You are on page 1of 8

TUGAS PAPER GEOLOGI DASAR

PEMBENTUKKAN STRUKTUR LIPATAN (FOLDING)

Disusun Oleh :

MAULANA MUFTHI (H1E011048)


DWI ANDRIYANTO (H1E011049)

PROGRAM STUDI FISIKA


JURUSAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. GEOLOGI STRUKTUR
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk
(arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi batuan adalah
perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di
dalam bumi. Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan
pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan
(fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik
(tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suat studi dengan
skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan
sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya.

2. PENGERTIAN LIPATAN

Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan
sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur garis atau bidang dalam
bahan tersebut. Unsur bidang yang disertakan umumnya perlapisan (Hansen 1971).
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya
disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada
gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada
bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan (Hill 1953).
Lipatan merupakan salah satu gejala struktur geologi yang amat penting. Lipatan
merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan (Billing
1986).

B. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai jenis lipatan.
2. Mengetahui proses terbentuknya lipatan dan gaya yang mempengaruhinya.

2
BAB II
ISI

A. KLASIFIKASI LIPATAN

1. Berdasarkan bentuk penampang tegak


 Lipatan simetri : lipatan dimana axial plane-nya vertikal
 Lipatan asimetri : lipatan dimana axial plane-nya condong
 Overturned fold : lipatan dimana axial plane-nya condong dan kedua
sayapnya miring ke arah yang sama dan biasanya pada sudut yang berbeda
 Recumbent fold : lipatan dimana axial plane-nya horizontal
 Vertical isoclinal fold : lipatan dimana axial plane-nya vertical
 Isoclined isoclinal fold : lipatan dimana axial plane-nya condong
 Recumbent isoclinal fold : lipatan dimana axial plane-nya horizontal
 Chevron fold : lipatan dimana hinge-nya tajam dan menyudut
 Box fold : lipatan dimana crest-nya luas dan datar
 Fan fold : lipatan dimana sayapnya membalik
 Monocline :lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal
 Structure terrace : lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal dianggap
horizontal
 Homocline : lapisan yang miring dalam satu arah pada sudut yang relatif
sama

2. Berdasarkan Intensitas Lipatan


 Open fold : lipatan yang lapisannya tidak mengalami penebalan atau
penipisan karena deformasi yang lemah
 Closed fold : lipatan yang lapisannya mengalami penebalan atau penipisan
karena deformasi yang kuat
 Drag fold : lipatan-lipatan kecil yang terbentuk pada sayap-sayap lipatan
yang besar akibat terjadinya pergeseran antara lapisan kompeten dengan
lapisan tak kompeten
 En enchelon fold : beberapa lipatan yang sifatnya lokal dan saling overlap
satu dengan yang lain
 Culmination dan depression : lipatan-lipatan yang menunjam pada arah yang
berbeda, sehingga terjadi pembubungan dan penurunan
 Anticlinorium : antiklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang
lebih kecil
 Synclinorium : sinklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang
lebih kecil
3. Berdasarkan bentuk lengkungan

 Antiklin

3
Antiklin merupakan punggung lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke
arah saling berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav dengan
cembung ke atas). Bagian tengah dari antiklin disebut inti antiklin.

 Sinklin
Sinklin merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya
menuju ke suatu arah dan saling mendekat (bentuk concav dengan
cekungnya mengarah ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut inti sinklin.

4. Berdasarkan morfologi
 Concentric fold (lipatan konsentris/lipatan paralel) adalah sebutan untuk
perlapisan dimana jarak-jarak (tebal) tiap lapisan yang terlipat tetap sama.
 Similar fold adalah sebutan untuk perlipatan dimana lapisan-lapisan yang
terlipat/dilipat dengan bentuk-bentuk yang sama sampai ke dalam. Antiklin
maupun sinklin ukurannya tidak banyak berubah ke dalam maupun ke atas.
 Supratenuous fold adalah lipatan yang terbentuk karena adanya perbedaan
kompaksi sedimen pada saat pengendapan terjadi di punggung bukit .

B. PEMBENTUKAN LIPATAN

Lipatan atau terlipatnya suatu lapisan batuan terbentuk biasanya diakibatkan oleh
adanya gaya deformasi. Lipatan dikenali dengan lapisan batuan telah mengalami
penyimpangan bentuk menjadi bentukan seperti ombak (Ragan 2009 ). Mekanisme gaya
yang menyebabkannya ada 2 macam, yaitu :

4
1. Buckling (melipat) : Disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan
arah permukaan lempeng.

2. Bending (pelengkungan) : Disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya tegak lurus
dengan permukaan lempeng.

Pada referensi lainnya, pembentukan lipatan menurut ( Billings 1986), adanya bentukan
lipatan pada umumnya disebabkan karena proses tektonik dan non tektonik.

1. Tektonik

Proses tektonik ini disebabkan oleh gaya — gaya dalam bumi. Gaya ini adalah
gaya tekan hortisontal karena sejajar dengan permukaan bumi. Penyebab utama
terbentuknya perlipatan oleh gaya tektonik atau gaya tekan mendatar karena adanya
teori – teori sebagai berikut :

a. Teori kontraksi

Teori klasik bahwa bumi semakin lama sesuai waktu geologinya semakin
kecil, dengan adanya pendinginan, pembentukan mineral yang lebih padat, dan
ekstrusi magma dan lapisan batuan lainnya, maka ada penyesuaian karena
pengerutan bumi tersebut dan menghasilkan gaya tekan.

b. Pengapungan Benua

Teori ini bagian dan tektonik lempeng yang menerangkan tentang pemekaran
dasar samudera, tumbukan lempeng, pengapungan benua, perlipatan serta
patahan yang disebabkan karena adanya aliran konveksi berupa gerakan magma.
Karena adanya aliran yang bergerak di sepanjang dasar kerak bumi tersebut
menyebabkan kerak bumi terlipat ke bawah dan lapisan yang di atasnya juga
ikut terlipat.

5
c. Pergeseran karena Gaya Berat

Pergeseran ini terjadi karena adanya pengangkatan dari batuan dasar yang
membuat batuan dasar retak. Karena terus berlangsung maka retakan
menyebabkan patahan yang berurutan hingga karena adanya gaya berat maka
lapisan akan bergeser membentuk lipatan.

2. Non tektonik

Proses ini sebagian besar dihasilkan oleh proses eksogenik, yang antara lain
berupa erosi dan deposisi. Proses non-tektonik ini terjadi karena penyebab – penyebab
antara lain :

a. Perbedaan Kompaksi Sedimen

Karena adanya perbedaan kekompakan atau keresistensian hingga nanti


dalam pengendapan selanjutnya lapisan secara otomatis akan terlipatkan
melengkung.

b. Proses Pelarutan

Proses ini terjadi karena bahan kimia yang mengalami pelarutan dapat
menghasilkan struktur yang besar, seperti kubah yang terbentuk dan garam yang
menumpang.

6
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan
sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur garis atau bidang dalam
bahan tersebut. Unsur bidang yang disertakan umumnya perlapisan Lipatan merupakan
pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh dua proses,
yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang
bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja
tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan. Bentukan lipatan pada umumnya
disebabkan karena proses tektonik dan non tektonik. Penyebab utama terbentuknya
perlipatan oleh gaya tektonik atau gaya tekan mendatar adalah teori kontraksi,
pengapungan benua dan pergeseran karena gaya berat, sedangkan proses non-tektonik
ini terjadi karena perbedaan kompaksi sedimen dan proses pelarutan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Billings,M.P., 1986, Structural Geology: Third Edition, Prentice-Hall, Englewood


Cliffs, N.J.
Ragan,M.,Donal, 2009, Structural Geology, An Introduction toGeometrical
Techniques : fourthedition, Cambridge University Press, New York.
Alphazero , http://tambangunp.blogspot.com , diakses 18 Desember 2013 Pukul 10.10
Staff asisten Geomorfologi dan Geologi Foto, 2008, Buku Panduan Praktikum
Geomorfologi dan Geologi Foto, Teknik Geologi , Universitas Diponegoro , Semarang

You might also like