Professional Documents
Culture Documents
) PADA
BEBERAPA KONSENTRASI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
Oleh
Endang Yulia*)
*)
Fatimah dan Ediwirman
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang
ABSTRAK
Penelitian tentang pertumbuhan dan hasil kacang hijau (Vigna radiata L. ) pada
beberapa konsentrasi limbah cair pabrik kelapa sawit. Penelitian bertujuan untuk
mendapatkan konsentrasi LCPKS yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil
kacang hijau. Penelitian telah dilaksanakan pada lahan UPT Penyuluhan
Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat, yang dilaksanakan pada
bulan Juni sampai September 2013. Rancangan yang digunakan dalam penelitian
adalah Rancangan Acak Kelompok, konsentrasi LCPKS dengan 5 perlakuan dan
3 kelompok. Perlakuan yang diberikan yaitu : 0, 5%, 10%, 15%, 20%.
Pengamatan dilakukan terhadap tanaman sampel yang diambil acak sebanyak 4
tanaman setiap plot. Setiap pengamatan dirata-ratakan untuk masing-masing plot
kemudian dianalisis dengan sidik ragam jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji
lanjut DMRT pada taraf 5%. Variabel yang diamati adalah : tinggi tanaman,
umur muncul bunga pertama, jumlah cabang primer per tanaman, umur panen
pertama, jumlah polong, persentase polong bernas, bobot 100 biji kering, bobot
biji kering per tanaman, hasil biji kering per plot dan per hektar, dan jumlah bintil
akar efektif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi 5% LCPKS
mampu meningkatkan hasil biji kering 1,48 t/ha, disarankan untuk mendapatkan
pertumbuhan dan hasil kacang hijau terbaik menggunakan rekomendasi
konsentrasi 5% LCPKS.
PENDAHULUAN
Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai
tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Penggunaan kacang
hijau sangat beragam, dari olahan sederhana hingga produk olahan teknologi
industri. Produk terbesar hasil olahan kacang hijau di pasar berupa taoge
(kecambah), bubur, makanan bayi, industri minuman, kue, bahan campuran soun
dan tepung hunkue. Kacang hijau juga dimanfaatkan sebagai bahan makanan,
kacang hijau juga mempunyai manfaat sebagai tanaman penutup tanah dan pupuk
hijau. Kandungan gizi dalam 100 g kacang hijau meliputi karbohidrat 62,9 g,
protein 22,2 g, lemak 1,2 g juga mengandung Vitamin A 157 U, Vitamin B1 0,64
g, Vitamin C 6,0 g dan mengandung 345 kalori (Mustakim, 2012).
Ekspor kacang hijau masih sedikit, tetapi volume impor cenderung
meningkat, apabila rata-rata kebutuhan kacang hijau sekitar 2,5 kg perkapita
pertahun maka kebutuhan kacang hijau adalah 12.117,28 ton pertahun, sehingga
masih terdapat peluang penambahan permintaan (Supeno dan Sujudi, 2002).
Menurut Anonima (2014), produksi kacang hijau cenderung menurun selama
kurun waktu lima tahun terakhir (2009 sampai 2013) produksi kacang hijau
adalah berturut-turut 4.426 ton, 1.134 ton, 1.121 ton, 3.817 ton dan 720 ton,
sehingga untuk memenuhi kebutuhan kacang hijau dilakukan impor sebesar
29.443 ton pertahun. Produksi kacang hijau di Sumatera Barat masih tergolong
rendah dibandingkan dengan produksi Indonesia yaitu 237.142,8 ton/tahun yang
disebabkan antara lain : kesuburan tanah yang rendah dan semakin terbatasnya
lahan produktif yang dapat digunakan untuk budidaya kacang hijau. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan dengan memperbaiki kesuburan tanah, dengan
pemberian pupuk organik.
Pupuk organik merupakan bahan yang penting dalam menciptakan
kesuburan tanah baik secara fisika, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik dapat
berupa pupuk kandang, pupuk hijau, kascing, kompos limbah kelapa sawit
(sludge, abu dan kompos janjang kelapa sawit), serta limbah cair pabrik kelapa
sawit (LCPKS).
LCPKS mempunyai kandungan hara yaitu N 450 - 590 mg/L, P 92 - 104
mg/L, K 1.246 – 1.262 mg/L, Mg 249 - 271 mg/L (Ideriah, Adukwu, Stainley dan
Briggs, 2007) dan Ca 361 mg/L (Smart, 2000). Rinaldi, Hanibal dan Syahputra
(2012), melaporkan bahwa, pemberian LCPKS 1,6 l perpolybag memberikan
pengaruh terbaik terhadap total luas daun, bobot kering pupus, bobot kering akar
dan diameter bibit kakao. Putri (2011), juga melaporkan bahwa pemberian
LCPKS dengan dosis 2,52 l perpot dapat meningkatkan tinggi tanaman dan berat
kering tanaman kedelai. Ermadani dan Muzar (2011), juga melaporkan, dengan
pemberian 150,000 L/ha LCPKS + 150 kg/ha SP36 dan aplikasi 75,000 L/ha
LCPKS dapat meningkatkan hasil kedelai yaitu 2,01 t/ha. Pemberian LCPKS
pada tanaman kacang hijau dapat pula dilakukan, namun belum banyak informasi
terkait dengan kebutuhan LCPKS pada kacang hijau. Tujuan penelitian untuk
mendapatkan konsentrasi LCPKS yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil
kacang hijau.
Hal ini disebabkan hara yang terdapat pada LCPKS belum mampu
mempengaruhi umur muncul bunga pertama, tetapi memperbaiki penggunaan
pupuk organik lebih dominan dengan perbaikan kesuburan tanah antara lain sifat
fisik dan biologi tanah (Murbandono, 2001). Lebih lanjut (Mustakim, 2012)
menjelaskan bahwa, penentuan umur muncul bunga pertama tanaman kacang
hijau selain dipengaruhi oleh ketersediaan hara, juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan.
Jumlah Cabang Primer
Tabel 4 menunjukkan bahwa, pemberian konsentrasi LCPKS 0
menghasilkan 6,2 cabang , jumlah cabang yang relatif sama dengan peningkatan
kosentrasi 5% sampai 20% dengan jumlah cabang adalah berturut-turut 9,0
cabang, 8,0 cabang, 7,2 cabang dan 8,0 cabang. Hal ini disebabkan jumlah
cabang primer lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan batang atau tinggi tanaman
yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 4. Jumlah cabang primer kacang hijau akibat pemberian beberapa
konsentrasi LCPKS.
Bobot 100 biji kering kacang hijau yang diperoleh dari hasil penelitian ini
adalah 6,2 g sampai 6,4 g. Pada kisaran ini merupakan kisaran yang normal dan
telah mendekati bobot yang sama bila dibandingkan dengan deskripsi tanaman
kacang hijau varietas Vima-1 (Lampiran 2) yaitu 6,3 g.
Bobot Biji kering/tanaman
Tabel 9 menunjukkan bahwa, pemberian LCPKS meningkatkan bobot biji
kering pertanaman dengan konsentrasi 5% memberikan pengaruh nyata terhadap
perlakuan 10% dan 15% berturut - turut 5,29 g dan 5,56 g namun pada kedua
konsentrasi ini memberikan relatif sama sedangkan tanpa pemberian konsentrasi 0
dengan konsentrasi 20% yaitu masing – masing 7,15 g dan 6,82 g. Hal ini
disebabkan LCPKS yang diberikan pada kosentrasi 5% sudah dapat dimanfaatkan
tanaman secara optimal.
Tabel 9. Bobot biji kering/tanaman kacang hijau akibat pemberian beberapa
konsentrasi LCPKS.
Ermadani dan Muzar (2011), Pengaruh aplikasi limbah cair pabrik kelapa
sawit terhadap hasil kedelai dan perubahan sifat kimia tanah ultisol menunjukan
peningkatan kandungan Pdan K tanaman serta bobot biji kedelai dengan
perlakuan 150,000 L LCPKS/Ha + 150 kg SP/Ha serta perbaikan sifat kimia tanah
ditunjukkan dengan meningkatnya C organik, KTK, N total, P total, P tersedia dan
K dapat ditukar serta menurunnya Al dapat ditukar. Menurut Rinaldi et al., (2010)
pemberian dengan dosis 1,6 l perpolybag memberikan pengaruh terbaik terhadap
luas daun total, bobot kering pupus bibit kakao, bobot kering akar bibit kakao dan
diameter bibit kakao di polybag. Selanjutnya Wahyudi, Kasry, dan Purwaningsih
(2011) penggunaan limbah cair pabrik kelapa sawit memberikan pengaruh yang
baik terhadap produksi buah jagung, lingkar batang dan jumlah daun tanaman
jagung pada perlakuan kosentrasi BOD5 7000mg/l.
KESIMPULAN
Pemberian LCPKS sampai 20% tidak berpengaruh nyata terhadap
parameter tinggi tanaman, umur muncul bunga pertama, jumlah cabang primer,
jumlah polong, jumlah polong bernas, bobot 100 biji kering dan jumlah bintil
akar. Konsentrasi 5% LCPKS mampu meningkatkan bobot kering pertanaman
dan hasil biji kering perplot yaitu sebesar 51,02% dari tanpa perlakuan,
konsentrasi 5% meningkatkan hasil sebesar 277,84 g atau setara 1,54 ton.
DAFTAR PUSTAKA
Andriato, T.T. dan Indarto, N. 2004. Budidaya dan analisis tani kedelai, kacang
hijau dan kacang panjang. Penerbit Absolut. Yogyakarta. Hal : 93,94,100.
Anonima. 2014. Indonesia dalam angka. Badan Pusat Statistik Indonesia.
Ermadani dan A, Muzar. 2011. Pengaruh aplikasi limba cair pabrik kelapa sawit
teradap perubahan hasil kedelai (Glcine max L.) dan perubahan sifat kimia
tanah ultisol. Jurnal J. Agron. Indonesia. 39 (3) : 160-167.
Fachrudin, L. 2000. Budidaya kacang-kacangan. Kanisius. 118 hal.
Gardner, F.P., R.B. Pearce., R.L. Mitchell. 1991. Physiologi of crop plant.
Diterjemahkan oleh Herawati Susilo. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI-
Press. Jakarta
Hanum, C. 2009. Ekologi tanaman. Universitas Sumatera Utara Press. Medan.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademi Pressindo. Jakarta.
Harjadi S. S, 1996. Pengantar agronomi. Gapustaka Utama. Jakarta. 197 hal.
Hidayat, O.O. 1985. Morfologi tanaman kedelai. Balai Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor :74-75 dalam Kurniadi, F. P., Yetti, H.,
Anom, E. 2012. Peningkatan produksi kacang hijau dengan pemberian
pupuk kandang ayam dan NPK.
Ideriah, T.J.K., P.U Adiukwu, H.O. Stainley, A.O. Bringgs. 2007. Impact of palm
oil (Elais guineensis Jacq; Banga) mill effluent on water quality of
receiving Olaya Lake in Niger Delta, Nigeria. Res. J. Apll. Sci.2:842 –
845.
Lakitan, B. 2007. Dasar-dasar agronomi. Rajawali. Jakarta.
Mangoendidjo, W. 2003.Dasar – dasar pemuliaan tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Mekki, B. B,. A. G. Ahmed. 2005. Growith-yield and seed quality of soybean
(Gylcine max L.) as affected by organic. Bio-fertilizer and yeast
application. Res. J. Agr. Bio. Sci. 1:320-324.
Murbandono. 2001. Membuat kompos. Penebar swadaya. Jakarta. 54 hal.
Mustakim, M. 2012. Budidaya kacang hijau secara intensif. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta. 140 hal.
Purwono dan Hartono, R. 2005. Kacang hijau. Penebar Swadaya. Jakarta. 114 hal.
Putri, R. E. 2011. Pengaruh pemberian aplikasi bahan organic limbah cair kelapa
sawit teradap beberapa sifat tanah oxisol dan pertumbuhan tanaman
kedelai (Gylcine max L.). Skripsi fakultas Pertanian Universitas Andalas.
Padang.
Rinaldi, Hanibal dan Syahputra W. 2010. Pengaruh limbah cair pabrik kelapa
sawit terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.). Vol 1
No.2 April-Juni 2012 ISSN: 2302-6472. Program Studi Agroekoteknologi,
Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Hal. 98-107.
Roswarkam, A. dan Yuwono, N.W. 2002. Ilmu kesuburan tanah. Kanisius.
Yogyakarta. 224 hal.
Supeno A dan Sujudi, 2002 Teknik pengujian adaptasi galur harapan kacang hijau
di lahan sawah. Bulletin Teknik Pertanian vol. 9, Nomor 1, 2004. Hal. 20-
22.
Wahyudi, H., Kasry, A., dan Purwaningsih, I. S. 2011. Pemanfaatan limbah cair
pabrik kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dalam
budidaya tanaman jagung (Zea mays L.). Program Studi Ilmu Lingkungan
PPS Universitas Riau. Jurnal Ilmu Lingkungan. ISSN 1978-5283.2011:5
(2).