Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang
tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin
atau keduanya ( Blanes 2011 ). Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat
memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ
pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi
jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut. Masalah kaki diabetik
sampai saat ini menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia, karena kasus yang
semakin meningkat, Masalah kaki diabetic bersifat kronis dan sulit sembuh, dapat
mengalami infeksi dan iskemia tungkai dengan risiko amputasi bahkan mengancam
jiwa,membutuhkan sumber daya kesehatan yang besar, sehingga memberi beban
sosioekonomi bagi pasien ,masyarakat, dan Negara.
Berbagai metode pengobatan telah dikembangkan namun sampai saat
ini belum memberikan hasil yang memuaskan. Peningkatan populasi penderita diabetes
melitus(DM), berdampak pada peningkatan kejadian ulkus kaki diabetik
sebagaikomplikasi kronis DM, dimana sebanyak 15-25% penderita DM di kalteng
ini(Singh dkk., 2005).
( Huang dkk 2009) Di Amerika Serikat memproyeksikan jumlah penyandang DM
dalam 25 tahun kedepan (antara tahun 2009-2034) akan meningkat 2 kali lipatdari 23,7
juta menjadi 44,1 juta sehingga biaya perawatan per tahun mengalami peningkatan
sebanyak 223 miliar dolar dari 113 menjadi 336 miliar dolar Amerika Serikat. Biaya
pengobatan DM dan komplikasinya pada tahun 2007 di AmerikaSerikat mencapai 116
miliar dolar, dimana 33% dari biaya tersebut berkaitan dengan pengobatan ulkus kaki
diabetik (Driver dkk, 2010).
Komplikasi yang dapat dialami oleh pasien diabetes melitus Hipoglikemia
(penurunan kadar glukosa darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl.) , Diabetes
Ketoasidosis, Penyakit Arteri Koroner, Penyakit Serebrovaskuler, Penyakit Vaskuler
Perifer, Retinopati Diabetik, Nefropati,Neuropati Diabetes. Risiko infeksi danamputasi
1
masih cukup tinggi yaitu 40-80% kaki Diabetik mengalami infeksi14-20% memerlukan
amputasi 66% mengalami kekambuhan dan 12% memiliki risiko amputasi dalam 5 tahun
setelah sembuh. Menurut derajat keparahan ulkus yangdiklasifikasikan oleh Wagner,
kebanyakan pasien datang berobat dalam fase lanjut,terlihat dari proporsi ulkus kaki
diabetik Wagner derajat III-V mencapai 74,6 %dibandingkan dengan Wagner derajat I-
II yang hanya mencapai 25,4 %.
2
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian masalah kaki diabetik.
b. Untuk mengtahui penyebab masalah kaki diabetik
c. Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala kaki diabetic
d. Untuk mengetahui macam-macam masalah kaki
e. Dapat melakukan pencegahan ulkus kaki diabetik pada pasien yang belum
mengalami komplikasi kaki diabetik
f. Dapat melakukan penatalaksanaan bagi pasien dan keluarganya yang mengalami
komplikasi kaki diabetik
C. Manfaat
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan ini diharapkan para pasien yang terkena
komplikasi ulkus kaki diabetik ,maupun yang belum mengetahui apa itu masalah kaki
diabetik serta belum mengalami dapat melakukan pencegahan sedini mungkin dan bagi
pasien yang mengalami ulkus kaki diabetik agar tidak terjadi komplikasi seperti ganggren
dan amputasi.
D. Referensi
PERKENI. (2011). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2di
indonesia. Perkumpulan Endrokrinologi Indonesia.
Sudoyo,Aru W,Setiyohadi Bambang.,dkk ,2010 ,Buku ajar Ilmu penyakit
dalam,Jakarta,Interna lPublishing.
World Health Organization (WHO).2011. top 10 Causes of Death.Diakses 17 Maret2017
di www.who.int/mediacetre/factsheets/fs310/en/.
3
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
H. Langkah-Langkah Kegiatan
4
2. Penyajian 1. Menjelaskan Metode a.poster 10 menit
pengertian Presentasi b.Leaflet
masalah kaki Tanya c. ppt
diabetik. jawab
2. Menjelaskan
penyebab
masalah kaki
diabetik
3. Menjelakan
tanda dan gejala
kaki diabetic
4. Menjelaksan
macam-macam
masalah kaki
5. Menjelakan cara
pencegahan
ulkus kaki
diabetik pada
pasien yang
belum
mengalami
komplikasi kaki
diabetik
6. Menjelaskan cara
penatalaksanaan
bagi pasien dan
keluarganya
yang mengalami
komplikasi kaki
diabetik
3. Penutup 1. Tanya jawab Metod a.poster 10 menit
2. Memberikan Ceramah b.Leaflet
pujian kepada Tanya c. ppt
peserta kegitan Jawab
3. Menyimpulkan
materi
penyuluhan
bersama
keluarga
4. Mengevaluasi
Kegitan
5. Memberi
salam penutup
5
I. Evaluasi
1. Persiapan
a. Kelompok penyuluh dan keluarga masyarakat pada posisi yang sudah direncanakan
b. 60 % peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan
c. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
d. Pre Planning telah disetujui
e. Leaflet, LCD dan flipchart telah tersedia
f. peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta konsentrasi mendengar penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjjawab pertanyaan secara lengkap dan
benar
3. Hasil
a. Minimal 60% dari peserta penyuluhan mengetahui pengertian masalah kaki diabetik.
b. Minimal 60 % peserta penyuluhan yang mengtahui penyebab masalah kaki diabetik
c. Minimal 60% mengetahui 3-5 tanda dan gejala kaki diabetic
d. Minimal 60% peserta penyuluhan dapat menyebutkan 2-4 macam-macam masalah
pada kaki
e. Minimal 60% peserta penyuluhan dapat menyebutkan 4-6 cara pencegahan ulkus
kaki diabetik pada pasien yang belum mengalami komplikasi kaki diabetik
f. Minimal 60% peserta penyuluhan dapat menyebutkan 2-4 cara penatalaksanaan
bagi pasien dan keluarganya yang mengalami komplikasi kaki diabetik
(……………ERISTAMIANI………………)
6
Lampiran Materi
KAKI DIABETIKA.
7
dan penurunan sirkulasi darah dan juga gesekan atau tekanan yang berulang-ulang
pada daerah tertentu di kaki. Jika kejadian tersebut tidak diketahui dan diobati dengan
tepat, maka akan menimbulkan luka pada jaringan di bawahnya, yang berlanjut
dengan infeksi menajdi ulkus.
Kejadian kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh pemakaian sepatu yang
sempit, jika hal ini terjadi jangan mengobati sendiri.
2. Cantengan (kuku masuk ke dalam jaringan)
Cantengan merupakan kejadian luka infeksi pada jaringan sekitar kuku yang sering
disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah. Keadaan ini disebabkan oleh
perawatan kuku yang tidak tepat mislanya pemotongan kuku yang salah (seperti
terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor.
3. Kulit Kaki Retak dan Luka Kena Kutu Air
Kerusakan syaraf dapat menyebabkan kulit sangat kering, bersisik, retak dan pecah-
pecah, terutama pada sela-sela jari kaki. Kulit kaki yang pecah memudahkan
berkembangnya infeksi jamur dikenal dengan kutu air, yang dapat berlanjut menjadi
ulkus gangrene.
4. Kutil pada Telapak Kaki
Kutil pada telapak kaki disebabkan oleh virus dan sangat sulit dibersihkan. Biasnaya
terjadi pada telapak kaki hampir mirip dengan callus.
5. Radang Ibu Jari Kaki (Jariseperti Martil)
Pemakaian sepatu yang terlalu sempit dapat menimbulkan luka pada jari-jari kaki,
kemudian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan peradangan yang lain pada ibu
jari kaki menyebabkan terjadinya perubahan bentuk ibu jari kaki seperti martil
(hammer toe).
E. Pencegahan dan Perawatan
1. Pencegahan
a. Periksa kaki Anda secara teratur setiap hari, terutama pada telapak kaki dan
ruangantar jari. Minta kerabat Anda untuk membantu bila Anda memiliki
masalah penglihatan sehingga tidak dapat memeriksa kaki sendiri. Perhatikan
apakah ada kulityang robek, memar, ruam, melepuh, atau kapalan. Segera konsultasikan
dengandokter bila Anda menemukan masalah di kaki yang tidak sembuh dalam beberapahari.
8
b. Cuci kaki Anda setiap hari dengan sabun yang lembut.
c. Potonglah kuku-kuku di jari kaki Anda dengan hati-hati. Mintalah bantuan
kerabat jika Anda tidak mampu untuk memotong kuku Anda sendiri.
d. Olesi kaki dengan krim pelembab agar tidak retak, terutama pada ruang di antara jari kaki.
e. Gunakan alas kaki. Jangan berjalan tanpa alas kaki. Gunakan sandal atau sepatu yangtidak
terlalu longgar atau sempit, dengan bantalan yang baik. Bila kaki Anda
telahmengalami deformitas, gunakan sepatu yang telah disesuaikan dengan kaki Anda.Dokter
dapat merekomendasikan sepatu yang dirancang khusus (sepatu ortopedi)sesuai dengan bentuk
kaki Anda.
f. Pilih kaus kaki dengan kandungan katun yang tinggi sehingga menyerap keringat
dantidak mudah mengiritasi.
g. Jadwalkan kunjungan ke dokter. Pasien diabetes perlu diperiksa dokter
setidaknyasetahun sekali. Dokter akan memeriksa kaki Anda untuk melihat tanda-
tanda awalgangguan saraf atau sirkulasi darah dan masalah kaki lainnya.
2. Penatalaksanaan
a. Kadar glukosa darah diusahakan agar selalu senormal mungkin, untuk memperbaiki berbagai
faktor terkait hiperglikemia yang dapat menghambat penyembuhan luka.
b. Status nutrisi harus diperhatikan dan diperbaiki. Nutrisi yang baik akan membantu
kesembuhan luka. Berbagai hal lain juga harus diperhatikan dan diperbaiki,
sepertikadar albumin serum, kadar Hb dan derajat oksigenasi jaringan serta fungsi
ginjal.
c. Periksakan diri secara rutin ke dokter serta periksa kaki setiap hari.
d. Apabila perban atau balutan basah segera diganti untuk menghindari infeksi
berlanjut.
e. Hindari penekanan pada area kaki yang mengalami luka.
9
BAB III
A. Kesimpulan
Pencegahan terjadinya luka. Strategi yang dapat dilakukan meliputi edukasi kepada
pasien, perawatan kulit, kuku dan kaki serta pengunaan alas kaki yang dapat
melindungi.Pada pasien dengan resiko rendah boleh menggunakan sepatu hanya saja sepatu yang
digunakan jangan sampai sempit atau sesak. Perawatan kuku yang dianjurkan pada pasien
B. Saran
Penulis memberikan saran dari penulis dapat diterima sebagai bahan pertimbangan guna
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan stimulus
presepsi waham berikut:
1. Bagi Penulis untuk menyiapkan strategi pelaksanaan secara matang dan baik. Penulis
harus lebih siap dalam melakukan penyuluhan.
2. Bagi perawat untuk selalu meningkatkan pelayanan dalam memberikan penyuluhan
agar masyarakat mendapatkan pengetahuan, sehingga masayarakat dapat mencegah
terjadinya masalah diabetes bagi yang memiliki resiko, dan bagi masyarakat yang
sudah terkena diabetes agar tidak terjadi komplikasi DM.
10
DAFTAR PUSTAKA
PERKENI. (2011). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2di
indonesia. Perkumpulan Endrokrinologi Indonesia.
Sudoyo,Aru W,Setiyohadi Bambang.,dkk ,2010 ,Buku ajar Ilmu penyakit dalam, Jakarta,
Internal Publishing.
World Health Organization (WHO).2011. top 10 Causes of Death.Diakses 17 Maret2017
di www.who.int/mediacetre/factsheets/fs310/en/.
11