Professional Documents
Culture Documents
Sap Kelompok 3-1-1
Sap Kelompok 3-1-1
STUNTING
1. Pokok bahasan : penyuluhan tentang stunting kepada Orang tua dan ibu hamil di
kelurahan bobo, kota tidore kepulauan
2. Tujuan :
a. tujuan umum: untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat kelurahan bobo,
terutama orang tua dan ibu hamil tentang stunting
b. tujuan khusus:
dapat mengetahui pengertian stunting
dapat mengetahui faktor penyebab stunting
dapat mengetahui dampak dari stunting
dapat mengetahui pencegahan stunting
3. materi :
a. pengertian stunting
b. faktor penyebab stunting
c. dampak dari stunting
d. pencegahan stunting
1. acara
- pembukaan : memberikan salam, memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan,
dan membagikan pre-test
- penyajian materi: menjelaskan tentang pengertian stunting, faktor penyebab stunting,
dampak stunting, dan cara pencegahan stunting
- evaluasi kegiatan: sesi tanya jawab dengan audiens, menanyakan kembali, dan
membagikan post-test
- penutup: menyampaikan ucapan terima kasih, dan memberikan salam
2. setting tempat
keterangan:
1. audiens 7
2. mahasiswa PbL II
6 4 5
3. tempat registrasi
4. moderator
5. notulen
6. laptop
1 2
7. pemateri
3 2
lampiran materi:
a. pengertian stunting
Stunting dapat didefinisikan sebagai gangguan tumbuh kembang anak yang
disebabkan masalah gizi kronis sejak anak anak masih berada dalam kandungan.
Umumnya gejala stunting baru terlihat saat anak berusia 2 tahun. Stunting
merupakan parameter pertumbuhan anak berdasarkan tinggi badan.
.
b. Faktor penyebab stunting
1. Kurang Gizi dalam Waktu Lama
Tanpa disadari, penyebab stunting pada dasarnya sudah bisa terjadi sejak anak
berada di dalam kandungan. Sebab, sejak di dalam kandungan, anak bisa jadi
mengalami masalah kurang gizi. Penyebabnya, adalah karena sang ibu tidak
memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi seperti makanan berprotein
tinggi, sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi. Selain itu,
rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu juga bisa ikut
memengaruhi kondisi malnutrisi janin. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan
inilah yang juga bisa menjadi penyebab terbesar kondisi stunting pada anak.
3. Pola Makan
Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan
yang tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan
risiko stunting. Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi
sebelum, saat, dan setelah melahirkan.
6. Faktor Sanitasi
Sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih akan mempertinggi
risiko stunting pada anak. Bila anak tumbuh di lingkungan dengan sanitasi dan
kondisi air yang tidak layak, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhannya.
Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan juga merupakan salah satu faktor
penyebab stunting.
c. Dampak stunting
1. Kondisi kognitif anak menjadi lemah dan psikomotoriknya terhambat, anak
sulit mencerna pelajaran dan susah mengembangkannya
2. Tingkat intelektual lebih rendah dibandingkan anak anak yang bertumbuh
maksimal.
3. Dimasa depan, anak anak stunting lebih mudah mengalami penyakit generatif
(penyakit yang muncul karena pertambahan usia).
4. Kualitas Sumber Daya Manusia yang rendah, sehingga mempengaruhi
perkembangan suatu negara.
5. Pencegahan stunting
Menyadari bahwa stunting adalah masalah kesehatan yang berisiko tinggi dan
dapat memengaruhi pertumbuhan anak hingga dewasa, Anda tentu perlu
mengenal berbagai usaha pencegahannya. Simak beberapa tindakan preventif
yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting. Tindakan pencegahan ini
sebaiknya dilakukan sebelum, saat, dan sesudah masa kehamilan.
3. Pemeriksaan Rutin
Selama masa kehamilan, ibu perlu melakukan check up atau pemeriksaan rutin
untuk memastikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan. Ibu hamil juga tidak
boleh mengalami anemia atau kekurangan darah karena akan memengaruhi janin
dalam kandungan. Kontrol tekanan darah ini bisa dilakukan saat check up rutin.
4. Pentingnya ASI
Air susu ibu (ASI) mengandung banyak gizi baik yang dapat menunjang
pertumbuhan anak. Dalam ASI, terdapat zat yang dapat membangun sistem imun
anak sehingga menjauhkan mereka dari berbagai masalah kesehatan, salah
satunya adalah stunting.
7. Faktor Sanitasi
Faktor sanitasi dan akses air bersih menjadi salah satu fokus yang bisa kita
lakukan untuk mencegah stunting pada anak. Jagalah kebersihan diri dan
lingkungan agar tidak ada bakteri, jamur, kuman, dan virus yang mengontaminasi
tubuh ibu dan anak. juga disarankan selalu memperhatikan kebersihan tubuh
maupun tangan. Sebab, apabila tangan kotor, bukan tidak mungkin kuman
menjangkiti makanan yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan
masalah kurang gizi. Dalam waktu lama, masalah kurang gizi yang
berkepanjangan tersebut dapat menyebabkan stunting.
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
DIABETES MELITUS
1. Pokok bahasan : penyuluhan tentang diabetes melitus sekaligus pemeriksaan gula darah
kepada orang dengan resiko diabetes seperti lansia di kelurahan bobo, kota tidore
kepulauan
2. Tujuan :
a. tujuan umum: untuk meningkatkan pengetahuan orang dengan resiko diabetes seperti
lansia di kelurahan bobo, tentang diabetes melitus
b. tujuan khusus:
dapat mengetahui pengertian diabetes melitus
dapat mengetahui klasifikasi diabetes melitus
dapat mengetahui faktor penyebab diabetes melitus
dapat mengetahui kadar gula darah
dapat mengetahui pencegahan diabetes melitus
3. materi:
a. pengertian diabetes melitus
b. klasifikasi diabetes melitus
c. faktor penyebab diabetes melitus
d. kadar gula darah
e. pencegahan diabetes melitus
2. setting tempat
keterangan:
1. audiens 7
2. mahasiswa PbL II
6 4 5
3. tempat registrasi
4. moderator
5. notulen
6. laptop
1 2
7. pemateri
3 2
2. diabetes tipe II : Ini merupakan tipe diabetes yang paling umum, dimana tubuh tidak
dapat menggunakan insulin secara efektif (resistensi / kelebihan insulin), atau tidak
memproduksi cukup insulin untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
1. Kadar gula darah sewaktu (GDS) adalah kadar glukosa dalam darah yang diukur tanpa
memperhatikan waktu sejak makan terakhir. Pengukuran GDS dapat dilakukan kapan
saja selama hari, tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. Hasil pengukuran GDS
dapat memberikan informasi tentang seberapa baik tubuh mengontrol kadar gula darah
pada saat tertentu. Ini sering digunakan sebagai bagian dari pemeriksaan rutin untuk
mendiagnosis diabetes atau memantau pengelolaan diabetes pada individu yang sudah
didiagnosis dengan kondisi ini. Kadar gula darah dikatakan normal jika 140 mg/dL
dan dikatakan Diabetes jika kadar gula darah >200 mg/dL
2. Kadar gula darah puasa (GDP) adalah kadar glukosa dalam darah yang diukur setelah
seseorang berpuasa selama minimal 8 jam (biasanya diukur di pagi hari sebelum makan
atau minum apa pun, kecuali air). Pengukuran GDP memberikan gambaran tentang
kadar glukosa dasar dalam tubuh setelah proses pencernaan makanan selesai dan tubuh
beristirahat selama beberapa jam. Ini sering digunakan sebagai salah satu kriteria
diagnostik untuk diabetes. GDP adalah salah satu pengukuran standar yang digunakan
untuk menilai fungsi metabolisme glukosa tubuh. Kadar gula darah dikatakan normal
jika <110 mg/dL dan dikatakan Diabetes jika kadar gula darah >126 mg/dL
1. Menerapkan Gaya Hidup Sehat: Mengadopsi pola makan sehat yang kaya serat,
rendah lemak jenuh, dan rendah gula, serta menjaga berat badan yang sehat dengan
mengatur pola makan dan rutin berolahraga.
2. Berolahraga Teratur: Aktivitas fisik yang teratur seperti berjalan kaki, berlari,
bersepeda, atau kegiatan fisik lainnya dapat membantu meningkatkan sensitivitas
insulin dan mengontrol berat badan.
3. menurunkan berat badan jika memiliki kelebihan berat badan atau obesitas dapat
mengurangi risiko diabetes tipe 2.
6. Mengelola Stres: Stres kronis dapat memengaruhi kadar gula darah, jadi penting
untuk mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi seperti meditasi, yoga,
atau olahraga.
7. Perhatikan Pola Makan: Makanan yang mengandung tinggi serat, rendah lemak
jenuh, dan rendah gula akan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Hindari
konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan secara
berlebihan.
2. Tujuan :
c. tujuan umum: untuk meningkatkan pengetahuan kepala rumah tangga dan ibu Rumah
di kelurahan bobo, tentang saluran pembuangan air limbah (SPAL)
d. tujuan khusus:
dapat mengetahui pengertian saluran pembuangan air limbah (SPAL)
dapat mengetahui jenis-jenis saluran pembuangan air limbah (SPAL)
dapat mengetahui tujuan dari saluran pembuangan air limbah (SPAL)
dapat mengetahui pentingnya saluran pembuangan air limbah (SPAL)
3. materi:
a. pengertian saluran pembuangan air limbah (SPAL)
b. jenis-jenis saluran pembuangan air limbah (SPAL)
c. tujuan saluran pembuangan air limbah (SPAL)
d. pentingnya saluran pembuangan air limbah (SPAL)
1. acara
- pembukaan : memberikan salam, memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan,
dan membagikan pre-test
- penyajian materi: menjelaskan tentang pengertian saluran pembuangan air limbah
(SPAL), jenis-jenis saluran pembuangan air limbah (SPAL), tujuan saluran pembuangan
air limbah (SPAL), dan pentingnya saluran pembuangan air limbah (SPAL)
- evaluasi kegiatan: sesi tanya jawab dengan audiens, menanyakan kembali, dan
membagikan post-test
- penutup: menyampaikan ucapan terima kasih, dan memberikan salam
3. setting tempat
keterangan:
1. audiens 7
2. mahasiswa PbL II
6 4 5
3. tempat registrasi
4. moderator
5. notulen
6. laptop
1 2
7. pemateri
3 2
lampiran materi:
1. Saluran Tertutup
Air dialirkan melalui pipa besi / pvc dan biasanya keluar air tidak bisa dilihat.
Kekurangannya susah dibersihkan apabila terjadi penyumbatan. Kelebihannya
bau dapat di minimalisir, biasanya SPAL ini dibuat pada bangunan yang
bertingkat.
2. Saluran Terbuka
Keluar airnya bisa dilihat, kelebihannya bisa dibersihkan ketika tersumbat.
Tetapi apabila tidak mengalir dengan lancar atau karena penuh oleh air hujan.
Maka akan terjadi pencemaran lingkungan disertai bau, biasanya sarana dibuat
dengan cor beton..
3. Saluran Primer
Saluran primer adalah saluran utama yang mengumpulkan air limbah dari
berbagai sumber seperti rumah tangga, industri, dan pertanian. Saluran ini
sering merupakan saluran besar yang terletak di bawah tanah atau di tepi
jalan.
4. Saluran Sekunder
Saluran sekunder adalah saluran yang mengumpulkan air limbah dari saluran
primer dan mengalirkannya ke tempat pembuangan akhir seperti instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) atau sungai.Saluran ini dapat berupa pipa yang
terhubung dengan saluran primer atau saluran terbuka di permukaan tanah.
5. Septic Tank
Septic tank adalah wadah tertutup yang digunakan untuk memisahkan limbah
padat dan cair dari air limbah rumah tangga. Limbah cair yang telah
dipisahkan kemudian dialirkan ke saluran pembuangan utama untuk diolah
lebih lanjut di IPAL atau dilepaskan ke lingkungan.