You are on page 1of 3

Mekanisme hematuria

Adanya sel darah merah yang dismorfik dengan bentuk dan kontur yang
iregular pada urin merupakan patogonomik dari hematuria glomerular dan
mengindikasikan adanya sel darah merah yang berasal dari kapiler glomerulus
memasuki daerah traktus urinaria. Hematuria merupakan marker dari disfungsi
atau rusaknya GFB (glomerular filtraton barrier). Berdasarkan faktor primer dan
daerah histopatologik, hematuria dapat diklasifikasikan menjadi (1) trauma pada
sel endotelial glomerular dan lapisan permukaan; (2) gangguan pada membran
dasar glomerulus (GBM); (3) penyakit dengan deposisi mesangial; (4) penyakit
dengan deposisi subendotelial dan subepitelial; (5) miscellaneous

1. Trauma pada sel endoteliel glomerular dan lapisan permukaan


Lapisan endoteliel glomerular merupakan sasaran utama ANCAs (anti-
neutrophil cytoplasmic antibodies) yang menyerang pembuluh darah kecil
sehingga menyebabkan vaskulitis. ANCA dapat memicu produksi dan
pengeluaran dari reactive oxygen dan enzim litik oleh netrofil yang
terinfiltrasi. Stadium awal dari ANCA-lesi pada endotelial vaskulitis dapat
menjelaskan onset dari hematuria, meskipun stadium lanjutan dapat
dijelaskan oleh GFB yang sudah parah dan biasanya melibatkan seluruh
lapisan. Kerusakan pada sel endotelial juga pernah dilaporkan pada kasus
endocapillary glomerulonephritis (GN) dan infeksi yang berkaitan dengan
GN. Kompleks imun yang masuk dari sirkulasi menstimulasi respon
inflamasi yang lebih buruk dan menyebabkan hiperselular endokapiler,
yang memicu terjadinya hematuria.

2. Gangguan pada membran dasar glomerular (GBM)


a. Primer
Collagen nephropathies merupakan gangguan pada GBM primer.
Kolagen tipe IV merupakan komponen utama dari GBM. Ketika
terjadi mutasi, maka akan menghasilkan kolagen yang abnormal.
Penyakit kolagen tipe IV merupakan penyakit herediter yang paling
sering muncul dengan gejala hematuria dan merupakan hasil dari
mutasi gen kolagen tipe IV, terutama COL4A3 dan COL4A4.
Alpart Syndrome merupakan karakteristik awal dari penyakit GBM
kolagen, yang ditandai dengan hilangnya pendengaran, cacat mata, dan
nefropati yang cepat.
b. Sekunder
Beberapa penyakit yang menyerang GBM, yaitu seperti penyakit anti-
GBM dan C3 glomerulophaty. Penyakit anti-GBM dicirikan dengan
autoantibodi yang menyerang rantai alfa3 non kolagen. Autoantibodi
yang menyerang GBM ini menggangu struktur intrinsik, yang
seluruhnya hampir menunjukkan gejala hematuria, dengan sindrom
nefritik dan crescentic glomerulonephritis.
Di lain sisi, C3 glomerulophaty merupakan kelainan glomerular
dengan akumulasi C3 dengan tidaknya adanya deposisi imunoglobin
yang signifikan. Penyakit ini berhubungan dengan hematuria,
proteinuria, dan disfungsi renal yang berbeda. C3 glomerulophaty
meliputi dense deposit disease (DDD), C3 glomerulonepritis, dan
faktor komplemen H yang berkaitan dengan mutasi gen.

3. Penyakit dengan deposisi mesangial


IgA nefropati merupakan penyebab paling umum dari glomerular
hematuria yang ditandai dengan adanya hematuria. Mesangial yang
hiperseluler merupakan temuan histopatologi yang sering didapatkan.
Sirkulasi kompleks imun yang memasuki mesangium, menstimulasi
proliferasi sel dan mensekresi beberapa mediator inflamasi (sitokin, faktor
pertumbuhan, aldosteron/angiotensin) yang akan dikeluarkan ke traktus
urinaria dan menstimulasi kerusakan pada podosit dan sel epitel tubular
proksimal.
4. Penyakit dengan deposisi subendotelial dan subepitelial
a. glomerulonefritis (GN) primer
membranproliferatif, endokapiler dan crescentic GN merupakan GN
primer utama yang berkaitan dengan subendotelial dan subepitelial
deposit. Leukosit dan komples imun memproduksi respon inflamasi
yang akan mengaktivasi sel glomerular dan menggangu struktur GBM,
yang nantinya memicu hematuria.
b. Penyakit deposit fibril
Fibronectin glomerulophaty (GFND) merupakan nefropati autosomal
dominan yang jarang dengan mutasi yang tejadi pada ekspresi gen
fibronectin 1(FN1). Fibril glomerulopati menunjukkan adanya
infiltrasi pada mesangium dan lamina densa, yang menyiratkan
perburukan pada GFB.

5. Miscellaneous
Ada beberapa penyakit yang berkaitan dengan hematuria tanpa adanya
histopatological yang jelas. Koagualasi warfarin mungkin menginduksi
AKI. AKI dapat disebabkan oleh penyumbatan intratubular, nefritis
interstisial, dan efek langsung warfarin pada glomerulus.
Sickle cell disease (SCD) merupakan gangguan multisistemik dengan
mutasi gen pada rantai globin β, memicu produksi hemoglobin S dengan
insiden global mencapai 30/juta orang. 3-4% pasien akan menunjukkan
hematuria.
Sumber: Yuste, et.al. Pathogenesis of glomerular haematuria. World Journal of
Nephrology. 2015. Dapat diakses di http://www.ncbi.nlm.nih.gov.

You might also like