Professional Documents
Culture Documents
Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Ternak Faali Domba
Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Ternak Faali Domba
Oleh :
Kelompok 3
Kelas B
Tanggal percobaan :
8 November 2017
1.1 Deskripsi
Status faali ternak akan tergantung pada kondisi ternak dan lingkungannya
itu sendiri yang mempengaruhinya. Namun faktor tersebut dapat meningkatkan
atau menurunkan kondisi atau status faali suatu ternak, yang dapat meneyebabkan
terjadinya evaporasi pada ternak. Sehingga hal ini dapat menentukan daya adaptasi
ternak terhadap lingkungan.
Faali merupakan sifat otomatis atau kodrati mengenai kerja atau gerak alat
tubuh. Domba termasuk golongan hewan homoetherm, sehingga selalu berusaha
untuk mempertahankan temperatur tubuhnya dalam batas-batas yanag optimal bagi
status faalinya. Kenaikan temperatur tubuh melampaui batas-batas ptimal akan
segera diikiuti oleh abnormalitas di dalam status faali dan perubahan pada
konsentrasi maupun komposisi darah (Siregar, 1982). Temeratur suhu ternak
merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan pelepasan panas tubuh
(Swenson and Reece, 1993).
Perubahan status faali pada domba dalam keadaan normal menjadi tidak
normal bisa dikarenakan domba tersebut melakukan aktivitas-aktivitas seperi
makan atau berjalan-jalan. Hal tersebut menjadikan status faali domba menjadi
tidak stabil. Status faali yang dilihat dalam domba yaitu Frekuensi pernafasan,
Frekuensi denyut nadi, Frekuensi denyut jantung, dan subu tubuh.
.1.2 Tujuan Praktikum
Dapat menentukan status faali pada ternak dengan cara mengukur beberapa
komponen diantaranya Suhu tubuh, Frekuensi denyut nadi, Frekuensi denyut
jantung, Frekuensi pernafasan.
Domba
Termometer klinik
Statoscope
Vaselin
2.3 Cara Kerja
A. Suhu Tubuh
B. Denyut Jantung
Menghitung kembali
hembusan nafas domba
Menghentikan aktivitas domba
selama 1 menit sebanyak 3
kali dengan selang waktu
selama 5. menit.
III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
a. Suhu Tubuh
Berdasarkan data hasil pengamatan yang kami peroleh, ternyata suhu tubuh
domba saat awal (sebelum kerja fisik/pemanasan) dan setelah dilakukannya
pemanasan mempunyai selisih 0,9 °C, setelah diberi pemanasan selama kurang
lebih 15 menit pada domba. Hasil pengamatan kami terhadap suhu tubuh domba
sesuai dengan pendapat ahli yaitu Smith yang menyatakan bahwa rata-rata
temperatur rektal domba adalah 38,75 °C dengan kisaran 38,5-39,0 °C.
Terdapat kenaikan suhuh setelah domba diberikan perlakuan (pemanasan)
dikarenakan ternak dapat bergerak karena kontraksi otot rangka. Kontraksi otot
terjadi akibat perubahan energy kimia yang menjadi energy mekanis. Hal ini
menyebabkan pelepasan kalor tubuh, sehingga terjadi peningkatan temperature
tubuh
Temperatur rektal digunakan sebagai ukuran temperatur suhu tubuh karena
pada suhu rektum merupakan suhu yang optimal. Hewan homoiterm sudah
mempunyai pengatur panas tubuh yang telah berkembang baik. Temperatur rektal
pada ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu temperatur lingkungan,
aktivitas, pakan, minuman, dan pencernaan.
Produksi panas oleh tubuh secara tidak langsung bergantung pada makanan
yang diperolehnya dan banyaknya persediaan makanan dalam saluran pencernaan.
Seperti halnya manusia, hewan ternak akan lebih banyak minum pada waktu
temperatur lingkungannya panas dan akan lebih banyak makan pada waktu
temperatur lingkungannya dingin. Pembuangan panas dilakukan dengan penguapan
air lewat saluran pernafasan yang dilakukan secara cepat.
1 Sapi 38
2 Kambing 39,1
3 Domba 38,75
4 Kelinci 39,5
5 Ayam 41,7
Denyut jantung dan nadi memiliki perbedaan yang tidak jauh berbeda, rata-rata
denyut jantung yang kami hitung sebelum pemanasan berkisar pada angka ± 78,3
kali selama satu menit. sedangkan denyut nadi yang kami hitung sebelum
pemanasan adalah sekitar ± 82,6 kali selama satu menit. Lalu, denyut jantung yang
kami hitung setelah pemanasan berkisar pada angka ± 81 kali selama satu menit.
Sedangkan denyut nadi yang kami hitung setelah pemanasan dan beraktivitas
adalah sekitar ± 79.3 kali selama satu menit. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Duke’s (1995) yang menyatakan bahwa kisaran denyut jantung ternak normal yaitu
60-120 kali/menit.
c. Frekuensi Pernafasan
KESIMPULAN
Suhu denyut jantung, nadi dan pernapasan juga meningkat setelah kerja fisik
untuk suhu yang kurang sesuai disebabkan oleh domba yang agak stress dan tidak
Henry Hugh Dukes, Melvin J. Swenson, William O. Reece Comstock, 1993 New
edition of a textbook on animal physiology for veterinary undergraduates.
Iowa State University, Ames
Kasip. 1995. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Siregar, S. B. 1982. Pengaruh Ketinggian Tempat terhadap Penggunaan
makanan, Status Faali, dan Pertumbuhan Kambing dan Domba Lokal.
Tesis.Pascasarjana Peternakan UGM. Yogyakarta.