You are on page 1of 11

Bahan Ajar PAR

24 Juli 2016

Tema : “Mendengar dan Melakukan Firman Tuhan”


(Matius 13:1-23)

Tujuan : - Anak-anak tahu sikap yang benar dalam mendengar firman


Tuhan
- Anak-anak mau melakukan firman Tuhan dalam
kehidupannya setiap hari

Penjelasan Bahan Alkitab

Perumpamaan tentang penabur merupakan salah satu cerita favorit dan


populer juga dalam Perjanjian Baru. Perumpamaan ini diartikan / ditafsirkan
langsung oleh Tuhan Yesus, sehingga langsung dapat dimengerti oleh
pendengarNya pada waktu itu.
Perumpamaan ini sendiri merupakan rangkaian perumpamaan mengenai
Kerajaan Sorga yang terdapat dalam Matius 13:1-58, yang berisi tetang
pengaruh pemberitaan Injil terhadap kondisi rohani orang-orang yang
mendengarkannya.
Beberapa hal yang diperlihatkan dalam rangkai perumpamaan ini adalah:
1. Dalam sebagian besar perumpamaan, Kristus mengajarkan bahwa di dunia
ini akan selalu ada baik dan jahat. Karena itu para pengikut-Nya akan selalu
diperhadapkan dengan berbagai tawaran dan kompromi dengan dunia
yang membawa kepada penghianatan, tapi sebaliknya juga tetap ada yang
taat dan setia. Pada akhir zaman ini orang fasik akan binasa (Mat 13:41,49);
"pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam
Kerajaan Bapa mereka" (Mat 13:43).
2. Perumpamaan-perumpamaan ini dimaksudkan untuk mengingatkan para
pengikut-Nya yang sejati agar jangan terkejut bila melihat kejahatan di
dalam dunia ini dan juga mengajarkan bagaimana sikap yang tepat yang
harus dilakukan sebagai murid yaitu dengan penyerahan diri sepenuhnya
kepada Kristus (Mat 13:44,46) dan mengabdikan hidup kepada kebenaran.
3. Perumpamaan ini diambil dari kisah kehidupan sehari-hari. Yang membuat
hal ini menjadi bermakna atau tidak adalah para pendengar / penerima
firman itu sendiri, firman itu menyatakan kebenaran kepada orang yang
percaya sedangkan pada saat yang bersamaan menyembunyikan
kebenaran itu dari orang yang tidak percaya (Mat 13:11). Perumpamaan
kadang-kadang dapat menuntut orang mengambil keputusan (mis.
Perumpamaan Orang Samaria yang murah hati).
Dari perumpamaan tentang penabur ini, juga perumpamaan lain dalam Matius
pasal 13 ini, sebagai pengajar kita kembali diingatkan bahwa sebenarnya
hampir setiap hari kita selalu membaca dan belajar tentang firman Tuhan
namun seringkali juga kita mengabaikannya atau melakukan firman Tuhan
namun tetap berkompromi dengan tawaran dunia.
Satu hal yang bisa langsung diterapkan dalam pengajaran anak adalah
bagaimana anak-anak diajak untuk belajar bersikan yang benar dalam
mendengar dan menanggapi firman Tuhan.

Cerita Kelas Kecil


Siapkan sebuah tomat (atau buah apa saja yang berbiji) dengan ukuran yang
cukup besar dan benihnya (biji).
Adik-adik bisa lihat ini (tunjukkan benih/biji tomat), kalau kurang jelas biar
kakak menunjukkannya lebih dekat (usahakan setiap anak bisa melihatnya).
Apakah ada yang tahu benda apa ini? (biarkan anak-anak menebak) Ini adalah
biji tomat. Ini adalah benih yang diambil dari buah tomat.
Siapa yang pernah melihat buah tomat? Seperti apa buahnya? Sebesar apa
buahnya?
Baiklah, kakak punya sebuah tomat yang besar dan sudah matang. Pasti enak
rasanya. Didalam buah tomat inilah terdapat biji atau benih yang sangat
banyak. Coba kita lihat (potong tomat dan ambil bijinya). Untuk apa bijinya ini?
(biarkan anak-anak menjawab)
Hari ini kita akan mendengar cerita tentang seorang petani yang sedang
menabur benih tanamannya. Cerita ini diceritakan oleh Tuhan Yesus kepada
orang banyak yang sedang berkumpul untuk mendengar-Nya.
Ada seorang petani pergi ke ladang membawa benih untuk ditaburkannya.
Sampai di ladang, ia mulai menaburkan benih tanamannya. (peragakan cara
menabur/tunjukkan gambar)

Bahan Ajar PAR 24 Juli 2016 | 2


Saat ia menabur benih itu ternyata ada yang jatuhnya di jalanan. Apa yang
terjadi dengan benih di jalanan itu? Karena berada di jalan, benih itu diinjak
orang dan ada yang dimakan oleh burung sehingga tidak ada satupun yang
tumbuh.
Ada juga benih yang lain jatuhnya di tanah yang berbatu. Apa yang terjadi
dengan benih itu? Ternyata benihnya bisa tumbuh. Tetapi, tanahnya terlalu
sedikit, akarnya tidak bisa kemana-mana, sudah terhalang batu. Tidak lama
kemudian benihnya layu dan mati.
Ada lagi benih yang jatunya di tanah yang subur, tetapi tanahnya penuh
dengan semak berduri. Bagaimana nasib benihnya? Ternyata benihnya bisa
tumbuh juga, dan mulai besar. Tetapi, semak duri disekitarnya mulai tumbuh
dan besar juga sehingga menjepitnya. Benih itu tidak bisa tumbuh lebih besar
lagi, tidak mendapat sinar matahari, akhirnya layu dan mati.
Dan ada juga benih yang tumbuh di tanah yang subur dan bersih. Apa yang
terjadi dengan benih ini. Benihnya tumbuh, mulai besar, akarnya semakin kuat,
batangnya semakin tinggi dan kemudian berbuah yang banyak.
Nah adik-adik demikian juga biji tomat yang sangat kecil ini, suatu saat jika
adik-adik tanam di tanah yang subur, ia akan menjadi besar kemudian akan
berbuah yang sangat banyak. Apakah adik-adik senang kalau dari satu biji
tomat ini menghasilkan buah yang banyak? Demikian juga Tuhan Yesus senang
jika benih yang ditaburkan itu berbuah yang sangat banyak.
Setelah bercerita, Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-murid bahwa benih
yang ditaburkan itu seperti firman Tuhan. Tuhan Yesus akan senang jika anak-
anak mendengar friman Tuhan dan melakukannya karena itu seperti benih
yang ditaburkan di tanah yang subur.
Tuhan Yesus menjadi sedih jika melihat adik-adik tidak mendengar saat firman
Tuhan disampaikan karena itu seperti benih yang jatuh di jalan.
Tuhan Yesus juga sedih jika saat firman Tuhan disampaikan adik-adik bermain
atau melakukan hal lain sehingga hanya sedikit yang adik-adik dengar, karena
itu seperti benih yang jatuh di tanah berbatu. Demikian juga Tuhan Yesus sedih
melihat adik-adik yang sudah mendengar firman Tuhan dengan baik tetapi
ketika pulang rumah, adik-adik masih suka melakukan hal-hal yang tidak baik
(berikan contoh/minta anak-anak sebutkan contoh), karena itu seperti benih
yang jatuh di semak berduri.

Cerita Kelas Besar


Selamat pagi adik-adik. Hari ini kakak akan mengajak adik-adik belajar
menanam, seperti yang biasa dilakukan bapak dan ibu petani.

3 | Bahan Ajar PAR 24 Juli 2016


Untuk memulainya, kakak punya sesuatu, ada yang tahu apa yang kakak bawa
ini? (tunjukkan biji/benih tomat).
Ini adalah biji tomat yang siap disemaikan.
Supaya benih ini dapat tumbuh, apa yang harus disediakan?
Untuk mengetahuinya dengan jelas, mari kita membaca Alkitab. Apakah
Alkitab juga menceritakan tentang cara bertani? Ternyata ada juga, yaitu cerita
Tuhan Yesus tentang apa yang harus disediakan supaya benihnya bisa tumbuh
dan menghasilkan buah yang banyak.
Suatu hari, Tuhan Yesus menyampaikan perumpamaan kepada orang banyak,
Tuhan Yesus bercerita: ada seorang yang pergi menabur benih di ladangnya.
Saat ia menabur, ada benih yang jatuh di jalanan. Benih itu tidak sempat
tumbuh karena langsung dinjak-injak oleh orang dan sebagian lagi dimakan
oleh burung.
Ada benih yang lain yang jatuh di tanah yang berbatu. Benih itu tumbuh,
namun karena tanahnya sedikit sehingga tidak lama kemudian benih itu layu
dan mati.
Ada lagi benih yang jatuh di tanah yang baik tetapi disekelilingnya ada semak
berduri. Saat benih itu mulai tumbuh, semak yang ada disekitarnya mulai
menjepitnya dan benih itu tidak bisa menjadi besar, malah menjadi layu dan
akhirnya mati juga.
Dan ada benih yang lain yang jatuh di tanah yang subur dan bersih dari batu-
batu maupun semak berduri. Benih itu kemudian tumbuh, semakin besar dan
berbuah yang banyak.
Nah dari cerita Tuhan Yesus ini adik-adik bisa belajar cara menanam yang
benar kan. Yaitu di tanah yang bersih dan subur.
Sebelum kita lanjutkan menanam, mari kita dengar juga apa yang Tuhan Yesus
maksudkan dengan cerita ini.
Tuhan Yesus berkata, benih itu seperti firman Tuhan yang disampaikan kepada
setiap orang termasuk anak-anak.
Ada anak-anak yang ketika firman Tuhan disampaikan, ia tidak mau
mendengarkan, ia lebih sibuk bermain, dan melakukan hal yang lain sehingga
sama sekali tidak mendengarkannya, firman itu hilang begitu saja, seperti
benih yang jatuh di jalanan.
Ada juga anak yang mendengarkannya namun ia segera melupakannya, ia
tidak mendengarkan dengan baik karena dalam pikirannya penuh dengan hal
lain, ia lebih sibuk memikirkan permainan-permainannya, film-film
kesukaannya dan sebagainya. Seperti halnya benih yang jatuh di tanah yang
berbatu.

Bahan Ajar PAR 24 Juli 2016 | 4


Ada juga anak yang mendengarkannya dengan baik, ia mulai mengerti tetapi
ketika pulang ia tidak melakukan seperti yang diajarkan dalam firman Tuhan.
Misalnya ketika ada teman mengajaknya mencuri, ia memilih untuk mengikuti
teman walaupun ia tahu itu berdosa. Hal itu seperti benih yang jatuh di semak
berduri.
Yang sesuai kehendak Tuhan adalah anak-anak yang menyiapkan hati dan juga
perhatiannya untuk mendengar firman Tuhan, kemudian melakukannya dalam
kehidupan sehari-hari, hal itu seperti benih yang jatuh di tanah yang subur
yang telah dibersihkan dari segala hal yang buruk dan menganggu.
Supaya adik-adik tetap iangat dan menjadi seperti benih yang jatuh ditempat
yang subur itu, mari kita sama-sama mempersiapkan tempat yang baik juga
untuk menanam benih yang sudah kakak bawakan hari ini.

Alat peraga:
Gambar peraga, buah berbiji (mis. tomat) dan biji/benihnya, pot/polybag
untuk menanam.
Aktivitas:
Mewarnai, TTS, Menanam

Ayat Hafalan:
Matius 13:16
“...berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar."

5 | Bahan Ajar PAR 24 Juli 2016


Pada suatu hari
Tuhan Yesus
bercerita:
Ada seorang
petani pergi ke
ladang membawa
benih untuk
ditaburkannya.
Sampai di ladang,
ia mulai
menaburkan benih
tanamannya.
Saat ia menabur
benih itu ternyata
ada yang jatuhnya
di jalanan.
Karena berada di
jalan, benih itu
diinjak orang dan
ada yang dimakan
oleh burung
sehingga tidak
ada satupun yang
tumbuh.
Ada juga benih
yang lain jatuhnya
di tanah yang
berbatu.
Ternyata benihnya
bisa tumbuh.
Tetapi, tanahnya
terlalu sedikit,
akarnya tidak bisa
kemana-mana,
sudah terhalang
batu. Tidak lama
kemudian
benihnya layu dan
mati.
Ada lagi benih yang
jatunya di tanah
yang subur, tetapi
tanahnya penuh
dengan semak
berduri.
Ternyata benihnya
bisa tumbuh juga,
dan mulai besar.
Tetapi, semak duri
disekitarnya mulai
tumbuh dan besar
juga sehingga
menjepitnya. Benih
itu tidak bisa
tumbuh lebih besar
lagi, tidak mendapat
sinar matahari,
akhirnya layu dan
mati.
Dan ada juga benih
yang tumbuh di
tanah yang subur
dan bersih.
Benihnya tumbuh,
mulai besar, akarnya
semakin kuat,
batangnya semakin
tinggi dan kemudian
berbuah yang
banyak.

You might also like