You are on page 1of 4

EIMED PAPDI 2  Kegawatdaruratan Penyakit Dalam

Penurunan kesadaran akibat menelan organofosfat dikarenakan telah terjadi


intoksikasi. Salah satu organofosfat yang sering dijumpai adalah dalam bentuk
insketisida, dimana insektisida memiliki kandungan yang berbahaya atau bersifat
toksik yaitu organofosfat atau karbamat. Mengkonsumsi insektisida golongan ini
dapat menyebabkan adanya akumulasi asetilkolin pada sistem saraf pusat yang
menyebabkan keadaan tidak sadar. Gejala timbul 30-60 menit dan mencapai
maksimum dalam 2-8 jam.

Efek kolinergik akibat mengkonsumsi sulfat organik:

Efek Gejala
1. Muskarinik (reseptor M1-M5)  Salivasi (M3), lacrimasi (M3) ,
urinasi, dan diare (M3) (SLUD)
 Kejang perut (M3)
 Nausea dan Vomitus (M1 untuk
sel parietal lambung dan M3
untuk motilitasi GI )
 Bradikardi (M2)
 Miosis
 Berkeringan (M3)
 Hipersalivasi (M3)
 Dyspnea (M2)
2. Nikotinik  Kelemahan otot , Myalgia
 Tremor
 Paralysis
 Depolarisasi dan blokade
neuromusculo junction (high
dose)
3. Sistem saraf pusat  Bingung, gelisah, insomnia,
neurosis
 Sakit Kepala
 Konvulsi
 Kelemahan umum
 Depresi respirasi dan gangguan
jantung
 Koma

674
EIMED PAPDI 2  Kegawatdaruratan Penyakit Dalam

PATOFISIOLOGI

Saat tertelan insektisida atau organofosfat, cairan diabsorbsi di saluran cerna,


distribusi ke jaringan tubuh, zat aktifnya (carbamate) mengikat enzim
asetilkolinesterasi , hidrolisis asetilkolin oleh ACTH menjadi kolin dan estrer tidak
terjadi. Akumulasi asetilkolin di Neuromuscular Junction, hipereksitasi berlebihan
di reseptor asetilkolin, berikatan dengan resepotor muskarinik, dan nikotinik,
menimbulkan gejala kloinergik, penurunan perfusi oksigen ke Sistem saraf pusat,
Hilang kesadaran.
Tindakan bunuh diri, kekerasan dan penyalahgunaan zat merupakan masalah
yang perlu ditangani segera, kondisi tersebut termasuk ke dlam kegawatdaruratan
psikiatri. Penyebab seseorang bunuh diri adalah karena berbagai faktor, yaitu :
faktor sosial, psikologis, fisiologi, major depressive illnes, penyalahgunaan obat.
Kandungan dan efek yang berbahaya bagi tubuh pada insektisida adalah
akumpulasi asetilkolin. Insdktisida termasuk ke dalam golongan IFO (insectisida
Organo Phospphate). IFO dibagi menjadi dua golongan yang pertama yaitu IFO
murni, dan IFO golongan carbamate. Insektisida umumnya merupakan golongan
karbamate dimana terdapat zat aktif yaitu kandungan Propoxur dan Transfilurin,
efek dari kedua zat ini mengakibatkan terjadinya penumpukan asetilkolin yang
disebabkan oleh inhibisi asetilkolinergik akibat enzim tidak menghidrolisis.
Sesak nafas merupakan salah satu gejala Muscarinik dan Nikotinik dari efek
kolinergik dari konsumsi organofosfat. Apabila asetilkolin berikatan dengan
reseptor muscarinic khusunya M2 yang mengatur kontirksi dari bronkiolus dan
peningkatan sekresi bronikhial pada reseptor M3 , serta adanya efek paralisis atau
spasme dari otot-otot bantu pernapasan yaitu otot dinding dada dan diafragma,
sehingga terjadi depresi penapasan. Dengan konsumsi lethal dose golongan
karbamate dapat memperburuk keadaan pasien.

PEMERIKSAAN TAMBAHAN

 Anamnesis toksikoligi : untuk membuktikan adanya racun dan metabolitnya,


sedini mungkin, sample dikirim ke laboratorium adalah 50 ml urin, 10 ml serum
bahan makanan, dan feses.
 Pengukuran ChE (Cholinesetrase) : dari sel darah merah dan plasma, dilihat
aktifase enzom kolinesterase, hal ini penting untuk memastikan diagnosis

674
EIMED PAPDI 2  Kegawatdaruratan Penyakit Dalam

 keracunan IFO akut maupun kronis. Keracunan akut apabila kadar ringan (40-
70%), sedang (20-40%), Berat (<20%).
 Pemeriksaan analisis gas darah

TERAPI

resusitasi dengan perbaiki jalan nafas ,apabila adanya obstruksi akibat saliva
bersihkan dengan melakukan suction, lalu tatalaksana breathing dengan beri
oksigenasi dengan nasal kanul 2-4 liter/menit. Apabila diperluka berikan Ringer
Laktat 2L/menit atau 15-20 tetes per menit. Untuk mengeliminasi lakukan
Bilas/Kubah lambung melalui NGT dengan larutan NaCl 0,9% hingga tidak tercium
bau racun dan warna normal, Berikan antidotum berupa Atropin sulfat, mula-
mula diberikan 1 -2,5 mg IV, diulang 10- 15 menit, hingga mencapai dosis
maksimal 50 mg/hari, atau hingga timbul gejala atropinisasi. Kemudian interval
diperpanjang setiap 15-30-60 menit, selanjutnya setiap 2- 4 - 6-8 dan 12 jam.

INTOKSIKASI ZAT KOROSIF

Racun korosif adalalah golongan racun yang bersifat merusak atau


menghancurkan jaringan tubuh. Asam kuat dan basa kuat merupakan bahan kimia
yang merupakan bagian dariracun korosif. Trauma kimia sebenarnya hanya
merupakan efek korosi dari asam kuat dan basa kuat. Asam kuat sifatnya
mengkoagulasi protein (nekrosis koagulatif) sehingga menimbulkan luka korosi
yang kering, keras seperti kertas perkamen, sedangkan basa kuat bersifat
membentuk penyabunan (nekrosis liquoefektif) sehingga menimbulkan luka yang
basah, licin dan lunak.
Pada keracunan zat- zat yang bersifat korosif, kelainan terdapat pada tractus
gastrointestinal, terutama lambung, dimana kelainan tersebut dapat berupa
hiperemi, perlunakan, nekrose, ulserasi atau perforasi. Kelainan- kelainan
tersebut pada akhir kardia dan pada curvatura mayor. Dampak tertelan zat ini
dapat menyebabkan gejala iritasi yaitu timbulnya edema, hingga nekrosis mukosa
dan submukoa palatum, esophagus, dan lambung. Pada asam kuat kerusakan
terjadi lebih berat di lambung dikarenakan bereaksi dengan asam lambung,
sedangkan untuk basa kuat akan lebih berat terjadi kerusakan di esophagus.

674
EIMED PAPDI 2  Kegawatdaruratan Penyakit Dalam

Kandungan Asam format terdapat gugus asam dan gugus karboksilat. Berbeda
dengan asam karboksilat lain, asam format mempunyai sifat mereduksi. Hal ini
karena disamping mengandung gugus asam, senyawa ini masih mempunyai gugus
aldehida.

PATOFISIOLOGI

Secara umum dampak tertelan dari zat korosif , ketika zat tersebut berkontak
langsung dengan sel akan menyebabkan nekrosis koagulatif pada asam kuat dan
nekrosis liquoefektif pada basa kuat, sehingga terjadi denaturasi protein
membentuk koagulum yang disebut eschar. Pembentukan eschar mempunyai
fungsoi protektif untuk menghalangi daya tembus zat tersebut. Bagian inferior
muliut terkikis, glotis, faring dan laring akan mengalami edema. Mukosa saluran
nafas bisa rusak dan terjadi aspirasi cairan ke paru hingga terjadi edema paru dan
hemoragik. Apabila tidak ditatalaksana segera lumen esophagus dapat melekat
satu sama lain atau terbentuk striktur, sehingga dapat timbul keluhan sulit
menelan. Terdapat juga keluhan eritema perioral, palatum ,dan lidah, hal ini
dikarenakan saat menelan zat krosif, terjasdi iritasi menyebabkan pelepasan
sitokin pro inflamasi, bradikinin, histamin dan lainnya menyebabkan dilatas
pembuluh kapiler, yang meningkatkan premeabilitas vaskuler, timbul eritema
mukosa perioral dan palatum.

TERAPI

Pada pasien yang tertelan zat korosif, Hidrasi sebanyak banyaknya, lalu
segera lakukan tatalaksana airway dengan pemasangan intubasi intuk mencegah
aspirasi zat krosif, berikan oksigenasi dengan Nasal kanul 2 Liter. Pasang NGT
untuk mencegah striktur esophagus. Evaluasi nadi, tekanan darah dan Repiratory
rate, Puasakan pasien secara oral, beri nutrisi parenteral, apabila pasien sudah
stabil rujuk ke spesialis penyakit dalam .

674

You might also like