turut menjunjung tinggi

piagam PBB dan hukum internasional.

9. Menekankan nilai-nilai kebersaman dalam keanekaragaman dan

semangat persatuan serta menghormati perbedaan budaya,

Bahasa, dan agama dari masyarakat ASEAN.

10. Hubungan politik, ekonomi, sosial, budaya eksternal menjadi

sentralitas ASEAN.

C. Keanggotaan ASEAN ( Association of South East Asia Nations )

Berikut adalah Negara-Negara keanggotaan ASEAN :

1. Filipina (negara pendiri ASEAN)

2. Indonesia (negara pendiri ASEAN)

3. Malaysia (negara pendiri ASEAN)

4. Singapura (negara pendiri ASEAN)

5. Thailand (negara pendiri ASEAN)

6. Brunei Darussalam bergabung pada (7 Januari 1984)

14
7. Vietnam bergabung pada (28 Juli 1995)

8. Laos bergabung pada (23 Juli 1997) (Laos dan Myanmar

bergabung pada waktu yang sama)

9. Myanmar bergabung pada (23 Juli 1997) (Laos dan Myanmar

bergabung pada waktu yang sama)

10. Kamboja bergabung pada (16 Desember 1998).

Negara-negara perluasan keanggotaan ASEAN tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Bangladesh

2. Palau

3. Papua Nugini

4. Republik China (Taiwan)

5. Timor Leste

D. Tujuan Terbentuknya ASEAN ( Association of South East Asia

Nations )

Tujuan dibentuknya ASEAN,yaitu sebagai berikut :

1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta

pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.

2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.

3. Meningkatkan kerjasama yang aktif serta saling membantu satu

sama lain dalam masalah ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu

pengetahuan, dan administrasi.

15
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan

dan penelitian dalam bidang-bidang pendidikan, profesional, teknik,

dan administrasi.

5. Memelihara kerjasama yang erat dan berguna bagi organisai-

organisasi internasional dan regional yang ada dan bertujuan

serupa.

E. Sidang dan Hasil sidang KTT Resmi dan Tak Resmi ASEAN(

Association of South East Asia Nations )

Pertemuan Tahunan Anggota ASEAN.

Tanggal Negara Tuan rumah

1 23‒24 Februari 1976 Indonesia Bali

2 4‒5 Agustus 1977 Malaysia Kuala Lumpur

14‒15 Desember
3 Filipina Manila
1987

4 27‒29 Januari 1992 Singapura Singapura

14‒15 Desember
5 Thailand Bangkok
1995

15‒16 Desember
6 Vietnam Hanoi
1998

7 5‒6 November 2001 Brunei Bandar Seri Begawan

16
8 4‒5 November 2002 Kamboja Phnom Penh

9 7‒8 Oktober 2003 Indonesia Bali

29‒30 November
10 Laos Vientiane
2004

12‒14 Desember
11 Malaysia Kuala Lumpur
2005

11‒14 Januari
12 Filipina Cebu
20071,2

18‒22 November
13 Singapura Singapura
2007

27 Februari-1 Maret
14 Thailand Cha Am, Hua Hin
2009[3]3

15 23 Oktober 2009 Thailand Cha Am, Hua Hin

16 8-9 April 2010 Vietnam Hanoi

17 28-30 Oktober 2010 Vietnam Hanoi

18 4-8 Mei 2011 Indonesia Jakarta

17-19 November
19 Indonesia Bali
2011

20 3-4 April 2012 Kamboja Phnom Penh

21 17-20 November Kamboja Phnom Penh

17
2012

22 24-25 April 2013 Brunei Bandar Seri Begawan

23 9-10 Oktober 2013 Brunei Bandar Seri Begawan

24 10–11 Mei 2014 Myanmar Naypyidaw

12–13 November
25 Myanmar Naypyidaw
2014

26 26–27 April 2015 Malaysia Kuala Lumpur/Langkawi

18–22 November
27 Malaysia Kuala Lumpur
2015

1 Ditunda dari tanggal sebelumnya 10‒14 Desember 2006 akibat Badai

Seniang

2 Menjadi tuan rumah setelah Myanmar mundur karena ditekan AS dan

UE

3 Ditunda dari tanggal sebelumnya 12‒17 Desember 2008 akibat krisis

politik Thailand 2008. Pertemuan pada Maret kemudian dibatalkan akibat

aksi unjuk rasa di lokasi pertemuan.

Konferensi Tingkat Tinggi Tak Resmi ASEAN

Tanggal Negara Tuan rumah

1 30 November 1996 Indonesia Jakarta

2 14‒16 Desember Malaysia Kuala Lumpur

18
1997

27‒28 November
3 Filipina Manila
1999

22‒25 November
4 Singapura Singapura
2000

Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa ASEAN

Tanggal Negara Tuan rumah

1 6 Januari 2005 Indonesia Jakarta

Hasil dari KTT Resmi ASEAN

a. KTT ke-1

Deklarasi Kerukunan ASEAN; Perjanjian Persahabatan dan

Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC); serta Persetujuan

Pembentukan Sekretariat ASEAN.

b. KTT ke-2

Pencetusan Bali Concord 1.

c. KTT ke-3

1. Mengesahkan kembali prinsip-prinsip dasar ASEAN.

2. Solidaritas kerjasama ASEAN dalam segala bidang.

3. Usaha bersama dalam menjaga keamanan stabilitas dan

pertumbuhan kawasan ASEAN.

d. KTT ke-4

19
1. ASEAN dibentuk Dewan ASEAN Free Trade Area (AFTA) untuk

mengawasi, melaksanakan koordinasi.

2. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan Skema Tarif

Preferensi Efektif Bersama (Common Effective Preferential

Tariff/CEPT) menuju Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN.

e. KTT ke-5

Membicarakan upaya memasukan Kamboja, Laos, Vietnam

menjadi anggota serta memperkuat identitas ASEAN.

f. KTT ke-6

Pemimpin ASEAN menetapkan Statement of Bold

Measures yang juga berisikan komitmen mereka terhadap AFTA

dan kesepakatan untuk mempercepat pemberlakuan AFTA dari

tahun 2003 menjadi tahun 2002 bagi enam negara penandatangan

skema CEPT, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia,

Filipina, Singapura dan Thailand.

g. KTT ke-7

1. Mengeluarkan deklarasi HIV/AIDS.

2. Mengeluarkan deklarasi Terorisme, karena menyangkut

serangan terorisme pada gedung WTC di Amerika.

h. KTT ke-8

1. Pengeluaran deklarasi Terorisme, bagaimana cara-cara

pencegahan.

2. Pengesahan ASEAN Tourism Agreement.

20
i. KTT ke-9

Pencetusan Bali Concord II yang akan dideklarasikan itu

berisi tiga konsep komunitas ASEAN yang terdiri dari tiga pilar,

yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASC), Komunitas Ekonomi

ASEAN (AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASSC).

j. KTT ke-10

Program Aksi Vientiane (Vientiane Action Program) yang

diluluskan dalam konferensi tersebut menekankan perlunya

mempersempit kesenjangan perkembangan antara 10 negara

anggota ASEAN, memperluas hubungan kerja sama dengan para

mitra untuk membangun sebuah masyarakat ASEAN yang terbuka

terhadap dunia luar dan penuh vitalitas pada tahun 2020.

k. KTT ke-11

Perjanjian perdagangan jasa demi kerja sama ekonomi

yang komprehensif dengan Korea Selatan, memorandum of

understanding (MoU) pendirian ASEAN-Korea Center, dan

dokumen hasil KTT Asia Timur yang diberi label Deklarasi

Singapura atas Perubahan Iklim, Energi, dan Lingkungan Hidup.

l. KTT ke-12

Membahas masalah-masalah mengenai keamanan

kawasan, perundingan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO),

keamanan energi Asia Tenggara, pencegahan dan pengendalian

penyakit AIDS serta masalah nuklir Semenanjung Korea.

21
m.KTT ke-13

Penandatanganan beberapa kesepakatan, antara lain

seperti perjanjian perdagangan dalam kerangka kerjasama

ekonomi dan penandatangan kerjasama ASEAN dengan Korea

Center, menyepakati ASEAN Center.

n. KTT ke-14

Penandatanganan persetujuan pembentukan Kawasan

Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru.

Hasil dari KTT Tidak Resmi ASEAN

a. KTT Tidak Resmi ke-1

Kesepakatan untuk menerima Kamboja, Laos, dan

Myanmar sebagai anggota penuh ASEAN secara bersamaan.

b. KTT Tidak Resmi ke-2

Sepakat untuk mencanangkan Visi ASEAN 2020 yang

mencakup seluruh aspek yang ingin dicapai bangsa-bangsa Asia

Tengara dalam memasuki abad 21, baik di bidang politik, ekonomi

maupun sosial budaya.

c. KTT Tidak Resmi ke-3

Kesepakatan untuk mengembangkan kerja sama di bidang

pembangunan ekonomi, sosial, politik dan keamanan serta

melanjutkan reformasi struktural guna meningkatkan kerja sama

untuk pertumbuhan ekonomi di kawasan.

d. KTT Tidak Resmi ke-4

22
Sepakat untuk pembangunan proyek jalur kereta api yang

menghubungkan Singapura hingga Cina bahkan Eropa guna

meningkatkan arus wisatawan.

e. KTT Luar Biasa (Jakarta 6 Januari 2005)

Pembahasan bagaimana penanggulangan dan solusi

menghadapi Gempa atau Tsunami.

F . Keuntungan ASEAN ( Association of South East Asia Nations )

bagi Indonesia

1. Bidang Ekonomi

Keberadaan Indonesia dalam ASEAN memberikan dampak

positif bagi negara ini, salah satunya dari sektor ekonomi.

Terjadinya hubungan perdagangan (ekspor dan impor) antara

Indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya. Selain itu

Indonesia juga mendapatkan modal atau dana investasi dari

negara-negara ASEAN lainnya yang digunakan sebagai dana

untukpembangunan di negara ini.

2. Bidang Politik

Dalam bidang politik, negara-negara dikawasan Asia

Tenggara mengakui kedaulatan negara Indonesia serta tidak berani

dalam melakukan intervensi politik kepada negara ini. Dengan

adanya hal ini maka ancaman yang datang kepada Indonesia bisa

ditekan atau diminimalisir. Negara-negara ASEAN lainnya juga

23
mengakui dan menghormati sistem politik dalam dan luar negeri

Indonesia.

3. Bidang Sosial

Tentunya Indonesia juga mendapatkan manfaat dari

keberadaannya sebagai salah satu anggota ASEAN misalnya saja

dalam bidang sosial. Masih ingat kejadian Tsunami Aceh 2004?

Pada saat itu beberapa negara ASEAN memberikan bantuan

kepada Indonesia baik itu berupa moril maupun materil. Selain itu

banyak kejadian-kejadian di Indonesia yang dibantu oleh negara-

negara ASEAN lainnya.

4. Bidang Budaya

Dalam bidang kebudayaan tentunya ada juga manfaat dari

ASEAN kepada Indonesia. Pertukaran pelajar merupakan salah

satu dari sekian banyak manfaat kehadiran ASEAN bagi Indonesia,

banyak pelajar-pelajar Indonesia yang menuntut ilmu dinegara-

negara tetangga. Selain itu juga ada pementasan kesenian-

kesenian atau kebudayaan-kebudayaan Indonesia dinegara-negara

Asia Tenggara.

24
3. PBB

A. Sejarah PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa)

PBB atau Perserikatakan Bangsa-Bangsa.Perserikatan

Bangsa-Bangsa (United Nations atau UN). Pengertian PBB

adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya mencakup

hampir seluruh negara di dunia. Lembaga PBB ini dibentuk untuk

memfasilitasi persoalan hukum internasional, pengamanan

internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial bangsa-

bangsa di seluruh dunia.

Pada 1915 Amerika Serikat (AS) berhasil menuangkan suatu

konsep yang dirumuskan oleh beberapa tokoh di Inggris mengenai

pembentukan suatu liga, dengan tujuan untuk menghindarkan dunia

dari ancaman peperangan. Konferensi yang digagas beberapa negara

besar berpendapat bahwa melalui organisasi internasional dapat

25
dijamin perdamaian internasional. Atas usul Presiden AS, Woodrow

Wilson. pada 10 Januari 1920 dibentuk suatu organisasi internasional

yang diberi nama Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations).

Tujuannya adalah untuk mempertahankan perdamaian internasional

dan meningkatkan kerjasama internasional. Sedangkan tugasnya

yaitu menyelesaikan sengketa secara damai, sehingga peperangan

dapat dicegah.

Ada beberapa hasil dari Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Misalnya,

Perjanjian Locarno (1925) dan Perjanjian Kallog Briand (1928). Akan

tetapi, secara umum LBB tidak mampu menciptakan perdamaian

dunia. Hal ini terbukti dari meletusnya Perang Dunia II. Perang ini

terjadi karena Jerman di bawah pimpinan Hitler, Italia yang dipimpin

Mussolini, serta Jepang berupaya untuk memperluas kekuasaan

mereka atas berbagai wilayah dunia melalui jalan penaklukan militer.

Peperangan yang mereka sulut sebenarnya telah mengkhianati isi

kesepakatan Liga Bangsa-Bangsa.

Berkecamuknya Perang Dunia II menunjukkan bahwa dunia

sangat membutuhkan suatu organisasi yang mampu mewujudkan

perdamaian dunia. Organisasi tersebut juga diharapkan dapat

memperat kerja sama antarbangsa untuk mengatasi kecamuk perang

yang melanda dunia.

Mendapati dunia yang semakin kacau akibat perang, Presiden

As Franklin Delano Roosevelt dan PM Inggris Wiston

26
Churchill kemudian memprakarsai pertemuan yang menghasilkan

Piagam Atlantaik (Atlantic Charter) yang isinya sebagai berikut.

1. Tidak melakukan perluasan wilayah di antara semaunya

2. Menghormati hak setiap bangsa untuk memilih bentuk

pemerintahan dan menentukan nasib sendiri

3. Mengakui hak semua negaar untuk turut serta dalam perdagangan

dunia

4. Mengusahakan terbentuk perdamaian dunia di mana setiap bangsa

berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup bebas dari rasa

takut dan kemiskinan.

5. Mengusahakan penyelesaian sengketa secara damai.

Pokok-pokok Piagama Atlantik itu selanjutnya menjadi dasar

konferensi internasional dalam rangka penyelesaian perang dunia

kedua pada 14 Agustus 1914. Konferensi ini menjadi jalan menuju

pembentukan organisasi baru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Beberapa pertemuan yang mengarah pada terbentuknya PBB antara

lain sebagai berikut:

a. 30 Oktober 1943, di Moskow dilahirkan Deklarasi Moskow

tentang keamanan umum yang ditandatangani oleh Inggris,

USA, Rusia dan Cina yang mengakui pentingnya organisasi

internasinal perdamaian dunia.

b. 21 Agustus 1944, di Washintong DC dilangsungkan Konferensi

Dumbarton Oaks (Dumbarton Oaks Conference) yang diikuti

27
oleh 39 negara yang membahas tentang rencana mendirikan

PBB.

c. Pada pertemuan Dumbarton Oaks, Washington DC, 21 Agustus

7 Oktober1945, dipersiapkan piagam PBB.

d. Piagam PBB ditandatangani di San Fransisco pada 26 Juni 1945

dan mulai berlaku 24 Oktober 1945. Penandatanganan piagam

itu diikuti oleh 50 negara, yaitu 47

negara penandatangan Declaration of United Nations ditambah

dengan negara Ukraina, Belarusia, dan Argentina. Kelimapuluh

negara penandatangan tersebut dikenal sebagai negara pendiri

(Original members). Piagam PBB terdiri dari Mukadimah (4

alinea) dan Batang Tubuh (19 bab dan 111 pasal). Isinya

memuat tujuan, asas, alat perlengkapan PBB, badan khusus,

tugas dan kewajiban alat perlengkapan serta keanggotaan PBB.

B. Asas dan Tujuan PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa)

Berikut adalah asas dan tujuan PBB adalah sebagai berikut :

1. Asas-Asas PBB (Perserikatakan Bangsa-Bangsa)

a. Berdasarkan persamaan kedaulatan dari semua anggotanya

b. Semua anggota harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban-

kewajiban mereka sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB.

c. Semua anggota harus menyelesaikan persengketaaan-

persengketaan int ernasional dengan jalan damai tanpa

membahayakan perdamaian, keamanan, dan keadilan

28
d. Dalam hubungan-hubungan internasional semua anggota harus

menjauhi penggunaan ancaman atau kekerasan terhadap orang

lain.

2. Tujuan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)

a. Memelihara perdamaian dan keamanan internasional

b. Mengembangkan hubungan-hubungan persaudaraan antara

bangsa-bangsa

c. Menciptakan kerja sama dalam memecahkan masalah usaha

internasional dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan hak

asasi

d. Menjadikan PBB sebagai usat usaha dalam mewujudkan tujuan

bersama cita-cita di atas.

C. Struktur dan Organisasi PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa)

Konferensi San Fransisco menghasilkan suatu piagam yang

menyebutkan organ utama PBB, yaitu:

1. Majelis Umum (General Assembly)

2. Dewan Keamanan (Security Council)

3. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council)

4. Dewan Perwalian (Trusteeship Council)

5. Mahkamah Internasional (Internasional Court of Justice), dan

Sekretariat).

Dalam Bab III Pasal 7 Piagama PBB, disebutkan ada 6 bagian

struktur organisasi utama PBB yang dapat dilihat pada bagian berikut:

29
1. Majelis Umum (General Assembly)

Setiap negara dapat menunjuk 5 orang wakil untuk hadir

dalam Sidang Umum, tetapi hanya berhak mengeluarkan satu

suara (Pasal 5 dan 18 Piagam PBB). Tiap bulan September

diadakan sidang umum biasa oleh Majelis Umum, dan sewaktu-

waktu dapat diselenggarakan sidang luar biasa bila dikehendaki

oleh Dewan Keamanan atau sebagian besar anggota PBB.

Dalam setiap sidang PBB, Majelis Umum memilih seorang

ketua. Sidang umum mempunyai kekuasaan untuk mengatur

organisasi dan administrasi PBB, kecuali masalah yang sedang

diselesaikan Dewan keamanan. Bahasa resmi yang digunakan

antara lain Bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol dan Cina,

termasuk dalam siaran dan pemberitaan pers.

Tugas dan Kekuasaan Majelis Umum

Tugas dan kekuasaan Majelis Umum sangat luas, yaitu sebagai

berikut:

a. Berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional

b. Berhubungan dengan kerjasama ekonomi, kebudayaan,

pendidikan, kesehatan, dan perikemanusiaan

c. Berhubungan dengan perwakilan internasional termasuk daerah

yang belum mempunyai pemerintahan sendiri yang bukan

daerah strategis

d. Berhubungan dengan keuangan

30
e. Mengadakan perubahan piagam

f. Memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan, Ekonomi, dan

Sosial, Dewan Perwakilan, Hakim Mahkamah Internasional, dan

sebagainya.

2. Dewan Keamanan (Security Council)

Dewan Keamanan terdiri dari lima anggota tetap yang

mempunya hak veto, yakni: Amerika Serikat, Inggris, Rusia,

Perancis, dan Cina, ditambah dengan 10 anggota tidak tetap yang

dipilih untuk masa 2 tahun oleh Majelis Umum. Dewan Keamanan

diberi hak dan wewenang untuk menentukan suatu hal atau

masalah yang dianggap mengganggu perdamaian, mengancam

perdamaian, atau tindakan agresif. Selanjutnya, sebagai tambahan,

ada suatu komite staf militer diperbantukan pada Dewan Keamanan

yang terdiri dari Kepada Staf dari negara anggota tetap dan

dimaksudkan agar dapat mempersiapkan tindakan segera apabila

terdapat ancaman perdamaian.

3. Dewan Ekonomi dan Sosial (Ekonomic and Social Council)

ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial) beranggotakan 18

negara, kemudian dengan amendemen tahun 1963 yang mulai

berlaku tahun 1965 bertambah menjadi 27 negara. Berdasarkan

amendemen tahun 1971, yang berlaku tahun 1975, jumlah anggota

berubah lagi menjadi 54 negara. Dewan Ekonomi dan Sosial dipilih

oleh Sidang Umum untuk masa 3 tahun dan bersidang sedikitnya

31
tiga kali dalam setahun

Tugas Dewan Ekonomi dan Sosial) - Tugas ECOSOC adalah

sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan ekonomi

dan sosial yang digariskan oleh PBB

b. Mengembangkan ekonomi, sosial, dan politik

c. Memupuk hak asasi manusia

d. Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dari bidang khusus dengan

berkonsultasi dan menyampaikannya pada Sidang Umum

kepada mereka dan anggota PBB.

4. Dewan Perwalian (Trustesship Council)

Dewan ini terdiri dari:

a. Anggota yang menguasai daerah perwalian

b. Anggota tetap Dewan Keamanan, dan

c. Sejumlah anggota yang dipilih untuk selama 3 tahun oleh Sidang

Umum

Fungsi Dewan Perwalian

Fungsi dewan perwalian adalah:

a. Mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian dalam

negara untuk mencapai kemerdekaan sendiri.

b. Memberikan dorongan untuk menghormati hak-hak manusia

c. Melaporkan hasil pengawasan kepada Sidang Umum PBB

32
Piagam PBB mengatakan bahwa kolonialisasi harus

dihapuskan. Oleh sebab itu, daerah yang belum merdeka

diusahakan oleh Dewan Perwalian untuk mendapatkan

kemerdekaannya. Pada umumnya sekarang daerah-daerah

perwalian itu sudah merdeka.

5. Mahkamah Internasional (International Court Of Justice)

Mahkamah Internasional ialah badan perlengkapan PBB

yang berkedudukan di Den Haag (Belanda). Anggotanya terdiri atas

ahli hukum dari berbagai negara anggota PBB dewan masa jabatan

9 tahun.Tugasnya adalah memberikan saran dan pendapat kepada

Dewan Keamanan dan Majelis Umum bila diminta.

Lembaga ini merupakan Mahkamah pengadilan tertinggi di

dunia yang terdiri atas 15 orang hakim yang diilih dari 15 negara

berdasarkan kecakapannya dalam bidang hukum. Semua anggota

PBB adalah peserta Piagam Mahkamah Internasional. Negara-

negara bukan anggota PBB juga menjadi peserta Piagam

Mahkamah Internasional menurut ketentuan yang ditetapkan oleh

Majelis Umum atas usul Dewan Keamanan.

Mahkamah Internasional dalam mengadili suatu perkara

berpedoman pada perjanjian-perjanjian Internasional (traktatdan

kebiasaan-kebiasaan internasional) sebagai sumber hukum.

Keputusan Mahkamah iNternasional meruakan keputusan terakhir

walaupun dapat dimintakan banding. Di samping pengadilan

33
Mahkamah Internasional, terdapat juga pengadilan arbitrasi

internasional. Arbitrasi hanya untuk perselisihan hukum, dan

keputusan para arbitet tidak perlu berdasarkan peraturan-peraturan

hukum.

6. Sekretaris ( Secretariat )

Sekretaris terdiri atas berikut ini..

a. Sekretaris Jenderal dipimpin oleh sidang umum atas usul Dewan

Keamanan dan dapat dipilih kembali. Biasanya, Sekertaris

Jenderal berasal dari negara yang tidak terlibat politik besar.

Sejak berdirinya PBB, sudah ada 7 orang Sekretaris Jenderal.

b. Sekretaris Jenderal Pembantu (Under Secretary). Ada 8

sekretaris pembantu yang mengepalai satu departemen, yaitu

1. Sekretaris Jenderal pembantu urusan Dewan Keamanan

2. Sekretaris Jenderal pembantu urusan Ekonomi

3. Sekretaris Jenderal pembantu urusan Perwalian dan

Penerangan untuk daerah yang belum merdeka

4. Sekretaris Jenderal pembantu untuk urusan Sosial

5. Sekretaris Jenderal pembantu untuk urusan Hukum

6. Sekretaris Jenderal pembantu untuk urusan Penerangan

7. Sekretaris Jenderal pembantu untuk urusan Koperasi dan

Pelayanan Umum

8. Sekretaris Jenderal pembantu urusan Tata Usaha dan

Keuangan.

34
Tanggung jawab sekretaris jenderal pembantu adalah sebagai

berikut:

1. Mempersiapkan segala sesuatu dalam rangka

penyelenggaraan pertemuan yang akan diadakan oleh

Majelis Umum dan Badan-Badan utama lainnya.

2. Melaksanakan keputusan yang telah dihasilkan oleh Badan-

Badan PBB dengan sebaik-baiknya.

D. Peranan dan Manfaat PBB Bagi Bangsa Indonesia PBB

(Persatuan Bangsa-Bangsa)

1. Pada Masa kemerdekaan

Organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) turut

membantu dalam upaya menyelesaikan pertikaian senjata yang

terjadi antara Indonesia dan Belanda (1945-1950). Berdasarkan

sidang yang dilakukan Dewan keaman PBB Pada tanggal 24

Januari 1949, Amerika Serikat mengutarakan resolusi yang

mendapatkan persetujuan dari semua negara anggota PBB,

diantaranya:

a. Pembebasan presiden dan wakil presiden, serta para pemimpin

Indonesia yang telah ditangkap oleh pemerintahan Belanda pada

19 Desember 1948.

b. Menginstruksikan agar KTN memberikan laporan lengkap

tentang situasi yang dialami Indonesia sejak 19 Desember 1948.

35
Beberapa hasil keputusan PBB untuk Indonesia pada masa

kemerdekaan :

a. Piagam Pengakuan Kedaulatan Indonesia pada 27 Desember

1949. Dengan pengakuan kedaulatan tersebut, maka berakhirlah

masa revolusi bersenjata di Indonesia dan Belanda telah

mengakui kemerdekaan Indonesia.

b. Pembentukan RIS. RIS di bentuk pada 2 Nopember 1949 atas

hasil keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB), dimana RIS

terdiri dari negara-negara bagian diantaranya Republik

Indonesia, Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan,

Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara

Indonesia Timur dan 9 satuan kenegaraan yang berdiri sendiri

yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bangka, Belitung,

Riau, Jawa Tengah. Namun, atas tanggal 17 Agustus 1950, RIS

dibubarkan dan terbentuklah Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI).

c. Pembentukan KTN (Komisi Tiga Negara) sebagai akibat Agresi

Militer I yang dilakukan Belanda pada 21 Juni 1947. KTN terdiri

dari Australia, Belgia, dan Amerika Serikat dan berdiri pada 27

Oktober 1947. KTN berhasil menghantarkan Indonesia ke meja

perundingan Renville

d. UNCI ( United Nations Commitions for Indonesia). Badan ini

terbentuk untuk menggantikan KTN yang dianggap gagal dalam

36
upayanya mendamaikan Indonesia dengan pihak Belanda.

Selain itu, UNCI terbentuk sebagai akibat Agresi Milter II yang

dilakukan Belanda terhadap Indonesia. UNCI mampu

mengantarkan Indonesia pada perundingan Roem Royen dan

Konferensi Meja Bundar.

2. Bidang Keamanan dan perdamaian

a. Penyelesaian masalah Irian Barat. Pada waktu terjadi

ketegangan Indonesia dengan Belanda mengenai masalah Irian

Barat, Sekretaris JenderalPBB U Thant menganjurkan kepada

seorang diplomat asal Amerika Serikat bernama Ellsworth

Bunker untuk mengajukan usul penyelesaian masalah Irian

Barat. Pada bulan Maret 1962 Ellsworth Bunker mengusulkan

agar Belanda menyerahkan kedaulatan Irian Barat kepada

Indonesia melalui PBB. PBB juga berperan penting dalam

perjanjian New York dimana akhirnya Belanda menyerahkan

Irian Barat pada bangsa Indonesia. Selain itu PPB juga

membentu satuan keamanan PBB untuk menjamin keselamatan

Irian Barat.

b. Penyelesaian pertikaian di Timor-timur

3. Bidang Ekonomi, sosial, dan Budaya

Menurut Deputi Pendanaan Luar Negeri Bappenas

Sepuluh lembaga yang ada di bawah naungan PBB yaitu UNDP,

FAO, ILO, UNESCO, UNFPA, UNICEF, UNIDO, UNV, WFP dan

37
WHO secara bersama-sama mengembangkan program

pembangunan di Indonesia, yakni di kabupaten Belu, Nusa

Tenggara Timur yakni untuk mengatasi permasalahan seperti

kemiskinan, air bersih dan sanitasi, pendidikan dasar, serta

kesehatan.

4. Gerakan Non-Blok

A. Sejarah Gerakan Non-Blok

Organisasi Gerakan Non Blok muncul di tengah

persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok

Timur. Persaingan kedua blok terjadi pada masa perang dingin.

Negara-negara Blok Timur dipimpin Uni Soviet sementara negara-

negara Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat. Tiap-tiap blok

berusaha menarik dukungan dari negara-negara lain. Agar negara-

negara berkembang tidak terkena pengaruh Blok Barat maupun

Blok Timur, maka didirikan lah organisasi Gerakan Non-Blok.

38
Kata "Non-Blok" dipaparkan pertama kali oleh Pandit

Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India) dalam pidatonya tahun

1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjabarkan

lima pilar yang dapat diterapkan sebagai pedoman untuk

membentuk relasi Sino-India yang disebut dengan Panchsheel

(lima pengendali). Prinsip ini kemudian dipakai sebagai basis dari

Gerakan Non-Blok. Lima prinsip tersebut ialah:

1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.

2. Perjanjian tidak saling melakukan agresi

3. Tidak melakukan intervensi urusan dalam negeri negara lain

4. Setara dan saling menguntungkan

5. Menjaga perdamaian

Gerakan Non-Blok sendiri beawal dari sebuah Konferensi

Tingkat Tinggi Asia-Afrika / Konferensi Asia Afrika yaitu sebuah

konferensi yang diadakan di Bandung, pada tahun 1955. Di sana,

negara-negara yang tidak berpihak pada blok manapun

mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam

konfrontasi ideologi blok Barat dan blok Timur. Pendiri / Tokoh

Gerakan Non Blok ini adalah 5 pemimpin dunia, yaitu:

1. Josip Broz Tito presiden Yugoslavia

2. Soekarno presiden Indonesia

3. Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India

39
4. Gamal Abdul Nasser presiden Mesir

5. Kwame Nkrumah dari Ghana.

Kemudian Gerakan ini dicanangkan pertamakali dalam

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang diselenggarakan pada tahun

1961 di Beograd (Belgrade), Yugoslavia. Saat itu konfensi ini

dihadiri 25 negara dari berbagai belahan dunia yakni Yugoslavia

(sebagai tuan rumah), Indonesia, India, Afghanistan, Algeria,

Yaman, Myanmar, Kamboja, Sri Lanka, Kongo, Kuba, Cyprus,

Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, Irak, Lebanon, Mali, Maroko,

Nepal, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, dan Tunisia.

Dengan didasari oleh semangat Dasa Sila Bandung, maka

pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang diselenggarakan pada

tahun 1961 di Beograd dibentuklah Gerakan Non Blok oleh Josep

Broz Tito (Presiden Yugoslavia saat itu). Hasil dari konferensi

tersebut juga mendaulat Josip Broz Tito sebagai Pimpinan pertama

dalam Gerakan Non-Blok.

Sejak pertemuan Belgrade tahun 1961, serangkaian

Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok telah diselenggarakan

yaitu di Kairo, Mesir (1964) diikuti oleh 46 negara dengan anggota

yang hadir kebanyakan dari negara-negara Afrika yang baru meraih

kemerdekaan, kemudian di Lusaka, Zambia (1970), Algiers, Aljazair

(1973), Kolombo, Srilangka (1976), Havana, Cuba (1979), New

Delhi, India (1983), Harare, Zimbabwe (1986), Beograd, Yugoslavia

40
(1989), Jakarta, Indonesia (1992), Cartagena de Indias, Kolombia

(1995), Durban, Afrika Selatan (1998), Kuala Lumpur, Malaysia

(2003), Havana, Kuba (2006), Sharm el-Sheikh, Mesir (2009),

Teheran, Iran (2012) dan terakhir di Karakas, Venezuela pada

tahun 2015.

Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada akhir

tahun 1960-an ketika anggota-anggotanya mulai terpecah dan

bergabung pada salah satu Blok, terutama Blok Timur. Sehingga

muncul pertanyaan bagaimana sebuah negara yang bersekutu

dengan Uni Soviet seperti Kuba bisa mengklaim dirinya sebagai

negara non blok. Atau kasus dimana India yang bersekutu dengan

Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun. Lebih

buruk lagi, beberapa anggota gerakan non blok bahkan terlibat

konflik dengan anggota lainnya, seperti misalnya konflik antara Iran

dengan Irak dan Pakistan dengan India.

Gerakan ini kemudian terpecah sepenuhnya pada tahun

1979 ketika terjadi invasi Uni Soviet terhadap Afghanistan. Saat itu,

seluruh sekutu Soviet mendukung invasi sementara anggota GNB,

terutama negara dengan mayoritas muslim, tidak mungkin

melakukan hal yang sama untuk Afghanistan akibat adanya

perjanjian nonintervensi.

41
B. Tujuan Gerakan Non-Blok

Tujuan GNB yaitu seperti yang tercantum dalam Deklarasi

Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin "kemerdekaan,

kedaulatan, integritas teritorial nasional, dan keamanan dari negara-

negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme,

kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk

agresi militer, pendudukan, dominasi asing, tidak mencampuri urusan

dalam negeri negara lain, menentang segala bentuk blok politik serta

kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak. Dimana tujuan

dari gerakan non blok diatas dapat kita jabarkan kedalam 3 poin

utama, yaitu:

1. Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan

pengaruh Amerika Serikat (Blok Barat) dan Uni Soviet (Blok Timur)

dalam perang dingin.

2. Membendung pengaruh negatif baik dari Blok Barat maupun Blok

Timur ke negara-negara anggota Gerakan Non-Blok.

3. Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota.

Caranya dengan membantu perjuangan negara-negara

berkembang dalam mencapai persamaan, kemerdekaan, dan

kemakmuran.

Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi

yang anggotanya saling komunikasi dan memiliki kedekatan seperti

42
NATO / Pakta Warsawa, negara-negara anggotanya tidak pernah

mempunyai kedekatan yang diinginkan dan banyak anggotanya yang

akhirnya diajak beraliansi salah satu negara-negara adidaya tersebut.

Misalnya, Kuba mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni Soviet

pada masa Perang Dingin. Atau India yang bersekutu dengan Uni

Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun.

C. Peran Serta Indonesia dalamm Gerakan Non-Blok

Gerakan Non Blok (GNB) menempati posisi khusus dalam

politik luar negeri Indonesia karena Indonesia sejak awal memiliki

peran sentral dalam pendirian GNB. Konferensi Asia Afrika yang

diadakan di Bandung pada tahun 1955 merupakan bukti peran dan

kontribusi penting Indonesia dalam mengawali penggagasan dan

pendirian GNB. Secara khusus, Presiden Soekarno juga diakui

sebagai tokoh penggagas dan pendiri GNB. Indonesia menilai penting

GNB tidak sekadar dari peran yang selama ini dikontribusikan, tetapi

juga mengingat prinsip dan tujuan GNB merupakan refleksi dari

perjuangan dan tujuan kebangsaan Indonesia sebagaimana tertuang

dalam UUD 1945.

Selain peran serta yang telah dijelaskan diatas,

Berbagai Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok dapat

dijelaskan dalam beberapa poin dibawah ini:

43
1. Sebagai salah satu negara pemrakarsa, Hal tersebut karena

Gerakan Non Blok sendiri bermula dari sebuah Konferensi Asia

Afrika yang digelar di Bandung, pada tahun 1955.

2. Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat

Tinggi GNB yang pertama, Hal ini karena indonesia merupakan

salah satu pendiri GNB dan berperan besar mengundang /

mengajak negara lain untuk bergabung kedalam GNB.

3. Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992 - 1995. Pada saat itu

(1-6 September 1992) Indonesia menjadi tuan rumah

penyelenggara KTT X GNB di Jakarta. Peserta yang menghadiri

KTT X GNB berjumlah 106 negara.

4. Indonesia juga turut memecahkan masalah-masalah dunia

berdasarkan perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, dan tata

ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan. Indonesia

memandang GNB sebagai wadah yang tepat bagi negara-negara

berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya. Sikap ini secara

konsekuen diaktualisasikan Indonesia dalam kiprahnya di GNB.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka keberadaan

Gerakan Negara Negara Non Blok secara tegas mengacu pada

hasil-hasil kesepakatan dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung

pada tahun 1955. Penggunaan istilah bangsa-bangsa non blok atau

"tidak memihak" adalah pernyataan bersama untuk menolak

melibatkan diri dalam konfrontasi ideologis antara blok Barat dan

44
Timur. Lebih lanjut, bangsa-bangsa yang tergabung dalam Gerakan

Non-Blok lebih memfokuskan diri pada upaya perjuangan

kemerdekaan nasional, menghapuskan kemiskinan dan mengatasi

keterbelakangan di berbagai bidang.

D. Tugas dari Gerakan Non-Blok

1. Sebagai salah satu negara pemrakarsa.

2. Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat

Tinggi GNB yang pertama.

3. Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992–1995. Pada saat itu

Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di

Jakarta. Peserta yang menghadiri KTT X berjumlah 106 negara.

4.Indonesia juga turut memecahkan masalah-masalah dunia

berdasarkan perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, dan tata

ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan. Indonesia

memandang GNB sebagai wadah yang tepat bagi negara-negara

berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya. Sikap ini secara

konsekuen diaktualisasikan Indonesia dalam kiprahnya di GNB.

45
46

You might also like