You are on page 1of 9

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA MTS

PUTRA-PUTRI SIMO DAN MTS KHOZAINUL ULUM DI KABUPATEN


LAMONGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ABDUL MUID
118. 811
STKIP PGRI JOMBANG

ABSTRAK

Muid, Abdul. 2016. Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani antara MTs Putra-
Putri Simo Dan MTs Khozainul Ulum Di Kabupaten Lamongan Tahun
Pelajaran 2016/2017. Dosen Pembimbing : Novita Nur Syntiawati, M.Pd.

Kebugaran jasmani merupakan faktor penting dalam menunjang


kemampuan fisik peserta didik dalam proses pembelajaran di MTs Putra-Putri
Simo dan MTs Khozainul Ulum. Perbedaan letak geografis mengakibatkan
perbedaan pola hidup dan aktifitas gerak yang dilakukan, serta belum adanya tes
untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani menjadi kendala yang dihadapi oleh
masing-masing sekolah. Aktifitas gerak yang kurang dan pola hidup yang kurang
baik dapat berpengaruh pada kemampuan fisik peserta didik, sehingga aktifitas
belajar akan terganggu. Kemampuan fisik dapat diketahui dari tingkat kebugaran
jasmani yang disandangnya. Menindak lanjuti permasalahan diatas perlu adanya
penelitian yang bertujuan mengetahui tingkat kebugaran jasmani peserta didik
kelas VII di MTs Putra-Putri Simo dan MTs Khozainul Ulum, serta mengetahui
adakah perbedaan tingkat kebugaran jasmani peserta didik kelas VII di MTs
Putra-Putri Simo dan MTs Khozainul Ulum Tahun Ajaran 2016/2017.
Berdasarkan pemaparan di atas jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian perbandingan, dimana jenis penelitian ini bertujuan membandingkan
dua buah mean dari dua kelompok berbeda yaitu di MTs Putra-Putri Simo dan
MTs Khozainul Ulum. Dimana tes yang digunakan untuk menentukan tingkat
kebugaran jasmani di masing-masing sekolah adalah Tes Kesegaran Jasmani
Indonesia Untuk Remaja Umur 13-15 Tahun.
Hasil penelitian didapat rata-rata dari masing-masing sekolah sebesar
12,55 untuk MTs Putra-Putri Simo dan 11,32 untuk MTs Khozainul Ulum dengan
klasifikasi pada kategori “kurang”, dengan rincian pada MTs Putra-Putri Simo
adalah 10 peserta didik dengan kategori “sedang”, 17 peserta didik kategori
“kurang”, dan 2 peserta didik kategori “kurang sekali”, sedangkan pada MTs
Khozainul Ulum dengan rincian, 3 peserta didik kategori “sedang”, 19 peserta
didik kategori “kurang”, dan 3 peserta didik kategori “kurang sekali”.

Kata Kunci : Kebugaran Jasmani, Dataran Tinggi, Dataran Rendah


PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA MTS
PUTRA-PUTRI SIMO DAN MTS KHOZAINUL ULUM DI KABUPATEN
LAMONGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ABDUL MUID
118. 811
STKIP PGRI JOMBANG

ABSTRAC

Muid, Abdul. 2016. Comparison Between Physical Fitness Level of Son-Daughter


MTs MTs Khozainul Simo And Ulum In Lamongan in academic year
2016/2017. Advisor: Novita Nur Syntiawati, M.Pd.

Physical fitness is an important factor in supporting the physical abilities of


learners in the learning process in MTs Putra-Putri Simo and MTs Khozainul
Ulum. Differences lead to different geographical location and activity lifestyles
motion carried, and there is no test to determine the level of physical fitness of the
constraints faced by each school. Motion activities that are less and less good
lifestyle can affect the physical abilities of learners, so the learning activities will
be disrupted. Physical ability can be seen from the level of physical fitness bears.
Following up the above problems need research that aims to determine the level
of physical fitness of students of class VII MTs Putra-Putri Simo and MTs
Khozainul Ulum, and to know is there any difference in the level of physical
fitness of students of class VII MTs Putra-Putri Simo and MTs Khozainul Ulum
Year Doctrine 2016/2017.
Based on the type of exposure in the study is a comparative study, in which
this kind of research aims to compare two mean of two different groups namely
MTs Putra-Putri Simo and MTs Khozainul Ulum. Where the tests used to
determine the level of physical fitness in each school is Physical Freshness Test
Indonesia For Teenagers Age 13-15 Years.
The result is the average of each school by 12,55 MTs Putra-Putri Simo and
11,32 MTs Khozainul Ulum with the classification in the category of "less", with
details on MTs Putra-Putri Simo is 10 learners the category of "medium", 17
students category "less" and 2 learners category "less so", while at MTs Khozainul
Ulum with details, 3 learners category "medium", 19 students category "less", and
3 learners category "less so".

Keyword : Physical Fitness, Highland, Lowland


PENDAHULUAN
Selaras dengan tujuan pendidikan jasmani dan olahraga dalam meningkatkan
kebugaran jasmani dilingkungan sekolah, pendidikan jasmani dan olahraga adalah
wadah dalam mengoptimalkan kebugaran jasmani. Sehingga, dengan kebugaran
jasmani yang baik dapat diketahui kemampuan fisik seseorang. Dimana
kemampuan fisik yang dimiliki peserta didik dapat menunjang aktifitas belajar di
sekolah. Selain itu, perbedaan letak geografis mengakibatkan perbedaan pola
hidup dan aktifitas gerak yang dilakukan, serta belum adanya tes untuk
mengetahui tingkat kebugaran jasmani menjadi kendala yang dihadapi oleh
masing-masing sekolah. Aktifitas gerak yang kurang dan pola hidup yang kurang
baik dapat berpengaruh pada kemampuan fisik peserta didik, sehingga aktifitas
belajar akan terganggu. Kemampuan fisik dapat diketahui dari tingkat kebugaran
jasmani yang disandangnya.
MTs. Putra-Putri Simo yang terletak di Kecamatan Kalitengah, Kabupaten
Lamongan. Batasan sekolah meliputi, wilayah Kecamatan yang berbatasan
dengan Kecamatan Karanggeneng dan Kecamatan Kalitengah, yakni Kecamatan
Sukodadi, Kecamatan Turi, Kecamatan Dukun, Kecamatan Sugio, Kecamatan
Maduran, Kecamatan Pucuk dan Kecamatan Laren. Tempat asal siswa tersebut
menunjukkan bahwa jarak tempuh dari rumah siswa ke sekolah yang rata-rata
naik sepeda beragam dan angkutan umum dengan rute Karanggeneng-Sukodadi.
Sebagian siswa bertempat tinggal di asrama pondok pesantren Matholi’ul Anwar
Simo. Jarak terjauh yang ditempuh siswa bersepeda dari rumah ke sekolah sekitar
10 km dan jarak terdekat sekitar 1 km. Dengan jumlah guru yang cukup banyak
dikarenakan masing-masing kelas paralel. Terletak di daerah dataran tinggi atau
perbukitan. Berbeda dengan MTs. Khozainul Ulum merupakan sekolah yang
terletak di wilayah Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan, dengan jumlah
guru yang cukup, terdiri dari 1 orang Kepala Sekolah, 12 Guru Tetap Yayasan, 10
Guru Tidak Tetap. Jumlah siswa MTs Khozainul Ulum cukup banyak yaitu 141,
dan jumlah siswa kelas VII sebanyak 51, VIII sebanyak 44, dan kelas IX
Sebanyak 46 adalah siswa yang terdiri dari putra dan putri. Dengan keberadaan
sekolah yang berada di daerah dataran rendah. Yang memiliki daerah yang datar
dan tidak ada tanjakan karena letaknya di sekitar tambak.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, penelitian tertarik mengambil
judul “Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Antara MTs Putra-Putri Simo
dan MTs Khozainul Ulum di Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2016/2017.”
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebugaran
jasmani antara MTs Putra-Putri Simo dan MTs Khozainul Ulum di Kabupaten
Lamongan Tahun Pelajaran 2016/2017.

KAJIAN PUSTAKA
Menurut Muhajir (2014:239) kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan
kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap perubahan fisik
yang diberikan kepadanya (dan kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa
menimbulkan kelelahan berlebihan yang berarti. Setiap orang membutuhkan
kesegaran jasmani yang baik agar ia dapat melaksanakan pekerjaan dengan efektif
dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti, tidak menimbulkan kelelahan
yang berarti ialah setelah seseorang melakukan suatu kegiatan atau aktifitas,
masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu
senggangnya dan untuk keperluan-keperluan lainnya yang mendadak.
Tes kebugaran jasmani merupakan upaya untuk mengetahui derajat
kebugaran jasmani seseorang. Dengan tes ini, peserta akan mendapatkan
informasi mengenai kebugaran tubuhnya. Untuk memudahkan peng-ukuran,
peserta terlebih dahulu harus mengecek derajat kebugaran jasmani awal dengan
cara menghitung denyut nadi minimal atau sebelum melakukan aktivitas (Hidayat,
2010:48). Komponen kebugaran jasmani untuk remaja umur 13-15 tahun antara
lain lari 50 meter (putra dan putri), gantung angkat tubuh 60 detik (putra), gantung
siku tekuk 60 detik (putri), baring duduk 60 detik (putra dan putri), loncat tegak
(putra dan putri), lari 1.000 meter (putra) dan lari 800 meter untuk putri (Muhajir,
2014:251).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, yang berarti
membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok lainnya berdasarkan
variabel atau ukuran tertentu (Maksum, 2012:68). Peneliti tidak melakukan
manipulasi, intervensi, atau memberikan perlakuan. Perubahan yang ada telah
terjadi pada waktu yang lampau (ex post facto) (Maksum, 2012). Pelaksanaan
penelitian di MTs Putra-Putri Simo : Selasa, 14 Nopember 2016 pukul 07.00 WIB
- Selesai. Sedangkan di MTs Khozainul Ulum : Senin, 17 Nopember 2016 pukul
07.00 WIB – Selesai. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik
kelas VII dengan jumlah 343 peserta didik. Dengan jumlah kelas sembilan kelas
(VII A sampai VII I) untuk MTs Putra-Putri Simo dan MTs Khozainul Ulum
adalah tujuh kelas (VII A sampai VII B). Sedangkan sampel VII A dengan jumlah
siswa 29 untuk MTs Putra-Putri Simo dan kelas VII B dengan jumlah 25 untuk
MTs Khozainul Ulum.
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian (Maksum, 2012:111). Sedangkan tes adalah sebuah instrument
atau alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai individu atau
objek (Maksum, 2012:107). Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara
sebagai teknik pengumpulan data observasi, sasaran wawancara adalah guru
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan kelas VII dari maasing-masing
sekolah. Sedangkan instrumen tes pada penelitian ini menggunakan Tes
Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
kesegaran jasmani, klasifikasi umur pada tes ini telah ditentukan. Tes Kesegaran
Jasmani Indonesia (TKJI) umur 13-15 tahun sesuai dengan umur peserta didik
kelas VII, sehingga tes ini dapat menjadi tolak ukur dalam mengetahui tingkat
kebugaran jasmani peserta didik kelas VII pada kedua sekolah tersebut.
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) umur 13-15 tahun sesuai dengan
umur peserta didik kelas VII, sehingga tes ini dapat menjadi tolak ukur dalam
mengetahui tingkat kebugaran jasmani peserta didik kelas VII. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan Tes Kesegaran
Jasmani Indonesia untuk remaja umur 13-15 tahun. Dengan melaksanakan butir-
butir tes yang sesuai dengan prosedur pelaksanaan tes, butir tes yang di lakukan
adalah Tes Lari 50 Meter, Tes Gatung Angkat Tubuh 60 Detik, Tes Gantung Siku
Tekuk (putri) 60 Detik, Baring Duduk 60 Detik, Tes Loncat Tegak, Tes Lari 1000
Meter, Tes Lari 800 Meter (putri).
Hasil dari setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut sebagai
nilai kasar. Hal ini disebabkan satuan ukuran yang digunakan untuk masing-
masing tes berbeda, yang meliputi satuan waktu, ulangan gerak, dan ukuran
tinggi. Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang
sama yaitu NILAI. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai,
maka dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir TKJI. Hasil
dari penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi kesegaran
jasmani remaja (Sujarwadi, 2010: 194).
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 20 dengan
menghitung : uji pra-syarat dengan mencari mean (rata-rata), uji normalitas
bertujuan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal, uji
homogenitas digunakan untuk mengetahui data sejenis atau tidak. Sedangkan uji-t
kelompok bebas (independent) adalah teknik statistik yang dipergunakan untuk
menganalisis signifikan perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah
distribusi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian ini sebelum melakukan uji independent test maka
terlebih dahulu melakukan uji prasyarat yakni uji normalitas dan uji homogenitas
dari kedua data. Dari hasil uji normalitas didapatkan uji normalitas sebesar sig
0,134 untuk MTs Putra-Putri Simo dan sig 0,337 untuk MTs Khozainul Ulum,
karena jumlah responden dibawah 50 maka yang dilihat adalah tabel SPSS
Shapiro-Wilk. Jika hasil analisis lebih besar dari taraf signifikan 5% (0,05) maka
data tersebut berdistribusi normal, dapat disimpulkan data yang diperoleh di MTs
Putra-Putri Simo dan MTs Khozainul Ulum adalah normal, dengan ketentuan sig
0,134 > 0,05 dan sig 0,337 > 0,05 artinya, data penelitian yang diperoleh adalah
normal.
Berdasarkan tabel perhitungan menggunakan SPSS versi 20, diperoleh
hasil uji homogenitas (based of mean) sebesar sig 0,453 artinya, 0,453>0,05 (taraf
signifikan) maka, keputusannya adalah data pada penelitian ini sejenis. Setelah
dilakukan perhitungan uji prasyarat makan dilanjutkan dengan uji independent
test menggunakan SPSS versi 21. Berdasarkan analisis data diperoleh dari hasil
pelaksanaan tes yang berupa data mentah, yang kemudian dianalisis dengan
menggunakan SPSS versi 21 sehingga data keseluruhan dapat diketahui hasilnya.
Setelah melakukan analisa data dengan menggunakan SPSS. Diketahui t hitung

sebesar 2.552 dan sig (2-tailed) = 0,014, dengan taraf signifikan sig 0,05, dan df =
n1+n2-2 = 52. Dapat disimpulkan bahwa,t hitung lebih besar dari t tabel (2,552 >

2,006) dan taraf signifikan lebih besar dari signifikan 2-tailed (0,05 > 0,014)
maka, ada perbedaan signifikan dari dua kelompok berbeda. Artinya, ada
perbedaan tingkat kebugaran jasmani peserta didik kelas VII di MTs Putra-Putri
Simo dan MTs Khozainul Ulum.
Pembahasan
Hasil penelitian ini berkesimpulan bahwa kebugaran jasmani peserta didik
kelas VII di MTs Putra-Putri Simo dan dengan rata-rata dari masing-masing
sekolah sebesar 12,6 dan 11,3 dengan klasifikasi pada kategori “kurang”, dengan
rincian pada MTs Putra-Putri Simo adalah 10 peserta didik dengan kategori
“sedang”, 17 peserta didik kategori “kurang”, dan 2 peserta didik kategori
“kurang sekali”, sedangkan pada MTs Khozainul Ulum dengan rincian, 3 peserta
didik kategori “sedang”, 19 peserta didik kategori “kurang”, dan 3 peserta didik
kategori “kurang sekali”. hasil penelian ini berkesimpulan bahwa terdapat
perbedaan kebugaran jasmani peserta didik kelas VII di dataran tinggi dengan
dataran rendah dengan, lebih banyak dari peserta didik MTs Putra-Putri Simo
memiliki klasifikasi yang lebih baik daripada MTs Khozainul Ulum. Dengan
adanya penelitian ini membuktikan bahawa perbedaan letak geografis dari peserta
didik membedakan adanya tingkat kebugaran jasmani pada kedua sekolah
tersebut. Dapat disimpulkan bahwa, perlunya meningkatkan kebugaran jasmani
peserta didik kelas VII MTs Putra-Putri Simo dan peserta didik kelas VII MTs
Khozainul Ulum dengan meningkatkan aktifitas fisik (olahraga), serta tugas guru
untuk menanamkan pengetahuan tentang pola hidup sehat, cara memelihara
kebugaran jasmani dan pentingnya kebugaran jasmani dalam menunjang
kehidupan sehari-hari, agar peserta didik dapat meningkat dan memelihara
kebugaran jasamani dengan baik.

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan data yang terkumpul, diolah, dianalisis, sebagaimana
dijelaskan dalam BAB IV secara umum. Penelitian ini menjawab permasalahan
yang telah diajukan. Demikian hasil data yang diperoleh menyimpulkan bahwa :
Analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, t hitung = 2.552,

dan signifikan 0,014 (2 tailed) dengan taraf signifikan 5 % atau 0,05, dan df =
n1+n2-2 = 52. Sehingga signifikan 0,05 lebih besar dari 0,014 dan t hitung lebih

besar dari t tabel (2,55>2,006). Dapat disimpulkan bahwa, ada perbedaan tingkat
kebugaran jasmani peserta didik kelas VII MTs Putra-Putri Simo dan peserta
didik kelas VII MTs Khozainul Ulum.
Peserta didik kelas VII di MTs Putra-Putri Simo memiliki tingkat kebugaran
jasmani dengan rata-rata 12,55 dan rata-rata tingkat kebugaran jasmani peserta
didik kelas VII Khozainul Ulum di adalah 11,32. Sehingga dapat disimpulkan,
rata-rata tingkat kebugaran jasmani peserta didik kelas VII dari kedua sekolah
adalah kurang.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mengemukakan beberapa


saran sebagai berikut :
1. Klasifikasi dari hasil tes yang diperoleh peserta didik kelas VII dari masing-
masing sekolah menunjukkan hasil yang jelas yaitu, tingkat kebugaran
jasmani yang kurang, dengan hasil penelitian ini seyogyanya guru memantau
dan memberikan pelatihan agar tingkat kebugaran jasmanipeserta didiknya
meningkat.
2. Dari hasil penelitian diketahui kebugaran pesertra didik kelas VII dari masing-
masing sekolah dengan kategori kurang. Dengan hasil penelitian ini
seyogyanya dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hadziq, Khairul. (2013). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Untuk SMP/MTs


Kelas VII. Bandung: Yrama Widya

Hidayat, Yusuf. (2010). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan SMA/MA/SMK


Kelas X. Jakarta: Pusat perbukuan kementrian pendidikanNasional

Lutan, R.,&Adang, S. (2000).Pengukuran dan evaluasi penjaskes departemen


pendidikan nasional direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah
bagian proyek penataran guru SLTP setara D-II.

Maksum, Ali.(2012).Metodologi Penelitian dalam Olahraga.Surabaya: UNESA


University Press.

Muhajir. (2014). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta:


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Mushlih, Ahmad. (2014). Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan

Nurhasan, Dkk. (2005). Petunjuk praktis pendidikan jasmani (bersatu


membangun manusia yang sehat jasmani dan rohani). Surabaya: UNESA
University Press.

You might also like