You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sediaan parenteral adalah injeksi dosis tunggal untuk intravena dan dikemas dalam
wadah bertanda volume lebih dari 100 ml atau disubut juga infus. Sediaan injeksi telah
digunakan untuk pertama kalinya pada manusia sejak tahun 1660. Akan tetapi
perkembangan injeksi baru berlangsung tahun 1852, khususnya pada saat
diperkenalkannya ampul gelas oleh Limousin (Perancis) dan Friedleader (Jerman),
seorang apoteker. Injeksi merupakan pemakaian dengan cara penyemprotan larutan atau
suspensi ke dalam tubuh untuk tujuan terapeutik atau diagnostik. Injeksi dapat dilakukan
ke dalam aliran darah, ke dalam jaringan atau organ. Obat infus biasanya diindikasikan
untuk keadaan obat yang yang tidak stabil atau aktif dalam saluran pencernaan, respon
obat yang diperlukan cepat dan diperlukan perbaikan ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak kami capai dalam praktikum ini adalah untuk :
1. Memperoleh gambaran mengenai praformulasi sediaan infus serta membuat dan
mengevaluasi hasil dari sediaan yang dibuat.
2. Mengetahui mengenai pengertian, pembagian, cara pembuatan, perhitungan dosis,
sterilisasi dan penyerahan suatu sediaan obat parenteral, khususnya infus.

1|Infus Ringer Laktat


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sediaan Steril
Sediaan steril yaitu sediaan terapetis yang bebas mikroorganisme baik vegetatif atau
bentuk sporanya baik patogen atau nonpatogen. Produk steril adalah sediaan terapetis dalam
bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Sediaan steril secara umum
adalah sediaan farmasi yang mempunyai kekhususan sterilitas dan bebas dari
mikroorganisme.

Tujuan suatu obat dibuat steril


1. Tujuan obat dibuat steril (seperti obat suntik) karena berhubungan langsung dengan
darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuh yang lain dimana pertahanan terhadap zat
asing tidak selengkap yang berada di saluran cerna atau gastrointestinal
2. Diharapkan dengan steril dapat dihindari adanya infeksi sekunder. Dalam hal ini tidak
berlaku relatif steril atau setengah steril , hanya ada dua pilihan yaitu steril dan tidak
steril.
3. Sediaan farmasi yang perlu disterilkan adalah obat suntik atau injeksi, tablet implant,
tablet hipodermik dan sediaan untuk mata seperti tetes mata atau Guttae Ophth cuci
mata atau Collyrium dan salep mata atau Oculenta

2.2 Definisi Injeksi


Sediaan parenteral adalah sediaan obat steril, dapat berupa larutan atau suspensi yang
dikemas sedemkian rupa sehingga cocok untuk diberikan dalam bentuk injeksi hypodermis
dengan pembawa atau zat pensuspensi yang cocok.
Sediaan injeksi adalah sediaan steril, berupa larutan, suspensi, emulsi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan
dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Injeksi
dibuat dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam
sejumlah pelarut dan disiapkan dalam wadah tyakaran tunggal atau ganda (FI III, FI IV).
Dalam FI.ed.IV, sediaan steril untuk kegunaan parenteral digolongkan menjadi 5 jenis yang
berbeda :
1. Sediaan berupa larutan dalam air / minyak / pelarut organik yang lain yang digunakan
untuk injeksi, ditandai dengan nama, Injeksi................
Dalam FI.ed.III disebut berupa Larutan. Misalnya :
 Inj. Vit.C, pelarutnya aqua pro injection
 Inj. Camphor oil , pelarutnya Olea neutralisata ad injection
 Inj. Luminal, pelarutnya Sol Petit atau propilenglikol dan air

2. Sediaan padat kering (untuk dilarutkan) atau cairan pekat tidak mengandung dapar,
pengencer atau bahan tambahan lain dan larutan yang diperoleh setelah penambahan
pelarut yang sesuai memenuhi persyaratan injeksi, ditandai dengan
nama.............Steril. Dalam FI.ed..III disebut berupa zat padat kering jika akan
disuntikkan ditambah zat pembawa yang cocok dan steril, hasilnya merupakan larutan
yang memenuhi syarat larutan injeksi. Misalnya : Inj. Dihydrostreptomycin
Sulfat steril

3. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan yang
memenuhi persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa

2|Infus Ringer Laktat


yang sesuai, ditandai dengan nama , ............ Steril untuk Suspensi. Dalam FI.ed.III
disebut berupa zat padat kering jika akan disuntikkan ditambah zat pembawa yang
cocok dan steril, hasilnya merupakan suspensi yang memenuhi syarat suspensi steril.
Misalnya : Inj. Procaine Penicilline G steril untuk suspensi.

4. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan
secara intravena atau ke dalam saluran spinal, ditandai dengan nama Suspensi..........
Steril. Dalam FI.ed.III disebut Suspensi steril ( zat padat yang telah disuspensikan
dalam pembawa yang cocok dan steril) . Misalnya : Inj. Suspensi Hydrocortisone
Acetat steril

5. Sediaan berupa emulsi, mengandung satu atau lebih dapar, pengencer atau bahan
tambahan lain, ditandai dengan nama, ............. Untuk Injeksi. Dalam FI.ed.III disebut
bahan obat dalam pembawa cair yang cocok, hasilnya merupakan emulsi yang
memenuhi semua persyaratan emulsi steril. Misalnya : Inj. Penicilline Oil untuk
injeksi

2.3 Rute-Rute Pemberian Injeksi


Berdasarkan cara pemberiannya, sediaan injeksi dapat digolongkan dalam
beberapa jenis, yaitu :

A. Parenteral volume kecil

1. Injeksi intraderma atau intrakutan


Istilah intradermal (ID) berasal dari kata "intra" yang berarti lipis dan "dermis"
yang berarti sensitif, lapisan pembuluh darah dalam kulit. Ketika sisi anatominya
mempunyai derajat pembuluh darah tinggi, pembuluh darah betul-betul kecil.
Makanya penyerapan dari injeksi disini lambat dan dibatasi dengan efek sistemik
yang dapat dibandingkan karena absorpsinya terbatas, maka penggunaannya biasa
untuk aksi lokal dalam kulit untuk obat yang sensitif atau untuk menentukan
sensitivitas terhadap mikroorganisme. Injeksi intrakutan dimasukkan langsung ke
lapisan epidermis tepat dibawah startum korneum. Umumnya berupa larutan atau
suspensi dalam air, volume yang disuntikkan sedikit (0,1 - 0,2 ml).

Digunakan untuk tujuan diagnosa. Digunakan untuk skin test (karena beberapa
klien akan mengalami reaksi anafilaktik jika obat masuk ke dalam tubuh secara cepat)
atau Tuberculin Test. Intra dermal memiliki sirkulasi darah yang minimal dan obat
akan diabsorbsi secara perlahan (sangat lambat). Menggunakan jarum ukuran kecil
(¼-½ inci) atau jarum khusus Tuberculin Test. Untuk diagnosa atau test penyakit
tertentu, seperti diphtheria (shick test), tuberculosis (Old Tuberculin, Derivat Protein
Tuberculin Murni).

2. Injeksi subkutan atau hipoderma


Injeksi subkutan dimasukkan ke dalam jaringan lembut dibawah permukaan
kulit. Jumlah larutan yang disuntikkan tidak lebih dari 1 ml. Larutan harus sedapat
mungkin isotonis dan isohidris, dimaksudkan untuk mengurangi iritasi jaringan dan
mencegah terjadinya nekrosis (mengendornya kulit).
Subkutan (SC) atau injeksi hipodermik diberikan di bawah kulit. Parenteral
diberikan dengan rute ini mempunyai perbandingan aksi onset lambat dengan absorpsi

3|Infus Ringer Laktat


sedikit daripada yang diberikan dengan IV atau IM. Obat-obat vasokontriksi seperti
adrenalin dapat ditambahkan untuk efek lokal, seperti anestesi lokal. Contoh obat
yang diberikan secara SC adalah Insulin, Tetanus Toxoid (TT), Epinephrine, obat-
obat alergi dan heparin (dapat diabsorbsi dengan baik melalui SC dan IM).

3. Injeksi intramuskular
Injeksi intramuskular dimasukkan langsung ke otot, biasanya pada lengan atau
panggul. Sediaannya biasa berupa larutan atau suspensi dalam air atau minyak,
volume tidak lebih dari 4 ml. Penyuntikan volume besar dilakukan dengan perlahan-
lahan untuk mencegah rasa sakit. Rute intramuskular menyiapkan kecepatan aksi
onset sedikit lebih normal daripada rute intravena, tetapi lebih besar daripada rute
subkutan. Rute ini juga digunakan jika obat mengiritasi atau tidak larut dalam air atau
minyak sehingga obat tersebut harus digunakan dalam bentuk suspensi. Volume
injeksi harus tetap kecil, umumnya tidak lebih dari 2 ml.

4. Injeksi intravena
Injeksi intravena langsung disuntikkan ke dalam pembuluh darah, berupa
larutan isotoni atau agak hipertoni, volume 1-10 ml. Larutan injeksi intravena harus
bebas dari endapan atau partikel padat, karena dapat menyumbat kapiler dan
menyebabkan kematian. Injeksi intravena yang diberikan dalam volume besar,
umumnya lebih dari 10 ml, disebut infus yang digunakan untuk mengganti cairan
darah yang hilang akibat shok, luka, operasi pembedahan, atau cairan tubuh hilang
oleh diarrhoeia, seperti pada kolera. Jika volume dosis tunggal lebih dari 15 ml,
injeksi intravena tidak boleh mengandung bakterisida dan jika lebih dari 10 ml harus
bebas pirogen. Larutan berair, tetapi kadang-kadang emulsi minyak dalam air, (seperti
Phytomenadion Injection, BP.

5. Rute injeksi lain


a. Intraarterial
Injeksi intraarterial disuntikkan langsung ke dalam arteri dimasukkan langsung
ke dalam pembuluh darah perifer, digunakan jika efek obat diperlukan segera.
Umumnya berupa larutan, dapat mengandung cairan non iritan yang dapat bercampur
dengan air, volume 1-10 ml. Tidak boleh mengandung bakterisida.
Rute intra-arterial digunakan umumnya untuk tujuan diagnosis seperti
menginjeksikan bahan-bahan radiopak untuk studi roentgenografik dari cadangan
vaskuler pada berbagai organ atau jaringan (seperti koroner, serebral, pulmonari,
renal, enterik, atau arteri perifer). Hampir semua arteri dicapai dengan kateterisasi
arterial.
Penggunaan rute intra-arterial untuk tujuan pengobatan adalah jarang dan
terbatas pada umumnya untuk kemoterapi organ tertentu, seperti mengobati kanker
lokal tertentu (seperti melanoma malignant pada ekstremitis bawah), dimana perfusi
regional dengan konsentrasi tinggi dari obat toksis (yang bila diberikan secara i.v
dapat dihubungkan dengan reaksi sistemik serius) yang dapat tercapai. Digunakan
ketika aksi segera diinginkan pada daerah perifer.

b. Intrakardial
Disuntikkan langsung ke dalam jantung, Dimasukkan langsung ke dalam otot
jantung atau ventrikulus, hanya digunakan untuk keadaan gawat. Tidak boleh
mengandung bakterisida. digunakan ketika kehidupan terancam dalam keadaan
darurat seperti gagal jantung.

4|Infus Ringer Laktat


Secara langsung ke dalam jantung, merupakan suatu rute yang mana
digunakan untuk menginjeksi ke dalam aliran darah volume besar dari larutan
hipertonik atau larutan teriritasi seperti dekstrosa 70%. Proses ini membutuhkan
bantuan kateter. Kateterisasi meliputi proses pembedahan dan secara umum hanya
dilakukan dalam unit-unit tertentu dari rumah sakit yang lebih besar.

c. Intraserebral
Diinjeksikan ke dalam serebrum, digunakan khusus untuk aksi lokal
sebagaimana penggunaan fenol dalam pengobatan trigeminal neuroligia.

d. Intraspinal
Diinjeksikan ke dalam kanal spinal menghasilkan konsentrasi tinggi dari obat
dalam daerah lokal. Digunakan untuk menginduksi spinal atau lumbal anestesi dengan
menyuntikkan larutan ke ruang subaraknoid, biasanya volume yang diberikan 1-2 ml.
Tidak boleh mengandung bakterisida dan diracik untuk wadah dosis tunggal. Injeksi
ke dalam kanal spinal menghasilkan konsentrasi tinggi dari obat dalam daerah lokal.
Untuk pengobatan penyakit neoplastik seperti leukemia.

e. Intraperitoneal dan intrapleural


Intraperitoneal merupakan rute yang digunakan untuk pemberian berupa
vaksin rabies. Rute ini juga digunakan untuk pemberian larutan dialisis ginjal.
Disuntikkan langsung ke dalam rongga perut. Penyerapannya cepat, bahaya infeksi
besar sehingga jarang dipakai.
Intrapleural Biasanya diinjeksikan tunggal ke dalam lubang pleura. Seringkali,
pipa tidak permanent dimasukkan ke dada melalui pembedahan, rute ini dapat
digunakan untuk tujuan irigasi atau untuk injeksi obat berulang.
Seringkali, infeksi atau keganasan meliputi lubang pleura, umumnya bila
proses penyakit adalah kerusakan fungsi pernafasan, maka digunakan rute ini. Enzim
(seperti streptokinase dan streptodornase) dapat diinjeksikan pada empyemas cair
tebal yang todak dapat dihilangkan oleh absorpsi atau repsorpsi secara alamiah. Bila
bagian kiri tidak terobati, empyemas dapat menyebabkan fibrasis, adhesi, penebalan
pleura dan restriksi pernafasan. Juga penyebaran karsinoma atau mesothelomas pleura
dapat diobati dengan injeksi intrapleural lokal dan bahan-bahan antitumor atau
sclerosis, terutama bila infus berulang menjadi masalah.

f. Injeksi intraartikulus
Injeksi intraartikulus digunakan untuk memasukkan material seperti obat anti
inflamasi langsung ke luka atau jaringan yang teriritasi. Injeksi berupa larutan atau
suspensi dalam air.

g. Injeksi subkonjungtiva
Larutan atau suspensi dalam air untuk injeksi selaput lendir bawah mata,
umumnya tidak lebih dari 1 ml.

h. Injeksi intrasisternal dan peridual


Injeksi ini disuntikkan ke intrakarnial sisternal dan lapisan dura dari
spinalcord. Keduanya merupakan prosedur yang sulit dengan peralatan yang rumit

i. Injeksi intraserebral

5|Infus Ringer Laktat


Injeksi ke dalam serebrum, digunakan khusus untuk aksi lokal sebagaimana
penggunaan fenol dalam pengobatan trigeminal neuroligia (Depkes RI, 1979).

B. Parenteral Volume Besar


Sediaan Injeksi Volume Besar adalah larutan produk obat yang disterilisasi akhir dan
dikemas dalam wadah dosis tunggal dengan kapasitas 100 ml atau lebih dan ditujukan
untuk manusia. Parenteral volume besar meliputi infus intravena, larutan irigasi, larutan
dialisis peritonal & blood collecting units with antikoagulant (Lachman Parenteral vol 1
hal 249). Definisi yang diperluas dari sediaan parenteral volume besar adalah produk obat
dengan pembawa air dalam bentuk konterner dosis tunggal, disterilkan secara terminal
dengan kapasitas 100 mililiter atau lebih, yang digunakan atau diberikan kepada manusia.
(Goeswien Agoes, Sediaan Farmasi Steril).

2.4 Ringeris Lactatis Injectio


Injeksi ringer laktat adalah larutan steril dari Kalsium Klorida, Kalium Klorida,
Natrium Laktat dalam air untuk injeksi; tiap 100ml mengandung tidak kurang dari 285,0
mg dan tidak lebih dari 315,0 mg natrium (sebagai NaCl dan C3H5NaO3) , tidak kurang
dari 14,1 mg dan tidak lebih dari 17,3 mg kalium (K, setara dengan tidak kurang dari 27,0
mg dan tidak lebih dari 33,0 mg KCl), tidak kurang dari 4,90 g dan tidak lebih dari 6,00
mg kalsium (Ca, setara dengan tidak kurang dari 18,0 mg dan tidak lebih dari 22,0 mg
CaCl2.2H2O), tidak kurang dari 368,0 mg dan tidak lebih dari 408,0 mg klorida (Cl,
sebagai NaCl,KCl dan CaCl2.2H2O ), dan tidak kurang dari 231,0 mengandung tidak
lebih dari 261,0 mg laktat (C3H5O3, setara dengan tidak kurang dari 290,0 mg dab tidak
lebih dari 330,0 mg C3H5NaO3). Injeksi Ringer Laktat tidak boleh mengandung bahan
antimikroba.
[Catatan Injeksi Ringer Laktat mengandung kalsium, kalium dan natrium berturut-turut lebih
kurang 2,7;4 dan 130 miliekuivalen per liter.] (Anonim,1995).

2.5 Syarat sediaan steril injeksi


1. Sediaan obat harus jernih. Jernih maksudnya tidak ada partikel yang tidak larut dalam
sediaan tersebut. Jadi, meskipun sediaan berwarna, tetap terlihat jernih (tidak keruh).
2. Tidak berwarna. Maksudnya sediaan larutan bisa saja berwarna, namun warna larutan
sama dengan warna zat aktifnya sehingga tidak ada campuran warna lain dalam
sediaan itu.
3. Bebas dari partikel asing. Partikel asing yang bukan penyusun obat. Sumber partikel
bisa berasal dari air, bahan kimia, personil yang bekerja, serat dari alat atau pakaian
personil, alat-alat, lingkungan, pengemas (gelas, plastik).
4. Keseragaman volume atau berat.
5. Memenuhi uji kebocoran. Terutama untuk injeksi yang dikemas dalam ampul
6. Stabil yang artinya sediaan tidak mengalami degradasi fisika. Misal jika bentuk
sediaan larutan maka sediaan tersebut tetap berada dalam bentuk larutan (bukan
suspensi).

6|Infus Ringer Laktat


2.6 Metode Sterilisasi
Berikut dijelaskan metode pencampuran sediaan steril dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Sterilisasi akhir
Metode sterilisasi akhir merupakan proses sterilisasi yang dilakukan setelah
sediaan selesai dikemas, untuk selanjutnya dilakukan sterilisasi. Jenis metode
sterilisasi yang sering digunakan adalah metode sterilisasi panas lembab
menggunakan autoklaf, namun sterilisasi akhir dapat dilakukan dengan berbagai
metode, diantaranya panas kering, filterisasi, pengion dan gas.
b. Sterilisasi dengan filtrasi
Sterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan penyaring atau
filter matriks pori-pori tertentu.
c. Aseptik
Kondisi aseptik adalah suatu keadaan yang dirancang untuk menghindari
adanya kontaminasi oleh mikroorganisme, pirogen maupun partikel baik pada alat,
kemasan, maupun bentuk sediaan selama proses pencampuran.

2.7 Cara – Cara Umum Pembuatan Sediaan


a. Pembuatan Aqua Pro Injection Bebas CO2
- Masukkan 800 ml aquadest ke dalam Erlenmeyer, tutup dengan kapas yang di
bungkus dengan kaca steril
- Panaskan sampai mendidih, biarkan selama 30 menit
- Lalu dialiri gas N2 ( Nitrogen ) sampai dingin

b. Pembuatan Aqua Pro Injection Bebas Pirogen


- Didihkan sejumlah aquadest di dalam Erlenmeyer
- Setelah mendidih, tutuplah mulut Erlenmeyer dengan kapas
- Kemudian panaskan kembali dengan api yang kecil selama 30 menit
- Lalu tambahkan karbon aktif 0,1 % dari total volume infuse
- Kemudian dipanaskan pada suhu 60 – 70o C selama 15 menit
- Lalu kemudian air tersebut disaring

c. Pelarutan dan Pencampuran


- Masukkan semua zat aktif ke dalam beaker glass ( Natrium Laktat, Natrium
Klorida, Kalium Klorida, Kalsium Klorida )
- Tambahkan Aqua Pro Injection Bebas CO2, secukupnya sampai larut dan
homogen.

d. Penghilangan Pirogen
- Masukkan Carbo Adsorben ke dalam campuran diatas, aduk hingga rata.
- Segera panaskan pada suhu 60° - 70°C selama 15 menit.
- Setelah itu diangkat, saring dalam keadaan panas dengan corong dan kertas
saring ganda ke dalam Erlenmeyer.
- Diperoleh larutan infus ringer yang jenuh.

e. Pengukuran Volume dan penambahan Aqua Pro Injeksi


- Masukkan filtrate ke dalam beaker glass 250 ml, ukur.
- Bila volume tidak mencukupi dapat ditambah Aqua Pro Injeksi bebas pirogen ad
250 ml yang telah disediakan untuk mengatasi kekurangan volume akibat
penguapa dalam proses penghilangan pirogen dan menjaga agar kadarnya tetap.

7|Infus Ringer Laktat


f. Pengisian kedalam Flakon
- Masukkan larutan infus tadi ke dalam flakon yang telah dikalibrasi 250 ml.
- Tutup dengan botol karet, ikat dengan tali kasur untuk mencegah terlepasnya
tutup karet.

g. Sterilisasi akhir
- Tempatkan flakon berisi larutan infuse ke dalam autoklaf, sterilisasi 115o – 116o
C selama 30 menit.
- Setelah selesai , keluarkan , diamkan ad suhu kamar.

h. Penetiketan dan pengemasan


- Pasang etiket pada flakon yang telah di sterilisasi.
- Masukkan ke dalam kemasan yang telah tersedia.
i. Alat dan cara sterilisasi :

No Nama Alat Cara sterilisasi Waktu

1 Spatula Oven 170 oC selama 30 menit

2 Batang pengaduk Oven 170 oC selama 30 menit

3 Cawan penguap Oven 170 oC selama 30 menit

4 Pinset Oven 170 oC selama 30 menit

5 Erlemeyer Oven 170 oC selama 30 menit

6 Beaker glass Oven 170 oC selama 30 menit

7 Gelas ukur Autoklaf 115-116 oC Selama 30 menit

8 Corong Autoklaf 115-116 oC Selama 30 menit

9 Kertas Saring Autoklaf 115-116 oC Selama 30 menit

8|Infus Ringer Laktat


BAB III
METODELOGI
3.1 Syarat Sediaan Jadi
Spesifikasi sediaan Syarat
No. Parameter Satuan Syarat Farmakope
yang akan dibuat Lain
1. Homogenitas Mengandung 1 atau Mengandung 1 atau
lebih zat kimia yang lebih zat kimia yang
% terlarut secara terlarut secara
homogeny homogeny

2. Kejernihan Larutan infus Larutan infus


intravena harus intravena harus jernih
jernih dan praktis dan praktis bebas
bebas partikel partikel ( FI IV )

3. Kelarutan Terdispersi secara Terdispersi secara


molekuler dalam molekuler dalam
pelarut yang sesuai pelarut yang sesuai
atau campuran atau campuran pelarut
pelarut yang saling yang saling bercampur
bercampur
4. Stabilitas
a. Fisika Stabil
Stabil
b. Kimia
c. Mikrobiologi
5. Keseragaman Keseragaman
%
Sediaan kandungan
6. Steril Harus steril Dalam larutan tersebut
harus steril
7. Bebas Pirogen Bebas Pirogen Bebas Pirogen
8. Isotonis Isotonis dengan Sedapat mungkin
darah dibuat isotonis
terhadap darah
9. Wadah Tertutup rapat dan Tertutup rapat dan
terhindar dari panas terhindar dari panas

3.2 Pengkajian Praformulasi


Monografi bahan yang digunakan, antara lain :

1. Natrii Chloridum
- Sinonim : Sodium Chloride
- Rumus molekul : NaCl
- BM : 58,44
- Pemerian : serbuk kristal putih; tidak berwarna; mempunyai rasa garam
- pH : 6,7-7,3
- Kelarutan : sedikit larut dalam etanol; larut dalm 250 bagian etanol 95%; larut
dalam 10 bagian gliserin; larut dalam 2,8 bagian air dan 2,6 bagian pada suhu
100oC.
9|Infus Ringer Laktat
- Fungsi : agen tonisitas ; sumber ion Natrium
- OTT : larutan natrium klorida bersifat korosif dengan besi; membentuk endapan
bila bereaksi dengan perak; garam merkuri; agen oksidasi kuat pembebas klorine
dari larutan asam sodium klorida; kelarutan pengawet nipagin menurun dalam
larutan sodium klorida.
- Titik lebur : 801oC
- Titik didih : 1439oC
- Stabilitas : larutan sodium klorida stabil tetapi dapat menyebabkan perpecahan
partikel kaca dari tipe tertentu wadah kaca. Larutan cair ini dapat disterilisasi
dengan cara autoklaf atau filtrasi. Dalam bentuk padatan stabil dan harus disimpan
dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan tempat kering.

2. Natrium Laktat
- Nama lain : Sodium Lactat
- Organoleptis: Tidak berwarna, bening, tidak berbau atau sedikit berbau dengan
rasa garam yang khas, higroskopis.
- Kelarutan : Larut dalam etanol 95% dan dalam air.
- Khasiat :Buffering agent, isotonis agent.
- Penyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup baik dan kering. (Rowe, 2009)

3. Kalii Chloridum
- Sinonim : Potassium Chloride
- Rumus molekul : KCl
- BM : 74,55
- Pemerian : tidak berbau; kristal tidak berwarna; atau bubuk kristal putih, rasa
garam yang tidak menyenangkan.
- pH : 7 untuk larutan pada suhu 15oC
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam acetone dan eter; larut dalam 250 bagian
etanol 95%; larut dalam 14 bagian gliserin; larut dalam 2,8 bagian air dan 1,8
bagian pada suhu 100oC.
- Fungsi : agen tonisitas ; sumber ion Kalium
- OTT : larutan potassium klorida bereaksi kuat dengan bromine triflouride dan
dengan campuran asam sulfur dan permanganate kalium. Kehadiran asam klorida,
NaCl, dan MgCl menurunkan kelarutan KCl dalam air. Larutan KCl mengendap
dengan garam perak dan lead. Larutan iv KCl OTT dengan protein hidrosalisilat.
- Titik lebur : 790oC
- Titik didih : menyublim pada suhu 1500oC
- Stabilitas : larutan KCL dapat disterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi. KCl stabil
dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, tempat sejuk dan kering.

4. Calcii Chloridum
- Sinonim : Calcium Chloride Dihydrate
- Rumus molekul : CaCl2.H2O
- BM : 147
- Pemerian : bubuk kristal, higroskopis, tidak berbau, tidak berwarna atau putih
- pH : larutan 5% dalam air memiliki pH 4,5-9,2.larutan 1,7% dalam air memiliki
keadaan yang isoosmotik dengan serum.
- Kelarutan : larut dalam 1,2 bagian air; larut dalam 0,7 bagian air mendidih; larut
dalam 4 bagian alcohol; larut dalam 2 bagian alcohol mendidih
- Fungsi : agen tonisitas ; sumber ion Kalsium

10 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
- OTT : OTT dengan larutan Karbonat, posfat, sulfat dan tartrat; dengan
amphotericin, cephalothin sodium, Klorfeniramina maleat, Klortetrasiklin, HCl,
Oksitetrasiklin HCl, dan tetrasiklin HCl. Kadang-kadang OTT yang tergantung
pada konsentrasi yang terjadi dengan Natrium bikarbonat.
- Stabilitas : simpan dalam wadah yang tertutup rapat

5. Aqua pro injeksi


- Fungsi : sebagai bahan pembawa sediaan iv
- Pemerian : cairan jernih / tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
- Kelarutan : dapat bercampur dengan pelarut polar dan elektrolit
- OTT : Dalam sediaan farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan zat tambahan
lainnya yang mudah terhidrolisis (mudah terurai dengan adanya air atau
kelembaban). Air dapat bereaksi kuat dan cepat dengan logam alkali dan zat
pengoksidasinya, seperti Calsium oksidadan Mg oksida. Air juga bereaksi dengan
garam anhidrat menjadi bentuk hidrat, serta bereaksi dengan bahan organik dan
kalsium carbide.
- Stabilitas : air stabil dalam setiap keadaan (es, cairan, uap panas).
- Air untuk penggunaan khusus harus disimpan dalam wadah yang sesuai.
- Pembuatan : Aqua destilata dipanaskan sampai mendidih dipanaskan 40 menit 
API bebas CO2.

6. Carbo Adsorben
- Sinonim : Arang penyerap, Carbo medicinalis, Arang pengabsorbsi, Arang aktif,
Norit, Carbon, Amorphous, Carboraffin, Opocarbyl, Ultra carbon.
- Pemerian : Serbuk hitam, tidak berbau dan tidak berasa
- Kelarutan : Tidak larut air & etanol
- Khasiat : Antidot, Zat pengabsorbsi
- Pemberian : Oral
- Golongan : Bebas
- DM/DL : -
- Sediaan : -
- pH : -
- bt/E : -
- Sterilisasi : -
- O.T.T. : Alkaloid, garam2 alkaloid tidak boleh digerus bersama-sama, akan
diabsorbsi. Magosii Peroxidum tidak boleh digerus bersama-sama, akan
dioksidasi. Oxidator2 seperti KClO3, KMnO4, NaNO3 akan terjadi ledakan
- Catatan : Carbon dengan aktivitas absorbsinya yang besar dapat bekerja
sebagai katalis misalnya mempercepat oksidasi.

3.3 Komponen Umum Sediaan


Fungsi ( Untuk
Nama Contoh
No. Farmakologis / Pemakaian Lazim ( % )
Komponen Bahan
Farmasetik )
1. Bahan Aktif Tiap 100 ml mengandung
 Natrium - Memelihara daya tidak kurang dari 285,0
Laktat osmotic darah dan mg dan tidak lebih dari
(Sodium jaringan. 315,0 mg Na ( sebagai
Laktat ) - Pengobatan keracunan NaCl dan C3H5NaO3 ),

11 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
Bromide / iodide, tidak kurang dari 14,1 mg
sumber ion Klorida dan dan tidak lebih dari 17,3
Natrium mg kalium ( K, setara
dengan tidak kurang dari
27,0 mg dan tidak lebih
 Natrium - Memelihara daya dari 33,0 mg KCl ), tidak
Klorida osmotic darah dan kurang dari 4,90 mg dan
jaringan. tidak lebih dari 6,0
- Pengobatan keracunan kalsium ( Ca setara
Bromide / iodide, dengan tidak kurang dari
sumber ion Klorida dan 18,0 mg dan tidak lebih
Natrium dari 22,0 mg CaCl2.2H2O
), tidak kurang dari 368,0
 Kalium - Pencegahan dan mg dan tidak lebih dari
Klorida pengobatan defisiensi 408,0 mg klorida ( Cl,
kalium dan ion klorida sebagai NaCl, KCl dan
untuk pengobatan CaCl2.2H2O ), dan tidak
hipokalamia kurang dari 231,0 mg dan
tidak lebih dari 261,0 mg
 Kalsium laktat ( C3H5O3, setara
Klorida - dengan tidak kurang dari
290,0 mg dan tidak lebih
dari 330,0 mg C3H5NaO3 )
2. Zat Pembawa
 Aqua Pro
Injection Secukupnya
( Bebas
Pirogen )
3. Zat
Tambahan
 Carbo 0,1% dari volume total
Adsorben
 NaCL Pegisotonis Secukupnya

3.4 Formula
R/ Na Lactat 0,172
NaCl 4,51
KCl 0,166
CaCl2 0,16
Aqua Pro Injeksi ad 500
Note :
 Volume dilebihkan 10% menjadi 550ml
 Jumlah zat dilebihkan 5% karena adanya karbon aktif

3.5 Perhitungan
- Na. Lactat = 0,172 + (5% x 0,172) = 0,1806
- NaCl = 4,51 + (5% x 4x51) = 4,7355
- KCl = 0,166 + (5% x 0,166) = 0,1743
- CaCl2 = 0,16 + (5% x 0,16) = 0,168

12 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
- Carbo adsorben = 0,1% x 550ml = 0,55
- Aqua pro injeksi = ad 550ml

3.6 Penimbangan
Nama Bahan Per Unit Per Batch
Na. Lactat 0,1806 0,35612 ~ 0,36
NaCl 4,7355 9,471 ~ 9,47
KCl 0,1743 0,3486 ~ 0,349
CaCl2 0,168 0,336 ~ 0,336
Carbo Adsorben 0,55 1,1
Aqua Pro Injeksi Ad 550ml Ad 1100ml

3.7 Perhitungan Osmolaritas


bobot/volu me
Rumus : x1000 xjumlah..ion
BM molekul
0,1806 / 0,55
- Na. Lactat = x1000 x2  1,772
112,06
4,7355 / 0,55
- NaCl = x1000 x2  294,358
58,5
0,1743 / 0,55
- KCl = x1000 x 2  8,507
74,5
0,168 / 0,55
- CaCl2 = x1000 x3  6,232
147

Jumlah = 1,772 + 294,358 + 8,507 + 6,232 = 310,87 (isotonis)


Range Osmolaritas & Tonisitas

Osmolaritas ( M Osmole/L) Tonisitas


.> 350 Hipertonis
329-350 Sedikit Hipertonis
270-328 Isotonis
250-269 Sedikit Hipotonis
0-249 Hipotonis

13 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
3.8 INSTRUKSI KERJA

INSTRUKSI KERJA Hal. 1 dari 4 hal

PEMBUATAN INFUS RINGER LACTAT

Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh : No. / /


Melissa Pradita
Erni Choerani
Tgl : Tgl :
Okka
Dessy A
Humairoh
Anggun
Guntur
Tgl :
Pen. Jawab Prosedur

I. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Semua alat disterilisasi dahulu sebelum digunakan
3. Lakukan sterilisasi sesuai cara sterilisasi masing-masing
alat dan bahan.
II. PENIMBANGAN
1. Timbang masing-masing bahan :
Bahan Fungsi Bobot / 1100 ml Ditimbang
Nacl Zat aktif 9,471 g 9,47 g
KCl Zat aktif 0,349 g 0,35 g
CaCl3 Zat aktif 0,336 g 0,34 g
Na. Zat aktif 0,36 g 0,36
Laktat
Carbon Penghilang 1,1 g 1,1
adsorben pirogen
Aqua Pro Zat pembawa ad 1100 ml ad 1100 ml
Injeksi

2. Masukkan bahan pada masing-masing wadah dan tutup.

14 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
INSTRUKSI KERJA Hal. 2 dari 4 hal

PEMBUATAN INFUS RINGER LACTAT

Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh : No. / /


Melissa Pradita
Erni Choerani
Tgl : Tgl :
Okka
Dessy A
Humairoh
Anggun
Guntur
Tgl :
Pen. Jawab Prosedur

III. PEMBUATAN API BEBAS PIROGEN


1. Panaskan aquadest ad mendidih
2. Tutup Erlenmeyer dengan kpas yang dibungkus kasa
3. Didihkan lagi selama 30 menit, dinginkan
4. Tambahkan carbo adsorben
5. Panaskan pada suhu 60-700C selama 15 menit.
6. Saring menggunakan kertas saring berlapis ganda dengan
corong
7. Kemudian dialiri dengan gas N2 sampai dingin.
IV. PELARUTAN BAHAN AKTIF & BAHAN TAMBAHAN
1. Masukkan semua zat aktif ke dalam beaker glass ( Natrium
Laktat, Natrium Klorida, Kalium Klorida, Kalsium Klorida )
2. Tambahkan Aqua Pro Injection Bebas CO2, secukupnya
sampai larut dan homogen.

15 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
INSTRUKSI KERJA Hal. 3 dari 4 hal

PEMBUATAN INFUS RINGER LACTAT

Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh : No. / /


Melissa Pradita
Tgl : Tgl :
Erni Choerani
Okka
Dessy A
Humairoh
Anggun
Guntur

Tgl :
Pen. Jawab Prosedur

VII. PENGUKURAN VOLUME


1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Tuangkan hasil penyaringan ke dalam gelas ukur
3. Tambahkan dengan API bebas pirogen sampai volume
yang seharusnya (550ml per unit)
4. Tuang kembali ke dalam erlenmeyer, kocok ad homogen
5. Tutup erlenmeyer dengan aluminium foil.

VIII. PENGISIAN DAN PENUTUPAN BOTOL


1. Siapkan bahan dan wadah yang diperlukan
2. Masukkan cairan infus ke dalam flakon yang sudah
dikalibrasi
3. Tutup flakon dengan tutup gelas.

16 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
INSTRUKSI KERJA Hal. 4 dari 4 hal

PEMBUATAN INFUS RINGER LACTAT

Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh : No. / /


Melissa Pradita
Tgl : Tgl :
Erni Choerani
Okka
Dessy A
Humairoh
Anggun
Guntur

Tgl :
Pen. Jawab Prosedur

IX. STERILISASI AKHIR


1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Masukkan sediaan infus ke dalam otoklaf 115-1160C
selama 30 menit.

X. PENGEMASAN
1. Setelah dingin, beri etiket pada sediaan
2. Masukkan ke dalam kemasan disertai dengan brosur.

17 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
INSTRUKSI KERJA Hal. 1 dari 2 hal

EVALUASI

Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh : No. / /


Melissa Pradita
Tgl : Tgl :
Erni Choerani
Okka
Dessy A
Humairoh
Anggun
Guntur

Tgl :
Pen. Jawab Prosedur

I. Pemeriksaan Kejernihan
1. Lakukan penetapan menggunakan tabung berdiameter 15mm-
25mm, tidak berwarna, transparan yang terbuat dari kaca netral
2. Masukkan larutan kedalam 2 tabung reaksi, masing-masing
lakukan zat ujinsuspensi padanan yang secukupnya dan
dibandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit.
3. Pembuatan suspensi padanan dengan latar belakang hitam
4. Pengamatan dilakukan dibawah cahaya yang terdifusi tegak
lurus kebawah tabung.
Hasil Pengamatan :
Masih terdapat partikel carbo adsorben yang lolos dari penyaringan

II. Pemeriksaan Organoleptis


Pemerian Diinginkan Hasil Pengamatan
Bau Tidak berbau Tidak berbau
Warna Tidak berwarna Tidak berwarna
Rasa - -

18 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
INSTRUKSI KERJA Hal. 2 dari 2 hal

EVALUASI

Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh : No. / /


Melissa Pradita
Tgl : Tgl :
Erni Choerani
Okka
Dessy A
Humairoh
Anggun
Guntur

Tgl :
Pen. Jawab Prosedur

III. Uji pH
1. Ambil pH meter
2. Celupkan pH meter kedalam produk
3. Bandingkan warna yang dihasilkan pada pH meter dengan
standar warna pH
4. Catat hasil pembacaan pH
pH yang diperbolehkan 5-7
Hasil pengamatan pH 6

IV. Uji Keseragaman Bobot


1. Ambil beberapa unit sediaan
2. Lalu bandingkan volume dari masing-masing
Yang diinginkan : volume sediaan seragam
Hasil pengamatan : seragam

19 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
BAB IV
PEMBAHASAN
I. Pembahasan
Pada percobaan kali ini dibuat sediaan infuse ringer laktat. Yang dimaksud dengan
sediaan infuse sendiri adalah sediaan parenteral dengan volume besar berupa sediaan cairan
steril yang mengandung obat yang dikemas dalam wadah lebih dari 100 mL, dan umumnya
diberikan secara intravena dengan kecepatan pemberian dosis yang konstan. Infuse
intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat
mungkin dibuat isotois terhadap darah, disuntikkan langsung kedalam vena dalam volume
relative banyak (Dirjen POM,1979:12).
Sediaan infuse yang dikenal dengan nama infuse Ringer laktat ini merupakan sediaan
infuse yang terdiri dari beberapa bahan aktif seperti NaCl,KCl,CaCl2 dan Na.laktat. masing
masing bahan tersebut memiliki kegunaan masing masing untuk setiap penambahalnya. NaCl
berfungsi sebagai pengisotonis, KCl berfungsi sebagai zat antimikroba,CaCl 2 berfungsi
sebagai zat penyerap air dan antimikroba sedangkan Natrium Laktat berfungsi sebagai
buffering agent dan isotonis agent. Formula yang digunakan untuk sediaan ini merujuk pada
Farmakope belanda dengan komposisi yang sudah ditentukan yaitu tertera pada formula.
kombinasi ini adalah kombinasi yang umum digunakan untuk sediaan infuse Ringer Laktat
karena sesuai dengan kebutuhan tubuh dan menyebabkan kondisi sediaan menjadi isotonis
sehingga tidak perlu dilakukan penambahan zat pengisotonis. Biasanya infuse ringer laktat ini
merupakan infuse yang digunakan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit dalam
tubuh terutama saat kondisi dehidrasi, hal ini dapat terjadi karena kandungan dari infuse ini
tersusun dari banyak ion-ion (elektrolit) yang memiliki kemiripan dengan cairan ektraseluler
tubuh.
Secara klinis fungsi larutan elektrolit adalah untuk mengatasi perbedaan ion atau
penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam darah. Ada dua jenis kondisi plasma darah
yang menyimpang yaitu:
- Asidosis merupakan kondisi plasma darah yang terlampau asam akibat adanya ion
klorida dalam jumlah berlebih.
- Alkalosis merupakan kondisi plasma darah yang terlampau basa akibat adanya ion
natrium, kalium,dan kalsium dalam jumlah berlebih
Penyebab kekurangan elektrolit plasma adalah kecelakaan, kebakaran, operasi atau
perubahan patologis organ, gastroenteritis, demam tinggi, atau penyakit lain yang
menyebabkan output dan input tidak seimbang. Kehilangan natrium disebut hipovolemia,
sedangkan kekurangan H2O disebut dehidrasi. Kemudian kekurangan HCO3 disebut asidosis
metabolic dan kekurangan K+ disebuthipokalemia.Keseimbangan air dalam tubuh harus
dipertahankan supaya jumlah yang diterima sama dengan jumlah yang dikeluarkan.
Penyesuaian dibuat dengan penambahan/pengurangan jumlah yang dikeluarkan sebagai urin
juga keringat.Ini menekankan pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah
cairan yang masuk dalam bentuk minuman maupun makanan dan dalam bentuk pemberian
cairan lainnya. Elektrolit yang penting dalam komposisi cairan tubuh adalah Na, K, Ca, dan
Cl.
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum pembuatan sediaan ini adalah rancangan
preformulasi dengan tujuan agar pemilihan metode saat pembuatan tepat dan tidak
menyebabkan kerusakan pada sediaan atau bahan aktif serta dapat menentukan bahan
tambahan apa saja yang perlu ditambahkan kedalam sediaan sesuai dengan data atau sifat

20 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
fisika,kimia serta stabilitas dari masing masing zat yang digunakan. Kedalam sediaan infuse
ini tidak perlu ditambahkan pengawet karena digunakan untuk satu kali pemberian. Selain itu
sediaan infuse ini merupakan sediaan yang dikategorikan dalam jumlah yang besar (
>100mL), sehingga jika ditambahkan pengawet maka akan memerlukan banyak volume
pengawet dan juga untuk menghindari terjadinya toksisitas yang mungkin saja bisa terjadi
akibat penggunaan pengawet dalam jumlah yang banyak. Disebutkan pula bahwa injeksi
yang diberikan dalam jumlah besar seperti infuse untuk pengganti cairan tubuh,nutrisis dan
elektrolit juga tidak diberikan pengawet (Anief,1997:206).
Sebelum pembuatan sediaan dilakukan perhitungan isotonis terlebih dahulu. Hal ini
merupakan syarat suatu infuse yang baik karena infuse yang baik harus isotonis dengan tubuh
sehingga tidak menyebakan sakit saat disuntikkan atau hemolisis pada sel darah. Selain itu
salah satu persyaratan mutlak yang harus dipenuhi dalam sediaan infuse yaitu bebas pirogen.
Lebih dari 15 mL cairan yang mengandung pirogen ini dapat menimbulkan demam. Menurut
Co Tui, Pirogen adalah senyawa kompleks polisakarida dimana mengandung radikal yang
ada unsure N dan P. selama radikal masih terikat, selama itu masih dapat menimbulkan
demam dan pirogen bersifat termostabil. Pirogen sendiri dapat berasal dari aquadest yang
dibiarkan lama dan tercemar bakteri serta udara ataupun bisa berasal dari bahan bahan
tertentu seperti glukosa,NaCl,Na-Sitrat (Anief,1997:204). Oleh karena hal ini maka kedalam
sediaan infuse perlu ditambahkan zat untuk pirogenisasi (menghilangkan pirogen) yaitu
salah satunya menggunakan karbon aktif (karbo adsorben). Karbo adsorben digunakan untuk
mencegah terbentuknya thrombus dan menghilangkan pirogen karena mekanisme kerja dari
karbo adsorben ini yaitu menyerap pirogen. Selain terserapnya pirogen, ada kemungkinan
bahan aktif yang digunakan juga ikut terserap oleh karbo adsorben. Untuk menghindari
terjadi hal ini maka saat dilakukan penimbangan bahan aktif dilebihkan sebesar 0,1% dari
berat masing-masing bahan.
Setelah proses preformulasi selesai, dilakukan proses pembuatan sediaan infuse ringer
laktat. Alat yang akan digunakan disterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk
bahan yang terbuat dari kaca disterilisasi menggunakan oven dengan suhu 150˚ C selama 45
menit. Selanjutnya pembuatan aqua pro injeksi bebas pirogen. Aquadest dipanaskan terlebih
dahulu selama 30 menit sampai mendidih. Lalu dalam aqua pro injeksi ditambahkan carbo
adsorben yang sudah digerus kasar, diaduk hingga suhu larutan 60˚C. Penggerusan kasar
carbo adsorben bertujuan agar ukuran partikel tidak terlalu kecil yang dapat menyebabkan
lolos dari proses penyaringan. Kemudian dialiri gas N2 hingga dingin. Penggantian gas CO2
dengan N2 bertujuan utnuk menghindari terbentuknya endapan dari reaksi antara CaCl2
dengan CO2. Penyaringan dilakukan menggunakan kertas saring dua lapis. Penyaringan ini
bertujuan untuk mencegah kemungkinan ikutnya partikel-partikel asing kedalam sediaan
infuse, serta menyaring karbon aktif yang digunakan sebagi adsorben. Semua bahan (Na
Lactat, NaCl, KCl, CaCl2) dlarutkan menggunakan aqua pro injeksi bebas pirogen. Lalu
dimasukan kedalam kemasan flakon kaca yang sudah dikalibrasi dan ditambahkan aqua pro
injeksi bebas pirogen hingga 500 ml dan dilakukan sterilisasi akhir.
Proses sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoklaf suhu 121ºC selama ± 15 –
20 menit. sterilisasi ini bertujuan untuk menghilangkan adanya cemaran atau kontaminan
mikroba saat pengerjaan. dengan bantuan uap air panas dari autoklaf menyebabkan
terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein essensial organisme (Bakteri) tersebut.
Kemudian dilakukan evaluasi terhadap sediaan infuse meliputi evaluasi kejernihan,
bebas partikulat,dan pH. dari data yang didapatkan sediaan infuse Ringer Laktat yang kami
buat jernih. Selain itu sediaan infuse ini juga bebas partikulat artinya tidak ada partikel asing

21 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
yang terkandung didalam sediaan. Hal ini dilakukan dengan cara meletakkan sediaan didepan
lampu yang mana didepannya terdapat background hitam untuk melihat partikulat berwarna
putih dan didepan suatu background yang berwarna putih untuk melihat partikulat berwarna
hitam (Lachman,1994:1355) . Dari hasil pengamatan masih terdapat partikel carbo adsorben
yang lolos dari proses penyaringan. Hal ini dapat disebabkan penggerusan yang terlalu halus
sehingga dapat lolos dari kertas saring dan disebabkan pula dengan penataan kertas saring
yang kurang tepat.
Terakhir yaitu pengukuran pH sediaan menggunakan kertas pH universal dan
diperoleh pH sediaan 5-7. Karena sediaan sudah berpH 6, maka kedalam sediaan ini tidak
perlu ditambahkan buffer atau pengadjust karena sudah sesuai dengan pH darah sehingga
tidak akan menimbulkan efek yang membahayakan saat akan digunakan. Penambahan buffer
hanya dilakukan jika sediaan yang akan dibuat tidak stabil selama proses penyimpanan,
sehingga perlu distabilkan pHnya dengan cara ditahan oleh Buffer, sedangkan penambahan
pengadjust dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti
mencegah timbulnya rasa nyeri saat penyuntikkan ataupun mencegah terjadinya hemolisis sel
darah.

22 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Infuse Ringer Laktat bersifat isotonis yaitu 310,87 M osmole/L yang berarti infuse ini
memiliki tekanan osmosis larutan obat sesuai dengan yang seharusnya.
- Dari hasil evaluasi yang dilakukan, sediaan infus ringer lactat kurang baik
dikarenakan masih terdapat partikel tak larut didalamnya. Untuk uji pH sediaan
adalah 6 yang masih berasa di rentang ph yang diperbolehkan.

5.2 Saran
- Penggerusan carbo adsorben tidak usah terlalu halus
- Penataan kertas saring harus menutupi semua permukaan corong
- Sebaiknya penyaringan menggunakan saringan khusus yang terbuat dari nilon yang
dilengkapi alat vacum untuk mempercepat proses penyaringan

23 | I n f u s R i n g e r L a k t a t
DAFTAR PUSTAKA

- Anief,Moh.1997.Ilmu Meracik Obat. UGM Press :Yogyakarta.


- Dirjen POM. 1979.Farmakope Indonesia Edisi Ketiga.Depkes RI:Jakarta.
- Dirjen POM.1995.Farmakope Indonesia Edisi Keempat.Depkes RI :Jakarta.
- Dirjen POM.2014.Farmakope Indonesia Edisi Kelima.Depkes RI :Jakarta.
- Lachman L,Lieberman HA.,Kaning JL.Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi
Ketiga.Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. UI Press :Jakarta.
- Lund.Walter.1994.The Pharmaceutical Codex 12thEdition.The Pharmaceutical Press
:London.
- Rowe,Raymond C.,Paul,dkk.2009.Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
Edition.APHA :London.

24 | I n f u s R i n g e r L a k t a t

You might also like