You are on page 1of 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang

sangat penting. Di samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang

sangat penting untuk perkembangan mahluk hidup. Setiap tumbuhan

memiliki akar, batang dan daun. Masing-masing memiliki fungsi utama

dalam pertumbuhan sebuah tumbuhan. Selain memiliki ketiganya,

tumbuhan juga memiliki bunga.

Bunga adalah bagian tanaman yang mengandung struktur alat

perbanyakan generatif. Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi

bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai

hanya mendukung satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu

tangkai mendukung banyak bunga. Pada umumnya bunga memiliki 4

organ utama, yaitu: kelopak (kaliks), mahkota (corola), benang sari

(andresium) dan putik (gynesium). Benang sari terdiri dari tangkai sari

(filament), putik (stigma), tangkai putik (style), dan bakal buah (ovary).

Berdasarkan kelengkapan bagian bunga, bunga dapat

digolongkan kedalam: Bunga lengkap, yaitu bunga yang memiliki

keempat organ bunga (kelopak, mahkota, benang sari dan putik); dan

bunga tak lengkap, yaitu bunga yang tidak memiliki salah satu atau

lebih organ bunga tersebut. Kita tidak akan mengetahui secara jelas
atau detail tentang bagian masing-masing bunga, jika tidak melakukan

penelitian. Maka dari itu, pada praktikum kali ini, akan dibahas

sedikit banyak tentang morfologi bunga tunggal (Planta uniflora) dan

bunga majemuk (Planta multiflora).

Manfaat dalam bidang farmasi, yaitu untuk mengetahui

kandungan dari bagian – bagian bunga untuk dijadikan sebagai obat

herbal. Karena dalam dunia farmasi tidak semua obat menggunakan

bahan-bahan kimia tetapi sebagian besar menggunakan bahan-bahan

herbal yang umumnya berasal dari tanaman.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1) Maksud

Untuk mengamati dan mengidentifikasi bunga lengkap, bunga tidak

lengkap, bunga tunggal, dan bunga majemuk.

2) Tujuan

Untuk mengetahui dan mengamati bagian – bagian bunga.

C. Prinsip percobaan

Mengamati dan mengidentifikasi bunga lengkap, bunga tidak

lengkap, bunga tunggal, bunga majemuk, dan bagian bagian bunga

lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Akar, batang, daun, serta bagian-bagian tumbuhan lainya yang

telah dibicarakan di muka, merupakan bagian-bagian yang secara

langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan (untuk

penyerapan makanan, pengolahan bahan-bahan yang diserap menjadi

bahan-bahan yang digunakan oleh tumbuhan untuk keperluan

hidupnya: pernapasan, pertumbuhan, dll) tumbuhan itu sendiri selama

pertumbuhannya, oleh sebab itu alat-alat tersebut seringkali dinamakan

pula alat-alat pertumbuhan atau alat- alat vegetatif. (Deswita: 2007)

Sebelum suatu tumuhan mati, biasanya tumbuhan telah dihasilkan

suatu alat, yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat

-alat yang demikian dinamakan alat perkembangbiakan (organum

reproductivum), yang dibedakan dalam 2 golongan : yang bersifat

vegetatif dan yang bersifat generatif. Alat perkembangbiakan generatif,

bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan,

tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan

bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Oleh sebab itu suatu

tumbuhan berbiji, jika suda tiba waktu baginya akan mengeluarkan

bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi

peristiwa -peristiwa yang disebut persarian (penyerbukan) dan

pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan yang kita sebut


buah, yang di dalamnya terkandung biji, dan biji inilah yang nanti akan

tumbuh menjadi tumbuhan baru dapatlah dimengerti sekarang, bahwa

bunga merupakan suatu bagian tumbuhan yang amat penting. Seperti

yang telah berulang kali diketengahka, bagian pokok tubuh tumbuhan

hanya ada tiga macam, yaitu akar, batang, daun, dan setiap bagian

lainnya hanya merupakan penjelmaan ketiga bagian pokok tersebut.

Jadi bunga sebagai suatu bagian tumbuhan harus pula merupakan

suatu penjelmaan salah satu atau kobinasi ketiga bagian pokok tadi,

yang memang demikianlah keadaanya. Dalam uraian mengenal

kuncup, telah kita ketahui bahwa ada kuncup yang dapat menjadi

bunga yaitu kuncup bunga (alabastrum atau gema florifera), ada pula

yang hanya merupakan cabangbaru, ada pula yang menjadi cabang

baru dengan bunga. (Deswati: 2007)

Jika memerhatikan susunan suatu bunga mudahlah diketahui

bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun) yang

bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan

tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan

dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat

perkembangbiakan. Tunas yang mengalami perubahan bentuk menjadi

bunga itu biasanya batangnya lalu berhenti pertumbuhannya,

merupakan tangkai dan dasar bunga, sedang daun daunya sebagian

tetapbersifat seperti daun, hanya bentuk dan warnanya saja yang

berubah, dan sebagian lagi mengalami metamorfosis menjadi bagian-


bagian yang memainkan peranan dalam dalam peristiwa-peristiwa yang

akhirnya akan menghasilkan calon individu baru. Berhubung dengan

berhentinya pertumbuhan batang, maka ruas -ruas menjadi amat

pendek, sehingga bagian bunga yang merupakan metamorfosis

daunnya tersusun amat rapat satu samalain, bahkan biasanya bagian-

bagian tadi tampaknya seakan-akan tersusun dalam lingkaran-

lingkaran. Bertalian dengan letak dan susunan bagian- bagian bunga

dibedakan: (Gembong: 2007)

1. Bunga yang bagian-bagiannya tersusunmenurut garis spiral

(acyclis), misalnya bunga cepaka Michella champaka L.)

2. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran-lingkaran

(cyclis), misalnya: bunga terong Solanum melongena L.), bakung

(Hymenocallis littoralis Salisb.)

3. Bunga yang sebagian bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran,

dan sebagian lain terpancar atau menurut garis spiral (hemicyclis).

Misalnya bunga sirsak (Anona muricata L.).

Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga

terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk

melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan

yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang

amat menarik ialah:

a. Bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian – bagiannya

b. Warnanya
c. Baunya

d. Ada dan tidaknya madu atau zat lain.

1. Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan

Pada suatu tumbuhan, ada kalanya hanya terdapat satu bunga

saja, misalnya bunga coklat (Zephyranthus rosea Lindl), tetapi

umumnya pada suatu tumbuhan dapat ditemukan banyak bunga.

Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja biasanya bunga

itu terdapat padaujung batang, jika bunganya banyak terdapat sebagian

bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada

ujung batang -batang ataucabang-cabang. Jadi menurut tempatnya

pada tumbuhan, kita dapat membedakan:

a. Bunga pada ujung batang (flos terminalis),misalnya bunga coklat

tadi, kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz)

b. Bunga diketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya pada

kembang sepatu (Hibicus rosa-sinensis L.)

Selain dari itu pada suatu tumbuhan dapat kita lihat, bahwa

bunganya yang besar jumlahnya itu, dapat : (Tjitrosoepomo, 2007)

1) Terpencar atau terpisah-pisah (floressparsi), misalnya pada

kembang sepatu tadi.

2) Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang

beraneka ragam. Suatu rangkaian bunga dinamakan pula: bunga

majemuk (anthotaxis atau inflorescentia), misalnya pada kembang

merak tersebut di atas.


2. Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)

Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang

mendukung sejumlah bunga diketiaknya. Pada suatu cabang dengan

sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan, bahwa di antara bunga-

bunganya sendiri yang terdapat pada cabang-cabang itu terdapat daun

-daun biasa yang berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga

majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah

berkelompok itu tidak lagi berdaun, atau jika ada daunnya, daun-daun

taditelah mengalami metamorfosis dan tidak lagi berguna untuk sebagai

alat untuk asimilasi. Walaupun demikian menurut kenyataanya sering

kali tidak mudah untuk membedakan suatu bunga majemuk dari

cabang yang mempunyai bunga-bunga di ketiak daunya.

(Tjitrosoepomo, 2001)

Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-

bagian berikut:

a. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu :

(Tjitrosoepomo : 2009)

1) Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhacis),

yaitu bagian yang biasanya merupakan terusanbatang atau cabang

yang mendukung bunga majemuk tadi. Ibu tangkai ini dapat

bercabang, dan cabang-cabangnya bercabanglagi, dapat pula sama

sekali tidak bercabang.


2) Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang

mendukung bunganya.

3) Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang

mendukung bagian-bagian bunga lainya.

b. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, antara lain :

(Tjitrosoepomo : 2009)

1) Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa

daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai

atau tangkaibunganya.

2) Daun tangkai (bracteola) yaitu satu atau dua daun kecil

yangterdapat pad tangkai bunga. Pada tumbuhan biji belah

(Dicotyledoneae) biasanya terdapat dua daun tangkai yang

letaknya tegak lurus pada bidangmedian, sedang

padatumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) hanya terdapat

satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median,di

bagian atas tangkai bunga.

3) Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar,

yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu

belu mekar, misalnya terdapat pada bunga kelapa (Cocos

nucifera L.), iles-iles (Amorphophallus variabilis BI.)

4) Daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum)yaitu

sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu


lingkaran, terdapat di bawah kelopak, misalnya pada bunga

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinesis L.), kapas

(Gossypium sp.)

5) Kelopak tambahan (epicalyx), yaiu bagian-bagian serupa daun

yang berwarna hijau, tersusun dalamsuatu lingkaran.

6) Daun-daun kelopak (sepalae),

7) Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)

8) Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota

sama bentuk dan warnanya,

9) Benang-benang sari (stamina),

10) Daun-daun buah (carpella).

c. Bunga majemuk dibedakan menjadi tiga golongan :

(Tjitrosoepomo : 2009)

1) Bunga majemuk tak terbatas (inflorecentia racemosa, inflorescentia

botryodies atau inflorescentia centripetala), yaitu bunga majemuk

yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang

yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan

“acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan dengan ujung

ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar

berturut-turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu tangkai tak

mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan bunga majemuk

ini tidak terbatas, lagi pula jika dilihat dari atas, nampak bunga

mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga
yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar mulai dari

pinggir menuju ke pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat

demikian ini dinamakan: inflorescentia centripetala. Bunga

majemuk tak terbatas terdapat misalnya pada: kembang merak

(Caesalpinia pulcherrima Swartz.), mangga (Mangifera indica L.).

2) Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau

inforescentia centrifuga, inforescentia definita), yaitu bunga

majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu

bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas.

Ibu tangkai ini dapat pula bercabang-cabang, dan cabang-

cabang tadi seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu

bunga pada ujungnya. Pada bunga majemuk yang berbatas

bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu

pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah ke pinggir (jika dilihat

dari atas), oleh sebab itu dinamakan: inflorescentia centrifuga.

3) Bunga campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk

yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk terbatas

maupun sifat buga majemuk tak terbatas. Suatu bunga majemuk

yang merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk

berbatas dengan tidak berbatas. Bunga johar misalnya, ibu

tangkai mengadakan percabangan seperti pada suatu malai.

Namun cabang-cabangnya bersifat seperti malai rata.


3. Bagian – bagian bunga

Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:

a. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas

bersifat batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan,

yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau yang

seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan

bunga.

b. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali

melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-

daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian

bunga yang duduk amat rapatsatu sama lainbahkan biasanya lalu

tampak duduk dalam satu lingkaran.

c. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan

penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan

tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan

bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing

duduk dalam satu lingkaran. Jadi bagian- bagian hiasan bunga itu

umumnya tersusun dalam dua lingkaran:

1) Kelopak (kalyx) yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan

lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, sewaktu bunga masih

kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi

terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas


beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga

dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah.

2). Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan

bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak

berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan

warna bunga. Mahkota bunga bunga terdiri atas sejumlah daun

mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak

dapat berlekatan atau tidak.

Pada suatu bunga seringkali tidak kita dapati hiasan bunganya.

Bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (Euphorbia hirta

L.) atau hiasan bunga tadi tidak dapat dibedakan dengan kelopak

dan mahkotanya, dengan kata lain kelopak dan mahkotanya sama.

Baik bentuk maupun warnanya. Hiasan bunga yang demikian

sifatnya dinamakan: tenda bunga (perigonium), yang terdiri atas

sejumlah daun tenda bunga (tepala). Misalnya pada bunga

sungsang (Gloriosa superba L.), lilia gereja (Lilium longiflorum

Thumb). (Gembong: 2009)

d. Alat-alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya

juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk

sari. Androecium tersiri atas sejumlah benang sari (stamen). Pada

bunga benang-benang sarinya dapat pula bebas atau berlekatan.

Ada yang tersusun dalam satu lingkaran adapula yang tersusun

dalam dua lingkaran. Pada bagian ini merupakan penjelmaan daun,


masih dapat terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna hybrida

Hort.) yang benang sarinya mandul berbentuk lembaran-lembaran

menyerupai daun-daun mahkota (Gembong: 2009)

e. Alat-alat kelamin betina (gynaecium) yang pada bunga merupakan

bagian yang biasanya disebut denganputik (pistillum). Putik juga

terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella).

Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap

putik terdiri atas beberapa daun buah. Kalau ada beberapa daun

buah, maka biasanya semua akan tersusun lingkaran bagian-

bagian bunga yang terakhir. (Tjitrosoepomo : 2009)

Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga (tangkai

dan dasar bunganya tidak diperhitungkan), maka bunga dapat

dibedakan dalam:

a) Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completusl), yang terdiri

atas: 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun

mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran

daun-daun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4

lingkaran dikatakan: bersifat tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya

tersusun dalam lima lingkaran : pentasiklik.

b) Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletus),

jika salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya

tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu

disebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai hanya salah satu dari
kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal

(unisexualis).

Bunga yang mempunyai tenda bunga (perigonium), jadi jika

kelopak dan mahkotanya sama bentuk maupun rupanya, seringkali

dianggap sebagai bunga yang tidak lengkap pula (Tetty, 2007)

4. Simetri pada Bunga

Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa

disebut untuk bagian-bagian tubuh tumbuhan (batang, daun, maupun

bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadi dua

bagian, sedemikian rupa, sehingga kedua bagian itu saling dapat

menutupi. Jadi seandainya bidang itu kita jadikan tempat untuk melipat,

maka benda tadi dapat dijadikan suatu benda yang setangkup atau

simetris. Dapat pula dikatakan demikian, bidang pemisah tadi dapat

dianggap merupakan sebuah cermin datar dan bagian yang satu

merupakan bayangan cermin bagian lainnya. Bidang yang daat dibuat

untuk memisahkan suatu benda dalam dua bagian yang satu sama lain

merupakan bayangannya dalam cermin datar tadi dinamakan, bidang

simetri.

Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula

mempunyai sifat tersebut diatas, dan bertalian dengan simetri itu dapat

dibedakan menjadi bunga yang : (Tjitrosoepomo : 2009)


a. Asimetris atau tidak simetris, jika pada bunga hanya dapat dibuat

satu bidang simetri dengan jalan apapun juga, misalnya bunga

tasbih (Canna hybrida Hort.)

b. Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada

bunga hanya dapat dibuat satu bidang simetri saja yang membagi

bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini biasanya

ditunjukkan dengan lambang anak panah.

Bergantung pada letaknya bidang simetri, bunga yang simetri dapat

dibedakan lagi dalam 3 macam : (Tetty : 2007)

1) Setangkup tegak, jika bidang simetrinya berimpit dengan bidang

median, misalnya, bunga telang (Clitoria ternatea L)

2) Setangkup mendatar, jika bidang simetrinya tegak lurus pada

bidang median, dan tegak lurus pula pada arah vertikal, misalnya

bunga Corydalis.

3) Setangkup miring, jika bidang simetrinya memotong bidang

median dengan sudut yang lebih kecil (lebih besar) dari 900

misalnya bunga kecubung (Datura metel L.)

4) Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris),

dapat pula dikatakan setangkup ganda, yaitu setangkup bunga

yang dapat dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua

bidang simetri yang tegak lurus satu sama lain, misalnya bunga

lobak (Rothanus sativus L.) dan bunga tumbuhan lain yang

sesuku (Cruciferae)
5) Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau

actinomorphus), yaitu jika dapat dibuat banyak dibidang simetri

untuk membagi bunga itu dalam dua bagiannya yang setangkup,

misalnya bunga lilia gerej (Lilium longiflorum Thumb). Bunga yang

beraturan seringkali ditunjukkan dengan lambang bintang.


B. Klasifikasi Tanaman

1. Bunga Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Sub class : Dialypetalae

Ordo : Rosales

Famili : Rosaceae

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus rosa-sinesis

2. Bunga Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Sub class : Dialypetalae

Ordo : Pabales

Famili : Pabaceae

Genus : Caesalpinia

Spesies : Caesalpinia pulcherrima


3. Bunga Oleander (Nerium oleander)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Sub class : Dialypetalae

Ordo : Geafianales

Famili : Geafianaceae

Genus : Nerium

Spesies : Nerium oleander

4. Bunga Kumis kucing (Orthosipon aristatus)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisio : angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Sub class : Sympetalae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Ortosiphon

Spesies : Ortosiphon aristatus


5. Bunga Jarong (Stachipeta jamaicensi)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisio : angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Sub class : Dialypetalae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Stachipeta

Spesies : Stachipeta jamaicensi

6. Bunga Sirih (Piper betle)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Sub class : Apetalae

Ordo : Tiperales

Famili : Tiperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper betle


7. Bunga Putri malu (Mimosa pudica L)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Sub class : Apetalae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Mimosa

Spesies : Mimosa pudica L.

8. Bunga Kapas (Cossipium Sp.)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisio : angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Sub class : Dialypetalae

Ordo : Maliales

Famili : Maliaceae

Genus : Cossipium

Spesies : Cossipium Sp.


9. Bunga Nangka (Artocharpus integra)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Sub class : Dialypetalae

Ordo : Urticales

Famili : Maraceae

Genus : Artocharpus

Spesies : Artocharpus integra

10. Bunga Melati (Jasminum sambac)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Sub class : Dialypetalae

Ordo : Oleales

Famili : Oleaceae

Genus : Jasminum

Spesies : Jasminum sambac


11. Bunga Matahari (Helianthus annus L)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Sub class : Dialypetalae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Helianthus

Spesies : Helianthus annus L

12. Bunga Terompet (Mandevilla sanderi)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub. Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Gentianales

Family : Apocynaceae

Genus : Mandevilla

Spesies : Mandevilla sanderi


13. Bunga Kumis Kucing(Orthosiphon aristatus B)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub. Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Lamiales

Family : Lamiaceae

Genus : Orthosiphon

Spesies : Orthosiphon aristatus B

14. Bunga patikan Kebo (Euphorbia hirte L)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub. Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledanae

Ordo : Euphorbiales

Family : Euphorbiaceae

Genus : Euphorbia

Spesies : Euphorbia hirta L


15. Bunga Asoka (Ixora acuminata R)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub. Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Gentianales

Family : Rubiaceae

Genus : Ixora L

Spesies : Ixora acuminata R


BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan bahan

1. ALAT

Adapun alat yang digunakan diantaranya kamera, pensil,

pewarna, dan penggaris.

2. BAHAN

Bahan yang digunakan yaitu bunga asoka, bunga jarong, bunga

kapas, bunga kembang merak, bunga kembang sepatu, bunga

kumis kucing, bunga matahari, bunga mawar, bunga melati, bunga

nangka, bunga oleander, bunga petikan kebo, bunga putri malu,

bunga sirih, bunga terompet.

B. Cara kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Diamati bagian-bagian dari bunga.

3. Dideskripsikan bunga tersebut berdasarkan hasi pengamatan

4. Difoto masing-masing bunga


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Hasil Pengamatan

NO GAMBAR PENJELASAN

1. BUNGA KEMBANG SEPATU Tata letak perbungaan pada

(Hibiscus rosa-sinensis) ketiak daun (flos lateralis).

Berdasar jumlah bunga termasuk

Tunggal (planta uniflora).

Perlekatan daun kelopak

termasuk Berlekatan

(gamesopalus). Warna kelopak

Hijau (veride). Jumlah daun

kelopak 4 (quartus). Perlekatan

daun mahkota Lepas/bebas


c d ba
(polysepalus). Bentuk mahkota

Keterangan : Mangkuk (urceolatus). Warna

a : putik mahkota: Merah (ruber). Jumlah

daun mahkota 5 (quintus).


b : benang sari
Jumlah putik/warna yaitu 1/putih
c : tangkai bunga
(albus). Jumlah benang
d : mahkota bunga
sari/warna yaitu 5/merah (ruber).
2. BUNGA KEMBANG MERAK Tata letak perbungaan

(Caesalpinia pulcherrima) yaitu Ujung batang (flos

terminalis). Berdasar jumlah

a b bunga: Majemuk tak terbatas

(laflorescentia). Perlekatan

daun kelopak yaitu Lepas/

bebas (polysepalus).Warna

kelopak yaitu Merah (ruber).

Jumlah daun kelopak 5

(quintus). Perlekatan daun


c d
mahkota Lepas/bebas
keterangan :
(polysepalus). Bentuk mahkota
a : benang sari
Terompet (chypocoateri
b : putik
formus). Warna mahkota yaitu
c : tangkai bunga
Merah (ruber). Jumlah daun
d : mahkota
mahkota: 5 (quintes). Jumlah

putik/warna yaitu 1/ warna

merah (ruber). Jumlah benang

sari/warna: 10/ berwarna

merah (ruber).
3. BUNGA OLEANDER

(Nerium oleander) Tata letak perbungaa yaitu

Ujung batang (flos terminalis).

Berdasar jumlah bunga :

majemuk tak terbatas.

Perlekatan daun kelopak yaitu

Berlekatan (gamesopalus).

Warna kelopak yaitu Merah

a b (ruber). Jumlah daun kelopak

keterangan : yaitu 5 (quintus). Perlekatan


a : mahkota
b : putik daun mahkota yaitu Beraturan

(regularis). Bentuk mahkota

yaitu Terompet (hypocrateri

formus). Warna mahkota yaitu

Merah muda (ruber). Jumlah

daun mahkota: 5 (quintus).

Jumlah putik/warna: 2/ warna

putih (albus). Jumlah benang

sari/warna: 22/ warna putih

(albus).
4. BUNGA KAPAS (Cossipium Tata letak perbungaan: Ketiak

Sp.) daun (flos lateralis). Berdasar

jumlah bunga: Majemuk

berbatas (inflorescentia

cymosa). Perlekatan daun

kelopak: Tidak berlekatan

(dialypetalus). Warna kelopak:

Hijau (veridae). Jumlah daun

kelopak: 5 (quintus).
c b a

keterangan : Perlekatan daun mahkota:


a : mahkota
b : putik Tidak berlekatan
c : tangkai bunga
(dyalipetalus). Bentuk

mahkota: Tabung (cubulus).

Warna mahkota: Merah muda

(ruber). Jumlah daun

mahkota:5 (quintus). Jumlah

putik/warna: 1 / warna putih

(albus). Jumlah benang

sari/warna: Banyak/ warna

kuning (flavus).
5. BUNGA SIRIH (Piper betle) DESKRIPSI:

Tata letak perbungaan: Ketiak

daun (flos terminalis).

Berdasar jumlah bunga:

Majemuk tak terbatas

(inflorescentia racemosa).

Perlekatan daun kelopak:

Lepas atau bebas

(polysepalus). Warna kelopak:


a b
Hijau (veride). Jumlah daun

kelopak: 2. Perlekatan daun

mahkota: Berlekatan

(sympetalus). Bentuk mahkota:

Untai (amentum). Warna

mahkota: Putih (albus). Jumlah

daun mahkota: 5 (quintus).

Jumlah putik/warna: 3-5 /

warna putih (albus). Jumlah

benang sari/warna: 2 (duo).


6. BUNGA KUMIS KUCING
DESKRIPSI:
(Ortosiphon stamineus)

Tata letak perbungaan:Ujung

batang (flos terminalis).

Berdasar jumlah bunga:

Majemuk tak terbatas

(inflorescentia racemosa).

Perlekatan daun kelopak:

Berbagi (partitus). Warna

kelopak: Hijau (veride). Jumlah


a b daun kelopak: 6 (sextus).

Perlekatan daun mahkota:

Berlekatan (sympetalus).

Bentuk mahkota: Payung

(unbala composite). Warna

mahkota: Putih (albus). Jumlah

daun mahkota: 2 (duo).

Jumlah putik/warna: 1 / Putih

(albus). Jumlah benang

sari/warna: Banyak/ warna

hijau (viride).
7. BUNGA PUTRI MALU Tata letak perbungaan: Ketiak

(Mimosa pudica L.) daun (flos lateralis). Berdasar

jumlah bunga: Majemuk

berbatas (inflorescentia

cymosa). Perlekatan daun

kelopak: Tidak ada. Warna

kelopak: Tidak ada. Jumlah

daun kelopak: Tidak ada.

Perlekatan daun mahkota:

Berlekatan (sympetalus).
a b
Bentuk mahkota: Untai

(amantum). Warna mahkota:

Merah muda (ruber). Jumlah

daun mahkota: Tidak ada.

Jumlah putik/warna: 3-5 / putih

(albus). Jumlah benang

sari/warna: Banyak/ warna

merah muda (ruber).

8. BUNGA JARONG
(Stachipeta jamaicensi)

Tata letak perbungaan: Ujung

batang (flos termineus).

Berdasar jumlah bunga:

Majemuk terbatas

(inflorescentia cymosa).

Perlekatan daun kelopak:

Berlekatan (sympetalus).

Warna kelopak: Hijau (Viride).


a b
Jumlah daun kelopak: Tidak

ada. Perlekatan daun

mahkota: Berlekatan

(sympetalus). Bentuk mahkota:

Tabung (cobulus). Warna

mahkota: ungu (purperues).

Jumlah daun mahkota: 5

(quintus). Jumlah putik/warna:

1 / warna ungu (purperues).

Jumlah benang sari/warna:

Merah muda (ruber).


9. BUNGA NANGKA DESKRIPSI :

(Artocharpus integra). Tata letak perbungaan: Ketiak

daun (flos terminalis).

Berdasarkan jumlah bunga:

Bunga majemuk

(planta multiflora). Perlekatan

daun kelopak: Lepas

(polysepalus). Warna kelopak:

Hijau (veride). Jumlah daun

kelopak: 2 (duo). Perlekatan

daun mahkota: Tidak ada.

Bentuk mahkota: Membulat

(rotundatus). Warna mahkota:

kuning (flavus). Jumlah

putik/warna: Tidak ada.

Jumlah benang sari: Tidak

ada.
10. BUNGA MELATI
DESKRIPSI:
(Jasminum sambac)

Tata letak perbungaan: Ujung

batang (flos terminalis).

Berdasar jumlah bunga:

Majemuk (planta multiflora).

Perelakatan daun kelopak:

berlekatan (gamosepalus).

Warna kelopak: Kuning

(flavus). Jumlah daun kelopak:

8. Perlekatan daun mahkota:

lepas (dialypetalus). Bentuk

mahkota: tabung (tobulus).

Warna mahkota: kuning

(flavus). Jumlah daun

mahkota:7.Jumlahputik/warna:

2 / warna kuning (flavus).

Jumlah benang sari/warna: tak

terbatas/ warna putih (alba).


11. Bunga Matahari
DESKRIPSI
( Helianthus annus )

Tata letak perbungaannya pada

ujung tangkai (flos terminalis),

berdasarkan jumlah bunganya :

tunggal (simplex), perlekatan daun

kelopak (gamophyllum) ;

berlekatan (gamosepalus), warna

kelopak ; hijau ( viride ), jumlah

daun kelopak lima ( quina ),

perlekatan daun mahkota lepas

( diapytalae). Bentuk mahkota

lonjong ( oval ), warna mahkota ;

kuning ( flavus ), jumlah daun

mahkota tak terhngga, jumlah

putik dua berwarna kuning

( flavus), dan dengan jumlah

benang sari lima (quina).


12. Bunga Patikan Kebo
DESKRIPSI :
( Euphorbia hirta )

Tata letak perbungaannya

diantara dua ketiak daun ( flos

lateralis ), berdasarkan jumlah

bunga ; majemuk tak berbatas (

multiflos ) ; tidak memiliki kelopak,

perlekatan daun mahkota ; tidak

bermahkota ( apytalae ) ; warna

bunga hijau kuning ( flavus fivida )

; dengan jumlah putik satu

( simplex ) dan jumlah benang sari

tak terhingga.
13. Bunga Mawar ( Rosa sp ) DESKRIPSI :

Tata letak perbungaannya pada

ujung tangkai (flos terminalis ) ,

berdasarkan jumlah bunganya

termasuk bunga tunggal (simplex)

, perlekatan daun kelopak lepas

(plerophyllus) , warna daun

kelopak hijau (fivida) ; jumlah

daun kelopak tak hingga , dengan

perlekatan daun mahkota lepas

(diapytalae) ; bentuk mahkota

bulat (teres),warna mahkota

merah (ruber); jumlah daun

mahkota tak hingga, jumlah putik

satu dan benag sari tak hingga .


14. Bunga Asoka ( Saraca indica ) DESKRIPSI BUNGA ASOKA

Tata letak perbungaanya pada

ujung percabangan ( flos termnalis

) , berdasar jumlah bunga

termasuk bunga majemuk tak

berbatas ( inflorecentia racemoca

), perlekatan daun kelopak lepas

( diapytalae ), warna daun kelopak

hijau ( fivida ) , jumlah daun

mahkota tak hingga dengan

perlekatan daun mahkota

berlekatan ( simpytalae ), bentuk

mahkota lonjong ( oval ) dengan

jumlah satu putik dan empat

benang sari.
15. Bunga Terompet
DESKRIPSI :
( Mandevilla sanderi )

Tata letak perbungaannya pada

cabang ( flos terminalis ), berdasar

jumlah bunganya termasuk bunga

majemuk. Perlekatan daun

kelopak berlekatan ( sympitalae ).

Warna kelopak hijau ( fivida ) ,

sjumlah daun kelopak tak hingga

dengan perlekatan daun mahkota

berlekatan ( sympitalae )

bentuknya lonjong ( oval ), warna

mahkota kuning ( flavus ) dengan

jumlah daun mahkota empat

( quadra ) dan jumlah benang sari

enam.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bunga adalah bagian tanaman yang mengandung struktur alat

perbanyakan generatif. Bunga merupakan modifikasi cabang. Pada

umumnya bunga memiliki 4 organ utama, yaitu: kelopak (kaliks),

mahkota (corolla), benang sari (andresium) dan putik (gynesium).

Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga

majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung satu

bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung

banyak bunga.

Berdasarkan benang sari dan putik, bunga dikelompokkan

mengjadi dua, yaitu : bunga sempurna dan bunga tidak sempurna.

Bunga sempurna merupakan bunga yang memiliki benang sari dan

putik disebut juga bunga hermafrodit. Apabila hanya memiliki salah

satu diantaranya, maka termasuk bunga tidak sempurna. Pada

tumbuhan bunga berperan sebagai tempat berlangsungnya

perkembangbiakan. Peristiwa penyerbukan, yaitu jatuhnya serbuk sari

keatas kepala putik merupakan awal terjadinya perkembangbiakan

pada tumbuhan.
B.Saran

Saran kami pada praktikum kali ini, seharusnya bahan yang

digunakan itu bahan yang mudah dicari, sehingga ketika waktu praktikum

bahan bahan yang digunakan dapat mudah dikumpulkan.


DAFTAR PUSTAKA

Deswati Furqonita et al. 2007. Seri IPA Biologi. Yudistira, Jakarta.

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit


ITB.

Sambodo. 1996. Kehidupan Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia

Setiawan. 2010. Serialia Sumber Karbohidrat Utama. Jakarta : PT. Renika


Cipta.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah


Mada University Press.

Tetty Setiowati et al.,2007.Biologi Interaktif. Azka Press, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gadjah mada University


Press. Jogjakarta.
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

LAPORAN LENGKAP

BOTANI FARMASI

Percoban IV : MORFOLOGI BUNGA

OLEH:

GOLONGAN :C

ANGKATAN : 2017
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2018

You might also like