You are on page 1of 34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu metode

dimana data dikumpulkan kemudian disusun, diinterprestasikan, dianalisis dan

diklasifikasikan sesuai dengan kejadian sebenarnya . Peneliti mengumpulkan data

penelitian dan literatur-literatur lainnya dan kemudian menguraikannya secara

rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya.

Dalam penelitian ini mengenai kebijakan perpajakan perusahaan, khususnya

mengenai tax planning. Proses penelitian tersebut memperhatikan konteks studi

dengan menitikberatkan pada pemahaman, pemikiran persepsi peneliti.

B. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan selesai

skripsi ini. Penelitian ini dilakukan di PT. Miduk Arta Medan, yang beralamat di

Jl. Sisingamangaraja KM 6,3 Medan.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

data kuantitatif. Data kualitatif berisi mengenai kondisi perusahaan seperti daftar

aktiva tetap, dan kebijakan akuntansi serta perpajakan perusahaan serta kebijakan

perusahaan terkait kesejahteraan karyawan yang dapat diperoleh secara lisan

Universitas Sumatera Utara


maupun tertulis, sedangkan data kuantitatif berupa laporan keuangan perusahaan

seperti laporan laba rugi perusahaan, laporan laba rugi fiskal perusahaan beserta

jumlah PPh terutangnya.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber

internal perusahaan tempat dilakukannya penelitian yang didapatkan dari hasil

wawancara langsung dengan narasumber yang merupakan internal auditor

diperusahaan yang menjadi objek penelitian, dengan membuat daftar pertanyaan

dan melakukan dokumentasi. Data lainnya diperoleh berupa catatan-catatan

akuntansi perusahaan dalam bentuk laporan keuangan dan lampiran-lampiran

serta literatur yang berhubungan dengan penulisan ini.

D. Instrumen dan Metode Pengumpulan data

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian.

Disini digunakan beberapa instrumen antara lain dengan wawancara secara

langsung pada karyawan perusahaan yang menjadi objek penelitian, dengan

membuat daftar pertanyaan dan melakukan dokumentasi untuk memperoleh data-

data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah :

1. Wawancara, yaitu kegiatan tanya jawab dengan pihak yang bersangkutan

seperti pegawai-pegawai perusahaan khususnya pada pegawai bagian yang

diperkirakan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Beberapa

pertanyaan yang diajukan terkait masalah pemberian kesejahteraan

karyawan, biaya-biaya perusahaan, kebijakan umum dan perpajakan

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


2. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data berupa dokumen diperlukan

dalam pembahasan tax planning seperti laporan laba rugi perusahaan,

kebijakan akuntansi dan perpajakan perusahaan dan daftar aktiva tetap.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode

deskriptif analitik, yaitu dengan mendeskripsikan (menjabarkan) dan

mentransformasikan data yang telah terkumpul kedalam bentuk yang mudah

dipahami dan diinterpretasikan untuk selanjutnya dianalisis dan digunakan

sebagai acuan dalam menentukan efektivitas perencanaan dalam upaya

meminimalkan beban PPh Badan.

Secara teknis, analisis deskriptif analitik yang dilakukan meliputi

1. Mengumpulkan data-data perusahaan yang diperlukan dalam melakukan

tax planning seperti laporan laba rugi komersial, laporan laba rugi fiskal,

daftar aktiva tetap dan kebijakan akuntansi serta perpajakan perusahaan.

2. Melakukan evaluasi atas koreksi fiskal yang dilakukan oleh perusahaan

dengan memahami prosedur dan kebijakan yang berlaku di perusahaan

terkait dengan pajak.

3. Melihat sumber-sumber penghasilan perusahaan dan membuat

perencanaan pajak atas penghasilan perusahaan dengan jalan

memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan.

4. Melakukan perencanaan pajak dengan jalan memaksimalkan biaya

penyusutan yang boleh dikurangkan (biaya fiskal).

Universitas Sumatera Utara


5. Melakukan pemilihan metode-metode akuntansi yang sesuai dengan

peraturan perpajakan.

6. Melakukan perencanaan pajak dan perbandingan besarnya penghematan

pajak dan pengaruhnya terhadap laba setelah pajak.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Miduk Arta berdiri tanggal 29 September 1984, berkedudukan dan

berkantor pusat di jalan Jendral Ahmad Yani No.58 Pematang Siantar, dengan

kantor cabang di jalan Sisingamangaraja km 6,3 No.40 Medan. PT. Miduk Arta

ini bergerak dalam bidang penjualan jasa transportasi kepada pertamina untuk

mendistribusikan bahan bakar minyak seperti bensin dan solar ke SPBU. Selain

itu PT. Miduk arta juga sebagai Agen BBM yang menjual dan mendistribusikan

bahan bakar minyak seperti bensin dan solar kepada perusahaan industri. PT.

Miduk Arta memiliki tiga cabang yaitu Medan, Sibolga dan Kerinci.

Pada saat ini PT. Miduk Arta telah memiliki 170 orang karyawan dan

karyawati yaitu terdiri dari 80 supir dan kernek dan 90 orang karyawan dan

karyawati di bidang perkantoran. Pada tahun 2005 PT. Miduk Arta telah memiliki

truk 60 buah untuk dioperasikan.

Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi dan dengan semakin

meningkatnya persaingan dibidang jasa transportasi, makan setiap jasa

transportasi ini semakin dituntut untuk dapat meningkatkan mutu pelayanannya

dari waktu ke waktu. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa, konsumen pemakai

selektif dalam memilih pelayanan terbaik. Hal ini tentu saja bermuara pada upaya

Universitas Sumatera Utara


perusahaan dalam pengadaan truk-truk tebaru untuk mendukung upaya pemberian

pelayanan terbaik.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah suatu cara atau sistem untuk mengadakan

pembagian tugas-tugas atau tanggung jawab, serta penetapan hubungan-hubungan

antar unsur-unsur organisasi sehingga memungkinkan seseorang dapat bekerja

sama dengan orang lain dengan selektif mungkin untuk mencapai suatu tujuan.

Struktur organisasi yang baik yang telah disusun akan dapat

menggambarkan dengan jelas keterpaduan dengan pembagian tugas itu diserahkan

dan dipertanggungjawabkan. Struktur organisasi PT. Miduk arta cabang Medan

menggunakan struktur organisasi garis dimana atasan tersebut mempunyai hak

dan wewenang untuk memberikan perintah terhadap bawahan yang berada di

lingkungan bagian-bagian yang dipimpin sehingga disiplin kerja dapat terjamin.

Bagan struktur organisasi pada PT. Miduk Arta cabang Medan disajikan pada

gambar 4.1

Universitas Sumatera Utara


Gambar IV.1. Struktur Organisasi PT. Miduk Arta Medan
Direktur Utama

Pengawas Internal

Direktur Operasional

Bagian Operasi Bagian Keuangan Bagian Akuntansi Bagian Umum


& Personalia

Koordinator Perwakilan Koordinator Staff Staff Staff Staff Staff Sekretaris


Adm/ Data Miduk Arta Operasional Piutang Penagihan Pembelian Anggaran Akuntansi Direksi
dan Humas & Kasir
MA
Staff Satpam
Akuntansi
Koordinator
Sekretaris
Staff Mekanik Teknisi Staff Supir dan Staff
Lapangan Pengeluaran Gudang Kernet Akuntansi Supir Kantor

Staff DO BBM Staff Umum


Sumber : Bagian Umum dan Personalia PT. Miduk Arta Medan

52
Universitas Sumatera Utara
Secara singkat, job description masing – masing bagian dari struktur

organisasi di atas, diuraikan sebagai berikut :

a. Direktur Utama

Adapun tugas dan tanggungjawab Direktur Utama adalah sebagai berikut :

1) Membina dan mengembangkan tugas staff

2) Memberikan pengarahan administratif perusahaan

3) Membina dan mengembangkan kemampuan perusahaan

4) Menilai dan memutuskan setiap ada perubahan-perubahan yang terjadi di

perusahaan.

b. Pengawas Internal

Adapun tugas dan tanggungjawab pengawas Internal adalah:

1) Mengawasi dan mengontrol segala uang masuk dan keluar perusahaan.

2) Memeriksa karyawan telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar

3) Mengawasi transaksi perusahaan

4) Menyusun laporan audit intern

5) Memberikan bahan masukan dan saran kepada direktur utama dalam

mengambil keputusan

6) Memberikan informasi kepada direktur utama melalui pemeriksaan

keuangan perusahaan

7) Menerima dan mempelajari data keuangan melalui rencana kerja dan

anggaran tahunan serta laporan keuangan dan hasilnya kemudiaan

diteruskan kepada direktur utama.

c. Direktur Operasi

Adapun tugas dan tanggungjawab Bagian Operasional adalah :

Universitas Sumatera Utara


1) Merencanakan dan merumuskan serta menetapkan sistem pembelian,

sistem tenaga kerja dan sistem distributor yang efisien.

2) Mengajukan laporan distributor BBM secara berkala serta laporan lainnya

yang berhubungan dan melaksanakan pengawasan dalam direktoratnya.

3) Direktur operasi membawahi Bagian Operasional, Bagian Keuangan,

Bagian Umum dan Personalia dan bagian Akuntansi.

d. Bagian Operasional PT. Miduk Arta

Adapun tugas dan tanggungjawab Bagian Operasional adalah :

1) Mengawasi pelaksanaan peraturan perusahaan

2) Mengawasi kelancaran administrasi perusahaan

3) Koordinasi dengan kepala bagian yang lain dalam hal mempersiapkan job

description

e. Koordinator Administrasi / Data dan Humas

Adapun tugas dan tanggungjawab Kepala Koordinator Administrasi / Data

dan Humas adalah sebagai berikut :

1) Mengarsip surat masuk dan surat keluar

2) Mengatur pembagian surat

3) Mencatat nomor surat yang ditetapkan

4) Mensiapkan data-data atau dokumen perusahaan

5) Menjaga hubungan baik dengan pelanggan,polisi dan Masyarakat umum

f. Perwakilan PT. Miduk Arta

Adapun tugas dan tanggungjawab Perwakilan PT. Miduk Arta adalah sebagai

berikut:

Universitas Sumatera Utara


1) Bertanggung jawab sepenuhnya atas penyelenggaraan dan pengelolaan

kantor perwakilan PT. Miduk Arta

2) Bertanggung jawab sepenuhnya atas operasional truk sejak keberangkatan

sampai tujuan

3) Membuat laporan terhadap jumlah truk yang beroperasi

g. Koordinator Operasional

Adapun tugas dan tanggung jawab Koordinator Operasional adalah sebagai

berikut :

1) Bekerja sama dengan staff mekanik dalam hal merawat, memperbaiki,

mengawasi pemeliharaan truk tangki dan mempersiapkan oli dan suku

cadang

2) Bekerja sama dengan teknisi pengelasan truk-truk tangki

3) Bertugas menerima dan mengeluarkan BBM yang telah disetujui dan

sekaligus membuat laporan penerimaan dan pengeluaran BBM

4) Menyiapkan supir dan kernet untuk pengiriman BBM

h. Bagian Akuntansi

Adapun tugas dan tanggung jawab Bagian Akuntansi adalah sebagia berikut :

1) Memeriksa dan mencatat serta mengevaluasi dan melaporkan transaksi

penerimaan dan pengeluaran kas

2) Membuat laporan bulanan pemakaian dan persediaan barang dan

sparepart

3) Membuat laporan tahunan neraca

4) Membuat laporan pembuatan pajak ke pemerintah dalam surat

pemberitahuan pajak

Universitas Sumatera Utara


5) Dalam melakukan tugasnya kepala akuntansi dibantu oleh 3 orang staff

akuntasi

i. Bagian Keuangan

Adapun tugas dan tanggung jawab Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :

1) Mengawasi dan memastikan seluruh transaksi keuangan secara baik dan

benar

2) Mengatur keuangan untuk gaji karyawan

3) Membuat rencana anggaran untuk kegiatan operasional

j. Staff Penagihan

Adapun tugas dan tanggung jawab staff penagihan adalah menagih kepada

pelanggan dengan membuat surat permintaan tagihan yang dibuat oleh Kepala

Bagian Keuangan

k. Staff Piutang

Adapan tugas dan tanggung jawab staff piutang adalah menerima piutang

yang dari pelanggan dan membuat daftar umur piutang tak tertagih.

l. Staff pembelian

Adapun tugas dan tanggung jawab staff pembelian adalah membeli segala

keperluan perusahaan seperti oli, sparepart, ATK dan lain-lain

m. Staff Anggaran dan Kasir Miduk Arta

Adapun tugas dan tanggung jawab staff anggaran adalah sebagai berikut :

1) Menerima setoran serta mengeluarkan uang yang telah disetujui oleh

kepala Bagian Keuangan

2) Kasir wajib membuat laporan keuangan harian mengenai uang masuk dan

uang keluar.

Universitas Sumatera Utara


n. Bagian Umum dan Personalia

Adapun tugas dan tanggung jawab Bagian umum dan Personalia adalah

sebagai berikut :

1) Mempersiapkan dan mengevaluasi kebutuhan karyawan, penerimaan

karyawan, orientasi pengenalan lingkungan kerja, prestasi karyawan, dan

menentukan gaji bulanan karyawan

2) Melaksanakan adminstrasi umum perusahaan yang dibantu oleh staff

umum dan sekretaris direksi

3) Menjaga keamanan dalam dan luar perusahaan dengan mengangkat

pegawai satuan pengamanan (satpam)

4) Memilih supir kantor untuk kelancaran pekerjaan perusahaan pada saat ada

karyawan sedang bertugas keluar perusahaan.

c. Penyajian laporan Laba Rugi dan Neraca sebelum Kebijakan Tax

Planning

1. Penyajian Laporan Laba Rugi Perusahaan

Berikut ini laporan laba rugi perusahaan sebelum melaksanakan kebijakan

tax planning dan sebelum rekonsiliasi fiskal yang disajikan dalam tabel 4. yang

dimaksudkan untuk keperluan berbagai pihak. PT. Miduk Arta Medan menyusun

laporan keuangan berdasarkan prinsip dan praktek yang berlaku di Indonesia

sehingga mudah dibaca dan dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Laporan laba rugi perusahaan disusun pada akhir tahun dengan tujuan untuk

mengetahui laba atau rugi yang terjadi selama periode tertentu.

Universitas Sumatera Utara


PT. MIDUK ARTA MEDAN
LAPORAN LABA RUGI
PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010

Pendapatan
Penghasilan Jasa Angkutan Rp.6.705.488.734
Penghasilan Agen BBM 6.603.214.240
Total Pendapatan 13.308.702.974
Harga Pokok Penjualan
HPP Jasa Angkutan Rp. 4.962.473.394
HPP Agen BBM 4.958.016.789
9.920.490.182 -
Laba Kotor 3.388.212.792
Biaya Operasional
Biaya Gaji Rp. 554.876.904
Tunjangan Hari Raya 123.549.876
Biaya Posko 5.295.000
Biaya Askes 109.654.860
Biaya Listrik,Telepon,dan Air 137.164.181
Biaya Kantor 98.654.903
Biaya Pajak 67.237.500
Biaya Pemeliharaan Aktiva 34.853.109
Biaya Penyusutan Aktiva Tetap 1.353.753.422
Biaya Adm dan umum Lainnya 287.721.563

Total Biaya Operasional 2.772.761.318


Laba (Rugi) Operasional 615.451.474
Pendapatan (biaya) lain-lain
Pendapatan Jasa Giro Rp. 28.906.868
Pendapatan Lainnya 246.695.887
Biaya Bunga Bank ( 197.568.854 )
Biaya Adm Bank ( 13.388.896 )
Biaya Adm Lainnya ( 26.987.890 )
Total Pendapatan (Biaya) Lain-lain 40.657.115 +
Penghasilan Netto Komersial 615.451.474

Universitas Sumatera Utara


d. Penyajian Neraca Perusahaan

Neraca perusahaan adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan

yang terdiri dari aktiva, kewajiban, dan modal pada tanggal penutupan buku.

Penyajian Neraca PT. Miduk Arta Medan sebelum melaksanakan kebijakan tax

planning dan sebelum rekonsiliasi fiskal dapat dilihat dalam Tabel sebagai

berikut :

PT. MIDUK ARTA MEDAN


NERACA
PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010

AKTIVA LANCAR HUTANG LANCAR


Kas Rp. 365.352.955 Hutang Usaha Rp. 575.320.949
Bank 75.927.961 Biaya YMH dibayar 166.913.475
Piutang Usaha 1.408.464.379 Hutang Direksi 505.091.090
Persediaan 537.096.769 Hutang Lancar Lainnya 1.465.270.764
Biaya dibayar di muka 169.178.257 Total Hutang Lancar 2.712.596.279
Piutang lainnya 186.862.320 HUTANG JANGKA PANJANG
Total Aktiva Lancar 2.692.882.641 Hutang Bank 6.145.942.144
AKTIVA TETAP Hutang Leasing 2.806.520.165
Tanah 1.042.713.000 Total Hutang jangka panjang 8.952.462.309
Bangunan 687.660.000
Kendaraan 17.685.608.177 MODAL
Inventaris Kantor 122.840.800 Modal disetor 2.000.000.000
Nilai Perolehan 19.528.821.977 Laba ditahan 1.092.990.790
Akumulasi Penyusutan ( 6.858.203.767) Laba ditahan tahun berjalan 615.451.474
Total Modal 3.708.442.264
Nilai Buku 12.680.618.210

TOTAL AKTIVA 15.373.500.851 TOTAL HUTANG DAN MODAL 15.373.500.851

2. Kebijakan Perpajakan Perusahaan

Universitas Sumatera Utara


Dari data-data yang berhasil dikumpulkan penulis dari PT. Miduk Arta

Medan terdapat kebijakan yang dilaksanakan perusahaan dalam upaya

implementasi tax planning antara lain :

a. Dalam menjalankan usahanya, PT. Miduk Arta Medan yang berkantor

di jalan SM. Raja Km.63 No.40 dan mempunyai tiga cabang yaitu

cabang Siantar, cabang Sibolga,cabang Dumai. Namun dari segi hukum

seluruh cabang tersebut berada dalam satu kesatuan hukum (one legal

entity)

b. Pada dasarnya setiap cabang menyelenggarakan pembukuan namun

hanya bersifat laporan. Kantor pusat bertugas untuk membuat laporan

konsolidasi, karena PPh Badan ditanggung oleh kantor pusat.

c. Adapun pajak penghasilan (pph psl 21) yang dikenakan kepada

karyawan ditanggung oleh perusahaan . Dengan kata lain PPh ini

pembayarannya tidak dipotong dari gaji karyawan yang bersangkutan

melainkan langsung dibayarkan oleh pihak perusahaan ke kas negara.

d. informasi tentang pajak penghasilan perusahaan yang dikenakan pajak

disampaikan selambat-lambatnya empat bulan setelah akhir tahun

pajak. Biasanya 30 April tahun berikutnya

3. Penerapan Tax Planning

Laporan keuangan yang disusun oleh PT. Miduk Arta Medan, merupakan

gambaran dari proses usaha , baik mengenai perkembangan kemajuan dan

hambatan – hambatan yang dihadapi pada saat beroperasinya laporan perusahaan

tersebut berupa neraca, laba rugi dan rincian – rincian penjelasan sebagaimana

mestinya. Data dan laporan tersebut yang akan digunakan direksi sebagai bahan

Universitas Sumatera Utara


pertimbangan evaluasi dalam mengambil langkah-langkah usaha selanjutnya yang

mengarah pada perkembangan serta kemajuan usaha. Adapun data-data dan

laporan yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini adalah : Perhitungan

laba rugi PT. Miduk Arta Medan tahun buku 2010- 2011 yang terdiri dari

pendapatan, harga pokok penjualan, Biaya operasional, dan Pendapatan lain-lain

dikurangi beban lain-lain.

Adapun penerapan tax planning yang dilakukan oleh PT. Miduk Arta

Medan adalah sebagai berikut :

Pada tahun 2010, beban Pajak Penghasilan yang ditanggung perusahaan

setelah koreksi fiskal adalah sebesar Rp.295.453.279,00. Dari data tersebut maka

jumlah angsuran pajak penghasilan yang harus dibayar pada tahun pajak 2011

yaitu sebesar Rp.295.453.279/12 = Rp.24.621.106.

Maka besarnya arus kas keluar yang harus disediakan perusahaan untuk

membayar angsuran pajak tersebut adalah sebesar Rp. 24.621.106 per bulan atau

sebesar Rp. 295.453.279 per tahun. Berdasarkan jumlah tersebut, pihak

manajemen merencanakan untuk meminimalisasi jumlah tersebut dengan

membuat anggaran laba rugi untuk tahun 2011 . Perusahaan merencanakan agar

pembayaran pajak penghasilan untuk tahun 2011 berkurang dari pembayaran

pajak penghasilan tahun pajak 2010, artinya perusahaan merencanakan agar pajak

penghasilan yang dibayar lebih rendah dari tahun 2010.

Untuk pencapaian rencana tersebut maka dilakukan efisiensi Pajak

Penghasilan Badan dengan beberapa cara legal untuk memperkecil pajak dari

suatu badan usaha untuk meminimalkan Pajak Penghasilan terutang PT. Miduk

Arta Medan dapat melaksanakan upaya sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


a. Memperbesar beban penyusutan

Memilih metode penyusutan yang lebih tepat, tetapi sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang berlaku. Selengkapnya dapat dilihat dengan contoh

berikut. Misalkan, PT. Miduk Arta Medan selama tahun 2010 mempunyai data

sebagai berikut :

• Penjualan setahun Rp.75.000000

• Harga pokok produk terjual setahun Rp.42.000.000

• Pada awal tahun membeli alat kantor dengan masa manfaat 5 tahun

seharga Rp.16.000.000 tanpa nilai residu

• Beban usaha diperkenankan mengurangi laba kotor setahun sebelum

penyusutan alat kantor sebesar Rp. 8.250.000

Penyusutan aktiva tetap metode garis lurus

Penyusutan alat kantor setahun 25 % X Rp. 16.000.000 = Rp.4.000.000

Perhitungan pajak penghasilan sebagai berikut :

Penjualan Rp. 75.000.000

Harga pokok penjualan Rp. 42.000.000

Laba Kotor Rp. 33.000.000

Beban usaha sebelum penyusutan Rp. 7.250.000

Laba usaha sebelum penyusutan Rp.25.750.000

Beban Penyusutan alat kantor Rp. 4.000.000

Laba usaha kena pajak Rp.21.750.000

PPh (25%) X Rp. 21.750.000 Rp. 5.437.500

Laba bersih setelah pajak Rp. 16.312.500

Universitas Sumatera Utara


Metode Penyusutan Aktiva tetap Metode saldo menurun

Penyusutan alat kantor Setahun 50% X Rp. 16.000.000 = Rp. 8.000.000

Penghitungan pajak penghasilan sebagai berikut :

Penjualan Rp. 75.000.000

Harga Pokok Penjualan Rp. 42.000.000

Laba Kotor Rp.33.000.000

Beban usaha sebelum Penyusutan Rp. 7.250.000

Laba usaha sebelum penyusutan Rp. 25.750.000

Beban penyusutan alat kantor Rp. 8.000.000

Laba usaha kena pajak Rp.17.750.000

PPh (25%) X Rp.17.750.000) Rp. 4.437.500

Laba bersih setelah pajak Rp.13.312.500

Dengan metode saldo menurun dapat memperbesar laba penyusutan

dibandingkan metode garis lurus sebesar Rp.4.000.000

Beban penyusutan menurut :

Metode saldo menurun Rp. 8.000.000

Metode garis lurus Rp. 4.000.000

Lebih besar Rp. 4.000.000

Dengan demikian , pajak penghasilan menurut metode saldo menurun

lebih kecil daripada metode garis lurus, yaitu dapat menghemat pajak

Rp.1.000.000

Pajak penghasilan menurut :

Metode saldo menurun Rp.4.437.500

Metode garis lurus Rp.5.437.500

Universitas Sumatera Utara


Memperkecil pajak Rp.1.000.000

b. Pemberian Tunjangan Tidak dalam bentuk Natura

Dalam pasal 9 ayat 1 huruf e menyebutkan bahwa pemberian dalam

bentuk natura bukan sebagai biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan

bruto, dengan demikian penghasilan kena pajak akan menjadi lebih besar.

Berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan PT. Miduk Arta

Medan mengeluarkan dana untuk keperluan tunjangan natura sebesar Rp.

65.000.000 menjadi unsur biaya administrasi dan umum. Jika tunjangan tersebut

diberikan dalam bentuk natura, maka perusahaan tidak dapat memasukkannya

sebagai unsur biaya operasi. Jika tunjangan tersebut diberikan dalam bentuk uang,

maka biaya tersebut dapat dimasukkan ke dalam unsur biaya operasi peluang ini

tercantum dalam pasal 6 ayat 1 huruf a selengkapnya dapat dilihat contoh

perhitungan pada tabel IV. 1

Universitas Sumatera Utara


TABEL IV. 2
PT. MIDUK ARTA MEDAN
Tunjangan karyawan bentuk natura diganti uang

Tunjangan Bentuk natura Tunjangan Bentuk uang


Pendapatan Pendapatan
Penghasilan jasa Angkutan Rp. 6.705.488.734 Penghasilan jasa Angkutan Rp. 6.705.488.734
Penghasilan Agen BBM Rp. 6.603.214.240 Penghasilan Agen BBM Rp. 6.603.214.240
Total Pendapatan Rp.13.308.702.974 Total Pendapatan Rp.13.308.702.974

Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Penjualan


HPP Jasa Angkutan Rp. 4.962.473.394 HPP Jasa Angkutan Rp. 4.962.473.394
HPP Agen BBM Rp. 4.958.016.789 HPP Agen BBM Rp. 4.958.016.789
Rp. 9.920.490.182 Rp. 9.920.490.182
Laba Kotor Rp. 3.388.212.792 Laba Kotor Rp. 3.388.212.792

Biaya Operasional Biaya Operasional


Biaya Gaji Rp. 554.876.904 Biaya Gaji Rp. 554.876.904
THR Rp. 123.549.876 THR Rp. 123.549.876
Biaya Posko Rp. 5.295.000 Biaya Posko Rp. 5.295.000
Biaya Askes Rp. 109.654.860 Biaya Askes Rp. 109.654.860
Biaya listrik,telp,dan air Rp. 137.164.181 Biaya listrik,telp,dan air Rp. 137.164.181
Biaya kantor Rp. 98.654.903 Biaya kantor Rp. 98.654.903
Biaya Pajak Rp. 67.237.500 Biaya Pajak Rp. 67.237.500
Biaya Pemeliharaan Aktiva Rp. 34.853.109 Biaya Pemeliharaan Aktiva Rp. 34.853.109
Biaya penyusutan aktiva Rp. 1.353.753.422 Biaya penyusutan aktiva Rp. 1.353.753.422
Biaya Adm dan Umum lainnya Rp. 287.721.563 Biaya Adm dan Umum lainnya Rp. 287.721.563
- Bentuk Natura (Rp. 65.000.000) - Bentuk Uang Rp. 65.000.000
Total Biaya Operasional Rp. 2.707.761.318 Total Biaya Operasional Rp. 2.837.761.318
Laba (Rugi) Operasional Rp. 680.451.473 Laba (Rugi) Operasional Rp. 550.451.473

Pendapatan ( biaya ) lain - lain Pendapatan ( biaya ) lain - lain


Pendapatan Jasa Giro Rp. 28.906.868 Pendapatan Jasa Giro Rp. 28.906.868
Pendapatan Lainnya Rp. 246.695.868 Pendapatan Lainnya Rp. 246.695.868
Biaya Bunga Bank (Rp. 197.569.808) Biaya Bunga Bank (Rp. 197.569.808)
Biaya Adm Bank (Rp. 13.388.896) Biaya Adm Bank (Rp. 13.388.896)
Biaya Adm lainnya (Rp. 26.969.525) Biaya Adm lainnya (Rp. 26.969.525)
Total Pendapatan (biaya ) lain-lain Rp. 40.657.115 Total Pendapatan (biaya ) lain-lain Rp. 40.657.115
Laba (Rugi) sebelum Pajak Rp. 721.108.588 Laba (Rugi) sebelum Pajak Rp. 591.108.588

Universitas Sumatera Utara


PPh Badan (tarif 16) PPh Badan (tarif 16)
(25%) X Rp. 721.108.588 = Rp. 180.277.147 (25%) X Rp. 591.108.588 = Rp. 147.777.147
PPh Terutang (Rp. 180.277.147) PPh Terutang (Rp. 147.777.147)
Laba Bersih setelah pajak Rp. 540.831.441 Laba Bersih setelah pajak Rp. 443.331.441

Maka selisih pajak yang dapat dihemat ( Rp. 180.277.147 – Rp. 147.777.147) = Rp. 32.500.000

Universitas Sumatera Utara


67

Dari perhitungan tabel IV. 2 total hutang pajak penghasilan yang harus

dibayar PT. Miduk Arta Medan apabila memberikan tunjangan makan dalam

bentuk natura adalah Rp.180.277.147,00 dengan menggunakan tax planning

perusahaan dapat mengatur pemberian natura dialihkan menjadi bentuk nilai

uang sehingga terdapat penurunan total hutang pajak penghasilan menjadi

Rp.147.777.147. Dari kasus diatas maka, PT. Miduk Arta Medan dapat

melakukan penghematan pajak penghasilan sebesar Rp. 32.500.000. (Rp.

180.277.149 – Rp. 147.777.147) atau Rp. 32.500.000 / Rp.180.277.147 X 100

% = 18%

c. Pemberian Tunjangan Pajak

Pemberian tunjangan pajak kepada karyawan dalam bentuk uang yang

dimasukkan ke dalam daftar gaji akan memperbesar biaya operasional, dengan

sendirinya akan memperkecil pajak yang terutang. Sebagai contoh, Tuan Susanto

adalah wajib pajak dengan status kawin dengan tiga anak, bekerja sebagai

karyawan PT. Miduk Arta Medan. Gaji yang diperoleh setiap bulan Rp

3.583.000,00 dan membayar iuran kesehatan sebesar Rp 39.800 dan iuran Taspen

Rp 25.000 yang keduanya ditanggung perusahaan. Peluang penghitungan biaya

yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan tercantum dalam pasal

6 ayat 1 huruf a, selengkapnya dapat dilihat contoh perhitungan pada tabel IV. 3

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV. 3
PT.Miduk ArtaMedan
Pajak Penghasilan Diganti Tunjangan Pajak

PAJAK PENGHASILAN DITANGGUNG PERUSAHAAN PAJAK PENGHASILAN DIGANTI TUNJANGAN PAJAK


Gaji Rp 3.583.000 Gaji Rp 3.583.000
Dana Kesehatan Rp 40.000 Dana Kesehatan Rp 40.000
Iuran Taspen Rp 25.000 Iuran Taspen Rp 25.000
Penghasilan Bruto Rp 3.648.000 Tunjangan Pajak Rp 85.275
Potongan: Penghasilan Bruto Rp 3.733.275
Potongan:
Biaya Jabatan 5% x Rp.3.648.000 Rp 182.500
Penghasilan Neto Sebulan Rp 3.465.500 Biaya Jabatan 5% x Rp.3.733.275 Rp 186.664
Penghasilan Neto Setahun Rp 41.586.000 Penghasilan Neto Sebulan Rp 3.546.611
Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp 21.120.000 Penghasilan Neto Setahun Rp 42.559.332
Penghasilan kena Pajak Rp 20.466.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp 21.120.000
Penghasilan kena Pajak Rp 21.439.332
Hutang PPh (Pasal 21):
Hutang PPh (Pasal 21):
5 % x Rp 20.466.000 = Rp. 1.023.300
5 % x Rp 21.439.332 = Rp. 1.071.967
Total PPh Pasal 21 Setahun Rp 1.023.300
PPh Pasal 21 Sebulan (Rp 1.023.300/12) Rp 85.275 Total PPh Pasal 21 Setahun Rp 1.071.967
PPh Pasal 21 Sebulan (Rp 1.071.967/12) Rp 89.331
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 3.648.000
PPh Pasal 21 Rp 85.275 Penghasilan Bruto Sebulan Rp 3.648.000
Biaya yang Dikeluarkan Perusahaan Rp 3.733.275 PPh Pasal 21 Rp 85.275
Biaya yang Dikeluarkan Perusahaan Rp 3.733.275

Biaya Yang Diperkenankan Pajak Rp 3.648.000


Biaya Yang Diperkenankan Pajak Rp 3.733.275

Universitas Sumatera Utara


Dari perhitungan IV.3, biaya yang dikeluarkan PT. Miduk Arta Medan

menurut pajak penghasilan pasal 21 adalah sebesar Rp 3.733.275 sedangkan biaya

yang diperkenankan pajak adalah Rp 3.648.000. Apabila perusahaan memberikan

tunjangan pajak sebesar Rp 85.275/bulan dalam bentuk uang dan dimasukkan

dalam daftar gaji, maka biaya gaji yang diperhitungkan oleh perusahaan untuk

dikurangkan dari penghasilan perusahaan adalah Rp 3.648.000 + Rp 85.275 = Rp

3.733.275. Selain bermanfaat sebagai biaya pengurang dari penghasilan

perusahaan dalam hal ini tax saving dapat mencapai shift to lower bracket (dari

PPh 21 karyawan = 10 % ke PPh 21 perusahaan = 30%), pemberian tunjangan

pajak tersebut tidak akan mengurang penghasilan bersih karyawan.

Universitas Sumatera Utara


B. Analisis dan Evaluasi Hasil Penelitian

Setelah menerapkan tax planning pada PT Barata UUM Medan, tax

planner harus melakukan analisa dan evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil

suatu pelaksanaan suatu tax planning terhadap: beban pajak, perbedaan laba kotor

dan pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perencanaan. Analisa dan

evaluasi yang dilakukan dilihat dari penerapan tax planning pada PT . Miduk Arta

Medan yang terdiri dari:

1. Memperbesar beban penyusutan

Menurut pasal 11 undang-undang no 36 Tahun 2008 tentang pajak

penghasilan, penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian,

penambahan, perbaikan atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah, yang

dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara pendapatan

yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, dilakukan selama masa

manfaat yang telah di tentukan straigh line method atau declining balance

method.

Pemilihan metode ini berpengaruh pada kondisi cash flow yang berasal dari

penyusutan. Yang jelas, penyusutan adalah beban non kas yang akan

membedakan antara laba dalam fiskal dan laba komersial. Dalam hal metode

penyusutan, PT. Miduk Arta Medan menggunakan straigh line method untuk

seluruh jenis aktiva tetapnya dengan menggunakan persentase yang tetap dari

harga perolehannya, dimana metode ini telah digunakan secara konsisten dari

tahun ke tahun. Alasan perusahaan menetapkan kebijakan untuk menggunakan

Universitas Sumatera Utara


metode ini adalah karena sederhana dan mudah dalam mengimplikasikannya serta

lebih mudah dalam menentukan tarif penyusutannya.

Dari kasus diatas, jika perusahaan memilih metode penyusutan dengan

declining balance method dapat memperbesar beban penyusutan sebesar Rp

4.000.000 dan menghemat pajak Rp 1.000.000

2. Pemberian Tunjangan Tidak Dalam Bentuk Natura

Pada saat perusahaan memberikan tunjangan bahan pangan kepada

karyawan dalam bentuk natura, total hutang pajak yang harus dibayar menurut

perusahaan adalah sebagai berikut:

Pendapatan Rp 13.308.702.974
Harga Pokok Penjualan (Rp 9.920.490.182)
Biaya Operasi (Rp 2.772.761.318)
Biaya pegawai:
Bentuk Natura (Rp 65.000.000)
Pendapatan dan beban lain-lain
Pendapatan lain-lain Rp 278.602.755 )
Beban lain-lain (Rp 237.945.640 )

Selisih Rp 40.657.115

Penghasilan kena pajak Rp 591.108.588


PPh Badan (Pasal 25):

25 % x Rp 591.108.588 = Rp 147.777.147

PPh Terutang (Rp 147.777.147 )

Laba Bersih Setelah Pajak Rp 443.331.441

Total Hutang Pajak (tarif pasal 25) Rp 147.777.147

Ternyata menurut fiskal, pengeluaran yang dapat dilakukan perusahaan

untuk tunjangan karyawan dalam bentuk natura tidak diperkenankan untuk

dikurangkan dari pendapatan usaha perusahaan, sehingga akan dilakukan koreksi

Universitas Sumatera Utara


sebesar Rp 65.000.000. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam pasal 9 ayat 1

huruf e yang menyebutkan bahwa pemberian dalam bentuk natura bukan sebagai

biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sehingga total hutang pajak

penghasilan yang harus dibayar perusahaan menjadi sebagai berikut:

Penjualan Rp 13.308.702.974
Harga Pokok Penjualan ( Rp 9.920.490.182)
Biaya Operasi (Rp 2.772.761.318)
Biaya pegawai:
Bentuk Natura Rp 65.000.000
Pendapatan dan beban lain-lain
Pendapatan lain-lain Rp 278.602.755
Beban lain-lain (Rp 237.945.640)

Selisih Rp 40.657.115

Penghasilan kena pajak Rp 721.108.588


PPh Badan (Pasal 25):
25 % x Rp 721.108.588 = Rp180.277.147
PPh Terutang (Rp 180.277.147)

Laba Bersih Setelah Pajak Rp 540.831.441

Total Hutang Pajak (tarif pasal 25) Rp 180.277.147

Dengan menggunakan tax planning PT Miduk Arta Medan dapat mengatur

pemberian tunjangan bahan pangan sesuai kesepakatan antara perusahaan dengan

karyawan dalam bentuk natura dialihkan menjadi bentuk nilai uang maka

perusahaan dapat menghemat pajak seperti terlihat dalam perhitungan berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Pendapatan Rp 13.308.702.974
Harga Pokok Penjualan (Rp 9.920.490.182)
Biaya Operasi (Rp 2.772.761.318)
Biaya pegawai:
Bentuk Natura (Rp 65.000.000)
Pendapatan dan beban lain-lain
Pendapatan lain-lain Rp 278.602.755 )
Beban lain-lain (Rp 237.945.640 )

Selisih Rp 40.657.115

Penghasilan kena pajak Rp 591.108.588


PPh Badan (Pasal 25):

25 % x Rp 591.108.588 = Rp 147.777.147

PPh Terutang (Rp 147.777.147 )

Laba Bersih Setelah Pajak Rp 443.331.441

Total Hutang Pajak (tarif pasal 25) Rp 147.777.147

Penghematan pajak yang diperoleh PT. Miduk Arta Medan adalah Rp.

180.277.147– Rp.147.777.147 = Rp.32.500.000 atau (32.500.000/180.277.147) x

100% = 18%. Selain memperoleh penghematan pajak, perusahaan juga tidak

direpotkan oleh biaya operasional sedangkan bagi karyawan memungkinkan

untuk memilih makanan yang lebih hemat dan disukainya.

3. Pemberian Tunjangan Pajak

Pada saat suatu perusahaan hendak membayar gaji karyawannya tentu akan

memotong pajak penghasilan pasal 21, pembayaran pajak tersebut tergantung

pada kesepakatan awal atau kebijakan perusahaan, apakah akan dibayar karyawan

atau ditanggung oleh pemberi kerja, apabila ditanggung karyawan tentunya akan

Universitas Sumatera Utara


mengurangi pendapatan karyawan itu sendiri. Namun apabila ditanggung oleh

pemberi kerja (perusahaan) ternyata biaya pajak tersebut tidak dapat dikurangkan

dari penghasilan bruto perusahaan, seperti terlihat pada perhitungan berikut ini:

Penghasilan Bruto (Rp 3.648.000 x 12) Rp 43.776.000


Total PPh Pasal 21 Setahun Rp 1.023.300

Biaya yang dikeluarkan perusahaan Rp 44.799.300

Biaya yang diperkenankan pajak Rp 43.776.000

Dengan menggunakan tax planning, biaya yang dikeluarkan perusahaan

akan sama dengan besarnya biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto

perusahaan, seperti perhitungan dibawah ini:

Penghasilan Bruto (Rp 3.648.000 x 12) Rp 43.776.000


Total PPh Pasal 21 Setahun Rp 1.023.300

Biaya yang dikeluarkan perusahaan Rp 44.799.300


Biaya yang diperkenankan pajak Rp 44.799.300

Dengan memberikan tunjangan pajak Rp 1.023.300 (Rp 85.275/bulan)

dalam bentuk uang dan dimasukkan dalam daftar gaji, perusahaan dapat

memperhitungkan gaji karyawan untuk dikurangkan dari penghasilan bruto

perusahaan, yaitu Rp 44.799.300 sama dengan penghasilan bruto karyawan dan

selisih pajak yang dapat dihemat, terlihat dalam perhitungan berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Pajak penghasilan yang ditanggung perusahaan:

Biaya pengurang bagi perusahaan


(Pasal 25; 25% x Rp 20.466.000) Rp 5.116.500
Pajak penghasilan (pasal 21) Rp 1.023.300
Pajak yang dihemat Rp 6.139.800
Pajak penghasilan diganti tunjangan pajak:
Biaya pengurang bagi perusahaan
(Pasal 25;25% x Rp 21.439.332) Rp 5.359.833
Pajak penghasilan (pasal 21) Rp 1.071.967
Pajak yang dapat dihemat Rp 6.431.800

Selisih pajak yang dapat dihemat Rp 292.000

Namun perlu diingat bahwa, terjadi peningkatan atas pajak yang harus

dibayar perusahaan Rp 1.071.967 - Rp 1.023.300 = Rp 48.667 Agar penghasilan

karyawan tidak turun, maka peningkatan pajak tersebut ditutup dari selisih pajak

yang dapat dihemat Rp 292.000. Jadi dengan memberikan tunjangan pajak dalam

bentuk uang dan dimasukkan ke dalam daftar gaji, perusahaan akan memperoleh

keuntungan pajak sebesar Rp 292.000 – Rp 48.667 = Rp 243.333 Hal tersebut

akibat perusahaan memperoleh ekstra pajak 25% sementara hanya membayar

pajak tambahan atas tunjangan pajak bagi pajak penghasilan karyawan pada tarif

pajak 5%. Sedangkan bagi karyawan tidak ada ruginya karena penghasilan netto

yang dibawa pulang tidak berubah, seperti perhitungan berikut ini:

a. Pajak penghasilan ditanggung perusahaan:

PKP = Rp 20.466.000

Hutang Pajak = Rp 1.023.300

Penghasilan bersih = Rp 19.442.700

b. Pajak penghasilan diganti tunjangan pajak:

Universitas Sumatera Utara


PKP = Rp 21.439.332

Hutang Pajak = Rp 1.071.967

Penghasilan bersih = Rp 20.367.365 – (12 bln x Rp 85.275) +

Rp 243.333

= Rp 20.367,365 – Rp 1.023.300 + 243.333

= Rp 19.587.398 (dibulatkan)

Pemberian tunjangan pajak yang dimasukkan dalam daftar gaji memang

dapat menghasilkan tax saving bagi perusahaan, namun sebaiknya pajak

penghasilan karyawan tersebut di- gross up dan pajaknya dibayarkan oleh

karyawan, tidak diberi dalam tunjangan pajak, seperti terlihat dalam perhitungan

berikut ini:

Tunjangan Pajak
Gross up
Gaji Rp 3.583.000 Rp 3.648.000
Dana Kesehatan 40.000 -
Iuran Taspen 25.000
Tunjangan Pajak 85.275 85.275
Potongan (182.500) (182.500)
Penghasilan kena pajak Rp 3.550.775 Rp 3.550.775

Dari perhitungan diatas terlihat bahwa biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan apabila di gross up akan sama dengan pemberian tunjangan pajak.

Namun keuntungan yang diperoleh perusahaan apabila di gross up adalah pada

saat terjadi kenaikan gaji, perusahaan tidak harus menanggung tunjangan pajak

yang ikut meningkat, sehingga rencana penganggaran perusahaan tidak terganggu.

Sedangkan bagi karyawan, penghasilan netto yang dibawa pulang tetap tidak

berubah sama halnya dengan apabila pajak penghasilan karyawan tersebut

diberikan dalam bentuk tunjangan pajak.

Universitas Sumatera Utara


Dari semua perhitungan tersebut dapat diperoleh informasi mengenai

keuntungan perusahaan apabila memberikan tunjangan pajak penghasilan bagi

karyawan yang ditambahkan ke dalam penghasilan karyawan. Namun PT. Miduk

Arta belum melakukan perencanaan ini, sehingga pada saat pihak fiskus

melakukan koreksi fiskal terhadap laporan keuangan perusahaan, maka tunjangan

pajak penghasilan tersebut tidak dapat menjadi faktor pengurang terhadap

penghasilan bruto perusahaan karena tidak dimasukkan ke dalam daftar gaji

karyawan.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dimuka, ditarik kesimpulan :

1. Tax planning bagi PPh badan, setidak-tidaknya harus memenuhi berbagai

ketentuan dan persyaratan yang berkaitan dengan perhitungan penghasilan

kena pajak. Hal ini mencakup begitu banyak pos dan perlakuan

perpajakan, yang diatur juga dengan sekian banyak ketentuan perpajakan.

Oleh karena itu, perlu diberikan pengelompokan yang sifatnya fleksibel

dan cukup akurat, untuk membedakan berbagai cara atau pendekatan yang

bisa memungkinkan tercapainya efesiensi PPh badan.

2. Hingga saat ini PT Miduk Arta Medan telah berupaya menerapkan tax

planning untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibayar

perusahaan, namun ternyata masih terdapat cara tax planning yang

dilakukan PT. Miduk Arta Medan, yang belum efektif dan efisien

diantaranya adalah: metode penyusutan yang digunakan PT Miduk Arta

Medan yaitu straight line method ternyata memperbesar jumlah pajak

terutang.

3. Pemberian tunjangan pajak penghasilan kepada karyawan tidak

dimasukkan ke dalam daftar gaji karyawan, sehingga tunjangan ini tidak

dapat dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


4. Penerapan tax planning pada PT Miduk Arta Medan, telah didukung oleh

sistem admistrasi yang tertib, rapi dan teratur sehingga dapat berjalan

lancar sesuai dengan rencana untuk menghasilkan penghematan pajak

guna mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan dalam rangka

meningkatkan kinerja. Semakin baik faktor-faktor pendukung tax

planning, maka semakin optimal beban pajak yang dapat dihemat serta

semakin kecil resiko sanksi atau denda pajak yang akan diderita oleh

perusahaan.

B. Saran

Dari kesimpulan-kesimpulan diatas, penulis memberikan saran yang

sekiranya dapat bermanfaat bagi PT Miduk Arta Medan, yaitu:

1. Metode penyusutan strigh line yang digunakan PT Miduk Arta Medan

untuk seluruh jenis aktiva tetapnya sebaiknya diganti dengan Declining

Balance method karena lebih menghemat pembayaran pajak.

2. Pemberian tunjangan pajak penghasilan sebaiknya dimasukkan ke dalam

daftar gaji karyawan sebagai tambahan penghasilan karyawan agar dapat

berfungsi sebagai faktor pengurang terhadap penghasilan bruto perusahaan

sehingga dapat memberikan penghematan pajak bagi perusahaan. Sedang

bagi karyawan, penghasilan neto yang dibawa pulang tetap tidak berubah,

sama halnya dengan apabila pajak penghasilan karyawan tersebut

diberikan dalam bentuk tunjangan pajak.

Universitas Sumatera Utara

You might also like