You are on page 1of 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan taufik hidayah,
rahmat serta karuniaNya. Kami team pengembang program teaching factory di SMKN 3
Tangerang telah menyusun proposal program pelaksanaan teaching factory.
Proposal program pelaksanaan teaching factory di SMKN 3 Tangerang merupakan
perwujudan harapan kami agar program itu bisa dilaksanakan di sekolah kami, sehingga
harapan kami kepada pihak yang berkompeten dan berwewenang dengan program tersebut
mohon perkenannya dapat menyetujui dan mengabulkan proposal ini.
Patut kiranya team pengembang program pelaksanaan teaching factory di SMKN 3
Tangerang menyampaikan banyak terimakasih atas segala perhatian, bantuan, dan
persetujuannya terhadap SMKN 3 Tangerang untuk dapat melaksanakan program teaching
factory, ungkapan terimakasih ditujukan kepada yang terhormat:
1. Direktur PSMK di Senayan Jakarta
2. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten
3. Semua pihak yang telah mendukung kami
Proposal program pelaksanaan teaching factory yang kami susun merupakan
informasi awal, gambaran pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang,
sehingga dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mendapat persetujuan
dari pihak yang terkait. Atas perkenannya semoga Allah SWT dapat memberikan kebaikan
kepada kita. Amin.

Tangerang, 16 Januari 2018


Kepala SMKN 3 Tangerang

Hj. Endah Resmiati, S.Pd. M.Si


NIP. 19640410 198903 2 008
PROFIL

A. Deskripsi Umum
Nama unit kerja : SMKN 3 Tangerang
Tanggal berdiri : 1974
Alamat : Jl. Moch Yamin Kota Tangerang Banten
E-mail : info@smkn3-tng.sch.id
Jenis kerja : Teaching factory
Program Keahlian : Bidang Tata Busana, Tata Boga, Tata Kecantikan,
Akomodasi Perhotelan dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)

B. Riwayat Unit Kerja


Teaching factory merupakan perpaduan konsep pembelajaran berbasis kompetensi
dan berbasis produksi, terutama di bidang jasa. SMKN 3 Tangerang Tangerang
merupakan lembaga pelaksana program teaching factory khususnya di bidang Tata
Busana, Tata Boga, Tata Kecantikan, Akomodasi Perhotelan dan Teknik Komputer
Jaringan (TKJ).

C. Visi dan Misi Unit Kerja


1. Visi
“Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan mampu bersaing di
dunia kerja didasari akhlak yang mulia”
2. Misi
Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan dengan prinsip
mengembangkan kemampuan secara profesionalisme, memiliki optimalisasi
kerja sama dengan industri dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan, yang
berdaya saing lebih optimal.
D. Struktur Organisasi
1. Penanggung Jawab : Hj. Endah Resmiati, S.Pd. M.Si
2. Ketua : Dedih, S.Pd
3. Sekretaris : Bambang Setyo, S.Pd
4. Bendahara : Sutarmi
5. Kepala Unit Produksi Tata Boga : Dra, Nunun Nurlena
6. Kepala Unit Produksi Tata Busana : Dra. Yusma Yeni
7. Kepala Unit Produksi Akomodasi Perhotelan : Apud Mahpudin, STT. PAR
8. Kepala Unit Produksi Tata Kecantikan : Dra. Artati
9. Kepala Unit Produksi TKJ : Respati Hanantyo, S.Kom

E. Lingkungan Usaha
Di SMKN 3 Tangerang jenis usaha yang ditonjolkan yakni di bidang Tata Boga
dan Tata Busana memiliki peluang yang sangat bagus. Jasa usaha di bidang tata
boga dan busana sangat penting dikala siswa membutuhkan pakaian seragam
sekolah dan makan sehari-hari dilingkungan sekolah

F. Kondisi Pasar
SMKN 3 Tangerang berada di wilayah Kecamatan Tangerang banyaklah
kompetitor-kompetitor yang bergerak di bidang usaha yang sama. Tetapi kami
menyiasatinya dengan inovasi yang berbeda dari produk-produk yang sudah ada
yaitu, dengan layanan inovasi senyum, salam, sapa, sopan, santun, cepat, tanggap,
tepat, harga yang ekonomis, lingkungan yang sehat dan higienis. Dengan ini kami
yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku di pasaran.

G. Rencana Pemasaran
Berbagai jenis usaha produk SMKN 3 Tangerang dengan usaha barang dan jasa
yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan menambah pemasarannya
dengan membuat brosur, spanduk, website, online shop, door to door ke instansi-
instansi lain, ke masyarakat, fashion show, bazar, ikut serta dalam suatu event-event
keramaian dan akan mendirikan stand.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan dengan permasalahan
yang serius yaitu tidak terserapnya lulusan SMK oleh industri. Dalam UU No. 20
tahun 2003, bab 2, pasal 3 sudah dirumuskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Merujuk pada fungsi pendidikan di atas, maka peningkatan keahlian sumber
daya manusia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan
zaman yang semakin global. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam
proses pendidikan harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas.
Upaya pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar
yang dihasilkan benar-benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia
global.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahan SMK adalah lembaga pendidikan
yang berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten di
bidangnya harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing.
Oleh karena itu peningkatan sumber daya manusia (skill/keahlian) harus menjadi
prioritas utama dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya.
Rendahnya kualitas lulusan SMK dapat berakibat produktivitas tenaga kerja
menengah yang terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia
industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Banyak
faktor yang menjadi penyebab baik internal maupun eksternal, diantaranya adalah
kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya biaya pendidikan,
kurangnya kinerja guru, dan rendahnya kualitas guru.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat SMK tidak siap
dalam menghasilkan lulusan yang berkualita, seharusnya SMK dalam pelaksanaan
pendidikannya mengutamakan pendidikan skill para siswanya. Untuk mencapai hal
tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang
berorientasi pada peningkatan lulusan yang benar-benar profesional, memiliki etos
kerja, disiplin, dan berkarakter. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka
pendidikan yang paling sesuai adalah pendidikan yang berorientasi pada dunia
industri. Oleh karena itu SMK harus bisa mencari satu model pembelajaran yang
tepat, dan sesuai dengan harapan dunia industri. Salah satu model pembelajaran
yang cocok adalah dengan menerapkan teaching factory dalam proses belajar di
SMK.
Program teaching factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran
yang sudah ada yaitu, competensi based training (CBT), dan production based
training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau
keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan
standar bekerja yang sesungguhnya. Untuk menghasilkan produk yang sesuai
dengan tuntutan dunia industri (pasar/konsumen). Teaching factory merupakan
model pembelajaran yang berorientasi kepada bisnis dan produksi. Aplikasi
program teaching factory adalah dengan cara memadukan konsep bisnis dan
pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya
pada kompetensi tata kecantikan kulit melalui kegiatan perawatan rambut dan
wajah, rias pengantin yang dikerjakan oleh siswa.
Sebagai perwujudan nyata/implementasi dari program teaching factory
SMKN 3 Tangerang Provinsi Banten menerapkan konsep teaching factory dalam
kegiatan pemebelajaran sekolah. Untuk mendukung program ini SMKN 3
Tangerang bermitra dengan:
1. Grand Hyatt Jakarta
2. Mandarin oriental Hotel Jakarta
3. JW Marriot Hotel Jakarta
4. Ritz Carlton Pasific Place
5. Raffles hotel jakarta
6. Hotel Ciputra
7. Hotel Atlete century Jakarta
8. Bandara international Hotel
9. Jakarta Airport Hotel
10. Atria hotel and residence tangerang
11. Aryaduta Jakarta
12. Aryaduta Lippo Village
13. PT. Mingala

Dalam penyelanggaraan kegiatan teaching factory melibatkan guru dan


siswa. Melalui metode ini siswa dan guru mendapat pengalamn langsung karena
didampingi oleh instruktur yang sudah berpengalamn dari pihak industri.
Program teaching factory merupakan langkah positif yang ditawarkan oleh
pihak SMKN 3 Tangerang kepada siswa dan orangtua/wali murid untuk
mengembangkan jiwa enterprener, dengan harapan siswa lulusan SMKN 3
Tangerang dapat langsung masuk dunia kerja.

B. Maksud dan Tujuan


Implementasi program teaching factory di SMKN 3 Tangerang merupakan
kegiatan pembelajaran dimana para siswa secara langsung melakukan kegiatan
produksi baik berupa barang maupun jasa di dalam lingkungan sekolah. Barang
atau jasa yang dihasilkan memiliki kualitas sehingga memiliki nilai jual dan
diterima oleh masyarakat atau konsumen.
Adapun yang menjadi tujuan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kompetensi lulusan
2. Meningkatkan jiwa interprenership lulusan
3. Menghasilkan produk barang atau jasa yang memiliki nilai tambah
4. Meningkatkan sumber pendapatan sekolah
5. Meningkatkan kerja sama dengan industri atau dunia bisnis yang relevan
C. Rencana Pelaksanaan
Pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang, mengaplikasikan
kegiatan pembelajaran dan kegiatan produksi secara seimbang sehingga siswa
memiliki bekal pengetahuan dan skill yang memadai untuk menghadapi dunia kerja
yang semakin ketat persaingannya.

D. Team Pelaksana
1. Susunan team pengembang program teachimg factory SMKN 3 Tangerang
adalah sebagai berikut:
a. Penanggung Jawab : Hj. Endah Resmiati, S.Pd. M.Si
b. Ketua : Dedih, S.Pd
c. Sekretaris : Bambang Setyo, S.Pd
d. Bendahara : Sutarmi
e. Kepala Unit Produksi Tata Boga : Dra, Nunun Nurlena
f. Kepala Unit Produksi Tata Busana : Dra. Yusma Yeni
g. Kepala Unit Produksi Akomodasi Perhotelan : Apud Mahpudin,
STT. PAR
h. Kepala Unit Produksi Tata Kecantikan : Dra. Artati
i. Kepala Unit Produksi TKJ : Respati Hanantyo, S.Kom
2. Mitra dunia usaha dan dunia industri
3. Grand Hyatt Jakarta
4. Mandarin oriental Hotel Jakarta
5. JW Marriot Hotel Jakarta
6. Ritz Carlton Pasific Place
7. Raffles hotel jakarta
8. Hotel Ciputra
9. Hotel Atlete century Jakarta
10. Bandara international Hotel
11. Jakarta Airport Hotel
12. Atria hotel and residence tangerang
13. Aryaduta Jakarta
14. Aryaduta Lippo Village
15. PT. Mingala
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Mekanisme/Strategi pelaksanaan
1. Manajemen
Sebagai tahap awal untuk pelaksanaan program teaching factory di
SMKN 3 Tangerang membentuk team pengembang program teaching
factory dengan susunan sebagai berikut:

a. Penanggung Jawab : Hj. Endah Resmiati, S.Pd. M.Si


b. Ketua : Dedih, S.Pd
c. Sekretaris : Bambang Setyo, S.Pd
d. Bendahara : Sutarmi
e. Kepala Unit Produksi Tata Boga : Dra, Nunun Nurlena
f. Kepala Unit Produksi Tata Busana : Dra. Yusma Yeni
g. Kepala Unit Produksi Akomodasi Perhotelan : Apud Mahpudin, STT. PAR
h. Kepala Unit Produksi Tata Kecantikan : Dra. Artati
i. Kepala Unit Produksi TKJ : Respati Hanantyo, S.Kom

Team ini bekerja dari mulai mencari informasi tentang pelaksanaan


program teaching factory melalui kegiatan study literature dan observasi ke
beberapa sekolah yang telah melaksanakan program itu. Setelah
mendapatkan beberapa informasi dan penjelasan team menyusun proposal
permohonan untuk mendapatkan program teaching factory.
Selanjutnya sebagai langkah persiapan pelaksanaan program teaching
factory team bekerja mengadakan sosialisasi kepada jajaran dewan guru,
para siswa dan orangtua/wali murid. Melalui tahapan sosialisasi diharapkan
semua steak holder mendapatkan pemahaman tentang pengertian teaching
factory, manfaat teaching factory dan bagaimana sistem pengelolaannya.
Diharapkan dengan tahap sosialisasi ini mereka memiliki motivasi bahwa
teaching factory sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lulusan
SMKN 3 Tangerang, dengan demikian semua steak holder secara bersama-
sama termotivasi untuk dapat melaksanakan program teaching factory.
Tahapan selanjutnya setelah team melaksanakan kegiatan sosialisasi
langkah berikutnya team menyusun perencanaan-perencanaan pelaksanaan
program teaching factory yang menyentuh untuk kepentingan guru dan
kepentingan siswa. Hal itu perlu dilaksanakan karena teaching factory
merupakan model pembelajaran yang pada prinsipnya perpaduan antara
competensi based training (CBT) dan production based training (PBT).
Dengan demikian untuk semua guru mata pelajaran diharapkan
mengintegrasikan teaching factory pada perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran sehingga seluruh mata pelajaran dapat saling
mendukung dan menunjang bahwa teaching factory merupakan pendekatan
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas kompetensi siswa
khususnya pada kompetensi skill. Bagi guru-guru produktif penekanan
pembelajarannya siswa harus lebih banyak mendapatkan alokasi waktu
untuk kegiatan praktik, karena esensi program teaching factory berada pada
intensitas dan kapasitas siswa melakukan praktek baik di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan industri. Dengan demikian siswa betul-betul
dibentuk dan dilatih segi kompetensi skillnya, etos kerjanya, disiplin kerja,
budaya kerja. Secara intensif kegiatan itu dilakukan dan berulang sehingga
kualitas lulusan sesuai dengan harapan dunia industri sehingga lulusannya
akan mudah diserap oleh dunia kerja.
Selama pelaksanaan program teaching factory agar tidak
menyimpang dari indikator-indikator tujuan kegiatan teaching factory perlu
ada pengawasan. Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dan oleh ketua
team pengembang untuk mengukur sudah seberapa banyak pelaksanaan
program teaching factory telah dicapai, dan berapa banyak pula program
teaching factory yang belum dilaksanakan. Evaluasi ini dengan tujuan
berapa persen tingkat ketercapaian tujuan program teaching factory yang
telah dilaksanakan, selanjutnya untuk mengetahui kendala-kendala yang
muncul selama kegiatan berlangsung. Sebagai tindak lanjut kegiatan
evaluasi perlu ada kajian prediksi serta solusi terhadap kendala-kendala
yang menghambat terlaksananya program teaching factory sehingga pada
beberapa waktu yang akan datang program teaching factory di SMKN 3
Tangerang dapat dilaksanakan secara utuh sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
Kegiatan pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3
Tangerang selanjutnya team pengembang membuat laporan, sebagai bentuk
pertanggung jawaban karena program ini adalah program yang diamanatkan
oleh direktorat PSMK kepada SMKN 3 Tangerang.
a. Tempat praktik siswa
Sebagai pendukung pelaksanaan program teaching factory di
SMKN 3 Tangerang, telah diadakan MOU (Memorandum of
Understanding) dengan beberapa mitra dunia industri
Teaching factory merupakan salah satu model pembelajaran
sehingga seluruh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajarannya harus
merujuk dan mengaju kepada indikator-indikator teaching factory sebagai
model pembelajaran. Intinya bahwa model pembelajaran teaching factory
guru bersama siswa harus bisa memadukan model pembelajaran secara
serasi antara competensi based training (CBT) dan production based
training (PBT). Para siswa setelah mendapat pembekalan dari guru-gurunya
tentang pengetahuan teknis dan lain-lain berikutnya para siswa diharapkan
mampu mempraktekan ilmu yang didapat di ruang kelas melalui kegiatan
praktik di tempat-tempat praktik mitra dunia industri. Pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung di sekolah struktur kurikulum dunia industri
dipadukan struktur kurikulum sekolah sehingga tujuan-tujuan pembelajaran
akan lebih luas, instruktur dari dunia industri berkolaborasi dengan para
guru untuk menyampaikan dalam pembelajaran tentang struktur kurikulum
industri sehingga para siswa mendapat bekal yang cukup karena mereka
setelah mendapat bimbingan pelatihan dari instruktur dunia industri, yang
pada akhirnya pada saat siswa melaksankan praktik di lapangan mereka
tidak lagi merasa asing dengan dunia industri. Sistem pelaksanaan
praktiknya dengan menerapkan hasil-hasil yang jelas dan konkret artinya
setiap siswa secara individu harus bisa menghasilkan baik berupa barang
produksi maupun jasa. Itulah yang menjadi tolok ukur bahwa teaching
factory berhasil ataukah tidak dicapai oleh setiap siswa.
b. Pemasaran
Sebagai tindak lanjut kegiatan teaching factory, karena siswa
menghasilkan produk barang atau jasa dan produknya itu sudah diupayakan
sedemikian rupa untuk mencapai standar mutu dunia industri yang sesuai
dengan harapan konsumen. Hasil karya siswa berupa barang produk dan
kompetensi skill siswa yang telah mereka miliki perlu dipasarkan agar bisa
sampai ke tangan konsumen atau pelanggan dengan cara sebagai berikut:
a. Brosur
b. Spanduk
c. Website
d. Online shop
e. Door to door ke instansi-instansi lain dan ke masyarakat
f. Fashion show
g. Bazar
h. Ikut serta dalam suatu event-event keramaian dan akan mendirikan
stand

c. Sumber daya manusia


Program teaching factory di SMKN 3 Tangerang dilaksanakan secara
terpadu antara team pengembang program teaching factory, guru-guru, staf
TU dan instruktur dari dunia industri untuk lebih jelasnya dibawah ini
sumber daya manusia yang mendukung terlaksananya kegiatan teaching
factory:

d. Hubungan industri
Program teaching factory di SMKN 3 Tangerang dalam
pelaksanaannya mutalk harus ada hubungan kerja sama dengan industri-
industri. Karena melalui kurikulum industri yang diintegrasikan ke dalam
kurikulum sekolah agar tujuan yang diharapkan oleh program teaching
factory dapat tercapai yaitu lulusan memiliki kompetensi dan skill secara
profesional. Hubungan dengan industri dalam konteks teaching factory
sifatnya mutlak sehingga SMKN 3 Tangerang menjalin kemitraan dengan
dunia industri sebagai sarana dan media pembelajaran.

B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Matriks rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan program
teaching factory di SMKN 3 Tangerang

Januari Februari Maret


No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV
1. Orientasi program teaching factory
2. Penyusunan proposal program
TEFA
3. Sosialisasi program TEFA kepada
guru, siswa
4. Kegiatan pelatihan program TEFA
5. Pelaksanaan program TEFA
6. Evaluasi program TEFA
7. Tindak lanjut evaluasi program
TEFA
8. Pelaporan kegiatan program TEFA
BAB III
EVALUASI PELAKSANAAN

Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang kegiatannya dimulai
dari observasi, penyusunan proposal, sosialisasi, pelaksanaan program, evaluasi
pelaksanaan. Pada kegiatan evaluasi pelaksanaan diperlukan alat ukur yang relevan sebagai
barometer tingkat ketercapaian program. Pada saat melaksanakan evaluasi diperlukan
beberapa indikator yang terdiri dari:
1. Pada saat orientasi dan observasi program sebagai indikatornya berapa banyak
informasi yang didapat tentang pelaksanaan program teaching factory
2. Pada saat penyusunan proposal harus merujuk kepada juknis pembuatan proposal
program teaching factory
3. Pada saat pelaksanaan program teaching factory, kegiatan awal yang dilakukan
penyusunan perencanaan sebagai indikatornya lengkap tidaknya substansi program
pelaksanaan
4. Pada saat implementasi yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai indikatornya
diantaranya rencana pelaksanaan pelajaran yang dibuat guru, lembar observasi
kunjungan kelas. Sehingga kesimpulannya apakah guru telah membuat rencana dan
pelaksanaannya sudah ataukah belum mengintegrasikan program teaching factory
5. Yang berkaitan dengan siswa indikator tingkat keberhasilannya diukur dengan
kompetensi yang mereka capai
6. Yang berkaitan dengan hasil produk apakah secara kuantitas mencapai target atau
tidak. Secara kualitas apakah produknya emmenuhi standar kebutuhan konsumen
atau tidak
7. Yang berkaitan dengan produk jasa sebagai indikatornya banyak sedikitnya
konsumen yang menggunakan jasa para siswa sesuai dengan program keahliannya
masing-masing
BAB IV
PENUTUP

Program teaching factory di SMKN 3 Tangerang yang dimulai dari kegiatan


orientasi dan observasi pembuatan proposal, penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi sesungguhnya ada beberapa harapan yang ingin dicapai diantaranya:
1. Guru dan siswa memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep teaching
factory
2. Dengan adanya program teaching factory diharapkan sarana dan prasarana
pendidikan akan lebih lengkap
3. Melalui kegiatan program teaching factory diharapkan kompetensi guru lebih
profesional lagi, kompetensi dan skill para siswa lebih meningkat
4. Diharapkan meningkatnya kualitas para siswa untuk memproduksi barang atau jasa
5. Sehingga lulusan dari SMKN 3 Tangerang setelah melaksanakan program teaching
factory dapat diserap semaksimal mungkin di dunia kerja
6. Dengan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang kemitraan dengan pihak
dunia industri lebih meningkat kembali
7. Harapan berikutnya lapangan pekerjaan dan pasar kerja bagi lulusan SMKN 3
Tangerang peluangnya lebih luas
8. Pada akhirnya tujuan yang final para siswa mampu bersaing di era global
9. Biaya sebesar Rp. ,- ( ) dapat digunakan untuk meningkatan mutu kegiatan
belajar mengajar, peningkatan kerjasama industri dan peningkatan kewirausahaan.
LAMPIRAN

1. Rincian anggaran biaya pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3


Tangerang
Harga Harga total
No Kegiatan Volume Satuan
satuan (Rp) (Rp)

You might also like