Professional Documents
Culture Documents
Efek Gejala
1. Muskarinik (reseptor M1-M5) Salivasi (M3), lacrimasi (M3) ,
urinasi, dan diare (M3) (SLUD)
Kejang perut (M3)
Nausea dan Vomitus (M1 untuk
sel parietal lambung dan M3
untuk motilitasi GI )
Bradikardi (M2)
Miosis
Berkeringan (M3)
Hipersalivasi (M3)
Dyspnea (M2)
2. Nikotinik Kelemahan otot , Myalgia
Tremor
Paralysis
Depolarisasi dan blokade
neuromusculo junction (high
dose)
3. Sistem saraf pusat Bingung, gelisah, insomnia,
neurosis
Sakit Kepala
Konvulsi
Kelemahan umum
Depresi respirasi dan gangguan
jantung
Koma
674
EIMED PAPDI 2 Kegawatdaruratan Penyakit Dalam
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
674
EIMED PAPDI 2 Kegawatdaruratan Penyakit Dalam
keracunan IFO akut maupun kronis. Keracunan akut apabila kadar ringan (40-
70%), sedang (20-40%), Berat (<20%).
Pemeriksaan analisis gas darah
TERAPI
resusitasi dengan perbaiki jalan nafas ,apabila adanya obstruksi akibat saliva
bersihkan dengan melakukan suction, lalu tatalaksana breathing dengan beri
oksigenasi dengan nasal kanul 2-4 liter/menit. Apabila diperluka berikan Ringer
Laktat 2L/menit atau 15-20 tetes per menit. Untuk mengeliminasi lakukan
Bilas/Kubah lambung melalui NGT dengan larutan NaCl 0,9% hingga tidak tercium
bau racun dan warna normal, Berikan antidotum berupa Atropin sulfat, mula-
mula diberikan 1 -2,5 mg IV, diulang 10- 15 menit, hingga mencapai dosis
maksimal 50 mg/hari, atau hingga timbul gejala atropinisasi. Kemudian interval
diperpanjang setiap 15-30-60 menit, selanjutnya setiap 2- 4 - 6-8 dan 12 jam.
674
EIMED PAPDI 2 Kegawatdaruratan Penyakit Dalam
Kandungan Asam format terdapat gugus asam dan gugus karboksilat. Berbeda
dengan asam karboksilat lain, asam format mempunyai sifat mereduksi. Hal ini
karena disamping mengandung gugus asam, senyawa ini masih mempunyai gugus
aldehida.
PATOFISIOLOGI
Secara umum dampak tertelan dari zat korosif , ketika zat tersebut berkontak
langsung dengan sel akan menyebabkan nekrosis koagulatif pada asam kuat dan
nekrosis liquoefektif pada basa kuat, sehingga terjadi denaturasi protein
membentuk koagulum yang disebut eschar. Pembentukan eschar mempunyai
fungsoi protektif untuk menghalangi daya tembus zat tersebut. Bagian inferior
muliut terkikis, glotis, faring dan laring akan mengalami edema. Mukosa saluran
nafas bisa rusak dan terjadi aspirasi cairan ke paru hingga terjadi edema paru dan
hemoragik. Apabila tidak ditatalaksana segera lumen esophagus dapat melekat
satu sama lain atau terbentuk striktur, sehingga dapat timbul keluhan sulit
menelan. Terdapat juga keluhan eritema perioral, palatum ,dan lidah, hal ini
dikarenakan saat menelan zat krosif, terjasdi iritasi menyebabkan pelepasan
sitokin pro inflamasi, bradikinin, histamin dan lainnya menyebabkan dilatas
pembuluh kapiler, yang meningkatkan premeabilitas vaskuler, timbul eritema
mukosa perioral dan palatum.
TERAPI
Pada pasien yang tertelan zat korosif, Hidrasi sebanyak banyaknya, lalu
segera lakukan tatalaksana airway dengan pemasangan intubasi intuk mencegah
aspirasi zat krosif, berikan oksigenasi dengan Nasal kanul 2 Liter. Pasang NGT
untuk mencegah striktur esophagus. Evaluasi nadi, tekanan darah dan Repiratory
rate, Puasakan pasien secara oral, beri nutrisi parenteral, apabila pasien sudah
stabil rujuk ke spesialis penyakit dalam .
674