You are on page 1of 11

Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol. 8 No.

3Desember 2012 ISSN:1829-9377

GAMBARAN PERILAKU CARING PERAWAT DI RUANG UNIT GAWAT


DARURAT DAN INTENSIF CARE UNIT RUMAH SAKIT
ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN 2012

Oleh
Putinah
Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
Email : putinah09@yahoo.co.id

Abstrak

Perilaku caring perawat adalah suatu sikap rasa peduli dan menghargai perasaan pasien, yaitu dengan mencurahkan
segala perhatian yang lebih kepada pasien tersebut guna meningatkan derajat kesehatan dan membantu pasien yang sedang
sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku caring perawat yang bekerja di IGD dan ICU RS Islam Siti
Khadijah Palembang yang menggunakan metode penelitian deskriptif dan tehnik total sampling yaitu sebanyak 33 orang.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11-18 Juni 2012, hasil. Hasil analisa univariat menunjukan bahwa 47,4%
perawat memiliki perilaku caring baik di IGD dan 57,1% perawat memiliki perilaku caring baik di ICU pada faktor
humanistik dan Altruistik, 47,4% perawat memiliki perilaku caring baik di IGD dan 50% perawat memiliki perilaku caring
baik di ICU pada faktor menanamkan sikap penuh harapan, 52,6% perawat memiliki perilaku caring baik di IGD dan 57,1%
perawat memiliki perilaku caring baik di ICU pada faktor kepekaan pada, 52,6% perawat memiliki perilaku caring baik di
IGD dan 64,3% perawat memiliki perilaku caring baik di ICU pada faktor hubungan saling percaya, 52,6% perawat memiliki
perilaku caring baik di IGD dan 35,7% perawat memiliki perilaku caring baik di ICU pada faktor meningkatkan ekspresi
positif dan negatife, 47,4% perawat memiliki perilaku caring baik di IGD dan 28,6% perawat memiliki perilaku caring baik
di ICU pada faktor menggunakan problem solving, 42,1% perawat memiliki perilaku caring baik di IGD dan 57,1% perawat
memiliki perilaku caring baik di ICU pada faktor peningkatkan mengajar interpersonal, 31,6% perawat memiliki perilaku
caring baik di IGD dan 57,1% perawat memiliki perilaku caring baik di ICU pada faktor peningkatkan lingkungan, 64,8%
perawat memiliki perilaku caring baik di IGD dan 35,7% perawat memiliki perilaku caring baik di ICU pada faktor
pemenuhan kebutuhan, 47,4% perawat memiliki perilaku caring baik di IGD dan 57,1% perawat memiliki perilaku caring
baik di ICU pada faktor spiritual penyembuhan.
Bagi Rumah Sakit dan Instalasi diharapkan perawat perlu lebih ditingkatkan lagi perilaku caring untuk meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien.

Kata kunci : Caring, Perawat

Abstrack

Caring behavior of nurses is a caring attitude and respect the feelings of the patient, by devoting more attention to
all these patients in order to improve the health and help patients who are sick. This study aims to determine the caring
behavior of nurses who work in ER and ICU Siti Khadijah Islamic hospital Palembang which uses total sampling techniques
and methods of descriptive research.
The results of univariate analysis menunjukaan that 47.4% have a nurse caring behaviors in both the ER and 57.1%
have a nurse caring behavior both in the ICU on humanistic and altruistic factors, 47.4% have a nurse caring behaviors in
both the ER and 50% of nurses have caring behavior both in the ICU at factors instill a hopeful attitude, 52.6% have a nurse
caring behaviors in both the ER and 57.1% have a nurse caring behavior both in the ICU on the sensitivity factor, 52.6% have
a nurse caring behaviors in both the ER and 64.3% have a nurse caring behavior both in the ICU at trusting relationship
factors, 52.6% have a nurse caring behaviors in both the ER and 35.7% have a nurse caring behaviors in both the ICU on
factors increase the expression of positive and negatife, 47.4% have a nurse caring behaviors in both the ER and 28.6% have
a nurse caring behaviors in both the ICU on the use of problem solving factor, 42.1% have a nurse caring behaviors in both
the ER and 57.1% have a nurse caring behavior both in the ICU on the promotion of teaching and interpersonal factors,
31.6% have a nurse caring behaviors in both the ER and 57.1% have a nurse caring behaviors in both the ICU on the
promotion of environmental factors, 64.8% have a nurse caring behaviors in both the ER and 35.7% have a nurse caring
behavior both in the ICU on the fulfillment of factors, 47.4% have a nurse caring behaviors in both the ER and 57.1% have a
nurse caring behavior both in the ICU at spiritual healing factor.
Installation for Hospitals and nurses is expected to be increased again good caring behavior, to improve the quality
of nursing care to patients.

Keywords : Caring, Nurse

Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Unit Gawar Darurat dan Intensif Care Unit di RSI Siti Khadijah Palembang Page 1
Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol. 8 No. 3Desember 2012 ISSN:1829-9377

1. PENDAHULUAN aspek jasmani dan spiritual dalam pelayanan


keperawatan.
1.1 Latar Belakang
Pelayanan keperawatan di RS Islam Siti
Keperawatan adalah suatu interaksi antara
Khadijah Palembang dengan jumlah total perawat
perawat dan klien, perawat dan professional
dan bidan sebanyak 233 orang, cukup baik
kesehatan lain. Proses interaksi manusia terjadi
khususnya perilaku caring perawat, akan tetapi
melalui komunikasi: verbal dan non verbal, tertulis
untuk menjadi rumah sakit yang bertaraf
dan tidak tertulis, terencana dan tidak terencana
internasional sangat perlu meningkatkan kualitas
komunikasi diantara manusia menyampaikan
pelayanan keperawatan khususnya perilaku caring
pikiran, ide, perasaan dan informasi agar perawat
perawat.
effektif dalam berinteraksi (Fikriyyah, 2009). Untuk
Pada ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD)
itu perawat memerlukan kemampuan untuk
dengan jumlah perawat sebanyak 19 orang yang
berdedikasi bagi orang lain dan perasaan cinta atau
merupakan pintu masuk pasien meliputi pelayanan
menyayangi (Fikriyyah, 2009).
keperawatan yang ditujukan kepada pasien gawat
Sebagai perawat materi yang sangat penting
darurat yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam
dan menentukan adalah memahami konsep caring
keadaan gawat dan teracam nyawanya bila tidak
dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan
mendapat pertolongan secara cepat (Musliha,
dipupuk untuk mampu memperlihatkan
2010). Perilaku caring perlu dalam pelayanan
kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati,
keperawatan diruang IGD dikarenakan pasien yang
bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan
berada diruangan tersebut merupakan pasien yang
mampu belajar seumur hidup. Dan itu semua akan
berada dalam keadaan darurat dan harus ditindak
berhasil dicapai oleh perawat kalau mereka mampu
cepat dalam penyelamatannya, perawat yang caring
memahami apa itu caring. Saat ini, caring adalah
akan membuat pasien tersebut merasa nyaman dan
isu besar dalam profesionalisme keperawatan.
keluarga pun yakin akan kesembuhan pasien.
Diharapkan perawat mampu memahami tentang
Intensif Care Unit (ICU) adalah ruang rawat
pentingnya perilaku caring sebagai dasar yang
rumah sakit dengan dengan jumlah perawat
harus dikuasai oleh perawat (Dwidiyanti, 2007).
sebanyak 14 orang dan juga perlengkapan khusus
Perilaku caring perawat adalah suatu sikap
ditujukan untuk mengelola pasien dengan penyakit,
rasa peduli dan menghargai perasaan pasien yaitu
trauma atau komplikasi yang mengancam jiwa.
dengan mencurahkan segala perhatian yang lebih
Pasien ICU tidak dapat ditunggu oleh keluarga,
kepada pasien tersebut guna meningkatkan derajat
maka diperlukan komunikasi yang baik antara
kesehatan dan membantu pasien yang sedang sakit.
dokter atau perawat ICU dengan keluarga secara
Sikap ini sangat penting dalam pelayanan
teratur dan kosisten (Musliha, 2010). Pasien di ICU
keperawatan karena akan memberikan kepuasan
berbeda dengan pasien dirawat inap biasa, karena
kepada pasien dan berguna bagi perawat agar lebih
pasien di ICU dapat dikatakan ada ketergantungan
memahami konsep caring, khususnya perilaku
yang sangat tinggi terhadap perawat, sehingga
caring dan mengaplikasikannya dalam pelayanan
perilaku caring perawat memang sangat diperlukan
keperawatan (Akhtyo, 2008).
karena segala sesuatu yang terjadi pada pasien
Menurut Watson (1989), faktor karatif yang
hanya dapat diketahui melalui monitoring dan
menjadi patokan perawat dalam berperilaku caring,
recording yang baik dan teratur.
yaitu pendekatan humanistic dan altuistik,
Hasil observasi sementara peneliti
menanamkan sikap penuh harapan, kepekaan
menemukan bahwa belum optimalnya proses
terhadap diri sendiri dan orang lain, hubungan
perilaku caring perawat di kedua ruangan tersebut,
saling percaya dan saling membantu, meningkatkan
seperti pada saat pertama menerima pasien yang
dan menerima ekspresi perasaan positif dan
harus melalui registrasi dulu baru pasien bisa
negative, menggunakan problem solving dalam
mendapatkan penaganan medis, tentu hal ini
mengambil keputusan, peningkatan belajar
menjadi penghambat proses penyembuhan pasien.
mengajar interpersonal, menciptakan lingkungan
Didukung penelitian Simarmata (2010)
(fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual) yang
terhadap 36 perawat di Rumah Sakit Jiwa Medan
mendukung, memberi bantuan dalam pemenuhan
terdapat 15 responden (41,7%) yang menunjukan
kebutuhan manusia, terbuka pada eksistensial
perilaku caring dengan kategori baik, sisanya
fenomonologikal dan dimensi spiritual
sebanyak 21 responden (58,3%) yang menunjukan
penyembuhan.
perilaku caring cukup. Angka ini menunjukan
Faktor diatas telah menunjukkan bahwa teori
bahwa masih sangat kurangnya perilaku caring
caring, yang ditekankan oleh Watson menekankan
perawat terhadap pasien di rumah sakit tersebut.
akan kebutuhan pasien secara jasmani dan
Perawat pada kenyataanya dalam berperilaku
kebutuhan pendekatan spiritual bagi iman klien.
kepada pasien masih jauh dari apa yang diharapkan.
Perawat dituntut untuk mengenal dirinya sendiri
Berdasarakan latar belakang tersebut, maka
secara spiritual dan menerapkannya dalam profesi
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
keperawatan. Dalam teori Watson dapat
Gambaran Perilaku Caring Perawat di ruang IGD
disimpulkan bahwa adanya keseimbangan antara
dan ICU Rumah Sakit Islam Siti Khadijah
Palembang Tahun 2012.
Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Unit Gawar Darurat dan Intensif Care Unit di RSI Siti Khadijah Palembang Page 2
Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol. 8 No. 3Desember 2012 ISSN:1829-9377

1.2 Tujuan Penelitian Gambaran Perilaku Caring Perawat


khususnya diruang Instalasi Gawat Darurat
1.2.1 Tujuan Umum
dan di ruang Intensif Care Unit rumah sakit
Diketahuinya Gambaran Perilaku Caring
Islam Siti Khadijah Palembang. Sehingga
Perawat di Ruang IGD dan ICU Rumah
dapat dilakukan kegiatan-kegiatan yang
Sakit Islam Siti Khadijah Palembang tahun
dapat meningkatkan perilaku caring
2012.
perawat.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang
1. Diketahui upaya perawat dalam
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
pendekatan humanistik dan altruistik
referensi khususnya tentang perilaku caring
kepada pasien di ruang IGD dan ICU RS
perawat.
Islam Siti Kahdijah Palembang Tahun
1.3.3 Bagi Peneliti
2012.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
2. Diketahui upaya perawat dalam
pengetahuan dan wawasan peneliti,
menanamkan sikap penuh harapan kepada
khususnya tentang prilaku caring perawat.
pasien di ruang IGD dan ICU RS Islam
Siti Kahdijah Palembang Tahun 2012.
3. Diketahui upaya perawat terhadap 2. METODE PENELITIAN
kepekaan pada diri sendiri dan orang lain
Desain penelitian yang digunakan dalam
di ruang IGD dan ICU RS Islam Siti
penelitian ini adalah survey deskriptif yang
Kahdijah Palembang Tahun 2012.
bertujuan untuk mendapatkan gambaran
4. Diketahui upaya perawat dalam membina
tentang prilaku caring perawat dalam
hubungan saling percaya dan saling
memberikan pelayanan kesehatan pada pasien
membantu perawat kepada pasien di
di ruang IGD dan ICU RS Islam Siti Khadijah
ruang IGD dan ICU RS Islam Siti
Palembang. Populasi pada penelitian ini
Kahdijah Palembang Tahun 2012.
adalah seluruh perawat yang terlibat langsung
5. Diketahui upaya perawat dalam
dalam perawatan pasien yang berjumlah 33
meningkatkan dan menerima ekspresi
orang yaitu 19 orang perawat diruang IGD
perasaan positif dan negative pasien di
dan 14 orang perawat diruang ICU. Penelitian
ruang IGD dan ICU RS Islam Siti
ini dilaksanakan bulan Juni 2012. Analisa
Kahdijah Palembang Tahun 2012.
yang dilakukan adalah analisa univariat yang
6. Diketahui upaya perawat dalam
dilaksanakan untuk mengetahui distribusi
menggunakan problem solving saat
frekuensi terhadap perilaku caring perawat di
mengambil keputusan di ruang IGD dan
ruang IGD dan ICU RS Islam Siti Khadijah
ICU RS Islam Siti Kahdijah Palembang
Palembang yang tercermin dalam sepuluh
Tahun 2012.
faktor karatif.
7. Diketahui upaya perawat dalam
peningkatan belajar mengajar interpersonal
perawat di ruang IGD dan ICU RS Islam 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Siti Kahdijah Palembang Tahun 2012. Hasil penelitian ini menunjukan gambaran hasil
8. Diketahui usaha perawat dalam pengolahan data yang terdiri dari distribusi
meningkatkan lingkungan fisik, mental, frekuensi responden pada sepuluh factor caring
sosiokiltural, dan spiritual yang menurut Watson yaitu: pendekatan altruistik dan
mendukung di ruang IGD dan ICU humanistic, menanamkan sikap penuh harapan,
Rumah Sakit Islam Siti Kahdijah kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain,
Palembang 2012. hubungan saling percaya dan saling membantu,
9. Diketahui upaya perawat dalam meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan
memberikan bantuan pemenuhan positif dan negatif, menggunakan problem solving
kebutuhan manusia di ruang IGD dan ICU dalam mengambil keputusan, peningkatan belajar
RS Islam Siti Kahdijah Palembang Tahun mengajar interpersonal, meningkatkan lingkungan
2012. (fisik, mental, sosiokulutral, dan spiritual) yang
10. Diketahui upaya perawat untuk terbuka mendukung, memberikan bantuan dalam
pada eksistensial fenomonologikal dan pemenuhan kebutuhan manusia, terbuka pada
dimensi spiritual penyembuhan di ruang eksistensial fenomologikal dan dimensi spiritual
IGD dan ICU RS Islam Siti Kahdijah penyembuhan.
Palembang Tahun 2012.

1.3 Manfaat Penelitian


1.3.1 Bagi Rumah Sakit Islam Siti Khadijah
Palembang
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan informasi bagimanakah
Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Unit Gawar Darurat dan Intensif Care Unit di RSI Siti Khadijah Palembang Page 3
Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol. 8 No. 3Desember 2012 ISSN:1829-9377

3.1 Pendekatan Humanistik dan Altruistik memberikan pelayanan kepada pasien. Sedangkan
Tabel 3.1 perawat yang memilki perilaku caring cukup,
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku disebabkan karena sebagian besar perawat tidak
Caring Melalui Pendekatan Humanistik Dan melakukan pelayanan keperawatan secara caring.
Altuistik Diruang IGD RSI Siti Khadijah
Palembang 2012 3.2 Menanamkan Sikap Penuh Harapan

Humanistik Persentase Tabel 3.3


No dan Altruistik Frekuensi (%) Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
1 Baik 9 47,4 Perilaku Caring Melalui Upaya Menanamkan
Sikap Penuh Harapan Diruang IGD
2 Kurang 10 52,6 RSI Siti Khadijah Palembang 2012
Total 19 100
Menanamkan Persentase
No Sikap Penuh Frekuensi (%)
Harapan
Tabel 3.2
1 Baik 9 47,4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku
Caring Melalui Pendekatan Humanistik Dan 52,6
Altuistik Diruang ICU RSI Siti Khadijah 2 Kurang 10
Palembang 2012 Total 19 100
Humanistik Persentase
No Frekuensi
dan Altruistik (%) Tabel 3.4
1 Baik 8 57,1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
2 Kurang 6 42,9 Perilaku Caring Melalui Upaya Menanamkan
100 Sikap Penuh Harapan Diruang ICU RSI Siti
Total 14
Khadijah Palembang 2012

Menanamkan
Dalam penelitian ini, didapatkan pada ruang No Sikap Penuh Frekuensi Persentase
IGD dari 19 responden sebagian besar memiliki Harapan (%)
perilaku caring kurang sebanyak 10 responden
(52,6%). Sedangkan diruang ICU dari 14 responden 1 Baik 7 50
sebagian besar memiliki perilaku caring baik 2 Kurang 7 50
sebanyak 8 responden (57,1%) dalam pendekatan
Humanistik dan Altruistik. Total 14 100
Menurut Dwidijayanti (2007) menyatakan
bahwa Humanistik dan Altruistik dalam Dalam penelitian ini, didapatkan pada ruang
keperawatan adalah suatu sikap dan pendekatan IGD dari 19 responden sebagian besar memiliki
yang memperlakukan pasien sebagai manusia yang perilaku caring kurang sebanyak 10 responden
mempunyai kebutuhan, apabila semua kebutuhan (52,6%). Sedangkan diruang ICU dari 14 responden
pasien sudah terpenuhi maka timbulah rasa sebagian besar memiliki perilaku caring kurang
kepuasan pada diri perawat karena mampu sebanyak 7 responden (50%) sama dengan yang
menolong pasien secara baik dan manusiawi. memiliki perilaku caring baik dalam menanamkan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh sikap penuh harapan kepada pasien.
Simarmata (2010) pada faktor karatif pendekatan Perawat memberikan kepercayaan dan
humanistik dan altruistik terdapat 76,8% perawat harapan kepada pasien dalam meningkatkan
yang memiliki perilaku caring baik dan 23,2% pelayanan keperawatan yang menyeluruh, serta
perawat yang memiliki perilaku caring kurang meningkatkan perilaku pasien dalam mencari
dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pertolongan kesehatan. Perawat juga diharapkan
pasien. selalu menanamkan harapan yang positif kepada
Menurut peneliti bahwa perawat yang pasien sehingga dapat dengan semangat dalam
memiliki perilaku caring baik dalam melakukan menjalani proses penyembuhan (Dwidiyanti, 2007).
pendekatan altruistik dan humanisitk, karena Menurut hasil penelitian Simarmata (2010)
perawat selalu melakukan kegiatan meliputi mengenai perilaku caring perawat dalam
memperkenalkan diri dengan mamperkenalkan diri menanamkan sikap penuh harap kepada pasien
dan mengenali nama pasien, bicara dengan sopan yaitu terdapat 78,5% perawat yang memiliki
dan suara lembut, memberikan perhatian penuh dan perilaku caring baik dan 21,5% perawat yang
minat yang tulus bagi pasien atau keluarga, memiliki perilaku caring kurang.
menemani keluarga pasien ketika mereka Menurut peneliti perawat yang memiliki
mengunjungi pasien, dan merasa puas jika dapat perilaku caring baik hal ini disebabkan ketika

Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Unit Gawar Darurat dan Intensif Care Unit di RSI Siti Khadijah Palembang Page 4
Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol. 8 No. 3Desember 2012 ISSN:1829-9377

memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, 20,9% perawat yang memiliki perilaku caring
perawat selalu bersikap caring yang baik dalam kurang.
kegiatan memberikan semangat, memberikan Menurut analisis peneliti perawat yang
kepercayaan dan harapan yang tinggi terhadap memiliki perilaku caring baik karena dalam
kesembuhan, memberikan semangat saat putus asa, melaksanakan tugasnya ketika memberikan
dan menghargai pasien dan keluarganya, sedangkan pelayanan perawat dituntut untuk lebih sensitif dan
perawat yang memiliki perilaku caring dengan peka terhadap apa yang dirasakan oleh pasien dan
memberikan harapan kesembuhan kepada pasien. keluarga, sehingga proses penyembuhan dapat
dilaksanakan lebih cepat, sedangkan perawat yang
3.3 Kepekaan Pada Diri Sendiri dan Orang memiliki perilaku caring kurang karena perawat
Lain tersebut merasa tidak perlu bersikap caring dalam
melaksanakan apa yang sedang dirasakan oleh
Tabel 3.5 pasien dan cukup melihat perkembangan pasien
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tersebut melalui catatan medisnya yang dibuat
Perilaku Caring Terhadap Kepekaan Pada Diri setiap hari selama dirawat.
Sendiri dan Orang Lain Diruang IGD RSI Siti
Khadijah Palembang 2012 3.4 Membina Hubungan Saling Percaya dan
Saling Membantu.
Kepekaan
Pada Diri Tabel 3.7
No Sendiri Frekuensi Persentase Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
dan Orang (%) Perilaku Caring Melalui Membina Hubungan
Lain Saling Percaya Dan Saling Membantu diruang
1 Baik 10 52,6 IGD RSI Siti Khadijah Palembang 2012
2 Kurang 9 47,4 N Membina
Total 19 100 o Hubungan
Saling Frekuensi Persentase
Percaya (%)
Tabel 3.6
Dan Saling
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Membantu
Perilaku Caring Terhadap Kepekaan Pada Diri
Sendiri dan Orang Lain Diruang ICU RSI Siti 1 Baik 10 52,6
Khadijah Palembang 2012 2 Kurang 9 47,4
Total 19 100
Kepekaan
Pada Diri Tabel 3.8
No Sendiri Frekuensi Persentase Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
dan Orang (%) Perilaku Caring Melalui Membina Hubungan
Lain Saling Percaya Dan Saling Membantu Diruang
ICU RSI Siti Khadijah Palembang 2012
1 Baik 8 57,1
2 Kurang 6 42,9 No Membina Frekuensi Persentase
Total 14 100 Hubungan (%)
Saling
Percaya
Dalam penelitian ini, didapatkan pada ruang Dan Saling
IGD dari 19 responden sebagian besar memiliki Membantu
perilaku caring baik sebanyak 10 responden
(52,6%). Sedangkan diruang ICU dari 14 responden 1 Baik 9 64,3
sebagian besar memiliki perilaku caring baik 2 Kurang
Harapan 5 35,7
sebanyak 8 responden (57,1%) dalam
melaksanakan kepekaan terhadap diri sendiri dan Total 14 100
orang lain.
Hasil ini diperkuat oleh pendapat Dwidiyanti Dalam penelitian ini, didapatkan pada ruang
(2007) yang menyatakan peran perawat sangat IGD dari 19 responden sebagian besar memiliki
dibutuhkan, maka dari itu kepekaan dan perilaku caring baik sebanyak 10 responden
kesensitifan perawat dalam memahami perasaan (52,6%). Sedangkan diruang ICU dari 14 responden
pasien sangatlah penting dan sangat dibutuhkan. sebagian besar memiliki perilaku caring baik
Hasil penelitian Simarmata (2010) mengenai sebanyak 9 responden (64,3%) dalam membina
perilaku caring perawat terhadap kepekaan pada hubungan saling percaya dan membantu.
diri sendiri dan orang lain, hasilnya terdapat 79,1%
perawat yang memiliki caring baik dan sebanyak
Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Unit Gawar Darurat dan Intensif Care Unit di RSI Siti Khadijah Palembang Page 5
Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol. 8 No. 3Desember 2012 ISSN:1829-9377

Perawat berusaha untuk memberikan


informasi jujur kepada pasien dan memperhatikan Tabel 3.10
sikap yang empati yaitu ikut merasakan apa yang Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
sedang dialami oleh pasien (Dwidiyanti, 2007). Perilaku Caring Melalui Meningkatkan dan
Penelitian yang dilakukan oleh Simarmata Menerima Ekspresi Perasaan Positif dan Negatif
(2010), dalam membina hubungan saling percaya Diruang ICU RSI Siti Khadijah Palembang
dan membantu terdapat 72,2% perawat yang 2012
memiliki perilaku caring baik dan 27,8% perawat
yang memiliki perilaku caring kurang. No Meningkatkan
Menurut peneliti hubungan saling percaya dan Menerima
Ekspresi Frekuensi Persentase
antara perawat dan klien berhubungan dalam suatu (%)
hubungan untuk membangun kepercayaan. Klien Perasaan
merasa keterbatasannya dalam pengetahuan dan Positif dan
merawat diri dengan cara membutuhkan bantuan Negatif
dari orang lain seorang perawat professional. Untuk 1 Baik 5 35,7
menumbuhkan kepercayaan interpersonal pada
klien, perawat membuka dirinya menjadi dekat 2 Kurang 9 64,3
dengan klien, menghargai klien sebagai individu Total 14 100
yang unik dan mempunyai nilai dengan martabat.
Perawat juga memperhatikan dengan sungguh-
sungguh keinginan klien, memberikan perhatian Dalam penelitian ini, didapatkan pada ruang
dan kompetensinya dalam ilmu pengetahuan dan IGD dari 19 responden sebagian besar memiliki
keterampilan untuk menolong klien. perilaku caring baik sebanyak 10 responden
Perawat yang memiliki caring yang baik (52,6%). Sedangkan diruang ICU dari 14 responden
karena dalam melakukan pelayanan keperawatan sebagian besar memiliki perilaku caring kurang
perawat selalu senantiasa membina hubungan sebanyak 9 responden (64,3%) dalam
saling percaya dan saling membantu kepada pasien meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan
seperti menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh positif dan negatif.
pasien dan keluarga secara jujur, menepati janji Menurut Dwidijayanti (2007) yang
kepada pasien ketika menjanjikan suatu hal, dan menyatakan bahwa membagi perasaan adalah
memberikan tindakan yang memberikan rasa pengalaman yang beresiko bagi perawat maupun
nyaman secara fisik. Adapun perawat yang pasien. Perawat harus siap secara intelektual dalam
memiliki perlaku caring yang cukup, hal ini menghadapi ekspresi klien, baik yang positif
disebabkan sebagian perawat tidak selalu maupun yang negatif dalam situasi yang berbeda-
berperilaku caring yang baik pada saat melakukan beda.
pelayanan keperawatan dalam membantu saling Hasil penelitian simarmata (2010), dalam
percaya dan membantu terhadap pasien. meningkatkan dan menerima perasaan positif dan
negatif kepada pasien terdapat sebanyak 78,2%
3.5 Meningkatkan dan Menerima Ekspresi perawat yang memiliki perilaku caring baik dan
Perasaan Positif dan Negatif 21,8% perawat memiliki perilaku caring kurang.
Menurut analisis peneliti perawat yang
Tabel 3.9 memilki perilaku caring yang baik ini dikarenakan
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pada saat memberikan pelayanan keperawatan
Perilaku Caring Melalui Meningkatkan dan perawat selalu berusaha untuk membantu pasien
Menerima Ekspresi Perasaan Positif dan Negatif dalam mendengarkan keluhan pasien dengan
Diruang IGD RSI Siti Khadijah Palembang sungguh-sungguh dan hati terbuka, sedangkan
2012 perawat yang memilki perilku caring kurang
dikarenakan tidak selamanya perawat dalam
No Meningkatkan memberikan pelayanan keperawatan selalu
dan Menerima Frekuensi Persentase mempunyai waktu dalam mendengarkan segala
Ekspresi (%) keluhan pasien dengan sungguh-sungguh dan hati
Perasaan Positif terbuka.
dan Negatif
1 Baik 10 52,6 3.6 Menggunakan Problem Solving Saat
2 Kurang 9 47,4 Mengambil Keputusan

Total 19 100 Tabel 3.11


Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Perilaku Caring dalam Menggunakan Problem
Solving Saat Mengambil Keputusan Diruang
IGD RSI Siti Khadijah Palembang 2012

Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Unit Gawar Darurat dan Intensif Care Unit di RSI Siti Khadijah Palembang Page 6
Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol. 8 No. 3Desember 2012 ISSN:1829-9377

No Menggunakan menggunakan problem solving pada saat


Problem Solving Frekuensi mengambil keputusan, hal ini disebabkan karena
Persentase
Saat Mengambil perawat tidak terlalu memiliki waktu untuk
(%)
Keputusan menggunakan proses keperawatan langsung kepada
pasien.
1 Baik 9 47,4
3.7 Meningkatkan Belajar Mengajar
2 Kurang 10 52,6
Interpersonal.
Total 19 100 Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Perilaku Caring dalam Meningkatkan Belajar
Tabel 3.12
Mengajar Interpersonal Diruang IGD RSI Siti
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Khadijah Palembang 2012
Perilaku Caring dalam Menggunakan Problem
Solving Saat Mengambil KeputusanDiruang No Meningkatkan
ICU RSI Siti Khadijah Palembang 2012 Belajar Frekuensi Persentase
Mengajar (%)
No Menggunakan Interpersonal
Problem Solving Frekuensi Persentase
Saat Mengambil (%) 1 Baik 8 42,1
Keputusan 2 Kurang 11 57,9
1 Baik 4 28,6 Total 19 100
2 Kurang 10 71,4
Tabel 3.14
Total 14 100 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Perilaku Caring dalam Meningkatkan Belajar
Dalam penelitian ini, didapatkan pada ruang Mengajar Interpersonal Diruang ICU RSI Siti
IGD dari 19 responden sebagian besar memiliki Khadijah Palembang 2012
perilaku caring kurang sebanyak 10 responden
(52,6%). Sedangkan diruang ICU dari 14 responden No Meningkatkan
Belajar Frekuensi Persentase
sebagian besar memiliki perilaku caring kurang (%)
sebanyak 10 responden (71,4%) dalam Mengajar
menggunakan problem solving dalam mengambil Interpersonal
keputusan. 1 Baik 8 57,1
Menurut Dwidiyanti (2007) bahwa perawat
menggunakan metode proses keperawatan sebagai 2 Kurang 6 42,9
pola pikir dalam memberikan pelayanan Total 14 100
keperawatan kepada pasien. Proses keperawatan
adalah pendekatan dalam pemecahan masalah yang Dalam penelitian ini, didapatkan pada ruang
sistematis untuk memberikan pelayanan IGD dari 19 responden sebagian besar memiliki
keperawatan kepada setiap orang, terdiri dari perilaku caring kurang sebanyak 11 responden
pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi. (57,9%). Sedangkan diruang ICU dari 14 responden
Hasil ini berbanding terbalik dengan sebagian besar memiliki perilaku caring baik
penelitian yang dilakukan oleh Simarmata (2010), sebanyak 8 responden (57,1%) dalam
dalam menggunkan problem solving dalam meningkatkan belajar mengajar interpersonal.
mengambil keputusan pada saat memberikan Dalam situasi apapun kontak antara perawat
pelayanan keperawatan kepada pasien terdapat dan klien, perawat menggunakan pengetahuan
sebanyak 76,4% perawat memilki perilaku caring untuk mengidentifikasi semua kebutuhan klien
baik dan 33,6% perawat memiliki perilaku caring untuk (fisik, psikososial, psikospiritual) dan
kurang. kerjasama dengan klien untuk memenuhi kebutuhan
Menurut analisis peneliti perawat yang tesebut perawat memberikan kesempatan kepada
memiliki perilkau caring baik dalam menggunakan klien untuk mengontrol dan memilih. Faktor ini
proses keperawatan pada saat memberikan adalah konsep yang sangat penting dalam
pelayanan keperawatan kepada pasien yaitu keperawatan, seperti memberi asuhan mandiri,
mengidentifikasi masalah yang dihadapi pasien, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan
menetapkan masalah berdasarkan identifikasi yang kesempatan untuk pertumbuhan personal klien
ditemukan, membantu pasien untuk menyelesaikan (Dwidiyanti, 2007).
masalah, mengevaluasi keberhasilan dari Hasil penelitian yang di lakukan oleh
penyelesaian masalah, dan menetapkan rencana Simarmata (2010) tentang perilaku caring perawat
tindak lanjut jika dibutuhkan. Sebaiknya perawat dalam meningkatkan belajar mengajar perawat
memiliki perilaku caring kurang dalam secara interpersonal kepada pasien yaitu sebanyak
Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Unit Gawar Darurat dan Intensif Care Unit di RSI Siti Khadijah Palembang Page 7
Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol. 8 No. 3Desember 2012 ISSN:1829-9377

71,7% perawat memiliki perilaku caring baik dan Dalam penelitian ini, didapatkan pada ruang
28,3% perawat memiliki perilaku caring kurang. IGD dari 19 responden sebagian besar memiliki
Menurut analisis peneliti perawat yang perilaku caring kurang sebanyak 13 responden
memiliki perilaku caring baik dalam meningkat (68,4%). Sedangkan diruang ICU dari 14 responden
belajar mengajar interpersonal seperti kegiatan sebagian besar memiliki perilaku caring baik
menjelaskan kepada pasien tentang kondisi yang sebanyak 8 responden (57,1%) dalam
dialami pasien tersebut, memberikan penjelasan meningkatkan lingkungan fisik, mental,
sebelum melakukan suatu tindakan, membantu sosiokultural dan spirit yang mendukung.
pasien untuk melakukan suatu kegiatan dengan Menurut Dwidiyanti (2007) berpendapat
memperaktekaannya dan memberikan kesempatan bahwa perawat perlu mengenali pengaruh
paa pasien untuk melakukan tindakan sesuai lingkungan internal dan eskternal pasien terhadap
kemampuan. Sedangkan perawat memiliki perilaku kesehatan dan kondisi penyakit pasien. Pasien juga
caring yang cukup dalam meningkatkan belajar bisa saja mengalami perubahan baik dari
mengajar interpersonal kepada pasien, hal ini lingkungan internal maupun eksternal, maka
disebabkan sebagian besar perawat tidak perawat harus mengkaji dan mempasilitasi
menjelaskan kegiatan belajar mengajar kemampuan pasien untuk beradaptasi dengan
interpersonal secara caring. perubahan fisik, mental, dan emosional.
Hasil penelitian Simarmata (2010) mengenai
3.8 Meningkatkan Lingkungan Fisik, Mental. perilaku caring perawat dalam faktor meningkatkan
Sosiokultural, dan Spiritual yang lingkungan fisik, mental, sosiospiritual kepada
mendukung pasien yaitu sebanyak 75,8% perilaku caring yang
baik dan 24,2% perawat memiliki perilaku caring
Tabel 3.15 kurang.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Menurut analisis peneliti dalam memfasilitasi
Perilaku Caring melalui Meningkatkan kebutuhan pasien akan pemenuhannya melalui
Lingkungan Fisik, Mental. Sosiokultural, Dan lingkungan yang nyaman dan kondusif. Perawat
Spiritual yang Mendukung Diruang IGD RSI yang memiliki perilaku caring baik, akan
Siti Khadijah Palembang 2012 melakukan pelayanan keperawatan kepada pasien
perawat senantiasa berusaha untuk menciptakan
Meningkatkan
lingkungan yang nyaman dan kondusif bagi pasien,
Lingkungan
misalnya menjaga lingkungan agar tetap bersih,
Fisik,
menjaga kondisi lingkungan agar tetap tenang, dan
Mental,
membantu pasien dan keluarga untuk beradaptasi
Sosiokultural,
dengan lingkungan. Sedangkan perawat yang
dan Spiritual
memiliki perilaku caring kurang, disebabkan tidak
N yang Persentase
semua perawat dalam melakukan pelayanan
o Mendukung Frekuensi (%)
keperawatan memilih perilaku caring yang baik
1 Baik 6 31,6
untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
2 Kurang 13 68,4
pasien.
Total 19 100
3.9 Memberikan Bantuan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Manusia.
Tabel 3.16
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tabel 3.17
Perilaku Caring melalui Meningkatkan Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Lingkungan Fisik, Mental, Sosiokultural, dan Perilaku Caring melalui Memberikan Bantuan
Spiritual yang mendukung Diruang RSI Siti Dalam Pemenuhan Kebutuhan Manusia
Khadijah Palembang 2012 Diruang IGD RSI Siti Khadijah Palembang 2012
Meningkatkan
Lingkungan Memberikan
Fisik, Mental, Bantuan dan
Sosiokultural, No Pemenuhan Frekuensi Persentase
dan Spiritual Kebutuhan (%)
yang Persentase Manusia
No Mendukung Frekuensi (%) 1 Baik 13 68,4
1 Baik 8 57,1 2 Kurang 6 31,6
2 Kurang 6 42,9 Total 19 100
Total 14 100

Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Unit Gawar Darurat dan Intensif Care Unit di RSI Siti Khadijah Palembang Page 8
Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol. 8 No. 3Desember 2012 ISSN:1829-9377

Tabel 3.18 3.10 Terbuka Pada Eksistensi Fenomologikal


Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan dan Dimensi Spiritual Penyembuhan
Perilaku Caring melalui Memberikan Bantuan
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Manusia Tabel 3.19
Diruang ICU RSI Siti Khadijah Palembang 2012 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Perilaku Caring Untuk Terbuka Pada Eksistensi
Memberikan Fenomologikal dan Dimensi Penyembuhan
Bantuan dan Diruang IGD RSI Siti Khadijah Palembang 2012
No Pemenuhan Frekuensi Persentase
Kebutuhan (%) Terbuka Pada
Manusia Eksistensi
1 Baik 5 35,7 No Fenomologikal Frekuensi Persentase
dan Dimensi (%)
2 Kurang 9 64,3 Penyembuhan
1 Baik 9 47,4
Total 14 100
2 Kurang 10 52,6
Total 19 100
Dalam penelitian ini, didapatkan pada ruang
IGD dari 19 responden sebagian besar memiliki Tabel 3.20
perilaku caring baik sebanyak 13 responden Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
(68,4%). Sedangkan diruang ICU dari 14 responden Perilaku Caring Untuk Terbuka PadaEksistensi
sebagian besar memiliki perilaku caring kurang Fenomologikal dan Dimensi Penyembuhan
sebanyak 9 responden (64,3%) dalam memberikan Diruang ICU RSI Siti Khadijah Palembang 2012
bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
Menurut Dwidiyanti (2007) memberikan Terbuka Pada
bantuan kebutuhan dari biofisik, psikososial, Eksistensi
psikofiskal dan interpersonal pasien. Pemenuhan No Fenomologikal Frekuensi Persentase
kebutuhan yang paling mendasar perlu dicapai
dan Dimensi (%)
sebelum beralih ketingkat selanjutnya. Kebutuhan
Penyembuhan
biofisik meliputi nutrisi yaitu dalam bentuk
1 Baik 8 57,1
makanan dan minuman pasien yang tentunya sudah
2 Kurang 6 42,9
mencukupi kebutuhan gizi pasien, eliminasi yaitu
kebutuhan pasien dalam pembangunan zat sisa Total 14 100
dalam tubuh misalnya perawat membantu pasien
untuk BAB dan BAK, ventilasi yaitu kebutuhan Dalam penelitian ini, didapatkan pada ruang
akan kenyamanan ruangan rawat inap pasien. IGD dari 19 responden sebagian besar memiliki
Kebutuhan psikofisikal meliputi aktifitas dan perilaku caring kurang sebanyak 10 responden
istirahat, seksualitas, kebutuhan interpersonal (52,6%). Sedangkan diruang ICU dari 14 responden
meliputi aktualisasi diri pasien yang merupakan sebagian besar memiliki perilaku caring kurang
kebutuhan interpersonal yang paling tinggi. Secara sebanyak 6 responden (42,9%) untuk terbuka pada
komperhensif perawat harus memperhatikan eksistensi fenomologikal dan dimensi
kebutuhan-kebutuhan tersebut agar dapat terpenuhi penyembuhan.
dengan seimbang. Didukung oleh pendapat Dwidiyanti (2007),
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Simarmata bahwa faktor ini bertujuan agar penyembuhan diri
(2010), dimana terdapat sebanyak 75,6% perawat dan kematangan jiwa pasien dapat dicapai,
yang memiliki perilaku caring baik dalam terkadang klien perlu dihadapkan pada pengalaman
pemenuhan kebutuhan manusia. atau pemikiran yang bersifat positif yang tujuannya
Menurut analisis peneliti perawat yang adalah agar dapat meningkatkan pemahaman lebih
memiliki perilaku caring baik karena dalam mendalam tentang diri sendiri.
kegiatan pelayanan keperawatan perawat selalu Hasil penelitian Simarmata (2010) mengenai
senantiasa memberikan bantuan dan pemenuhan perilaku caring perawat dalam faktor terbuka pada
kebutuhan pasien, yaitu memfasilitasi pasien dan eksistensi fenomologikal dan dimensi spiritual
keluarga untuk memenuhi kebutuhan spiritual, penyembuhan kepada pasien yaitu sebanyak 60%
memenuhi hak pasien untuk mengetahui informasi perilaku caring yang baik dan 40% perawat
mengenai penyakitnya dan membantu pasien dalam memiliki perilaku caring kurang.
pemenuhan kebutuhan sehari-hari misalnya makan, Menurut peneliti perawat yang memiliki
minum, dan sebagainya. Sedangkan perawat yang perilaku caring yang baik dalam melakukan
memiliki perilaku caring kurang, hal ini disebabkan pelayanan keperawatan seperti mampu
sebagian besar perawat tidak melakukan pelayanan memfasilitasi kebutuhan klien dan keluarga
keperawatan secara caring yang baik dalam terhadap keinginan untuk melakukan terapi
memberikan bantuan dan pemenuhan kebutuhan alternative, serta mampu memotivasi klien dan
pasien. keluarga untuk berserah diri kepada Tuhan Yang

Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Unit Gawar Darurat dan Intensif Care Unit di RSI Siti Khadijah Palembang Page 9
Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol. 8 No. 3Desember 2012 ISSN:1829-9377

Maha Esa, dan perawat perilaku caring kurang, hal 7. Diruang IGD terdapat sebanyak 42,1% perawat
ini disebabkan tidak seluruh perawat berperilaku yang memiliki perilaku caring baik dan 57,9%
secara caring dalam memberikan pelayanan perawat yang memiliki perilaku caring kurang.
keperawatan saat memberikan kesempatan kepada Diruang ICU terdapat sebanyak 57,1% perawat
klien dan keluarga untuk melakukan kegiatan yang yang memiliki perilaku caring baik dan 42,9%
bersifat mistik demi proses penyembuhan klien. perawat memiliki perilaku caring kurang pada
upaya meningkatkan belajar mengajar
4. SIMPULAN DAN SARAN interpersonal perawat.
8. Diruang IGD terdapat sebanyak 31,6% perawat
4.1 Simpulan
yang memiliki perilaku caring baik dan 68,4%
Berdasarkan penelitian tentang Perilaku Caring perawat yang memiliki perilaku caring kurang.
Perawat diruang IGD Dan ICU RS Islam Siti Diruang ICU terdapat sebanyak 57,1% perawat
Khadiah Palembang Tahun 2012, disimpulkan yang memiliki perilaku caring baik dan 42,9%
bahwa: perawat memiliki perilaku caring kurang dalam
1. Diruang IGD terdapat sebanyak 47,4% perawat usaha meningkatkan lingkungan fisik, mental,
yang memiliki perilaku caring baik dan 52,6% sosiokultural dan spiritual yang mendukung.
perawat yang memiliki perilaku caring kurang. 9. Diruang IGD terdapat sebanyak 64,8% perawat
Diruang ICU terdapat sebanyak 57,1% perawat yang memiliki perilaku caring baik dan 31,6%
yang memiliki perilaku caring baik dan 42,9% perawat yang memiliki perilaku caring kurang.
perawat yang memiliki perilaku caring kurang Diruang ICU terdapat sebanyak 35,7% perawat
pada saat melakukan pendekatan humanistik yang memiliki perilaku caring baik dan 64,3%
dan altruistic kepada pasien. perawat memiliki perilaku caring kurang pada
2. Diruang IGD terdapat 47,4% perawat yang saat memberikan bantuan dan pemenuhan
memiliki perilaku caring baik dan 52,6% kebutuhan pasien.
perawat yang memiliki perilaku caring kurang. 10. Diruang IGD terdapat sebanyak 47,4% perawat
Diruang ICU terdapat sebanyak 50% perawat yang memiliki perilaku caring baik dan 52,6%
yang memiliki perilaku caring baik dan 50% perawat yang memiliki perilaku caring kurang.
perawat yang memiliki perilaku caring kurang Diruang ICU terdapat sebanyak 57,1% perawat
pada saat menanamkan sikap penuh harapan yang memiliki perilaku caring baik dan 42,9%
kepada pasien. perawat memiliki perilaku caring kurang untuk
3. Diruang IGD terdapat 52,6% perawat yang terbuka pada eksistensial fenomologikal dan
memiliki perilaku caring baik dan 47,4% dimensi spiritual penyembuhan pasien.
perawat yang memiliki perilaku caring kurang.
Diruang ICU terdapat sebanyak 57,1% perawat 4.2 Saran
yang memiliki perilaku caring baik dan 42,9% 4.2.1 Bagi Rumah Sakit Islam Siti Khadijah
perawat yang memiliki perilaku caring kurang Hendaknya lebih meningkatkan lagi kinerja
terhadap kepekaan pada diri sendiri dan orang tenaga perawat diruang IGD dan ICU dengan cara
lain. memberikan pelatihan caring perawat dalam
4. Diruang IGD terdapat 52,6% perawat yang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien
memiliki perilaku caring baik dan 47,4% dan mengadakan pertemuan antar perawat dan
perawat yang memiliki perilaku caring kurang. kepala ruangannya agar dapat mendiskusikan
Diruang ICU terdapat sebanyak 64,3% perawat masalah atau memberikan informasi - informasi
yang memiliki perilaku caring baik dan 35,7% terbaru terutama mengenai prilaku caring perawat
perawat yang memiliki perilaku caring kurang kepada pasien. Hendaknya lebih ditingkatkan lagi
dalam membina hubungan saling percaya dan dukungan dari bidang keperawatan agar perilaku
membantu. caring perawat lebih baik lagi dimasa yang akan
5. Diruang IGD terdapat sebanyak 52,6% perawat datang
yang memiliki perilaku caring baik dan 47,4% 4.2.2 Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan
perawat yang memiliki perilaku caring kuran. STIK Bina Husada
Diruang ICU terdapat sebanyak 35,7% perawat Hendaknya dapat melengkapi buku-buku
yang memiliki perilaku caring baik dan 64,3% dan literature yang menghubungkan dengan
perawat memiliki perilaku caring kurang dalam perilaku caring perawat.
meningkatkan dan menerima ekspresi positif 4.2.3 Bagi Peneliti selanjutnya
dan negatif kepada pasien. Dengan adanya penelitian lebih lanjut
6. Diruang IGD terdapat sebanyak 47,4% perawat mengenai gambaran perilaku caring perawat dan
yang memiliki perilaku caring baik dan 52,6% dapat menggunakan penelitian ini sebagai
perawat yang memiliki perilaku caring kurang. perbandingan dalam melakukan penelitian
Diruang ICU terdapat sebanyak 28,6% perawat selanjutnya.
yang memiliki perilaku caring baik dan 71,4%
perawat yang memiliki perilaku caring kurang
dalam menggunakan problem solving pada saat
mengambil keputusan kepada pasien.
Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Unit Gawar Darurat dan Intensif Care Unit di RSI Siti Khadijah Palembang Page 10
Jurnal Keperawatan Bina Husada Vol. 8 No. 3Desember 2012 ISSN:1829-9377

Daftar Pustaka
Leininger, M ( 2002 )
Awaliyah, Mursyidah, 2012.
Transcultural Nursing: Consepts Caring.
Pengaruh Pelatihan Perilaku Caring Pada
Newyork: Mc Graw
Perawat Pelaksana Terhadap
Kemampuannya Menerapkan Perilaku
Morrison, P., & Burnard, P., 2008.
Caring. Skripsi. Universitas Andalas.
Caring & Communicating Hubungan
Padang.
Interpersonal dalam Keperawatan. EGC.
Jakarta.
Afifah, Efni (2002).
Konsep Caring. ( http://staff.ui.ac.id/ Notoatmodjo, S., 2010.
Diakses pada 23 Februari 2012) Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta. Jakarta.
Agustin, Ismar (2002).
Analisis Tingkat Kepuasan Terhadap Potter & Perry, 2009.
Perilaku Caring Perawat di RSMH Fundamental Keperawatan. Buku I Edisi 7.
Palembang. (http://www.inna.ppni.or.id/ Salemba Medika. Jakarta.
diakses 2 Februari 2012)
_____________, 2005.
Ali, Z (2002). Buku Ajar Fundamental Keperawatan
Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Konsep, Proses dan Praktek. Edisi 4. EGC.
Ed.1. Jakarta : Widya Medika Jakarta.

Asmadi, (2008) Potter, Patricia, A, (2005)


Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Buku Buku Ajar Fundamental
Kedokteran ECG. Jakarta Keperawatan:Konsep, Proses dan Praktik
edisi:4 vol 1. EGC:Jakarta
Barnum, JBS (1998)
Nursing Teori:Analysis, Aplication, Susianingsih, Eka, 2006.
Evaluation (5ED) Philadelphia : Lippincot. Penerapan Sikap Caring Perawat pada
Klien Skizofrenia di Rumah Sakit Ernaldi
Burns, N & Grove, S.K. (2001). Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Skripsi.
The Practice Nursing Research, Conduct, STIK Bina Husada. Palembang.
Critique & Utilization. Philadelphia. W.B
Saunders Company. Watson, J (2002)
Nursing : The Human Care: A Theory Of
Craven RF and Himle, Cj. (2000). Nursing. NewYork
Fundamental of Nursing : Human Health
and Function (3ED) Philadelphia : W.B.
Saunders co.

Hidayat, A.A.A (2004).


Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Salemba Medika. Jakarta

Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Unit Gawar Darurat dan Intensif Care Unit di RSI Siti Khadijah Palembang Page 11

You might also like